Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH REUSE DIALIZER TERHADAP PENURUNAN UREUM KREATININ

PADA PENDERITA GGK DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Meuthia Nadhiroh1, Amelia Dwi Fitri1, Samsirun Halim2

1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Latar Belakang: Dalam pelaksanaan dializer rata-rata penurunan ureum 74%


hemodialisis diperlukan biaya yang cukup dan kreatinin 65,8%. Pada reuse dialyzer
besar. Yang paling mahal adalah ginjal 1 rata-rata ureum 71% dan kreatinin 65%.
buatan/dialiser. Untuk mengurangi biaya, Pada reuse dializer 2 rata-rata ureum 66%
maka ginjal buatan/ dializer dilakukan dan kreatinin 67,2%. Pada reuse dializer 3
daur ulang/reuse. Tetapi penggunaan rata-rata ureum 62,4% dan kreatinin
ginjal buatan berulang tersebut 51,6%. Pada reuse dializer 4 rata-rata
kemungkinan akan menurunkan ureum 58,7% dan kreatinin 54,9%. Pada
efisiensinya dan terjadinya transmisi reuse dializer v rata-rata ureum 45,2%
infeksi. Tujuan Penelitian ini adalah dan kreatinin 46,1%. Nilai RRU terjadi
mengetahui pengaruh penggunaan reuse penurunan pada pemakaian ke-3.
dialyzer terhadap penurunan kadar ureum Kesimpulan: Pemakaian Ginjal buatan
kreatinin berulang akan menurunkan persentase
Metode: Desain penelitian menggunakan penurunan ureum dan kreatinin. Nilai
Quasi Eksperimen dengan pengukuran RRU menurun pada pemakaian dializer
pretest postest. Penelitian dilakukan di ke-3 (R2)
Unit Hemodialisa RSUD Raden Mattaher
Kata Kunci : Reuse Dializer;
Jambi dari 30 Mei sampai 3 Agustus
Ureum;Kreatinin;RRU
2013. Sampel dari penelitian ini adalah
penderita gagal ginjal kronik yang
PENDAHULUAN
menjalani HD di RSUD Raden Mattaher
Gagal ginjal adalah suatu keadaan
Jambi yang memenuhi kriteria inklusi.
klinis yang ditandai dengan penurunan
Diperiksa ureum pre dan post HD.
fungsi ginjal yang bisa bersifat reversibel
Hasil: Dari 16 orang pasien, 10 orang
atau ireversibel. Pada gagal ginjal akut,
(62,5%) berjenis kelamin laki laki
terjadi secara tiba tiba dan biasanya
sedangkan 6 orang (37,5%) berjenis
berhasil diobati.1 Sedangkan Penyakit
kelamin perempuan. Rata-rata Qb pasien
ginjal kronik adalah suatu proses
adalah 198,13 ml/menit. Pada new

1
patofisiologi dengan etiologi yang Berdasarkan data rekapitulasi Bagian
beragam, mengakibatkan penurunan Hemodialisa RSUD Raden Mattaher
fungsi ginjal yang progresif, dan pada Jambi pada tahun 2010 populasi penderita
umumnya berakhir dengan gagal ginjal gagal ginjal yang menjalani hemodialisa
yang memerlukan terapi pengganti ginjal adalah sebanyak 582 orang dan pada
yang tetap, berupa dialisis atau tahun 2011 mengalami peningkatan yakni
transplantasi ginjal.2 sebanyak 615 orang.
Menurut United State Renal Data
Hemodialisis (HD) merupakan terapi
System (USRDS,2008) di Amerika Serikat
pengganti ginjal yang dilakukan dengan
prevalensi penyakit gagal ginjal kronis
mengalirkan darah ke dalam tabung ginjal
meningkat sebesar 20 25% setiap
buatan (dialiser) yang bertujuan untuk
1
tahunnya. Di Kanada insiden penyakit
mengeliminasi sisa sisa metabolisme
gagal ginjal tahap akhir meningkat rata
protein dan koreksi gangguan
rata 6,5% setiap tahun (Canadian
keseimbangan elektrolit antara
Institute for Health Information
kompartemen darah dengan kompartemen
(CIHI),2005), dengan peningkatan
dialisat melalui membran semipermiabel.7
3
prevalensi 69,7% sejak tahun 1997. Di
Selama ini hemodialisis berkala
Malaysia, dengan populasi 18 juta,
(intermitten) masih merupakan pilihan
diperkirakan terdapat 1800 kasus baru
utama untuk pengobatan gagal ginjal
4
gagal ginjal kronik pertahunnya.
terminal sebelum transplantasi ginjal.
Pada survei yang dilakukan oleh
Dialiser dapat didaur ulang (reuse) untuk
Perhimpunan Nefrologi Indonesia
tujuan mengurangi biaya hemodialisis.7
(Pernefri) tahun 2008 di empat kota di
Dilaporkan 80% pasien hemodialisis di
Indonesia, dengan memeriksa kadar
Amerika Serikat dilakukan daur ulang
kreatinin serum 1200 orang, didapatkan
sedangkan di Eropa sekitar 35% dan
prevalensi penyakit ginjal kronik cukup
Australia sekitar 47% dengan hasil yang
besar yaitu 12,5%.5
baik serta penghematan yang cukup besar
Pada populasi yang beresiko tinggi
dari pembiayaannya.
(hypertensi, diabetes, dan proteinuria)
Berbagai peneliti, Wing (1978),
prevalensinya meningkat 29,1%. Pada
Mather (1981), dan Kant (1984)
penelitian terbaru, rata rata kejadian
melaporkan bahwa pemakaian ginjal
penyakit gagal ginjal tahap akhir adalah
buatan pakai berulang tetap aman dan
30,7 permillion populasi (pmp), dan rata
efektif. Bahkan Polak (1986) telah
rata prevalensinya adalah 23,4 (pmp).6
mengadakan pengamatan yang cukup

2
lama, yaitu 12 tahun dan mendapatkan Jambi dilaksanakan pada tanggal 30 Mei
bahwa pemakaian ginjal buatan tidak 3 Agustus Tahun 2013. Sampel pada
membawa dampak yang negatif. penelitian ini adalah pasien yang
Martakusumah (1991) mengatakan bahwa menjalani hemodialisis di RSUD Raden
pemakaian ginjal buatan sampai enam Mattaher yang menggunakan new dializer
kali tidak menurunkan klirens ureum. Hal dilanjutkan dengan reuse dializer.
ini juga sesuai dengan pernyataan dari Pasien yang mendapatkan
pengurus besar Perhimpunan Nefrologi perlakuan berbeda pada saat reuse
Indonesia.8 Penelitian sebelumnya yang diekslusikan. Pasien yang menjalani
dilakukan oleh dr.Eko Sudarmono di hemodialisis pada penelitian ini adalah
RSUP Dr.Kariadi menyatakan bahwa pasien yang mendapatkan terapi 1 tahun
reuse efektif dilakukan sampai 4 kali dengan rata rata dialisis 4 jam/hari
penggunaan. dan frekuensi 2x seminggu. Pengambilan
Untuk menilai efektivitas ginjal sampel dilakukan dengan menggunakan
buatan, bisa dilihat dari persentase consecutive sampling sebanyak 16 sampel
penurunan ureum kreatinin. Sehingga yang memenuhi kriteria inklusi.
penelitian ini bertujuan untuk Pengumpulan data dilakukan dengan
mempelajari pengaruh pemakaian ulang pengambilan sampel darah kemudian
dializer terhadap penurunan ureum dilihat hasil laboratorium darah
kreatinin. Di RSUD Raden Mattaher
Jambi pemakaian ulang dializer dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 8 kali pada tiap pasien. Hal Dari hasil penelitian didapatkan
inilah yang mendasari peneliti untuk bahwa pemakaian ginjal buatan berulang
melakukan penelitian. Peneliti tertarik menurunkan persentase penurunan ureum
untuk melihat pengaruh pemakaian reuse dan kreatinin. Selain itu nilai RRU masih
dializer tersebut terhadap penurunan efektif hingga pemakai ke-3 (R2).
klirens ureum kreatinin.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
Eksperimen dengan rancangan Quasi Tabel 1. Pasien yang Menjalani
Eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Hemodialisis Berdasarkan Jenis Kelamin
Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jenis Kelamin N %

3
Laki Laki 10 62,5% nsi dan
Perempuan 6 37,5% Nefroli
Jumlah 16 100% tiasis
Tidak ada 1 6,3
Tabel 2. Pasien yang Menjalani Total 16 100
Hemodialisis Berdasarkan Usia
Tabel 4. Pasien yang Menjalani
Umur N %
Hemodialisis Berdasarkan Penggunaan
(Tahun)
21-30 3 18,8 obat-obatan
31-40 2 12,5 Riwayat N %
41-50 4 25
51-60 5 31,3 Pengobatan
61-70 2 12,5 Allopurinol 2 12,5
Furosemid 1 6,3
Total 16 100
Glibenklamid 4 25
Kortikosteroid 2 12,5
Tidak ada 7 43,8
Total 16 100

Tabel 5. Pasien yang Menjalani


Hemodialisis Berdasarkan Quick
Blood
No Qb N %
(mL/menit)
1 170 1 6,3
2 180 2 12,5
Tabel 3. Pasien yang Menjalani 3 190 1 6,3
4 200 11 68,8
Hemodialisis Berdasarkan Penyakit 250 1 6,3
Comorbid Total 16 100
Rata-rata 198,13 ml/menit
Penyakit N % Minimum 170 ml/menit
Comorbid Maximum 250 ml/menit
- Satu Comorbid
Asam Urat 2 12,5
Tabel 6. Pasien yang Menjalani
Diabetes 2 12,5
Hipertensi 5 31,3 Hemodialisis Berdasarkan Time Dyalisis
Infeksi Ginjal 1 6,3
Time Dyalisis (dalam jam) N
- Dua Comorbid
4.00 8
Diabetes dan 3 18,8 4.30 8
Hipertensi Total 16
Diabetes dan 1 6,3
PJK
Hiperte 1 6,3

4
Tabel 7. Rata-rata Penurunan Ureum dan Menurut United State Renal Data
Kreatinin System (USRDS) tahun 2004 tingkat
Dializer Penurunan kejadian kasus gagal ginjal lebih tinggi
Penurunan
Ureum (%) Kreatinin (%)laki laki dengan 409 orang per
untuk
New Dializer 74
Reuse 1 71 juta penduduk dibandingkan dengan
Reuse 2 66 perempuan sekitar 276 orang per juta
Reuse 3 62,4
Reuse 4 58,7 penduduk.27
Reuse 5 45,2 Usia responden yang paling banyak
yaitu rentang usia 51-60 tahun berjumlah
5 orang (31,3%). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Eko Sudarmono
Tabel 8. Rata-rata RRU pada New
(2001) di Semarang dimana pasien
Dializer dan Reuse Dializer
terbanyak berada pada kelompok umur 50
Dializer RRU (%)
New Dializer 73,7 59 tahun (52,38%). Menurut teori,
Reuse 1 70,8 lanjut usia merupakan salah satu faktor
Reuse 2 65,6
Reuse 3 62 risiko gagal ginjal kronik. Perubahan
Reuse 4 58,3 fungsi ginjal sejalan dengan penuaan yang
Reuse 5 44,9
normal meningkatkan kerentanan
terhadap disfungsi ginjal dan gagal ginjal.
Dari hasil penelitian ini dengan
Responden dengan penyakit
melihat keefektifitas RRU 65%. RRU
comorbid hipertensi paling banyak yaitu 5
masih efektif hingga pemakaian ke-3
orang (31,3%). Penelitian ini sesuai
(R2). Pemakaian reuse dializer juga
dengan penelitian Maulidawati (2011) di
menurunkan persentase penurunan ureum
Semarang yakni penderita hipertensi
dan kreatinin.
Penelitian ini menunjukkan mempunyai resiko 3,14 kali lebih besar
sebagian besar responden berjenis terkenal gagal ginjal kronik dibandingkan
kelamin laki-laki lebih banyak yaitu yang tidak terkena hipertensi.
berjumlah 10 orang (62.5%) dan 6 orang Berdasarkan teori, Hipertensi dalam
(37.5%) berjenis kelamin perempuan. jangka waktu lama dapat mengganggu
Hasil penelitian ini sama dengan ginjal, sebab variabilitas tekanan darah
penelitian Previsha (2010) di Medan berperan penting sebagai penyebab
didapatkan bahwa pasien berjenis kelamin kerusakan organ.
Dari 16 orang responden, sebanyak
laki laki lebih banyak dibandingkan
7 orang (43,8%) tidak terdapat riwayat
perempuan.26

5
penggunaan obat-obatan, 4 orang (25%) penurunan keefektifan pada pemakaian
memiliki riwayat penggunaan dializer ke-4 (R3)
Dari kesimpulan diatas, ada beberapa
glibenklamid, 2 orang (12,5%) masing-
saran yang dapat diajukan antara lain:
masing memiliki riwayat penggunaan
allopurinol dan kortikosteroid sedangkan 1. Perlu dilakukan penelitian yang sama

