DAN PENYAKIT
ACARA II : PENGENALAN GEJALA DAN TANDA SERANGAN OPT
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pengendalian hama dan penyakit ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak
petani dan dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan informasi yang
begitu banyak kepada penulis.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
laporan pengendalian hama dan penyakit ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan
praktikum saya ini bermanfaat.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................
A. Tabel 1. ....................................................................................... 5
DAFTAR TABEL....................................................................................
A. Gambar 1. ................................................................................... 6
B. Gambar 2. ................................................................................... 8
C. Gambar 3. ................................................................................... 10
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman tidak akan pernah lepas dari pada suatu penyakit, penyakit itu
sendiri mempunyai bermacam-macam sifat dan dampak yang ditimbulkan.Gejala
adalah keadaan penyakit yang merupakan perwujudan dari reaksi fisiologis dari
tanaman terhadap kegiatan yang bersifat merusak yang disebabkan pathogen.
Setiap penyakit pada tanaman tertentu akan memberikan gejala khusus, yang
biasanya timbul dalam suatu rangkaian selama terjadinya penyakit. Gejala yang
dapat diamati secara langsung disebut juga gejala morfologis. Gejala ini dapat
dilihat dengan mata tanpa bantuan alat, atau juga dapat dirasa, dibaui, diraba.
Sedangkan gejala yang hanya diamati dengan bantuan alat seperti mikroskop
disebut sebagai gejala histologist.Setiap budidaya tanaman, pasti selalu ada
gangguan. Setiap gangguan tersebut selalu merugikan seorang petani. Gangguan
tersebut merupakan masalah yang harus dikendalikan oleh petani. Selama
kerugian yang ditimbulkan tinggi, maka gangguan tersebut harus segera
dikendalikan.
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau
parasit dan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya
menular atau infeksius, msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan
tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak
menular atau non infeksius. Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik sering
disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath.
Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi
tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia.
Gejala morfologis ada tiga macam yaitu : nekrosa, hipoplasia, hyperplasia.
Nekrosa adalah gejala penyakit yang disebabkan oleh protoplas yang diikuti oleh
kematian sel jaringan, organ dan seluruh tanaman. Gejala nekrotik yang sebelum
kematian protoplas disebut plesionekrotik. Ada tiga gejala yang termasuk dalam
plesionekrotik yaitu menguning (yellowing), layu (wilting), dan hidrosis (adanya
1
jaringan yang Nampak bening). Gejala nekrotik yang ada setelah kematian
protoplas disebut holonekrotik. Gejala holonekrotik dapat dibagi menjadi 3
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pada organ bahan penyimpanan (buah, biji,
umbi dan akar). Pembusukan yang terjadi bersifat lunak atau basah disebut gejala
bocor (leak), sedangkan yang kering disebut mumifikasi. Nekrosa pada jaringan
tanaman yang hijau misalnya rebah kecambah (damping off), bercak (spot), bintik
kecil (fleck), nekrotik pada batang dan tulang daun ( streak), nekrosa tanpa batas
yang jelas karena kematian yang cepat dari seluruh tanaman atau bagian daun
(hawar=blight), kematian mendadak dari kuncup yang belum membuka atau
pembungaan (blast), rontoknya buah akibat nekrosis yang meluas (shelling) dan
lain-lain. Nekrosa pada jaringan kayu yang sakit (bleeding).
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta
lingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena
tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka
penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar
muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen
(fitdan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution, 2008).
Pengenalan jenis - jenis penyakit pada tanaman dapat dilakukan dengan cara
percobaan di lapang pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Timbulnya penyakit
dapat bervariasi tergantung dari fase pertumbuhan tanaman, musim, lokasi dan
varietas. Kombinasi dari beberapa penyakit dapat terjadi misalnya kombinasi
beberapa cendawan atau bahkan kombinasi dari cendawan, bakteri, dan virus
(Wigenasanta, 2004).
Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik.
Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat
ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik
tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang
parasitik terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri,
cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga,
2003).
Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal
dari bahasa Yunani,Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal.
Umumnya istilah patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai
dapat menimbulkan penyakit pada jasad lain (Semangun, 1996).
Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta
lingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena
tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka
penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar
muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen
(fitdan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution, 2008).
3
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari
tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit
tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit
tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen
penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari
19 persen ( Jackson, 2009).
Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit
tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi
antara patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga
penyakit atau plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi
setelah campur tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan
dan manusia. Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease
square(Triharso, 1996).
4
BAB III
HASIL PENGAMATAN
5
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari kegiatan praktikum ini adalah :
1. Suatu organisme bisa dikatakan menjadi hama apabila mengganggu
pertumbuhan dan mempengaruhi produksi/hasil dari tanaman utama.
2. Untuk mencegah tanaman agar tidak terserang penyakit tersebut harus
mengenal gejala serangan, jenis patogen, siklus hidup, dan cara penyebaran serta
cara pengendaliannya.
3. Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cara kultur teknis, hayati,
mekanis/fisik, kimiawi, genetik, dan secara regulasi atau tata peraturan.
6
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilbur, 1974. Biologi, identification and control of root knot
nematodes (Meloidogyne spp) International Carolina Meloidogyne
Project. Printed by Nor
Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.Jember.
Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari
Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Pengenalan Patologi/Penyakit
Tumbuhan.http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-
patologipenyakit-tumbuhan/ Diakses 07 Desember 2014.
Pranata, 1982. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada
UniversityPress, Yogyakarta.
Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Pengenalan Patologi/Penyakit
Tumbuhan.http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-
patologipenyakit-tumbuhan/ Diakses 07 Desember 2014.
7
Carolina State University Graphics. 107 page.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular
Biology. Caister Academic Press.
Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari
Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Mynature-faiq. 2010. Pengenalan penyakit tanaman pangan. http://mynature-
faiq.blogspot.com/2010/07/pengenalan-penyakit-tanaman-pangan.html. diakses
07 Desember 2014.
Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Pengenalan Patologi/Penyakit
Tumbuhan.http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-
patologipenyakit-tumbuhan/ Diakses 07 Desember 2014.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Taylor, A.L. and J.N. Sasser. 1978. Biologi, identification and control of root knot
nematodes (Meloidogyne spp) International Carolina Meloidogyne Project.
Printed by Nor
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Palembang: Kanisius
Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada
UniversityPress, Yogyakarta.