Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BIOTEKNOLOGI

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN


Kloning Domba Dolly

Disusun oleh:

NURAFNI KHAER FATHA (1414142001)


MAULYDA AWWALIYAH P (1414142006)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BIOTEKNOLOGI MODERN
Kloning Domba Dolly
A. Pengertian Kloning
Secara etimologis, kloning berasal dari kata clone yang diturunkan dari
bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian, yaitu :
a. Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang
memiliki sifat-sifat genetiknya identik, dan
b. Klon gen atau molekular, artinya sekelompok salinan gen yang bersifat
identik yang direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam sel inang.
Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan
sejumlah besar sel atau molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau
molekul asalnya. Kloning dalam bidang genetika merupakan replikasi segmen
DNA tanpa melalui proses seksual. Itulah sebabnya kloning juga dikenal
dengan istilah rekombinasi DNA. Rekombinasi DNA membuka peluang baru
dalam terobosan teknologi untuk mengubah fungsi dan perilaku makhluk
hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia.
Kloning terjadi secara alami dalam banyak jenis tanaman yaitu dengan
cara vegetatif. Kloning adalah cara bereproduksi secara aseksual atau untuk
membuat salinan atau satu set salinan organisme mengikuti fusi atau
memasukan inti diploid kedalam oosit. Americaan Medical Association
mendefinisikan kloning sebagai produksi dari organisme identik secara
genetik melalui sel somatik transfer nuklir, walaupun definisi yang lebih luas
sering digunakan untuk memasukkan produksi jaringan dan organ dari kultur
sel atau jaringan menggunakan sel.
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa
genetik individu identik yang terjadi di alam saat organisme seperti bakteri,
serangga atau tanaman bereproduksi secara aseksual . Secara definisi, klon
adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuhan melalui proses
reproduksi aseksual yang berasal dari satu induk yang sama. Setiap anggota
klon tersebut memiliki jumlah dan susunan gen yang sama sehingga
kemungkinan besar fenotifnya juga sama.

B. Sejarah Kloning
a. Pada tahun 1962, ahli biologi Jhon Gurdon dari universitas Oxford
berhasil mengkloning katak afrika selatan.
b. Tahun 1977 Karl Illmense dan Peter Hoope berhasil mengkloning tikus
dari 1 induk.
c. Tanggal 12 Desember 2002 Clonaid sebuah perusahaan biotek AS berhasil
mengkloning manusia pertama yang diberi nama Eve.
d. Tanggal 14 februari 2003 para ilmuan Rosalin Institute dari Skotlandia
mengumumkan berhasil mengkloning domba Dolly.
Tetapi, dari 277 usaha cloning yang dilakukan terhadap sel tubuh dan
sel telur, hanya 13 saja yang berhasil tumbuh. Itupun hanya Dolly saja yang
berhasil terus tumbuh dan lahir dengan selamat. Sedangkan sumber lain
menyebutkan bahwa dari 277 usaha cloning, embrio yang berhasil terbentuk
adalah sebanyak 30 buah. Dari embrio-embrio tersebut yang berhasil hidup
hanya satu yaitu yang dapat hidup mencapai umur 5,5 tahun.

C. Macam-Macam Kloning
Jika ditinjau dari cara kerja dan tujuan pembuatannya, kloning dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Kloning Embrional (Embryonal Cloning)
Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk
memperoleh kembar identik, meniru apa yang terjadi secara alamiah.
Setelah pembuahan terjadi, beberapa buah sel dipisahkan dari embrio
hasil pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang dalam kondisi
tertentu untuk tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang
selanjutnya diimplementasikan dalam uterus agar berkembang menjadi
individu baru yang memiliki komposisi materi genetik yang sama dengan
klonnya.
b. Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning
reproduktif (Reproductive Cloning)
Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa
genetis untuk memperoleh duplikat dari seorang individu yang sudah
dewasa. Dalam teknologi ini, inti sel berisi materi genetik difusikan ke
dalam sel telur. Hasil fusi dirangsang dengan kejutan listrik agar
membelah membentuk embrio yang kemudian diimplementasikan ke
dalam uterus agar berkembang menjadi janin.
c. Kloning Terapeutik (Therapeutic Cloning).
Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel,
jaringan atau organ dari satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan
atau perbaikan kesehatan. Dari embrio hasil rekonstruksi DNA-sel telur,
diambil sel-sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem cell. Stem cell
adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai macam
jaringan atau organ sesuai dengan induktor (rangsangan). Melalui kloning
terapeutik ini dapat dikatakan suplai jaringan dan organ menjadi tidak
terbatas, sehingga seseorang yang memerlukan cangkokan jaringan atau
organ tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian.

