PREEKLAMSIA BERAT
Oleh :
Pembimbing :
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu serta angka kematian bayi merupakan salah satu
indikator yang dinilai dalam menentukan kemajuan suatu negara. Rendah atau
tingginya angka kematian ibu sangatlah berkaitan erat dengan pelayanan
kesehatan ibu, dalam hal ini pelayanan obstetri. Mulai konseling pra-konsepsi
yang baik, ante natal care (ANC), sampai penolongan persalinan dengan tenaga
kesehatan, baik itu bidan, dokter umum, ataupun dokter spesialis Obstetri dan
Ginekologi, Serta sistem rujukan yang baik untuk kehamilan berisiko tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Etiologi
Pada kehamilan normal invasi tropoblas ke dalam lapisan otot dan jaringan
sekitar berjalan dengan baik sehingga aliran darah uteroplasenta berjalan dengan
baik. Tetapi pada preeklamsia atau eklamsi, invasi tropoblast berjalan abnormal,
arteri spiralis menjadi kaku dan keras, hal ini mengakibatkan aliran darah
uteroplasenta menurun. Keadaan iskemik akan menyebabkan dilepaskannya
oksidan atau radikal bebas yang bersifat sistemik dan toksik terhadap endotel,
yang berakibat kerusakan endotel di berbagai organ.7
2.5 Patofisiologi
a. Hipertensi
b. Proteinuria
c. Gangguan Hepar
d. Gangguan Neurologik
Perubahan pada sel saraf meliputi hiperperfusi pada otak, spasme arteri
retina, hingga perdarahan, atau tromboemboli akibat tekanan yang tinggi.
Hiperperfusi pada otak dapat menimbulkan gejala berupa nyeri kepala, dapat
diikuti vasogenik edem. Spasme arteri retina dan udem retina dapat menimbulkan
gejala berupa gangguan visus, pandangan kabur, hingga ablasio retina.
Sedangkan mekanisme terjadinya kejang eklamsi tidak diketahui dengan jelas,
diduga masih berhubungan dengan tingginya tekanan darah.7
2.6 Diagnosis3
2.7 Tatalaksana
2.7.1 Pencegahan
menunjukkan bahwa diet sodium yang dibatasi tidak efektif dalam mencegah
preeklampsia pada 361 wanita. Pedoman dari United Kingdom National Institute
for Health and Clinical Excellence pada tahun 2010 tetap merekomendasikan
b. Suplemen kalsium
and Human Development (NICHD) yang melibatkan lebih dari 4500 wanita
pada perempuan yang memiliki risiko tinggi. Secara keseluruhan penelitian ini
preeklampsia.3
d. Antioksidan
untuk wanita yang berisiko tinggi mengalami preeklamsia akan tetapi tidak satu
pun dari studi ini menunjukkan penurunan kejadian preeklamsia pada wanita
e. Antitrombotik
tromboksan platelet A2, tetapi memiliki efek minimal pada produksi prostasiklin
vaskular. Namun, uji klinis terhadap aspirin dosis rendah ini menunjukkan
2.7.2 Pengobatan
Pada pasien yang telah kita diagnosis dengan preeklamsia pada layanan
fasilitas kesehatan tingkat primer adalah segera dilakukan persiapan dan proses
dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang
memadai.
4. Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke
ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator
tekanan positif.
pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat. Beberapa jenis antihipertensi yang
digunakan :
Tabel 2.1 Obat antihipertensi pada ibu hamil
Sehingga perlu adanya konsultasi ulang dengan dokter dalam pemilihan obat
dijelaskan diatas
untuk ibu dan janin, (2) lahirnya bayi yang kemudian tumbuh dengan baik, dan
(3) pemulihan lengkap kondisi kesehatan ibu. Salah satu yang poin klinis paling
usia janin.3
mungkin segera terjadi kejang, dan oliguria adalah lain pengikut lainnya.
lebih sering, diikuti oleh proses kelahiran. Tujuan utama terapi adalah untuk
mencegah kejang, mencegah perdarahan intrakranial dan kerusakan serius organ
minggu lagi adalah dengan harapan bahwa akan mengurangi risiko kematian
dibenarkan dalam menangani kasus yang lebih ringan. Pengkajian kondisi janin
dan fungsi plasenta dilakukan, terutama ketika janin belum matang. American
kehamilan. Hal ini berlaku bahkan ketika kondisi serviks belum mendukung
hampir pasti tidak akan berhasil, maka sesar diindikasikan pada kasus ini.
pada 4316 bayi baru lahir yang dilahirkan antara usia 34 0/7 dan 366/7 minggu juga
sebelum 36 minggu, dan kelahiran secara sesar telah dikaitkan dengan munculnya
komplikasi pernapasan. Sebaliknya, salah satu studi secara acak dari 756 wanita
dengan preeklamsia ringan didapati lebih baik jika melahirkan setelah usia
kehamilan 37 minggu.3
dan persalinan pervaginam dahulu dianggap cukup ideal. Hal ini mengingat
kondisi janin yang belum dianggap matang. Akan tetapi terdapat beberapa
sesar.3
2.8 Komplikasi
Kemungkian kejadian solusio plasenta adalah 4-6 kali liat lebih tinggi
uteroplasenta tersebut. Namun, IUGR tidak lebih sering pada kasus hipertensi
2.9 Prognosis
magnesium sulfat yang juga tepat seharusnya menghasilkan angka kematian ibu
hampir nol. Risiko renkurensi pada preeklamsia adalah 40% untuk preeklamsia
berat dan meningkat jika didiagnosis lebih awal. Wanita dengan preeklamsia pada
Nama : Ny. A
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Padang
No Register : 966423
Agama : Islam
Suku : Minang
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Seorang pasien wanita usia 32 tahun datang ke KB IGD RSUP M.Djamil Padang
pada tanggal 3 Januari 2017 pukul 11.00 WIB kiriman puskesas Padang Pasir D:/
Gravid 31-32 minggu + hipertensi dengan:
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang TD :230/120mmHg
Suhu : 36,50 C Nadi : 106x/menit
Kesadaran : CMC Nafas : 22x/menit
Berat badan Tinggi badan : 145 cm
Sebelum hamil : 40 kg Anemis : (+)
Setelah hamil : 48 kg Sianosis : (-)
Gizi : baik Ikterik : (-)
Edema : (+)
Status Generalis:
Kulit : Turgor kulit baik
Kelenjar Getah Bening : Tidak ditemukan pembesaran KGB
Kepala : Normocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Mata : Sklera ikterik tidak ada, konjungtiva anemis
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan
Gigi dan mulut : Karies (+)
Leher : Tiroid tidak membesar, JVP 5 -2 cm H2O
Thorax : Paru :I : Simetris kiri = kanan
P : Fremitus kiri = kanan
Pk : Sonor
A : Vesikuler +/+, Rh (-), Wh (-)
Jantung : I : Iktus tak terlihat
P : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V, kuat
angkat
Pk: Batas jantung kiri 1 jari medial LMCS RIC V,
Kanan LSD, Atas RIC II
A: Iramateratur , M1 > M2, bising (-)
Abdomen : Status obstetrikus
Genitalia : Status obstetrikus
Punggung : Tidak ditemukan kelainan
Anus : Tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : Edema +/+ ekstremitas bawah , refleks fisiologis +/+,
refleks Patologis -/-
Status Obstretikus:
Muka : Kloasma gravidarum (-)
Mammae
Inspeksi : Membesar, tegang, areola dan papilla hiperpigmentasi
Palpasi : Teraba tegang, kolustrum (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak membuncit sesuai dengan kehamilan, linea mediana
hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-)
Palpasi : TFU pertengahan antara processus xhipoideus dan pusat
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal, DJJ : (-)
Genitalia
Inspeksi : Uretra dan vulva tenang, perdarahan pervaginam (+)
VT : pembukaan 2 jari, ketuban (+), teraba kepala Hodge I-II
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0H0 Parturien Preterm 31-32 minggu Kala I Fase Laten + PEB dalam
Regimen MgSO4 dosis maintenance + Janin mati tunggal Intrauterin Presentasi
Kepala
HASIL PEMERIKSAAN
Laboratorium hematologi
Hemoglobin : 12,3 g/dl GDS :79 mg/dl
Ureum : 9 mg/dl
Leukosit : 15.400/mm3
Kreatinin : 0,7 mg/dl
Hematokrit : 35% Na/K/Ca/Cl : 7,5/133/3,7/106
Protein total : 5 gr/dl
Trombosit : 93.000/mm3
Albumin : 2,3
MCV : 83 fL Globulin : 2,7
Bilirubin tot : 1,2 mg/dl
MCH : 28 pg
SGOT/SGPT : 70/68
MCHC : 33%
PT : 9,4 detik
APTT : 34,8 detik
D-dimer : 9737,9 mg/dl
LDH : 1250
Kesan: Leukositosis + Trombositopenia + D-Dimer meningkat +
Penurunan Ca + Penurunan Na + Penurunan Total Protein dan albumin +
Peningkatan SGOT/SGPT + Peningkatan LDH
Laboratorium urin
- Mikroskopis: Leukosit : 4-5/LPB
Eritrosit : 1-2/LPB
Silinder : 2-3/LPK
Kristal : negatif
Epitel : negatif
- Kimia : Protein : +++
Glukosa : negatif
Bilirubin : negatif
Urobilinogen : positif
DIAGNOSIS
G1P0A0H0 Parturien Preterm 31-32 minggu Kala I Fase Laten + PEB dalam
Regimen MgSO4 dosis maintenance + Janin mati tunggal Intrauterin Presentasi
Kepala