NAMA : SUMIATI
NIM : 041524253001
dan prosedur akuntansi yang dijalankan oleh perusahaan pada umumnya dianggap rahasia.
Sehingga suatu perusahaan memiliki sedikit informasi tentang prosedur akuntansi yang
dijalankan oleh perusahaan lain. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseragaman praktik
dan prosedur akuntansi yang dijalankan oleh setiap perusahaan dalam suatu industri yang sama
terjadinya kesulitan dalam membandingkan dan menilai kualitas informasi akuntansi yang
Seiring dengan perkembangan kondisi sosial dan ekonomi Amerika yang semakin
membaik, banyak perusahaan mulai berkembang pesat dan masyarakat yang melakukan investasi
semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan para pelaku bisnis membutuhkan informasi
akuntansi yang akurat. Sehingga informasi akuntansi menjadi sangat dibutuhkan dan memainkan
peranan penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Namun permasalahan yang terjadi pada
saat itu adalah bahwa praktik dan prosedur akuntansi belum diatur dengan baik dan tertinggal
Pada tahun 1929, Amerika mengalami krisis yang luar biasa akibat terjadi crash di pasar
saham. Para investor bereaksi dan mempertanyakan praktik akuntansi dan pelaporan keuangan
yang dijalankan oleh perusahaan. Praktik dan prosedur akuntansi yang bervariasi yang dijalankan
perusahaan pada saat itu menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan investor dan calon
investor (Wolk et al. 2013:64). Mereka mulai berfikir bahwa praktik akuntansi tersebut perlu
diatur sedemikian rupa demi terciptanya praktik bisinis yang baik. Sehingga pada tahun 1930,
Accounting Institute of Certified Public Accountants (AICPA) memulai upaya bersama dengan
New York Stock Exchange (NYSE) untuk memprakarsai penyiapan salah satu dokumen paling
penting dalam perkembangan pembuatan peraturan akuntansi. Komite khusus AICPA yang
bekerjasama dengan Komite NYSE mengembangkan prinsip akuntansi untuk memberikan solusi
terbaik terkait dengan penggunaan berbagai macam praktik akuntansi yang kemudian diikuti
Komite AICPA menyiapkan draft formal "five broad accounting principles" yang
disetujui oleh komite NYSE pada tahun 1932. Dokumen tersebut mewakili upaya formal
bersama yang dilakukan NYSE dan AICPA tersebut memiliki pengaruh besar dalam pembuatan
Amerika membentuk Securities Exchange Commision (SEC) pada tahun 1934 yang ditugaskan
profesi akuntansi untuk membuat prinsip ataupun standar akuntansi. Selanjutnya muncullah
beberapa Komite/Dewan yang membuat prinsip ataupun standar akuntansi seperti: Committee on
prinsip maupun standar akuntansi yang diterbitkan, diantaranya adalah: A Statement of Basic
Accounting Theory (ASOBAT), Accounting Principles Board (APB) Statement No. 4, Statements
of Financial Accounting Concepts (SFAC), etc. Dalam paper ini, penulis akan membahas dan
membandingkan secara lebih spesifik terkait dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi
yang terdapat dalam ASOBAT, APB Statement 4, SFAC Nomor 2, dan SFAC Nomor 8.
A. A STATEMENTS OF BASIC ACCOUNTING THEORY (ASOBAT)
Pada tahun 1966, American Accounting Association (AAA) menerbitkan suatu kerangka
dasar teori akuntansi yang disebut A Statements of Basic Accounting Theory (ASOBAT). Komite
dari AAA tersebut diberikan tanggungjawab untuk mengembangkan sebuah pernyataan terpadu
terkait dasar teori akuntansi yang akan berfungsi sebagai panduan bagi pendidik, praktisi, dan
kelompok lain yang berkepentingan dalam akuntansi. Pernyataan tersebut harus mencakup
dukungan yang memadai untuk setiap posisi yang diambil dan penjelasan yang cukup untuk
Wolk, Dodd, and Rozycki, 2013, mengatakan bahwa definisi yang dikemukakan oleh
ASOBAT secara khusus terkonsentrasi pada pembuatan kerangka kerja untuk mengevaluasi
yang disusun untuk pengguna. Sehingga konsentrasinya adalah terkait dengan meta-teori
akuntansi, yang merupakan bagian paling penting dari struktur teori untuk tujuan dan sasaran
informasi akuntansi. Tujuan (objectives) akuntansi yang dirumuskan oleh ASOBAT yaitu: (1)
untuk membuat keputusan tentang penggunaan sumberdaya yang terbatas dan untuk menentukan
tujuan dan sasaran; (2) mengarahkan dan mengontrol sumberdaya manusia dan material
pedoman untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi, dan tujuan (objectives) tersebut dapat
dipandang sebagai bagian dari meta-teori akuntansi. Standar tersebut adalah: Relevance,
Verifiability, Freedom from Bias, dan Quantifiability. Empat standar tersebut dimaksudkan untuk
tangan. Hal tersebut muncul secara langsung dari keempat tujuan yang dikemukakan ASOBAT
untuk berbagai macam tipe informasi (Wolk et el. 2013). Standar Relevance yang dikemukakan
ASOBAT merupakan standar utama dimana suatu informasi yang relevan akan sangat berguna
dalam pengambilan keputusan. Sementara itu, standar verifiability (dapat diverifikasi) memiliki
dipertimbangkan sebagai aspek teori akuntansi yang penting walaupun beberapa orang percaya
bahwa mereka melibatkan domain yang berbeda. Pemilihan sistem penilaian dan juga aturan
individu untuk sub sistem harus berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan relevansi. Akan tetapi,
aspek pengukuran juga harus dipertimbangkan karena sistem dan metode penilaian yang
memiliki konsensus yang rendah (dalam hal kesepakatan antar pengukuran) mungkin harus
dilewati melalui pendekatan-pendekatan yang kurang bermanfaat (Wolk et al. 2013). Menurut
Suwardjono, 2012, verifiability lebih berkaitan dengan meminimkan bias dalam proses
(measurement bias), sehingga verifiablity tidak dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa dasar
Kemudian setandar selanjutnya yaitu standar freedom from bias merupakan pelengkap
pada orientasi lembaga-lembaga pengaturan-standar, dimana freedom from bias terkait dengan
penyiapan laporan keuangan (Wolk et al. 2013). Standar ini perlu karena permasalahan
keberagaman pengguna dan juga hubungan yang potensial antara manajemen dan pengguna
eksternal. Bias mungkin susah digambarkan dan dipecahkan. Contohnya, demi relevansi dan
keterbukaan, sebuah perusahaan diminta untuk menghitung laporan keuangan atau catatan-
catatan jumlah dari penilaian yang diharapkan dalam kasus hukum. Keinginan sebuah
dan keterbukaan karena keputusan pengadilan bisa dipengaruhi oleh pengakuan perasaan
mengatakan bahwa suatu informasi akuntansi harus dapat dikuantitatifkan. Sterling, 1967,
mengatakan bahwa elaborasi dari quantifiability tampaknya diarahkan pada dua ujung: (1)
Akuntansi tidak perlu dibatasi untuk kuantitas "nilai", dan (2) kuantifikasi data menambah
kegunaan.
APB Statement 4 merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh komite APB pada tahun
1970 sebagai akibat dari penolakan profesi akuntansi terhadap Accounting Research Studies
(ARS) 1 dan 3 yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh APB. Dari penolakan tersebut kemudian
APB mengeluarkan ARS 7 yaitu Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for
Business Enterprises oleh Paul Grady. Selanjutnya berdasarkan ARS 7 yang dinilai sukses dan
diterima oleh kalangan profesi akuntansi, komite APB menyusun APB Statement 4 tentang
Enterprises.
Pernyataan APB Statement 4 memiliki dua tujuan, yaitu: (1) Menyediakan suatu dasar
untuk mengevaluasi praktik akuntansi saat ini, membantu memecahkan permasalahan akuntansi,
serta menjadi panduan dalam pengembangan akuntansi keuangan di masa yang akan datang; (2)
Meningkatkan pemahaman terhadap tujuan akuntansi keuangan, sifat dari proses dan kekuatan
yang membentuknya, serta potensi keterbatasan laporan keuangan dalam menyediakan informasi
yang dibutuhkan (The CPA letter, 1970, dalam Wolk et al. 2013).
Sementara itu, pada bab pertama dari statement tersebut menyatakan dua tujuan yaitu
Tujuan pendidikan adalah untuk memberikan suatu dasar untuk meningkatkan pemahaman
dasar-dasar yang luas dari akuntansi keuangan. Sedangkan tujuan pengembangan adalah untuk
memberikan suatu dasar dalam memandu pengembangan akuntansi keuangan dimasa depan
(Schattke, 1972).
APB Statement 4 akuntansi adalah suatu aktifitas jasa yang fungsinya adalah untuk memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang ditujukan
untuk menjadi berguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (AICPA, 1970, dalam Wolk et al.
2013).
Dalam APB Statement 4 juga mengadopsi pernyataan ASOBAT yang sangat menekankan
pada keberagaman pengguna. Pengguna informasi keuangan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengguna dengan kepentingan langsung dan pengguna dengan kepentingan tidak langsung (Wolk
et al. 2013). Menurut APB Statement 4, pengguna harus memiliki pengetahuan serta memahami
karakteristik dan keterbatasan laporan keuangan. APB Statement 4 juga melihat laporan
keuangan memiliki tujuan umum, tidak ditujukan untuk kalangan pengguna yang terbatas saja.
Ada aspek yang menarik dari APB Statement 4 yaitu tentang pernyataan bahwa akuntansi
adalah disiplin pengukuran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang tertulis dalam ASOBAT.
Standar dan panduan untuk informasi akuntansi yang dalam APB Statement 4 disebut qualitative
objective juga hampir sama dengan yang ditulis oleh ASOBAT. Qualitative objective (Schattke,
1972) menghubungkan akuntansi pada pengguna informasi keuangan dan perhatiannya terhadap
kegunaan data untuk suatu keputusan. Qualitative objective yang tertera pada APB Statement 4
completeness.
Relevance. Merupakan tujuan kualitatif yang utama yang terkait dengan bagaimana suatu
informasi benar-benar dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan bagi pengguna
laporan keuangan.
Understandability. Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga
memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
Completeness. Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang
APB Statement 4 juga sepakat dengan ASOBAT tentang kemungkinan konflik yang
terjadi diantara tujuan-tujuan (objectives) (misalnya relevansi dan reliabilitas) dimana konflik
yang terjadi merupakan sebuah masalah yang rumit yang harus diselesaikan dalam kerangka
konsep metateori. Ketika APB Statement 4 setuju dengan ASOBAT tentang kebutuhan untuk
finite uniformity, APB Statement 4 mengakui tentang kesulitan dalam mencapai tujuan tersebut.
Namun terlepas dari itu semua, APB Statement 4 lebih berkonsentrasi pada pengembangan
tentang karakteristik informasi akuntansi agar bisa digunakan dalam pembuatan keputusan. Para
pembuat keputusan membutuhkan informasi untuk digunakan dalam keputusan investasi, kredit,
dan keputusan yang serupa lainnya. SFAC ini diterbitkan oleh FASB pada tahun 1980. Dalam
Statement ini terdapat dua karakteristik utama yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
Menurut statement ini, informasi yang relevan harus tepat waktu dan harus memiliki nilai
prediktif atau nilai umpan balik atau keduanya. Sementara informasi yang reliabel harus
memiliki representational faithfulness dan harus dapat diverifikasi dan netral. Disisi lain,
statement ini juga memasukkan comparability yang mencakup consistency sebagai kualitas
skunder yang berhubungan dengan relevance dan reliability untuk mendukung kegunaan
informasi.
Relevance
(Informasi akuntansi yang relevan adalah mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan
dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu,
sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau membenarkan harapan sebelumnya.
Informasi dapat membuat sebuah perbedaan terhadap keputusan dengan meningkatkan kapasitas
pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan memberikan umpan balik terhadap harapan
sebelumnya).
Dalam SFAC nomor 2, informasi yang relevan harus memiliki: feedback value, yakni
mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu; predictive value, yakni
dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan dating; dan
timeliness, yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu
Reliability
Reliabilitas tersusun dari tiga bagian yaitu verifiability, representational faithfulness, dan
neutrality. Menurut FASB dalam SFAC nomor 2, Reliabilitas suatu ukuran bertumpu pada
kesetiaan (faithfulness) dimana ia mewakili apa yang dimaksudkan untuk diwakili, ditambah
dengan sebuah jaminan bagi pengguna, yang datang melalui verifikasi, bahwa ia memiliki
kualitas representational.
Verifiability. Verifiabilitas dalam SFAC nomor 2 didefinisikan sebagai kualitas yang dapat
ditunjukkan dengan menjamin sebuah tingkat konsensus yang tinggi antara pengukur
utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan, bukan pada
deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk diwakili. Dalam akuntansi, fenomena yang
diwakili adalah sumberdaya ekonomi dan kewajiban serta transaksi-transaksi dan kejadian yang
yaitu Comparability (Including Consistency). Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika
dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri
yang sama (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode
yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
Dalam definisi lebih luas, SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas sebagai kualitas
atau pernyataan yang memiliki karakteristik umum. Jadi perbandingan normal komparabilitas
merupakan suatu perhitungan atas karakteristik yang umum. Hal itu mengakibatkan
perbandingan valid hanya dimungkinkan apabila pengukuran yang digunakan, yaitu kuantitatif
atau rasio, secara nyata mewakili karakteristik dari subjek yang diperbandingkan.
Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi selama suatu rentang waktu mengacu
pada kualitas penting yang memungkinkan angka-angka akuntansi menjadi lebih berguna. Dalam
format standar laporan auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim yang secara konsisten diterapkan. Konsistensi penggunaan
prinsip akuntansi dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan
keuangan bagi pemakai melalui wacana analisis dan pemahaman atas data komparatif.
keterhubungan antara dua angka akuntansi daripada suatu kualitas angka dengan dirinya sendiri,
dalam konteks nilai relevan dan reliabilitas. Penggunaan yang konsisten dari suatu metode
akuntansi, apakah dari suatu periode ke periode yang lain pada suatu perusahaan, atau dalam
suatu periode meliputi beberapa perusahaan, adalah suatu kebutuhan tetapi bukan merupakan
merupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan (threshold for recognition). Materialitas
adalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik kualitatif, terutama relevansi
dan keandalan. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam hal apa yang
mempengaruhi atau membuat suatu perbedaan bagi pembuat keputusan. Sebuah keputusan untuk
tidak mengungkapkan informasi yang pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki
kebutuhan informasi semacam itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil
untuk membuat perbedaan (tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman
atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan
dalam SFAC ini dibagi kedalam tiga chapter yaitu: Chapter 1, The Objective of General Purpose
SFAC nomor 8 ini diterbitkan oleh FASB pada tahun 2010 yang merupakan pengganti
dari SFAC nomor 1 dan 2. Langkah awal dari diterbitkannya statement ini adalah sebagai hasil
dari kerjasama yang dilakukan antara FASB dan IASB sejak tahun 2004 sebagai sebuah
tambahan terhadap Norwalk Agreement, dimana kerjasama tersebut merupakan suatu upaya
2013).
SFAC nomor 8 ini merupakan sebuah statement yang dimaksudkan untuk menetapkan
tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi dasar bagi pengembangan akuntansi
keuangan dan panduan pelaporan. Dalam chapter 1 tentang kerangka konseptual pelaporan
keuangan, tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan
tentang pelaporan entitas yang berguna bagi investor dan calon investor, pemberi
sumberdaya bagi entitas tersebut. Sementara itu, dalam chapter 3 tentang karakteristik kualitatif
informasi keuangan, mengidentifikasi tipe-tipe informasi yang sangat berguna bagi investor dan
calon investor, pemberi pinjaman/lenders, dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan
tentang entitas pelaporan yang menjadi dasar informasi dalam laporan keuangannya.
Karakteristik kualitatif yang dijelaskan dalam statement ini terdiri dari dua karakteristik
fundamental dan empat karakteristik tambahan yang sifatnya meningkatkan mutu dari dua
karakteristik fundamental tersebut. Dua karakteristik fundamental tersebut yaitu relevance dan
faithful representation. Kemudian, agar kegunaan suatu informasi keuangan semakin meningkat,
maka harus didukung oleh empat karakteristik tambahan yaitu comparability, verifiability,
Dalam SFAC nomor 2, informasi yang relevan harus disajikan secara tepat waktu
(timeliness), memiliki nilai prediktif (predictive value) dan nilai umpan balik (feedback value).
Sementara di SFAC nomor 8, informasi keuangan yang relevan adalah mampu membuat
perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediktif (predictive value) dan nilai konfirmasi
(confirmatory value).
Hal yang sama juga berlaku pada faithful representation, dalam SFAC nomor 8, untuk
menjadi faithful representation yang sempurna maka harus memiliki karakteristik lengkap
(complete), netral (neutral), dan bebas dari kesalahan (free from error). Sementara dalam SFAC
nomor 2, faithful representation atau representational faithfulness menjadi bagian dari reliability.
timeliness, dan understandability untuk meningkatkan kualitas informasi yang bermanfaat dalam
pengguna mengidentifikasi dan memahami persamaan dan perbedaan antara dua item ataupun
dua perangkat fenomena ekonomi, misalnya dua perangkat statemen keuangan yang
merepresentasi kegiatan dua badan usaha (Suwardjono, 2012). Sedangkan verifiability berarti
bahwa suatu informasi mampu memberikan keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena
tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen kebenaran informasi
tersebut. Selain itu, kualitas informasi akan semakin meningkat ketika informasi itu tersedia
secara tepat waktu (timeliness) pada saat dibutuhkan oleh para pembuat keputusan. Informasi
tersebut juga harus mampu dicerna atau dipahami (understandability) maknanya oleh para
pemakai. Suatu laporan keuangan disediakan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang
cukup tentang bisnis dan kegiatan ekonomi serta bagi mereka yang melakukan review dan
KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
akuntansi merupakan salah satu faktor penting bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat
suatu keputusan ekonomi. Informasi akuntansi harus disajikan sedemikian rupa agar berguna dan
dikeluarkan oleh dewan standar dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda. Dalam ASOBAT
disebut sebagai Standards for Accounting Information, sedangkan dalam APB Statement No. 4
disebut sebagai Qualitative Objectives. Kemudian dalam SFAC No. 2 disebut sebagai
hampir sama dengan SFAC No. 2 yaitu disebut sebagai Qualitative Characteristics of Useful
Financial Information.
yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. ASOBAT, APB Statement 4, SFAC No. 2, dan
kualitatif informasi akuntansi yang dikeluarkan dalam statement tersebut berbeda-beda satu sama
lain, namun kesemuanya adalah bertujuan untuk bagaimana bisa membantu dalam pengambilan
keputusan yang bermanfaat oleh pengguna. Berikut adalah perbandingan dari keempat statement
DAFTAR PUSTAKA
Financial Accounting Standards Board, 1980. Statement of Financial Accounting Concepts No. 2
Financial Accounting Standards Board, 2010. Statement of Financial Accounting Concepts No. 8
Safira, SE.Ak.M.Si. Kerangka Kerja Konseptual Untuk Akuntansi & Pelaporan Keuangan (Review
untuk Akuntansi Konvensional). Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana.
Schattke, R.W. 1972. An Analysis of Accounting Principles Board Statement No. 4. The Accounting
Suwardjono, 2012. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE,
Yogyakarta
Wolk, Harry I., et al. 2013. Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic
Zeff, Stephen A. 1999. The Evolution of The Conceptual Framework for Business Enterprises In The