disusun Oleh :
Syamsul Maarif, ST
MTS 1635 10857
A. Latar Belakang
Al Quran dan hadits merupakan pedoman kehidupan bagi setiap umat
Islam. Apabila manusia tidak mempunyai pendoman dalam hidupnya, dia
tidak akan pernah tahu arah yang dituju. Dengan berpedoman pada keduanya
maka kehidupan manusia akan selalu lurus dalam bimbingan Allah
Subhanahu Wataala, karena sebagaimana kita ketahui bahwasannya Al-
Quran merupakan kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dan hadis merupakan segala
ucapan, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad saw.
Sebagai umat Islam, kita harus mencintai Al-Quran. Oleh karena itu,
kita harus rajin belajar dan membaca Al-Quran dimanapun kita berada.
Mencintai berarti merasa senang memiliki rasa senang dan memiliki rasa
takut kehilangan terhadap hal yang dicintai. Rasa senang itu tentunya akan
terwujud dalam perbuatan yang nyata. Al-Quran dan Hadis merupakan
wasiat yang ditinggalkan Rasulullah SAW. kepada umat Islam yang paling
berharga. Dengan keduanya, umat Islam dapat selamat dan berbahagia
didunia dan diakhirat
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini yaitu
1. Bagaimana memahami al-Quran dan al-Hadis sebagai pedoman hidup?
2. Bagaimana mencintai al-Quran dan al-Hadis
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui
cara memahami serta mencintai Al-Quran dan Al-Hadis dan menjadikannya
sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Artinya:
Dan sungguh, (Al-Quran) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (jibril). (Q.S. asy-
Syuaraa / 26 : 192-193).
Artinya:
Demi Al-Quran yang penuh hikmah, sungguh, engkau (Muhammad)
adalah salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) diatas jalan yang
lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) yang Maha Perkasa,
Maha Penyayang. (Q.S. Yasin / 36 : 2-5).
Pengertian Hadis
Kata hadis berasal dari bahasa Arab yakni al-hadis, jamaknya al-
ahaadits, al-hidsan dan al-hudsan. Dari segi bahasa, kata ini memiliki
Artinya:
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (Q.S.
Ad-Dhuha / 36 : 2-5).
Kata Hadis berasal dari bahasa Arab yang berarti baru, muda, cerita, berita,
dan riwayat dari Nabi Muhammad saw.
Menurut istilah, hadis didefinisikan sebagai berikut:
a. Segala ucapan, perbuatan, dan keadaan nabi Muhammad saw.
b. Segala berita yang bersumber dari nabi Muhammad saw, baik berupa
ucapan, perbuatan,takrir (ketepatan), maupun deskripsi sifat-sifat beliau.
c. Segala perkataan, perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw. berkaitan
dengan hukum.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hadis adalah segala
ucapan, perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw.
Fungsi Hadits
Hadits berasal dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan kehidupan beliau
selalu dituntun dengan wahyu Allah SWT. Oleh karena itu, ucapan, perbuatan
dan takriri beliau tentu sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantara
fungsi hadits adalah sebagai berikut:
a. Mengukuhkan hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Quran.
b. Menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang bersifat mujmal(global).
c. Membatasi keumuman Al-Quran.
d. Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Quran.
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah
aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. Ali-Imran / 3 : 31)
Ayat tersebut menyebutkan bahwa orang yang mencintai Allah SWT,
haruslah mengikuti Nabi Muhammad SAW. Orang yang mencintai Allah,
berarti dia mencintai Al-Quran sebagai kalam-Nya. Dia pun harus mengikuti
ajaran Nabi Muhammad SAW. sebagai penerima wahyu Al-Quran.
Mengikuti Nabi Muhammad SAW. berarti menerima dan mencintai hadits
sebagai ajaran-ajaran beliau.
Rasulullah SAW. pernah berpesan kepada umatnya agar senantiasa
berpegang pada Al-Quran dan Hadits. Dengan perpegang pada keduanya,
umat Islam tidak akan tersesat, baik didunia maupun di akherat. Rasulullah
SAW. bersabda sebagai berikut.
Artinya :
Artinya:
Artinya :
Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku maka (ketahuilah) barang
siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka. (QS. Taha / 20 : 123)
c. Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Allah SWT. Allah SWT
berfirman :
Artinya :
Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Alah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosam. Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.(QS. Ali Imran / 3 : 31)
5. Perilaku Orang yang Mencintai Al-Quran dan Hadits
Setelah memperhatikan bentuk-bentuk mencintai Al-Quran dan Hadits,
perilaku keduanya dapat diwujudkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Berupaya mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Quran (TPQ) di
lingkungan masing-masing,
b. Ikut serta secar aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik
dengan pikiran, tenaga, mapun materi,
c. Menyedikan waktu khusus untuk mempelajari Al-Quran dan Hadits
untuk kemudian di ajarakan kepada orang lain,
Kesimpulan
Al-Quran dan Hadis merupakan dua peninggalan terbesar Nabi Muhammad
SAW. bagi umat Islam. Jika mau berpegang pada keduanya, kita tidak akan
tersesat selama-lamanya. Al-Quran dan hadis merupakan dua hal yang
diwariskan Nabi Muhammad SAW. kepada umatnya. Tentu saja warisan itu
mempunyai fungsi khusus bagi umat Islam dalam kehidupannya. Al-Quran dan
Hadis harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara sebagai bukti kecintaan
kita sebagai umat islam terhadap Al-Quran.
Setiap muslim harus mencintai Al-Quran dan Hadis. Mencintai keduanya
bukan berarti harus memilikinya yang besar dan mahal untuk dipajang dilemari.
Akan tetapi, mencintai keduanya dapat diwujudkan dengan selalu berusaha
mempelajari dan mengamalkan isi ajaran yang terkandung didalamnya dan orang-
orang yang mencintai Al-Quran dan Hadis akan menempatkan keduanya diatas
segala-galanya.
Abbudin, Nata. 1996. Al-Quran dan Hadis, Jakarta, PT. Raja Grapindo persada.
Al-Quran dan Hadis, 2016, diakses 29 Maret 2017,
http://embesgang.blogspot.com /2013/09/al-quran-dan-hadits.html
Hasbi ash-Shiddieqy, T.M. 1972. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta,
Bulan Bintang.
Khan, Majid Ali. 1985. Muhammad SAW. Rasul Terakhir. Terj. oleh Fathul
Umam. Bandung.
Said Hawwa. 2002. Ar-Rasul Muhammad SAW. Terj. oleh Jasiman dkk. Solo,
Media Insani Press.