A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Hematothoraks
1. Tujuan: untuk menangani pasien dengan hematothoraks sedini mungkin. 2. Uraian Materi: Hematotoraks dapat terjadi karena trauma tajam dan trauma tumpul. Trauma tajam biasanya karena luka tusuk. Trauma tumpul yang menyebabkan hematotoraks biasanya dengan energi tinggi dan disertai fraktur iga. Hematotoraks massif terjadi bila perdarahan dalam rongga pleura mencapai > 750 cc. Bila terjadi kurang dari 1 jam, maka perlu persiapan pembedahan untuk menghentikan perdarahan. 3. Prosedur: a. Triage Pasien dapat datang dengan kondisi : 1) Sesak nafas 2) Syok hipovolemik 3) Kesadaran menurun Segera ditangani kelainan pada survey primer (ABCD) dan dilanjutkan pada survey sekunder. Penanganan hematotoraks dilakukan pada B (Breathing) dan dituntaskan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. 1) Primary Survey a) Airway Assessment: (1) Perhatikan patensi airway (2) Dengar suara napas (3) Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada. Management: (1) Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas (2) Reposisi kepala, pasang collar-neck (3) Lakukan krikotirotomi atau trakeostomi atau intubasi (oral/ nasal) b) Breathing Assessment: (1) Periksa frekuensi napasPerhatikan gerakan respirasi (2) Palpasi toraksAuskultasi dan dengarkan bunyi napas Management: (1) Lakukan bantuan ventilasi bila perlu (2) Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest (3) Tutup luka trauma toraks yang terbuka c) Circulation Assessment (1) Periksa frekuensi denyut jantung dan denyut nadi (2) Periksa tekanan darah (3) Pemeriksaan pulse oxymetri (4) Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis) Management (1) Stop perdarahan (2) Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines besar (14G atau 16G) (3) Torakotomi emergency bila diperlukan (4) Operasi Eksplorasi vaskular emergency d) Disability Dilakukan juga penilaian terhadap GCS (Glasgow Coma Scale), untuk menentukan fungsi neurologis yang berguna untuk triage dan penentuan prognosis. Evaluasi neurologis perlu dilakukan, perubahan status mental pasien dapat disebabkan hipoksia, hiperkarbia, hipovolemi, atau merupakan tanda awal dari peningkatan tekanan intra kranial, oleh karena itu segera lakukan reevaluasi pada ABC dan pertimbangkan adanya cedera pada sistem saraf pusat. Selain menggunakan GCS, pemeriksaan neurologis dapat dengan cepat dinilai menggunakan AVPU (Awake, Verbal Response, Pain Response, Unresponsive).17 e) Exposure Buka pakaian pasien untuk mencari cedera. Selain itu harus menjaga suhu tubuh pasien. 2) Secondary Survey