Anda di halaman 1dari 7

F2.

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PENILAIAN KANTIN SEHAT DI SDN 250 BULU TALEPU


KELURAHAN CABENGE

I. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan
bahwa Penyelenggaraan Pangan adalah perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi pangan dan
gizi, serta keamanan pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang
terkoordinasi dan terpadu. Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketahanan Pangan disebutkan ada 4 (empat) jenis pelayanan dasar bidang
ketahanan pangan yaitu (1) bidang ketersediaan dan cadangan pangan (2) bidang
distribusi dan akses pangan (3) bidang penganekaragaman dan keamanan pangan
dan (4) bidang penanganan kerawanan pangan.
Melalui dana APBD Kabupaten Tahun 2014, Kantor Ketahanan Pangan
mengalokasikan kegiatan Fasilitasi Kantin Sehat Sekolah sebagai salah satu
bentuk implementasi penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan jenis pelayanan
dasar bidang penganekaragaman dan keamanan pangan. Keamanan pangan
diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi dan
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Keamanan
pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia.
Keamanan pangan di kantin sekolah menjadi sangat penting untuk
menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan berprestasi. Layanan kantin sekolah
atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang
berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau
personil sekolah. Kantin sehat sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang
berada di sekolah di mana menyediakan makanan sehat untuk siswa yang dilayani
oleh petugas kantin.
Adapun fungsi kantin sekolah adalah untuk:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan
makanan yang sehat yakni yang bergizi dan aman untuk dikonsumsi;
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang beragam bergizi
seimbang dan aman (B2SA)
3. Media pembelajaran siswa tentang keamanan pangan, kesehatan,
kebersihan, kejujuran, saling menghargai dan disiplin.
Syarat kantin sehat menurut Buku Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah
Dasar adalah:
Lokasi kantin harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat mungkin dalam
wilayah gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi, dan
tempat pembuangan sampah. Ruang makan harus cukup luas, nyaman,
ventilasi yang cukup dengan sirkulasi udara yang memadai. Lantai hendaknya
terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Jendela yang digunakan
sebagai ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari masuknya lalat.
Ruang makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan, sebaiknya dengan air
mengalir / kran dan sabun yang letaknya mudah dijangkau oleh peserta didik.
Kantin harus memiliki fasilitas air bersih yang cukup, baik untuk pengolahan
maupun pencucian dan pembersihan. Air bersih dapat diperoleh dari PDAM
maupun sumur, dan disimpan dalam ember yang selalu tertutup. Gunakan
gayung bertangkai panjang untuk mengambil air dari ember
Ruang pengolahan selalu dalam kondisi bersih dan terpisah dari ruang
penyajian dan ruang makan. Terdapat lampu penerangan yang cukup sehingga
karyawan dapat mengerjakan tugas dengan teliti. Terdapat ventilasi yang
cukup, dan di atas kompor yang digunakan untuk memasak dilengkapi
dengan cerobong asap.
Kantin sehat harus memiliki tempat penyajian makanan yang memungkinkan
konsumen dapat melihat makanan yang disajikan dengan jelas. Tempat
penyajian makanan harus selalu tertutup untuk melindungi makanan dari
debu, serangga dan hama lainnya. Kantin harus menyediakan meja dan kursi
dalam jumlah cukup, dalam kondisi bersih, tidak berdesakan sehingga
konsumen dapat bergerak dengan leluasa. Selain itu di setiap kantin harus ada
pertukaran udara, jauh dari tempat pembuangan sampah, WC, dan
pembuangan limbah (jarak minimal 20 meter).
Peralatan yang digunakan dalam proses persiapan sampai penyajian harus
mudah dibersihkan, kuat, tidak berkarat, tidak bercelah, tidak mengelupas.
Tempat sampah harus tersedia dalam jumlah cukup dan selalu tertutup. Jarak
kantin dengan penampungan sampah sementara minimal 20 m. Ada selokan
atau saluran pembuangan air, termasuk limbah dan berfungsi dengan baik
serta mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Sumber ketidakamanan pangan dapat berasal dari berbagai cemaran, baik
cemaran biologis, kimia, maupun cemaran fisik. Selain berbagai cemaran tersebut,
pangan juga dapat menjadi tidak aman karena kondisi bahan baku, bahan
tambahan, dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan.
Sementara itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam proses pengelolaan
pangan juga turut berperan serta dalam menentukan kondisi keamanan pangan
tersebut.
Tanda dan ciri pangan yang tidak aman perlu diketahui oleh guru dan pihak
sekolah, dan disampaikan kepada peserta didik agar dapat mencegah keracunan
pangan. Dua bahan kimia yang berbahaya dan sering disalahgunakan untuk
pengawet makanan adalah formalin dan boraks. Pewarna tekstil yang sering
disalahgunakan pada makanan adalah Rhodamin B dan Methanyl Yellow.
Minuman kemasan dan buah yang sudah rusak atau berubah bentuk, roti dan kue
yang berjamur serta makanan dan minuman yang telah berubah warna, aroma dan
rasanya pertanda beresiko tidak aman. Dalam kenyataannya, makanan seperti ini
masih sering dijumpai dan diperjuabelikan dengan harga yang murah.
Dampak buruk mengkonsumsi pangan tidak aman tidak hanya menjadikan
anak sakit, tetapi merepotkan guru, orang tua, dan berbagai pihak, serta kerugian
bagi produsen dan pemerintah. Selain itu, kebersihan kantin juga harus mendapat
perhatian. Terdapat beberapa syarat kantin sehat yang tidak bisa dipenuhi sebagian
besar sekolah di Indonesia. Fasilitas bangunan kantin yang kurang memadai,
kurangnya fasilitas air bersih, fasilitas ruang pengolahan makanan yang kurang
memadai, fasilitas sanitasi, pembuangan limbah, dan fasilitas lainnya yang tidak
memenuhi syarat utamanya dari segi kebersihan.
III. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan latar belakang dan perrmasalahan yang telah dipaparkan di
atas, maka kami bermaksud melakukan penilaian terhadap kantin sekolah di SDN
250 BULU, TALEPU Kelurahan Cabenge. Alasan memilih kantin sekolah untuk
melakukan penilaian adalah karena masih terdapat banyak sekolah yang
menyediakan jajanan di kantin yang tidak memenuhi syarat sebagai kantin sehat.

