Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal
ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan
Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi sendiri. Pada masa Octavianus,
orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan hidup bangsa
Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh
Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan,
melainkan manusia sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri
utama orang-orang Romawi. Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah
pencipta teori-teori, tetapi pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini
mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh
kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.
Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh
budaya Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha
bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni
Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah. Seni Romawi sebenarnya merupakan
pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan
Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa
melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani
di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh
karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma
di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran
unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu
yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya
terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni
lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan
karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air (aquaduct),
jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan
pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan
kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara
lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk
bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya.
Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia. Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun
memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar tersebut antara lain Tempel Jupiter
(abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan
tinga-tiang penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala
tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.
Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau
potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya lebih
sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan kebiasaan keluarga-keluarga
terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat patung nenek moyang dalam jumlah
banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang disimpan di rumah dan ditempatkan
dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar.
Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa
Yunani. Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh
penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik
dan cendikiawan yang dijadikan sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh
Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes, Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para
tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang logam.
Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias
dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini biasa pada
dinding rumah dengan cara melukis pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang
seolah-olah terlihat dari jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang
dilakukan oleh orang-orang Romawi ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan
demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat pengaruh
basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan peninggalan-
peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi. Salah satu dari sekian
banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah yang
terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan pengantin
perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada
dinding rumah, seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat
bunga. Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa
ini kaya dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh
bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan
monumen ini digunaakn untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan
monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni
monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
7. Amphiteater
9. Thermen
10. Merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat
dan dingin.
Pada masa Gothik (100 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang
sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang
dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang
poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-
pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada
Yesus pada tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari
kehiduapan masyarakat Romawi, malahan sebaliknya. Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib
dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma.
Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar oleh
penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari
masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun
menurut organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).
Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan kebiasaan
untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan kegiatan agama. Dari
seringnya diadakan perkumpulan, kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk
menghiasi dinding dengan motif jaman kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam
dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh perkembangan motif-motif modern
atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya berbentuk manusia dan binatang yang
digambarkan secara simbolik untuk kepentingan agama kristen. Karya seni kristen awal ini
anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai gembala yang baik. Pada umumnya yang
mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting
adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada
agama kristen. Namun, justru seniman-seniman Katakomba ini menjadi pelopor seni
nonrelistik pada abad pertengahan.
Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen
dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para
arsitek membangun gereja dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa
Romawi, yaitu suatu bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi
panjang. Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad
ke-6. Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat
dan berkubah serta menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar
atau dengan lengkung silang. Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan
gereja St.Andrea di Mantua dan gereja St.Novella di Feirence.
Peradaban Kuno Eropa ada 3, yaitu Peradaban Yunani, Peradaban Romawi, Dan Peradaban
Pulau Kreta.
A. Peradaban Yunani
1 Letak Geograpis
Yunani terletak diujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan
Laut Ionia masuk wilayah Yunani
2 Penduduk
Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan
penduduk asli yang terdiri dari petani.
Mereka membentuk suatu kelompok kelompok kota yang disebut Polis. Polis-polis yang
terkenal adalah : Athena, Sparta dan Thebe.
3 Kesenian
Pada masa kejayaan Yunani banyak dibangun kuil-kuil. Dan yang terkenal adalah Acroplis
dan Kuil Dewa Zeus. Mereka juga telah bisa membangun teater yang mampu menampung
15.000 penonton. Seni satranya pun berkembang dengan baik. Pengarang sastra Yunani yang
terkenal adalah Homerus dengan karyanya yang berjudul Illyas.
A.6 Filsafat
Hasil pemikiran dan karya-karya filsafat bangsa Yunani, telah diterjemahkan dan dipelajari
hingga kini. Para filsuf yunani merupakan konseptor yang meletakkan dasar-dasar alam
pikiran filsafat Eropa.Hasil filsafat Bangsa Yunani banyak diterjemahkan dan ditafsirkan oleh
filsuf Islam, dan melalui kesusteraan Islam ini pikiran filsafat Yunani masuk ke Persia dan
negara-negara Asia lainnya.
Filsuf Yunani
1. Socrates, dengan ajarannya tentang Ilmu Kebijakan (filsafat etika) atau kesusilaan
dengan logika sebagai dasar untuk membahasnya,
3. Aristoteles, dengan ajarannya dalam bidang biologi dan filsafat sehingga sering
disebut sebagai ahli biologi dan filsafat.
