Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

Suatu sistem akuntansi bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Laporan keuangan tersebut digunakan oleh pihak-pihak tersebut
untuk membuat suatu keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut memiliki latar
belakang dan motivasi yang berbeda-beda sehingga terkadang timbul perbedaan tafsir
laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu standar akuntansi keuangan
agar persepsi yang dihasilkan laporan keuangan tidak berbeda antara pihak-pihak tersebut,
salah satunya dalam penyajian laporan keuangan.

Di Indonesia, standar penyajian laporan keuangan diatur dalam Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) 1: Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 1 tersebut disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2013 dan efektif berlaku mulai tahun
2015. PSAK 1 ini pada dasarnya mengadopsi International Accounting Standard (IAS) 1 dari
International Financial Report Standard. Meski demikian, terdapat hal-hal yang tidak
diadopsi PSAK 1 dari IAS 1 karena tidak relevan atau diatur dalam PSAK tersendiri.

PSAK 1 menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
Financial statements) yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan
baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
entitas lain. PSAK 1 mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan
keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan.

PSAK 1 diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan SAK. PSAK 1 ini juga diterapkan oleh entitas yang
menyajikan laporan konsolidasian sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan
Konsolidasian dan entitas yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sesuai dengan
PSAK 4: Laporan Keuangan tersendiri. Namun, PSAK 1 ini tidak berlaku bagi penyusunan
dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. PSAK 1 juga tidak diterapkan pada struktur
dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun dengan PSAK 3: Laporan Keuangan
Interim.

PSAK 1 ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang berorientasi laba,
termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan aktivitas nirlaba di sektor swasta
atau sektor publik menerapkan PSAK 1 ini, maka entitas tersebut mungkin perlu
menyesuaikan deskripsi yang digunakan oleh beberapa pos yang terdapat dalam laporan
keuangan dan laporan keuangan itu sendiri. Entitas yang tidak memiliki ekuitas
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan entitas

1
yang modalnya bukan ekuitas mungkin perlu menyesuaikan penyajian laporan keuangan
kepentingan peserta atau pemegang unit.

II. LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan adalah suatu penyajian restruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomik. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
a. Aset;
b. Liabilitas;
c. Ekuitas;
d. Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian;
e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
dan
f. Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa
depan entitas, dan dalam hal waktu dan kepanitiaan diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:


a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. Laporan arus kas selama periode;
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lain;
f. Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya; dan
g. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospeksi atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya.
Seluruh komponen laporan keuangan lengkap wajib entitas sajikan dengan tingkat
keutamaan yang sama. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas.

Khusus untuk laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, entitas dapat
menyajikan suatu laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan

2
bersama, dengan bagian laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti secara langsung dengan
bagian penghasilan komprehensif lain. Entitas dapat menyajikan bagian laba rugi dalam
suatu laporan laba rugi tersendiri. Jika demikian, laporan laba rugi tersendiri tersebut akan
mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif, yang dimulai dengan laba
atau rugi.

Laporan keuangan memiliki karakteristik umum sebagai berikut:

a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK


Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
viabilitas, penghasilan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika
dibutuhkan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya tidak patuh terhadap SAK membuat pernyataan
secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas
laporan keuangan. Entitas tidak dapat mendeskripsikan bahwa laporan keuangan telah
patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh
persyaratan dalam SAK.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.
Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa
kepatuhan terhadap suatu persyaratan dalam PSAK akan memberikan pemahaman yang
salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan, yang dijelaskan dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, maka entitas
semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan
mengungkapkan:
1. Nama PSAK terkait, sifat persyaratan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan dimaksud akan memberikan
pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang
diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan
2. Untuk setiap periode yang disajikan, penyesuaian terhadap setiap pos dalam laporan
keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang
wajar.
b. Kelangsungan usaha
Dalam penyajian laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi

3
untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki alternatif
lain yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat
penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas mengungkapkan fakta tersebut,
bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan
asumsi kelangsungan.
c. Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
d. Materialitas dan penggabungan
Entitas menyajikan secara tersendiri setiap kelas pos serupa yang material. Entitas
menyajikan secara tersendiri pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa
kecuali pos tersebut tidak material.
e. Saling hapus
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.
f. Frekuensi pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek
daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan
keuangan, entitas mengungkapkan:
1. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
2. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan.

g. Informasi komparatif
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode terdekat sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali
diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan
deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk
pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua
laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan
keuangan terkait.
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten kecuali:
4
1. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau kajian
ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi
dalam PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan; dan
2. Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu PSAK.

III. STRUKTUR DAN ISI

Entitas mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi
lain dalam dokumen publikasi yang sama. Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Sebagai tambahan, entitas
menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan untuk
informasi yang disajikan sehingga dapat dipahami:

1. Nama entitas pelapor atau identitas lain, dan setiap perubahan atas informasi
tersebut dari akhir periode terdekat pelaporan sebelumnya;
2. Apakah laporan keuangan merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu
kelompok entitas;
3. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan
atau catatan atas laporan keuangan;
4. Mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 10: Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing; dan
5. Level pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan suatu entitas disajikan dengan struktur sebagai berikut:

A. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan (neraca) memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah
investasi dalam sumber-sumber ekonomi perusahaan, kewajiban terhadap kreditur, dan hak
pemilik terhadap aset bersih perusahaan. Dalam bahasa sederhana, laporan keuangan
memberikan informasi tentang aset bersih suatu perusahaan serta darimana aset tersebut
berasal.
Tidak ada ketentuan pasti mengenai Format Laporan Posisi Keuangan (Neraca) di dalam
standar Akuntansi manapun. Bukan hanya di PSAK atau IFRS yang berlaku di Indonesia, di
US-GAAP yang direformasipun tidak ada.
Yang ada adalah beberapa ketentuan dasaryang (mungkin) diharapkan bisa menjamin isi
Neraca menjadi tidak bias atau menyesatkan pembacanya, logis dan mudah dipahami.

5
Sedangkan format pastinya, diserahkan ke perusahaan, sepanjang ketentuan-ketentuan
dasar tersebut dipatuhi.
Dalam ketentuan dasar mengenai laporan posisi keuangan, paragraf 54 PSAK
menyebutkan bahwa penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca), agar minimal
mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
a. Aset tetap;
b. Properti investasi;
c. Aset tidak berwujud;
d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i));
e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
f. Dikosongkan;
g. Persediaan;
h. Piutang dagang dan piutang lainnya;
i. Kas dan setara kas;
j. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang
termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58; Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan;
k. Utang dagang dan terutang lainnya;
l. Provisi;
m. Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));
n. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46; Pajak
Penghasilan;
o. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
p. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
q. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan boleh disajikan, jika
penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan perusahaan.
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi PSAK No.1 adalah sebagai berikut:
Aset Liabilitas
Liabilitas jangka pendek
Aset lancar Liabilitas jangka panjang
Ekuitas
Hak Non Pengendali
Aset tidak lancar Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk

1. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai peristiwa masa lalu
dan dari aset tersebut diharapkan ada manfaat ekonomi masa depan yang mengalir ke
dalam entitas.
a. Aset Lancar adalah kas dan aset lain yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas,
dijual , atau dikonsumsi dalam satu perioda atau satu siklus operasi, tergantung mana
yang lebih lama. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai Aset Lancar, jika:
6
Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual
atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan; atau
Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas)
kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Selanjutnya aset lancar terdiri dari beberapa subklasifikasi, yaitu:


