Dalam beberapa konferensi lingkungan hidup baik pada IUCN, UNEP maupun
WWF dalam caring for the earth : a strategy for sistainable menjelaskan tentang
merugikan masyarakat.
e) Memberi dan memperkuat mandat serta otoritas kepada aparat pemerintah
Selanjutnya caring for the earth juga mencoba memberikan usulan tentang
sebagai berikut :
pungutan-pungutan lainya.
kebijakan.
e) Pemberlakuan sistem audit lingkungan bagi kegiatan industri swasta dan
berbahaya.
h) Sanksi yang memadai bagi pelanggar dalam pengertian harus mampu
(intangible losses).
j) Pemberlakuan sistem pertanggungjawaban mutlak atau seketika
pertanggungjawabkan (accountable).
tersebut mengadobsi norma-norma hukum yang telah ada pada pasal 41-44
UUPLH, UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan UU No. 31 Tahun
385 dan 386 RKUHP identik dengan rumusan pasal 41 dan 42 pada UUPLH.
membahayakan nyawa atau kesehatan yang terdapat pada pasal 387, 388 dan
389 RKUHP hampir identik dengan rumusan pada pasal 43 dan 4 UUPLH, juga
Daya Air dan pasal 86 dari UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.3
bentuk hukum formil. Aturan-aturan yang bersifat prosedur tersebut tidak boleh
ketentuan-ketentuan itu tidak begitu saja dituangkan tanpa adanya ratio legis
awalnya dianggap sebagai produk yang baik dan sempurna, ternyata dalam
sisi. Oleh karena itu harus dinyatakan bahwa sebuah undang-undang itu bukan
dipahami bahwa terbentuknya hukum yang lebih bercitra sebagai suatu proses
kemasyrakatan tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat Sudikno dan A. Pitlo.5
penting yang berlaku secara universal, juga harus sesuai dengan peranya.
5 Sudikno dan A. Pitlo, Bab-bab Tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 1993, Hlm 8.
interactive).
b) Sebagai sarana kontrol atas setiap interaksi terhadap lingkungan (a tool of
control).
c) Sebagai sarana ketertiban interaksional manusia dengan manusia lain,
changes).
Friedman8 melihat ada 4 (empat) fungsi sistem hukum. Pertama, sebagai sistem
status quo.
Oleh karena itu perangkat hukum yang diundangkan dapat menjadi pedoman
dapat pula memerankan fungsinya sebagai kontrol dan menjadi kepastian bagi
sumber daya alam dengan sangat hati-hati karena sangat terbatas. Sehingga fungsi
8Ibid.
pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Sebagaimana tertera dalam
UUPPLH, yaitu:
Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup
dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Undang-undang ini
mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk membuat Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.9
Selain itu diharapkan pula sistem hukum mampu menjawab berbagai tantangan
yang dihadapi oleh lingkungan hidup. Maka untuk efektifnya suatu sistem hukum
Hans Kelsen10 dalam teori Rule of Law yang ia kemukaka, menyoroti 5 (lima) aspek
a) Materi hukumnya.
b) Aparatur penegak hukumnya.
c) Sarana dan prasarana.
d) Kesadaran hukum masyarakatnya.
e) Budaya hukum.
Materi hukum lingkungan yang merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang
paling strategis, karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi, selain hukum
administrasi, hukum perdata, hukum pidana, dan juga mengandung aspek hukum
Demikian juga masalah lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks tidak
hanya bisa didekati dari aspek hukum semata, namun juga memahami pengertian
dasar ilmu lingkungan dan prinsip-prinsip ekologi yang bersifat interdisipliner (cross
9Ibid.
10Ibid.
disciplinary/multidisciplinary studies aiding law school cources), lintas sektoral dan
integral komprehensif.
secara klasik lebih menekankan pada oreintasi penggunaan lingkungan atau Use-
agar dapat secara langsung terus menerus digunakan oleh generasi sekarang
lingkungan, sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari
lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi.
Dengan demikian hukum lingkungan modern memiliki sifat utuh menyeluruh atau
komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan wataknya
yang luwes.
dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-
sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna
mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-
singkatnya. Dengan demikian hukum lingkungan klasik bersifat sektoral, serta kaku
11Ibid.