1. Identitas
Mata Kuliah : Praktik Klinik Kebidanan
Kode MK : Bd. 315
Beban Studi : 4 SKS
Pokok bahasan : kegawat Daruratan Trimemter I
Sub pokok bahasan : Hiperemesis Gravidarum
Penempatan : Semester 2
Nama Tim Dosen :
3. Standar Kompetensi
Mahasiswa menguasai konsep praktek klinik kebidanan sebagai penunjang
pengambilan keputusan (decision support system) dalam pelayanan kesehatan
masyarakat khususnya kebidanan.
4. Materi Pokok
kegawat daruratan pada kehamilan trimester I dengan hiperemesis
gravidarum.
5. Pertemuan : ke 1
6. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
7. Materi RPP :
Materi
Waktu Metode Media Evaluasi
Pokok Bahasan pokok
(Menit)
Lampiran Materi
1. Pengertian hiperemesis gravidarum adalah : mual muntah yang terjadi
pada kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti
apendisitis, pielititis dan sebagainya (Nugroho, 2012).
2. Penyebab Hiperemesisi Gravidarum adalah kadar estrogen yang tinggi
dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan peningkatan kadar
gonadotropin korionik manusia dan pada primigravida, mola hidotidosa,
diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi
faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong
4. Tanda dan gejala pada ibu hiperemesis gravidarum
a. Tingkat 1 : Muntah terus menerus, turgor kulit berkurang, lidah
kering, tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
b. Tingkat 2 : Dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang,
lidah kering dan kotor, mata cekung, tekanan darah menurun, nadi
meningkat, mata ikterik, urin berkurang, napas berbau aseton.
c. Tingkat 3 : Dehidrasi berat, mual dan muntah berhenti, perdarahan
esofagus, lambung dan retina, gangguan fungsi hati bertambah .
5. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum terdiri dari 3 tingkatan yaitu tingkat
1, 2, 3.
6. Komplikasi pada pasien Hiperemesis Gravidarum
Penurunun berat badan yang cukup banyak, starvasi dengan ketosis dan
ketonuria, dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit (hipokalemia), gangguan keseimbangan asam basa,
kerusakan retina, saraf, dan renal.
7. Penanganan pada pasien hiperemesis gravidarum
a. Tatalaksana Umum
Memberikan penjelasan tentang kehamilan sebagai suatu proses
yang fisiologis.
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit
dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya
dihindarkan serta berbumbu merangsang
b. Tatalaksana khusus
perlu dirawat inap di RS,
Pemberian cairan pengganti dipakai biasanya dextrose5 %
Penghentian Kehamilan jika kondisi pasien menjadi makin
memburuk
Lampiran Materi
HIPEREMESIS GRAVIDARUM