1) Kas
Kas adalah uang tunai dan demand deposits. Ekuivalen kas adalah investasi jangka
pendek yang sangat liquid yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan
atau kurang.
2) Investasi jangka Pendek
Sekuritas ekuitas atau utang yang dimiliki untuk diperdagangkan dilaporkan sebagai
aset lancar. Sekuritas ekuitas diperdagangkan dan tidak diperdagangkan dilaporkan
sebesar nilai wajar.
3) Piutang Dagang
Piutang adalah hak atau tuntutan atas aset pihak lain sebagai akibat transaksi
penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan secara kredit.
4) Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka adalah beban yang dibayarkan lebih awal sebelum
manfaatnya diterima. Contohnya adalah pembayaran iuran asuransi, pembayaran
dimuka untuk sewa, iklan, pajak, dan suplies operasi
5) Persediaan
Persediaan adalah aset yang dimiliki untuk dijual kembali atau dikonsumsi dalam
pabrikasi. Perusahaan mengungkap informasi tentang dasar penilaian sediaan (nilai
terendah antara biaya (kos) dengan NRV) dan asumsi aliran biaya yang digunakan
(FIFO atau biaya rata-rata).
b. Aset yang tidak masuk kategori Aset Lancar diklasifikasikan sebagai Aset Tidak
Lancar. Aset bukan lancar adalah aset bukan kas dan bukan juga aset lain yang
diharapkan dapat dikonversi menjadi tunai, dijual, atau dikonsumsi lebih dari satu tahun
atau satu siklus operasi, tergantung yang lebih lama. Selanjutnya aset tidak lancar
terdiri dari beberapa subklasifikasi, yaitu:
1) Investasi Jangka Panjang, terdiri atas:
a) Investasi dalam surat berharga, seperti obligasi, saham biasa, wesel jangka
panjang

7
b) Investasi dalam aset tetap yang tidak digunakan saat ini, seperti tanah yang
dimiliki untuk spekulasi
c) Investasi dalam dana khusus, seperti sinking fund, dana pensiun, dana untuk
perluasan usaha
d) Investasi perusahaan afiliasi atau perusahaan anak tidak dikonsolidasi.

2) Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset yang memiliki bentuk fisik, masa manfaat relatif
permanen, dan digunakan dalam operasi normal perusahaan, misalnya : tanah,
gedung, mesin, perabotan, dan aset sumber alam. Kebanyakan aset tetap memiliki
sifat dapat didepresiasikan dan dikonsumsi. Dasar penilaian aset tetap adalah kos
historik. Kecuali untuk tanah , entitas akan mendepresiasi aset tetap dan mendeplesi
aset sumber alam.
3) Aset Tidak Berwujud
Asetyang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi memberikan hak ekonomi dan
keuntungan kepada perusahaan. Contoh aset tak berwujud adalah paten, franchise,
hak cipta (copyrights), goodwill, merek dagang, nama dagang dan daftar pelanggan.
4) Aset Lain-Lain
Aset lain-lain merupakan klasifikasi khusus untuk item-item yang tidak termasuk
dalam klasifikasi aset yang telah diuraikan diatas. Item yang termasuk dalam
kelompok ini adalah beban yang ditangguhkan, uang muka jangka panjang, piutang
jangka panjang, aset tak berwujud, aset dalam dana tertentu, aset tak lancar untuk
dijual dan kas atau sekuritas dengan batasan penggunaan.
2. Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya suatu entitas pada masa yang
akan datang.
a. Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang secara beralasan diharapkan dapat
dilunasi melalui penyerahan aset atau penciptaan kewajiban yang baru dalam satu
tahun atau siklus operasi bisnis, tergantung mana yang lebih lama.
Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai Liabilitas Jangka Pendek jika:
Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normalnya;
Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau
Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Liabilitas jangka pendek terdiri dari:

8
1) Kewajiban yang dihasilkan dari perolehan barang dagangan atau jasa : utang
dagang, utang upah, utang pajak, dan lain-lain.
2) Pendapat yang dikumpulkan dimuka, yang diperoleh atas pengiriman barang atau
penyerahan jasa : pendapatan diterima dimuka , pendapatan pesanan diterima
dimuka
3) Kewajiban lain yang pelunasannya dilakukan dalam satu siklus operasi. Misalnya :
kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu perioda, utang jangka
pendek dari pembelian aset tetap.
b. Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas yang tidak termasuk pada kategori liabilitas jangka pendek diklasifikasikan
sebagai Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas jangka panjang adalah Kewajiban yang
tidak diharapkan dilunasi dalam satu siklus operasi normal perusahaan, misal utang
obligasi, utang wesel, pajak pendapatan ditangguhkan, kewajiban sewa guna usaha,
dan kewajiban pensiun. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu siklus
operasi normal perusahaan diklasifikasikan sebagai utang lancar. Ada beberapa tipe
utang jangka panjang, yaitu :
1) Utang yang timbul dari kegiatan pembelanjaan
2) Utang yang timbul dari kegiatan operasi seperti, utang pensiun, dan pajak laba
ditangguhkan
3) Utang yang akan terjadi tergantung pada terjadi tidaknya kejadian tertentu pada
masa yang akan datang, misalnya jaminan atas produk atau jasa, dan utang
kontingensi lainnya.

