Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 METODE PENELITIAN


Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan antara lain ;
1. Tahap pengumpulan data, tahap ini meliputi tahap pengambilan data
sekunder berupa data tanah dan struktur dari pihak kontraktor,
2. Tahap analisis dan pengolahan data, pada tahapan ini data yang sebelumnya
telah diambil kemudian diolah dengan teori serta metode yang digunakan,
3. Tahapan selanjutnya adalah penulisan dan penarikan kesimpulan, tahap ini
meliputi penulisan laporan penelitian berdasarkan pedoman yang ada.
Kesimpulan diambil berdasarkan teori yan ada untuk menjawab pertanyaan
yang muncul.

4.2 LOKASI dan WAKTU PENELITIAN


Lokasi penelitian pada studi kasus tugas akhir ini berada pada
proyek pembangunan Mataram City Land yang berlokasi di Jl. Palagan
Km.7, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penyelesaian

2.3 DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PADA PONDASI BORED PILE


Adi Guna Prakasa (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Daya
Dukung dan Penurunan Pondasi Tiang Bor Tunggal Dengan Menggunakan Program
Plaxis, tujuan dari penelitian tersebut ialah untuk menganalisa besarnya penurunan
yang terjadi pada tiang bor tunggal serta menganalisa daya dukung pondasi tiang bor
tunggal dengan menggunakan metode perhitungan Mayerhof, Aoki & de Alencar, de
Ruiter & Beringen, dan Reese & Wright. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil,
dari ke 4 metode analisa daya dukung beruopa nilai Qu, Qs, dan Qp, metode Reese
& Wright memiliki nilai yang terbesar dengan Qu sebesar 2939,98 Ton. Sementara
batas penurunan elastik tiang terbesar yaitu 25,4 mm atau 2,54 cm.
Manna Grace (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Daya
Dukung dan Penurunan Elastis Pondasi Bored Pile Pada Proyek Fly Over Simpang
Pos Medan, penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui daya dukung dari hasil
SPT dengan menggunakan metode Reese &Wright dan untuk mengetahui penurunan

5
6

kelompok tiang yang terjadi, didapatkan hasil kapasitas daya dukung ultimit (Qu)
dari hasil SPT sebesar 496,61 Ton, dan penurunan sebesar 3,09 cm. Terdapat
perbedaan signifikan dari beberapa metode yang digunakan dalam analisis.

2.4 METODE ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PADA


PONDASI BORED PILE
Banta Chairullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Daya
Dukung Pondasi Dengan Metoda SPT, CPT, dan Mayerhof Pada Lokasi Rencana
Konstruksi PLTU Nagan Raya Provinsi Aceh mengatakan sebagai berikut ini.
Hasil perhitungan dan analisa daya dukung lapisan tanah
menunjukkan besaran yang tidak jauh berbeda antara hitungan dengan data SPT,
CPT, dan dengan data Lab metode Meyerhof. Perbedaan besaran daya dukung antar
metode tersebut berada pada kisaran 2% sampai 8%. Berdasarkan kondisi log profile
lapisan dan analisa daya dukung lapisan, maka penggunaan pondasi dangkal tapak
dapat menjadi pilihan yang tepat karena lapisan pendukung yang baik dapat dijumpai
pada kedalaman (elevasi) yang dangkal dari permukaan tanah dan metode SPT lebih
baik digunakan dari pada metode daya dukung yang lain.
2.4.1 Metode Reese & Wright (1977)
Metode Reese & Wright merupakan salah satu metode yang bisa digunakan
untuk mengetahui nilai tahanan ujung dan tahanan selimut tiang bor. Menurut Reese
dan Wright, gesekan selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan
parameter kuat geser tanah. Rudi Iskandar (2015) dalam peneliiannya yang berjudul
Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile dengan Menggunakan Metode Analitis,
tujuan penelitian tersebut ialah untuk membandingkan hasil perhitungan metode
analitis Reese Wright (1977) dengan metode loading test dan juga metode elemen
hingga. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil daya dukung yang secara
analitis adalah 445,451 ton. Setelah dibandingkan dengan perhitungan metode lain
didapat nilai daya dukung sebesar 501,125 ton untuk perhitungan secara Loading
Test dan secara Metode Elemen Hingga sebesar 571,5 ton. Perbedaan yang didapat
dipengaruhi oleh bedanya cara atau metode yang digunakan dalam perhitungan
besarnya daya dukung.
7

Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinar Jadi S (2013)


dengan judul Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Bor Pada Proyek Medan Focal
Point (Studi Kasus) yang bertujuan untuk menghitung daya dukung tiang bor dari
hasil Standard Penetration Test (SPT), parameter kuat geser tanah, software
komputer dan loading test. Kemudian membandingkan hasil daya dukung tiang bor,
menghitung kapasitas daya dukung kelompok dan menghitung penurunan yang
terjadi pada tiang bor. Metode perhitungan daya dukung untuk SPT dan parameter
kuat geser tanah menggunakan metode Resse & Wright, untuk data loading test
menggunakan metode Chin, dan dibantu dengan software Allpile. Hasil yang
didapatkan pada penelitian tersebut ialah daya dukung ijin dengan menggunakan
metode Reese & Wright ialah sebesar 244,54 Ton, dengan parameter tanah 262,09
Ton, Allpile 179,65 Ton, serta dengan menggunakan metode loading test sebesar
267,857 Ton.

2.5 ANALISIS PONDASI MENGGUNAKAN METODE ELEMEN


HINGGA (FINITE ELEMENT)
Komarudin (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Deformasi
Pondasi Tiang Bor dengan Model Elemen Hingga Pada Tanah Stiff Clay, dimana
tujuan penelitian tersebut ialah untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada
pondasi tiang bor dengan menggunakan metode elemen hingga. Penelitian ini
mempelajari pengaruh tebal rakit dan jarak antar tiang terhadap deformasi,
konfigurasi tiang yang digunakan yaitu 2 buah tiang. Berdasarkan hasil Analisa,
semakin besar jarak tiang maka semakin kecil deformasi yang terjadi, sedangkan jika
semakin tebal rakit maka semakin besar deformasi yang terjadi, deformasi yang
terjdai pada penelitian tersebut adalah 0,95% hingga 2,31 %.
M. Handy Dwi A (2016) Dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Daya
Dukung Pondasi Dalam Proyek Pembangunan RS Pendidikan UHO Berdasarkan
Simulasi Numeris, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas daya
dukung tiang pancang dengan menggunakan bantuan program PLAXIS. Dari hasil
analisa dengan metode pendekatan diperoleh nilai daya dukung tiang tunggal sebesar
2632,23 kN dengan nilai faktor aman sebesar SF 4.6, nilai daya dukung grup
berdasarkan metode ini sebesar 12161 kN dengan nilai tegangan sebesar 2298.09
8

kN/m2. Sedangkan berdasarkan metode numeris, besarnya tegangan normal efektif


yang terjadi sebesar 1290 kN/m2. Dimana nilai ini lebih besar dibandingkan nilai
tegangan izin grup tiang sebesar 1156 kN/m2. Berdasarkan hasil simulasi numeris
nilai angular distortion antara pondasi A dan pondasi B sebesar 1/1068, sedangkan
nilai angular distortion antara pondasi B dan pondasi C sebesar 1/822 dimana nilai
ini masuk dalam kategori aman berdasarkan tabel batasan penyimpangan sudut yang
dikeluarkan oleh Skempton dan Mcdonald (1956) dengan lama konsolidasi sebesar
2020 hari atau kurang lebih 5 tahun.
Nuryanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Perencanaan Pondasi
Tiang Pada Tanah Lempung yang bertujuan untuk merencanakan pondasi dalam
dengan menggunakan metode-metode yang disesuaikan dengan kondisi tanah,
dimana digunakan PLAXIS dengan pemodelan tanah Mohr Coulumb, juga dengan
pendekatan statis atau perhitungan manual dengan menggunakan metode Tomlinson.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh dimensi pondasi tiang bor dengan diameter
1 serta panjang tiang 22 m. Daya dukung terbesar adalah sebesar 265,974 ton.
Penurunan terbesar yang terjadi adalah sebesar 0,06 m. Sedangkan penurunan
menggunakan menggunakan program Plaxis adalah sebesar 0,1 m. Terdapat
perbedaan perhitungan sebesar 0,04 m antara manual dan Plaxis, dikarenakan
keakuratan dalam pengolahan data. Pondasi menggunakan tulangan 25D20 untuk
tulangan longitudinal dan D13 50 untuk tulangan geser. Tebal pile cap yang
digunakan berukuran 1 m serta menggunakan tulangan antara D32 60 sampai D32
230.
Faza Priyawardhana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Perbandingan
Analisis Desain Pondasi Tiang Bor Grup Menggunakan software GROUP dan
PLAXIS 3D Foundation mengatakan sebagai berikut.
Perbedaan gaya aksial yang terjadi pada GROUP 8.0 dan Plaxis 3D
Foundation menunjukan hasil yang lebih kecil pada Plaxis 3D Foundation.
Perbedaan itu dikarenakan pada Plaxis 3D Foundation gaya aksial yang diberikan
oleh struktur atas tidak hanya didistribusikan pada masing-masing tiang, tetapi juga
didistribusikan terhadap tanah yang berada dibawah pile cap. Sedangkan pada
GROUP 8.0 gaya aksial yang diberikan pada struktur atas langsung didistribusikan
pada masing-masing tiang. Perbedaan gaya geser dan momen yang terjadi pada
9

GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation menunjukan hasil yang lebih kecil pada
GROUP 8.0. Perbedaan itu dikarenakan pada GROUP 8.0 desain pile cap dianggap
rigid sehingga beban terpusat yang diberikan oleh struktur atas terdistribusi merata
ke seluruh area pile cap. Keadaan tersebuta membuat nilai gaya geser dan momen
yang terjadi lebih kecil. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan pemodelan ulang
pada Plaxis 3D Foundation dengan merubah beban terpusat menjadi beban merata,
sehingga menghasilkan nilai gaya geser dan gaya momen yang mendekati GROUP
8.0. Perbedaan hasil yang sekarang terjadi cukup kecil dikarenakan perbedaan
parameter tanah yang dimasukan pada GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation.

2.6 PENGARUH KONFIGURASI SERTA JARAK ANTAR TIANG PADA


ANALISIS PONDASI
Pengaruh penambahan jarak, jumlah tiang atau konfigurasi tiang sangat
jarang dibahas dalam literatur geoteknik. Wahyudin (2016) dalam penelitiannya
yang berjudul Analisa Perilaku Tiang Kelompok Akibat Beban Gempa pada Gedung
Kuliah Umum Universitas Halu Oleo mengatakan Berdasarkan hasil perhitungan
dan simulasi pada Plaxis 3D Foundation penambahan jarak antar tiang memberikan
daya dukung aksial dan lateral yang semakin besar, perubahan jarak antar tiang dapat
pula mengurangi defleksi yang terjadi. Namun perubahan jarak tiang memberikan
nilai penurunan yang makin besar pada pondasi.
Sementara Dona Dwi Saputro (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
Studi Pengaruh Jarak Tiang Pancang Pada Kelompok Tiang Terhadap Perubahan
Dimensi Pile Cap mengatakan sebagai berikut.
Berdasarkan analisis perhitungan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara jarak antar tiang 2D, 2,5D dan 3D dengan tebal
pile cap, menunjukkan grafik linear. Persamaan Korelasi antara Tebal Pile Cap dan
jarak antar tiang dengan trend Linear Negatif. Berdasarkan analisis, rumusan yang
dihasilkan tPC = -23,571(Lt) + 1371,4 untuk 3 pile, sedang untuk 6 pile adalah tPC =
-25(Lt) +1375, dimana tPC adalah tebal pile cap, dan Lt adalah Jarak antar tiang.
Analisis pengaruh jarak antar tiang pancang terhadap luasan pile cap, disimpulkan
bahwa semakin panjang jarak antar tiang, luasan pile cap akan semakin besar. Pada
10

analisis pengaruh jarak antar tiang pancang terhadap tebal pile cap, disimpulkan
bahwa semakin panjang jarak antar tiang, tebal pile cap akan semakin kecil.
Wildan Firdaus (2011) dalam penelitiaannya yang berjudul Studi Perilaku
Tiang Pancang Kelompok Menggunakan Plaxis 2D Pada Tanah Lunak, penelitian
tersebut bertujuang untuk mengetahui pengaruh penambahan jarak antar tiang
terhadap daya dukung serta penurunan yang terjadi. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan dengan menggunakan Plaxis 2D diperoleh hasil akibat berubahnya
jarak antar tiang pancang berupa penambahan kemampuan tiang pancang dalam
menahan beban Aksial dan Lateral, untuk beban yang sama, perubahan jarak antar
tiang dapat mengurangi penurunan dan defleksi tiang pancang.

2.7 PERBANDINGAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU


Perbandingan antara penelitian yang akan dilakukan oleh penyusun dengan
penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian-penelitan terdahulu


Penulis Topik Tujuan Metode Hasil
Adi Guna Analisa Daya 1. Menganalisa Elemen Dari ke 4
Prakasa Dukung dan besarnya Hingga metode
(2016) Penurunan penurunan PLAXIS 2D Analisa daya
Pondasi Tiang 2. Menganalisa Student dukung nilai
Bore Tunggal daya dukung Version Qu, Qs, dan
dengan pondasi tiang (V.8.5), Qp metode
Menggunakan tunggal metode statik Reese &
Program menggunakan Wright yang
Plaxis metode, memiliki nilai
Mayerhof, ynag terbesar,
Aoki & de berdasarkan
Alencar, de perhitungan
Ruiter & manual
Beringen, didapatkan
serta Reese & niali
11

Wright penurunan
terbesar
6,6674 mm,
sementara
dengan
menggunakan
PLAXIS 2D
penurunan
tanah sebesar
0,10078 mm.
Ivan Evander Analisis 1. Menganalisa PLAXIS 3D Dari hasil
(2012) Desain Daya Foundation, analisis dan
Pondasi Grup Dukung GROUP perhitungan
Tiang Bor Tiang Bor V.7.0, Finite yang
PAda 2. Mendesain Difference dilakukan,
Bangunan dan diperoleh
Gedung 10 menghitung hasil bahwa
Lantai beban yang pondasi tiang
bekerja pada bor yang
pondasi grup paling tepat
tiang untuk lokasi
studi kasus ini
adalah tiang
bor dengan
diameter 800
milimeter
dengan
tulangan
sejumlah 10
dengan
diameter
tulangan 25,4
12

mm.
Komarudin Analisa Mempelajari Elemen Berdasarkan
(2015) Deformasi pengaruh tebal Hingga, hasil yang
Pondasi Tiang rakit, jarak metode statik ada, bahwa
Bor dengan antara tiang (Reese & semakin lebar
Model terhadap Wright) jarak tiang,
Elemen deformasi maka akan
Hingga Pada (settlement). semakin kecil
Tanah Stiff deformasi
Clay total yang ada,
akantetapi jika
kita
menambahkan
tebal rakit
maka
deformasi
totalnya akan
menjadi lebih
besar,
penambahan
ini disebabkan
bertambahnya
jumlah beban
akibat dari
pelat.
Dona Dwi Studi 1. Mengetahui Metode Statik Pada analisis
Saputro Pengaruh efisiensi tebal (Sondir, SPT) pengaruh
(2013) Jarak Tiang pile cap jarak antar
Pancang Pada 2. Mengetahui tiang pancang
Kelompok perbedaan terhadap
Tiang dimensi luas luasan pile
Terhadap pile cap cap,
13

Perubahan untuk jarak disimpulkan


Dimensi Pile efektif antar bahwa
Cap tiang pancang semakin
3. Mendapatkan panjang jarak
grafik antar tiang,
perbandingan luasan pile
antara tebal cap akan
pile cap semakin besar.
terhadap Pada analisis
jarak antar pengaruh
tiang pancang jarak antar
tiang pancang
terhadap tebal
pile cap,
disimpulkan
bahwa
semakin
panjang jarak
antar tiang,
tebal pile cap
akan semakin
kecil.
Wahyudin Analisa Penelitian ini Elemen Berdasarkan
(2016) Perilaku bertujuan untuk Hingga hasil
Tiang mengetahui (PLAXIS 3D perhitungan
Kelompok daya dukung Foundation) dan simulasi
Akibat Beban aksial dan pada Plaxis
Gempa pada lateral pondasi 3D
Gedung kelompok tiang Foundation
Kuliah Umum pancang pada penambahan
Universitas Gedung Kuliah jarak antar
Halu Oleo Umum tiang
14

Universitas memberikan
Halu Oleo. daya dukung
aksial dan
lateral yang
semakin
besar,
perubahan
jarak antar
tiang dapat
pula
mengurangi
defleksi yang
terjadi.
Namun
perubahan
jarak tiang
memberikan
nilai
penurunan
yang makin
besar pada
pondasi.
Wildan Studi Perilaku Mengetahui Metode Berdasarkan
Firdaus Tiang perilaku tiang konvensional hasil
(2011) Pancang pancang Elemen perhitungan
Kelompok kelompok Hingga menggunakan
Menggunakan akibat PLAXIS 2D Plaxis 2D
Plaxis 2D penambahan V.8 diperoleh
Pada Tanah jarak antar tiang hasil akibat
Lunak pancang berubahnya
terhadap daya jarak antar
dukung aksial tiang pancang
15

dan lateral, berupa


penurunan tiang penambahan
pancang, kemampuan
defleksi tiang tiang pancang
pancang, serta dalam
mengetahui menahan
hasil beban Aksial
perhitungan dan Lateral,
dengan model untuk beban
Mohr Coulomb, yang sama,
Hardening dan perubahan
Soft soil jarak antar
tiang dapat
mengurangi
penurunan
dan defleksi
tiang pancang.
Sinar Jadi S. Analisis Tujuan dari Metode statik Dari hasil
(2013) Kapasitas studi ini adalah (Kuat geser perhitungan
Daya Dukung untuk tanah, SPT) daya dukung
Tiang Bor menghitung Metode Reese tiang bor,
Pada Proyek daya dukung & Wright sebaiknya
Medan Focal tiang bor dari Loading Test menggunakan
Point (Studi hasil Standard daya dukung
Kasus) Penetration Test dari data
(SPT), loading test
parameter kuat karena lebih
geser tanah, aktual yaitu
software sebesar
komputer dan 267,857 T.
loading test. Berdasarkan
Kemudian hasil
16

membandingka perhitungan
n hasil daya daya dukung
dukung tiang tiang bor yang
bor, menghitung telah
kapasitas daya dilakukan,
dukung daya dukung
kelompok dan rencana yaitu
menghitung sebesar 150 T
penurunan yang lebih kecil
terjadi pada dari daya
tiang bor. dukung aktual
dan
penurunan
yang terjadi
lebih kecil
dari
penurunan
yang
diizinkan
sehingga tiang
bor memenuhi
persyaratan
dan aman.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain ;


1. Penelitian ini menggunakan metode statik dan elemen hingga PLAXIS 3D
Foundation sebagai perbandingan,
2. Parameter yang diteliti pada penelitian ini adalah penurunan pondasi tiang bor
kelompok terhadap konfigurasi serta perubahan jarak antar tiang bor,
3. Jarak antar tiang pancang yang digunakan adalah 2D, 3D, 4D serta 5D,
4. Konfigurasi tiang bor yang digunakan adalah 2,3,4 dan 5
5. Bentuk pile cap yang digunakan ialah segitiga dan persegi.
17

6. Variasi pembebanan yang digunakan aksial dan lateral.


Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya antara lain ;
1. Software yang digunakan yaitu PLAXIS 3D Foundation,
2. Menggunakan pengaruh perubahan jarak pada pondasi tiang bor,
3. Metode statik yang digunakan yaitu data CPT dan SPT,
4. Metode analisis yang digunakan Reese & Wright,
5. Bertujuan untuk mengetahui daya dukung serta penurunan pada pondasi tiang bor.

Anda mungkin juga menyukai