IV. PELAKSANAAN
Penilaian kantin sehat dilakukan di SDN 250 BULU, TALEPU Kelurahan
Cabenge , pada tanggal 14 September 2016 pada pukul 09.00 WITA.

V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan kunjungan penilaian kantin sehat dilakukan
satu hari sebelumnya dengan mempersiapkan peralatan berupa
kuisioner dan alat tulis.
Untuk penilaian maka digunakan kuisioner berikut sebagai
acuan:

No Lingkungan Kantin Ya Tidak Keterangan


1 Kantin tidak berhubungan
langsung dengan WC dan
berjarak 20 m dari TPS
2 Tidak ditemukan lalat dan
serangga lainnya
3 Tidak ada sarang laba-laba dan
debu
4 Peralatan makan dan masak
tersusun rapi dan mudah
dibersihkan
5 Ruangan kantin rapi dan bersih
6 Fasilitas dan perlengkapan
kantin bersih dan rapi
7 Luas ventilasi lebih dari 20%
dari luas ruangan kantin
8 Pencahayaan terang alami atau
dengan bantuan lampu
9 Seluruh makanan yang disajikan
tertutup dan terbungkus
10 Makanan pabrik berkemasan
tidak rusak, berlabel ijin
BPOM/Depkes dan tidak
kadaluwarsa
11 Makanan dan minuman yang
disajikan tidak mengandung zat
warna yang dilarang, bersoda
12 Alat makan dan minum dicuci
dengan air mengalir dan
menggunakan sabun
13 Alat perlengkapan makan dan
minum setelah dicuci
dikeringkan dengan ditiriskan di
rak
14 Cuci tangan menggunakan air
mengalir dan pakai sabun
15 Ada tempat sampah yang
tertutup
16 Kantin selalu diawasi oleh guru
UKS
17 Saluran pembuangan limbah
lancar dan selalu bersih, tidak
ada kotoran air yang
menggenang
18 Penyaji/pengelola kantin tidak
sedang sakit, selalu rapi, bersih,
menggunakan tutup
19 Alat-alat yang mudah
dibersihkan, tidak berbahaya,
dan tidak luntur

2. Evaluasi Proses
Proses penilaian kantin sehat dilakukan dengan pengamatan langsung
dan dilakukan wawancara terhadap pengelola kantin SDN 250 BULU,
TALEPU, Kelurahan Cabenge.

3. Evaluasi Hasil
Berdasaran penilaian yang dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:

No Lingkungan Kantin Ya Tidak Keterangan


1 Kantin tidak berhubungan
langsung dengan WC dan
berjarak 20 m dari TPS
2 Tidak ditemukan lalat dan
serangga lainnya
3 Tidak ada sarang laba-laba dan
debu
4 Peralatan makan dan masak
tersusun rapi dan mudah
dibersihkan
5 Ruangan kantin rapi dan bersih
6 Fasilitas dan perlengkapan
kantin bersih dan rapi
7 Luas ventilasi lebih dari 20%
luas ruangan kantin
8 Pencahayaan terang alami atau
dengan bantuan lampu
9 Seluruh makanan yang disajikan
tertutup dan terbungkus
10 Makanan pabrik berkemasan
tidak rusak, berlabel ijin
BPOM/Depkes dan tidak
kadaluwarsa
11 Makanan dan minuman yang
disajikan tidak mengandung zat
warna yang dilarang, bersoda
12 Alat makan dan minum dicuci
dengan air mengalir dan
menggunakan sabun
13 Alat perlengkapan makan dan
minum setelah dicuci
dikeringkan dengan ditiriskan di
rak
14 Cuci tangan menggunakan air
mengalir dan pakai sabun
15 Ada tempat sampah yang
tertutup
16 Kantin selalu diawasi oleh guru
UKS
17 Saluran pembuangan limbah
lancar dan selalu bersih, tidak
ada kotoran air yang
menggenang
18 Penyaji/pengelola kantin tidak
sedang sakit, selalu rapi, bersih,
menggunakan tutup
19 Alat-alat yang mudah
dibersihkan, tidak berbahaya,
dan tidak luntur
Syarat kantin sehat adalah memenuhi minimal 80% kriteria dari
kuesioner di atas. Perhitungannya sebagai berikut:
Syarat yang terpenuhi = 14
Jumlah total syarat = 19
Persentase syarat kantin sehat = 14/19 x 100% = 73,68%

Berdasarkan kunjungan dan penilaian yang dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa kantin SDN 250 BULU, TALEPU tidak memenuhi
standar kriteria kantin sehat.

Allu, September
Cabenge, 2016

Mengetahui,
Dokter Internsip Dokter Pendamping Internsip
Kepala Puskesmas Rawat Inap Cabenge

dr. Fitriyanur Sahrir dr. Hj. Markani Daharu


NIP. 19770626200502 2 003

Anda mungkin juga menyukai