Anda di halaman 1dari 8

4.

4 Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Intoleransi Terjadi peningkatan 1. Catat frekuensi jantung, irama, 1. Mengetahui kondisi terkini pasien
aktivitas toleransi pada klien dan perubahan TD selama dan sebelum dan setelah melakukan
berhubungan setelah dilaksanakan sesudah aktifitas. aktivitas.
2. Tingkatkan istirahat (di tempat 2. Menurunkan kinerja metabolise
dengan gangguan tindakan keperawatan
tidur) dan batasi aktifitas pada tubuh dan mengurangi
faktor sekunder selama di RS. Kriteria
dasar nyeri dan berikan penggunaan energi.
akibat malnutrisi hasil klien berpartisipasi
aktifitas sensori yang tidak
dalam aktifitas sesuai
berat. 3. Meningkatkan pengetahuan
kemampuan klien.
3. Jelaskan pola peningkatan pasien dalam perubahan bertahapa
bertahap dari tingkat aktifitas. pada tingkatan aktivitas.
4. Mengetahui gangguan yang
4. Kaji ulang tanda gangguan
terjadi akibat pasien tidak toleran
yang menunjukan tidak toleran
pada suatu aktivitas.
terhadap aktifitas. 5. Meningkatkan kemampuan klien
5. Fasilitasi klien memilih aktivitas
dalam beraktivitas secara bertahap
yang mampu dilakukan secara
dan mengurangi resiko kecelakaan
mandiri dan aktivitas yang
dari intoleransi aktivitas.
memerlukan bantuan dari
orang lain.
2. Kerusakan gigi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kondisi umum gigi klien. 1. Mengetahui kondisi umum gigi
berhubungan keperawatan diharapkan klien yang mengalami caries gigi.
dengan penurunan kerusakan gigi berkurang 2. Anjurkan klien gosok gigi 2x 2. Menjaga kebersihan mulut dan
asupan kalsium. teratasi, dengan kriteria hasil sehari. gigi untuk mengurangi
kondisi gigi pasien mulai pengeroposan gigi.
3. Kalsium merupakan bagian
membaik dan caries gigi
3. Meningkatkan asupan kalsium penting yang ada digigi dan jika
berkurang.
klien untuk mengurangi caries tubuh kekurangan kalsium maka
gigi. tubuh akan mengambil kalsium
dari gigi.
4. Meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai pentingnya kalsium.

4. Informasikan kepada pasien


pentingnya asupan kalsium
bagi tulang dan gigi.
3. Diare Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital klien. 1. Mengetahui keadaan umum pasien.
2. Observasi adanya demam, takikardi, 2. Tanda terjadinya perforasi atau
berhubungan keperawatan diharapkan
ansietas dan kelemahan. toksik megakolon.
inflamasi GI, diare teratasi, dengan Kriteria
3. Observasi dan catat frekuensi BAB, 3. Mengetahui keadaan klien dan
malabsorbsi Hasil:
karakteristik, jumlah dan faktor membantu membedakan kondisi
1. Fungsi usus stabil.
pencetus dan keparahan penyakit.
2. BAB anak berkurang dan
4. Berikan masukan makanan dan cairan 4. Bertahap dapat memberikan
konsistensi normal.
per oral secara bertahap . periode istirahat pada kolon,
3. Tanda-tanda vital dalam
sedangkan pemasukan kembali
keadaan normal.
mencegah kram dan diare.
5. Elaborasi dengan tim kesehatan lain 5. Mengobati infeksi supuratif lokal.
terkait pemberian antibiotik (sesuai
indikasi).
4. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi TTV. Perhatikan demam, 1. Dugaan adanya infeksi.
infeksi keperawatan selama 2x24 menggigil, berkeringat, perubahan
berhubungan jam diharapkan resiko mental, meningkatkan nyeri abdomen.
2. Lakukan pencucian tangan yang benar
dengan daya tahan infeksi berkurang. 2. Menurunkan resiko penyebaran
dalam perawatan pasien.
tubuh rendah. Pasien akan menunjukkan bakteri
3. Berikan informasi yang tepat, jujur, dan
3. Pengetahuan tentang kemajuan
bebas tanda infeksi/inflamasi,
jelas pada pasien atau orang terdekat.
situasi memberikan dukungan
drainase purulen,eritema dan
emosional, membantu menurunkan
dema
ansietas.
4. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai 4. Mencegah dan menurunkan
indikasi. penyebaran bakteri di rongga
abdomen.
5. Kurangnya Setelah dilakukan tindakan 1. Memvalidasi tingkat saat ini 1. Mengidentifikasi pengetahuan
pengetahuan keperawatan 2x24 jam pemahaman, mengidentifikasi pasein, sehingga dapat meberikan
berhubungan pengetahuan klien adekuat pembelajaran kebutuhan, dan pendidikan kesehatan yang tepat.
kriteria Hasil:
dengan kurangnya menyediakan basis pengetahuan dari
klien memahami informasi
informasi tentang mana klien dapat membuat keputusan
terkait penyakit kwarsiokor
2. Membantu identifikasi ide, sikap, rasa
penyakit adanya perubahan perilaku 2. Memudahkan pendidikan yang
takut, kesalahpahaman, dan kesenjangan
kwarsiokor. dan berpartisipasi pada diberikan oleh perawat.
dalam pengetahuan tentang kwarsiokor
program perawatan
3. Tentukan persepsi klien tentang
identifikasi dangunakan perawatan kwarsiokor 3. Persepsi klien mempengaruhi proses
4. Tanyakan tentang sendiri atau
sumber informasi yang tepat perawatan anak.
sebelumnya pengalaman klien atau 4. Pengalaman membantu proses
terkait penyakit
pengalaman dengan orang lain yang adaptasi klien
memiliki riwayat kwarsiokor .
5. Memberikan informasi yang jelas dan
akurat secara faktual.
5. Meningkatkan pengetahuan klien
6. Menyediakan bahan-bahan tertulis
tentang kwarsiokor, pengobatan, dan
6. Media membantu meningkatkan
tersedia sistem pendukung.
pengetahuan klien.
4.5 Implementasi

No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan 1. Telah dicatat frekuensi jantung, irama, dan perubahan
faktor sekunder akibat malnutrisi. TD selama dan sesudah aktifitas.
2. Telah dilakukan peningkatkan istirahat (di tempat
tidur) dan membatasi aktifitas pada dasar nyeri dan
berikan aktifitas sensori yang tidak berat.
3. Telah dijelaskan pola peningkatan bertahap dari
tingkat aktifitas.
4. Telah dikaji ulang tanda gangguan yang menunjukan
tidak toleran terhadap aktifitas.
5. Telah difasilitasi klien memilih aktivitas yang mampu
dilakukan secara mandiri dan aktivitas yang
memerlukan bantuan dari orang lain.
2. Kerusakan gigi berhubungan dengan penurunan 1. Telah dikaji kondisi umum gigi klien.
2. Telah dianjurkan klien gosok gigi 2x sehari.
asupan kalsium.
3. Telah meningkatkan asupan kalsium klien untuk
mengurangi caries gigi.
4. Telah diinformasikan kepada pasien pentingnya
asupan kalsium bagi tulang dan gigi.
3. Diare berhubungan dengan inflamasi GI, 1. Telah diobservasi tanda-tanda vital klien.
2. Telah diobservasi adanya demam, takikardi, ansietas dan
malabsorbsi
kelemahan.
3. Telah diobservasi dan catat frekuensi BAB, karakteristik, jumlah
dan faktor pencetus
4. Telah diberikan masukan makanan dan cairan per oral secara
bertahap .
Telah berelaborasi dengan tim kesehatan lain terkait pemberian
antibiotik (sesuai indikasi).
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya 1. Telah diawasi TTV. Perhatikan demam, menggigil, berkeringat,
tahan tubuh rendah. perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen.
2. Telah dilakukan pencucian tangan yang benar dalam perawatan
pasien.
3. Telah diberikan informasi yang tepat, jujur, dan jelas pada pasien
atau orang terdekat.
4. Telah dikolaborasikan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan 1. Telah memvalidasi tingkat saat ini pemahaman, mengidentifikasi
kurangnya informasi tentang penyakit kwarsiokor. pembelajaran kebutuhan, dan menyediakan basis pengetahuan dari
mana klien dapat membuat keputusan
2. Telah membantu identifikasi ide, sikap, rasa takut,
kesalahpahaman, dan kesenjangan dalam pengetahuan tentang
kwarsiokor
3. Telah menentukan persepsi klien tentang perawatan kwarsiokor
4. Telah menanyakan tentang sendiri atau sebelumnya pengalaman
klien atau pengalaman dengan orang lain yang memiliki riwayat
kwarsiokor .
5. Telah memberikan informasi yang jelas dan akurat secara faktual.
6. Telah menyediakan bahan-bahan tertulis tentang kwarsiokor,
pengobatan, dan tersedia sistem pendukung.
4.6 Evaluasi

No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan faktor sekunder akibat S: klien mengatakan bahwa kondisi mulai membaik dan
malnutrisi. tidak merasa lemah.
O: klien terlihat mulai mampu beraktivitas secara normal
A: Masalah intoleransi teratasi sebagian
P: tindakan di lanjutkan.
2. Kerusakan gigi berhubungan dengan penurunan asupan kalsium. S: klien mengatakan kondisi giginya mulai membaik
O: caries pada gigi klien berkurang.
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
3. Diare berhubungan dengan inflamasi GI, malabsorbsi S: klien mengatakan bahwa diare berkurang
O: BAB klien normal (<3x/hari)
A: Masalah diare teratasi.
P: tindakan dihentikan.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh rendah. S: Klien mengatakan tidak merasa nyerinya sudah hilang.
O: terlihat raut muka pasien tidak merintih menahan nyeri.
A: Masalah Resiko infeksi teratasi
P: tindakan dihentikan
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang S: Klien mengatakan setelah perawat memberikan
penyakit kwarsiokor penyuluhan saya jadi tahu penyakit yang saya alami dan
caraperawatannya
O: Terlihat klien sudah mulai mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi.
A: Masalah kurang pengetahuan teratasi
P: tindakan dihentikan

Anda mungkin juga menyukai