B. Peradaban Romawi
Kota Roma didirikan menurut Vergilius dalam karyanya Aenens, kota Roma didirikan 1754
SM. Kota Roma didirikan oleh Romulus anak Aeneis dan Lavinia putri Latinus (Raja negeri
Latinum) yang telah membunuh saudara kembarnya Remus. Kerajaan Roma diperintah
seorang raja yang merangkap sebagai panglima perang dan hakim tinggi. Dalam menjalankan
pemerintahannya Raja dibantu oleh Senat, yang terdiri 300 orang golongan patricier
(bangsawan). Roma menjadi negara Republik yang dikuasai kaum bangsawan (Aristokrasi)
Periode 510 31 SM Zaman Republik
Pada masa ini Roma berbentuk Republik yang pemerintahannya dijalankan oleh dua orang
Konsul yang dipilih oleh rakyat. Kemudian dibentuk dewan yang terdiri :
Senat, yaitu golongan bangsawan
Dewan Perwakilan Rakyat, sebagian besar kaum bangsawan, hanya 4 orang golongan
rakyat biasa. Dan 4 orang ini mempunyai Hak Veto.
Sering terjadinya pertentangan antara golongan bangsawan dan Rakyat biasa sehingga
golongan rakyat mengungsi ke pegunungan. Hal ini menyebabkan golongan bangsawan
menderita. Akibatnya golongan rakyat dipanggil dan diadakan perundingan sehingga
menghasilkan kesepakatan persamaan hak yang dituangkan dalam "Twaalftafelenwet" yaitu
12 meja batu undang-undang.
Pada masa Theodosius Romawi dibagi menjadi 2 : Romawi Barat dengan ibukota Roma dan
Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Romawi Barat jatuh tahun 476 M oleh
Odoakar seorang panglima tentara sewaan Jerman, Romawi Timur jatuh tahun 1453 M ke
tangan Turki dan berubah menjadi Istambul.
Kebudayaan Romawi merupakan perpaduan antara kebudayaan Yunani kuno dan Romawi.
Misalnya :
Nama-nama Dewa : Dewa Zeus diganti Jupiter, Aphrodite diganti Venus, Ares diganti Mars.
Nama-nama bulan:
Organisasi Negara dan Kemiliteran, pendidikan, kesenian, filsafat ilmu pengetahuan, dan
hukum (Codex Justinianus)
Valla, Lorenzo
Valla, Lorenzo (lrn'ts vl'l) [kunci], c.1407-57, Italia humanis. Valla tahu Yunani dan
Latin dengan baik dan telah dipilih oleh Paus Nicholas V untuk menterjemahkan Herodotus
dan Thucydides ke Latin. . Dari awal bekerja, dia adalah wakil bernafsu untuk humanis baru
yang berusaha untuk belajar bahasa dan reformasi pendidikan. Dari akhir 14. Sen melalui
16.., Yang humanists penelitian teks klasik dari jaman dahulu, percaya bahwa semangat kali
Greco-Roma yang telah hilang pada abad dapat bangkit.. Dengan berkonsentrasi pada disiplin
humanistik puisi, retorika, etika, sejarah, dan politik, mereka diklaim khusus untuk martabat
manusia dan melakukan.. Dalam merintis kerja kritikan, Valla membuktikan bahwa tersangka
Donasi panjang dari Constantine (lihat Constantine, dari Donasi) adalah seorang pemalsuan
Latin karena teks ditulis empat abad setelah kematian Constantine., sebuah dialog dalam tiga
buku yang senang menganalisa dan menawarkan humanis dan kutukan dari scholasticism
monastik asceticism. dalam nada, ia diterima dengan permusuhan. De libero arbitrio
menunjukkan bahwa teologi sengketa melalui ilahi sebelumnya dan manusia tidak akan dapat
diselesaikan. Karya besar-Nya, enam buku yang Elegantiae linguae latinae (1444), was a
brilliant filologi pembelaan dari klasik Latin di mana dia contrasted yang elegan dari Roma
kuno 'karya-khususnya dari Cicero dan Quintilian dengan kejanggalan-abad dan dari Gereja
latin.. Ini bekerja secara sangat besar berpengaruh berlari ke 60 edisi sebelum 1536. Valla dari
penyelidikan ke dalam tekstual kesalahan dalam terjemahan Injil dlm bahasa Latin spurred
Erasmus untuk melakukan kajian terhadap Yunani Perjanjian Baru.