Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andi Sri Wahyuni

Prodi : Adm Niaga Semester I


Mata Kuliah : P Ilmu Politik

Pengertian Hak Asasi Politik


Hak asasi manusia adalah hak dasar yang memiliki setiap manusia sebagai manusia. Hak-hak
tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang kaya maupun miskin, laki-laki atau perempuan.
Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar tetapi tidak pernah dihapuskan. Berikut ini pengertian HAM
menurut beberapa ahli :
1. Prof.Dr Darji Darmodiharjo,SH
HAM adalah hak-hak dasar/pokok ynag dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Laboratorium Pancasila IKIP Malang
HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insane ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Prof.Mr. Kuntjono Purbo Pranoto
HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang dipisahkan hakikatnya
Selain itu hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikiat dan
keberadaan manusia sabagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum , pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.sejarah HAM dimulai ketika
duterimanya Universal Declaration of Human Right oleh Negara-negara yang bergabung dalam
perserikatan bangsa-bangsa. Dalam proses ini telah beberapa naskah yang secara berangsur-
angsur menetapakan bahwa ada beberapa hak yang mendasari kehidupan manusia dan karena
bersifat universal dan azasi . naskah tersebut sebagai berikut :
a. Magna Carta atau Piagam Agung yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja Jhon di
inggris kepada beberapa bangsawan bawahanya atas tuntutan mereka yang sekaligus membatsi
kekuasaan Raja Jhon.
b. Bill of Rights, suatu undang-undang yang diterima oleh perlemen Inggris sesudah berhasil dalam
tahun sebelumnya mengadakan perlawanan terhadap Raja James II, dalam suatu revolusi tak
berdarah.
c. Deckaration des droits de Ihomme et du citoyen , suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan
revolusi Prancis sebagai perlawanan terhadap kesewenagan dari rezim lama.
d. Bill of Rights, suatu naskah yang disusun oleh rakyat Amerika tahun 1789.

b. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis dimana adalah Negara kota, dam dari
kata polis tersebut bisa didpatan bebrapa kata, diantarnya :
1. Polities => Warga Negara
2. Politicos => kewarganegaraan
3. Politike episteme =>ilmu politik
4. Politician =>pemerintah Negara
Jika kita tinjau dari asal kata tersebut pengertian politik secara umum dapat dikatakan bahwa
politik adalah kegiatan dalam suatu sisitem politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan
tujuan dari sistem tersebut dan bagaiamana melaksanakan tujuanya.
Menurut para ahli pengertian politik sebagai berikut :
Mirriam Budhiharjo (politik adalah bermacam-macam kegiatan dari siistem politik (negra yang
mencangkut proses menentukan tujuan-jujan dar sistem Indonesia dan melaksanakn tujuan-tujuan
itu )
Isjwara ( perjuangan untuk memperoleh kekuasaan/teknik menjalankam kekuasaan-kekuasaan
atau masalah-masalah pelaksanaan dan control kekuasaan/pembentukan dan penggunaan
kekuasaan)
Hak dan politik dipahami hak (right) adalah hak (entitilment) , adalah tuntutan yang dapat
diajukan seseorang terhadap orang lain semapai kepada batas-batas pelaksana hak terssebut.
Hak asasi politik (politik right) adalah hak ikut serta dalam pemerintahan ,hak dasar
manusia dalam kehidupan berpolitik yang tidak bisa dirampas begitu saja. Beberapa contoh hak
asasi politik
1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
3. Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainya.
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
Didalam perlindungan hak-hak sipil dan politik , peran negara harus dibatasi karena hak-hak sipil dan
politik tergolong dalam negative right , yaitu hak-hak dan kebebasan yang dijamin didalamny akan
terpenuhi apabila peran negara dibatasi. Apabila negara bersifat intervensionis ,maka tidk bisa
dielakan hak-hak dan kebebassan yang diatur didalamnya akan dilanggar negara.
Perkembangan Politik secara Historis
Prinsip-prinsip mendasar yang melandasi Hak Asasi Manusia modern telah ada sepanjang
sejarah. Namun sebagaimana dijelaskan lebik rici dibawah sampai abad masyarakat internasional
tidak menyadari perlunya mengembangkan standar-standar minimum bagi perlakuan warga negara
oleh pemerintahnya. Alasan bagi kesadaran ini dinyatakan ddengan sangat baik dalam Pembukaan
Pernyataan Sejagat tentang Hak Asasi Manusia , yang diterima pada tahun 1948 oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk ,yaitu:
pengakuan martabat yang melekat dan hak yang sama dan tak dapat dihapuskan oleh seluruh
masyarakat manusia yang merupakan dasar bagi kebebasan, keadilan, perdamaian dunia.
pengabaian dan pelecehan hak-hak asasi manusia telah menimbulakan tindakan-tindakan
biadab..
Hak ini bersifat ensensial ,jika mnusia tidak terpaksa untuk menggunakan cara
pemberontakan terhadap tirani sebagai jalan terkhir , maka hak asasi manusia itu harus dilundingu
oleh rule oh law.
Hak yang dirumuskan dalam abad ke 17 dan ke 18 sangat dipengaruhi oleh gagasan
mengenai HAM Alam (Natural Law), seperti yang ditumuskan oleh Jhon Locke (1632-1714) dan Jean
Jacques Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas hak-hak bersifat poitis saja seperti keamanan
hak, hak atas kebebasab, hak untuk memilih dan sebagainya. Pada abad ke 20 ,hak-hak politik
dianggap kurang sempurna dan mulailah dicetuskan beberapa hak lain . hak yang dirumuskan oleh
presiden Amerika Serikat , Franskin D, Roosevelt yaitu:
1. Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
2. Kebebasan beragama (freedom of religion )
3. Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear)
4. Kebebasan dari kemelaratan ( freedom of misery)
Dengan merujuk pada the four freedoms diatas, maka kebebasan untuk berbicara dan
menyatakan pendapat adalah hak yeng kerap berbenturan langsung dengan ototritas negara. Hak
tersebut dalam banyak segi merupakan domain dari kekeuasaan dan berarti bagian dari konfigurasi
politik. Hanya saja pembicaraan public terhadap wacana politik dilandasi dengan sikap aprioro dan
konlusian parsl. Akibatnya dunia politik serta merta dipandang sebagai mahluk yang sarat dengan
kedustaan dan keinstaan. Itulah sebabnya politik penting dipahami karena tidak hanya terkait dengan
sistem ketangakerjaan tetapi juga dengan kehidupan sehari-hari. Selama ini masyarakat tidak
mempunyai kesempatan untuk memahami politik karena rekayasa politik yang dilakukakn oleh
penguasa yang sengaja menjauhkan masyarakat dari sitem control terhadap kekuasaan.
Selain itu , buruk nya perilaku politisi dan elit politik menjadi salah satu penyebab apatisme
rakyat terhadap proses politik yang berlangsung. Oleh sebab itu pemahaman tentang politik, sistem
politik, dan partai politik di Indonesia menjadi pennting agar masyarakat memahamai bahwa meraka
merupakan bagian daari proses politik.
Berikut ini beberapa pemaknaan yang dapat dijadikan referensi. Dilihat dari stukutur dan
kelembagaan ,politik, dapat diartikan sebegai
Segala sesuatu yang ada relasi dengan pemerintah ( peraturan,tindakan pemerintah, undang-
undang hokum kebijakan, kekuasaan dan lain-lain). Peraturan dan penguasaan oleh pemerintah atau
negara. Cara memerintah suatu teritorium tertentu. Oranaisasi, peratauran, taktik, strategi, tinddakan
negara/pemerintah dalam mengendalikan negara dan wilayah secara yuridis dan konstitusional.

Hoogerwerf And Vandale juga membengi pengertian politik menjadi lima kategori :
1. Mengandung pengertian kebijakan
2. Mengandung pengertian kekuasaaan
3. Mengandung pengertian negara
4. Mengandung pengertian konflik dan kerjasam
5. Mengandung pengertian distribusi

Hak politik warga negara sebagaimana diuraikan diatas merupakan hak yang bersifat universal
ditegaskan dalam konvenan hak sipil dan politik PBB Tahun 1966 yang telah diratifikasi Indonesia
melalui UU No .12 tahun 2005 . dalam pasal 25 konvenan hak sipil dan politik ditegaskan : setiap
warga negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa pembedaaan apapun sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 2 dan tanpa pembatasa yang tidak layak untuk :
a. Ikut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah, baik secara langsung ataupun melalui wakil-wakil
yang dipilih secara bebas,
b. Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala yang murni, dan dengan hak pilih yang universal
dan sama, erta dilakukan melalui pemungutan suara secara rahsia untuk menjamin kebebasan
menyatakan keinginan dari para pemilih.
c. Memperoleh akses pada pelayanan umum di negara atas dasar persamaan dalam arti murni.
Ketentuan mengenai hak politik warga negara dalam konven hak sipol diatas, sebetulnya juga
diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1 : segala warga negara bersamaan kedudukanya di dalam
hokum dan pemerintah dan wajib menjunjung hokum dan pemerintah itu dengan tidak ada
keculainya. Penegasan kontsituti hak politik warga negara , tertuang dalam UU No39 tahun 1999
tentang HAM khusus pasal 43:
1. Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdaasarkan
persamaan hak melalui pemungutan suara yang berlansung, umum, bebas, rahasia , jujur, dan adil
sesuai dengan kententuan peraturan perundang-udangan.
2. Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dan berlangsung atau dengan perantara
wakil yang dipihnya dengan bebas, menurut cara kententuan dalam peraturan perundang-undangan.
3. Setiap warga negara dapat diangkat dalam setuiap jabatan pemerintah.
Berdasarkan diskripsi tersebut , dapatlah dipahami bahwa hak politik warga negara dijamin oleh
konstitusi dan peraturan hokum Indonesia.

Kasus pelanggaran HAM yang bermuatan politik


1. Kerusuhan Mei 1998
Kerusuhan mei 1998 adalah kerusuhan yeng terjadidi Indonesia pada13-15 Mei 1998,
khususnya di ibu kota Jakarta namun terjadi di beberapa daerah lainya. Kerusuhan ini diawali krisis
financial Asia dan dipacu oleh tragedy trisakti dimana emapat mahasiwa Universitas Trisakti
ditembak dan terbunuh demokrasi 12 mei 1998.
2. kasus pada 14 juni 2012
Anggota pasukan kemanana yang tidak bisa terindentifikasi di Jayapura, papua menembak
mati Mako Tabuni, pemimpin Komite Nasional untuk Papua Barat (KNPB), yang berkampanye untuk
mendapatkan, kebebasan menentukan nasib sendiri bagi profinsi Papua dan Papua barat.
3.Kasus pada 27 juli 2012
Anggota Brigade Mobil Polisi (Brimbob) Polda Sumatra selatan menembak bocah beumur 12
tahun saat merka membubarkan demontrasi warga Desa Limbang Jaya, kabupaten Ogan Ilir di
Sumut

Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Pemilihan Umum


Hak politik mencangkup hak aktif dan positif. Hak aktif adalah hak warga negara untuk
memilih wakil-wakilnya maupun pempipin pemerintah Pusat dan Daerah melalui pemilihan yang
bersifat luber dan jurdil. Hak aktif warga negara dalam siistem penyelenggaraan pemilu antara lain
hak untuk didata dan didaftar sebagai pemilih ,hak untuk mendapat informasi secara luas dan objektif
mengenai pemilu, hak untuk memberikan suara dan mengadukan kepada pihak terkait jika ditemukan
ada pelanggaran dan lain-lain.
Hak politik pasif hak warga negara untuk dipilih sebagai wakil rakyat atau pemimpin
Pemerintahan Pusat maupun Daerah. Sistem penyelenggaraan pemilu antara lain hak menjadi
peserta pemilu anggota legislative maupun pemilu presiden dan wakil presiden sepanhjang
memenuhi syarat.
Hak poltik warga negara tersebut tidak boleh diabaikan , diremehkan apalagi dihilangkan
karena hal seprti itu merupakan pelanggaran HAM. Salah satu bentuk pelanggaran HAM yang sering
sekali terjadi dalam bidang politik adalah deskriminasi. Hal ini telah ditegaskan dalam pasal 1 ayat 3
UU No.39 tahun 1999: deskriminasi adalah setiap pembatasan ,pelecehan, atau pengucilan yang
langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku,
ras, etnis, kelompok, golongan, status social, status ekonomi, jenis kalamin, bahasa, keyakinan
politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dam kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, sosoial, budaya, dan aspek lainnya.
Penyelenggaraan pemilu secara teoritis , pemilihan umum merupakan salah satu ciri dari
sebuah sistem politik yang demikratis, dalam arti, lembaga-lembaga pemilihan umum dan badan
legislative yang dihasilkan meruoakan satu-satunya penghubung yang sah antara rakyat dan
pemerintah. Sebagai syarat untama bagi rakyat untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan
kepentingan mereka. Keberadaan pemilu beserta lembaga-lembaga terkaitnya merupakan sebuah
keniscayaan. Bahkan dari hasil-hasil pemilu selanjutnya ditentukan berbagai program pemerintah,
ternasuk di dalamnya pembangunan. Dengan kata lain, pemilu dan pembangunan sebenarnya
merupakan sumber-daya politik (political resources) bagi sebuah rejim yang sedang berkuasa.
Artinya, kegagalan untuk melakukan keduanya akan mengancam legitimasi kekuasaanya .
( M.Dawan Rahardjo, 1996:55) meski secara konsepsional ,sistem penyelanggaraan pemilu cukup
beragam , namaun tujuan penyelenggaraan pemilu itu sendiri umumnya ada empat hal yaitu:
1. Untuk memungkinkan terjadinya peraihan kepemimpinan dan pemerintahan secara tertib dan damai.
2. Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di
lembaga perwakilan.
3. Untuk melaksanakan prinsip kadulatan rakyat
4. Untuk melakasankan prinsip hak-hak asasi warga negara.
Dalam hal ini warga negara teanpa terkecuali mempunyai hak dalam proses politik. Sehingga hak
politik warga dimaksud tidak lain merupakan dari hak asasi manusia (HAM) yang wajib dihormati,
dilindungi. Dan dipenuhi oleh siapapun yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai