PERPINDAHAN PANAS
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
A. PERPINDAHAN KALOR DENGAN CARA RADIASI
Perpindahan kalor dengan cara radiasi sedikit berbeda dibandingkan
dengan perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi. Perpindahan kalor
dengan cara konduksi dan konveksi terjadi ketika benda-benda yang memiliki
perbedaan suhu saling bersentuhan. Sebaliknya, perpindahan kalor dengan cara
radiasi bisa terjadi tanpa adanya sentuhan. Matahari dan bumi tidak saling
bersentuhan, tetapi kalor bisa mengungsi dari matahari menuju bumi. Demikian
juga nyala api dan tubuh kita tidak saling bersentuhan, tetapi tubuh bisa
kepanasan kalau kita berdiri di dekat nyala api.
Sifat Radiasi ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut :
Sumber : Heat and Mass Transfer A Practical Approach, 3rd Edition by Cengel
Sumber : Heat and Mass Transfer A Practical Approach, 3rd Edition by
Cengel
Jika kedua permukaan itu mempunyai suhu yang sama, maka tidak terjadi
pertukaran kalor, artinya Q1-2 = 0. Maka:
Persamaan (2) disebut hubungan resiprositas atau kebalasan (reciprocity
relation), dan secara umum berlaku untuk dua permukaan m dan n:
Perhatikanlah radiasi dan bidang kecil dA1 ke piring rata A2, seperti pada
Gambar 2. Sebagai unsur luas dA2 cincin lingkaran dengan jari-jari x. Jadi
Persamaan (11) menyatakan bahwa radiasi total yang mencapai permukaan 3 ialah
jumlah dari radiasi dari permukaan 1 dan
D. LAJU PERPINDAHAN KALOR DENGAN CARA RADIASI
Laju perpindahan kalor dengan cara radiasi ditemukan sebanding dengan luas
benda dan pangkat empat suhu mutlak (Skala Kelvin) benda tersebut. Benda yang
memiliki luas permukaan yang lebih besar memiliki laju perpindahan kalor yang
lebih besar dibandingkan dengan benda yang memiliki luas permukaan yang lebih
kecil. Demikian juga, benda yang bersuhu 2000 Kelvin, misalnya, memiliki laju
perpindahan kalor sebesar 24 = 16 kali lebih besar dibandingkan dengan benda
yang bersuhu 1000 Kelvin. Hasil ini ditemukan oleh om Josef Stefan pada tahun
1879 dan diturunkan secara teoritis oleh om Ludwig Boltzmann sekitar 5 tahun
kemudian. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
A.
Keterangan :
Catatan :
- kalor merupakan energi yang berpindah. Lebih tepatnya kalor merupakan energi
yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu.
- laju perpindahan kalor = jumlah kalor yang berpindah tempat selama selang
waktu tertentu.
Kata radiasi bisa berarti pancaran, demikian juga kata meradiasikan bisa
berarti memancarkan. Kita menggunakan kata memancarkan karena kalor
berpindah tempat. Benda yang permukaannya berwarna gelap (hitam pekat,
seperti arang) memiliki emisivitas mendekati 1, sedangkan benda yang berwarna
terang memiliki emisivitas mendekati 0. Semakin besar emisivitas suatu benda (e
mendekati 1), semakin besar laju kalor yang dipancarkan benda tersebut.
Sebaliknya, semakin kecil emisivitas suatu benda (e mendekati 0), semakin kecil
laju kalor yang dipancarkan. Kita bisa mengatakan bahwa benda yang berwarna
gelap (warna hitam dkk) biasanya memancarkan kalor yang lebih banyak
dibandingkan dengan benda yang berwarna terang (warna putih dkk).
Besarnya emisivitas tidak hanya menentukan kemampuan suatu benda
dalam memancarkan kalor tetapi juga kemampuan suatu benda dalam menyerap
kalor yang dipancarkan oleh benda lain. Benda yang memiliki emisivitas
mendekati 1 (benda yang berwarna gelap) menyerap hampir semua kalor yang
dipancarkan padanya. Hanya sebagian kecil saja yang dipantulkan. Sebaliknya,
benda yang memiliki emisivitas mendekati 0 (benda yang berwarna terang)
menyerap sedikit kalor yang dipancarkan padanya. Sebagian besar kalor
dipantulkan oleh benda tersebut .
Benda yang menyerap semua kalor yang dipancarkan padanya memiliki
emisivitas = 1. Benda jenis ini dikenal dengan julukan benda hitam. Dinamakan
benda hitam bukan berarti benda tersebut berwarna hitam. Benda hitam
sebenarnya merupakan sebuah benda ideal saja. konsep benda hitam ideal ini
penting karena laju radiasi benda ini secara teoritis bisa dihitung. Mengenai benda
hitam akan kita oprek dalam pokok bahasan tersendiri.
bisa disimpulkan bahwa benda yang memiliki emisivitas mendekati 1 (benda yang
nyaris hitam pekat) merupakan pemancar sekaligus sebagai penyerap kalor yang
baik. Sebaliknya, benda yang memiliki emisivitas mendekati 0 (benda yang
berwarna terang) merupakan pemancar dan penyerap kalor yang buruk.
Setiap benda, apapun itu, selain memancarkan kalor, juga bisa menyerap
kalor yang dipancarkan oleh benda lain. Misalnya terdapat dua benda, sebut saja
benda 1 dan benda 2. Benda 1 berada di dekat benda 2. Benda 1 memancarkan
kalor, benda 2 juga memancarkan kalor. Nah, selain memancarkan kalor, benda 1
pasti menyerap kalor yang dipancarkan benda 2. Demikian juga sebaliknya, selain
memancarkan kalor, benda 2 pasti menyerap kalor yang dipancarkan oleh benda
1. Karenanya untuk menghitung laju total perpindahan kalor yang dipancarkan
oleh benda 1 atau benda 2, kita tidak bisa menggunakan persamaan om Stefan-
Boltzmann di atas. Persamaan di atas hanya bisa digunakan untuk menentukan
laju perpindahan kalor yang dipancarkan oleh sebuah benda (dengan anggapan
tidak ada benda lain yang berada di sekitar benda tersebut).
Agar perpindahan kalor bisa terjadi maka harus terdapat perbedaan suhu.
Karenanya suhu benda 1 berbeda dengan suhu benda 2. Benda 2 memiliki suhu
T2. Laju kalor yang dipancarkan benda 2 sebanding dengan pangkat empat suhu
T2. Karena kalor yang dipancarkan benda 2 diserap oleh benda 1, maka laju kalor
yang diserap benda 1 juga sebanding dengan pangkat empat suhu T2.
Karena terdapat kalor yang dipancarkan dan kalor yang diserap oleh benda
1, maka laju total kalor yang dipancarkan oleh benda 1 adalah :
= e A (T14 T24)
Dengan.
qr dot = Q/t = Laju perpindahan panas dengan cara radiasi (W) atau Energi
Radiasi setiap Waktu (watt)
= Konstanta Stefan - Boltzmann (5,67.10-8watt m-2K-4)
A = luas permukaan benda (m2)
(T14 - T24) = perbedaan suhu permukaan antara benda dengan sekeliling
benda yang terjadi pertukaran panas (K)
Ini persamaan yang kita cari. Persamaan ini digunakan untuk menentukan
laju total kalor yang dipancarkan oleh sebuah benda. Yang dimaksudkan dengan
laju total kalor adalah selisih antara laju kalor yang pancarkan dan laju kalor yang
diserap.
Pemancaran dan penyerapan kalor dengan cara radiasi akan terhenti jika
kedua benda tersebut berada dalam keseimbangan termal (suhu kedua benda
sama). Jadi apabila T1 = T2, maka Q/t = 0.
Apabila kalor yang dipancarkan benda 1 lebih banyak daripada kalor yang
diserapnya, maka suhu benda 1 menurun sedangkan suhu benda 2 meningkat.
Suhu benda 2 meningkat karena benda 2 menyerap kalor yang dipancarkan benda
1. Sebaliknya, jika kalor yang diserap benda 1 lebih banyak daripada kalor yang
dipancarkannya maka suhu benda 1 meningkat sedangkan suhu benda 2 menurun.