PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan industri yang maju pesat, manusia berkembang daya
pikirnya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik, berkualitas dan menguntungkan. Segala
yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi hajat hidupnya. Manusia terus berkarya,
menciptakan suatu teknologi yang canggih dan menguntungkan.
Kulit dalam abad modern ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan yang
mempunyai prospek besar dalam perkembanagn industri. Kulit diproses sebagai sumber daya
non migas yang mempunyai daya jual tinggi bilamana diolah dengan teknologi yang
memadai.
Oleh karena itu perlu dikaji dalam sebuah praktikum mengenai polimer itu sendiri
untuk memahami dan dapat mengaplikasikan dalam dunia perkulitan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Polimetil metakrilat (PMMA) adalah jenis polimer yang berasal dari monomer metil
metakrilat. Metil metakrilat merupakan monomer yang bersifat non-biodegradable. Proses
pembentukan metil metakrilat menjadi PMMA, yang kini dikenal dengan polimerisasi,
pertama kali ditemukan pada tahun 1877 oleh dua orang ahli kimia Jerman yaitu Fittig dan
Paul . PMMA juga memiliki nama lain yaitu poli metil 2-metilpropenoat (nama IUPAC).
Selain itu, nama dagang dari polimer ini dapat berupa Lucite, Perspex, Oroglas, Goldglas,
Altuglas, atau Plexiglas . Polimer ini bersifat amorf dan merupakan material termoplastik
yang bersifat keras, kaku, dan rapuh pada suhu ruang. Selain itu, PMMA juga merupakan
material yang bersifat biocompatible karena aplikasinya yang luas namun non-biodegradable
karena berasal dari monomer dengan sifat yang seperti itu . PMMA bersifat sedikit
hidrofobik tetapi akan menjadi lebih hidrofilik setelah bereaksi dengan air. Hal ini diketahui
dari berkurangnya sudut kontak dan histeresisnya .
PMMA (polimetil metakrilat) adalah istilah kimia yang diberikan kepada resin yang
dihasilkan dari MMA (metil metakrilat Monomer). MMA adalah cairan berwarna dan
transparan substansi, transparansi yang tinggi merupakan salah satu karakteristik utama dari
PMMA. PMMA memiliki tahan cuaca yang sangat tinggi sinar matahari tidak mudah
mengubahnya kuning atau membuatnya hancur.
Resin akrilik adalah suatu polimer yang berbentuk bubuk dan monomer yang
berbentuk cair. Nama acrylic berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti bau tajam.
2
Bahan ini berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehida. Secara kimia dinamakan polymetil
metakrilat yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu.
PMMA adalah polimer yang kuat dan ringan. Beberapa sifat fisik dari Acrylic
(PMMA) adalah memiliki densitas sekitar 1,17 1,20g / cm3, atau kira kira kurang dari
separuh daripada kaca konvensional, hardness 96 HRC dan tensile strength 696 Kg/cm.
Meskipun begitu, kekuatan yang dimiliki PMMA lebih kuat daripada kaca konvensional,
meskipun tidak sekuat polimer buatan seperti polikarbonart dan lain lain.
3
BM Monomer : 100
PMMA adalah bahan yang transparan namun keras dengan ketahanan yang sangat
baik terhadap radiasi ultraviolet dan pelapukan. Bahan ini dapat dicetak, diwarnai, dipotong,
dan dibentuk sesuai keinginan. Sifat-sifat tersebut membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi
termasuk untuk aplikasi di luar ruangan. PMMA memiliki temperature transisi gelas (Tg)
pada 105oC, sehingga PMMA harus dipanaskan di atas 105oC agar dapat dibentuk/ dicetak
menjadi bentuk/ produk yang diinginkan.
4
2.3 Monomer Metil Metakrilat
Sifat Fisik
5
Tekanan uap (25,5 ) : 5.33kPa/25
Penampilan : tak berwarna, cairan yang mudah menguap, dan memiliki kuat
pedas, mudah terbakar.
Kelarutan : larut dalam alkohol, eter, aseton dan pelarut organik lainnya,
sedikit larut dalam etilena glikol dan air
Sifat Kimia
Rumus : C5H8O2
Berat : 100.12
Mudah terbakar, stabilitas, stabil, cahaya, panas, radiasi pengion dan katalis
polimerisasi mudah. Bercampur dengan udara dapat meledak, dalam kasus kebakaran, suhu
tinggi, oksidan yang mudah terbakar, asap pembakaran iritasi, oksidan, asam bereaksi secara
kimia, penyimpanan tidak lama untuk mencegah polimerisasi.
Metil 2-metilpropenoat (metal metakrilat) dibuat dari propanon melalui jalur yang
diperlihatkan pada gambar 22. Sebagaimana dapat dilihat monomer ini merupakan ester metal
dari asam 2-metil propenoat (asam metakrilat).
6
2.4 Proses Polimerisasi
Perbandingan polimer dan monomer yang tepat sangat penting, bila terlalu banyak
polimer dan tidak semua polimer terbasahi oleh monmer, maka, akan terjadi butiran-butiran
serbuk resin akriik. Sedangkan bila terlalu banyak monomer mempunyai peranan yang
penting pada struktur resin. Umumnya perbandingan volume polimer dan monomer adalah
3:1 atau perbandingan berat adalah 2,5:1.
Sifat fisik suatu polimer dipengaruhi oleh perubahan dalam temperatur dan lingkungan
serta komposisi, struktur dan berat molekul suatu polimer. Umumnya semakin tinggi
temperatur polimer maka, keadannya akan semakin lunak.
a. Induksi ( Aktivasi )
b. Pemicuan ( Inisiasi )
c. Penyebaran ( Propagasi )
d. Pengakhiran (Terminasi)
a. Induksi (Aktivasi)
Digunakan benzoil peroksida sebagai inisiator radikal bebas. Radikal bebas diperoleh
dengan pemanasan benzoil peroksida. Radikal bebas diperoleh dengan pemanasan sampai
suhu suhu 80C benzoil peroksida. Selama pemanasan molekul benzoil peroksida pecah
menjadi 2 radikal bebas yang kemudian mengawali atau memicu polimerisasi monomer metal
metakrilat. Inisiator ini akan terurai menghasilkan radikal benzoiloksi. Radikal ini dapat
mengawali (menginisiasi) rantai atau dapat kehilangan karbondioksida menghasilkan radikal
fenil yang juga dapat mengawali rantai.
b. Inisiasi
Inisiasi merupakan tahap penggerak awal dari proses polimerisasi yang membutuhkan radikal
bebas. Radikal bebas di atas kemudian bereaksi dengan metil metaakrilat (Metil 2-
metilpropenoat) yang membentuk radikal bebas juga sehingga dapat bergabung dengan metil
metaakrilat yang lain sehingga menimbulkan radikal bebas lagi. Reaksi ini akan berjalan terus
menerus sampai monomer habis kecuali bila ada inhibitor atau penghambat yang dapat
menghambat lajunya polimerisasi. Reaksinya adalah sebgai berikut :
Tahap ini terjadi reaksi antara monomer dengan radikal bebas sebagai awal dari
terbentuknya rantai polimer. Monomer yang teraktivasi mengaktifkan monomer lainnya agar
dapat membentuk rantai polimer secara terus menerus. Reaksi ini akan berjalan terus menerus
sampai monomer habis kecuali bila ada inhibitor atau penghambat yang dapat menghambat
lajunya polimerisasi.
9
d. Terminasi
Tahap ini tercapai bilamana dua radikal bebas bereaksi membentuk molekul yang stabil.
Perubahan dari rantai polimer satu ke yang lain, yang dalam beberapa situasi terdiri atas
monomer-monomer dan beberapa oligomer. Tahap ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu terminasi
kombinasi dan terminasi disproporsionasi.
1. Reaksi kimia
2. Adanya inhibitor/pemicu
4. Cahaya
5. Panas (pemanasan)
10
Bahan-Bahan yang digunakan adalah :
1. Metil Metakrilat
Bahan yang bersifat oksidator jika kontak dengan bahan organik atau bahan
lainnya yang dapat teroksidasi dan dapat menimbulkan api dan eksplosif. Rumus molekul
11
(C6H5CO)2O2, dengan Mr = 242.22 , titik didih : dekomposisi, titik leleh 103.5 0C,
berbentuk butir putih, kristal padat, tak berasa, tak berwarna.
3. Gelatin
4. Air
Inisiator (bensoil peroksida) dimasukkan ke dalam larutan metil metakrilat, diaduk hingga
homogen. Kedalam reaktor dimasukkan air dan dipanaskan sampai temperatur yang di
inginkan, dan dijaga konstan. Larutan metil metakrilat yang sudah di inisiasi dimasukkan ke
dalam reaktor dan diaduk dengan kecepatan pengadukan yang cukup. Kemudian reaksi
polimerisasi dibiarkan dengan waktu yang diatur.
Acrylic adalah istilah yang digunakan untuk produk-produk yang mengandung zat
yang berasal dari asam acrylic atau senyawa terkait. Paling sering, istilah ini digunakan untuk
menggambarkan kaca seperti plastik yang dikenal sebagai poli (metil) metakrilat (PMMA).
12
PMMA, juga disebut kaca acrylic, memiliki sifat yang membuatnya menjadi pilihan yang
lebih baik untuk banyak produk yang mungkin akan terbuat dari kaca.
1. Akrilik ekstrusi
Dibuat dari granulat (bijiplastik) yang kemudian digerus dan dicairkan dalam
mesin extruder. Lalu plastik cair didorong melewati roller, yang kemudian akan menekan
plastik tersebut menjadi lembaran saat dilakukan pendinginan. Proses ini relatif murah,
tapi lembaran yang dihasilkan lebih lembut daripada akrilik cetakan, lebih mudah
tergores, dan mungkin mengandung kotoran. Tetapi, banyak akrilik ekstrusi bermutu
sangat baik, dan akrilik yang bermutu sangat baik ini merupakan mayoritas akrilik
ekstrusi yang terdapat di pasaran. Akrilik ekstrusi merupakan pilihan yang baik untuk
membuat plang, display, dan kegunaan lainnya.
cenderung memiliki mutu yang lebih baik daripada jenis ekstrusi, tapi juga lebih
mahal karena dalam pencetakan menggunakan dies/cetakan kaca yang mahal. Dalam
pencetakan sel, lembar-lembar akrilik tunggal dibuat dengan cara menekan plastik cair
diantara dua potong pencetak tekan ( mold) , biasanya terbuat dari kaca, yang kemudian
dibawa melewati proses pemanasan bertahap. Lembar yang dihasilkan lebih kuat daripada
akrilik ekstrusi. Jenis ini seringkali dipergunakan untuk akuarium dan produk-produk lain
yang membutuhkan pembentukan atau penghalusan mesin dari produk finalnya.
Karena perbedaan proses pembuatannya ini maka sifat properties lembaran acrylic
yang diproses secara extrusi cukup berbeda dengan lembaran acrylic yang diproses secara
casting. Perbedaan yang mendasar, acrylic proses casting tegangan antar molekulnya
lebih rendah dibanding acrylic proses extruded. Sel acrylic ekstrusi tidak sekuat casting ,
dan cenderung retak ketika sedang dikerjakan, sehingga mutu produk yang paling tinggi
terbuat dari acrylic casting. Strukturnya juga dapat dibuat tanpa sambungan, sebagaimana
13
pengelasan kimia pada tingkat molekuler benar-benar "melebur" sambungan menjadi satu
bagian dari bahan padat. Sambungan yang dilas dan dipoles dengan benar tidak terlihat.
1.Casting acrylic lebih kuat, lebih tahan terhadap impak dibanding extruded
3.Casting acrylic lebih tahan pressure / tekanan ataupun vacuum dibanding extruded
5.Casting acrylic lebih tahan terhadap temperature dan kimia disbanding extruded
6.Casting acrylic daya serap air lebih tinggi dibanding extruded acrylic
PMMA berupa plastik bening, keras dan kuat, namun ringan dan fleksibel. Dalam
kehidupan sehari-hari polymetil metakrilat biasa digunakan untuk kaca atap, dudukan lampu,
bahan pengupam, bagian-bagian otomotif, molding papan dekorasi, tanda perasa dan gigi
palsu. Penggunaan acrylic sheet antara lain: akuarium, peralatan rumah tangga, perlengkapan
kantor, furniture, interior gedung, kanopi/roofing, noise barrier, dll. Penggunaan material
acrylic sheet untuk pembuatan cabinet/case sangat dominan di industri manufacture.
Pemanfaatannya sebagai bahan pencampur gelas dan pencampur logam, dan yang paling
mudah kita amati adalah digunakan untuk lampu belakang mobil ataupun kaca jendela
pesawat terbang.
14
Gambar Acrylic Sheet
Aplikasi Produk
Furniture
Sign Board Aquarium
15
Meja transparan dan artistik berbahan PMMA kaca akuarium raksasa
Berbagai produk terbuat dari acrylic, termasuk pintu kamar mandi, sekat kamar mandi,
jendela, dan atap kaca. Acrylic berkali-kali lebih kuat dari kaca biasa, sehingga jauh lebih
tahan dan lebih aman. Kaca biasa yang sangat tebal akan memiliki warna hijau, sedangkan
acrylic tetap bening. Acrylic juga lebih tahan terhadap cuaca, tetap bening selama bertahun-
tahun tanpa menjadi kuning atau retak saat terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang
panjang.
Keuntungan lain dari acrylic adalah beratnya yang hanya setengah dari berat kaca
biasa. Hal ini membuat bahan ini lebih mudah untuk digunakan dalam pekerjaan, dan menjadi
pilihan yang lebih baik untuk proyek-proyek di mana berat bahan menjadi masalah penting.
Acrylic juga dapat digergaji, sedangkan kaca biasa harus dicetak. Akrilik seringkali dipilih
sebagai material pengganti kaca untuk akuarium. Akrilik sangat bening, memungkinkan 92%
cahaya bisa menembusya. Kaca sekalipun hanya melewatkan 80-90% cahaya, tergantung
jenis kaca dan produsennya.
16
Akrilik tidak terlalu padat. Kepadatan akrilik berkisar antara 1150-1190 kg/ m3. Ini
adalah kurang dari setengah kepadatan kaca, yang berkisar antara 2400 hingga 2800 kg/ m3.
Oleh karena itu, transportasi dan pemasangan bahan bangunan akrilik lebih mudah dan
murah. Akrilik memiliki kekuatan tumbuk yang lebih besar daripada kaca dan tidak akan
pecah. Sifat tahan pecah ini menjadikan akrilik material yang ideal untuk dipergunakan pada
aplikasi di tempat-tempat dimana pecahnya material akan berakibat fatal, seperti pada jendela
kapal selam.
Ada beberapa kesalahpahaman tentang acrylic, yaitu bahwa acrylic itu kuning, rapuh,
dan akan retak dalam jangka waktu tertentu. Meskipun ini mungkin benar untuk plastik yang
murah, tapi tidak begitu dengan acrylic. Jika diurus, bahan ini dapat tetap baru selama
beberapa dekade, tanpa memandang usia atau intensitas sinar matahari. Beberapa orang
khawatir bahwa terlalu mudah terjadi goresan, tapi tidak seperti kaca biasa, goresan pada
acrylic dapat hilang dengan digosok.
Dari segala kelebihannya, ada dua kekurangan dari acrylic: acrylic lebih mahal dari
kaca biasa, dan jika terkena api langsung, acrylic akan meleleh dan akhirnya terbakar.
Pembakarannya menghasilkan asap beracun, sehingga tindakan pencegahan keselamatan
harus selalu diambil ketika sedang dipotong dengan alat-alat listrik atau dibengkokkan
menggunakan pemanasan. Bila tidak dirawat dengan baik, atau ketika menggunakan acrylic
bermutu rendah, maka bisa terjadi goresan, dan lipatan yang tidak sesuai bisa sangat terlihat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Induksi ( Aktivasi )
b. Pemicuan ( Inisiasi )
c. Penyebaran ( Propagasi )
d. Pengakhiran (Terminasi)
18
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, R.P.S. dkk. The mechanical properties of recovered PMMA bone cement: A
preliminary study. J Mater Sci: Mater Med (2006) 17:14331448 DOI 10.1007/s10856-006-
0619-3 (2006)
https://alaudinkimia.wordpress.com/2013/07/02/polimetil-metakrilat/
Li, Chaodi. dkk. Thermal characterization of PMMA based bone cement curing. Journal Of
Materials Science:Materials in Medicine 15 (2004)85-89 (2004)
Wahyuni, Dwi. Penelitian pembuatan Poli Metil Metakrilat (PMMA). JURNAL Teknologi
Dirgantara vol 1, No 2 (2003).
http://www.haiyul-fadhli.tk/2015/09/sintesis-polimer.html
19