1 orang (6,3%) dengan furosemid. dengan jumlah sampel yang lebih


Dari penelitian ini diketahui bahwa besar dan pengamatan yang lebih
responden yang mendapatkan terapi lama, serta semua aspek yang terkait
hemodialisis selama 4 jam sama banyak dengan penggunaan ginjal buatan

dengan yang mendapatkan terapi 4.30 jam secara berulang

yaitu 8 orang (50%). Menurut Konsensus 2. Untuk upaya penghematan biaya,


Pernefri (2003) untuk mencapai adekuasi penggunaan ginjal buatan secara
hemodialisis diperlukan dosis 10-12 jam berulang dapat disarankan, akan
perminggu yang dapat dicapai dengan tetapi perlu diperhatikan pentingnya
frekuensi hemodialisis 2 kali/minggu teknik pakai ulang dilaksanakan

dengan lama waktu 5 jam atau 3 sesuai prosedur, sehingga

kali/minggu dengan lama waktu 4 jam. performance dialiser dapat


Tetapi beberapa RS memberlakukan dipertahankan secara optimal.
kebijakan yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini didapatkan rata-
rata Quick Blood responden adalah 198,13
ml/menit. Peningkatan Qb dapat
meningkatkan pencapaian adekuasi
hemodialisis. Penelitian Kim,et al (2004)
di Korea menunjukkan bahwa
peningkatan Qb 15-20% meningkatkan
pencapaian adekuasi HD.32,34
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian ini disimpulkan
bahwa pemakaian ginjal buatan berulang
akan menurunkan persentase penurunan
ureum dan kreatinin serta nilai RRU.
Nilai RRU masih efektif hingga
pemakaian ke-3 (R2) dan mulai terjadi

6
Ilm.Keperawatan dan Kesehatan.
2010
7. Rahardjo P, Susalit E, Suhardjono.
Hemodialisis. Dalam: Sudoyo A W,
Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-
4. Jakarta: Pusat Penerbitan Dept.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009.
Hal.1050-51.
REFERENSI 8. Hendraguna. Pengaruh Pmekaian
ulang sialyzer terhadap klirens ureum
1. Suwitra Ketut. Penyakit Ginjal
(Skripsi Sarjana). Semarang:
Kronik. Dalam: Sudoyo A W,
Ilm.Keperawatan dan Kesehatan.
Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku
2010
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4 9. Corwin Elizabeth J. Buku Saku
Jilid ke-2. Jakarta: Pusat Penerbitan Patofisiologi. edisi ke-3.
Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta:EGC. 2009. Hal. 729-30.
2009. Hal.1035. 10. Ester Monica, editor. Keperawatan
2. Sloane Ethel. Anatomi dan Fisiologi Medikal Bedah: Buku Saku Dari
Untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003. Brunner & Suddarth. Jakarta:EGC.
Hal. 329 2000. Hal. 171.
3. Prodjosudji Wiguno, Suhardjono A. 11. Aziz M.Farid, Witjaksono Julianto,
End-Stage Renal Disease In Rasjidi Imam, editors. Panduan
Indonesia: Treatment Development. Pelayanan Medik : Model
Ethn Dis 2009; 19 suppl 1: 33-6. Interdisiplin Penatalaksanaan Kanker
4. Suhardjono. The Development of a
Serviks Dengan Ganguan Ginjal.
Continuous Ambulatory Peritoneal
Jakarta: EGC. 2008. Hal. 38.
Dialysis Program In Indonesia. Perit 12. Hayes Peter C, Mackay Thomas W.
Dial Int 2008; 28 suppl 3: 59-62. Buku Saku Diagnosis dan Terapi.
5. Cahyaningsih, N.D. 2008.
Jakarta: EGC. 1997. Hal. 197.
Hemodialisis (Cuci Darah). 13. Baradero Mary, Dayrit Mary Wilfrid,
Yogyakarta: Mitra Cendikia. Siswadi Yakobus. Seri Asuhan
6. Hendraguna. Pengaruh Pmekaian
Keperawatan Klien Gangguan Ginjal.
ulang sialyzer terhadap klirens ureum
Jakarta:EGC. 2009. Hal. 124-9.
(Skripsi Sarjana). Semarang: 14. Graber Mark A, Toth Peter P, Herting
Rober Jr. Buku Saku Dokter Keluarga

7
University of Iowa. Edisi ke-3. http://www.ygdi.org/_kidneydiseases.
Jakarta: EGC. 2006. Hal. 543. php?
15. Mitchell Richard N, et al, Tania
view=detail&kat=dialisis1&id=23
Ingrid, editors. Buku Saku Dasar 22. Cahyaningsih ND. Hemodialisis
Patologis Penyakit. Edisi ke-7. (Cuci Darah). Jogjakarta: Mitra
Jakarta: EGC. 2008. Hal. 554. Cendikia Press; 2011. Hal 85
16. Baradero Mary, Dayrit Mary Wilfrid, 23. Nursalam. Konsep dan Penerapan
Siswadi Yakobus. Seri Asuhan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Keperawatan. Jakarta; Salemba
Jakarta:EGC. 2009. Hal. 127-9. Medika; 2003
17. Pudji Rahardjo dkk. Hemodialisis. 24. Notoadmodjo Soekidjo. Metodologi
Dalam: Sudoyo A W, Setiyohadi B, Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Alwi I, editors. Buku Ajar Ilmu Cipta; 2010. Hal. 124-5
25. Alimul, A. Aziz. (2003). Riset
Penyakit Dalam. Edisi ke-4 Jilid ke-
Keperawatan & Teknik Penulisan
2. Jakarta: Pusat Penerbitan Dept.
Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009.
26. Kaliahpan, Previsha. Perubahan
Hal.1050.
Kadar Ureum dan Kreatinin Sebelum
18. Bararedo Mary, Dayrit Mary Wilfrid.
dan Sesudah Hemodialisis Pada
Klien Gangguan Ginjal:Seri Asuhan
Penderita Gagal Ginjal di RSUD Dr.
Keperawatan. Jakarta:EGC; 2008.
Pringadi (Skripsi Sarjana). Medan:
Hal. 136. Dan Sabiston David C.
FKUSU. 2011
Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC;
27. Arora Pradeep. Chronik Renal
1995. Hal 269
Failure. Nephrology (serial online) 4
19. Raharjo Setyo. Pengaruh
Februari 2010 ( diakses 4 agustus
Hemodialisis Terhadap Kadar TNF-
2013 ). Diunduh dari: URL:
dan Prokalsitonin Pada Pasien
http://emedicine.com
Nefropati Diabetik Stadium V (Tesis
28. Siallagan, Herdiani. Karakteristik
Spesialis). Surakarta: Bagian Ilmu
Penderita Gagal Ginjal Kronik di RS
Penyakit Dalam FKUNS; 2010
Martha Friska Medan Tahun 2011
20. Daugirdas John T, Blake Peter G, Ing
(Skripsi Sarjana). Medan: FKUSU.
Todd S. Handbook of Dialysis. 4th ed.
2012
USA: Lippincott. 2001. P.192
29. Baughman, Diane C. Keperawatan
21. Davita. Dializer reuse, amankah?.
Medikal Bedah. Jakarta: EGC. 2000.
2009 ( diakses 2 Nov 2012). Diunduh
Hal 174
dari: URL:
30. Lase, Wahyu Ningsih. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

8
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Medikal Bedah FIP; 2011 (diakses 4
Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Agustus 2013). Diunduh dari
Di RSUP Haji Adam Malik Medan http://lontar.ac.id.
33. Perhimpunan Nefrologi Indonesia.
(Skripsi Sarjana). Medan: FKUSU.
Konsensus Dialisis. Jakarta:
2011
31. Maulidawati. Hipertensi sebagai PERNEFRI; 2003. Hal 21-34
34. Ayu, I Gusti. Hubungan Antara Quick
faktor risiko terjadinya gagal ginjal
of Blood (Qb) Dengan Adekuasi
kronik: studi cross sectional.
Hemodialisis Pada Pasien Ynag
Semarang; Bagian Ilmu Penyakit
Menjalani Terapi Hemodialisis di
Dalam FK Islam Sultan Agung; 2009
Ruang HD RSUD Tabanan Bali
(diakses 4 Agustus 2013). Diunduh
(Tesis Magister). Jakarta:
dari URL: http://www.uisu-
Keperawatan Medikal Bedah FIP:
library.com
32. Septiwi, Cahyu. Hubungan Antara 2010 (diakses 4 Agustus 2013).
Adekuasi Hemodialisis dengan Diunduh dari http://lontar.ac.id.
35. Armelia, Linda. The Effectiveness of
Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis
Dialyzer Reuse (Skripsi Sarjana).
di Unit Hemodialisis RS. Prof. Dr.
Jakarta: FK Yarsi. 2008
Margono Soekarho Purwokerto (Tesis
Magister). Jakarta: Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai