Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No.

1, April 2013

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK


DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING
PLIERS)
K. Rihendra Dantes
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: rihendra_dantes@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji indikator-indikator yang menjadi hal penting dalam
pengembangan sebuah produk otomotif tang jepit Jaw Locking Pliers. Pengemabngan
produk ini dilakukan dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment)
yaitu suatu metode yang terstruktur di dalam pengembangan produk yang memungkinkan
tim pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan
kebutuhan konsumen dan kemudian mengevaluasi masing-masing kemampuan produk
atau service yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Permintaan customer (customer needs) merupakan masukan utama QFD, sedang langkah
prosesnya ada 4 fase dimana Dari urutan fase QFD, product planning (penyusunan House
of Quality) merupakan fase pertama dan bertujuan untuk mendapatkan nilai prioritas
masing-masing Substitute Quality Characteristics (SQC) yang nantinya akan menjadi
masukan pada tahapan Parts Deployment.

Kata Kunci: QFD (Quality Function Deployment), HOQ (House of Quality),


SQC (Substitute Quality Characteristics), Tang Jepit Jaw Locking Pliers

Abstract
The study aimed to assess indicators that become the prominent factor in developing an
automotive product, in which the product being developed is clamo pliers jaw locking
pliers. The development of this product done through QFD (quality function deployment), a
structured method in developing the product that enable the product development team to
determine clearly all desires and needs of the customer and then evaluate each product as
well as service affered systematically to meet the needs of the customer. Customer demand
is the main input of QFD, in which the are four stepsof QFD phase, the first step is product
planning (preparation of the house of quality), which the aim is to get the priority value of
each substitute quality characteristics (SQC) that will become input fore the part deployment
step.

Keyword: QFD (Quality Function Deployment), HOQ (House of Quality),


SQC (Substitute Quality Characteristics), Jaw Locking Pliers

Jurnal Sains dan Teknologi | 173


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

PENDAHULUAN Untuk mengetahui suara customer


Persyaratan rancangan suatu produk (customer needs) dengen menyebarkan
adalah rancangan yang dapat dirakit, dapat kuisioner pengembangan produk Tang jepit
didaur ulang, bebas dari korosi atau karat, Jaw Locking Pliers ke konsumen
biaya yang rendah dan dapat dimanufaktur Penelian ini bertujuan antara lain:
serta dapat diperiksa hasil akhirnya. Kualitas Menerapkan QFD kedalam proses
suatu produk merupakan salah satu faktor perancangan dan pengembangan
penting dalam meningkatkan daya saing produk.
produk, selain biaya produksi dan ketepatan Untuk mengetahui seberapa besar
waktu produksi. kontribusi QFD dalam proses
Pada perancangan produk ini akan perancangan dan pengembangan
dikembangkan produk Tang Jepit (Jaw produk.
Locking Pliers). Pada umumnya alat ini Mempelajari bagaimana proses
sering digunakan pada dunia perbengkelan. perancangan yang melibatkan
Alat ini berfungsi sebagai alat penjepit baut, customer, sehingga hasil dari proses
mur, atau benda kerja yang lain agar benda perancangan tersebut benar-benar
yang dijepit tidak mudah berputar atau menjawab kebutuhan pasar (customer).
bergeser dari tempat semula atau dari
tempat yang diharapkan. QFD adalah suatu metode yang
Alasan peneliti tertarik terstruktur didalam pengembangan produk
mengembangkan produk ini berdasarkan yang memungkinkan tim pengembangan
study pendahuluan yang dilakukan peneliti produk untuk menetapkan dengan jelas
dimana banyak pemakai alat ini mengalami semua keinginan dan kebutuhan konsumen
kesulitan dalam menggunakan dengan dan kemudian mengevaluasi masing-masing
alasan yang bervariasi, tetapi kesulitan yang kemampuan produk atau servis yang
timbul tidak mempengaruhi atau mengurangi ditawarkan secara sistematis untuk
mobilitas penggunaan alat ini oleh memenuhi kebutuhan konsumen [Cohen
pengguna dilihat dari pentingnya kegunaan 95].
alat ini. Sehingga berdasarkan hal diatas QFD merupakan suatu praktek untuk
maka penulis berinisiatif untuk mengembangkan produk sebagai
mengembangkan produk Jaw Locking tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan
Pliers atau yang sering dikenal Tang Jepit. menjadi apa yang dihasilkan perusahaan
Sebuah Tang Jepit (Jaw Locking dengan cara memberi prioritas dan juga
Pliers) akan dikembangkan sesuai dengan merupakan praktek menuju perbaikan
perkembangan teknologi dan atas proses yang memungkinkan perusahaan
permintaan pengguna (customer), melampoi harapan pelanggan [Ullman].
berdasarkan atas spesifikasi teknis dan QFD adalah suatu alat dalam
permintaan tersebut akan diwujudkan perencanaan yang dipergunakan untuk
dengan konsep yang akan dapat memenuhi keinginan pelanggan.
mengarahkan kualitas produk. Guna [Besterfield.et.al,1995].
mendapatkan informasi tentang kebutuhan Jadi QFD merupakan metode atau alat
customer akan dilakukan : bantu, guna melakukan perancangan dan
1. Tanya jawab langsung kepada pengembangan produk yang terstruktur,
customer yang memungkinkan tim pengembangan
2. Menyebarkan kuisioner kepada produk dapat mengidentifikasikan keinginan
customer dan kebutuhan customer dengan jelas,
3. Mempelajari dan mengembangkan kemudian mengevaluasi masing-masing
produk yang sudah ada. kemampuan produk atau kemampuan

