Oleh:
MILA HAMIDAH LAELI
NIM. 13DB277118
PERSETUJUAN
Laporan Tugan Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui
Untuk Mengikuti Ujian Seminar LTA
Pada Program Stud i D III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Oleh:
Pembimbing l
Pembimbing ll
Mengetahui,
Ketua Program Studi D -lll Kebidanan
ii
Judul : Asuhan kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
dengan Menometroragia di Poli Kebidanan RSUD
dr.Slamet Garut
Penyusun : Mila Hamidah Laeli
NIM : 13DB277118
PENGESAHAN
Laporan Tugan Akhir ini telah dipertahankan dan diperbaiki
sesuai dengan masukan dewan p enguji
Pada tanggal 25 Juni 2016
Mengesahkan,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis, Program Studi D III Kebidanan
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes Heni Heryani, SST., M .KM.
NIK.0432777295008 NIK. 0432778104030
iii
PERNYATAAN
Atas Pernyataan ini saya siap menaggung sanksi yan g telah ditentukan
institusi prodi D III kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila ditemukan
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Mila Hamidah L
iv
KATA PENGANTAR
Bism illahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Robbi, Taufik, Rahmat dan
Hidayah-Nya. Sehigga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Repoduksi dengan
Menometroragia di RSU dr. Slamet Garut .
Laporan Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Ciamis, saya menyadari bahwa penyusun dan
penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekura ngan dan belum
sempurna.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu kepada yang terhormat :
1. DR.H.Zulkarnaen, S.H., M.H se laku ketua BPH (Badan Pembina Harian)
STIKes Muhamadiyah Ciamis dan Pembimbing AIK.
2. H Dedi Supriadi, S.Sos, S.Kep., Ners, M.MKes., selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. Heni Heryani, SST.,M.KM, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan.
4. Sri W ulan RD, SST,.M.H .Kes selaku Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Dewi Nurmala, SST, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan saran serta moril dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
6. Direktur RSU dr. Slamet Garut yang telah memberikan ijin untuk
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bidan-bidan di Ruang poli kebidanan yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Staf Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Kedua orang tua Ibunda Cucu dan Ayahanda Dede yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
v
10. Nn. A beserta keluarga yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
11. Sahabat-sahabat terbaik Asrama Putri 9 yang telah memberikan motivasi
selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terimakasih atas
kerjasamanya.
12. Rekan-rekan satu angka tan yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terimakasih atas kerjasamanya.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini tidak hanya menambah
pengetahuan, tetapi dapat menjadika n inisiatif dan merangsang kreatifitas
dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu
kebidanan.
Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar -
besarnya apabila ada kekurangan dan tidak bias menyebutkan satu -per
satu. Terimakasih banyak semoga apa yang dicita -citakan kita bersama di
kabulkan Allah SW T amin.
Penyusun
vi
DAFTA R IS I
Halaman
vii
B. Teori Manejemen Kebidanan ......................................................... 24
1. Pengertian Manejemen Kebidanan........................................... 24
2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ....................... 26
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidan Gangguas Sistem Reproduksi ...... 26
1. Identifikasi Data Dasar ............................................................. 26
2. Identifikasi atau Masalah Aktual ............................................... 29
3. Antisipasi Diagnosis atau Masalah Potensial ............................ 30
4. Tindakan Segerea dan Kolaborasi............................................ 30
5. Rencana Tindakan Asuhan ...................................................... 31
6. Implementasi Tindakan ............................................................ 31
7. Evaluasi yang Diharapkan ........................................................ 31
D. Kewenangan bidan berdasarkan kewenagan hukum...................... 32
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 ......................................... 32
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Metode Pengkajian ........................................................................ 34
B. Tempat dan W akti Pengkajian ........................................................ 34
C. Subjektif yang Dikaji ....................................................................... 34
D. Jenis Data Yang Digunakan ........................................................... 34
E. Instrumen Pengkajian..................................................................... 35
F. Tinjauan Kasus .............................................................................. 36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data ............................................................................. 39
B. Interperetasi Data ........................................................................... 40
C. Diagnosa Potensial ........................................................................ 40
D. Antisipasi atau Tindakan Segera .................................................... 41
E. Rencana Tindakan ......................................................................... 42
F. Pelaksanaan .................................................................................. 43
G. Evaluasi ........................................................................................ 43
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN .................................................................................... 45
B. SARAN ......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 47
LAMPIRAN
viii
ASUHAN KEBID ANA N PAD A GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
DENGAN MENOMETRORAGIA DI RIANG POLI KEBIDAN AN
RSUD dr. S LAMET GARUT
INTISARI
Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk m em peroleh pengalam an nyata
dalam m elakukan asuhuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi dengan
m enom etroragia pendekatan proses m anajem en kebi danan.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini m endapatkan ganm aran dan
pengalam an nyata dan pem buatan asuhan kebidanan pada gangguan sistem
reproduksidengan m enom etroragia. Kesim pulan dan hasil pelaksanaan asuhan
kebidanan pada gangguan sistem rep roduksi dengan m enom etroragia keadaan
m em baik.