D. Teknik-Teknik Kloning
1. Transfer Nukleus
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor
dan suatu oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang
intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan
enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi
genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian
dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik. Penelitian membuktikan
bahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila hanya dalam anfertilisasi,
sebab hal ini akan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti
dirinya sendiri.
Di dalam telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel
zigot dan membelah serta berkembang menjadi blastosit. Blastosit
selanjutnya ditransfer ke dalam uterus induk pengganti (surrogate
mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik, suatu replika yang
sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah terbentuk
blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung
yang tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekologi.
2. Teknik Roslin
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah
kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan antusias terhadap
kloning, melainkan juga hal tersebut membuktikan bahwa kloning
binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui
bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu
hewan yang komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen
yang sederhana maka kedua keadaan tersebut kemungkinan bersifat
menetap.
Hal tersebut di atas bukanlah suatu kasus yang menyusul setelah
penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang suatu metode
yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel
donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan
berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh
embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang untuk dapat
masuk ke Gap Zero, atau stadium sel GO, atau stadium sel dorman.
Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan
diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang di ambil dari seekor
domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut menggunkan sel
kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur
domba blackface sebagi resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan
intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya
menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba
finndorset difusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface
yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini dibantu oleh
kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba
blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat.
Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung
percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface.
Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan
domba finndorset. Kloning domba Dolly termasuk teknologi transfer inti
sel reproduktif kloning. Pada tipe reproduktif, DNA yang berasal dari sel
telur hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel
somatic (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan dewasa yang lain.
Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil
perkembagbiakan secara vegetative (aseksual) karena sel telur tidak
dibuahi oleh sperma.Prinsip dari teknik yang diaplikasikan untuk
menciptakan Dolly, sebenarnya sangatlah sederhana dan sudah ada sejak
tahun 1975. Seorang ilmuwan bernama Gurdon mengambil nukleus atau
inti sel dari sel telur katak dan menggantinya dengan nukleus dari sel
usus, hasilnya berupa kecebong-kecebong kecil yang mati sebelum
tumbuh jadi katak dewasa.
Domba dolly hidup dengan sehat namun ia mudah terserang
penyakit, ia hidup hanya 6 tahun (rata-rata umur domba normal). Domba
dolly mati karena mengalami pemendekan telomere (suatu pengulangan
sekuen DNA yang biasa didapati diujung akhir sebuah kromosom).
Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel
yang akan menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel
germa adalah sel yang menumbuhkan telur dari sperma.
3. Teknik Honolulu
Pada Juli 1998, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Hawai
mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus
kloning yang secara genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama
Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai.
Yanagimachi menciptakan tiga generasi berturut-turut. Sebelum
keberhasilan ini, diperkirakan bahwa tahap awal di mana embrio genom
hewan mengambil lebih (dua-sel pada tikus) menyulitkan nukleus
pemrograman ulang terjadi. Tikus adalah salah satu yang untuk
melakukan kegiatan mengkloning tidak seperti domba. Pada tikus, sel
telur melai melakukan mitosis segera setelah proses pembuahan terjadi,
sehingga menyebabkan peneliti hanya memiliki sedikit waktu untuk
memprogram ulang inti baru.

E. Prosedur Kloning Domba Dolly


Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning.
Penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang suatu metode yang
mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel donor dan sel
telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu
keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga
sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel
GO, atau stadium sel dorman. Tahapan dari proses kloning teknik Roslin
untuk menghasilkan klon domba Dolly adalah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama

Suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba
betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis
bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan
membentuk jaringan in vitro atau di luar tubuh hewan. Hal ini akan
menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang sama. Tahap ini
hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus Polly,
karena perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka
telah dipengaruhi.
2. Langkah Kedua
Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan
campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk
mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk
menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium GO.
Kemudian sel telur dari domba betina Blackface (domba betina yang
mukanya berbulu hitam = Scottish Blackface) dienokulasi dan diletakkan
di sebelah sel donor.
3. Langkah Ketiga

Satu sampai delapan


jam setelah pengambilan
sel telur, kejutan listrik
digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama
pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Teknik ini tidaklah
sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena
hanya beberapa sel yang diaktifkan oleh kejutan listrik yang mampu
bertahan cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio.
4. Langkah Keempat

Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar


enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang
diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya lebih
mampu bertahan dibandingkan dengan yang diinkubasi di dalam
laboratorium.
5. Langkah Kelima

Akhirnya
embrio tadi ditempatkan
ke dalam uterus betina
penerima (surrogate
mother). Induk betina
tersebut selanjutnya
akan mengandung hasil cloning tadi hingga ianya siap untuk dilahirkan.
Bila tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikatyang persis sama dari donor
akan lahir.

6. Langkah Keenam

Domba yang baru


lahir tersebut memiliki
semua karakteristik yang
sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada
efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap kanker atau
penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap kepada
DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya yang
dikloning dengan metode ini.
F. Keuntungan dan Kerugian Kloning Domba Dolly
1. Keuntungan
a. Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan ilmu
biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi. Misalnya
Akan diperoleh keturunan baru dalam jumlah yang besar dalam waktu
yang singkat dan dengan sifat yng identik dengan induknya.
b. Untuk Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul
Seperti telah kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio
transfer. Hal yang serupa tentu saja dapat juga dilakukan pada hewan
ternak lain, seperti pada domba, kambing dan lain-lain. Dalam hal ini
jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota
klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul
tersebut dapat lebih meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan
tehnik transgenik. Dalam hal ini ke dalam nukleus zigot dimasukkan
gen yang dikehendaki, sehingga anggota klonnya akan mempunyai gen
tambahan yang lebih unggul.
Contoh lainnya yaitu untuk menghasilkan susu yang mengandung
nutrisi ekstra atau lebih banyak daging yang memiliki rasa dan
kualitas lebih baik. Hal ini juga memungkinkan genetik konservasi
bibit lokal dengan kemampuan adaptasi terhadap penyakit regional
atau iklim setempat. Wells et al (1998) (dalam Tong, W F., 2002),
melaporkan dua anak sapi yang lahir dari kloning, disesuaikan dengan
kondisi sub-Antartika.
2. Kerugian
a. Menurunkan keanekaragaman keturunan baru yang dihasilkan
b. Resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning
c. Keturunan baru hasil kloning berumur pendek

Anda mungkin juga menyukai