Anda di halaman 1dari 8

RESUME

AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PENGARUH DARI


PERBEDAAN BUDAYA SERTA UPAYA HARMONISASI
MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Disusun oleh:
Ayu Nurul Sabilla (145020301111005)
Ahmad Zaky Darmawan (145020307111009)
Devinta Mahardika (145020307111039)
Fithria Marta Paenan (145020307111045)
KELAS CA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PENGARUH DARI
PERBEDAAN BUDAYA SERTA UPAYA HARMONISASI

Definisi Akuntansi Internasional


Istilah akuntansi internasional digunakan dalam bermacam-macam pemikiran dan ini
menyebabkan beberapa ambiguitas. Weirich, Avery, and Anderson (1971) menyajikan
sebuah pandangan dari tiga cara yang berbeda tentang pengertian akuntansi internasional
(Riahi-Belkaoui, 2000, p.480). Ini dapat dibedakan menjadi:
1. Universal atau akuntansi dunia.
2. Comparative atau akuntansi internasional.
3. Akuntansi perusahaan-pusat asing.

Universal atau akuntansi dunia mempertimbangkan permasalahaan (seperti biaya,


keuntungan, yang merupakan hambatan) yang berhubungan dengan pelaksanaan dari
sebuah penyeragaman perlengkapan dari peraturan-peraturan akuntansi yang akan digunakan
diseluruh dunia. Weirich, Avery and Anderson (1971) menyatakan:
1. Akuntansi dunia
Dalam lingkup dari konsep ini, akuntansi internasional dipertimbangkan untuk
menjadi sebuah sistem yang umum dan bisa digunakan di seluruh dunia. Sebuah
kumpulan keseluruhan dari dasar-dasar akuntansi yang biasa diterima (generally
accepted accounting principle, GAAP), seperti pengembangan pemikiran di Amerika
Serikat, akan ditingkatkan. Praktek-praktek dan dasar-dasar akan dikembangkan
sehingga bisa diterima oleh semua negara. Konssep ini akan menjadi tujuan yang
paling utama dari sebuah system inteernasional.
2. Comparative atau Akuntansi Internasional
Sebuah konsep utama yang kedua dari istilah akuntansi internasional yang
mempengaruhi pembelajaran deskriptif dan informatif. Berdasarkan konsep ini,
akuntansi internasional meliputi macam-macam dari semua prinsip, metode dan
akuntansi standar dari seluruh negara. Konsep ini meliputi dasar-dasar akuntansi
yang biasa diterimadan dikembangkan diseluruh negara, dengan cara meminta
akuntan menjadi prinsip-prinsip yang komplek ketika mempelajari akuntansi
internasional tanpa keseluruhan, sebuah kumpulan dari semua prinsip-prinsip,
metode-metode, dan standar-standar dari seluruh negara akan dipertimbangkan
sebagai sistem akuntansi internasional. Perbedaan hasil ini dikarenakan oleh
perbedaan geografis, sosial, ekonomi, politik dan pengaruh-pengaruh lainya yang
legal.
3. Akuntansi untuk subsidi asing
Konsep utama yang ketiga yang mungkin bisa diterapkan pada akuntansi
internasional mengarah pada praktek-praktek akuntansi dari sebuah induk
perusahaan dan sebuah subsidi asing.dibutuhkan referensi konsep-konsep dasar
untuk negara-negara tertentu agar laporan keuangan internal lebih efektif. Akuntan
mengetahui pokok-pokok terjemahan dan penyesuaian dari pernyataan subsidi
keuangan. Berbeda dengan permasalahan akuntansi yang semakin tinggi dan
perbedaan prinsip-prinsip akuntansi tergantung dimana negara menggunakannya
sebagai referensi untuk tujuan terjemahan dan penyesuaian.
Penjelasan Perbedaan atas Penerapan Praktek-Praktek Akuntansi di Beberapa
Negara
Jika kita melihat aturan-aturan akuntansi di negara-negara lain akan ada perbedaan
yang khas antara negara-negara tersebut. Penulis seperti Perera (1989) menyatakan bahwa
praktek- praktek akuntansi di dalam negara-negara tertentu yang berkembang untuk
menyamakan kondisi sebuah masyarakat tertentu, pada waktu tertentu. Sementara itu,
masih ada sebuah perbedaan besar dalam sistem akuntansi yang diterapkan di negara-
negara berbeda, ini telah diterima secara umum bahwa ada dua model utama dari akuntansi
keuangan yang telah dikembangkan di dalam bidang ekonomi di negara-negara berkembang:
Anglo-American Model dan Continental European Model (Mueller, 1967; Nobes, 1984)

Di dalam masyarakat, akuntansi memberikan sebuah fungsi pelayanan. Fungsi ini


dletakkan pada kondisi yang sangat berbahaya kecuali ketika berlangsungnya proses
akuntansi, sangatlah berguna. Ini harus ditanggapi untuk perubahan yangdibutuhkan dari
masyrakat dan harus menggabarkan kondisi sosial, politik, dan ekonomi
dimanadioperasikan. Ini sangatlah berarti tergantung kemampuannya untuk memperkecil
keadaan.

Adapun Alasan-alasan Perbedaan Akuntansi Internasional pada Setiap Negara yaitu :


Kepemilikan bisnis atau sistem keuangan
Warisan kolonial
Penyerbuan
Perpajakan
Inflasi
Tingkat pendidikan
Umur dan jumlah dari akuntan
Perkembangan tingkat ekonomi
Sistem yang legal
Budaya
Sejarah
Geografi
Bahasa
Pengaruh dari teori
Sistem politik, keadaan (iklim) sosial
Agama
Kebetulan

Budaya
Keterkaitan antara akuntansi dan budaya seperti yang diungkapkan oleh Violet
(1983,p.8), yaitu:
Akuntansi adalah sebuah institusi sosial yang dibentuk oleh budaya-budaya untuk
melaporkan dan menjelaskan fenomena sosial tertentu yang terjadi dalam transaksi ekonomi.
Sebagai sebuah institusi sosial, akuntansi telah menyatukan kebudayaan adat dan elemen-
elemen tertentu di dalam paksaan dari aturan-aturan budaya. Akuntansi tidak bisa
dipisahkan dan di analisa sebagai sebuah komponen yang bebas dari sebuah budaya. Seperti
umat manusia dan institusi sosial lainnya, sebuah produk dari budaya dan memberikan
perubahan pada kebudayaan yang menerapkannya. Karena akuntansi ditetapkan secara
budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan instisusi mempengaruhinya.

Empat Dimensi Nilai Sosial menurut Hofstede (Hofstede, 1984)


a. Individualisme Melawan Kolektifisme
Individulisme berarti sebuah pilihan untuk melepaskan hubungan kerangka sosial di
dalam sebuah masyarakat dimana perseorangan diharuskan untuk menjaga dirinya sendiri
dan keluarga terdekatnya saja. Ini berlawanan dengan kolektifisme yang berarti sebuah
pilihan untuk mempertebal hubungan kerangka sosial dimana perseorangan bisa
mengharapkan orang lain, kaum, atau kelompok lainnya untuk membantu secara ikhlas (ini
akan jelas bahwa kata kolektifisme tidak digunakan di sini untuk mengartikan sistem sosial
tertentu apapun itu). Pokok permasalahan yang ditujukan pada lingkup ini adalah tingkatan
dari ketergantungan sebuah pemeliharaan masyarakat diantara perseorangan. Ini berdaarkan
konsep orang itu sendiri: Aku atau kita.

b. Besar Melawan Kecil, Jangkauan Jarak


Jangkauan jarak adalah tingkatan dimana anggota masyarakat menerima kekuatan
tersebut dalam institusi dan organisasi disalurkan secara tidak seimbang. Ini mengakibatkan
tindakan dari kekuatan yang lemah sama bagusnya dengan aggota masyarakat yang memiliki
kekutan lebih besar. Orang yang berada di dalam masyarakat jangkauan kekuatan yang besar
menerima sebuah permintaan hirarki dimana setiap orang memiliki memiliki sebuah tempat
yang tidak membutuhkan pembenaran lebih lanjut. Orang-orang dengan masyarakat
jangkauan usaha kecil berusaha untuk penyamaan kekuatan dan meminta pembenaran untuk
ketidakwajaran kekuatan. Permasalah pokok dalam lingkup ini adalah bagaimana sebuah
masyarakat mengendalikan ketidakseimbangan antara satu sama lain ketika terjadi pada
saat itu. Ini telah menjadi konsekuensi besar untuk mengapa mengapa orang-orang
membangun institusi and organisasi.

c. Kuat Melawan Lemah, Pengalihan Ketidakpastian


Pengalihan ketidakpastian adalah tingkatan dimana anggota masyarakat merasakan tidak
nyaman dengan ketidakpastian dan kerancuan. Perasaan ini memimpin mereka untuk
mempercayai kepastian yang menjanjikan dan menopang kenyamanan serta keamanan
institusi. Masyarakat dalam konteks pengaliahan ketidakpastian yang kuat menegakkan kode-
kode yang kuat dari kepercayaan dan kebiasaan dan tidak berkesinambungan kearah
penyimpangan ide-ide. Masyarakat pengalihan lemah menjaga sebuah kondisi untuk lebih
santai dimana praktek-praktek penghitungan lebih dari sekedar prinsip-prinsip dan
penyimpangan lebih mudah ditolerir. Permasalahan utama ditujukan pada lingkup ini adalah
bagaimana sebuah reaksi masyarakat terhadap fakta pada saat itu hanya berjalan searah dan
tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya apakah mencoba untuk mengantisipasi
yang akan datang atau hanya membiarkan segalanya terjadi. Seperti jangkauan kekuatan,
pengalihan yang tidak pasti memiliki konsekuensi pada manusia yang membangun institusi
atau organisasi.
d. Sifat Maskulin Melawan Sifat Feminim
Sifat maskulin berarti sebuah pilihan di dalam masyarakat untuk pencapaian sukses,
kepahlawanan, ketegasan dan sukses secara materi. Ini berlawanan dengan sifat feminism yang
berarti pilihan untuk berhubungan, kesederhanaan, peduli terhadap kelemahan, dan kualitas
hidup. Pokok permasalahan yang ditujukan dalam lingkup ini adalah cara dimana sebuah
masyarakat menyediakan aturan-aturan kemasyarakatan (sebagai lawan untuk hal-hal yang
bersifat biologis) yang berhubungan dengan jenis kelamin.

Empat Nilai Akuntansi Menurut Grays (1988)


a. Profesionalisme Melawan Pengawasan Perundangan
Sebuah pilihan untuk eksistensi dari keputusan individu secara professional dan
pemelihararan dari regulasi mandiri professional, sebagai kebalikan untuk
pemenuhan dengan pemberian permintaan legal dan pengawasan perundangan.
b. Keseragaman Melawan Kebebasan
Sebuah pilihan untuk penyelenggaraan praktek-praktek akuntansi seragam antara
perusahaan dan kegunaan yang tetap dari praktek-praktek serupa sepanjang waktu,
berkebalikan dengan kebebasan dalam kesesuaiannya dengan kondisi dari
perusahaan perseorangan.
c. Konserfatisme Melawan optimism
Sebuah pilihan untuk sebuah pendekatan yang sangat hati-hati untuk mengatasi
ketidakpastian dari peristiwa-peristiwa yang akan dating, berkebalikan dengan
optimisme, laissez-faire, pendekatan yang mengambil resiko.
d. Kerahasiaan Melawan Keterbukaan
Sebuah pilihan untuk bekerja secara empat mata dan pembatasan dari penyampaian
informasi tntang bisnis hanya dengan siapa yang ikut berperan di dalam manajemen
dan keuangan, berlawanan dengan keterbukaan, terbuka dan menggunakan
pendekatan yang bisa diketahui oleh publik.

Sistem nilai akuntansi lebih relevan digunakan oleh profesional atau kewenangan
perundang-undangan untuk sistem akuntansi sedangkan dorongan mereka akan menjadi
profesionalisme dan keseragaman dalam batasan-batasan, sehingga mereka difokuskan
dengan regulasi dan memperbesar dorongan dan penyesuaian. Berdasarkan nilai-nilai
akuntansi yang lebih relevan digunakan ukuran praktek dan penjabaran dari informasi terbuka
akan menjelaskan dengan sendirinya tentang koservatisme dan kerahasiaan ruang lingkup.
Perera (1989, p.47) menyajikan diskusi tambahan sebagai hubungan yang telah di
rangkum di figure 6.1. dia menyatakan:
Tingkatan tertinggi dari profesionalisme tingkatan terbaik dari regulasi mandiri
professional dan kebutuhan terendah untuk campur tangan pemerintah. Tingkatan dari
keseragaman utama dalam sebuah akuntansi daerah akan menjadi sebuah penyebab dimana
sistem akuntansi diterapkan. Tingkatan tertinggi dari keseragaman terendah
pengembangan keputusan secara professional dan yang paling kuat penerapan aturan-
aturan dan tatacara akuntansi. Jumlah dari konservatisme di dalam sebuah akuntansi daerah
akan mempengaruhi praktek- praktek ukuran yang digunakan. Tingkatan tertinggi dari
konservatisme yang paling kuat erat hubungannya dengan praktek-praktek ukuran
tradisional. Tingkatan dari kerahasiaan di dalam akuntansi daerah akan berpengaruh pada
penjabaran dari informasi terbuka dalam laporan akuntansi. Tingkatan paling tinggi dari
kerahasiaan, penjabaran ternedah dari keterbukaan.

Hubungan antara Nilai Kemasyarakatan, Nilai Akuntansi, dan Praktek Akuntansi

Nilai Kemasyarakatan Nilai Akuntansi Praktek Akuntansi


Pengalihan Ketidakpastian Profesionalisme Kekuasaan dan

Individualism Keseragaman Dorongan


Jangkauan Usaha Konservatisme Ukuran dan

Maskulinitas Kerahasiaan Keterbukaan

Pasar global hanyalah sebuah budaya yang berbeda dibandingkan satu-satunya


pemasaran yang kita jumpai saat ini. Ketika sebuah perusahaan melakukan bisnis di pasar
global, ini dijalankan dengan budaya yang berbeda dan munkin menggunakan praktek yang
berbeda. Tingkatan tertinggi dari penyingkapan keuangan mungkin dibutuhkan untuk
keselamatan internasional karena penyingkapan dari kualitas pengoperasian sebaiknya
menghasilkan biaya sumberdaya yang rendah. Ketika perusahaan dari negara- negara yang
sangat menjaga kerahasiaan merasakan keuntungan di bidang ekonomi dari peingkatan
keuangan teerbuka mereka, peminjaman kebudayaan mungkin terjadi. Kebudayaan yang
dipinjamkan akan menjadi sebuah budaya pasar global, daripada sebuah budaya tertentu
suatu negara.
Perera (1989) merumuskan kedua ukuran kebudayaan milik Hofstede dan nilai-nilai
batasan akuntansi daerah milik Grays dan menggunakannya untuk menjelaskan
perbedaan nyata dalam praktek akuntansi yang diambil dari negara-negara di benua eropa dan
negara Anglo-America. Berdasarkan Parera (p. 51):
Negara-negara benua eropa, Prancis dan Jerman Barat sangat menghidari
ketidakpastian skala, mengingat negara-negara Anglo-Amerika sama-sama menggunakan
skala yang rendah.
Ini adalah sebuah pilihan untuk eksistensi dari keputusan professional perseorangan,
pemeliharaan dari regulasi sendiri secara professional, dan kebebasan dalam kesesuaiannya
dengan kodisi yang dirasakan dari perusahan-perusahaan perseorangan dalam akuntansi
daerah dari negara-negara Anglo-Amerika, mengingat sebuah pilihan untuk pemenuhan
permintaan yang bersifat legal dan pengawasan perundang-undangan, pemeliharaan
praktek-praktek akuntansi keseragaman antara perusahaan, dan penerapan yang tetap dari
praktek-praktek sepanjang waktu di dalam akuntansi daerah dari benua Eropa.

Agama
Sebuah keputusan dari penelitian yang didasarkan pada budaya, khususnya pada
batasan dari Hofstede dan Gray, mencoba menjadikan sebuah negara memasukkan dalam satu
grup pemikiran mereka tersebut dalam istilah komunitas dan akuntansi daerah ini dirasakan
sebagai sajian pedoman di dalam proses keharmonisasian khususnya pada
pengidentifikasian batasan-batasan. Seperti yang mereka gambarkan, agama lebih penting
dari sebuah batasan nasional. Mereka mengetahui bagaimana budaya Islam, yang telah ada
di banyak negara, memiliki kecxenderungan gagal untuk menggabungkan praktek-praktek
akuntansi barat dan mereka menggambarkan bagaimana permaslahan agama sebelumnya
telah menempati ruang yang terbatas didalam kepustakaan akuuntansi. Mereka
menyatakan (p. 134):
Eksistensi kepustakaan berhubungan dengan interaksi aktifitas bisnis dan Islam
membutuhkan pengembangan untuk menangkap pengaruh-pengaruh khusus yang sesuai
dengan kepercayaan Islam dalam struktur bisnis dan keuangan tak lebih dari lingkup-lingkup
Islam.
Berdasarkan Hamid, Craig, dan Clarke (1993) larangan pembayaran bunga
...sejauh ini harmonisasi dirasa cukup penting untuk membawakan pelaksanaan dari
prosedur standar akuntansi barat dimana penghitungan bunga tersambung. Banyak standar
barat yang terdahulu dan sekarang membawakan prosedur yang tidak lengkap yang
termasuk nilai waktu dari konsep uang, yang tidak diakuai oleh Islam. (p. 144)

Kepemilikan Bisnis dan Sistem Keuangan


Dalam naskah yang lainnya, dimana dicoba untuk menyajikan sebuah wawasan
dalam penjelasan perbedaan internassional di laporan keuangan, Nobes (1998)
mengemukakan bahwa alasan pertama untuk perbedaan internasional adalah perbedaan
tujuan untuk laporan itu sendiri.
Hipotesisnya memprediksikan sebuah korelasi antara style dari keuangan perusahaan
dan tipe dari sistem akuntansi yang aturannya dibuat dan disiapkan dari laporan
keuangan di negara-negara tetangga yang sangat dipertimbangkan dengan pengguna luar.
Kerangka pemikiran tersebut digunakan oleh pembuat aturan dari Amerika Serikat, Inggris,
Australia dan tentu saja IASC. Pada khususnya, mereka menyatakan bahwa mereka
mempertimbangkan dengan penyajian laporan keuangan dan menyediakan prediksi
keuangan yang mengalir untuk pengguna luar yang pada umumnya memiiliki pengalaman
dari pernyataan keuangan dari perusahaan besar. Oleh perbedaan itu, berdasarkan kredit
negara-negara akan lebih mempertimbangkan perlindungan dari kreditor oleh karena itu
dengan penghitungan yang hati-hati dari keuntungan yang bisa didistrbusikan. Pengusaha
(perusahaan yang tidak listing dibursa) tidak akan membutuhkan audit secara external.
Perbedaan dari tujuan akan memimpin kearah perbedaan dipraktek- praktek akuntansi.

Lembaga Internasional dan Dampaknya pada Praktek-Praktek Akuntansi


Cabang dari akuntansi internasional mengacu pada universal atau akuntansi dunia
oleh Weirich, Avery and Anderson (1971).

Komisi Standar Akuntansi Internasionak (IASC)


Berdasarkan pada IASC (1998, p. 43), IASC adalah sebuah sektor independen yang
didirikan pada tahun 1973 berdasarkan keputusan yang telah dibuat badan akuntansi
internasional dari Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Irlandia dan Amerika Serikat. Sejak
tahun 1983, anggota IASC adalah semua badan akuntansi internasional dan juga anggota
dari Internasional Federation of Accountants (IFAC). Pada tanggal 1 November 1998,
IASC dan IFAC memiliki 143 anggota di 103 negara. IASC bermarkas di London. Sejak
didirikannya, badan ini telah membuat lebih dari 30 Standar Akuntansi Internasional
(IASs) yang mengcover isu wide-cross-section dan telah dilaksanakan pada kerangka kerja
konseptual yang berjudul Framework for the preparation dan presentasi of financial
statements.

Lembaga atau Organisasi Lainnya


IASC memberikan pengaruh yang sangat dominan dalam praktek akuntansi di ruang
lingkup internasional. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)
telah berupaya menyelaraskan akuntansi. The European Union (EU) pun telah melakukan
perubahan untuk praktek akuntansi di level internasional, misalnya mendefinisikan ulang
konsep akuntansi, peraturan, dan metodologi akuntansi yang berdampak pada pasar. The
International Organization of Securities Commissions (IOSCO) telah mempublikasikan
harmonisasi kebijakan internasional dan perdagangan di bursa efek. Organisasi internasional
yang juga menyediakan masukan terhadap akuntansi pada level internasional, misalnya
OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development), EEC (European
Economic Community), IOSCO (International Organization of Securities Commissions).

Harmonisasi Akuntansi antara Manfaat dan Hambatannya


Berbagai upaya dilakukan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi.
Harmonisasi tidak menjadi standar yang absolut. Australia merupakan penyusun pertama
standar akuntansi untuk mengharmonisasikan Standar Akuntansi dengan IASC. Ini
menyebabkan arus investasi asing ke Australia semakin meningkat. Standar ini direlease
dalam bentuk exposure draft pada tahun 1997 dan sebanyak lebih dari 20 standar akuntansi
yang telah direvisi direlease. Beberapa tantangan dalam penyusunan standar akuntansi
Australia antara lain perbedaan lingkungan bisnis, sistem legal, budaya, dan lingkungan
politik di beberapa negara.
Standar IASC sangat dipengaruhi oleh model akuntansi Anglo-American. Oleh karena
itu standar IASC fokus pada beberapa grup negara. Manfaat harmonisasi akuntansi,
antara lain :
1. Lebih murah untuk mengembangkan negara-negara dalam membentuk
sistem akuntansi (bagaimanapun kita harus menyesuaikan dengan relevansi
budaya).
2. Bisa mengurangi biaya untuk perusahaan yang listing di bursa saham
internasional (biaya yang dimaksud adalah biaya untuk menyajikan kembali
laporan keuangan ke dalam standar akuntansi yang diterima umum).
3. Meningkatkan komparabilitas antara perusahaan yang beroperasi di negara
yang berbeda (karena perbandingan merupakan karakteristik kualitatif sebagai
salah satu indikasi beberapa kerangka konseptual).
4. Memungkinkan perusahaan multinasional yang berlokasi di negara yang
berbeda untuk mengkoordinasikan usaha mereka lebih efisien dan mengijinkan
konsolidasi atas laporan keuangan entitas asing untuk bisa dilakukan pada
biaya yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai