Anda di halaman 1dari 32

MATERI 7

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Seangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi
alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun
demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya
mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan
sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus
mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah
faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut
hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan
dengan sebaik-baiknya.

B. Pentingnya mengapa Tumbuh Kembang Anak Harus Dipelajari


1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi defiasi dari normal
3. memepelajari tumbuh krmbang memberikan guide line untuk menilai rata-rata atau
perubahan fisik, intelektual, soaial dan emosional yang normal
4. mengetuhi perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional merupakan penuntun bagi
perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap penyakit
dan dirawat di rumah sakit.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan.
Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh
kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi). Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:
faktor keturunan (herediter)
a. seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-
laki
b. ras
anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa
Asia.
faktor lingkungan
a. lingkungan eksternal
1. kebudayaan
kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku
dalam merawat dan mendidik anak.
2. status sosial ekonomi keluarga
keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya
orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk
pemberian asuhan terhadap anak
3. nutrisi
untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang
bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik
kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4. penyimpangan dari keadaan normal
disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
5. olahraga
olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6. urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi
baik fisik, ekonomi, maupun sosial.

b. lingkungan internal
1. intelegensi
pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika
dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2. hormon
ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa
pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon
gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan
memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder
wanitadan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3. emosi
hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru
akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila
kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi

Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan


Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi
tunbuh kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol perkembangannya dan
jika ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta dapat dipecahkan / dicari jalan
keluarnya dengan cepat.
D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara
individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. directional trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau
gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-
prinsip ini meliputi:
a. cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas
bagian bawah.
b. proximadistal atau near to far direction
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang
lebih jauh dari pusat
misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c. mass to specific atau simple to complex
(menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.

2. sequential trends
semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang tersebut
dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal
melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya.
Misal: tengkurap merangkak berdiri berjalan.
3. masa sensitif
pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi
terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.
Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a. masa kritis
yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan dapat digantikan
pada masa berikutnya.
b. masa sensitif
mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat perkembangan otak,
ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
c. masa optimal
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak
usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka
anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan
secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
dan sebagainya.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu
dengan protein, bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau sebagian ( Donna
L. Wong, 1999)

Perkembangan fisik berpengaruh secara :


Langsung, Akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak
Tidak langsung, Akan berpengaruh terhadap cara pandang dirinya terhadap keadaan dirinya
sendiri dan orang lain akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak

Daur pertumbuhan utama


Ada empat periode :
Periode pra lahir s.d 6 bulan adalah periode cepat
Akhir tahun pertama pasca lahir : melambat s. d stabil yaitu antara usia 8 12 tahun
Usia 12 18 tahun : periode cepat kembali s. d usia dewasa (ledakan pubertas)
Tahap tenang : dewasa s.d lansia walau berat badan kadang berubah-ubah.

Proporsi tubuh
Masa bayi : ukuran kepala lebih besar dari badan
Masa kanak remaja pertumbuhan kaki dan tangan lebih cepat daripada kepala
Masa dewasa : kepela lebih kecil dari badan, ukuran kepala 2 x lahir, badan 3 x ukuran lahir,
lengan dan kaki 5 kali lahir, otot, tulang, paru paru dan alat kelamin 20 kali lahir
Otak sempurna 10 tahun pertama, bola mata sempurna 5 tahun pertama, jantung dan anggota
tubuh lainnya mencapai 20 tahun untuk mencapai kesempurnaan.
Bentuk bangun tubuh :
Endomorf : gemuk dan berat
Mesomorf : anak kekar, berat bentuk badan segitiga
Ektomorf : kurus dan bertulang panjang

Otot dan lemak


Ada tiga periode kritis pembentukan sel lemak :
3 bulan terakhir kehidupan pra lahir
2 3 tahun pasca lahir
antara usia 11 12 tahun (usia remaja)

Bila setiap periode ini terlalu banyak makan mengandung karbohidrat akan merangsang
pertumbuhan sel sel lemak yang lebih padat dan jika lemak itu sudah terbentuk akan menetap
seumur hidup.

Berat Tubuh
Usia 4 bulan : 2 x BBL
Usia 1 tahun : 3 x BBL
Usia 2 3 tahun bertambah 2,5 kg setiap tahunnya (Perkembangan Anak : Elizabeth Hurlock)
Usia 5 tahun : 5 x BBL
Usia remaja 40 45 kg
Antara usia 10 12 tahun mendekati tahap remaja periode lemak berlangsung selama 2 tahun
tapi tidak merata terutama wanita.

Gigi
Mulai erupsi usia 6 8 bulan
Usia 9 bulan baru 3 buah gigi
Usia 2 - 2,5 tahun : 20 gigi susu
Urutan Erupsi : gigi depan bawah
Usia 6 tahun : 1 2 gigi tetap
Usia 10 tahun : 14 16 gigi tetap
Usia 13 tahun 27 28 gigi tetap
Usia 17 25 tahun : bertambah 4 buah gigi bungsu

Makna gigi
Pengaruhnya terhadap emosi, usia 1 3 tahun secar emosional terganggu
Gangguan terhadap keseimbangan tubuh, akibat rasa nyeri dan tidak nyaman
Isyarat kedewasaan, munculnya gigi tetap pertanda masa kanak berganti menuju tahap dewasa
Penampilan : mencabut gigi susu yang goyang lebih cepat kan membuat gigi baru tonggos
Pengucapan kata- kata
Perkembangan susunan saraf
Masa kandungan 4 tahun sangat pesat (jumlah dan ukuran), setelah itu pengembangan sel saraf
dalam fungsi.

Perubahan pada masa remaja


Periode pubertas : usia kedewasaan berlangsung 3 4 tahun
Gadis berusi 12 14 tahun
Laki-laki berusia 13 15 tahun
Ada perubahan hormonal (gonadotropin dan pertumbuhan) dan organ reproduksi

Perubahan tubuh masa pubertas


1. Ukuran tubuh, pertumbuhan cepat 2 tahun sebelum kematangan organ reproduksi,
penambahan tinggi 10 15 cm dan berat 5 10 kg , wanita mencapai tubuh dewasa usia 18
tahun sementara pria usia 19 20 tahun
2. Perubahan proporsi tubuh.
Ada yang proporsional ada yang tidak
3. Ciri kelamin utama dan sekunder

Prilaku masa puber : cenderung sulit diduga dan agak melawan norma (tahap negatif), mudah
tersinggung, tidak dapat diikuti jalan fikirannya, sangat kritis, ingin mandiri, cenderung
menyendiri.

Perasaan tidak nyaman, sangat memperhatikan pandangan orang lain sehingga berpengaruh
terhadap jangka panjangnya dalam sikap, prilaku sosial, minat dan kepribadian.

Bahaya perkembangan fisik :


Kematian, 2 mg pertama kehidupan : masa kritis, 1 tahun pertama kehidupan akibat penyakit, 2
tahun pertama kehidupan akibat kecelakaan.
Sakit ; saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi, usia 3 8 tahun rawan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.

Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dari kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang lebih kompleks melalui
proses belajar

Prinsip prinsip pertumbuhan dan perkembangan :


1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan dan
berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau
proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian
baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang
mempengaruhi selama masa kritis
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :
A. SIGMEUN FREUD (PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL)
1. Fase oral (0 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat
ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda benda
sekitarnya.
2. Fase anal (2 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB, waktu yang
tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi
persoalan. Kedekatan ank laki laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta
yang disebut oedipus compleks.
4. fase latent (4 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut
juga fase homosexual alamiah karena anak nak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta
mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta
dengan berbeda jenis kelamin.

B. PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide
yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.

a. Tahap sensori motor ( 0 2 tahun)


Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis
(berfikir). Sekitar usia 18 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan
berfikir.

b. Tahap pra operasional ( 2 7 tahun)


v Tahap pra konseptual (2 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya,
pola pikir egosentris.
Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa
tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri ciri objek tertentu (truk
dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu
mengubah ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula mula ia mengelompokan truk, sedan dan
bus sendiri sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu
berdasarkan besar kecilnya dst.

v Tahap intuitif ( 4 7 tahun)


Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari objek
dan semata mata didasarkan atas penampakan objek

c. Tahap operasional konkrit ( 7 12 tahun)


Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya,
bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap.
Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya
seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.

d. Tahap operasional formal (mulai usia 12 tahun)


Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek objek yang ia fikirkan.
Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

C. ERIKSON (PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL)


Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas
perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri
individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya.
Perkembangan psikososial :

1. Trust vs. missstrust ( 0 1 tahun)


Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan mistrust,
bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri
terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.

2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 3 tahun)


Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat
anak bertindak dan berfikir ragu ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.

3. Initiatif vs Guilty (3 6 tahun)


Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu atas
kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia
kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.

4. Industry vs inferiority (6 11 tahun)


Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi
orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila
lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila
sebaliknya, anak akan rendah diri.

5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)


Anak mulai dihadapkan pada harapan harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat
untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari
identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung
menghadapi perannya

6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )


Individu sudah mulai mencari pasangan
hidup. Kesiapan membina hubungan dengan
orang lain, perasaan kasih sayang dan
keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan
terkucil atau tersaing.

7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)


Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat
banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap - tahap silam, ia
memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.

8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)


Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-
tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap
atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
D. KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)
1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku
anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh prilaku.
Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan harapan lingkungan
untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut
anak baik atau anak manis

3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai
peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

E. HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)


Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan
emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat
tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang
matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan
emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.
Kemampuan intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat
mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap
sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi makan,
ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat berkembang sebelum pola
pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan sebelum untuk memberikan
pengetahuan. Pengetahuan ini didapat dari pengalaman bergerak, meraba, suara, penglihatan
dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak
tidak dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut Pulaski
menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan perkembangan intelektual menjadi :
Tahap I : Sensorimotorik (lahir 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda untuk
mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan berupa pasif tetapi juga
memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut. Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini
diperlukan unutk mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan
refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan
lingkungannya.

Tahap II : Pre Operasional ( 2 7 tahun)


Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre operasional.
Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu menggunakan kata-kata,
mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi segera. Tingkah laku anak berubah menjadi
egosentrik.

Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)


Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan fakta-fakta
serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara abstarak,
dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung walaupun
susunan benda diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.

Tahap IV : Format Operation (11 dewasa)


Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi. Perkembangan
lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu
persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu,perkembangan intelektual juga
dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang tua, anak dan
dengan lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain apabila
interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan apabila
interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.

Perkembangan Emosi dan Sosial


Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang dicerminkan
dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian yang sehat apabila ia
mampu untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia inginkan dan menjadi
interdependent pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam kehidupan.
Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan sebelum ia
melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.

4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai aktifitas
yang menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.

Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fasenya
mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.

TEORI PERKEMBANGAN OLEH SIGMUND FREUD


Fase Oral ( 0 8 tahun)
(+) yang memberikan kepuasan / kebahagiaan mulut menghisap
menelan
memainkan bibir
makan, kenyang, tidur
(-) menggigit, mengeluarkan air liur, marah / menangis jika tidak terpenuhi.
Tugas Ibu penuhi fase oral dengan sabar.

Fase Anal ( 1 3 tahun )


Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar anus.
(+) BAB / BAK senang melakukannya sendiri.
( - ) Jika tidak dapat melalui dengan baik akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkan.
Belajar mengontrol pengeluaran.
Konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri.

Fase Phallic ( 3 6 tahun)


Memegang-megang genitalia
Dekat dengan orang tua lawan jenis
Oedipus Complex mencintai ibu
Electra Complex cemburu karena tidak punya penis
Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya
(+) egosentris, sosial interaksi
( - ) mempertahankan keinginan

Fase Laten
Orientasi sosial keluar rumah senang bermain
Pertumbuhan intelektual dan sosial
Banyak teman gang
Impuls agresivitas lebih terkontrol.

Fase Genital
Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
Pemusatan seksual pada genital
Penentuan identitas
Belajar tidak tergantung pada orang lain
Bertanggung jawab pada diri sendiri
Intim dengan lawan jenis
(-) konflik diri, ambivalen
(+) peer group

Tanggung jawab perawat membantu anak menyelesaikan tahap-tahap perkembangan dan


antisipasi terhadap orang taua tentang fase-fase yang akan dilaluinya.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL R.I


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Moch. Seruji No. 182. Telp./ Fax (0331) 487145 Jember
Jl.Kalimantan I, Kampus Tegalboto, Jember
Standard Operational
Procedure
PSIK (SOP)
Universitas
Jember Memantau pertumbuhan anak
Pengukuran berat badan
Prosedur Tetap No Dokumen : No Revisi :- Halaman :
07/kk3B/13-2-
2012

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


13 Februari 2012 Ketua PSIK Universitas Jember

1 Pengertian Pengukuran berat badan anak/bayi

2 Tujuan a. Memantau pertumbuhan anak secara


langsung
b. memonitor anak dengan resiko pertumbuhan
c. menentukan apakah tercapai tingkat
pertumbuhan (berat badan) yang baik
d. menjaring anak terhadap suatu kelainan
e. memastikan bahwa anak dengan
kemungkinan

3 Indikasi Anak dan bayi

4 Kontra Indikasi -
5 Persiapan Pasien a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan,
riwayat perdarahan, fraktur)
c. Jaga privacy pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada
anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh (terutama
pasien anak)

6 Persiapan Alat a. Timbangan berat badan digital/non digital


b. Buku catatan/KMS
c. Kain pengalas timbangan
f. Ambil timbangan dari kotak karton dan
keluarkan dari bungkus plastiknya
Timbangan berat badan digital
g. Pasang baterai pada bagian bawah alat
timbang (PERHATIKAN POSISI
BATERAI)
h. Pasang 4 (empat) kaki timbangan pada
bagian bawah alat timbang (KAKI
TIMBANGAN HARUS DIPASANG DAN
TIDAK BOLEH HILANG)
i. Letakan alat timbang pada lantai yang datar
j. Responden yang akan ditimbang diminta
membuka alas kaki dan jaket serta jaket
serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.

7 Persiapan Perawat a. Lakukan pengkajian : umur, prematuris, baca


catatan keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta
perawat lain membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

8 Cara Kerja PROSEDUR PENIMBANGAN


RESPONDEN ANAK YANG SUDAH BISA
BERDIRI:
1. Aktifkan alat timbang dengan cara
menekan TOMBOL
2. Mula-mula akan muncul angka
8,88, dan tunggu sampai muncul
angka 0,00. Bila muncul bulatan
(O) pada ujung kiri kaca display,
berarti timbangan siap digunakan.
3. Responden diminta naik ke alat
timbang dengan posisi kaki tepat
di tengah alat timbang tetapi tidak
menutupi jendela baca .
4. Perhatikan posisi kaki responden
tepat di tengah alat timbang, sikap
tenang (JANGAN BERGERAK-
GERAK) dan kepala tidak
menunduk (memandang lurus
kedepan)
5. Angka di kaca jendela alat timbang
akan muncul, dan tunggu sampai
angka tidak berubah (STATIS)
6. Catat angka yang terakhir dan
isikan pada kolom: Berat Badan
pada formulir
7. No 1. Angka hasil penimbangan
dibulatkan menjadi satu digit misal
0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5
dan 0,55 - 0,59 dibulatkan menjadi
0,6
8. Minta Responden turun dari alat
timbang
9. Alat timbang akan OFF secara
otomatis.
10. Untuk menimbang responden
berikutnya, ulangi prosedur 1 s/d 7.

PROSEDUR PENIMBANGAN ANAK


UMUR < 2 TAHUN ATAU ANAK
YANG
BELUM BISA BERDIRI:
Mintalah kepada ibu untuk
membuka topi/tutup kepala, jaket,
sepatu, kaos kaki atau asesoris
yang digunakan anak maupun ibu.
Siapkan buku catatan untuk
mencatat hasil penimbangan ibu
dan penimbangan ibu dan anak
sebelum dipindahkan ke formulir.

1. Aktifkan alat timbang dengan cara


menekan TOMBOL sebelah kanan
(warna BIRU). Mula-mula akan
muncul angka 8,88, dan tunggu
sampai muncul angka 0,00. Bila
muncul bulatan (O) pada ujung kiri
kaca display, berarti timbangan
siap digunakan.
2. Timbang ibu dari anak yang akan
ditimbang dengan meminta ibu
naik ke alat timbang.
3. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di
tengah alat timbang, sikap tenang
(JANGAN BERGERAK-GERAK) dan
kepala tidak menunduk
(pandangan lurus kedepan).
4. Angka di kaca jendela alat
timbang akan muncul, dan tunggu
sampai angka tidak berubah
(STATIS).
5. Catat angka yang terakhir
(ditandai dengan munculnya tanda
bulatan O diujung kiri atas kaca
display)
6. Minta Responden turun dari alat
timbang dan tunggu sampai alat
timbang OFF secara otomatis.
7. Aktifkan kembali alat timbang
dengan cara menekan TOMBOL
sebelah kanan (warna BIRU), dan
tunggu sampau muncul angka
0,00.
8. Timbang ibu dan anak (digendong)
bersama-sama.
9. Catat angka yang terakhir.
10. Berat badan anak adalah selisih
antara (berat badan ibu dan anak)
dengan berat badan ibu.
PEMBULATAN berat badan anak
dilakukan setelah pengurangan
(berat badan ibu dan anak) dengan
berat badan ibu.

Evaluasi 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan reinforcemen positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan pada catatan
keperawatan
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasi evaluasi tindakan : SOAP

Skor Minimal: 70
Keterangan:
N : Nilai dengan kriteria penilaian
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan engan bantuan/tidak berurutan
2: Dilakukan dengan mandiri tetapi tidak sempurna
3: Dilakukan dengan mandiri dan hampir sempurna
4: Dilakukan dengan mandiri dan sempurna

Bobot
NM : Nilai Maksimal

Jember,.....................

( )
NIP

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL R.I


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Moch. Seruji No. 182. Telp./ Fax (0331) 487145 Jember
Jl.Kalimantan I, Kampus Tegalboto, Jember

Standard Operational
Procedure
PSIK (SOP)
Universitas
Jember Memantau pertumbuhan anak
Pengukuran Tinggi badan dan
panjang badan
Prosedur Tetap No Dokumen : No Revisi :- Halaman :
08/kk3B/13-2-
2012

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


13 Februari 2012 Ketua PSIK Universitas Jember

1 Pengertian Pengukuran berat badan anak/bayi

2 Tujuan a.Memantau pertumbuhan anak secara


langsung
b. memonitor anak dengan resiko
pertumbuhan
c.menentukan apakah tercapai tingkat
pertumbuhan (berat badan) yang baik
d. menjaring anak terhadap suatu kelainan
e.memastikan bahwa anak dengan
kemungkinan

3 Indikasi Anak dan bayi

4 Kontra Indikasi -
5 Persiapan Pasien a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat
perdarahan, fraktur)
c. Jaga privacy pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada
anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh (terutama
pasien anak)

6 Persiapan Alat a. Buku catatan


b. Meadline/pengukur panjang
c. Mikrotoise
d. Gantungkan bandul benang
untuk membantu memasang microtoise di
dinding agar tegak lurus.
e. Letakan alat pengukur di lantai
yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut
dan menempel pada dinding. Dinding jangan
ada lekukan atau tonjolan (rata).
f. Tarik papan penggeser tegak
lurus keatas, sejajar dengan benang
berbandul yang tergantung dan tarik sampai
angka pada jendela baca menunjukkan angka
0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat
dengan lakban pada bagian atas microtoise.
g. Untuk menghindari terjadi
perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada
posisi sekitar 10 cm dari bagian atas
microtoise

7 Persiapan Perawat a. Lakukan pengkajian : umur, prematuris,


baca catatan keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta
perawat lain membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

8 Cara Kerja PROSEDUR PENIMBANGAN RESPONDEN


ANAK YANG SUDAH BISA BERDIRI:
1. Minta responden melepaskan alas kaki
(sandal/sepatu), topi (penutup kepala).
2. Pastikan alat geser berada diposisi atas.
3. Reponden diminta berdiri tegak, persis di
bawah alat geser.
4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang,
lengan, pantat dan tumit menempel
5. pada dinding tempat microtoise di pasang.
6. Pandangan lurus ke depan, dan tangan
dalam posisi tergantung bebas.
7. Gerakan alat geser sampai menyentuh
bagian atas kepala responden.
8. Pastikan alat geser berada tepat di tengah
kepala responden. Dalam keadaan ini bagian
9. belakang alat geser harus tetap menempel
pada dinding.
10. Baca angka tinggi badan pada jendela baca
ke arah angka yang lebih besar (ke bawah )
Pembacaan dilakukan tepat di depan angka
(skala) pada garis merah, sejajar dengan
mata petugas.
11. Apabila pengukur lebih rendah dari yang
diukur, pengukur harus berdiri di atas
bangku agar hasil pembacaannya benar.
12. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian
sampai satu angka dibelakang koma (0,1
cm)

PROSEDUR PENIMBANGAN ANAK


UMUR < 2 TAHUN ATAU ANAK YANG
BELUM BISA BERDIRI:
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja
atau tempat yang rata .
2. Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan di
atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
3. Letakkan alat ukur dengan posisi panel
kepala di sebelah kiri dan panel penggeser
di sebelah kanan pengukur. Panel kepala
adalah bagian yang tidak bisa digeser.
4. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser
sampai diperkirakan cukup panjang untuk
menaruh bayi/anak.
5. Baringkan bayi/ anak dengan posisi
terlentang, diantara kedua siku, dan kepala
bayi/anak menempel pada bagian panel
yang tidak dapat digeser.
6. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/
anak sampai lurus dan menempel pada
meja/tempat menaruh alat ukur.
7. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai
membentuk siku, kemudian geser bagian
panel yang dapat digeser sampai persis
menempel pada telapak kaki bayi/ anak.
4. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala
kearah angka yang lebih besar.
8. Setelah pengukuran selesai, kemudian
bayi/anak diangkat.

Evaluasi 5. Evaluasi respon klien


6. Berikan reinforcemen positif
7. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
8. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,


tanggal dan jam pelaksanaan pada catatan
keperawatan
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasi evaluasi tindakan : SOAP

Skor Minimal: 70
Keterangan:
N : Nilai dengan kriteria penilaian
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan engan bantuan/tidak berurutan
2: Dilakukan dengan mandiri tetapi tidak sempurna
3: Dilakukan dengan mandiri dan hampir sempurna
4: Dilakukan dengan mandiri dan sempurna

Bobot
NM : Nilai Maksimal

Jember,.....................

( )
NIP

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL R.I


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Moch. Seruji No. 182. Telp./ Fax (0331) 487145 Jember
Jl.Kalimantan I, Kampus Tegalboto, Jember

Standard Operational
Procedure (SOP)
PSIK Pengukuran lingkar kepala
Universitas
Jember bayi dana anak
Prosedur Tetap No Dokumen : No Revisi :- Halaman :
09/kk3B/13-2-
2012

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


13 Februari 2012 Ketua PSIK Universitas Jember

1 Pengertian Pengukuran lingkar atau keliling kepala pada


bayi dan anak
2 Tujuan a.Memantau pertumbuhan anak secara
langsung
b. memonitor anak dengan resiko
pertumbuhan
c.menentukan apakah tercapai tingkat
pertumbuhan (berat badan) yang baik
d. menjaring anak terhadap suatu kelainan
e.memastikan bahwa anak dengan
kemungkinan

3 Indikasi Anak dan bayi

4 Kontra Indikasi -
5 Persiapan Pasien Pastikan identitas klien
Kaji kondisi klien
Jaga privacy pasien
Jelaskan maksud dan tujuan

6 Persiapan Alat a. Meadline/pengukur panjang


b. buku catatan
7 Persiapan Perawat a. Lakukan pengkajian: baca catatan
keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta
perawat lain membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

8 Cara Kerja 1. perawat cuci tangan dan memakai sarung


tangan
2. bayi diposisikan terlentang
3. ukur dengan miedline pada lingkar yang
terbesar dari puncak alis mata, pinna telinga
ke tonjolan oksipital tengkorak.

Evaluasi 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara
yang baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah


dilakukan,tanggal dan jam pelaksanaan pada
catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

Skor Minimal: 70
Keterangan:
N : Nilai dengan kriteria penilaian
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan engan bantuan/tidak berurutan
2: Dilakukan dengan mandiri tetapi tidak sempurna
3: Dilakukan dengan mandiri dan hampir sempurna
4: Dilakukan dengan mandiri dan sempurna

Bobot
NM : Nilai Maksimal
Jember,.....................

( )
NIP
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL R.I
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Moch. Seruji No. 182. Telp./ Fax (0331) 487145 Jember
Jl.Kalimantan I, Kampus Tegalboto, Jember

Standard Operational
Procedure (SOP)
PSIK Pengukuran lingkar dada pada
Universitas
Jember bayi dan anak
Prosedur Tetap No Dokumen : No Revisi :- Halaman :
10/kk3B/13-2-
2012

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


13 Februari 2012 Ketua PSIK Universitas Jember

1 Pengertian Pengukuran lingkar atau keliling kepala pada


bayi dan anak
2 Tujuan a. Memantau pertumbuhan anak secara
langsung
b. memonitor anak dengan resiko
pertumbuhan
c. menentukan apakah tercapai tingkat
pertumbuhan (berat badan) yang baik
d. menjaring anak terhadap suatu kelainan
e. memastikan bahwa anak dengan
kemungkinan

3 Indikasi Anak dan bayi

4 Kontra Indikasi -
5 Persiapan Pasien a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan

6 Persiapan Alat a. Meadline/pengukur panjang


b. buku catatan

7 Persiapan Perawat a. Lakukan pengkajian: baca catatan


keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta
perawat lain membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

8 Cara Kerja 1. perawat cuci tangan dan memakai sarung


tangan
2. bayi diposisikan terlentang
3. ukur dengan miedline melingkari dada
pada garis putting susu idealnya lakukan
pengukuran selama inhalasi dan ekspirasi
4. catat rerata dari nilai dua

Evaluasi 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal


dan jam pelaksanaan pada catatan
keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

Skor Minimal: 70
Keterangan:
N : Nilai dengan kriteria penilaian
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan engan bantuan/tidak berurutan
2: Dilakukan dengan mandiri tetapi tidak sempurna
3: Dilakukan dengan mandiri dan hampir sempurna
4: Dilakukan dengan mandiri dan sempurna
Bobot
NM : Nilai Maksimal

Jember,.....................

( NILAI )
NIP

LEMBAR KERJA PRA PRAKTIKUM


MENILAI PERTUMBUHAN DAN STATUS GIZI ANAK

1. Sebutkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada anak!

2. Sebutkan kriteria seorang anak mengalami pertumbuhan yang normal!

3. Sebutkan standar baku untuk menilai status gizi seorang anak terkait dengan pertumbuhannya
yang normal!
Jember,.....................
Pembimbing Laboratorium

(...................................)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai

  • Mengukur Pertumbuhan Pada Anak
    Mengukur Pertumbuhan Pada Anak
    Dokumen32 halaman
    Mengukur Pertumbuhan Pada Anak
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Konstipasi
    Konstipasi
    Dokumen21 halaman
    Konstipasi
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Makalah Usus Besar-Bab 2
    Makalah Usus Besar-Bab 2
    Dokumen8 halaman
    Makalah Usus Besar-Bab 2
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • ILMU KEPERAWATAN
    ILMU KEPERAWATAN
    Dokumen26 halaman
    ILMU KEPERAWATAN
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Seruni 1 Icim
    Seruni 1 Icim
    Dokumen31 halaman
    Seruni 1 Icim
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5 Usus Besar
    Kelompok 5 Usus Besar
    Dokumen17 halaman
    Kelompok 5 Usus Besar
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Anggota Kelompok 10
    Anggota Kelompok 10
    Dokumen1 halaman
    Anggota Kelompok 10
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • ILMU KEPERAWATAN
    ILMU KEPERAWATAN
    Dokumen26 halaman
    ILMU KEPERAWATAN
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Inovasi Desinfeksi Kelompok 10
    Inovasi Desinfeksi Kelompok 10
    Dokumen5 halaman
    Inovasi Desinfeksi Kelompok 10
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Askep Seruni
    Askep Seruni
    Dokumen20 halaman
    Askep Seruni
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    Dokumen28 halaman
    LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    Dokumen28 halaman
    LAPORAN FRAKTUR TIBIA
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Mil
    BAB 1 Mil
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Mil
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Comparison
    Comparison
    Dokumen3 halaman
    Comparison
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • LP Spondylolisthesis - Alfun Hidayatulloh
    LP Spondylolisthesis - Alfun Hidayatulloh
    Dokumen37 halaman
    LP Spondylolisthesis - Alfun Hidayatulloh
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • LP SKOLIOSIS - Alfun Hidayatulloh
    LP SKOLIOSIS - Alfun Hidayatulloh
    Dokumen16 halaman
    LP SKOLIOSIS - Alfun Hidayatulloh
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • BAB 1. Pendahuluan
    BAB 1. Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    BAB 1. Pendahuluan
    RiskiDafianto
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen10 halaman
    Bab 2
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Analisi Jurnal
    Analisi Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Analisi Jurnal
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Penutup
    BAB 3 Penutup
    Dokumen2 halaman
    BAB 3 Penutup
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • DIAGNOSA
    DIAGNOSA
    Dokumen8 halaman
    DIAGNOSA
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen10 halaman
    Bab 2
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Apendiks
    Apendiks
    Dokumen36 halaman
    Apendiks
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • DIAGNOSA
    DIAGNOSA
    Dokumen8 halaman
    DIAGNOSA
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen2 halaman
    Bab 5
    Alfun Hidayatulloh
    Belum ada peringkat