Anda di halaman 1dari 23

BAB I

LAPORAN KASUS

PRESENTASI KASUS

1.1.1.1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. AA
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kabila
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Gorontalo
Pendidikan : SMA
Status : Belum Menikah
Tanggal Masuk/ Jam : 17 Desember 2016 /15.20
Tanggal Pemeriksaan : 17 Desember 2016/ 15.20
No CM :14-37-16

1.1.1.1.2 SUBJEKTIF
1. ANAMNESIS

Diambil dari : G4 MDR PRIA RSAS


Keluhan Utama : Nyeri dada kanan menjalar sampai ke punggung belakang
Keluhan Tambahan : Sesak napas , batuk-batuk lama berdahak, mudah lelah, berat menurun dan keluar angin dari lubang di dada kiri
apabila pasien bernapas.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh nyeri dada kanan secara tiba-tiba dan diikuti sesak nafas yang memberat pada hari MRS (17/12/2016). Satu tahun yang
lalu pasien dirawat di RS Toto Kabila dengan keluhan yang sama pada dada kiri dan di sana dilakukan pemasangan selang untuk
mengeluarkan cairan. Pasien juga sempat mendapatkan pengobatan rutin OAT selama 6 bulan pada tahun 2015. Keadaan pasien sempat
membaik setelah mendapatkan pengobatan, namun dalam 1 bulan terakhir, pasien mengeluh batuk kambuh kadang disertai sesak napas,
pasien juga mengatakan lubang bekas wsd di dada kiri mengeluarkan angin setiap kali bernapas namun tidak nyeri. Tiga hari SMRS,
pasien mengeluhkan sesak nafas berat yang tidak disertai bunyi ngik-ngik, dirasakan seperti ada sesuatu yang berat yang menindih
dadanya hingga terasa sulit untuk menarik dan menghembuskan nafas serta berlangsung terus menerus, sehingga oleh pihak keluarga,
pasien dibawa kembali ke RSUD Toto dan dirawat oleh dokter spesialis penyakit dalam. Oleh dokter tersebut, pasien diberikan terapi
penguapan dan dilakukan foto rontgen Paru. Setelah tiga hari pengobatan, pasien kemudian dirujuk ke RSUD Aloei Saboe untuk
mendapatkan perawatan dokter spesialis Paru.
Selama menjalani perawatan di RSUD Aloei Saboe, pasien mengaku keluhan sesak nafas berkurang. Namun, setelah 20 hari dirawat
(6/1), pasien mengeluh terjadi kembali nyeri dada dan sesak napas terutama saat berbaring ke sisi kiri. Nyeri dada berkurang apabila
napas pendek dan tidur miring ke sisi kanan. Dokter paru kemudian melakukan foto rontgen dada ulang pada hari yang sama dan
didapatkan hasil hidropneumothorax di paru kanan yang selanjutnya dikonsul ke dokter bedah untuk dilakukan pemasangan WSD. Lima
hari kemudian (11/1), dokter bedah melakukan pemasangan WSD di dada kanan dan menutup fistel di dada kiri. Setelah pemasangan
WSD, pasien mengatakan nyeri dada dan sesak berkurang. Tiga hari (14/1) setelah tindakan WSD dan penutupan fistel, pasien mengeluh
nyeri di dada kiri kiri hebat dan sesak berulang, sesak nafas dirasakan memberat dan mengganggu tidur malam. Dari pemeriksaan
didapatkan tanda pneumothorax pada paru kiri sehingga dokter Paru membuka jahitan di bekas fistel paru kiri. Tiga hari kemudian
(17/1), dilakukan foto rontgen dada ulang didapatkan hasil tension pneumothoraks sinistra, tb paru dextra, pleural reaction dextra.
Dokter paru kemudian melakukan konsul kembali ke dokter bedah untuk dilakukan pemasangan WSD di dada kiri yang dilaksanakan
tiga hari kemudian (21/1).

1. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat keluhan yang sama : Pasien sudah batuk-batuk sejak 1 tahun yang lalu, sesak napas dirasakan hilang timbul dan
semakin memberat mengganggu. Sesak nafas dirasakan terutama setelah pasien beraktifitas yang cukup berat dan mereda ketika
beristirahat dan memposisikan diri setengah duduk. Riwayat bengkak di kaki serta nyeri dada (+)
b. Riwayat penyakit darah tinggi: disangkal
c. Riwayat asma disangkal : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat penyakit ginjal : disangkal
f. Riwayat kencing manis : disangkal
g. Riwayat alergi : disangkal
h. Riwayat pengobatan OAT : diakui, pernah mengkonsumsi OAT selama 6 bulan pada tahun 2015.
i. Riwayat dirawat di RS : 1 kali di RSUD Toto kurang lebih 1 tahun lalu dengan keluhan sesak nafas dan batuk kemudian dilakukan
pemasangan selang pada dada kiri untuk pengeluaran cairan.

2. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat dirawat di RS : disangkal
c. Riwayat hipertensi : disangkal
d. Riwayat penyakit ginjal : disangkal
e. Riwayat kencing manis : disangkal
f. Riwayat asma : disangkal
g. Riwayat alergi : disangkal
h. Riwayat pengobatan OAT : disangkal
3. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Community
Pasien tinggal di lingkungan pedesaan, tidak padat penduduk. Rumah satu dengan yang lain tidak berjauhan. Hubungan antara
pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik. Sebelum sakit, pasien hanya beraktifitas di rumah dan cukup sering berinteraksi
dengan tetangganya. Pasien mengakui tidak memiliki tetangga yang sering batuk-batuk dan keluhan yang sama dengan pasien.
b. Home
Pasien tinggal satu rumah bersama ibu dan adiknya. Rumah pasien berukuran 10x8 m 2 dengan 2 kamar di dalamnya. Ventilasi dan
sinar yang masuk ke dalam rumah dirasa cukup karena jendela sering dibuka di pagi hari. Keluarga pasien memiliki 1 dapur dan
memasak menggunakan kompor gas
c. Occupational
Sebelum sakit, pasien bekerja sebagai pedagang untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Akan tetapi, 1 tahun terakhir pasien
menghentikan pekerjaannya dan memilih beraktifitas di rumah karena mengaku kelelahan dan kadang muncul sesak nafas apabila
beraktifitas cukup berat. Di lingkungan kerja pasien tidak ada yang mengeluhkan keluhan yang sama dengan pasien. Teman-teman
pasien adalah perokok aktif sama seperti pasien.
d. Personal habit
Pasien merupakan perokok aktif sejak usia 20 tahun hingga mengaku telah berhenti merokok sejak tahun 2016 oleh karena mulai
merasakan gejala sesak nafas. Selama + 13 tahun merokok, rata-rata menghabiskan 2 bungkus rokok per hari. Indeks Brinkman
312 (perokok sedang).
e. Diet
Pasien mengaku memiliki pola makan hidup sederhana. Keseharian pasien makan dengan lauk tahu tempe terkadang ayam atau
ikan serta sayur-sayuran. Pasien tidak memiliki pantangan ataupun alergi terhadap jenis makanan tertentu.
f. Drug
Pasien pernah mendapatkan pengobatan yang membuat air kencingnya berwarna merah dan mengkonsumsinya secara rutin selama
6 bulan

1.1.1.1.3 OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : compos mentis
c. BB : 50 kg
d. TB : 165 cm
e. IMT : 18,3 (berat badan kurang)
f. Vital sign
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- RR : 26 x/menit
- SpO2 : 94%
- Suhu : 36,5 oC (axillar)
Status Generalis

1) Kepala
- Bentuk : mesochepal, simetris
- Rambut : warna putih, mudah dicabut,
Distribusi merata, rontok
- Nyeri tekan : (-)
2) Mata
- Palpebra : edema (-/-) ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (-/-)
- Sclera : ikterik (-/-)
- Pupil : reflek cahaya (+/+),isokor
- Exopthalmus : (-/-)
- Lapang pandang : tidak ada kelainan
- Lensa : keruh (-/-)
- Gerak mata : normal
- Tekanan bola mata : nomal
- Nistagmus : (-/-)
3) Telinga
- otore (-/-)
- deformitas (-/-)
- nyeri tekan (-/-)

4) Hidung
- nafas cuping hidung (-/-)
- deformitas (-/-)
- discharge (-/-)
5) Mulut
- bibir sianosis (-)
- bibir kering (-)
- lidah kotor (-)
6) Leher
- Trakhea : deviasi trakhea (-)
- Kelenjar lymphoid : tidak membesar, nyeri (-)
- Kelenjar thyroid : tidak membesar
- JVP : nampak, 5+2 cm
7) Dada
a) Paru
- Inspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),
retraksi (-), jejas (-), tampak fistel pada thorax kiri

- Palpasi : vocal fremitus kanan < kiri


ketinggalan gerak kanan < kiri
- Perkusi : Sonor dan redup pada lapang paru kanan
- Auskultasi : suara dasar vesikuler kiri melemah < kanan
Suara inspirasi < ekspirasi, suara tambahan rhonki basah kasar (+), rhonki basah halus (-) di kedua lapang
paru, tidak ditemukan wheezing parahiler.
b) Jantung
- Inspeksi : pulsasi ictus cordis nampak di SIC V 2 jari medial LMCS,
Tidak terdapat pulsasi parasternal dan epigastrial
- Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V 2 jari medial LMC sinistra,
tidak kuat angkat
- Perkusi : Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah : SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah : SIC V 2 jari medial LMCS
- Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
8) Abdomen
- Inspeksi : datar, tidak ada benjolan, striae (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : tympani,tes pekak sisi (-), pekak beralih (-)
- Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
9) Ekstrimitas
- Superior : deformitas (-), jari tubuh (-/-), edema (-/-),
- Inferior : deformitas (-), jari tubuh (-/-), edema (-/-),
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 20/12/2016
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 14,8g/dL 13 - 18 gr/dl
Leukosit 14.900/uL(H) 4.000 11.000/L
Hematokrit 52,5% (H) 40- 50%
Eritrosit 4.5 6.5 juta/L
Trombosit 306.000/uL 150.000 -450.000/L
Kimia Klinik
SGOT 30 u/L (H) 15-37
SGPT 28 u/L 10-65
Ureum darah 19mg/dL (H) <50
Kreatinin darah 0,6 mg/dL <1,3
Glukosa sewaktu 114 mg/dL <140
Glukosa 2 jam PP 124 <140
Natrium 135 mmol/L (L) 135-145
Kalium 5,6 mmol/L 3,5-5,1
Klorida 106 mmol/L 96-106

Pemeriksaan darah rutin tanggal 20/12/2016


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 5,2 g/dL 13 - 18 gr/dl
Leukosit 22.100/uL(H) 4.000 11.000/L
Hematokrit 16,1% (L) 40- 50%
Eritrosit 4.5 6.5 juta/L
Trombosit 82.000/uL 150.000 -450.000/L

b. Pemeriksaan Radiologi foto Thorax PA di RSUD Aloei Saboe(14/12/2016)

Hasil foto thorax PA (14 Desember 2016)

- Posisi sedikit asimetris, insipirasi dan kondisi foto cukup


- Tampak gambaran hiperlusens avasculer di hemithorax kanan yang mendesak jantung ke kiri disertai bercak konsolidasi di paru kiri
- Cor: Terdesak ke kiri, kesan tidak membesar, aorta biasa
- Kedua sinus tidak tervisualisasi
- Tulang- tulang intak.
- Kesan:
Pneumothorax Massive Dextra
TB Paru Aktif Sinistra
Hasil foto thorax PA (7 Januari 2017)
- Posisi sedikit asimetris, insipirasi dan kondisi foto cukup
- Masih tampak gambaran hiperlusen avasculer di hemithorax kanan yang mendesak jantung ke kiri disertai bercak konsolidasi dan garis
fibrosis di paru kiri
- Tampak pula perselubungan homogen di hemithorax kanan yang menutup sinus dan diafragma kanan
- Cor: terdesak ke kiri. Aorta biasa
- Sinus dan diafragma kiri baik
- Tulang-tulang intak
- Kesan:
Hidropneumothorax dextra
TB Paru lama aktif Sinatra
Dibanding foto tanggal 14 Desember 2016 ada sedikit perbaikan

Hasil foto thorax PA (Jumat, 13 Januari 2017)


- Terlihat daerah hiperluscent avascular di hemithorax kiri dengan parenkim paru kolaps dan terdesak ke medial
- Tampak pula infiltrate dan garis fibrosis di paru kanan
- Terlihat kavitas di apeks paru kanan, terukur sekitar 5 cm
- Cor: terdesak ke sisi medial
- Sinus frenikokostalis kiri tertutup, diafragma kiri letak rendah
- Sinus frenikokostalis kanan tumpul, diafragma kanan tertinggal
- Terlihat lesi luscent di jaringan lunak sinistra.
- Kesan:
Tension Pneumothorax sinistra disertai efusi pleura sinistra
TB Paru, Emfisema subkutis sinistra

Hasil foto thorax PA (Kamis 19 Januari 2017)


- Posisi sedikit asimetris, insipirasi dan kondisi foto cukup
- Tampak gambaran hiperlusen avasculer di hemithorax kiri yang menyebabkan kolaps paru dan mendesak jantung ke kanan disertai
fibroinfiltrat di paru kanan
- Tampak pula perselubungan homogen di basal paru kiri
- Cor: terdesak ke kanan, kesan tidak membesar. Aorta biasa
- Sinus kanan tumpul
- Tulang-tulang intak
- Tampak ujung chest tube berada setinggi ICS 1 kanan
- Kesan:
Tension Hidropneumothorax sinistra
TB Paru Dextra
Pleural Reaction Dextra
Follow up pasien

Tanggal Keluhan O Assesment Planning


Terapi Diagnosti
k
17/12 Sesak napas, batuk Ku: Sedang, CM TB Paru MDR RL 20 tpm
TD: 120/70 HR: 86, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ O2 face mask 5-8 lpm
berdahak
Paru: Rh(+/+) Wh(-/-) Ceftriaxone 1gr/12jam/IV (ST)
thoracocutaneus
Ranitidin 1amp /12 jam/ IV
Dexametason 1amp/8jam/ IV
Codein 10 mg/8 jam/PO
Nebu combivent/8 jam

19/12 Batuk, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR RL 20 tpm


TD: 120/70 HR: 86, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ O2 face mask 5-8 lpm
thoracocutaneus Ceftriaxon 1 gr/ 12 jam/ IV (ST)
Ranitidin 1 ampul / 12 jam/ IV
Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
Codein 10 mg/ 8 jam/ PO
Nebu combivent/ 8 jam
Konsul THT untuk pemberian
obat MDR
Cek SGOT, SGPT, Cek Ureum,
Kreatinin, Elektrolit, T3 dan T4

20/12 Batuk, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR RL 20 tpm


TD: 110/80 HR: 80, RR: 23, T: 36 Fistula bronkopleura/ O2 face mask 5-8 lpm
thoracocutaneus Ceftriaxon 1 gr/ 12 jam/ IV (ST)
Ranitidin 1 ampul / 12 jam/ IV
Hb: 14,8 Leukosit: 14.900 Trombosit: Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
306.000 Ht: 52,2 SGOT: 30 SGPT: 28 Codein 10 mg/ 8 jam/ PO
Ureum: 19 Kreatinin: 0,6 Nebu combivent/ 8 jam
GDP: 114 GD2pp: 124
Natrium: 135 Kalium: 5,6 Chlorida:
106

23/12 Batuk, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Terapi lanjut


TD: 130/80 HR: 80, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ + OAT MDR
thoracocutaneus

28/12 Sulit tidur, Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Terapi lanjut


Batuk, sesak, sulit tidur TD: 120/90 HR: 80, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ Codein 10 mg/ 8 jam/ PO
thoracocutaneus Codein 10 mg/ 6 jam/ po
+ Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po

31/12 Batuk Ku: Sedang, CM TB Paru MDR O2 face mask 5-8 lpm
Sesak TD: 110/70 HR: 80, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ Ganti obat oral
Tidur bisa. Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
thoracocutaneus
Ranitidin/ 12 jam/ po
Dexametason/ 8 jam/ po
Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Nebu combivent/ 8 jam
OAT MDR
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po

3/1 Nyeri pada dada fistel di Ku: Sedang, CM TB Paru MDR O2 face mask 5-8 lpm
TD: 100/60 HR: 80, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ Pasang IVFD
dada kiri
sesak thoracocutaneus RL 20 tpm
Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
Ranitidin/ 12 jam/ po
Dexametason/ 8 jam/ po
Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Nebu combivent/ 8 jam
OAT MDR
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po
Rawat luka

4/1 Susah tidur, panas, sesak, TB Paru MDR Terapi lanjut


nyeri luka bekas wsd di Fistula bronkopleura/
dada kiri thoracocutaneus

5/1 Susah tidur, panas, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR O2 face mask 5-8 lpm
bertambah berat, nyeri luka TD: Fistula bronkopleura/ RL 20 tpm
bekas wsd di dada kiri Paru: Azytromicin 500 mg/ 24 jam/
thoracocutaneus
Kanan: drips
Kesan dada kanan tertinggal, Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
Vokal fremitus melemah, perkusi Rawat luka
hipersonor- redup, suara napas Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
Ranitidin/ 12 jam/ po
melemah Rh(+/+),
Dexametason/ 8 jam/ po
Kiri:
Fistel yang mengeluarkan udara napas, Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Vokal fremitus kesan mengeras, Nebu combivent/ 8 jam
OAT MDR
perkusi sonor memendek, ronkhi kasar Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po
Rawat luka
Konsul Bedah (penanganan fistel)