ix
DAFTA R GAM BAR
x
DAFTA R LAMPIR AN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah ke sejahteraan fisik dan mental dan sosial
yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal
yang berhubungan dengan sistem rep roduksi dan fungsi-fungsinya. Kesehatan
repoduksi juga berarti bahwa orang dapat mempunya i kehidupan sex yang
memuaskan dan aman. Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan repoduksi
merupakan suatu kumpulan metode teknik dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi (Nugroho dan
Setiawan, 2010).
Permasalahan kesehatan rep roduksi merupakan tanggung jawab
bersama baik itu tenaga kesehatan maupun masyarakat kare na dampaknya kuat
menyangkut berbagai aspek kehidupan. Sala satu gangguan sistem rep roduksi
yang berhubungan dengan menstruasi adalah menometroragia. Menometroragia
saat berupa pendarahan yang belebihan dan lama dengan interval yang irregular
dan sering (Gandt, 201 0).
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempert inggi derajat
kesehatan masyarakat demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka
wanita sebagai penerima ke sehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai
dewasa sebagai generasi yang muda yang sehat jas mani maupun rohani oleh
sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang terbaik
menurut dirinya sesuai dengan kebutuhanya dimana ia sendiri yang memutuskan
atas tubuhnya sendiri. Seorang wanita normal akan mengalami peristiwa
reproduksi, yaitu haid (Depkes, 2008).
Dari segi spiritual faktor yang tidak kalah penting adalah keyakinan
terhadap Allah S.W .T bahwa setiap penyakit yakin ada obatnya, hal ini harus
diketahui oleh setiap muslim adalah tidaklah Allah menciptakan suatu penyakit
kecuali dia juga menciptakan penawarnya sebagaimana tercantum dalam Al -
Quran dan Hadist
1
2
Menometrorargia yang terjadi di ASIA Tenggara lebih banyak dialami wanita dari
40 tahun. Angka kejadian menometrorargia di indonesia sebesar 64.25 % yang
terdiri dari 54,89 % pada wanita usia 45 tahun dan 9,36 % terjadi pada wanita 55
tahun. Sedangkan angka kejadian di Jawa Barat adalah sebesar 53%
(Artadiredja, 2012).
Dari beberapa kasus yang ada di ruang ginekologi menometroragia
merupakan kasus yang jarang terjadi. Meskipun demikian, bukan berarti
menometrorargia tidak berpegaruh terhadap meningkatnya angka mortalitas dan
morbiditas karena menometrorargia berhubungan dengan sala satu penyebab
gangguan organ repoduksi wanita (Soekiman, 2009).
Penanganan pada menometrora gia antara lain dengan memberikan
estrogen dalam dosis tinggi atau progesteron jika terjadi pada masa pra
pubertas. Sebagai tindakan pada wanita dengan perdarahan disfungsional tersa
menerus ialah histerektomi (Dilda, 2011).
Bedasarkan KepMenkes No. 369/ Menkes / SK / III / 2007 tentang
standar propesi bidan dalam penanganan kasus menometroragia yang
disebutkan ko mpetensi bidan ke -9, yaitu melaksanaan asuhan kebidanan pada
wanita atau ibu dengan gangguguan sistem reproduksi. Salasatunya bidan
memiliki pengetahuan dasar tentang tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada
kelainan ginekologi meliputi keputihan, pendarahan tidak tertur dan penundaan
mentruasi
Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Trusthaning Tyas, Asri Hidayat
tahun 2015 di RS dr.Soetarjo Yogyakarta tentang Perbedaan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Menometroragia yan g Diberikan KIE dan yang tidak
diberikan KIE . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang diberi KIE berumur
antara 20-30 tahun dan 31-40 tahun yaitu masing -masing 16 orang (50% )
sebagian besar berkerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 19 orang (54,4% )
dan mempunyai penghasilan keluarga antara 1-2,5 juta yaitu 13 orang (40,6% )
yang tidak diberikan KIE sebagian besar beumur 3 1-40 tahun yaitu 29 orang
(90,6% ) pekerja ibu rumah tangga (IRT) yaitu 2 orang (65,6% ) dan mempunyai
penghasilan keluarga (62,5% ). Menometroragia merupakan kelainan haid yang
dapat dialami setiap wanita yang sudah mengalami menstruasi. Kelainan haid
sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena ke khawatiran akan
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada kasus gangguan rep roduksi
pada Nn. A dengan menometroragia di Ruang Poli Kebidanan Rumah
Sakit Umum Daerah dr.Slamet Garut 2016 dengan menggunakan
6
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis dalam melaksanakan asuhan k ebidanan
pada kasus menometroragia.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi tenaga kesehatan
khususnya profesi bidan dalam asuhan kebidanan pada kasus gangguan
sistem repoduksi dengan menometroragia.
7
8
9
5. Remaja
a. Pengertian
Masa remaja merupakan masa yang penting dalam
rentangkehidupan dimana remaja mengalami suatu priode
peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah dan saat
dimana individu mencari idetitas (jati diri) menuju masa dewasa
(Pudiastuti, 2012).
Ditinjau dari kesehatan W HO menetapkan batas usia 10 -20
tahun sebagai batasan usia remaja. Selanjutnya W HO menyatakan
walaupun definisi diatas di dasarkan pada usia kesuburan wanita,
batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria dan W HO membagi
kurun usia tersebut dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10 -14 dan
remaja akhir 15 -20 tahun (Anindita, 2010).
b. Ciri-cicri Kejiwaan dan Psikososial Remaja
Menurut kusmiran (2 012) ciri-ciri kejiwaan dan psikososial
remaja adalah sebagai berikut :
1) Usia remaja muda (12 -15 tahun)
a) Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai
hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukan sikap
protes terhadap orangtua. Dalam upaya pencarian identitas
diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh -tokoh di luar
lingkungan keluarganya, yaitu guru, figur, ideal yang
terdapat di film, atau tokoh idola.
b) Preekupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan
yang cepat sekali. Pertumbuhan -pertumbuhan ini menjadi
perhatian khusus bagi diri remaja.
c) Kesetiakawanan dengan kelompok sesuai
Para remaja ini merasakan ketertarikan dan kebersamaan
dengan kelompok sesuai dalam upaya mencari kelompok
senasib. Hal ini tercermin dalam berprilaku sosial.
d) Kemampuan berfikir secara abstrak
11
Menometroragia
Menometroragia adalah perdarahan rahim yang
berlebihan dalam jumlah dan lamanya perdarahan,
dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di
antara periode menstruasi (Rika, 2009).
Hipemenorea
Hipomenorea adalah pendarahan haid yang lebih
pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Hai ini
disebabkan oleh gangguan endokrin dan sesudah
miomektomi (W iknjosastro, 2008).
Amenorea
Amenorea dibagi menjadi 2 yaitu, amenorea primer
dan amenorea sekunder. Amenorea primer apabila
seorang perempuan berumur 18 tahun ke atas tetapi
belum pernah mendapatkan haid, sedangkan
amenorea sekunder pernah mendapat haid tetapi
kemudian sedikitnya 3 bulan berturut-turut tidak
mendapatkannya lagi. Amenorea primer umumnya
penyebabnya lebih sulit untuk diketahui, seperti
kelainan kongenital dan kelainan -kelainan genetik.
Amenorea sekunder biasanya disebabkan karena
kehidupan wanita, pada keadaan patologis seperti
gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor
dan penyakit infeksi, sedangkan pada keadaan
fisiologis pada saat menarche, hamil, menyusui dan
menopause (W iknjosastro, 2008).
Dismenorhea
Dismenorhea merupakan rasa sakit dibagian bawah
abdomen pada saat menstruasi yang mengganggu
aktivitas wanita. Selama dismenorhea terjadi kontraksi
otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga
menyebabkan vasospasme dari arteriol urin yang
menyebabkan terjadinya iskemia dan krampada
15
b. Siklus Mentuasi
Siklus mentruasi yaitu merupakan sala satu siklus menstruasi
yang berlangsung selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam
rentang waktu 21 -35 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada sutu
wanita selama tergantung pada berbagai hal termasuk kesehehatan
fisik, emosi, dan nutrisi, estrogen dan progesteron (Saryono, 2009).
Siklus mentruasi wanita berbeda -beda, nmun rata -rata berkisar 28
hari. Hari pertama mentruasi dinyatakan sebgai hari pertama siklis
mentruasi. Siklus ini terdiri dari 4 fase, yaitu :
1) Fase Mentruasi
Terjadi bila ovu tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron.
Turunya hormon estrogen dan progesteron me nyebabkan
lepasnya ovum dari endromentium, sehingga terjadi
perdarahan. Fase mentruasi berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar berkisar antara 50 -150 milim iter.
2) Fase Praovuasi atau Fase Poliferasi
Hormon membebas gonadotropin yang disekresikan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengsekresikan
FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mengsekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding
endrometrium. Peningkatan endrometriu m juga menyebabkan
serviks (leher rahim) untuk mengsekresikan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam
pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3) Fase Ovulasi
Jika siklus mentruasi perempuan 28 hari, mak ovulasi terjadi
pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat
sekresi FSH, kemudian hipofise mengsekresikan LH.
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder
dan folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
17
4) Fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum mentruasi berikutnya.
W alaupun panjang siklus mentruasi berbeda -beda, fase pasca
ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum mentruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah
melepaskan oosit sekunder akn berkerut dan menjadi korpus
luteum. Korpus luteum mengsekreikan hormon progesteron dan
masih mengsekresikan hormon estrogen namun tidak
sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung
kerja estrogen untuk mempertebal dan membunumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endrometrium serta
mempersiapkan endrometrium untuk menerima implantasi
embrio jika terjadi pembuhan. Jika tidak terjadi pembuahan
korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mengsekresikan hormon, sehingga kadar
progesteron dan estrog en menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya mentruasi demikian seterusnya.
Menurut Anwar, Baziad dan Prabowo (2011) gangguan haid
atau disebut juga pendarahan uterus abnormal merupakan keluhan
yang sering menyebabkan seorang perempuan datang bero bat ke
dokter atau tempat pertolongan pertama. Berikut pembagian
gangguan haid pada masa repoduksi antara lain:
a. Kelainan banyaknya darah dan lamaya haid (Hipermenore atau
Menoragia, Hipomenore).
b. Kelainan siklus haid (Polimenore, Oligomenore, Amenore).
c. Pendarahan di luar haid (Menometroragia).
d. Gangguan haid yang ada hubungan dengan haid (ketegangan
prahaid, Dismenore).
8. Menometroragia
a. Pengertian
Menometroragia adalah perdarahan rahim yang berlebihan
dalam jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode
menstruasi maupun di antara periode menstruasi (Rika, 2009).
18
c. Patofisiologi
Pada perdarahan anovulatoar, saat fase luteal tidak terjadi
pembuahan maka korpus luteum akan mngalami enurunan fungsi
sehingga sekresi estrogen mengalami penurunan.penurunan
sekresi estrogen tersebut menyebabkan endrometrium tidak mampu
mempertahankan stratum kompakta dan stratum spongiosa
sehingga terjadilah pendarahan yang disertai pembekuan trombosit
di ujung pembuluh dara dan pembentukan prostagladin yang
berfungsi mengatur vakso kontriksiart spiralis. Oleh sebab itu,
perdarahan terjadi terus menerus dalam jumlah banyak.
Fase Luctal
Menom etroragi
a
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatanperempuan dan
keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9 huruf c,
berwenang untuk :
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan repoduksi
perempuan dan keluarga berencana.
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan repoduksi
perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan repoduksi khususnya pada kasus
menometroragia. Sehngga bidan harus memiliki pengetahuan dasar tentang
tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologimeliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur, (menometroragia dan penundaan haid ).
DAFTA R PUSTA KA
QS. Yusuf : 57
Anwar, M., Baziad, A & Prabowo, R, P., (2011). Ilmu Kandungan . Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha
ilmu
Baradero, M dan Dayrit, M.( 2007). Seri Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Repoduksi dan seksualitas. Jakarta : EGC .
Benson, R .C. dkk 2009 . Buku Saku obsterti dan Ginekologi, Edisi 9 . Jakarta :
EGC .
47
48
Mulastin. 2012. Hubungan Stres dengan siklus menstruasi pada wanita pekerjadi
Desa Pelemkerep Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara . Magelang
www.academia.edu/8191448/Jurnal_siklus_men
Nugroho, Setiawan 2012. obsgyn : obstetri da n Gynekologi. Yogyakarta: Nuha
Medika
Purwaastuti, E dan W alyani E . 2015. Panduan Ahuhan Rep oduksi dan Keluarga
Berencana.Yogyakarta : EGC
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Hamil dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika
Varney, H (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4, vol 2). Jakarta: ECG