Anda di halaman 1dari 5

SEPSIS NEONATORUM DAN PNEUMONIA PADA BAYI ATERM

Praevilia M. Salendu

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: praeviliamd@yahoo.co.id

Abstract: Sepsis neonatorum is the most frequent cause of admission to a hospital and of
death in developing and developed countries. Microorganisms such as Gram positive and
negative bacteria, viruses, parasites, and fungi can be the etiological factors. We reported a
case of a female neonatus, aterm, and born with caesarean section due to fetal distress. After
birth, the neonatus did not spontaneously cry and suffered from asphyxia. The risk factor of
this sepsis neonatorum were the early rupture of the amnion membrane associated with an
unpleasant odor. Besides that, the mother suffered from a urinary tract infection and fluor
albus during pregnancy. Blood examinations showed moderate leucocytosis, slight
thrombocytopenia, and a positive C-reactive protein. Chest X-ray showed infiltration in both
lungs, indicating pneumonia. The blood culture confirmed Staphylococcus aureus (sensitive
to meropenem). Conclusion: Based on all the tests performed, the diagnosis was an aterm
neonatus with sepsis neonatorum and pneumonia.
Keywords: sepsis, neonatus, pneumonia.

Abstrak: Sepsis neonatorum merupakan penyebab tersering dari perawatan di rumah sakit
dan kematian neonatus baik di negara berkembang maupun negara maju. Mikroba seperti
bakteri Gram positif dan negatif, virus, parasit, serta jamur dapat menjadi faktor etiologi.
Kami melaporkan kasus seorang bayi perempuan, aterm, yang lahir dengan seksio sesaria oleh
karena gawat janin. Setelah lahir, bayi tidak langsung menangis, dan memperlihatkan gejala
asfiksia. Faktor risiko sepsis neonatorum ialah ketuban pecah dini dan air ketuban berbau.
Selain itu, ibu pasien menderita infeksi saluran kemih dan fluor albus pada saat hamil.
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis sedang, trombositopenia ringan, dan C-reaktif
protein positif. Foto toraks memperlihatkan adanya infiltrat pada kedua lapangan paru yang
mengindikasikan suatu pneumonia. Kultur darah mengonfirmasikan stafilokokus aureus yang
sensitif terhadap meropenem. Simpulan: Berdasarkan hasil pemeriksaan ditegakkan
diagnosis bayi aterm dengan sepsis neonatorum dan pneumonia.
Kata kunci: sepsis, neonatus, pneumonia.

Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik dilaporkan 39 per 1000 kelahiran hidup.3
oleh sebab masuknya kuman kedalam Sepsis dapat disebabkan oleh berbagai
tubuh disertai manifestasi klinis yang macam mikroorganisme seperti bakteri
terjadi pada neonatus. Sepsis neonatorum Gram positif maupun negatif, virus, parasit
merupakan salah satu penyebab tersering dan jamur. Sepsis neonatorum dapat dibe-
pada neonatus untuk dirawat di rumah sakit dakan atas sepsis neonatorum awitan dini
dan kematian neonatus baik di negara pada neonatus berusia <72 jam, dan awitan
berkembang maupun negara maju.1,2 lambat pada neonatus berusia >72 jam.4
Diperkirakan lebih dari 20% neonatus Pneumonia merupakan salah satu
menderita sepsis yang menyokong 30-50% infeksi yang tersering pada neonatus dan
dari total kematian di negara berkembang. salah satu penyebab terpenting kematian
Angka kematian neonatus di Asia Tenggara perinatal. Diperkirakan 3,9 juta dari 10,8

S175
S176 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S175-179

juta kematian setiap tahunnya terjadi pada dan anus tidak memperlihatkan kelainan
28 hari pertama kehidupan.5 Pneumonia Hasil pemeriksaan laboratorium me-
neonatal merupakan infeksi parenkim paru nunjukkan hemoglobin 15,3 g/dL,
dengan terjadinya serangan dalam beberapa hematokrit 43,5%, hitung leukosit
jam sejak kelahiran, yang dapat disamakan 17.140/mm3, hitung trombosit 25.000/mm3,
dengan kumpulan gejala-gejala sepsis. dan C-reaktif protein (CRP) positif (56
Infeksi dapat ditularkan melalui plasenta, mg/L). Hapusan darah tepi menunjukkan
aspirasi, atau diperoleh setelah kelahiran.6 leukositosis sedang dan trombositopenia
Kami melaporkan kasus seorang bayi ringan. Foto toraks memperlihatkan adanya
perempuan aterm dengan sepsis neo- infiltrat di kedua lapangan paru, dengan
natorum dan pneumonia yang dirujuk dari hasil ekspertisi suatu pneumonia. Hasil
R.S. Liunkendage Tahuna Sangihe. kultur darah menunjukkan Stafilokokus
aureus dengan kepekaan terhadap mero-
penem.
LAPORAN KASUS
Diagnosis yang ditegakkan ialah bayi
Seorang bayi perempuan aterm dengan aterm dengan sepsis neonatorum dan
berat badan 3800 g, panjang badan 53 cm, pneumonia.
yang lahir dengan seksio sesaria oleh Terapi yang diberikan yaitu pemasang-
karena gawat janin. Saat lahir, bayi tidak an CPAP (Fi O2 50 %, flow 8 Lpm, PEEP
langsung menangis dan disertai asfiksia. 5), cairan partial parenteral feeding,
Setelah dirawat beberapa jam bayi sedangkan pemberian per oral dihentikan
terdengar merintih. Bayi telah dirawat di untuk sementara. Pemberian antibiotik
RSU Liukendage Tahuna selama 5 hari ialah meropenem 2 x 80 mg secara
tanpa menunjukkan perbaikan, kemudian intravena.
bayi dirujuk ke RSUP Prof. Dr. R.D. Pada pengamatan lanjut, keadaan
Kandou Manado. pasien menunjukkan perbaikan sehingga
Faktor risiko pada bayi yaitu ketuban diberikan susu 8x50 cc, yang ditingkatkan
pecah dini (12 jam) dengan air ketuban secara bertahap. Prognosis pasien baik, dan
berbau sedangkan faktor ibu ialah infeksi pasien dipulangkan setelah perawatan hari
saluran kemih dan keputihan selama ke-30.
kehamilan. Riwayat kehamilan ibu (hamil
anak ke-2) secara teratur memeriksakan
kehamilannya ke dokter umum. BAHASAN
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Sepsis neonatorum adalah suatu
seorang bayi perempuan berusia 6 hari, sindrom klinis bakteriemia yang ditandai
status gizi baik, keadaan umum tampak oleh adanya gejala dan tanda sistemik pada
sakit, aktivitas menurun, refleks fisiologik bulan pertama kehidupan serta hasil kultur
menurun, dan terdapat sesak napas disertai darah yang positif. Insidens sepsis neo-
pernapasan cuping hidung. Denyut jantung natorum di negara berkembang masih lebih
136 kali/menit, frekuensi pernafasan 82 tinggi dibandingkan dengan negara maju.
kali/menit dengan suhu badan 38,4oC. Di rumah sakit Cipto Mangunkusumo
Tidak ditemukan anemia, sianosis, maupun Jakarta dilaporkan insidens sepsis neo-
ikterus. Pada pemeriksaan toraks terlihat natorum masih tinggi, yaitu mencapai
gerakan pernapasan simetris, adanya 13,7% dengan angka kematian 14%.7
retraksi subkostal, interkostal, dan sifoid. Pada sepsis neonatorum terjadi infeksi
Pada pemeriksaan jantung terdengar bising secara vertikal dari penyakit ibu atau
sedangkan pada paru-paru terdengar ronki infeksi yang diderita ibu selama persalinan
basah kasar pada kedua lapangan paru. atau kelahiran. Infeksi pada awal minggu
Pemeriksaan abdomen tidak menunjukkan pertama kehidupan berhubungan dengan
kelainan. Ekstremitas teraba hangat dengan mikro-organisme yang ditularkan dari ibu
waktu pengisian kapiler <3 detik. Genitalia kepada janin dan memiliki epidemiologi
Salendu: Sepsis Neonatorum dan Pneumonia pada Bayi Aterm S177

yang berbeda dengan infeksi yang didapat menurunnya aktivitas, rewel, asupan yang
setelah periode neonatal. Kolonisasi awal buruk, dan ikterus patologik.8
pada neonatus terjadi setelah ketuban pecah Pemeriksaan penunjang yang perlu
saat proses kelahiran. Pada ketuban pecah dilakukan bila terdapat kecurigaan sepsis
dini >24 jam, bakteri dari vagina dapat naik ialah septic workup yang terdiri dari kultur
ke atas. Pada beberapa kasus dilaporkan darah dan pemeriksaan darah rutin yang
terjadinya inflamasi membran janin, tali meliputi leukopenia atau leukositosis,
pusat, dan plasenta.2,8 trombositopenia, laju endap darah mening-
Karakteristik ibu dan janin yang ber- kat, rasio neutrofil imatur/total >0,2 (20%),
hubungan dengan sepsis awitan dini telah serta CRP yang positif. Sampai saat ini,
banyak diteliti. Faktor ibu meliputi demam kultur darah masih merupakan baku emas
intrapartum (>37,50C), korioamnionitis, untuk menegakkan diagnosis sepsis neo-
ketu-ban pecah dini >18 jam, cairan natorum, tetapi yang menjadi kendala ialah
ketuban berwarna hijau keruh dan berbau, hasil diperoleh setelah 2-5 hari.2
persalinan dan kehamilan kurang bulan, Beberapa peneliti berpendapat bahwa
serta kehamilan multipel. Faktor risiko bayi adanya satu tanda klinis yang sesuai
meliputi usia gestasi <37 minggu, nilai dengan infeksi disertai dengan nilai CRP
APGAR rendah, dan bayi dengan berat >10 mg/L sudah cukup untuk menegakkan
badan lahir sangat rendah.8 diagnosis suatu sepsis neonatorum. Untuk
Di negara maju, penyebab sepsis menentukan kriteria standar yang seragam
neonate-rum ialah kelompok kuman Beta pada sepsis, beberapa peneliti meng-
strepto-kokus, E. coli, Hemofilus influenza, gabungkan nilai CRP >10 mg/L dan rasio
dan Listeria monositogenes. Umumnya, di netrofil imatur terhadap netrofil total (IT
negara berkembang termasuk Indonesia, Ratio) 0, 25 sebagai kriteria untuk
sepsis neonatorum disebabkan oleh kuman pemberian antibiotika meskipun belum
enterik Gram negatif seperti Enterobakter ditemukan gejala sepsis. Philip dan Mills
Sp, Klebsiela Sp, dan Coli Sp.2,9 merekomendasikan bahwa semua bayi
Diagnosis sepsis neonatorum ditegak- dengan nilai CRP >10 mg/L yang disertai
kan berdasarkan adanya faktor risiko sepsis 1 gejala klinis atau 1 faktor risiko infeksi
pada ibu maupun bayi. Faktor-faktor risiko harus diberlakukan pedoman rawat inap
sepsis tersebut terdiri dari faktor risiko neonatus di NICU dan dimulai terapi
mayor dan minor.7 Yang termasuk faktor antibiotika. Frans et al. juga menggunakan
risiko mayor yaitu: ketuban pecah dini >18 kriteria nilai CRP >10 mg/L disertai 1
jam, ibu demam saat intraparum (suhu gejala klinis ke arah infeksi untuk men-
>38C), korioamnionitis, air ketuban diagnosis sepsis neonatorum di NICU.11, 12
berbau, dan denyut jantung janin >160 Pengobatan umumnya menggunakan
x/menit. Faktor risiko minor meliputi antibiotika kombinasi yang bertujuan untuk
ketuban pecah dini >12 jam, ibu demam memperluas cakupan mikroorganisme pato-
saat intrapartum (suhu >37,5C), nilai gen penyebab. Antibiotika yang dipilih
APGAR rendah, berat badan lahir sangat ialah golongan ampisilin, kloksasilin,
rendah (<1.500 g), usia gestasi <37 vankomisin, dan golongan aminoglikosida/
minggu, keputihan pada ibu yang tidak sefalosporin, dengan lama pengobatan yang
diobati, serta ibu dengan atau terangka dianjurkan selama 10-14 hari.13,14
infeksi saluran kemih yang tidak diobati. Pneumonia merupakan infeksi saluran
Diagnosis sepsis neonatorum ditegak- napas yang serius dan menimbulkan
kan bila didapatkan 2 faktor risiko mayor banyak masalah, termasuk sebagai penye-
atau 1 faktor risiko mayor ditambah dengan bab kematian anak terbesar di negara
2 faktor risiko minor.7,10 Diagnosis sepsis berkembang. Definisi pneumonia neonatal
diperberat oleh adanya gambaran klinis di Indonesia adalah neonatus dengan gawat
sepsis berupa gangguan respirasi, suhu napas (sesak, napas cepat, napas berbunyi,
tidak stabil, gangguan sirkulasi, frekuensi napas >60 x/menit, retraksi dada,
S178 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S175-179

batuk, dan merintih), kultur darah positif DAFTAR PUSTAKA


atau 2 faktor predisposisi (demam intra- 1. Jain NK, Jain VM, Maheshwari S. Clinical
partum >38C, ketuban berbau, ketuban profile of neonatal sepsis. Kathmandu
pecah dini >24 jam), tampilan sepsis Univ Med J. 2003;1:117-20.
(letargi, refleks menurun, hipo/hipertermi, 2. Escobar GJ, Li D, Amstrong MA,
distensi abdomen), X-foto toraks curiga Gardner MN, Folck BF, Verdi JE, et
pneumonia (infiltrat kasar/noduler, bercak al. Neonatal sepsis workups in infants
berkabut, difus granuler, air bronchogram, >2000 grams at birth: a population-
konsolidasi lobar/segmental) yang tidak based study. Pediatrics. 2000;106:256-
membaik dalam 48 jam, laboratorium 63.
positif sepsis (IT rasio >20%, lekositosis/ 3. Bradley JS. Management of community
acquired pediatrics pneumonia in an era
lekopeni, CRP positif, dan laju endap darah
of increasing antibiotic resistance and
meningkat).15 Hanya sekitar 40% ibu conjugate vaccines. Pediatric Infect Dis
dengan bayi yang menderita pneumonia J. 2002;21:592-8.
memiliki faktor risiko seperti demam, 4. Polin RA. Management of neonatus with
ketuban pecah dini >24 jam, dan air suspected or proven early-onset
ketuban berbau, sedangkan >50% neonatus bacterial. Pediatrics. 2012;129(5):1006-
yang didiagnosis pneumonia tidak memiliki 15.
faktor predisposisi.16 5. Duke T. Neonatal pneumonia in developing
Penyebab pneumonia ialah bakteri countries. Arch Dis Child Fetal
(Streptokokus grup , Stafilokokus aureus, Neonatal. 2005;90;211-9.
Pseudomonas, E. coli, dan Klebsiella) dan 6. Mc Intosh K. Community acquired
pneumonia in children. N England J
virus. Infeksi paru pada neonatus dapat
Med. 2002;346:429-37.
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari 7. Aminullah A. Sepsis pada bayi baru lahir.
vagina atau infeksi nosokomial selama In: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,
perawatan. Pneumonia dapat disebabkan Sarosa GI, Usman A, editors. Buku
oleh infeksi bakteri, cairan amnion, atau Ajar Neonatologi (Edisi 1). Jakarta:
kolonisasi bakteri di jalan lahir yang Badan Penerbit IDAI, 2008; p. 170-85.
berhubungan dengan korioamnionitis dan 8. Chiesa C, Panero A, Osborn JF, Simonetti
asfiksia neonate-rum walaupun hubungan AF, Pacifico L. Diagnosis of neonatal
asfiksia dan pneumonia yang pasti belum sepsis: a clinical and laboratory
jelas diketahui.17 challenge. Clin Chem. 2004;50:279-87.
Prognosis pada pasien ini dubia ad 9. Mosayebi Z, Mouahedian AH, Moniri R.
Profile of bacterial sepsis in neonates
bonam oleh karena pasien memperlihatkan
from Kashan in Iran. J Infect Dis
respon yang baik terhadap pemberian Antimicrob Agents. 2003;20:97-102.
oksigen dan antibiotika. Pasien dipulang- 10. Darmawan I. Sepsis neonatorum. In:
kan dengan keadaan stabil dan sembuh. Darmawan I, editor. Update on sepsis:
Paradigma Baru. Jakarta: Farmedia,
2008; p. 25-43.
SIMPULAN
11. Bender L. Thaarup J, Varming K,
Berdasarkan anamnesis, hasil pemerik- Krarup H, Eriksen SE, Ebbesen F.
saan fisik, pemeriksaan laboratorium darah Early and late markers for the detection
berupa leukositosis sedang, trombositope- of early onset neonatal sepsis. Dan Med
nia ringan, dan CRP positif, hasil ekspertisi Bull. 2008;55(4): 219-23.
foto toraks adanya infiltrat pada kedua 12. Thermiany AS, Retayasa W, Kardana
M, Lila IN. Diagnostic accuracy of
lapangan paru yang mengindikasikan suatu
septic markers for neonatal sepsis.
pneumonia, serta kultur darah yang Paediatr Indones. 2008;48(5): 299-305.
mengonfirmasikan stafilokokus aureus 13. Rahman S, Hameed A, Roghani MT,
ditegakkan diagnosis bayi aterm dengan Ullah Z. Multidrugs resistant neonatal
sepsis neonatorum dan pneumonia. sepsis in Peshansar, Pakistan. Arch Dis
Salendu: Sepsis Neonatorum dan Pneumonia pada Bayi Aterm S179

Child Fetal Neonatal. 2002; 87:52-4. Fetal Neonatal. 2005;90;211-9.


14. Hotchkiss RS, Karl IE. The 16. Gaston B. Pneumonia. Pediatr Rev.
pathophysiology and treatment of 2002;23:132-40.
sepsis. N Engl J Med. 2003;348:138- 17. Caserta MT. Neonatal pneumonia [online].
50. 2009 [2012 Sept 6]. Available from:
15. Duke T. Neonatal pneumonia in http://www.merck.com/mmpe/see19/ch
developing countries. Arch Dis Child 279/ch2791.html

Anda mungkin juga menyukai