BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid /
lemak ddarah melewati batas normal.
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada
waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali
pada keadaan yang agak berat tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah
jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu,
misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia
sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan
metabolisme lemak, seperti Bloker , diuretik, kontrasepsi oral (estrogen, gestagen).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)
Penyebab sekunder, seperti :
1. Usia --> kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
2. Jenis kelamin pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi
menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.
3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
4. Obesitas
5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega, margarin, whole
milk, es krim, keju, daging
6. Kurang melakukan olahraga
7. Penggunaan alkohol
8. Merokok
9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
10. Gagal ginjal
11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
12. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil
KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).
2.4 GEJALA
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya
sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di
dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai
800 mg / dl atau lebih ) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari
pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
- Aterosklerosis
- Penyakit jantung koroner
- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)
- Diabetes melitus
- Gangguan tiroid
- Penyakit hepar dan penyakit ginjal
- Penyakit jantung
2.6 DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur
kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa dulu minimal
selam 12 jam.
2.7 PEMBAGIAN OBAT OBATAN
F. Minyak Ikan
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam
pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan
dapat memperburuk hiperkolesteromia.
G. Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid
plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan
kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif
menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi HMG
CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol
LDL.
Dalam penanganan penyakit hiperlipidemia ini dapat berupa dari obat sintesisi dan
tumbuhan. Pada umumnya intervensi obat antihiperlipidemia ini adalah untuk memperkuat
diet ketat lemak, atau individu yang memang tidak memberikan respon dengan diet saja.
Sebelum dimulai pengobatan, harus dipastikan dulu penyebab timbulnya hiper-lipidemia.
Sebab hiperlipidemia sering terjadi akibat keadaan patologis lainnya seperti diabetes mellitus,
hipotiroidea atau alkoholisme. (hiperlipidemia sekunder) Berdasarkan jenis lipid yang
diturunkan kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :
1. Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin sulfat,
Probukol, Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.
2. Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat, Bezafibrat), Niacin, Fish
Oil
Kombinasi Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya mampu menurunkan
kadar kolesterol atau trigliserida saja, kecuali niacin yang dapat menurunkan kadar kedua
lipid tersebut. Akan Tetapi penggunan jenis-jenis obat ini mempunyai efek samping.
Contohnya, Niacin menyebabkankulit panas dan gatal sangat mengganggu sekali pada
pemakaian setelah 1-2 jam obat ini, sehingga sering kali pasien berhenti minum obat.
Klofibrat, berupa nyeri lambung, mual muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini
dapat meningkatkan insiden kolelitiasis (2-3 X lipat) dan kematian akibat karsinoma karena
efek perangsangan sekresi empedu, sehingga penggunaan-nya sangat dibatasi. Sehingga
penggunaan obat dari bahan alami yaitu tumbuhan lebih aman dan tidak kalah hebatnya
dengan obat sintesis. Beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk
membantu mengatasi kolesterol tinggi antara lain :
1. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
2. Asam Jawa (Tamarindus indica L
3. Tempuyung (Sonchus arvensis L)
4. Belimbing manis (averhoa carambola L)
5. Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)
6. Jamur Linchi
7. Pare
8. Seledri
9. Wortel
10. Apukat
11. Rumput laut
12. Bawang merah
13. Bawang Putih (Allium sativum L.)
14. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
15. Buncis
16. Morbei
17. Sirih
18. Ankak
19. Labu siam
20. Sambiloto
21. Jamur kuping putih
22. Kunyit (Curcuma longa L.)
23. Terung Ungu (Solanum melongena)
24. Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp.)
25. Daun jambu biji (Psidium guajava)
26. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
27. Bawang Bombay & Bawang merah (Allium cepa L.)
28. Jamur kuping hitam (Auricularia sp.)
29. Rumput Laut (Laminaria japonica)
30. Daun Dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.)
31. Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens Back.)
Nama Nama
No Mekanisme obat A Mekanisme Obat B Interaksi
Obat A Obat B
Menurunkan kadar
kolesterol plasma
dengan cara mengikat
asam empedu dalam
Klofibrat bersama
Mekanisme saluran cerna,
kolestiramin sedikit
kerjanya dengan mengganggu sirkulasi
menunda
meningkatkan enterohepatik
tercapainya kadar
aktivitas lipoprotein sehingga ekskresi puncak
lipase sehingga steroid yang bersifat
plasma.Klofibrat
1. Klorfibrat Kolestiramin katabolisme asam dalam tinja
menggeser
lipoprotein kaya- meningkat. antikoagulan oral
trigliserida seperti Penurunan asam dari ikatannya
VLDL dan LDL empedu oleh
dengan albumin dan
meningkat. pemberian resin ini
memperkuat efek
menyebabkan
obat-obat ini.
meningkatnya
produksi asam
empedu yang berasal
dari kolesterol.
2 Gemfibrozil Warfarin Gemfibrozil anti koagulan oral yang Gemfibrozil
meningkatkan mempengaruhi sintesa meningkatkan efek
aktivitas lipoprotein vitamin K-yang
lipase sehingga berperandalam
klirens partikel kaya pembekuan darah-
trigliserid sehingga terjadi deplesi
antikoagulan
meningkat. Kadar faktor II, VII, IXdan X. Ia
warfarin
kolesterol HDL juga bekerja di hatidengan
dapat meningkat menghambat karboksilasi
pada pemberian vitamin K dari protein
obat ini. prekursomya.
Keduanya
menurunkan kadar
kolesterol plasma
dengan cara
mengikat asam
empedu dalam
saluran cerna,
mengganggu
sirkulasi Kolestiramin dan
enterohepatik kolestipol
sehingga ekskresi mengganggu
Kolestiramin Vitamin A, D, dan
3 steroid yang bersifat Vitamin A, D , dan K absorpsi vitamin A,
dan Kolestipol K
asam dalam tinja D dan K karena
meningkat. gangguan absorpsi
Penurunan asam lemak.
empedu oleh
pemberian resin ini
menyebabkan
meningkatnya
produksi asam
empedu yang
berasal dari
kolesterol.
Gemfibrozil
Penghambat HMG meningkatkan Kombinasi
CoA-reduktase aktivitas lipoprotein pravastatin dan
bekerja dengan lipase sehingga gemfibrozil tidak
menghambat klirens partikel kaya dianjurkan karena
4 Pravastin Gamfibrozil
sintesis kolesterol di trigliserid meningkat. terjadi penurunan
hati sehingga Kadar kolesterol HDL ekskresi urin dan
menurunkan kadar juga dapat meningkat ikatan protein
LDL plasma. pada pemberian obat pravastatin
ini.
5 Atorvastatin Digoxin Penghambat HMG Mekanisme kerja Pemakaian bersama
CoA-reduktase digoxin yaitu dengan digoxin dan
bekerja dengan menghambat pompa atorvastatin
menghambat Na-K ATPase yang meningkatkan kadar
sintesis kolesterol di menghasilkan tunak plasma
hati sehingga peningkatan sodium digoxin hingga
menurunkan kadar intracellular yang 20%.
LDL plasma. menyebabkan
lemahnya pertukaran
sodim/kalium dan
meningkatkan
kalsium intracellular.
Antasida bekerja
dengan cara
Penghambat HMG
menetralkan kondisi
CoA-reduktase Pemakaian suspensi
terlalu asam
bekerja dengan antasid berisi Al dan
tersebut, selain itu
Antasid berisi Al menghambat Mg menurunkan
6 Atorvastatin antasida juga bekerja
dan Mg sintesis kolesterol di kadar plasma
dengan cara
hati sehingga atorvastatin hingga
menghambat aktivitas
menurunkan kadar 35%
enzim pepsin yang
LDL plasma.
aktif bekerja pada
kondisi asam,
Cimetidine adaiah
penghambat histamin
pada reseptor H2
secara selektif dan
Penghambat HMG reversible,
Atorvastatin +
CoA-reduktase penghambatan
simetidin
bekerja dengan histamin pada
menurunkan
menghambat reseptor H, akan
7 Atorvastatin Simetidin efektivitas
sintesis kolesterol di menghambat sekresi
penurunan
hati sehingga asam lambung baik
trigliserida hingga
menurunkan kadar pada keadaan istirahat
26-34%
LDL plasma. maupun setelah
perangsangan oleh
makanan, histamin,
pentagastrin, kafein
dan insulin.
Golongan makrolid
menghambat sintesis
Penghambat HMG
protein kuman dengan
CoA-reduktase Atorvastatin +
jalan berikatan secara
bekerja dengan eritromisin (suatu
reversible dengan
menghambat inhibitor sitokrom)
8 Atorvastatin Eritromisin ribosom subunit 50S,
sintesis kolesterol di meningkatkan kadar
dan bersifat
hati sehingga plasma atorvastatin
bakteriostatik atau
menurunkan kadar hingga 40%
bakterisid tergantung
LDL plasma.
dari jenis kuman dan
kadarnya
DAFTAR PUSTAKA
AKFAR-ISFI/Farmakologi/Antihiperlipidemia
Estuningtyas, A. Dan Arif, A. (2007). Obat Lokal. Dalam buku: Farmakologi dan Terapi. Edisi lima,
Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 43. Jakarta : Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia.
Nah, Y. K. (2007). Interaksi Obat yang Penting di Klinik. Meditek, Vol. 15 No. 39, Januari-April
2007. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat