Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Belajar dan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Puger Honggowiyono

oleh :
KELOMPOK 2

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Februari 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat-NYA yang telah memberikan kesempatan waktu bagi penulis dalam
menyusun makalah Prinsip Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran. Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis menerima bantuan dari berbagai pihak
sehingga dalam waktu yang relatif singkat makalah yang sederhana ini dapat
terwujud.

Penulis sudah berusaha membuat makalah ini dengan baik, tetapi masih
kurang sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak. Dengan iringan doa semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan pendidikan dan pola pikir pembaca. Dan dari penulis
sendiri kami ucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua, amin.

Malang, 24 Februari 2014

Hormat Kami

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seorang pendidik hendaknya memiliki suatu prinsip dalam melakukan
proses pembelajaran. Untuk itu pendidik hendaknya dituntut untuk memahami
prinsip-prinsip ini agar terwujudnya suatu proses pembelajaran yang kondusif,
nyaman, dan bisa berkenan didalam hati para siswa yang di ajarnya.
Sejauh ini banyak para pengajar kurang menegakkan prinsip-prinsip ini
dalam melakukan belajar dan pembelajaran sehingga membuat proses belajar
dan pembelajaran ini menjadi kurang baik dan para siswa pun menjadi kurang
dalam menangkap isi dari pelajaran yang diajarkan. Sehingga dibutuhkannya
updateing kepada para pengajar agar kembali memegang teguh prinsip-prinsip
belajar dan pengajaran sehingga dapat menguasai, mensuport dan memotivasi
para siswa agar mau belajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja yang menjadi prinsip-prinsip dalam belajar dan
pembelajaran?
2. Bagaimana membentuk suatu siswa yang memiliki keperibadian
baik?

1.3 TUJUAN
Dapat mengetahui prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran.mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk
mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,
maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian
seterusnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan
individual.
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa
tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner,
1984 : 335).
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang
erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang
studi cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul
motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi
dibedakan menjadi dua:
a. Motif intrinsic
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang
siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata
pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan
yang dipelajarinya.
b. Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada
diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyerta. Contohnya siswa belajar dengan sungguh-
sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki pengetahuan
yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik
kelas atau mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau
mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan
belajar.

2. Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa
belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar
pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya
saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki
sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam
proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan
masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan
dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan
fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang
dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa
belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati
secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh
John Dewey dengan learning by doing-nya. Belajar sebaiknya
dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa
secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator.

4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali
yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya.
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat
mengkhayal merasakan, berpikir, dan sebagainya.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal
Thomdike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya law of
exercise, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons
benar.
5. Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahawa siswa dalam situasi belajar berada dala suatu medan atau
lapangan psikologi. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu
mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila
hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia
akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian seterusnya.

6. Balikan dan Penguatan


Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.
Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah
responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya
Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik
dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih
giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau
penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek
pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga
bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut
penguatan negatif atau escape conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

7. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan
yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah
kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai
individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih
sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual
dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
a. Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang
bervariasi
b. Penggunaan metode instruksional
c. Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran
bagi siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi
anak-anak yang kurang
d. Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan
minat dan kemampuan siswa
e. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru
tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama
proses pembelajaran berlangsung.

2.2 IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA


Siswa sebagai primus motor (motor utama) dalam kegiatan
pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja
adanya prinsip-prinsip belajar.
1. Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua
ransangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya
tuntutan selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatian kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk
ransangan suara, warna, bentuk, gerak, dan ransangan lainnya yang
dapat diindra.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah
disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri
mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar
mereka secara terus-menerus.

2. Keaktifan
Sebagai primus motor dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perolehan belajarnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa
terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, membuat karya tulis, menganalisi percobaan, ingin tahu
hasil dari suatu reaksi kimia, sejenis lainnya. Implikasi prinsip
keaktifan bagi siswa lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
proses pembelajaran.

3. Keterlibatan langsung/pengalaman
Hal apa pun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar
tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan
kepada mereka. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi
prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya siswa melakukan
reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, perilaku sejenis
lainnya.

4. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti. Implikasi adanya prinsip
pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan
implikasi prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur
kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan, perilaku sejenis
lainnya.

5. Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila
siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia
lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara
lebih baik. Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan
dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk
selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Bentuk-bentuk
perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan
diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas
terbimbing maupun mandiri atau mencari tahi pemecahan suatu
masalah.

6. Balikan dan penguatan


Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang
dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan
selalu mamiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang
sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Untuk
memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa
diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban denga kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau
menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda
satu dengan yang lain. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual
bagi siswa diantaranya adalah menentukan tempat duduk dikelas,
menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip
perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun
psikis.

2.3 IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI GURU


Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak
terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara
dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-
prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak
pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsisp-prinsip belajar bagi guru terwujud
dalam prilaku fisik dan pisikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip
belajar yang terwujud dalam prilaku guru, dapat diharapkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran yang terselenggarakan

1. Perhatian dan Motivasi


Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah
memikirkan prilkunya terhadap siswa sehingga dapat menarik
perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Implikasi
prinsip perhatian bagi guru tertampak pada prilaku-prilaku sebagai
berikut:
a. Guru menggunakan metode yang bervariasi
b. Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan dan materi
pembelajaran
c. Guru menggunakan bahsa yang tidak monoton
d. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada
pada perilaku-prilaku yang diantaranya adalah:
a. Memilih bahan ajar sesuai dengan minat siswa
b. Mengguanakan metode dan teknik mengajar yang disukai
siswa
c. Mengoreksi dan memberitahukan hasil pekerjaan siswa
sesegera mungkin
d. Memberikan pujian verbal dan non-verbal terhadap siswa
e. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang
dipelajar
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi
bagi guru dapat tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan
pembelajaran.

2. Keaktifan
Peran guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-
masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis
menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi
yang ada. Hal ini berarti pula kesempatan yang diberikan oleh guru
akan menuntut siswa selalu aktif maencari, memperoleh, dan
mengelola perolehan belajar. Untuk dapat menimbulkan keaktifan
belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan
perilaku-perilaku berikut:
a. Menggunakan multimetode dan multimedia
b. Memberiakan tugas secara individual dan kelompok
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bereksperimen dalam kelompok kecil
d. Member tugas untuk mencatat bahan ajar yang kurang jelas
maupun yang akan di pelajari
e. Mengadakan tanya jawab dandiskusi

3. Keterlibatan langsung/pengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan
langsung siswa damal kegiatan pembelajaran. Untuk melibatkan siswa
secara fisik, mental, emosional,dan intelektual dalam kegiatan
pembelajaran, maka guru guru hendaknya merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan
karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai
implikasi prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya
adalah:
a. Merancang kegiatan pembelajaran pada pembelajaran
individual dan kelompok kecil
b. Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa
dibandingkan dengan demonstrasi
c. Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa
d. Memberikan tugas kepada siswa untuk memperaktikkan
kerakan psikomotor yang dicontohkan
e. Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan
informasi pesan pembelajaran

Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan


langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk
bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu
mengarahkan membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan
pengajaran yang ditetapkan.

4. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilih
antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak membutuhkan
pengulangan. Pengulangan dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran
yang harus dihafal, selain itu pengulangan juga dibutuhkan terhadap
pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru
yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah:
a. Merencanakan pelaksanaan pengulangan
b. Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan
c. Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang
harus diulang
d. Mengembangkan alat evakuasi kegiatan pengulangan
e. Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

5. Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai
tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam
kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat
pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru
yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya adalah :
a. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukannya secara individual maupun kelompok kecil
b. Memberikan tugas kepada siswa memecahkan suatu
masalah yang membutuhkan orang lain sebagai informan
c. Menugaskan siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang
telah di sajikan
d. Memberikan bahan pelajaran dengan memperhatikan
kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya
e. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep,
prinsip, dan generalisasi sendiri
f. Guru merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa

6. Balikan dan penguatan


Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tulisan baik secara
individual maupun kelompok. Agar balikan dan penguatan bermakna
bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa.
Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, terwujud perilaku-
perlaku yang diantaranya:
a. Memberikan jawaban yang benar setiap melakukan
pertanyaan setelah siswa mencoba menjawabnya
b. Mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa
pada waktu yang telah ditentukan
c. Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa,
berdasarkan hasil koreksi guru terhadap pekerjaan siswa
d. Membagikan lembar jawaban test pelajaran yang telah
dikoteksi oleh guru disertai penilaian dan catatan penting
lainnya
e. Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peningkatan yang
telah diraih siswa
f. Memberikan anggukan atau acungan jempul atau isyarat
lainnya kepada siswa yang menjawab perranyaan dengan
benar
g. Memberikan imbalan/hadiah kepada siswa yang
menyelesaikan tugas dengan baik

7. Perbedaan individu
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi banyak
siswa di dalam suatu kelas berarti menghadapi berbagai macam
keunikan atau karakteristik. Konsekuensinya adalah guru harus mampu
menghadapi dan melayani setiap siswa dengan karakteristik mereka
masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru
berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan
dapat melayani kebutuhan siswa sesuai dengan
karakteristiknya
b. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam
menyaksikan pesan pembelajaran
c. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat
menentukan perilaku pembelajaran yang tepat bagi siswa
yang bersangkutan
d. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa
yang membutuhkan.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Sehingga siswa
sebagai primus motor (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan
alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa
bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih menuntut keterlibatan langsung
siswa dalam proses pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa
agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada
mereka. pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.
Kemudian guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak
terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan
pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-prinsip belajar
ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana
pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya. Guru sejak
merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya
terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi
siswa untuk belajar.
Peran guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing
siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat
mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan
dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Implikasi prinsip pengulangan bagi
guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak
membutuhkan pengulangan. Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha
mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam
kegiatan pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai