Anda di halaman 1dari 6

SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS KOBALT

Riyani Langi1*

Prodi Kimia, FMIFA. Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jend Sudirman No. 6 Kota Gorontalo 96128

*email: riyanilangi19@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari percobaan ini adalah mensintesis senyawa kompleks kobalt. Garam kompleks
merupakan garam-garam yang memiliki ikatan koordinasi (garam yang dapat membentuk ion-ion dan
salah satunya ion kompleks). Contoh dari garam kompleks ialah Cu(SO 4)2(NH4)2. Contoh lain dari
garam kompleks yakni [Co(NH 3)6]Cl3 atau CoCl3.6NH3 yang berfungsi sebagai ligan ialah NH 3
sedangkan Cl ialah diluar daerah koordinasi. Pada percobaan ini mereaksikan 3,5 gr Co(No3)2
kedalam 30 mL aquades dengan menambahkan 12 mL ammoniak pekat tetes demi tetes, setelah itu
melakukan penyaringan dan mengeringkan residu dalam oven selama 30 menit pada suhu 105 0C.
Hasil dari percobaan ini yakni terbentuk residu berwarna hijau dengan berat residu sebesar 1,6143 gr
dan persen endapan yang diperoleh yakni 46,12 %

Kata Kunci: Garam, senyawa kompleks, kobalt

I. PENDAHULUAN menghasilkan pembentukkan kompleks. Suatu


Salah satu sifat unsur transisi adalah ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu
mempunyai kecenderungan untuk membentuk atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang
ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion terikat erat dengan atom (ion) pusat itu.
dari unsur logam transisi memiliki orbital- Pembentukkan kompleks dalam analisis
orbital kosong yang dapat menerima anorganik kualitatif sering terlihat dan dipakai
pasangan elektron pada pembentukan ikatan untuk pemisahan dan identifikasi. Salah satu
dengan molekul atau anion tertentu fenomena yang paling umum yang muncul bila
membentuk ion kompleks.[1] ion kompleks terbentuk adalah perubahan
Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat warna dalam larutan. Suatu fenomena lain
dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul yang penting yang sering terlihat bila kompleks
membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat terbentuk adalah kenaikkan kelarutan, banyak
disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau endapan bisa melarut karena pembentukkan
molekul yang mengelilingi ion pusat disebut kompleks [3]
ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara ion Dalam artian luas senyawa kompleks
pusat dan ligan disebut bilangan adalah senyawa yang terbentuk karena
koordinasi.Ion pusat merupakan ion unsur penggabungan dua atau lebih senyawa
transisi, dapat menerima pasangan elektron sederhana, yang masing-masingnya dapat
bebas dari ligan. Pasangan elektron bebas berdiri sendiri. Menurut Warner senyawa
dari ligan menempati orbital-orbital kosong kompleks, merupakan gabungan beberapa ion
dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion logam yang cenderung berikatan koordinasi
pusat. Ligan adalah molekul atau ion yang dengan zat-zat tertentu membentuk senyawa
dapat menyumbangkan pasangan elektron kompleks yang mantap. Zat-zat tertentu itu
bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang netral disebut ligan. Ligan merupakan zat yang
dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian memiliki satu atau lebih pasangan elektron
nama pada ligan disesuaikan dengan jenis bebas. Ion-ion Logam itu cenderung jenuh
ligannya. Bila ada dua macam ligan atau lebih baik valensi utamanya maupun valensi
maka diurutkan menurut abjad [2]. tambahannya. Valensi koordinasi mengarah ke
Dalam pelaksanaan analisis anorganik dalam ruangan mengelilingi ion logam pusat.
kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang Jadi proses pembentukkan senyawa kompleks
koordiasi adalah perpindahan satu atau lebih berdisosiasi berwarna biru. Ion cobalt (III) tidak
pasangan elektron dari ligan ke ion logam [4]. stabil tetapi kompleks-kompleksnya stabil. [6]
Senyawa kompleks dilaboratorium dapat Kobalt(II) merupakan salah satu logam
disintesa dengan mereaksikan ligan yang transisi dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d7
merupakan suatu basa dan mempunyai yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang
pasangan elektron bebas dengan logam yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun
merupakan penerima pasangan elektron yang Co(III). Namun dalam senyawa sederhana,
didonorkan oleh ligan. Berdasarkan Co(II) lebih stabil daripada Co(III). Ion-ion
banyaknya elektron yang didonorkan oleh Co2+ dan ion terhidrasi [Co(H26O)6]2+ stabil
ligan, maka ligan dapat diklasikasikan dalam air. Kompleks kobalt dimungkinkan
menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan dapat terbentuk dengan berbagai macam ligan
ligan multidentat. Ligan monodentat hanya Konfigurasi elektron kobalt adalah [Ar] 3d7 4s2
dapat mendonorkan sepasang elektron yang ,sedangkan konfigurasi elektron kobalt(II)
dimilkinya ke logam. Ligan bidentat dapat adalah [Ar] 3d7 4s0 [7] seperti disajikan pada
mendonorkan dua pasang elektron yang Gambar 1 :
dimilikinya kelogam, sedangkan banyak
elektron yang bisa didonorkan kelogam pada
ligan multidentat. Ligan-ligan multidentat ini
pula yang dapat membentuk struktur kelat
dalam kimia koordinasi oleh karena banyaknya
pasa- ngan elektron yang bisa didonorkan
kelogam. Penelitian yang telah dilakukan para
kimiawan anorganik menunjukkan bahwa Gambar 1.Konfigurasi Elektron Kobalt dan Kobalt(II)

logam-logam transisi merupakan logam yang


banyak dipelajari dan disintesa menjadi Senyawa kompleks sangat berhubungan
senyawa-senyawa kompleks. Hal ini dengan asam dan basa Lewis dimana asam
mengingat logam-logam ini bersifat inert dan Lewis adalah senyawa yang dapat bertindak
stabil membentuk senyawa kompleks dengan sebagai penerima pasangan elektron bebas
berbagai ligan. Salah satu logam yang ion atau atom pusat, sedangkan basa lewis
mempunyai sifat ini adalah kobalt. Logam ini adalah senyawa yang bertindak sebagai
pula yang digunakan oleh Werner, seorang penyumbang pasangan elektron ligan (Shriver,
bapak kimia koordinasi yang mempelajari 1940). Donasi pasangan elektron ligan kepada
senyawa-senyawa kompleks pertama sekali ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen
yang kemudian menghasilkan teori koordinasi koordinasi sehingga senyawa kompleks juga
Werner yang bertahan cukup lama dan sampai disebut senyawa koordinasi [8].
sekarang masih diperkenalkan di awal-awal Pembentukan senyawa kompleks sering
mempelajari kimia koordinasi. [10] disertai dengan terjadinya (perubahan) warna
Teknik sintesis senyawa kompleks relatif yang mencolok. Sebagai contoh, kristal CoCl2
lebih mudah bila dibandingkan dengan sintesis berwarna pink, dan berubah menjadi biru
material anorganik maupun senyawa organik. dengan lepasnya ligan H2 dilakukan melalui
Dengan proses reaksi kimia biasa dan proses pemanasan atau dengan penambahan aseton
kompleksasi ligan-logam maka akan terbentuk atau alkohol absolut [9]
senyawa kompleks [5]
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu 2[Co(H2O)6][Cl2 ] + alkohol (absolut)
seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis.
Dalam larutan air cobalt secara normal Co[CoCl4] + 12 H20
terdapat sebagai ion cobalt(II), Co 2+ kadang-
kadang khususnya dalam kompleks- pink biru
kompleksdijumpai ion kobalt(III),Co3+ Dalam
larutan air dari senyawa- senyawa kobalt (II), Tujuan dari percobaan ini yaitu ensintesis
terdapat ion Co2- yang merah, sementara senyawa kopleks kobalt
cobalt (II) yang tak berhidrat atau tak
II. METODE PERCOBAAN atas berwarna hitam, dan lapisan bawah
Alat yang digunakan dalam percobaan ini berwarna hijau (Gambar 2). Pada menit ke 3-5
yaitu pipet tetes yang berfungsi untuk lapisan hitam semakin bertambah banyak
memindahkan larutan dari tempat satu ke (Gambar 3). Tujuan dari pendiaman larutan
tempat lainnya secara perlahan denga skala yakni agar larutan terpisah antara lapisan atas
terkecil yaitu tetes demi tetes, dalam praktikum dan lapisan bawah.
ini pipet tetes digunakan untuk meneteskan
amoniak pekat 12 mL pada larutan. Neraca
analitik digunakan untuk menimbang 3,5 gr
Co(No3) dan untuk menimbang berat residu
yang didapat. Corong digunakan untuk
menyaring larutan, oven digunakan untuk
mengeringkan residu yang didapat. Gelas ukur
digunakan untuk mengukur 30 mL aquades.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu 30 mL aquades, padatan
Co(No3)2, 12 Ml ammoniak pekat,
Prosedur kerja yang digunakan yaitu
pertama-tama menimbang 3,5 gr Co(No 3)2 dan
melarutkannya kedalam 30 Ml aquades,
kemudian menambahkan 12 ml ammoniak
Gambar 2. Menit ke 1-2 Gambar 3. Menit ke 3-5
pekat tetes demi tetes dan mengaduk larutan,
setelah itu mendiamkannya selama 5 menit,
kemudian menyaring larutan dengan Langkah selanjutnya menyaring larutan.
menggunakan corong. Setelah itu Hasil dari penyaringan ini yakni terdapat filtrate
mengeringkan residu dalam oven selama 30 berwarna hitam dan residu berwarna hijau
menit pada suhu 1050C dan menimbang berat (Gambar 4).
residu.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam percobaan ini mereaksikan,5 gr
Co(No3)2 kedalam 30 mL aquades dan
menambahkan 12 mL ammoniak pekat tetes
demi tetes. Setelah penambahan ammoniak , Gambar 4. Penyaringan larutan, terbentuk filtrate dan residu
kemudian mengaduk larutan. Tujuan dari
pengadukan ini yaitu agar larutan tercampur Kemudian mengeringkan residu dalam
sempurna atau homogen. Hasil dari oven selama 30 menit pada suhu 105 0C. hasil
penambahan ini terdapat endapan biru pada dari pengeringan ini didapat residu berwarna
larutan (Gambar 1.). tujuan dari penambahan hijau (Gambar 5) dengan berat residu 1,6143
NH4OH pekat yaitu untuk mendapatkan gr dengan persen endapan sebesar 46,12 %
endapan.

Gambar 1. Endapan biru Gambar 5. Residu berwarna hijau

Langkah selanjutnya yaitu mendiamkan


larutan selama 5 menit. Dalam menit pertama
dan kedua terbentuk 2 lapisan, yakni lapisan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pebahasan di atas, maka dapat disipulkan
bahwa hasil dari sintesis Co(NO 3)2 dengan
NH4OH pekat menghasilkan residu berwarna
hijau dengan berat residu sebesar 1,6143 gr
dan persen endapan yang diperoleh yakni
46,12 %

Adapun hasil pengamatan yang di peroleh


dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:

NO PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN


1 Menimbang Larutan berwarna merah maron
3,5 gr DAFTAR PUSTAKA
Co(NO3)2 dan
melarutkan ke
dalam 30 ml [1] Underwood, A.L., 1980. Analisis Kimia
aquades kuantitatif. Jakarta : Erlangga
2 Menambahka Terdapat endapan biru pada [2] Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis
n 12 ml larutan
amoniak pekat Anorganik Kualitatif Makro dan
tetes demi
Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT.
tetes dan
mengaduk Kalman Media Pusaka
larutan [3] Umiyati, Nurhalimah, (2009), Sintesis
3 Mendiamkan Menit : terbentuk 2 lapisan
selama 5 Pertama dan Karakterisasi Kompleks Kobal
menit (II) dengan Pirazinamida, Fakultas
Menit : Lapisan atas
Kedua berwarna Matematika dan Ilmu Pengetahuan
hitam
lapisan bawah Alam, Universitas Sebelas Maret,
berwarna hijau
Menit 3-5 : Lapisan hitam Surakarta
semakin [4] Cotton, F.A dan Wilkinson, G. (1989).
bertambah Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI
banyak
4 Menyaring Terdapat filtrate berwarna hitam
Press.
Larutan dan residu berwarna hijau [5] Ueno, K., Imamura, T., Cheng, K.L.
5 Mengeringkan Berat residu (1992). Hand Book of Organic
residu dalam Analytical
oven selama = (berta residu +kertas saring) Reagents, 2
30 menit pada (berat kertas saring kosong)
ndedition. Tokyo: CRC Press.
suhu 105oC [6] Shriver and Atkins, 2006, Inorganic
= 3,2944 gr 1,6801 gr
dan Chemistry, 4th
= 1,6143 gr
menimbang
berat residu Edition, Oxford University Press, UK
6 Menghitung Pensen endapan [7] Solomons, T.W.G., C.B. Fryhle, 2008,
Organic Chemistry 9th Edition, John
persen Wiley & Sons, Inc, USA
endapan = [8] Abdelhak, Jawher., Cherni, S.N. & Zid,
M.B. (2014). Synthesis,
berat endapan Characterization
x 100
berat C 0 ( No3)2 and crystal Structure of New Cobalt[III)
Compex. Mediterranean Journal of
1.6143 gr Chemistry. 3(1):738-745.
=
x 100 [9] Koo, Bon K., Kim, J. , & Lim, Woo T.
3,5 gr (2007). Hydrothermal Synthesis and
= 46,12% Crystal Structure of [Co(phen)
2(CO3)](HCO3).4H2O. Journal of the
Korean Chemical Society.51(6). Hlm.
595-599.
[10 Johnston, D. H dan Duward F. (1993).
IV. KESIMPULAN ] Shriver Vibration Study of
Trifuoromethansulfonate Anion:
Unambiguous Assignment of the
Asymmetric Stretching Modes. Inorg.
Chem. 32:1045-1047

Anda mungkin juga menyukai