6/1 Nyeri dada kanan, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Terapi lanjut
napas, batuk berdahak TD: Fistula bronkopleura/ Foto thorax PA
Paru:
thoracocutaneus
Kanan:
Kesan dada kanan tertinggal,
Vokal fremitus melemah, perkusi
hipersonor- redup, suara napas
melemah Rh(+/+),
Kiri:
Fistel yang mengeluarkan udara napas,
Vokal fremitus kesan mengeras,
perkusi sonor memendek, ronkhi kasar
7/1 Nyeri dada kanan Ku: Sedang, CM TB Paru MDR RL + Farbion 1 ampul drips/ 8
sesak napas TD: 100/70 Fistula bronkopleura/ jam 20 tpm
batuk berdahak HR: 80, RR: 22, T: 39 Azytromicin 500 mg/ 24 jam/
thoracocutaneus
sulit tidur Hidropneumothoraks drips
demam Paru: Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
Kanan: dextra Paracetamol drips/ 8 jam bila
Kesan dada kanan tertinggal, Suhu > 38
Vokal fremitus melemah, perkusi
Rawat luka
hipersonor- redup, suara napas Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
melemah Rh(+/+), Ranitidin/ 12 jam/ po
Kiri: Dexametason/ 8 jam/ po
Fistel yang mengeluarkan udara napas, Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Vokal fremitus kesan mengeras, Bromhexin tab/ 8 jam/ po
Nebu combivent/ 8 jam
perkusi sonor memendek, ronkhi kasar
OAT MDR
Hasil foto thorax PA:
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po
Hidropneumothoraks dextra
Rawat luka

9/1 Nyeri dada kanan Ku: Sedang, CM TB Paru MDR RL + Farbion 1 ampul drips/ 8
sesak napas TD: 100/70 HR: 86, RR: 22, T: 38 Fistula bronkopleura/ jam 20 tpm
batuk berdahak thoracocutaneus Azytromicin 500 mg/ 24 jam/
sulit tidur Hidropneumothoraks drips
demam Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
dextra Paracetamol drips/ 8 jam bila
Suhu > 38
Rawat luka
Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
Ranitidin/ 12 jam/ po
Dexametason/ 8 jam/ po
Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Bromhexin tab/ 8 jam/ po
Nebu combivent/ 8 jam
OAT MDR
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po
Rencana WSD
Konsul Bedah (pemasangan
WSD)

10/1 Nyeri dada kanan, Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Paru


sesak napas, TD: 110/70 HR: 86, RR: 22, T: 36 Fistula bronkopleura/ Terapi lanjut
batuk berdahak, thoracocutaneus Bedah:
sulit tidur Hidropneumothoraks Terapi lanjut
demam (-) Konsul anestesi dan lapor ok
dextra Rencana WSD tanggal 11/ 1

11/1 Nyeri luka post WSD, Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Konsul anestesi diagnosa
sesak napas TD: 120/80 HR: 86, RR: 22, T: 36 Post WSD pneumothorax hidropneumothorax dextra pro
batuk berdahak dextra D 0, operasi pasang wsd dan fistel
Post repair fistel thoracocutaneus pro operasi repair
Bubble: (+), Undulasi: (+) thoracocutaneus fistel thorax sinistra hari Rabu
Jumlah produksi cairan: 1500cc 11/1/2017
RL + Farbion 1 ampul drips/ 8
jam 20 tpm
Azytromicin 500 mg/ 24 jam/
drips
Dexametason / 12 jam/ IV
Cefixime 100 mg/ 12 jam/ po
Ranitidin/ 12 jam/ po
Dexametason/ 8 jam/ po
Codein 10 mg/ 8 jam/ po
Bromhexin tab/ 8 jam/ po
Nebu combivent/ 8 jam
OAT MDR
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ po
Instruksi post op bedah
Awasi tanda-tanda vital
Drips Ciprofloksasin 1 botol/ 12
jam/ IV (ST)
Drips Metronidazole 1 botol/ 8
jam/ IV
Injeksi Ketorolac 1% 1 ampul/ 8
jam/ IV
Injeksi Ranitidin 1 ampul/ 12 jam/
IV
Sadar baik boleh minum dan
makan bubur
Evaluasi setiap 24 jam
Bubble: +/-
Undulasi: +/-
Jumlah produksi cairan:
Tiup-tiup balon

12/1 Nyeri dada Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Terapi lanjut


TD: 120/80 HR: 86, RR: 22, T: 36 Post WSD pneumothorax
dextra D 1, post repair
fistel thoracocutaneus
Bubble +
Undulasi +
Jumlah produksi cairan 1000 cc

13/1 Nyeri dada kiri, sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Foto thorax PA (kontrol post
hebat TD: 110/60 HR: 95, RR: 28, T: 36 Post WSD pneumothorax WSD)
dextra D 2, Terapi lanjut
Bubble + Post repair fistel
Undulasi + thoracocutaneus
Jumlah produksi cairan 1000

14/1 Sesak sekali, napas pendek, TB Paru MDR Paru:


nyeri dada kiri, Ku: Sedang, CM Post WSD pneumothorax Terapi lanjut
TD: 110/60 HR: 100, RR: 30, T: 36 dextra D 2, Konsul ulang ke bedah
Tension pneumothorax Aff hecting thorax kiri
sinistra et causa post Bedah:
Bubble + repair fistel Awasi tanda-tanda vital
Undulasi + thoracocutaneus Drips Ciprofloksasin 1 botol/ 12
Jumlah produksi cairan 500 cc jam/ IV (ST)
Drips Metronidazole 1 botol/ 8
Kiri: jam/ IV
Gerakan dada tertinggal Injeksi Ketorolac 1% 1 ampul/ 8
Vocal fremitus melemah jam/ IV
Hipersonor-redup Injeksi Ranitidin 1 ampul/ 12 jam/
Suara napas melemah IV

Foto:
Tension pneumothorax sinistra disertai
efusi pleura sinistra
TB Paru
Emfisema subkutis sinistra

16/1 Nyeri dada kiri , Sesak Ku: Sedang, CM Pneumothorax bilateral Terapi lanjut
napas, batuk, demam TD: 100/70 HR: 95, RR: 28, T: 36 Besok bila Bubble (-), Undulasi
TB Paru MDR (-), Produksi (-) boleh aff WSD
WSD Dextra: Post WSD pneumothorax KIE keluarga terjadi
Bubble (-), Undulasi (-), Produksi (-) dextra D 4, pneumothorax sinistra dan akan
kemungkinan dilakukan WSD
Paru Kiri: ulang di dada kiri
Gerakan dada tertinggal
Vocal fremitus melemah
Hipersonor-redup
Suara napas melemah

18/1 Nyeri dada kiri , Sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Klem WSD
napas, batuk, demam TD: 100/80 HR: 80, RR: 28, T: 37 Post WSD pneumothorax Foto thorax besok pagi
dextra D 6,
WSD Dextra: Tension
Bubble (-), Undulasi (-), Produksi (-) Hidropneumothorax
Kiri: sinistra
Gerakan dada tertinggal
Vocal fremitus melemah
Hipersonor-redup
Suara napas melemah

20/1 Nyeri dada kiri , Sesak Ku: Sedang, CM TB Paru MDR Terapi lanjut
napas, batuk, demam TD: 130/90 HR: 80, RR: 27, T: 37 Post WSD pneumothorax Bedah:
dextra D 8, Konsul untuk WSD thorax kiri
WSD Dextra: Tension Sabtu 21/1- 2017
Bubble (-), Undulasi (-), Produksi (-) Hidropneumothorax
sinistra
Kiri:
Gerakan dada tertinggal
Vocal fremitus melemah
Hipersonor-
Suara napas melemah

Hasil foto thorax PA


Tension Hidropneumothorax sinistra
TB Paru Dextra
Pleural Reaction Dextra

21/1 Ku: Sedang, CM TB paru MDR RL+ Farbion drips 1 ampul 20


08.00 TD: 140/90 HR: 80, RR: 24, T: 36 Hidropneumothorax tpm
dextra post WSD h-10 Drips Ciprofloksasin 1 botol/ 12
Kiri: Tension pneumothorax jam/ IV (ST)
Gerakan dada tertinggal Drips Metronidazole 1 botol/ 8
sinistra post WSD D0
Vocal fremitus melemah jam/ IV
Hipersonor Injeksi Ketorolac 1% 1 ampul/ 8
Suara napas melemah jam/ IV
Injeksi Ranitidin 1 ampul/ 12 jam/
IV
Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
Codein 10 mg/ 8 jam/ PO
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ PO
Aff WSD thorax dextra
Ku: Sedang, CM
Syok hipovolemik Post Rencana WSD Thorax sinistra
TD: 90/60 HR:100, teraba lemah
WSD Tension
SaO2: 98% dengan nasal canule pneumothorax Sinistra D0
17.40 Sesak, Nyeri di dada kiri, WSD di dada kiri: Hidropneumothorax Guyur 1 kolf RL+ Chrome 1
lemas Bubble (+), Undulasi (+), Produksi dextra post WSD h-10 ampul 20 tpm
cairan 750 cc, darah(+) TB Paru MDR Awasi pendarahan, KU dan TTV
Terapi lain lanjut

22/1 Sesak, Nyeri di dada kiri, Ku: Sedang, CM Post syok hipovolemik Pertahankan WSD
lemas TD: 110/70 HR:100, kuat angkat Observasi cairan WSD
SaO2: 99% Tension pneumothorax Terapi lain lanjut
WSD sinistra: Sinistra Post WSD D1
Bubble (+), Undulasi (+), Produksi Hidropneumothorax
dextra post WSD h-11
cairan 500 cc, darah(+) TB Paru MDR

23/1 Sesak berat, Ku: Sedang, CM Post syok hipovolemik RL+ Farbion drips 1 ampul 20
TD: 100/70 HR:100, kuat angkat tpm
SaO2: 99% Tension pneumothorax Drips Ciprofloksasin 1 botol/ 12
WSD sinistra: Sinistra Post WSD D1 jam/ IV (ST)
Bubble (+), Undulasi (+), Produksi Hidropneumothorax Drips Metronidazole 1 botol/ 8
dextra post WSD h-11 jam/ IV
cairan 500 cc, darah berkurang TB Paru MDR Injeksi Ketorolac 1% 1 ampul/ 8
jam/ IV
Injeksi Ranitidin 1 ampul/ 12 jam/
IV
Dexametason 1 ampul/ 8 jam/ IV
+ Furosemide 1-0-0/ IV
Codein 10 mg/ 8 jam/ PO
Alprazolam 0,5 mg/ 0-0-1/ PO
Cek DR
24/1 Sesak berat, Batuk Ku: Sedang, CM Post syok hipovolemik Ganti NRM 10-12lpm
08.00 berdahak, Nyeri dada kiri TD: 100/70 HR:100, kuat angkat Tension pneumothorax Terapi lain lanjut
SaO2: 99% Sinistra Post WSD D1 + Bromhexin/8jam/op
WSD sinistra: Cek DR CITO
Bubble (+), Undulasi (+), Produksi Hidropneumothorax Rencana transfusi WB
cairan 500 cc, darah(+) dextra post WSD h-11
TB Paru MDR
Ku: Sedang, somnolen E2M2V2
TD: 60 perpalpasi, nadi lemah SaO2:
Penurunan kesadarn
85%
WSD di dada kiri: suspect et causa syok
17.00 Penurunan kesadaran, Keluarga menolak dilakukan
Nyeri dada kiri dan sesak Bubble +, Undulasi +, Produksi cairan hipovolemik tindakan
berat 200 cc darah (+) dd/ syok sepsis
Hb: 5,2 Pasien meninggal
Leukosit: 22.100
Trombosit: 82.000
Ht: 16,1

Pembahasan

Tuberkulosis paru dengan resistensi dicurigai kuat jika kultur basil tahan asam (BTA) tetap positif setelah terapi 3 bulan atau kultur kembali
positif setelah terjadi konversi negatif. Beberapa gambaran demografik dan riwayat penyakit dahulu dapat memberikan kecurigaan TB paru
resisten obat, yaitu 1) TB aktif yang sebelumnya mendapat terapi, terutama jika terapi yang diberikan tidak sesuai standar terapi; 2) Kontak
dengan kasus TB resistensi ganda; 3) Gagal terapi atau kambuh; 4) Infeksi human immnodeficiency virus (HIV); 5) Riwayat rawat inap dengan
wabah MDR TB.16

Anda mungkin juga menyukai