3. Ekuitas
Ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.
Ekuitas terdiri atas bagian modal dan lain-lain. Bagian modal terdiri atas dua bagian, yaitu :

a. Modal disetor , berasal dari setoran modal dari pemilik berupa modal saham dan agio
saham (biasa dan preferen),
b. Modal dihasilkan, adalah modal yang berasal dari hasil operasi perusahaan, seperti
saldo laba.

B. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain adalah Laporan Keuangan yang
memberikan informasi kinerja keuangan entitas pelaporan selama periode tertentu. Menurut
PSAK 1 yang berlaku efektif 1 Januari 2015, penyajian informasi laba rugi tidak hanya
mencakup laba rugi yang terealisasi namun termasuk laba rugi yang belum terealisasi tetapi
mempengaruhi equity (penghasilan komprehensif lain).
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain memiliki fungsi yang bermanfaat
bagi pengguna Laporan Keuangan, antara lain:

9
1. Mengevaluasi Kinerja Masa Lalu Entitas Pelaporan
Pendapatan dan beban yang disajikan, merupakan hasil kinerja keuangan entitas
pelaporan di masa lalu. Pihak manajemen bisa membandingkan realisasi dengan
target yang seharusnya dicapai. Hasil perbandingan merupakan bahan evaluasi
agar dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menyebabkan hasil
kinerja keuangan tercapai atau tidak tercapai.
2. Menyediakan Informasi untuk Memprediksi Kinerja Mendatang
Informasi kinerja keuangan entitas pelaporan tahun-tahun sebelumnya dapat
menjadi informasi dalam bentuk tren untuk memprediksi pencapaian kinerja di
masa mendatang. Contohnya, estimasi realisasi penjualan atau estimasi beban
yang harus ditanggung melalui data Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain.
3. Membantu Mengukur Arus Kas Periode Berjalan maupun Arus Kas Periode
Mendatang
Pendapatan dan beban mewakili besarnya arus kas masuk dan keluar dalam suatu
periode berjalan, sehingga Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
dapat membantu perhitungan perkiraan arus kas masuk dan keluar.

Metode Penyajian Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain adalah:
1. Entitas pelaporan dapat menyajikan suatu laporan tunggal untuk Laba Rugi Dan
Penghasilan Komprehensif Lain, dengan cara laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan bersama,
dengan bagian laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti secara langsung dengan
bagian penghasilan komprehensif lain; atau

2. Entitas pelaporan menyajikan bagian laba rugi dalam suatu laporan laba rugi
tersendiri. maka laporan laba rugi tersendiri tersebut akan langsung mendahului
laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif lain, yang kemudian dimulai
dengan laba atau rugi.

Format Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain di bawah ini menggunakan
metode penyajian yang kedua, yaitu membuat Laporan Laba Rugi tersendiri dan
Penghasilan Komprehensif Lain pada laporan yang tersendiri.
1. Laporan Laba Rugi
Format Laporan Laba Rugi pada umumnya, adalah sebagai berikut:
1. Sales or Revenue
2. COGS
Gross Profit
3. Selling Expense
4. Administrative or General Expense
5. Other Income and Expense

10
Income from Operations
6. Financing Costs
Income before Income Tax
7. Income Tax
Income from Continuing Operations
8. Discontinued Operations
Net Income
9. Non-Controlling Interest
10. Earnings Per Share
Sumber: Kieso. Intermediate Accounting. 2014

Keterangan:
Gross Profit = Net Sales COGS
Pendapatan dan beban yang terjadi secara insidental dan gain & losses
dikategorikan pada pos Other Income and Expense
Income from Operations = Gross Profit Selling and administrative expense
Other Income and Expense
Pada format di atas, beban diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, pada
format lain, bisa saja beban diklasifikasikan berdasarkan Nature-nya
(terjadinya beban), contohnya biaya pengiriman, biaya iklan, biaya
depresiasi, dan lain-lain
Income before Income Tax = Income from Operations Financing Cost
Income from Continuing Operations = Income before Income Tax Income
Tax
Net Income = Income from Continuing Operations - Discontinued Operations
Apabila perusahaan membuat Laporan Laba Rugi Konsolidasi, maka Net
Income harus dialokasikan kepada controlling and non-controlling interest
Earnings per Share = (Net Income Preferred Devidends) :
Weighted Average of Ordinary Shares Outstanding

2. Laporan Penghasilan Komprehensif Lain


Bagian penghasilan komprehensif lain, berisi pos-pos penghasilan dan beban
periode berjalan (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba
rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK, komponen penghasilan
komprehensif lain mencakup:
1) Perubahan dalam suplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19:
Aset Takberwujud)
2) Pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja)
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing)
4) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan sebagai
tersedia untuk dijual (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran)

11
5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55)
6) Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain pada
periode berjalan atau periode sebelumnya
Format Laporan Penghasilan Komprehensif Lain adalah sebagai berikut:
1. Net Income
2. Other Comprehensive Income
Comprehensive Income

Keterangan:
Comprehensive Income = Net Income Other Comprehensive Income

C. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
menggunakan arus kas tersebut. Lebih lanjut mengenai laporan arus kas dibahas pada
PSAK 2.

D. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang dibuat untuk mengetahui saldo akhir
ekuitas dengan cara menyesuaikan Saldo awal ekuitas dengan item-item di bawah ini:
1. Koreksi kesalahan periode sebelumnya yang mempengaruhi penyajian saldo awal
2. Net Income
3. Penghasilan komprehensif lain
4. Dividen yang dibayarkan ke pemilik
Laporan ini akan memberikan informasi kenaikan atau penurunan Aktiva Bersih entitas
pelaporan.

E. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan. Catatan atas laporan keuangan
mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyediakan informasi
yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami laporan keuangan.

12
Entitas sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis.
Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pengungkapan kebijakan akuntansi

Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:

1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan; dan


2. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.

Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau catatan atas
laporan keuangan lain, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam estimasi), yang
telah dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan memiliki dampak
yang paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

Sumber ketidakpastian estimasi

Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan
sumber utama lain dari ketidakpastian estimasi lain pada akhir periode pelaporan, yang
memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah
tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan
liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan detil atas sifat dan jumlah
tercatat pada akhir periode pelaporan.

Modal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk


mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola modal.

Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual yang diklasifikasikan sebagai instrumen
ekuitas

Untuk Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual yang diklasifikasikan sebagai
instrumen ekuitas, entitas mengungkapkan (sepanjang tidak mengungkapkan di bagian
lain):

1. Ringkasan data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;


2. Tujuan, kebijakan dan proses untuk mengelola kewajibannya untuk membeli kembali
atau menebus instrumen tersebut ketika disyaratkan oleh pemegang instrumen,
termasuk setiap perubahan dari periode sebelumnya;

13
3. Arus kas keluar yang diperkirakan dalam penebusan atau pembelian kembali kelas
instrumen keuangan tersebut; dan
4. Informasi mengenai bagaimana penentuan arus kas keluar yang diperkirakan dalam
penebusan atau pembelian kembali.

Pengungkapan lain

Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

1. Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan


diotorisasi untuk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama
periode serta jumlah terkait dividen per lembar saham; dan
2. Jumlah dividen referen kumulatif yang tidak diakui.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian mana pun
dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

1. Domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian dan alamat kantor pusat entitas
(atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
2. Deskripsi mengenai sifat operasi dan aktivitas utama entitas;
3. Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha, dan
4. Bagi entitas yang memiliki umur terbatas, informasi tentang lama umur entitas.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.

Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan - Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Kieso,Weygandt & Warfield. 2014. Intermediate Accounting :IFRS Edition .Volume 1 .United
States: John Wiley & Sons ,Inc.

Felicia, Icha. 2015. Laporan Posisi Keuangan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Sarjanawiyata
Tamansiswa. Retrieved from: http://www.kompasiana.com/www.icha.com/laporan-posisi-keuangan

14

Anda mungkin juga menyukai