Jurnal Sains dan Teknologi | 174


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

pelayanan yang ditawarkan secara 6. Mengurangi pengubahan desain setelah


sistematis guna memenuhi kebutuhan dikeluarkan dengan memastikan upaya
customer. yang berfokus pada tahap perencanaan.
Permintaan customer (customer
needs) merupakan masukan utama QFD, Dari urutan fase QFD, product planning
sedang langkah prosesnya ada 4 fase yang (penyusunan House of Quality) merupakan
dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. fase pertama dan bertujuan untuk
mendapatkan nilai prioritas masing-masing
Substitute Quality Characteristics (SQC)
PHASE
I yang nantinya akan menjadi masukan pada
Product
Planning tahapan Parts Deployment.
E
Technical correlations

PHASE
II D
Parts A Product requirements or capabilities
Deployment Customer needs (Substitute Quality Characteristics)
and benefits
C
Plannings Matrix
(Market research
and strategic planning)
PHASE
III
Process
Planning

PHASE
IV
Production
Planning

Gambar 1. Phase QFD [Liu,Kliewer,


Stephen,Weening] F
Priorities
B Competitive benchmarks
Relationships TARGET
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan
dengan menerapkan QFD adalah : Gambar 2. HOQ (HoseOf Quality)
1. Memusatkan perancangan produk dan Keterangan :
jasa baru pada kebutuhan pelanggan. Bagian A : berisi data/informasi yang
2. Memastikan kebutuhan pelanggan diperoleh dari penelitian pasar tentang
dipahami dan mendorong proses kebutuhan dan keinginan konsumen
desain. Bagian B : Berisi 3 jenis data yaitu :
3. Mengutamakan kegiatan desain, 1. Data pasar kuantitatif, yang
memastikan proses desain dipusatkan menunjukkan tentang kepentingan
pada kebutuhan konsumen yang paling relatif dari customer needs and
berarti. benefits, dan tingkat kepuasan
4. Menganalisa kinerja produk perusahaan customer terhadap kompetisi
terhadap kinerja pesaing-pesaing tawaran saat ini dan organisasi.
perusahaan yang utama untuk 2. Penetapan tujuan strategis untuk
memenuhi kebutuhan utama pelanggan. pelayanan dan produk baru.
5. Berfokus pada upaya perancangan 3. Perhitungan untuk urutan prioritas
sehingga meminimalkan waktu dari keinginan dan kebutuhan
perancangan secara keseluruhan. customer.
Pemikiran baru memperhatikan adanya Bagian C : Berisi persyaratan teknis
penghematan 1/4 sampai 1/3 dibanding untuk produk jasa baru yang akan
sebelum QFD dilakukan. dikembangkan. Data diturunkan
berdasarkan informasi yang diperoleh

Jurnal Sains dan Teknologi | 175


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

mengenai kebutuhan dan keinginan 1. Wawancara langsung dengan customer.


konsumen (Bagian: A) 2. Kuisioner
Bagian D : Berisi penilaian menejemen Dengan memperhatikan keterbatasan
mengenai kekuatan hubungan antara waktu, maka pencarian informasi tentang
elemen-elemen yang terdapat pada keinginan dan kebutuhan customer
(technical respon) persyaratan teknis dilakukan dengan metode kuisioner. Adapun
(Bagian: C) terhadap (customer needs) customer yang dilibatkan adalah seluruh
keinginan konsumen (Bagian: A). mekanik bengkel di kecamatan Buleleng.
Bagian E : Menunjukkan korelasi antara Pengolahan data yang di dapatkan dari
persyaratan teknis yang satu dengan data kuisioner kemudian data dapat
yang lain yeng terdapat di Bagian: C. dirangkum untuk dijadikan dasar dalam
Bagian F : Berisi 3 jenis data yaitu : membuat Permintaan Kualitas Customer
1. Urutan tingkat kepentingan (PKC) atau Voice Of Customer (VOC).
(prioritas) persyaratan teknis Data dari customer ditabelkan dan dihitung
didasarkan pada urutan customer perolehan jumlah kuisioner serta nilai total
needs dan urutan keinginan dari masing-masing pertanyaan. Tabel ini
Bagian: B dan hubungannya pada gunanya untuk mempermudah melihat
Bagian: D angka perolehan skor atau prioritas
2. Informasi hasil perbandingan kinerja pertanyaan pada kuisioner dari customer.
teknis produk/jasa yang dihasilkan Lebih lanjut, langkah-langkah penelitian
oleh perusahaan terhadap kinerja ini di uraikan sebagaia berikut:
produk pesaing
3. Target kinerja persyaratan teknis Konsep Pengembangan Produk
produk atau jasa yang baru Cara terbaik untuk membuat atau
dikembangkan. mewujudkan konsep suatu produk adalah
mengembangkan sebuah teknik
METODE berdasarkan atas fungsi produk (system)
Quality Function Deployment (QFD) atau komponen itu sendiri. Teknik ini akan
merupakan suatu metode yang dipakai membantu dalam pemecahan masalah dan
dalam tahap awal perancangan dan memberikan kesempatan untuk mencari
pengembangan produk dimana membuat jalan keluar (solusi) yang kreatif. Untuk itu
rancangan kualitas dari suatu produk perlu memusatkan perhatian kita pada
berdasarkan atas permintaan kualitas dari tehnik pemecahan fungsi produk (functional
pemesanan (Customer) atau pasar (Market). decoposition) dan variasi perwujudan
QFD merupakan metode yang digunakan konsep (concept variant generation). Hal ini
untuk mengantisipasi dan menentukan didasarkan atas kenyataan bahwa banyak
prioritas kebutuhan dan keinginan kebutuhan penting pelanggan yang harus
konsumen, serta menggabungkan dipenuhi. Pemenuhan fungsi produk
kebutuhan dan keinginan konsumen (system) merupakan penilaian performasi
tersebut dalam produk barang maupun jasa dari produk itu sendiri.
yang dihasilkan perusahaan. Perancangan untuk manufaktur meliputi
Dalam proses perancangan dan dua aktivitas penting yaitu perancangan dan
pengembangan produk diperlukan suatu pengembangan produk. Perancangan dan
proses pencarian data tentang apa saja pengembangan produk harus dilakukan
yang menjadi tututan pasar. Untuk dapat secara matang, karena proses ini akan
memperoleh informasi dan kebutuhan menentukan proses selanjutnya. Adapun
customer diperlukan suatu metode untuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
melakukannya. Metode yang umum seorang desainer dalam perancangan dan
dilakukan adalah:

