Data terbaru yang diterbitkan dari 36 pusat yang berpartisipasi dalam Trial Registry
Shock di seluruh dunia melaporkan bahwa 1.380 pasien yang mengalami Infark
miokard akut (AMI) mempunyai angka kematian 63% di Rumah Sakit.
Sindrom klinis yang kompleks ini kemungkinan memiliki berbagai macam penyebab,
seperti kejadian akut atau merupakan tahap lanjut dari perjalanan penyakit disfungsi
ventrikel kiri(Gagal jantung kiri). Data terbaru menyebutkan bahwa telah diobservasi
terjadinya peningkatan jumlah pasien disfungsi ventrikel yang berhubungan langsung
dengan peningkatan usia rata-rata dari populasi. Pengenalan terapi baru seperti
penggunaan trombolisis pada AMI, Ace Inhibitors dan beta-blocker untuk pasien
dengan gagal jantung juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah
pasien tersebut.
DEFINISI
Dari oklusi arteri koroner utama dan hilangnya massa miokardium, jika
rangkaian tersebut dibiarkan maka akan berujung pada syok, kegagalan beberapa
sistem dan organ serta kematian (gambar.1). hipotensi yang disebabkan oleh
hilangnya massa otot miokardioum mungkin menyebabkan hipoperfusi dari area
miokardium yang masih bagus, dan berkontribusi terhadap insufisiensi ventrikel. Ini
diperkirakan akan membuat kerusakan minimal 40% dari massa ventrikel kiri is
necessary for genesis of cardiogenic syok. Hilangnya massa ventrikel tersebut
mungkin dikarenakan dari besarnya infark pada pasien yang sebelumnya normal.
Dari pasien yang sebelumnya memiliki infark pada daerah otot jantung yang kecil
kemudian membesar dengan sedikit nekrosis pada pasien dengan penyakit
aterosklerosis koroner lanjut. Mechanisme kompensasi seperti aktivasi saraf otonom
dan sistem rennin-angiotensin-aldosteron akan meningkatkan denyut jantung, refleks
vasokonstriksi, retensi cairan dan natrium sehingga akan meningkatkan kebutuhan
konsumsi oksigen untuk miokardium. Menetapnya curah jantung yang rendah akan
mengakibatkan hipoksia dengan akumulasi sisa metabolism, asidosis dan kerusakan
endotel dan sel. Mekanisme ini juga akan membuat aritmia pada jantung yang bahkan
akan memperberat kerja jantung dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kegagalan dari beberapa organ adalah titik akhir dari patofisiologi kondisi ini. Pasien
yang mengalami syok kardiogenik di fase akut dari AMI, 10-30% terjadi pada 24 jam
pertama dan syok kardiogenik tersebut berkaitan dengan hilangnya massa otot
jantung. Pada pasien yang mengalaminya setelah 1 hari kemudian, menunjukkan
hubungan yang kompleks antara nekrosis dan and viable areas accounts for a
sequence of events. Perpanjangan, perluasan dan pembentukan aneurisma
merubah volume venntrikel dan geometrinya, sehingga meningkatkan stress jaringan
dan konsumsi oksigen pada miokardium serta membahayakan perfusi
koroner(tabel.1). pengamatan kurva Frank-Starling dalam kelompok pasien ini,
mengungkapkan bahwa tekanan pengisian ventrikel kiri adalah sama(tetap).
Pengembangan Indeks jantung jauh lebih rendah daripada pasien yang tidak
mengalami kehilangan massa ventrikel. Selain itu, adanya komplians yang rendah
dari ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kecil dalam volume diastolik ventrikel
kiri yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan diastolik akhir, ekstravasasi
cairan kedalam intestisium paru dan sedikit kenaikan indeks jantung.
GEJALA KLINIS
Kongesti paru menyebakan hipoksemia dan retensi CO2, dan karenanya akan
membuat oksigenasi miokardium dan otak memburuk mengakibtkan penurunan
kesadaran, dan aritmia jantung. Munculnya bunyi jantung ke-3, bunyi jantung
teredam, distensi vena jugularis dan variable degrees of pulmonary rales juga sering
ditemukan pada pemeriksaan fisik. Munculnya murmur yang awalnya tidak ada
adalah hal yang penting untuk menegakkan diagnosis AMI dengan defek/disfungsi
mekanis jantung (defek septum ventrikel, disfungsi otot papilaris) dan pada
komplikasi dengan infeksi endokarditis. Echocardiogram akan membantu
memberikan data lengkap dan regional dari fungsi ventrikel, integritas fungsi katup,
dan adanya shunt intracardial dan efusi pericardial.