Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ZAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu


Mata Kuliah Fiqih Ibadah dan Muamalah

Disusun Oleh :

MAULANA IBRAHIM
KELAS 1 D

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PAI


INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Sholawat serta salam
kami panjatkan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhamad SAW. Diantara
sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan kedimensi
terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini dibuat masih jauh dari kata
sempurna, karena itu kelompok kami mengharapkan saran dan kritiknya dari makalah
yang kami buat untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua amin.

Singaparna, April 2017


Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat..................................................................................... 2
B. Macam-Macam Shalat (Wajib Dan Sunat )............................................. 2
C. Kedudukan Shalat dalam Islam............................................................... 7
D. Hukum Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat..................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban
tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan. Selain itu juga bagi kaum
fanatis yang tidak menghargai tentang arti khilafiyah, dan menganggap yang
berbeda itu yang salah. Oleh karena itu mari kita kaji bersama tentang arti shalat,
dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur didalamnya.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima
sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan
shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan
shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan
tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain
shalat wajib ada juga shalat shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis
hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Shalat ?
2. Apasajakah Macam-macam Shalat ( Wajib & Sunnah ) ?
3. Bagaimana Kedudukan Shalat dalam Islam ?
4. Apa Hukum bagi orang yang meninggalkan shalat ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHOLAT
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan

1
secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun scara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nyaatau mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya. (Hasbi
AsySyidiqi, 59).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada
Allah dalam rangka ibadah dan memohon rido-Nya. Sholat dalam agama islam
menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadat manapun juga, ia
merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu.

B. MACAM-MACAM SHOLAT WAJIB DAN SHOLAT SUNNAH


1. Macam-macam sholat wajib:
a. Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang
malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar)yang diiringi dengan sholat sunnah
qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat isya.
b. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali
salam. Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10)
yang hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja, sedang ba'diyah
dilarang.
c. Sholat Lohor (Dhuhur) yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan
dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan
sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang
diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua raka'at-
dua raka'at atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).

2
d. Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah
matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata) yang
hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan dua raka'at atau empat
raka'at (satu kali salam).
e. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah
matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunnah ba'diyah
dua raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah
qobliyah hanya dianjurkan saja bila mungkin : lakukan, tapi bila tidak : jangan
(karena akan kehabisan waktu).
2. Macam-macam sholat sunah:
a. Shalat Sunah Tahajud
Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah
malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah
rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak
kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-ikhlas, surat al-falaq dan
surat an-nas
b. Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha
minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap
dua roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam
segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca
ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-
ikhlas.
c. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik
yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk
Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian

3
hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak
akan berguna di masa yang akan datang. Contoh kasus penentuan pilihan:
memilih jodoh suami/istri
memilih pekerjaan
memutuskan suatu perkara
memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunah,
shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
d. Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat
dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah
rokaatnya adalah empat rokaat salam salam, sedangkan jika malam hari dengan
dua salam.
e. Shalat Sunah Taubat
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang
ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya
dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya
tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan
sholat.

f. Shalat Sunah Hajat


Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk
mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat
dan maksimal dua belas bisa kapan saja dengan satu salam setiap dua roka'at,
namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam.
g. Shalat Sunah Safar
Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum
bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat

4
seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya.
Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan
perlindungan dari Allah SWT.
h. Shalat Sunah Rawatib.
Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu. Yang
sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat fardhu
di sebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan
penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau tidak tumaninah.
i. Shalat Sunah Istisqho
Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. dilakukan
secara berjamaah saat musim kemarau.
j. Shalat Sunah Witir.
Shalat sunah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang yakin
akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam setelah shalat
Tahajud. Shalat witir disebut juga shalat penutup. biasa dilakukan sebanyak tiga
rakaat dalam dua kali salam, dua rakaat pertama salam dan dilanjutkan satu
rakaat lagi.
k. Shalat Tahiyatul Masjid.
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid, sebelum
ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua rakaat.
l. Shalat Tarawih.
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan hukumnya sunnah
muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh dikerjakan sendiri-
sendiri dan boleh pula berjamaah.
m. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri).
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri
adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya. Akan
tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal 1
syawal jadi waktu shalat telah habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau

5
tanggal 2 saja. Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal 10
Dzulhijjah.
n. Shalat Dua Gerhana.
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Shalat
kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda Nabi saw.
Yang artinya :
Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena
kematian seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian menyaksikan
itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah Taala. (H.R.
Syaikhain).
o. Sholat Rawatib.
Sholat rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah
dholat fardu. Seluruh dari sholat rawatib ini yaitu ada 22 rakaat, yaitu :
1) 2 rakaat sebelum sholat subuh (sesudah sholat subuh tidak ada sholat sunah
badiyah).
2) 2 rakaat sebelum sholat zuhur. 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur.
3) 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum sholat ashar, (sesudah sholat ashar tidak ada
sholat badiyah).
4) 2 rakaat sesudah sholat maghrib.
5) 2 rakaat sebelum sholat isya.
6) 2 rakaat sesudah sholat isya.
Sholat-sholat tersebut yang dikerjakan sebelum sholat fardhu, dinamakan
qobliyah dan sesudahnya disebut badiyah.

C. KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM


sebenarnya telah dipersintahkan Allah kepada umat terdahulu sebelum umat nabi
Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Allah Taala berfirman (artinya), Wahai
Bani Israil ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian tegakkanlah
shalat, keluarkanlah zakat dan rukulah bersama orang-
orang yang ruku. [Al Baqarah: 40-43].

6
Allah juga berfirman (artinya), Dan tidaklah mereka (ahlul kitab dan musyrikin)
diperintah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah semata, menegakkan shalat
dan mengeluarkan zakat. Demikianlah agama yang lurus.[Al Bayyinah: 5].

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwasanya


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Islam dibangun atas
lima (perkara): kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, haji ke
baitullah, dan puasa Ramadhan.

Adapun kedudukan sholat dalam islam yaitu:

a. Shalat sebagai sebab seseorang ditolong oleh Allah. Hal ini karena Allah sendiri
berfirman (artinya), Wahai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan
kepada Allah dengan kesabaran dan shalat [Al Baqarah 153]. Shalat bila
ditunaikan sebagaimana mestinya niscaya akan menyebabkan seseorang ditolong
oleh Allah dalam setiap urusannya.
b. Shalat merupakan sebab seseorang tercegah dari kekejian dan kemungkaran.
Allah berfirman (artinya), Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
dan kemungkaran. [Al Ankabuut 45]. Jika shalat dikerjakan dengan semestinya
pasti akan mencegah pelakunya dari kekejian dan kemungkaran dengan ijin Allah.
c. Shalat merupakan salah satu rukun islam. [H.R Al bukhari 8 dan Muslim 16].
d. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab/ dihitung di hari kiamat.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya), Sesungguhnya


amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat.
Apabila shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat. Namun bila
shalatnya jelek maka ia akan merugi dan celaka.. [H.R At Tirmidzi 413 dan
dishahihkan Asy Syaikh Al Albani]. Yang dimaksud shalat merupakan amalan
pertama kali yang dihisab di hari kiamat adalah shalat wajib, sebagaimana sabda
beliau Shallallahu alaihi Wasallam yang lain (artinya), Sesungguhnya yang
pertama kali dihisab dari seorang muslim pada hari kiamat adalah shalat
wajib [H.R ibnu Majah 1425 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani]. Telah
dimaklumi bahwa shalat yang diwajibkan kepada kita adalah shalat 5 waktu

7
(Zhuhur, Ashr, Maghib, Isya dan Subuh). Demikian pula shalat Jumat bagi
pria. Inilah yang disepakati seluruh ulama.

e. Keutamaan shalat dapat dilihat dari awal perintah untuk mengerjakannya yaitu
diperintahkan langsung kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tanpa
melalui perantara Jibril alaihis Salaam, di tempat yang tertinggi yang pernah
dicapai manusia yaitu langit ketujuh, di malam yang paling utama bagi Nabi
Shallallahu alaihi Wasallam yaitu malam Isra Miraj dan
diwajibkan disetiap hari sepanjang hidup seorang muslim.
D. Hukum Orang Yang Meninggalkan Shalat

Seluruh ummat Islam sepakat bahwa orang yang mengingkari wajibnya shalat,
maka dia kafir dan keluar dari Islam. Tetapi mereka berselisih tentang orang yang
meninggalkan shalat dengan tetap meyakini kewajiban hukumnya. Sebab perselisihan
mereka adalah adanya sejumlah hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang
menamakan orang yang meninggalkan shalat sebagai orang kafir, tanpa membedakan
antara orang yang mengingkari dan yang bermalas-malasan mengerjakannya.
Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah
meninggalkan shalat.
Dari Buraidah, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda yang artinya : Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat.
Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.
Namun yang rajih dari pendapat-pendapat para ulama, bahwa yang dimaksud
dengan kufur di sini adalah kufur kecil yang tidak mengeluarkan dari agama. Ini
adalah hasil kompromi antara hadits-hadits tersebut dengan beberapa hadits lain, di
antaranya:
Dari Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
Lima shalat diwajibkan Allah atas para hamba. Barangsiapa mengerjakannya dan
tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka dia memiliki
perjanjian de-ngan Allah untuk memasukkannya ke Surga. Dan barangsiapa tidak
mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah. Jika Dia

8
berkehendak, maka Dia mengadzabnya. Atau jika Dia berkehendak, maka Dia
mengampuninya.
Kita menyimpulkan bahwa hukum meninggalkan shalat masih di bawah derajat
kekufuran dan kesyirikan. Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
menyerahkan perkara orang yang tidak mengerjakannya kepada kehendak Allah.
Sedangkan Allah Subhanahu wa Taala berfirman artinya :

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. [An-Nisaa: 48]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah


Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari
seorang hamba yang muslim pada hari Kiamat adalah shalat wajib. Jika dia
mengerjakannya dengan sempurna (maka ia selamat). Jika tidak, maka dikatakan:
Lihatlah, apakah dia memiliki shalat sunnah? Jika dia memiliki shalat sunnah maka
shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat sunnah tadi. Kemudian seluruh amalan
wajibnya dihisab seperti halnya shalat tadi.

Dari Hudzaifah bin al-Yaman, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu


alaihi wa sallam bersabda, Islam akan lenyap sebagaimana lenyapnya warna pada
baju yang luntur. Hingga tidak lagi diketahui apa itu puasa, shalat, qurban, dan
shadaqah. Kitabullah akan diangkat dalam satu malam, hingga tidak tersisalah satu
ayat pun di bumi. Tinggallah segolongan manusia yang terdiri dari orang tua dan
renta. Mereka berkata, Kami dapati bapak-bapak kami mengucapkan kalimat: Laa
ilaaha illallaah dan kami pun mengucapkannya. Shilah berkata kepadanya,
Bukankah kalimat laa ilaaha illallaah tidak bermanfaat untuk mereka, jika mereka
tidak tahu apa itu shalat, puasa, qurban, dan shadaqah?

Lalu Hudzaifah berpaling darinya. Shilah mengulangi pertanyaannya tiga kali.


Setiap kali itu pula Hudzaifah berpaling darinya. Pada kali yang ketiga, Hudzaifah
menoleh dan berkata, Wahai Shilah, kalimat itulah yang akan menyelamatkan
mereka dari Neraka. Dia mengulanginya tiga kali.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnyatersembunyi dalam hati karena hanya
Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada
juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin
tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan danpengkajiannya semuanya
bersumber dari Al-Quran dan hadis, hendaknya perbedaan tersebutmenjadi
hikmah keberagaman umat islam. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada
juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak

10
kekurangan yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran yang bersifat membangun kami
harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Masyhad, Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang : PT. MG, 1988)


Ali Imran, Fiqih, ( Bandung : Cita Pustaka Mdia Perintis , 2011)
Moh, RifaI, Fiqh Islam Lengkap ( Semarang :Karya Toha Putra, 1978 )
http://suhendraaw.blogspot.co.id/2015/05/makalah-salat-pengertian-macam.html
(diakses pada hari Sabtu tanggal 01 april 2017 pukul 09.00 WIB)

11

Anda mungkin juga menyukai