Jurnal Sains dan Teknologi | 176


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

pengembangan produk adalah sebagai dikembangkan suatu produk yang


berikut: mempunyai keunggulan-keunggulan dari
1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen pada produk yang sudah ada di pasaran.
2. Membuat spesifikasi produk
3. Menganalisa kompetensi produk di Pengembangan konsep
pasar Sasaran dari pengembangan konsep
4. Pengembangan konsep suatu produk ini adalah untuk melihat lebih
5. Pemilihan konsep lanjut jauh apakah produk yang akan dibuat
6. Penyempurnaan spesifikasi sudah memenuhi kebutuhan konsumen.
7. Analisa secara ekonomi Dalam pengembangan konsep ini masing-
8. Merencanakan proyek masing individu dari tim pengembang akan
Delapan tahapan tersebut dilakukan menawarkan konsep masing-masing yang
oleh beberapa yang tergabung dalam tim masih dalam bentuk sket dan penjelasan
yang disebut dengan development tim. Tim yang sederhana.
tersebut biasanya meliputi bagian
pemasaran (marketing), perancang Pemilihan Konsep
(designer), produksi ( manufacture), mampu Konsep yang ditawarkan oleh individu-
ukur, kontrol kulitas (quality control) dan individu lain dari tim pengembang,
masih banyak lagi. selanjutnya diseleksi melalui metode
screening dan metode scoring. Sehingga
hasil dari screening dan scoring nantinya
ada desain produk yang memenuhi kriteria
konsumen, biaya murah, dapat diproses
(manufacturability) dan dapat diperiksa.
Penyempurnaan Spesifikasi
Spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya akan ditinjau ulang
kembali sebagai konsekuensi dari proses
pemilihan konsep, karena biasanya konsep
produk yang dihasilkan dari proses
Gambar 3 Diagram Alir Pengembangan penyeleksian tidak murni hasil pemikiran
Konsep(Ulrich,1995) dari suatu individu dalam tim pengembang,
tetapi lebih merupakan gabungan dari
Mengidentifikasi Kebutuhan Konsumen masing-masing konsep yang ditawarkan
Sesuai dengan kegiatan ini adalah individu-individu. Sehingga pada tahapan ini
untuk memahami kebutuhan konsumen dan pengembang harus menetapkan kembali
mengkomunikasikan secara efektif kepada spesifikasi produk.
tim pengembang. Analisa Secara Ekonomi
Membuat Target Spesifikasi Tim pengembang dibantu oleh ahli
Spesifikasi adalah suatu gambaran ekonomi untuk membuat suatu model
secara jelas mengenai fungsi produk. produk yang bernilai ekonomis. Di sini sudah
Spesifikasi juga merupakan translasi dari dihitung biaya pengembangan dan
yang dibutuhkan oleh konsumen ke dalam pembuatan (manufacture) untuk jangka
terminologis teknis. waktu tertentu.

Analisa dari Kompetensi Produk


Memahami spesifikasi yang sudah ada
di pasaran, sehingga dari hal tersebut bisa

Jurnal Sains dan Teknologi | 177


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

Perencanaan Proyek Pemilihan Konsep Hasil HOQ


Perencanaan proyek adalah tahapan Pengembangan Produk Tang Jepit
terakhir dari metode perancangan dan Berdasarkan dari susunan House of
pengembangan produk. Pada tahapan ini Quality (HOQ) yang dikembangkan pada
ditetapkan jadwal pelaksanaan proyek pengembangan produk Tang Jepit adalah
secara keseluruhan melalui penentuan sebagai berikut :
waktu produk, perubahan material, Tabel 1. Tabulasi proporsi pengembangan
penetapan biaya produksi, pemilihan produk yang diinginkan.
parastaf, penentuan waktu produk selesai, No. PKK Hasil Bobot
kontrol kualitas dari pengiriman produk ke PKK (%)
konsumen. 1. PKK 5: 2 in 1 29,69 %
Reverse Engineering 2. PKK 3: Harga Sesuai 22,09 %
Reverse Engineering adalah proses 3. PKK 1: Berat kurang 15,06 %
tingkat empat dalam perkembanga teknik dari 0,5 Kg
data untuk menyuport effisiensi yang 4. PKK 2: Panjang 14,5 %
digunakan dari capital resourse dan untuk kurang dari 25 Cm
menaikkan productivity. Reverse 5. PKK 6: Ketahanan 10,15 %
engineering memerlukan data yang akurat terhadap slip
untuk pengembangan jangka waktu panjang 6 PKK 6: Hardness 8,51 %
dan alat bantu untuk kapabilitas teknik dan Tahan Korosi
dimana ini merupakan yang paling utama
pada reverse Enginerring. Sukses pada
reverse engginering umumnya diukur
dengan kembalinya jumlah modal dalam
waktu tertentu. Demikian pula sukses RE
juga diukur dari efektifitas menyeluruh dari
objektif jangka panjang dan pendek.
Dalam reverse enginerring ada
beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan : Gambar 4. Sket Hasil HOQ Pengembangan
1. Reverse enginerring sebuah series Produk Tang Jepit
line production.
2. Reverse enginerring adalah Keterangan
menghasilkan sebuah product atau 1. Komponen / part 1. Mulut Penjepit
komponen dengan efisiensi tinggi 2. Komponen / part 2. Handle Atas dan
atau kualitas dengan biaya yang Bawah
rendah. 3. Komponen / part 3. Tangkai Pelepas
3. Reverse enginerring Kuncian
mengidentifikasikan kelemahan 4. Komponen / part 6. Keling
sistem dalam berbagai usaha. 5. Komponen / part 8. Karet Pelapis
4. Dokumen yang baru, dipakai untuk Handle
menyokong peralatan dan sistem 6. Komponen / part 4. Batang
dokumen peralatan pemeliharaan Penghubung Handle Atas dengan
adalah hal yang snagt penting pada Handle Bawah
pembuatan produk dari Reverse 7. Komponen / part 7. Pegas
Enginerring. 8. Komponen / part 5. Baut Pengunci

HASIL DAN PEMBAHASAN


Phase 1. Product Planing

Jurnal Sains dan Teknologi | 178


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

Phase 2. Part Deployment


Secara lebih rinci dapat disimpulkan
adapun Komponen-komponen yang
dikembangkan sebagai berikut :
1. Mulut penjepit dimana pada sebuah
Tang Jepit terdapat dua tipe mulut,
yaitu bentuk kurva dan benk lurus (
2 in 1) sehingga lebih effisien
dalam segi penggunaannya.
2. Handle bagian atas dan bawah
dilapisi karet dengan kekasaran
tertentu untuk mencegah terjadinya
slip pada saat penjepitan benda
kerja.
3. Panjang Tang Jepit pada kondisi
awa sepanjang 25 cm
dikembangkan menjadi 28 cm
diakibatkan bertambah panjangnya
mulut penjepit.
4. Barat total Tang Jepit kurang dari
0,5 kg.

Phase 3. Proses Planing.


Analisa Gaya dan Momen yang terjadi Tang
Jepit. Pada perhitungan ini diasumsikan
gaya yang diberikan pada handle pada Tang
Jepit adalah P = 50 N.

Jurnal Sains dan Teknologi | 179


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

dan momen yang paling besar berdasarkan


pada perhitungan sebelumnya.
Analisa Keling F
a. Tegangan tarik pada batang paku
keling
4F

t
d2
4.(50 N)

3,14.(4mm)
15,92 Nmm
b. Tegangan tekan pada kepala keling
4F
e
Maka dari perhitungan diatas dapat dibuat (D d 2 )
2
bidang momen sebagai berikut :
4.(50N)

3,14.(8mm- 4mm)
15,92 Nmm
c. Tegangan geser pada kepala paku
keling
F
Jadi dari Bidang momen yang tergambar s
diatas bisa ditarik suatu kesimpulan :
. d . ho
1. Momen yang terbesar terjadi pada 50N

titik E ( keling E ) sebesar M E = 3,14.(4mm).(2,5mm)
8,25 Nm. 1,59 Nmm
2. Momen terbesar kedua terjadi pada
titik D ( keling D) sebesar M D = dimana s = tegangan geser yang diijinkan
5,25 Nm dari bahan paku keling. Sehingga Diameter
3. Momen yang terajadi di titik A kepala paku keling dapat ditentukan
sebesar M A = 2 Nm. Maka agar berdasarkan hasil perhitungan t dan e
benda kerja tidak bergerak dari yaitu :
tempat yang diinginkan atau
dikatakan aman apabila gaya tekan

t
(P) yang diberikan harus lebih besar D 1 d
e
dari AV dikalikan koefisien
geseknya atau dapat dituliskan 15,92Nmm
1 d
AV . P 15,92Nmm
Analisa Kekuatan Paku Keling 1,4 d
Pada perhitungan kekuatan paku
sedangkan tinggi kepala paku keling dapat
keling yang akan dilakukan dihitung
berdasarkan keling yang menerima gaya ditentukan berdasarkan t dan s yaitu :

Jurnal Sains dan Teknologi | 180


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

t t
ho 0,25 d D 1 d
s e
15,92 Nmm
0,25 d 31,85 Nmm
1,59 Nmm 1 d
31,84 Nmm
2,5 d
Sehingga untuk menjaga agar perancangan 1,4 d
tetap aman atau memenuhi persyaratan sedangkan tinggi kepala paku keling dapat
prancangan maka diambil ditentukan berdasarkan t dan s yaitu :
D = 1,75 d
h = 2,8 d t
ho 0,25 d
s
Analisa Keling E
a. Tegangan tarik pada batang paku 31,85 Nmm
keling 0,25 d
3,2 Nmm
4F
2,5 d
t
d2 Sehingga untuk menjaga agar perancangan
4.(100 N) tetap aman atau memenuhi persyaratan
prancangan maka diambil
3,14.(4mm) D = 1,75 d
31,85 Nmm h = 2,85 d
b. Tegangan tekan pada kepala keling
Phase 4. Production Planing
4F
e Dari konsep yang telah dibuat dan
(D 2 d 2 ) desain yang dihasilkan dapat diketahui
bahwa kebanyakan dari komponen yang
4.(100N)
dipilih adalah menggunakan besi cor. Untuk
3,14.(8mm - 4mm) itu proses produksi yang dipilih
menggunakan metode Pengecoran
31,84 Nmm (casting), Penempaan (forging), Penekanan
c. Tegangan geser pada kepala paku (ekstrusi). Disamping itu untuk bagian yang
keling tidak terbuat dari metal akan dilakukan
F proses yang sesuai. Proses-proses yang
s dilakukan adalah sebagai berikut:
. d . ho Komponen / part 1. Mulut Penjepit
100 N Proses pengerjaan pertama dikerjakan
dengan proses pengecoran dengan bahan
3,14.(4mm).(2,5mm) besi cor, Selanjutnya dilakukan proses
3,2 Nmm pemesinan unruk membuat gigi penjepit
berbentuk gerigi yang berfungsi untuk
dimana s = tegangan geser yang diijinkan mencekam benda yang akan dijepit.
dari bahan paku keling. Sehingga Diameter Selanjutnya pelapisan galvanis untuk
kepala paku keling dapat ditentukan mencegah karat/korosi.
berdasarkan hasil perhitungan t dan e
yaitu :

Jurnal Sains dan Teknologi | 181


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

Komponen / part 2. Handle Atas dan 1. Pada phase 1


Bawah No. PKK Hasil Bobot
Proses pengerjaan ini dikerjakan PKK (%)
dengan proses forging dengan bahan besi 1. PKK 5: 2 in 1 29,69 %
cor, selanjutnya dilakukan pengecekan 2. PKK 3: Harga Sesuai 22,09 %
dimensi. Terakhir dilakukan proses 3. PKK 1: Berat kurang 15,06 %
pelapisan galvanis untuk tahan karat/korosi. dari 0,5 Kg
Komponen / part 3. Tangkai Pelepas 4. PKK 2: Panjang 14,5 %
Kuncian kurang dari 25 Cm
Proses pengerjaan ini dikerjakan 5. PKK 6: Ketahanan 10,15 %
dengan proses forging dengan besi cor, terhadap slip
selanjutnya pengecekan dimensi. Terakhir 6 PKK 6: Hardness 8,51 %
dilakukan proses pelapisan galvanis untuk dan Tahan Korosi
tahan korosi/karat.
Komponen / part 4. Batang Penghubung 2. Pada phase 2.
Handle Atas dengan Handle Bawah Komponen-komponen yang dikembangkan
Proses pengerjaan ini dikerjakan dealam pengembangan produk tang jepit:
dengan proses ekstrusi dengan bahan besi 1. Mulut penjepit dimana pada sebuah
cor. Selanjutnya dilakukan pengecekan Tang Jepit terdapat dua tipe mulut,
dimensi. Pelapisan galvanis dilakukan pada yaitu bentuk kurva dan benk lurus (
proses terakhir untuk mencegah 2 in 1) sehingga lebih effisien
korosi/karat. dalam segi penggunaannya.
Komponen / part 5. Baut Pengunci 2. Handle bagian atas dan bawah
Dilakukan dengan proses dilapisi karet dengan kekasaran
pemesinan yaitu membuat ulir luar dengan tertentu untuk mencegah terjadinya
bahan besi cor untuk yang fungsinya untuk slip pada saat penjepitan benda
menjaga lebar mulut rahang penjepit agar kerja.
tidak berubah dari tempat yang diinginkan. 3. Panjang Tang Jepit pada kondisi
Terakhir dilakukan pelapisan galvanis untuk awa sepanjang 25 cm
mencegah karat/korosi. dikembangkan menjadi 28 cm
Komponen / part 6. Keling diakibatkan bertambah panjangnya
Material ini hanya diorder sesuai mulut penjepit.
dengan dimensi dam material yang 4. Barat total Tang Jepit kurang dari
dibutuhkan. 0,5 kg.
Komponen / part 7. Pegas 3. Pada phase 3.
Material ini diorder sesuai dengan 1. Momen yang terbesar terjadi pada
dimensi yang dibutuhkan.
titik E ( keling E ) sebesar M E =
Komponen / part 8. Karet Pelapis Handle
Material ini diorder sesuai dengan 8,25 Nm.
dimensi dan jenis karet yang diinginkan. 2. Momen terbesar kedua terjadi pada
titik D ( keling D) sebesar M D =
5,25 Nm
SIMPULAN DAN SARAN 3. Momen yang terajadi di titik A
Dari hasil penelitian yang dihasilkan maka sebesar M A = 2 Nm. Maka agar
dapat disimpulkan sebgai berikut:
benda kerja tidak bergerak dari
tempat yang diinginkan atau
dikatakan aman apabila gaya tekan
(P) yang diberikan harus lebih besar

Jurnal Sains dan Teknologi | 182


ISSN: 2303-3142 Vol. 2, No. 1, April 2013

dari AV dikalikan koefisien 6. Komponen / part 6. Keling


Material ini hanya diorder sesuai dengan
geseknya atau dapat dituliskan dimensi dam material yang dibutuhkan.
AV . P 7. Komponen / part 7. Pegas
4. Untuk menjaga agar perancangan Material ini diorder sesuai dengan
tetap aman atau memenuhi dimensi yang dibutuhkan.
persyaratan prancangan maka 8. Komponen / part 8. Karet Pelapis
diambil diameter paku keling D = Handle
1,75 d, dengan tinggi h = 2,85 d Material ini diorder sesuai dengan
4. Pada phase 4. dimensi dan jenis karet yang diinginkan.
1. Komponen / part 1. Mulut Penjepit Menyadari banyak kekurangan dalam
Proses pengerjaan dikerjakan dengan hasil penelitian ini maka disarankan Dalam
proses pengecoran dengan bahan besi proses manufaktur, hal yang penting untuk
cor, Selanjutnya dilakukan proses dipertimbangkan adalah biaya, yaitu apakah
pemesinan unruk membuat gigi penjepit suatu rancangan yang telah dibuat bisa
berbentuk gerigi yang berfungsi untuk dimanufaktur atau tidak. Setelah itu dicoba
mencekam benda yang akan dijepit. diusahakan agar dapat menurunkan biaya
Selanjutnya pelapisan galvanis untuk pada proses manufaktur. Usaha ini
mencegah karat/korosi. diusahakan dengan cara standarisasi
2. Komponen / part 2. Handle Atas dan komponen-komponen dan material.
Bawah Menurunkan biaya proses produksi dan
Proses pengerjaan ini dikerjakan perakitan. Pemilihan proses dan perakitan
dengan proses forging dengan bahan dapat dilihat dengan melihat fungsi dari
besi cor, Selenjutnya dilakukan proses komponen dan alat produksi.
pelapisan galvanis untuk tahan
karat/korosi. DAFTAR PUSTAKA
3. Komponen / part 3. Tangkai Pelepas Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, Meng,
Kuncian Pengembangan Produk, Diktat
Proses pengerjaan ini dikerjakan Kuliah, Surabaya, 2004.
dengan proses forging dengan besi cor, George E. Dieter, Metalurgi Mekanik , Edisi
selanjutnya dilakukan proses pelapisan Ketiga Jilid 2, Penerbit Erlangga,
galvanis untuk tahan korosi/karat. 1986, Jakarta.
4. Komponen / part 4. Batang H. Darmawan Harso Koesoemo, Pengantar
Penghubung Handle Atas dengan Perancangan Teknik (Pengembangan
Handle Bawah Produk) , Edisi II, ITB Bandung.
Proses pengerjaan ini dikerjakan Ir. Sardjono, Mekanika Teknik Statis
dengan proses ekstrusi dengan bahan Tertentu , Karya Indah Surabaya.
besi cor. Selanjutnya dilakukan Ir Sunarko, Mekanika Teknik I , Diktat
pelapisan galvanis pada proses terakhir Kuliah, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS.
untuk mencegah korosi/karat. Ir. Zainun Achmad, MSC, Elemen Mesin I,
5. Komponen / part 5. Baut Pengunci Penerbit PT Refika Aditama, Cetakan
Dilakukan dengan proses pemesinan Pertama, 1999.
yaitu membuat ulir luar dengan bahan Rakiman; Pengembangan Produk Kran Air
besi cor untuk yang fungsinya untuk , Tugas Pengembangan Produk 1,
menjaga lebar mulut rahang penjepit Surabaya, 2004.
agar tidak berubah dari tempat yang Robert C. Juvinall, Engineering
diinginkan. Terakhir dilakukan pelapisan Consideration Of Stress,Strain and
galvanis untuk mencegah karat/korosi. Strength, McGraw-Hill Book
Company, New York.

Jurnal Sains dan Teknologi | 183

Anda mungkin juga menyukai