Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SURVEY

PENCACAHAN LINTAS HARIAN RATA RATA


DI JALAN GARUDA

DISUSUN OLEH:

FEBIOLA S. D. HARJANTO

14011003

KELAS V D3 Jalan & Jembatan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI MANADO

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan

bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan

sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi

manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara.

Untuk mengatasi kemacetan dan kesembrautan lalu-lintas tersebut diperlukan suatu

sistem penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas yang baik dan sangat berpengaruh pada

kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut.

Sistem penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas biasanya lebih ditekankan pada lokasi-

lokasi dimana terjadi pertemuan-pertemuan jalan atau persimpangan jalan. Karena pada

pertemuan dua jalan atau lebih ini mengakibatkan adanya titik konflik yang akhirnya terjadi

kemacetan lalu-lintas.
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana

transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di

atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan

sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,

dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan,

dan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Yang

mana pengelompokkan dan peranannya adalah sebagai berikut :

1. Jalan arteri, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri dibagi menjadi jalan arteri primer dan arteri

sekunder. Jalan ini menghubungkan kota jenjang kesatu terletak berdampingan atau

menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang kedua.

2. Jalan kolektor, adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau

pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah

jalan masuk dibatasi. Jalan ini terdiri dari jalan kolektor primer dan jalan kolektor

sekunder. Jalan ini menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau

kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.


3. Jalan lokal, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi. Jalan lokal menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau kota

jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota

jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau

kota dibawah dengan kota jenjang ketiga sampai persil. Jalan lokal dapat dibagi

menjadi jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder.

4. Jalan lingkungan, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan

lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder. Jalan

lingkungan primer merupakan jalan lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan

seperti di kawasan perdesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan

sekunder merupakan jalan lingkungan dalam skala perkotaan seperti di lingkungan

perumahan, perdagangan, dan pariwisata di kawasan perkotaan.

Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Jalan bebas hambatan (freeway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus yang

memberikan pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara

penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang

milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median;
2. Jalan raya (highway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian

jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur

setiap arah;
3. Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan

pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah

dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter;


4. Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling

sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah)

meter.

Fungsi jalan, mencakup tiga golongan penting yaitu:

a. Jalan UtamaJalan utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup

tinggiantara kota-kota penting, sehingga harus direncanakan dapat melayani lalulintas

yang cepat dan berat.


b. Jalan Sekunder Jalan sekunder adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang

cukuptinggi antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil sertasekitarnya.
c. Jalan PenghubungJalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah

yang jugadipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang samaatau

berlainan.

B. Lalu lintas harian rata rata

Lalu lintas harian rata rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari. Dari

cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT)

dan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR).

Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)

LHRT adalah jumlah llalu lintas kendarann rata-rata yang melewati satu jalur jalan

selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh.

LHRT= Jumlah lalu lintas dalam 1 tahun


365

LHRT dinyatakan dalam smp/hari/2 arah atau kendaraan/hari/2 arah untuk jalan 2

lajur 2 arah, smp/hari/1 lajur atau kendaraan/hari/1 arah untuk jalan berlajur

banyak dengan median.

Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

Untuk dapat menghitung LHRT haruslah tersedia data jumlah kendaraan yang terus

menerus selama 1 tahun penuh. Mengingat akan biaya yang diperlukan dan membandingkan

dengan ketelitian yang dicapai serta tak semua tempat di Indonesia mempunyai data volume

lalu lintas selama 1 tahun, maka untuk kondisi tersebut dapat pula dipergunakan satuan

Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR). LHR adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang

diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan.

LHR = jumlah lalu lintas selama pengamatan

Lamanya Pengamatan

Data LHR ini cukup teliti jika pengamatan dilakukan pada interval-interval waktu

yang cukup menggambarkan fluktuasi lalu lintas selama 1 tahun dan hasil LHR yang

dipergunakan adalah harga rata-rata dari perhitungan LHR beberapa kali.

Volume jam perencanaan (VJP)

LHR dan LHRT adalah volume lalu lintas dalam satu hari,merupakan volume

harian ,sehingga nilai LHR dan LHRT itu tak dapat memberikan gambaran perubahan
perubahan yang terjadi pada berbagai jam dalam hari ,yang nilainya dapat bervariasi antara 0-

100 % LHR.Oleh karena itsu tak dapat langsung dipergunakan dalm perencanaan geometric.

Volume 1 jam yang dapat dipergunakan sebagai VJP haruslah sedemikian rupa sehingga:

1. Volume tersebut tidak boleh terlalu sering terdapat pada distribusi arus lalul lintas

setiap jam untuk periode satu tahun.


2. Apabila terdapat volume arus lalu lintas per jam yang melebihi jam perencanaan,

maka kelebihan tersebut tidak boleh mempunyai nilai yang terlalu besar.
3. Volume tersebut tidak boleh mempunyai nilai yang sangat besar, sehingga akan

mengakibatkan jalan akan menjadi lenggang dan biayanya pun mahal.

TINGKAT PELAYANAN JALAN

Lebar dan jumlah lajur yang dibutuhkan tidak dapat direncanakan dengan baik

walaupun VJP/LHR telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat kenyaman dan

keamanan yang akan diberikan oleh jalan rencana belum ditentukan .

Lebar lajur yang dibutuhkan akan lebih lebar jika pelayanan dari jalan yang

diharapkan lebih tinggi.Kebebasan bergerak yang dirasakan oleh pengemudi akan lebih baik

pada jalan jalan dengan kebebasan samping yang memadai, tetapi hal tersebut tentu saja

menutut daerah manfaat jalan yang lebih lebar pula.

Lebar suatu keadaan volume lalu lintas yang rendah ,pengemudi akan mera lebih

nyaman mengendarai kendaraan dibandingkan jika dia berada pada daerah tersebut dengan

volume lalu lintas yang lebih besar.

Untuk menghitung besar lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan rumus :

LHR = ( 1 + i )n x Jumlah Kendaraan.

LHRsmp = ( LHR ) x Faktor ekivalen


Dimana :

LHR : LaluLintasHarian rata-rata (kend/hari/2jurusan)

i : Perkembanganlalulintas

n : Jumlahtahunrencana

Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan)

ditentukan menurut rumus daftar dibawah ini :

a. Angka Ekivalen sumbu tunggal:

b. Angka Ekivalen sumbu ganda:

Selain menggunakan rumus diatas, penentuan angka ekivalen dapat ditentukan melalui Tabel

yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga seperti yang


Kesimpulan :

Dari data hasil survey maka didapat pada tanggal 1 November hari Selasa merupakan

hari dengan volume kendaraan terbanyak dengan arah ke jalan Toar, yang di dominan

kendaraan beroda 2 pada siang hari.

Anda mungkin juga menyukai