BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Saling percaya
Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama
d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota / ketrampilan)
Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik
dalam pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan
yaitu :
M M M
Pola guru-siswa-guru
G
Ada balikan (Feedback)bagi guru, tidak
ada interaksi antar siswa (komunikasi
M M M sebagai interaksi)
Pola guru-siswa-siswa
Pola guru-siswa-,siswa-guru,
siswa,siswa
G
Interaksi optimal antara guru dengan siswa
dan antara siswa dengan siswa
M M (komunikasi sebagai transaksi, multiarah
M M
11
Pola melingkar
Setiap siswa mendapat giliran untuk
G
mengemukakan sambutan atau jawaban,
tidak diperkenankan berbicara dua kali
M M apabila setiap siswa belum mendapat
M M giliran
M
BAB III
R1 X O1
R2 --- O2
14
Keterangan :
X :Treatment(perlakuan)
3.3.1 Observasi
Adapun tess hasil belajar siswa diolah dan untuk mengukur ketuntasan
belajar dengan menggunakan rumus
BAB IV
Jumlah
Indikato Sklala Penilaian
Skor
r 1 2 3 4 5
1 - - 2
2 - - - - 3
3 - - - - 2
4 - - - - 3
5 - - - - 3
Jumlah - 4 9 - - 13
Skor
Keterangan :
Indikator : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik) jika siswa yang aktif 80-100 %
4 (baik) jika siswa yang aktif 60-80 %
3 (cukup) jika siswa yang aktif 40-60 %
2 (rendah) jika siswa yang aktif 20-40 %
1 (kurang) jika siswa yang aktif 0-20 %
13
x 100
: 25
: 52 %
Tabel 2
Skor Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam Mengikuti
PembelajaranIPAPada Siklus 1
Jumlah
Sklala Penilaian
Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 - - - - 4
2 - - - - 3
3 - - - - 1
4 - - - - 5
5 - - - - 4
Jumlah 1 - 3 8 5 17
Skor
Keterangan :
19
17
x 100
: 25
: 68%
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan
bahwa peserta didik mulai ada peningkatan keaktifan dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya keinginan
belajar untuk mendapat hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.
Peserta didik yang aktif dalam kelas menunjukkan adanya keinginan untuk
bisa.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian
keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 68 % dan
diatas ketentuan yang telah ditetapkan yaitu 65 %.Dalam pelaksanaan
tindakan pada tahap siklus 1 terjadi suatu peningkatan mengenai keaktifan
bertanya.Dengan model pembelajaran yang diterapkan yang berbeda pada
tahap pra siklus yaitu menggunakan metode Two Stay Two Stray terlihat
adanya peningkatan walaupun penerapannya belum secara optimal dan masih
20
Tabel 3
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Keaktifan siswa pada Tahap
Pra Siklus dan Siklus 1
N Pelaksanan siklus Jumlah skor Presentase %
O
1 Pra Siklus 13 52
2 Siklus 1 17 68
Dilihat dari tabel diatas perbandingan keaktifan belajar pada tahap pra
siklus yang masih menggunakan metode ceramah dan penugasan pada Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan siklus 1 yang menggunakan metode Two Stay Two
Stray menunjukkan adanya sebuah peningkatan.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran yang
sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya adanya
pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, sehingga meteri yang mereka
dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya berguna di
masyarakat. Dan Peningkatan pada siklus I yang lain adalah adanya
ketenangan kelas pada saat pelajaran akan dimulai, perhatian peserta didik
dalam mengikuti pelajaran sudah mulai terfokus sedikit demi sedikit, sudah
ada yang terlihat bertanya. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada
siklus 1 ini guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang
dihadapi ketika berada dikelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan
beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran
pada tahap siklus 2 yaitu sebagai berikut:
1. Adanya peserta didik yang masih belum paham dalam
melaksanakanpembelajaran IPA dengan metode Two Stay two Stray
2. Guru yang melaksanakan pembelajaran dikelas dengan panduan
RencanaPelaksanaan Pembelajaran yang telah telah disusun secara
bersama-samadengan peneliti belum sepenuhnya dikuasai.
3. Adanya peserta didik yang masih pasif.
22
4. Siswa menjadi pusat kegiatan dan bertanya antara siswa yang lain. Hal
inidikarenakan siswa baru pertama kalinya dikenalkan metode Two Stay
Two Stray
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi
antarapeneiliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan
dilakukanpada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan
keaktifan dan keinginan besar dalam belajar terkait dengan pelaksanaan
metode Two Stay Two Stray yang membawa dampak pada hasil belajar.
Tindakan tersebut yaitu:
1. Memberikan motivasi kepada peserta didik dengan penyampaian materi
untuk mengetahui terlebih dahulu apa-apa saja yang disukai oleh peserta
didik. Setelah itu berikan apa yang mereka sukai agar mereka juga
menyukai apa yang diajarkan oleh guru, misal dengan cara menawarkan
nilai tambahan bagi siswa yang mau bertanya.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap peserta
didik tidak hanya tertuju pada seorang saja.
3. Memberikan kesempatan siswa mengeluarkan ide tentang materi
berdasarkan kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan waktu untuk praktek berkaitan topik materi pelajaran.
5. Memberikan tugas berupa pengamatan dalam kehidupan nyata dengan
cara memberikan tugas observasi terhadap suatu pokok pelajaran.
3.3 Analisi Penelitian Tindakan Siklus 2
Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh
peneliti dan guru pamong, untuk berupaya meningkatkan hasil belajar peserta
didik yang berdampak pada pembelajaran dan pemahaman terhadap materi
pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas II
dengan materi ajar bagian tubuh hewan dan tumbuhan, penelitian ini
dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2016.Tindakan yang telah dirumuskan
pada siklus 1 diatas akan diterapkan pada siklus 2. Dan hasil observasi
tersebut adalah:
23
Tabel 4
Jumlah
Sklala Penilaian
Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 - - - - 4
2 - - - - 3
3 - - - - 5
4 - - - - 5
5 - - - - 3
Jumlah - - 3 8 10 20
Skor
Keterangan :
Indikator : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik) jika siswa yang aktif 80-100 %
4 (baik) jika siswa yang aktif 60-80 %
3 (cukup) jika siswa yang aktif 40-60 %
2 (rendah) jika siswa yang aktif 20-40 %
1 (kurang) jika siswa yang aktif 0-20 %
20
x 100
: 25
: 80%
Dilihat dari tabel di atas perbandingan keaktifan belajar pada siklus 1 dan
siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus.
25
BAB V
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengmatan tindakan yang telah dilakukan mulai dari pra
siklus, siklus I sampai siklus II dapat disimpulkan bahwa ada perubahan
positif dari tiap-tiap siklus.Hal ini dapat dilihat dari skor observasi tentang
keaktifan siswa yang telah diperoleh pada tiap-tiap siklus.Pada pra siklus skor
observasi adalah 13 dengan prosentase 52%.Kemudian pada siklus I skor
observasinya meningkat menjadi 17 dengan prosentase 68%.Dan pada siklus
II skor observasi mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 20 dengan
prosentase 80% termasuk dalam kategori sangat baik.
4.2 Saran
1. Kepada siswa
a. Siswa hendaknya mengembangkan kekompakan dan kemandirian
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga iklim
kelas mampu lebih kondusif
b. Siswa hendaknya mengembangkan rasa ingin tahu dan kerjasamanya
sehingga mampu meningkatkan sikap ilmiah siswa menjadi lebih
kondusif.
c. Siswa hendaknya mengembangkan kemampuan dalam
menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat dari siswa lain
sehingga pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan
2. Kepada peneliti lain
a. Perlu diadakan penelitian sejenis dengan cakupan materi lain yang
lebih luas sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Straymampu meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA.
27
DAFTAR PUSTAKA