Anda di halaman 1dari 3

Lampiran 2 : Keputusan Direktur

KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : 00/SK-DIR/RSKS/I/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS


RUMAH SAKIT KURNIA SERANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT KURNIA SERANG

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya pelayanan rumah sakit
perlu dibuat alur klinis(Clinical Pathway)untuk kasus penyakit tertentu ataut
indakan tertentu.
b. Bahwa penyusunan clinical pathway diperlukan pada kasus penyakit atau
tindakan yang ; banyak dilakukan di RS (high volume) , risiko tinggi (high risk),
cenderung bermasalah (problem prone) dan yang merupakan unggulan rumah
sakit.
c. Bahwa untuk penyusunan Clinical Pathways rumah sakit membentuk Tim
Clinical Pathways yang terdiri dari multi disiplin pelayanan yang ada di rumah
sakit.
d. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a, b ,dan c ), perlu ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Kurnia Serang.

Mengingat : 1. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit, Pasal 43 ;


Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Mutu dan Keselamatan Pasien.
2 UndangUndang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 40 ;
Rumah Sakit wajib dilakukan Akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147/Menke/Per/I/2010 tentang perizinan
rumah sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1333/Menkes/SK/XII/
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1438 Tahun 2010
Tentang Standar Pelayanan Kedokteran ;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pembuatan Clinical Pathways tahap pertama HKS sejumlah lima macam
penyakit/tindakan yakni ;
KESATU : Clinical pathways ( Alur Klinis) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan
terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien
berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis
bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di
Rumah Sakit.
KEDUA : Clinical pathways (alur klinis) bukan merupakan clinical guidelines atau protocol
karena setiap kasus dalam CPs dibuat berdasarkan standar prosedur dari setiap
profesi yang mengacu pada standar pelayanan dari profesi masing masing,
disesuaikan dengan strata sarana pelayanan rumah sakit (multidisiplin).
KETIGA : Dalam menyusun Clinical Pathways harus secara terpadu/integrasi dan
berorientasi focus terhadap pasien (Patient Focused Care) serta
berkesinambungan (continuing care).
KEEMPAT : Kegiatan pelayanan yang akan di buat Clinical Pathways harus melibatkan
seluruh profesi pelayanan di rumah sakit (dokter, perawat/bidan, penata,
laboratoris, radiologis, nutrisionist, fisioterapis, farmasis dan akuntasi RS).
KELIMA : Clinical Pathways harus di buat dalam batasan waktu yang telah ditentukan
sesuai dengan keadaan perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk
periode harian (kasus rawat inap) atau jam (kasus GD/emergency).
KEENAM : Pencatatan Clinical Pathways seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada
pasien secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam dokumen yang
merupakan bagian dari Rekam Medik.
KETUJUH : Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan Clinical Pathways dicatat
sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.
KEDELAPAN : Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau
komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors).
KESEMBILAN : Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.
KESEPULUH : Rumah Sakit memonitor tingkat kepatuhan praktisi klinis dalam penggunaan
Clinical pathways dengan cara menetapkan sasaran mutu atas Clinical Pathway
tersebut.
KESEBELAS : Sasaran mutu Clinical patways dihitung dengan cara menghitung jumlah varian
atas Clinical Pathways tersebut.
KEDUABELAS : Clinical Pathways dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk menetapkan biaya
yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan (cost of treatment) dan efisiensi
biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
KETIGABELAS : Rumah sakit menetapkan setiap tahunnya dilakukan penambahan satu Clinical
pathways sesuai rekomendasi Komite Medis.
KEEMPATBELAS : Clinical Pathways (alur klinis) dievaluasi setiap tahun melalui sub komite mutu
pelayanan medis kemudian hasilnya dilaporkan ke ketua Komite Medis .
KELIMABELAS : Hasil evaluasi pelaksanaan Clinical Pathways dilaporkan kepada direktur setiap
tahunnya melalui Komite medis.
KEENAMBELAS : Formulir Clinical Pathways diisi dan ditanda tangani oleh Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) dan Perawat Jaga.
KETUJUHBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan kebijakan ini
berlaku selama tiga tahun serta akan dilakukan evaluasi setiap tahunnya.
Ditetapkan di : xxxxxxxx
Pada tanggal : xxxxxxxxxxxxxx

Direktur,

( WAHYU HAPSARI )

Anda mungkin juga menyukai