Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal


yang Diampu oleh Ibu Mirna Amirya, MSA, Ak., AAP-A

Disusun Oleh:

Anas Isnaeni
NIM 165020304111002

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pada pembahasan mengenai audit sumber daya manusia (SDM), dipaparkan


mengenai tiga pokok bahasan yaitu lingkup fungsi SDM, tujuan audit fungsi SDM,
dan prosedur audit SDM.

A. LINGKUP FUNGSI SDM


Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang
komprehensif terhadap program-program SDM. Walaupun secara
khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak
terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini.
Audit termasuk studi terhadap fungsi manajemen SDM pada
organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh
manajer dan para supervisor.
Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai
aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka
memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara
ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan
memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan
yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.
Audit bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen,
atau mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi.
Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial SDM
perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal aktivitas
SDM yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya. Audit SDM
membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan
SDM dengan cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap
strategi bisnis dan tujuan perusahaan.
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah
perbaikan yang dibutuhkan.
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
5. Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara
meningkatkannya
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan
rekomendasi khusus.

B. TUJUAN AUDIT FUNGSI SDM


Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan
tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain:
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM.
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif,
dan efisien.
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum,
peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas
SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisien dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM.
Wiliam B Wertther, Jr. dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari
audit SDM antara lain:
1. Mengidentifikasi kontribusi dari Departemen SDM terhadap organisasi.
2. Meningkatkan citra profesional Departemen SDM.
3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
Departemen SDM.
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab Departemen SDM.
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM.
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik SDM.
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam Departemen SDM.
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.

C. PROSEDUR AUDIT SDM


Ada tiga pendekatan utama dalam audit SDM, yang umum
digunakan, yaitu:

1. Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang


berlaku.
Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan
berbagai aturan dan kebijakan secara internal berlaku di
perusahaan, apakah telah sesuai dengan aturan dan hukum yang
berlaku. Perusahaan harus mampu membuat berbagai kebijakan
dan peraturan yang secara internal diterapkan pada perusahaan
tersebut dengan tetap menaati peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi.
Manajer SDM dalam menjalankan fungsinya dituntut untuk
mampu mengarahkan program-programnya pada berbagai
aktivitas yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Keselarasan tujuan
departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya sampai
tujuan berbagai program yang ditetapkan pada departemen ini,
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, harus menjadi
pertimbangan utama dalam penyusunan rencana di departemen
SDM.
3. Menilai kinerja program.
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas
aktual program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping
ukuran keberhasilan, penilaian kinerja program juga dihubungkan
dengan strategi dan rencana yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah audit
1. Audit Pendahuluan
2. Reviu dan pengujian pengendalian manajemen atas program-
program SDM
3. Audit Lanjutan
4. Pelaporan
5. Tindak Lanjut
Pada tahap audit pendahuluan, auditor menekankan kegiatan
auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran
umum terhadap program/aktivitas SDM yang di audit. Informasi
yang diperoleh ini nantinya digunakan oleh auditor untuk
mengindentifikasi tujuan sementara audit, pengembangan criteria,
penyebab, dan akibat dalam proses audit. Kriteria merupakan
pedoman/dasar bagi auditor dalam melakukan penilaian terhadap
program/aktivitas SDM. Kriteria dalam audit SDM terdiri dari
rencana SDM, berbagai kebijakan dan peraturan tentang SDM,
tujuan setiap program SDM, SOP perusahaan, rencana pelatihan
dan pengembangan karyawan, standar evaluasi yang telah
ditetapkan perusahaan, peraturan pemerintah, dan kriteria lain
yang mungkin diterapkan.Sementara itu, penyebab diartikan
sebagai pelaksanaan dari program-program SDM, yang bisa dibagi
dalam dua sifat, yaitu (1) bersifat positif, dimana program-program
yang dilaksanakan dapat mendukung tercapainya tujuan
perusahaan, dan (2) bersifat negatif apabila program tersebut
gagal untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Bila
kriteria dibandingkan dengan penyebab, maka muncul istilah akibat
yang mana merupakan sesuatu yang harus ditanggung perusahaan
karena adanya perbedaan diantaranya. Akibat yang berasal dari
penyebab positif dapat menguntungkan perusahaan, sedangkan
akibat dari penyebab negatif bersifat sebaliknya.
Pada tahap reviu dan pengujian pengendalian manajemen atas
program-program SDM, beberapa hal harus diperhatikan auditor
dalam audit SDM adalah (1) tujuan dari program/akitivitas SDM
harus dinyatakan dengan jelas dan tegas, (2) kualitas dan kuantitas
dari SDM yang melaksanakan program kualifikasi dari SDM yang
terlibat, (3) anggaran program, (4) pedoman/metode kerja, (5)
spesifikasi dan deskripsi pekerjaan, serta (6) standar kinerja
program.
Dalam tahap audit lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut sama
halnya dengan proses audit pada umumnya, dimana pada audit
lanjutan auditor akan mengembangkan temuan-temuanya,
pelaporan audit pun disajikan dengan bahasa yang jelas
menyangkut hasil audit, serta tindak lanjut yang berhubungan
dengan rekomendasi dari auditor.
Ruang lingkup audit SDM dibagi ke dalam tiga kelompok,
sesuai dengan adminitrasi aset tetap pada umumnya, yaitu
perolehan, penggunaan, dan penghentian penggunaan sebagai
berikut:
1. Rekrutmen atau perolehan SDM,mulai dari awal proses
perencanaan kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan
penempatan.
2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM,meliputi semua aktivitas
pengelolaan SDM setelah ada di perusahaan,dimulai dari
pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian kinerja
karyawan.
3. Pemutusan hubungan kerja (PHK) Karena mengundurkan diri
maupun pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi.


Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai