Anda di halaman 1dari 19

GORESAN-GORESAN SANG PUJANGGA LARA II

By. Ordo Novus Empire / T.S. Hadiningrat

Trimurty Prinsipe dari Kekaisaran Sunda (Kekaisaran Matahari)

1. Ratu (Ema) yang memiliki Bumi dengan seluruh isi-isinya, dengan standart A (A-
Land) yang disebut Kaisar Yang Agung (Ibu Pelindung Bumi) sangat
Berdaulat, diturunkan berdasarkan silsilah yang jelas dari Sang Hyang Ageung,
terpilih,cerdas, dan yang terbaik.

2. Resi (Bendahara Agung) memiliki standart B (B-Land) yang mengelola Aset-aset


Bumi milik Kaisar yang Agung dari Kekaisaran Sunda (Kekaisaran Matahari), dan
menjadi dasar pembangunan sistem Ekonomi dan Moneter diseluruh Dunia,
diangkat dan di berhentikan berdasarkan Dekrit Kaisar.

3. Rama (Perdana Menteri Agung) memiliki standart B (B-Land) yang memimpin dan
mengendalikan sistem Administrasi dan sistem Informasi Kekaisaran Sunda
(Kekaisaran Matahari) diseluruh dunia, diangkat dan diberhentikan berdasarkan
Dekrit Kaisar Yang Agung.

Lima Sila dari Kekaisaran Sunda (Kekaisaran Matahari).


1. God berarti: Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber dari segala sumber
kekuasaan yang ada di Alam Raya).

2. Humanity berarti: Kaisar Yang Agung dan sangat berdaulat merupakan manusia
yang dipilih Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi satu-satunya Kaisar di Bumi,
berasal dari Kekaisaran Sunda (Kekaisaran Matahari), yang disebut dengan Yang
Maha Mulia Kaisar yang Agung, atau disebut juga dengan Sang Hyang Ageung,
yang berarti Ratu Ema dilahirkan untuk memimpin bumi, dengan kemampuan
Extraterritorial.

3. Nasionality berarti: Memiliki kedaulatan terhadap bumi, tanah, dan air, beserta
seluruh isi-isinya, milik Kaisar Yang Agung dari Kekaisaran Sunda (Kekaisaran
Matahari), dengan standart A (A-Land) merupakan dasar terbentuknya aset-aset
bumi, yang menjadi standart ekonomi dan moneter di dunia, tidak pernah diambil
oleh siapapun, dan tidak pernah diberikan kepada siapapun.

4. Demokrasi berarti: De-monarchy yang berarti bukan pekerjaan Kaisar Yang Agung
atau Ema. Karenanya, seluruh program yang dilakukan di muka bumi, oleh Tribune-
tribune, Kingdom-kingdom, and State-state harus diarahkan sebesar-besarnya
untuk kepentingan kemanusiaan dan lingkungannya, dengan menggunakan aset-
aset bumi, milik Kekaisaran Sunda (kekaisaran Matahari) dan harus dipertanggung
jawabkan kepada Kaisar Yang Agung, sebagai pemilik bumi.

5. Sosial Justice berarti: Keadilan untuk semua, dimaksudkan agar aset-aset bumi,
milik Kekaisaran Sunda (Kekaisaran Matahari), harus digunakan sebesar-besarnya
untuk menciptakan kesejahteraan seluruh umat manusia dan lingkungannya,
bilamana tugas-tugas tersebut tidak dijalankan dengan baik dan benar maka,
Tribune-tribune, Kingdom-kingdom, and State-state akan berhadapan dengan
Hukum Kaisar (Bencana Alam dan Ketidak Abadian).

SERPIHAN SERAPAH

Manusia harus mampu mengendalikan "Ilat" (lidah), "Ulat" (ekspresi wajah), dan
"Ulah" (perilaku). Ketiga hal tersebut bila tdk dikendalikan bisa menjadi "SAMBEKALA"
(halangan) bagi manusia dalam hidupnya sebagai anggota masyarakat yg harus
bermasyarakat.

Banyak orang ngomong besar yg tidak masuk akal. Omong besar dan ingin dipuji2.
Omong besar dan "kemaki". Omong besar, sombong dan tidak mau kalah. Belum
punya kemampuan tetapi merasa sudah hebat & meremehkan kemampuan orang lain.
Suka bicara yg tidak ada isinya, marah2 & melukai hati orang lain. Memalukan!!!

"Tatak" artinya berani menghadapi segala resiko & bertanggung jawab dgn lapang
dada & bener2 berani menerima segala konsekuensi atas segala perbuatannya, segala
keberaniannya harus berdasarkan falsafah suro sudiro jayaning kang rat, siuh brasto
ulah cekaping darmastuti yg artinya kekuatan & kejahatan akan musnah dgn sebuah
perilaku kebaikan yg terus-menerus.

"Tatas" (efektif) artinya setiap orang harus bisa berpikir dan bertindak secara efektif.
Keberhasilan seseorang akan terwujud apabila segala tindakannya selalu didasari oleh
satu pemikiran yang kuat (tidak asal-asalan apalagi hanya ikut-ikutan). Harus
memahami semua permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan tersebut dan tidak salah langkah dalam menyelesaikannya.

"Titi" (akurat) artinya teliti atau cerdas, sehingga tidak bingung terhadap semua hal,
tidak tertipu pada tipuan2 halus maupun kasar, tidak terhalangi pandangan oleh
sebuah penyesatan2 yg hanya menjerumuskan pada sebuah kesalahan2 dan
merugikan orang lain. Bisa mengambil sebuah keputusan secara tepat dan benar.

"Teguh" Jiwa kita mesti kokoh dan tidak boleh terombang ambing, teguh dalam
mengambil keputusan dan harus pantang menyerah serta mampu mengubah
kekurangan menjadi sebuah keistimewaan. Tampil "Trengginas" artinya harus tampil
aktif, terampil dan serba bisa. Tidak pernah lelah berkarya dan selalu mengisi waktu
dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat.
Kebenaran dan keadilan ialah dua istilah yang sentiasa berpasangan. Jika kebenaran
tersingkap, maka wujudlah keadilan. Sebaliknya jika kebenaran diselindung dan
dimanipulasi, maka keadilan tidak akan wujud selamanya.
"Keinginan adalah sumber penderitaan . Hidup bahagia itu kuncinya adalah rasa
syukur, yakni selalu bersyukur atas rezeki yang di anugerahkan Tuhan YME kepada
kita.
Anenggih Nuswantara ingkang kasebat nagari panjang apunjung, pasir wukir loh
jinawi. Gemah ripah, karta tur raharja. Panjang dawa pocapane, punjung luhur
kawibawane. Pasir araning samodra, wukir araning pagunungan. Loh jinawi turus
ingkang sarwa tinandur. Gemah ripah murah ingkang sarwa tinumbas. Sedaya para
kawula sami ngudi murih majuning nagari. Sahiyeg saeka praya padha cancut
taliwanda bebarengan
makarya.
BIROKRASI hanya sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk DILAYANI
masyarakat. Sebuah logika yang terbalik (salah kaprah)! Seharusnya birokrasi adalah
alat untuk melayani masyarakat dengan berbagai macam bentuk kebijakan yg
dihasilkan pemerintah & bukan dijadikan media bagi pejabat pemerintahan untuk
mencari keuntungan.

Inilah zaman ketika akal sehat diremehkan. Perbedaan antara benar & salah, baik dan
buruk, adil & tak adil, tidak digubris. Krisis moral adalah buah dari krisis akal sehat.
Kekuasaan korupsi merata & merajalela karena erosi tata nilai terjadi di lapisan atas &
bawah.
Bagi yang aji mumpung, Hilang kewaspadaan, godaan selalu datang, Menjadi beban
langkah kehidupan, Hati senantiasa gundah dan gelisah, Hidupnya larut dalam
kedustaan. Hilanglah kemuliaan akhlaknya, tiada lagi kebaikan, selalu buruk sangka,
Apa yang dipikir serba membahayakan, Sumpah dan janjinya tiada yang percaya,
Akhirnya menanggung malu sendiri, Lenyaplah keluhuran budinya.
Sudah menjadi kenyataan, bahwa inilah jaman kacau nilai, jaman kejahatan menang,
penjahat dipuja, orang beragama menjadi algojo, kitab suci dikhianati justru oleh
ulama, kekuasaan dan kekayaan diperdewa. Pepatah mikul duwur mendem jero
sudah lepas dari konteks moralnya dan berganti makna menjadi: Kalau anda berkuasa
dan perkasa maka berdosa boleh saja!
Bagi yg sudah menyukai & menjiwai ilmu sejati, watak & perilakunya memaafkan pada
sesama, selalu sabar berusaha menyejukkan suasana. Angkara dalam hati yg
menghalangi akan larut dalam kesakralan hidup, karena temggelam dalam samudera
kasih sayang, kasih sayang sukma (sejati) tumbuh berkembang sebesar gunung
didalam diri.
Hakekat ilmu yang dicari sebenarnya ada di dalam diri. Asal mau berusaha sana-sini
(ilmunya) tidak berbeda. Asal tidak banyak tingkah, agar supaya merasuk ke dalam
sanubari. Bila berhasil, terbuka derajat kemuliaan hidup yang sebenarnya. Yang
namanya ilmu, dapat berjalan bila sesuai dengan cara pandang kita. Dapat dicapai
dengan usaha yang gigih.
Manusia utama itu gemar terbenam dalam sepi (meredam nafsu), di saat-saat
tertentu, mempertajam dan membersihkan budhi pekerti, bermaksud memenuhi
tugasnya sebagai kesatria, berbuat susila rendah hati, pandai menyejukkan hati pada
sesama, itulah sebenarnya yang disebut menghayati hidup.
Perhatikanlah, di zaman ini, seyogyanya meredam gejolak nafsu, yang berakibat salah
kaprah, buah karya perbuatan hina. Tumbuhkanlah kesucian hati, Melindungi
terhadap sesama, Dengan jalan meredam nafsu angkara, Menyingkirkan perilaku batin
yang nista, Agar terbuang jauh dari kehidupanmu
Kita memasuki zaman hancur & rusaknya kehidupan karena tata nilai dan tata
kebenaran dijungkir-balikkan secara merata. Mantap stabilitasnya, tetapi alat stabilitas
itu adalah penindasan. Ketidakadilan malah didewakan. Penguasa lalim tak bisa
ditegur. Korupsi dilindungi. Kemewahan dipamerkan di samping jeritan kaum miskin &
tertindas. Penjahat dipahlawankan, org jujur ditertawakan & disingkirkan.
Belum cakap ilmu, Buru-buru ingin dianggap pandai. Tercemar nafsu selalu merasa
kurang, dan tertutup oleh pamrih, sulit untuk manunggal pada Yang Mahakuasa.

Segalanya adalah pertanda kehancuran, seolah2 hati dikuasai ketakutan. Yg


beruntung adalah ular berkepala dua, Kepala & pantatnya dapat mencaplok. Gunung-
gunung digempur, Yg kokoh berdiri diruntuhkan, Namun tiada yang berani mencegah,
Takut jika disembur (bisa ular), Bisa ular bagaikan
Hati serasa kuat berhasrat, merengkuh kata hati nurani, dengan keheningan kalbu,
ingin menyampaikan nasehat, melenyapkan kotoran dalam hati

Segalanya adalah pertanda kehancuran, seolah2 hati dikuasai ketakutan. Yg


beruntung adalah ular berkepala dua, Kepala & pantatnya dapat mencaplok. Gunung-
gunung digempur, Yg kokoh berdiri diruntuhkan, Namun tiada yang berani mencegah,
Takut jika disembur (bisa ular), Bisa ular bagaikan air mendidih.

Petunjuk telah merasuk dalam batin, Bila telah tiba waktunya, Atas kehendak Tuhan
YME, Cahaya anugerah akan turun, Sungguh tak bisa dielakkan. Kehendak dan segala
asa dalam hati, Mengguyur badan dengan air basi (penuh prihatin), Demi
keselamatan anak turun semua, Dengan Negara lain penuh kedamaian, (Bangsa)
dihormati dimanapun.
Petunjuk telah merasuk dalam batin, Bila telah tiba waktunya, Atas kehendak Tuhan
YME, Cahaya anugerah akan turun, Sungguh tak bisa dielakkan. Kehendak dan segala
asa dalam hati, Mengguyur badan dengan air basi (penuh prihatin), Demi
keselamatan anak turun semua, Dengan Negara lain penuh kedamaian, (Bangsa)
dihormati dimanapun.
Seyogyanya manusia hidup dengan tiga perkara yaitu: pertama keluhuran
(kekuasaan), yg kedua harta (kemakmuran), dan yg ketiga ilmu pengetahuan. Bila tak
satupun dapat diraih dari ketiga perkara itu, maka habislah harga diri manusia. Lebih
berharga daun jati kering, akhirnya mendapatlah derita, jadi pengemis dan terlunta-
lunta hidupnya.
Ilmu (hakekat) itu diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan, dimulai
dengan kemauan. Artinya, kemauan membangun kesejahteraan terhadap semua,
teguh membudi daya, menaklukkan semua angkara. Nafsu angkara yang besar ada
didalam diri, kuat menggumpal, menjangkau hingga tiga zaman, jika dibiarkan
berkembang akan berubah menjadi gangguan.
Kalau sudah paham tata cara dalam menghayati ajaran utama, Jika berhasil merasuk
ke dalam jiwa, akan melihat tanpa penghalang, karena yang menghalangi tersingkir,
Terbukalah rasa sayup menggema. Tampaklah seluruh cakrawala, Sepi tiada bertepi,
Yakni disebut tapa - tapaking Hyang Sukma.
Banyak anak muda yang menyombongkan diri dengan hafalan ayat, belum mumpuni
sudah berlagak pintar. Menerangkan ayat seperti sayid dari Mesir, Setiap saat
meremehkan kemampuan orang lain. Yang seperti itu termasuk orang mengaku-aku
krn kemampuan akalnya dangkal, Keindahan ilmu Jawa malah ditolak. Sebaliknya,
memaksakan diri mengejar ilmu di Mekah.

Sekarang banyak orang yang alim, tetapi hanyalah bersifat hiasan saja, diluar tampak
baik (putih) tetapi di dalamnya kuning, banyak ulama berbuat maksiat, mengisap
ganja, berbuat selingkuh, minum minuman keras, berjudi. Para wanita kehilangan
kewanitaannya, karena pengaruh harta benda, semuanya itu hanya kebendaan-lah
yang menjadi tujuannya.

Kemenangan yang diraih secara kesatria adalah tanpa melibatkan banyak orang,
tanpa makan korban pertumpahan darah dan nyawa, dan tidak pernah
mempermalukan lawan. Begitulah kesatria sejati.

Sebisa-bisanya upayakan selalu berhati baik. Bergurulah secara tepat, yang sesuai
dengan dirimu. Ada juga peraturan dan pedoman bernegara, menjadi syarat bagi yang
berbakti, yang berlaku siang malam. Suri tauladan yang benar adalah dapat menahan
hawa nafsu. Pengetahuanmu adalah senyatanya ilmu yang tidak harus dikuasai orang
tua, karena bisa juga bagi yang muda atau miskin.

Ilmu yang nyata, Senyatanya memberikan ketentraman didalam hati, Tidak merana
dibilang bodoh, Tetap gembira jika dihina. Tidak seperti si dungu yang selalu sombong,
Ingin dipuji setiap hari. Janganlah begitu caranya orang hidup.

Siapapun yg menerima wahyu Tuhan, maka dengan cermat dapat mencerna ilmu
tinggi, Mampu menguasai ilmu kesempurnaan jiwa raga, Bila demikian pantas disebut
orang tua. Arti orang tua adalah tidak dikuasai hawa nafsu, Paham akan dwi
tunggal (menyatunya sukma dengan Tuhan).

Hidup sekali saja berantakan, Tidak berkembang, pola pikirnya carut marut. Umpama
goa gelap menyeramkan, Dihembus angin, Suaranya gemuruh menggeram,
berdengung Seperti halnya watak anak muda masih pula berlagak congkak. Tujuan
hidupnya begitu rendah, Maunya mengandalkan orang tuanya yang terpandang serta
bangsawan, Itu kan ayahmu! Sedangkan kamu? kenal saja belum, akan hakikatnya
tata cara dalam ajaran yang suci.

Banyak manusia mengikuti kemauan sendiri, Bila berkata tanpa dipertimbangkan (asal
bunyi), Namun tak mau dianggap bodoh, Selalu berharap dipuji-puji. (sebaliknya) Ciri
orang yang sudah memahami (ilmu sejati) tak bisa ditebak berwatak rendah hati, dan
selalu berprasangka baik.

Meredam nafsu angkara dalam diri, dihias penuh variasi, agar menjiwai hakekat ilmu
luhur sejati. Agar jangan miskin pengetahuan, walaupun sudah tua pikun, jika tidak
memahami rasa sejati (batin), niscaya kosong tiada berguna bagai ampas, percuma
sia-sia, di dalam setiap pertemuan sering bertindak ceroboh dan memalukan.

Saat ini banyak kehendak (keinginan) tidak ada yg terwujud, apa yg dicita-citakan
berantakan, apa yg dirancang menjadi gagal, yg ingin menang malah kalah, karena
datangnya hukuman yg berat dari Tuhan. Yg tampak hanyalah perbuatan-perbuatan
tercela, orang besar akan kehilangan kebesarannya, lebih baik nama tercemar
daripada bertanggung jawab (mati), sedangkan yg kecil juga tidak mau tahu akan
keterbatasannya.

Menguasai tanah Jawa (Nusantara), yang menjadi raja (pemimpin), satria sakti
tertermasyhur, tak lain dan tak bukan adalah keturunan Senopati, hal ini pantas pula
sebagai tauladan budi pekertinya. Sebisamu, terapkan di zaman nanti, walaupun tidak
bisa persis sama seperti di masa silam.

Sikapnya angkuh serta acuh tak acuh, seolah sudah menjadi orang yang teguh, ampuh
dan keluarganya tak akan runtuh. Belum pandai sudah berlagak pintar, padahal
otaknya buyar, matanya nanar, dan merasa cita-citanya sudah bersinar.
Menjadikannya tak pandai melihat mana yang salah dan benar. Di mana-mana ingin
diakui bak pejuang, walau hatinya tak lapang.

Orang hidup jika tanpa prihatin tidak akan survive, namun di masa kini, yang digemari
anak muda adalah meniru-niru nabi, rasul utusan Tuhan, yang hanya dipakai untuk
menyombongkan diri, setiap akan bekerja singgah dulu di masjid untuk mengharap
mukjizat agar mendapat derajat(naik pangkat).

Ada perjanjian yg sangat mulia untuk seluruh keturunan Mataram dikelak kemudian
hari. Begitulah seluruh keturunan orang luhur, bila mau mengasah akal budi akan
cepat berhasil, apa yang diharapkan orang besar Mataram, anugerahnya hingga kelak
dapat mengalir diseluruh darah keturunannya, sehingga dapat memiliki wibawa dan
keagungan.

Dalam setiap pergaulan, hendaknya membangun sikap tenggang rasa. Setiap ada
kesempatan, disaat waktu longgar, pergilah mengembara untuk bertapa, menggapai
cita-cita hati, hanyut dalam keheningan kalbu. Senantiasa menjaga hati untuk prihatin
(menahan hawa nafsu), dengan tekad kuat, membatasi makan dan tidur.

Tidaklah samar sukma menyatu, meresap terpatri dalam keheningan semadi,


diendapkan dalam lubuk hati, menjadi pembuka tabir, berawal dari keadaan antara
sadar dan tiada, seperti terlepasnya mimpi, merasuknya rasa yang sejati. Sebenarnya
keadaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, tidak suka mengumbar nafsu duniawi,
yang bersifat kuasa-menguasai.

Setiap mengembara meninggalkan rumah (istana), berkelana ke tempat yang sunyi


(dari hawa nafsu), menghirup tingginya ilmu, agar jelas apa yang menjadi tujuan
(hidup) sejati. Hati bertekad selalu berusaha dengan tekun, memperdayakan akal-
budi, menghayati cinta kasih ditepinya samudra. Oleh karena kuatnya bertapa, maka
diterimalah wahyu djatmika (hidup yang sejati).

Jangan pernah berhenti untuk selalu berusaha berbuat kebajikan, agar mendapat
kegembiraan serta keselamatan agar tercapai segala cita-cita, terhindar dari
perbuatan yang bukan-bukan, caranya haruslah gemar prihatin (perih ing sajerone
batin).

Dalam hidup keprihatinan ini pandanglah dengan seksama, introspeksi, telitilah jangan
sampai salah, endapkan didalam hati, agar mudah menanggapi sesuatu. Dapatnya
demikian kalau senantiasa mendambakan kebaikan, mengendapkan pikiran, dalam
mawas diri sehingga seolah-olah hati ini kosong namun sebenarnya akan menemukan
cipta yang sejati.

Bila terpengaruh akan perbuatan yang bukan-bukan (perbuatan keji dan jahat), sudah
jelas akan menjadi sarang iblis, senantiasa mendapatkan kesulitan-kesulitan dan
kerepotan-kerepotan dalam hidup, sehingga tidak dapat berbuat dengan itikad hati
yang baik, seolah-olah mabuk kepayang.
Bila orang sudah terlanjur rusak, maka tidak tertarik terhadap perbuatan yg menuju
kepada kebajikan. Segala yg baik-baik lari dari dirinya, sebab sudah diliputi perbuatan
& pikiran yg jelek. Sudah melupakan Tuhannya. Ajaran-Nya sudah musnah berkeping-
keping. Namun demikian yg melihat, bagaikan matanya kemasukan pasir, tidak dapat
membedakan yg baik & yg jahat, sehingga yg jahat disukai dianggap utusan Tuhan.

Segala sesuatu itu harus dijalankan dengan penuh kesabaran. Sebab jika bergeser
(dari hidup yang penuh kebajikan) akan menderita kehancuran. Kemasukan setan
gundul, yang menggoda dengan membawa kendi berisi uang banyak.

Segala sesuatu itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati. Memang benar kalau ada
yang mengatakan demikian. Namun sebenarnya didalam hati repot juga. Sekarang
sudah tua, apa pula yang dicari. Lebih baik menyepi diri agar mendapat ampunan dari
Tuhan.

Semua org bisa merasakan bahwa gula itu manis. Gula adalah unsur ragawi atau
kulit (sembah raga), sementara rasa manis adalah hakekatnya (sembah rasa). Rasa
manis tidak hanya dimiliki oleh gula pasir, krn ada gula jawa, gula merah,dan
sebagainya. Itulah kiasan agama atau keyakinan, yang sepadan dengan berbagai
materi yg manis tersebut.

Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa, seolah-olah dapat mati didalam
hidup. Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan. Biarkanlah kami
hanya memohon karunia pada MU (Tuhan) agar mendapat ampunan sekedarnya.
Kemudian kami serahkan jiwa dan raga dan kami.

tobe countinues....part III

Diposkan oleh Ratu Resi Rama di 16.29 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
RABU, 24 APRIL 2013
THE SUNRISE

MATAHARI

I. AYAT-AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN


~MATAHARI & ALAM SEMESTA~

Dan tidaklah orang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit (ruang


alam) dan bumi (materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan keduanya itu. (Q.S. Al-Anbiya : 30).

v "Dan Matahari Berjalan Di Tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan


Yang Maha Perkasa Lagi Maha Mengetahui. ( Al Qur'an, 36 : 38)

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan Bulan


untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang mengerti. (Q.S.An-Nahl (16):12)

Tidakkah Engkau perhatikan bahwa Allah SWT memasukkan malam


pada Siang dan memasukkan siang pada malam (silih berganti). (Surah
Luqman: 29)

v "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Dia menciptakan langit dan Bumi dengan ada faedah dan guna yang
sebenar; Dia juga Menjadikan malam melingkari siang (dengan gelapnya),
dan menjadikan Siang melingkari malam (dgn cahayanya). (Surah Az-
Zumar: 5)

[164] Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari


timur, maka terbitkanlah dia dari barat,"

Dialah yang menjadikan matahari bersinar-sinar (terang-benderang),


dan Bulan bercahaya. (Surah Yunus: 5).
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan

bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis


edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
"Dan Matahari Berjalan Di Tempat peredarannya. Demikianlah
Ketetapan Yang Maha Perkasa Lagi Maha Mengetahui. " ( Al-Qur'an, 36 : 38 )
Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah orang yang apabila

disebutkan Allah akan gementar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya (ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman mereka, dan kepada Rab
(Tuhan) mereka bertawakal (Surah an-Anfal :Ayat 2)

Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah
akan menerima Taubatnya. (dari kitab Islam wa Qishshah).

Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah


membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya
{28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh
{32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu {33}(Q.S. An-Naziat: 27-33)

Surat An-Naziayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam


yang gelap gulita dan siang yang terang benderang.

v ayat 32 di atas, disebutkan gunung-gunung dipancangkan dengan


teguh.

v Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi


dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam.

Dan bumi sesudahkan itu dijadikan berbentuk telur. (surah An-Naazi


aat:30)*

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di


atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Fushshilat ayat 10 yang
berbunyi

v ( Dialah Tuhan yang menjadikan segala


yang ada di bumi untuk kamu)

v ( kemudian Dia menuju langit)

v ( lalu menciptakan tujuh langit)

v ( Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu)

surat al-Qolam ayat 1 : (1) ikan besar (nun)


berada di dalam air.

surat al-Anbiya : (31).. Allah


menciptakan gunung di bumi dan makanan untuk penghuni-penghuninya
dan menciptakan pepohonan dan semuanya diperlukan di bumi pada hari
Selasa dan Rabu.

Fushilat ayat 11 yang berbunyi: ..


(11 : )Bahwa asap itu merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap
dijadikan langit tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jumat.

surat al-Hadid ayat 4 yaitu :


(4 : )..
Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia berkuasa di atas Arasy.
(1) al-Mulk ayat 1
( Maha Suci Dia, yg di dlm tangan-Nya
sekaliankerajaan)
( Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha
Menentukan)

Ali-Imran ayat 191 :


Demikianlah bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Menentukan.

( Dia telah menciptakan tujuh langit


bertingkat-tingkat)

yaitu: Wahai para pendengar kamu


tiadak melihat ciptaan Allah sesuatu kekurangan dan cacat atau perbedaan
dan perselisihan.

yaitu: Melihat kelangit secara berulang-


ulang atas ciptaan Allah dan apakah kamu mellihat keterbelahan dan
keterputusan?

yaitu: Kemudian mengulang-ulang lagi melihat ke


langit yang sangat menajubkan.

yaitu: Penglihatanmu akan kembali kepadamu


dengan tidak menemukan sebuah cacat sebagai bukti, dan tidak melihat
apa yang kamu inginkan.

Siapa yang bertaubat sebelum Matahari terbit dari Barat, maka Allah akan
menerima Taubatnya.
(dari kitab Islam wa Qishshah).

II. SUMBER-SUMBER LITERATUR ILMIAH, POSTED & ARTIKEL ILMIAH


YANG BERHUBUNGAN DENGAN
~MATAHARI~

A. Wilayah Sunda Atlantik berasal dari Ledakan Matahari, yang


melepaskan Bumi pada orbit tertentu, dimana reaksi Nuklir antara
Matahari dan Bumi merupakan reaksi yang sama dan sebangun,
karena adanya pengaruh gravitasi Matahari, maka Bumi memiliki titik
tertinggi (titik terdekat dengan Matahari) yang disebut dengan Bandung
(Coordinates 0.0 Primitive Land). Titik tertinggi tersebut menembus
lapisan Ionosfier, yang berfungsi mengambil ozon dan partikel lainnya di
luar angkasa (Hidrogen dan Oksigen), serta mengubahnya menjadi
senyawa air dalam bentuk gumpalan es, yang mampu
mendinginkan bumi selama milyaran tahun, dan membentuk daratan
pertama dimuka bumi, karena itu Bandung disebut sebagai tanah asli
(Original Land or Primitive Land) atau disebut juga dengan nama Sunda
Atlantic. Sisa-sisa Reaksi Nuklir yang berasal dari Matahari tersebut,
sampai saat ini masih terdapat di pusat Bumi dengan nama Volcano (Na-
Ra-Ka).<By. Empire of the sun>
B. Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa
& belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut
kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang
lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek
kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi
manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi
dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap
bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai
dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan
nasib setiap orang. Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa
mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan
para Dewa (seperti kitab, pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan.
Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan
mengandung suatu kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman
Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa
tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang
banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk
memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa
kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada Anubis, Dewa
kegelapan. <By. Empire of the sun>
C. Ajaran/Kepercayaan Sunda/Matahari
by LQ Hendrawan on Sunday, 22 April 2012 at 15:46

Ajaran/ kepercayaan Sunda (Matahari) pada mulanya disampaikan oleh Sang


Sri Rama Mahaguru Ratu Rasi Prabhu Shindu La-Hyang / Sang Hyang
Tamblegmeneng ( bapak dari Da Hyang Su-Umbi = Dayang Sumbi ) putra dari
Sang Hyang Watu Gunung Ratu Agung Manikmaya yang lebih dikenal
sebagai Aji Tirem
( Aki Tirem ) atau Aji Saka Purwawisesa.
Inti ajaran Prabhu Sindhu atau Sintho (di Jepang) dan di India menjadi HINDU
(Hindus) Adalah Ajaran 'budhi-pekerti' dan ketata-negaraan yang disebut
sebagai La-Hyang Salaka Domas dan La-Hyang Salaka Nagara. ( sumber
wikipedia )

Ajaran Sunda lebih dikenal dengan sebutan Sundayana (yana = way of


life,aliran, ajaran, agama) artinya adalah ajaran Sunda atau
kepercayaan Matahari yang dianut oleh bangsa Galuh, khususnya di Jawa
Barat.

Sundayana disampaikan secara turun-temurun dan menyebar ke seluruh


dunia melalui para Guru Agung ( Guru Besar/ Batara Guru ), masyarakat
Jawa-Barat lebih mengenalnya dengan sebutan Sang Guru Hyang atau
dengan sebutan Guriang yang artinya Guru Hyang juga, dari cerita itu
ada sambung menyambung dengan Salaka Domas, Salaka Nagara
Kalimasada ( 2 kalimat syahahadat ).

Inti dari ajaran Sunda adalah welas-asih atau cinta-kasih, dalam bahasa
Arab-nya disebut rahman-rahim, sebab adanya rasa welas-asih ini yang
menjadikan seseorang layak disebut sebagai manusia. Artinya, dalam
pandangan kepercayaan Sunda ( bangsa Galuh ) jika seseorang tidak
memiliki rasa welas-asih maka ia tidak layak untuk disebut manusia, lebih
tepatnya sering disebut sbg Duruwiksa (Buta) mahluk biadab.

Sundayana terbagi dalam tiga bidang ajaran dalam satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah ( Kemanunggalan ) yaitu;

1. Tata-Salira/ Kemanunggalan Diri; berisi tentang pembentukan kualitas


manusia yaitu, meleburkan diri dalam ketunggalan agar menjadi
diri sendiri (si Swa) yang beradab, merdeka dan berdaulat atau
menjadi seseorang yang tidak tergantung kepada Apapun Dan
Siapapun Selain kepada diri sendiri.
2. Tata-Naga-Ra/ Kemanunggalan Negeri ; Yaitu Memanunggalkan
masyarakat/ bangsa (negara) Dalam Berkehidupan di Bumi secara
beradab, merdeka dan berdaulat. Pembangunan Negara Yg mandiri,
tdk menjajah dan tidak dijajah.
3. Tata-Buana/ Kemanunggalan Bumi; ialah kebijakan universal
( kesemestaan) untuk memanunggalkan Bumi dengan segala isinya
dalam semesta kehidupan agar tercipta kedamaian hidup di Buana.
Dari berbagai sumber Inti pola dasar ajaran Sunda adalah berbuat baik dan
benar yang dilandasi oleh kelembutan rasa welas-asih. Pola dasar tersebut
diterapkan melalui Tri-Dharma ( Tiga Kebaikan ) yaitu sebagai pemandu
ukuran nilai atas keagungan diri seseorang/ derajat manusia diukur
berdasarkan dharma ( kebaikan ).
1. Dharma Bakti, ialah seseorang yang telah menjalankan budhi
kebaikan terhadap diri, keluarga serta di lingkungan kecil tempat ia
hidup, manusianya bergelar Manusia Utama.
2. Dharma Suci, ialah seseorang yang telah menjalankan budhi kebaikan
terhadap bangsa dan negara, manusianya bergelar Manusia Unggul
Paripurna ( menjadi idola ).
3. Dharma Agung, ialah seseorang yang telah menjalankan budhi
kebaikan terhadap segala peri kehidupan baik yang terlihat maupun
yang tidak terlihat, yang tercium, yang tersentuh dan tidak tersentuh,
segala kebaikan yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu,
manusianya bergelar Manusia Adi Luhung ( Batara Guru ).
Dalam agama Islam bisa jadi arti ini adalah tingkatan dari Syariat, Tarikat,
Hakikat yang jika semua sudah tercapai menjadi Ma'rifat.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Tri-Dharma ini kelak menjadi pokok


ajaran Budhi-Dharma ( Buddha ) yang mengutamakan budhi kebaikan
sebagai
bukti dan bakti rasa welas-asih terhadap segala kehidupan untuk mencapai
kebahagiaan, atau pembebasan diri dari kesengsaraan. Ajaran Tri-Dharma
dilanjutkan dan dikembangkan oleh salah seorang tokoh Mahaguru Rasi
Shakyamuni Sidharta Gautama ( Sang Budha ), seorang putra mahkota
kerajaan Kapilawastu di Nepal India. Pembentukan Tri-Dharma Sunda
dilakukan melalui tahapan yang berbeda sesuai dengan tingkatan umurnya
yaitu :

1. Dharma Rasa, ialah mendidik diri untuk dpt memahami rasa


( kelembutan ) di dalam segala hal, sehingga mampu menghadirkan
keadaan ngarasa jeung rumasa ( menyadari rasa dan memahami
perasaan ) / Empaty. Dengan demikian dalam diri seseorang kelak
muncul sifat menghormati, menghargai, dan kepedulian terhadap
sesama serta kemampuan merasakan yang dirasakan oleh orang lain (
pihak lain ), hal ini merupakan pola dasar pembentukan sifat welas-
asih dan manusianya kelak disebut Dewa-Sa.
2. Dharma Raga, adalah mendidik diri dalam bakti nyata ( bukti ) atau
mempraktekan sifat rasa di dalam hidup sehari-hari ( *bukan teori )
sehingga kelak keberadaan/ kehadiran diri dapat diterima dg senang
hati ( bahagia ) oleh semua pihak dalam keadaan ngaraga jeung
ngawaruga ( menjelma dan menghadirkan ). Hal ini merupakan pola
dasar pembentukan perilaku manusia yang dilandasi oleh kesadaran
rasa dan pikiran. Seseorang yang telah mencapai tingkatan ini
disebutDewa-Ta.
3. Dharma Raja, adalah mendidik diri untuk menghadirkan Jati Diri
sebagai manusia welas-asih Yang Seutuhnya Dalam Segala Perilaku
Kehidupan memberi Tanpa diberi atau memberi tanpa menerima
( tidak ada pamrih ). Tingkatan ini merupakan pencapaian derajat
manusia paling terhormat yang patut Dijadikan suri-teladan bagi
semua pihak serta layak disebut ( dijadikan ) Pemimpin.

D. Pitutur para sepuh tentang proses terjadinya Sunda


& Planet Bumi
by LQ Hendrawan on Sunday, 22 April 2012 at 15:46

Awalnya Yang Maha Kuasa membentuk Jagat Suwung, yaitu sesuatu yang
gelap, kosong, hening. Tidak ada barat, timur, utara, selatan, singkatnya...
sebuah keadaan yang sulit terciptakan (cipta = pikir).
Tahap selanjutnya Yang Maha Kuasa menghadirkan suatu suara
seperti Tawon Laksaketi (berjuta-juta tawon) yang berbunyi Huuuung....
Dunia ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai Suara Kosmik.
Dari pusat suara munculah jentik-jentik sinar cemerlang Hyang Putih /
Ingyang Putihsebesar sayap nyamuk. Dalam bahasa ilmu pengetahuan
modern model ini disebut molekul cahaya. Semakin lama semakin
menggumpal, membesar dan terus membesar.
Gumpalan, kumpulan molekul (atom ?) itu semakin lama semakin besar dan
memadat maka jadilah Sang Hyang Tunggal, sebuah sumber cahaya
gemilang yang agung dan suci serta tidak ada bandingnya.
Atas kehendaknya (Yang Maha Kuasa ?), Sang Hyang Tunggal memecah
dirinya menjadi beberapa bagian dan menyebar di Jagat Suwung. Ilmu
pengetahuan modern menyebutnya sebagai Big Bang, istilah itu dipelopori
oleh Stephen Hawking.
Pecahan dari Sang Hyang Tunggal menyebar mengisi Jagat Suwung dan
kembali menjadi jentik-jentik sinar yang berpencar. Saat ini kita
mengenalnya dalam tiga (3) kelompok : Kartika
(Bintang), Surya (Matahari), Chandra (Bulan) atau sering disebut sebagai
susunan Tata Surya.
Salah satu dari milyaran tata surya pengisi Jagat Suwung
adalah Matahari kita yang dikelilingi oleh planet-planet, dan planet-planet
tersebut pun hasil pemisahan (ledakan) dari Matahari itu sendiri.
Maka, Matahari kita itu merupakan putra dari Sang Hyang Tunggal dan atau
cucu dari Hyang Putih.
Matahari dikenal sebagai Sang Hyang Manon atau lebih populer
disebut Batara Guru yang artinya adalah yang senantiasa memberikan /
menyampaikan penerang sebagai cahaya kehidupan (*gerak).

1. Arti Kata Sunda.


Matahari adalah api sejati yang sangat besar dan dituliskan dalam
susunan kata SU(sejati) NA (api / geni / agni) DA (agung / besar / gede)
atau sering disebut sebagai SUNDA.
Kita dapat menemukan istilah Sunda dalam beberapa penamaan
seperti; Gunung Sunda (+Purba), Selat Sunda, Sunda-Ra, Kepulauan Sunda
Besar Sunda Kecil, dst. Bahkan seorang filsuf Yunani, Plato menyebutnya
sebagai Sunda-Lan atau Ata-Lan atau boleh jadi artinya sama dengan Atlan
(Atlantis).
Maka, Sunda sama sekali bukan nama sebuah ras atau suku pun etnis,
apalagi hanya berupa batas wilayah sebesar Jawa-Barat. Sebab, Sunda
merupakan tatanan besar yang berlandas kepada nilai-nilai filosofis ke-
Matahari-an.
~kaisarmatahari66@gmail.com~
Betul bahwa pusat Sunda itu ada di Jawa Barat hal tersebut karena
keberadaan Gunung Sunda Purba / Gunung Matahari / Gunung Batara Guru /
Gunung Cahaya, dalam bahasa Yunani kuno disebut
sebagai Gunung Olympia (Olympus = Cahaya) dikenal sebagai tempat
tinggal para dewa. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas wilayah di
Jawa-Barat menggunakan istilah Ci artinya Cahaya. Istilah Ci tentu
tidak sama dengan Cai yang berarti kemilau yang dipantulkan dari
permukaan tirta / banyu / apah / air.

2. Sang Guru Hyang & Da Hyang Sumbi

Dari cerita Wayang Purwa dikisahkan bahwa Batara Guru jatuh cinta
kepada Batari Uma / Dewi Uma. Batari Uma berobah menjadi Batari Durga &
dikawini oleh Batara Kala. Arti kata Guru adalah yang selalu bersinar /
senantiasa menerangi / pemberi kebenaran. Sedangkan arti
kata Batara ialah yang menyampaikan (yang menyinari) gerak
kehidupan.
Dalam pikukuh Sunda keluhuran budi-pekerti & dharma bakti agung pada
diri seseorang menyebabkan ia layak (disetarakan) sebagai sosok Guru.
Adapun derajat yang tertinggi dan paling sepuh disebut Sang Guru
Hyang (Sang Guriang) yang artinya adalah Saka Guru(Guru yang Tertinggi /
Puncak tertinggi dari segala Guru / Cahaya) dan itu sama dengan
Matahari disisi lain hal tersebut maknanya sama dengan Sunda.

Batari Uma (Ma / Umi / Ambu / Ibu / Umbi / Bumi) sesungguhnya merupakan
pecahan dari Matahari (Batara Guru / Sunda), didapat dari hasil ledakan
besar yang kemudian bergerak mengeliling Matahari menjadi bagian dari
Tata-Surya (Solar System).

Batari Uma atau Dewi Uma pada mulanya bersinar terang seperti halnya
Batara Guru, namun lama-kelamaan sinarnya semakin padam dan
permukaannya berobah menjadi tanah yang bergelombang. Tentu saja hal
tersebut akibat ia menjauh dari Matahari (Batara Guru), kejadian itu
diumpamakan sebagai kutukan Batara Guru kepada Dewi Uma yang
kemudian berobah nama menjadi Batari Durga yang buruk rupa.
Setelah Dewi Uma kehilangan cahaya dan menjadi Batari Durga maka ia
dikawini oleh Batara Kala, yang artinya ialah terkena hukum waktu maka
terjadilah peristiwa waktu & ruang di planet Bumi.

Waktu (Kala) ditentukan oleh Matahari


Ruang (Pa) ditentukan oleh Bumi

Namun demikan, walaupun Dewi Uma telah menjadi Batari Durga ia masih
mengandung putra dari Batara Guru dan saat ini kita menyebutnya
sebagai Magma (api yang ada di perut Bumi) yang kelak melahirkan
berbagai jenis batuan serta unsur-unsur lainnya sebagai penunjang
kehidupan para penduduk Bumi.
Peristiwa tersebut dalam Pikukuh Sunda diabadikan dengan sebutan Bua-
Aci (buah-aci) atau lebih dikenal sebagai Sang Hyang Pohaci, yang
senantiasa memberikan kesuburan (*kehidupan)kepermukaan tanah. Dari
sebutan atau ungkapan tersebut pada saat sekarang membuat kita
mengenal istilah buah (*phala / pala / pahala) serta istilah Bua-na yang
kelak berobah menjadi Banua (Benua).

Perobahan dari Dewi Uma menjadi Batari Durga (*karena tertutup tanah)
menyebabkan perut Bumi harus dapat mengeluarkan panas Bumi (magma),
maka lahirlah sebuah cerobong raksasa yang disebut sebagai Gunung
Sunda (Gn. Batara Guru).
Pada dasarnya Dayang Sumbi itu berasal dari kata Da-Hyang - Su-Umbi ,
artinya :

Da = Agung / Besar
Hyang = Moyang / Eyang / Biyang / Leluhur / Buyut.
Su = Sejati
Umbi = Ambu / Ibu

Dayang Sumbi mengandung makna: Leluhur Agung Ibu Sejati atau setara
dengan sebutan Buana / Ibu Pertiwi / Bumi / Earth.
Maka jika disimpulkan, kisah / legenda Sang Guru Hyang & Da Hyang Su
Umbi itu lebih kurang memaparkan tentang kejadian / hubungan antara
Matahari & Bumi, keberadaan Waktu & Ruang (Kala & Pa) dan khususnya
berceritera tentang awal kehidupan manusia di muka Bumi yang intinya
menyatakan bahwa waktu & ruang merupakan hukum kehidupan.

3. Situmang = Trisula Naga-Ra

Dalam kisah Sang Guru Hyang diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada
akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang
membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang
Sumbi sedang menenun. Perkawinan mereka menghasilkan
sosokSangkuriang (Sang Guru Hyang).
Sangkuriang atau sebut saja Sang Guru Hyang yang ke II ini maknanya
adalah kelahiran Negeri Matahari (Dirgantara) sebagai pusat Keratuan /
Keraton Dunia, atau kelahiran pola ketata-negaraan yang pertama di dunia
yang ditandai oleh Gunung Sunda Purba atau Gn. Matahari / Gn. Batara
Guru. Saat ini tersisa sebagai Gn. Tingkeban Pa-Ra-Hu, dan sekarang kita
menyebutnya sebagai Gn. Tangkuban Parahu.
Setelah keberadaan wilayah beserta penduduknya, bentuk kemasyarakatan
diawali dengan adanya Tata / Aturan / Hukum yang berupa Tri Su La Naga-
Ra (Tiga Kesejatian Hukum pada sebuahNegara), atau dalam silib &
siloka SITUMANG yaitu terdiri dari :
- Rasi / Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan,
wilayahnya disebut Karesian / Kadatuan atau Kedaton.
- Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya
disebut Keratuan / Keraton.
- Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan,
wilayahnya disebutkaramat atau sering disebut
sebagai kabuyutan atau wilayah para leluhur / luhur / gunung (*?) = (tanah
suci).
- Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan,
wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.
~kaisarmatahari66@gmail.com~
Adapun sosok binatang anjing merupakan metafora atau perumpamaan
dari watak kesetiaan. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan
kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti
halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka gajah,
ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk harimau
(mang / hitam ang/merah ung/putih = maung).

4. Awal Kenegaraan Dunia


Layang Saloka Domas & Saloka Nagara
Secara logika tentu awal keberadaan sebuah negara harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu : kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat,
aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi
maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.
Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda yang
konon (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali
dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama Salokanagara /
Salakanagara. Tentu kerajaan tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh
adanya nilai-nilai ajaran yang menjadi sebuah peraturan / hukum. Itu
sebabnya masyarakat kita mengenal istilah Layang Saloka Domas yang
artinya :
- La = Hukum
- Hyang = Leluhur
- Sa = Esa / Tunggal / Satu
- Loka = Tempat / Wilayah
- Domas = Tidak Terhingga / invinity / 8
Arti keseluruhannya ialah : Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak
Terhingga............................< BUNGSP the EXTRATERRIRORIAL >

Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum


yang sangat besar.Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah :
Sa = Esa / Tunggal / Satu
Loka = Tempat / Wilayah
Naga = *...lambang penguasa darat & laut (samudra).
Ra = Matahari
Saloka Naga-Ra berarti :
Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.

5. Aki Tirem
Menyentuh jaman Saloka Nagara tentu tidak terlepas dari keberadaan Aki
Tirem yang mempunyai makna sebagai berikut;
Aki = Leluhur / Kokolot / Sesepuh / Tohaan / Tuhaan (Tuhan).
Tirem = (............beberapa kemungkinan arti) :
Tarum / Taru-Ma (Kalpataru / pohon hayat / kehidupan).
Ti-Rum / Rumuhun
Ti-Ram / Rama
Jika Tirem itu adalah kata lain dari Taru-Ma (*taru = tree / pohon,
dan ma = uma / bumi / ambu / ibu) maka istilah Aki Tirem / Taruma bisa
mengandung makna sebagai Pohon keluarga para leluhur Bumi.

E. BangsaMatahari,Sundaland,Poseindon,Maya
(serial twit @warninggempa) bagian 1 & 2

Posted by Ahmad Yanuana Samantho on Desember 28, 2011 in Atlantis


Sunda Land, Ibrah Sejarah
by Sam Sudrab on Wednesday, November 23, 2011 at 5:54pm
1. India memiliki mitologi terkenal, bahwa matahari yang terbit dari
Timur merupakan sumber segala kekuatan.
2. Indra adalah simbul sang penguasa dari arah timur, dalam pantheon
(masyarakat para dewa) Hindu menjabat Dewa Perang #matahari
3. Adapun penguasa dari arah Barat adalah Varuna, identik dengan Dewa
Laut #matahari
4. Jika dilihat serius, falsafah utama dalam feng shui adalah
bersandarlah pada gunung, lihatlah luasnya lautan #matahari
5. Pengumpulan dalam kelompok Timur dan Barat bukanlah tanpa
perhitungan matang #matahari
6. Dewa Indra, dalam mitologi India sang penguasa dari timur, tempat
tinggallnya di keindraan atau puncak gunung #matahari
7. Terdapat persamaan fundamental feng shui versi Tiongkok dan
aturan-aturan Manasara versi India #matahari
8. Bangunan menganuty Feng shui dan candi versi india umumnya
bersinggungan dengan arah mata angin dan bentuk #matahari
9. Tuips, dalam Astadikpalaka penjaga arah Utara adalah Kuvera atau
Dewa. Kekayaan#matahari
10. Sementara arah Selatan adalah Yama penjaganya yang siartikan
sebagai tempat kemalangan #matahari
11. Kalau dalam feng shui arah Utara digambarkan sebagai lokasi elemen
air, perlambang kemakmuran #matahari
12. Arah Selatan feng shui adalah lokasi elemen api, simbolkemalangan.
Elemen rumus penting perhitungan feng shui #matahari
13. Karena itu elemen api dlm fengshui bukan yg sesunggunya, melainkan
pengaruh tertentu, sebagaimana air, tanah, kayu, dan logam
#matahari
14. Apakah yang dimaksud jazirah sunda land? #matahari
15. Ada bangsa yg hidup di dataran sunda, mereka hidup tergantung
#matahari. Bangsa sunda adalah bangsa matahari
16. Tuips, nanti lanjut kisah bangsa #matahari yg dikenal dengan bangsa
yg mendiami jazirah sundaland
17. Bangsa sunda menghargai #matahari adalah bentuk lambang yang
Maha Kuasa paling tua, bahkan lebih tua dari planet Bumi itu sendiri
18. Di kala es mencair 20 ribu tahun yg lalu, daerah luas yg ada
kehidupan bangsa sunda land beserta ekologi lainnya tergantung
#matahari
19. Setidaknya, secara forensik alam, 20 tahun lalu, menjadi bukti kuat
kehidupan di daerah yg disinari #matahari
20. Tanpa #matahari di Bumi tidak pernah ada kehidupan dan hanya ada
kegelapan! Kata leluhur nusantara bangsa sunda (matahari)
21. Bangsa Sunda (bukan etnis), menjadi penduduk sunda land,
menjunjung tinggi dan menghormati #matahari
22. Sudah ada bangsa #matahari jauh sebelum muncul manual book dan
legenda/mytologi india atau Cina dll tentang #matahari
23. @MardoniSetiawan bisa dilihat dari beberapa parameter forensik
geologi #matahari
24. Sunda (sinar, nur, #matahari) menjadi petunjuk penting lahirnya
ajaran monotheisme
25. Jejak monotheisme sunda terdapat diseluruh benua (Amerika, Eropa,
Afrika dan Asia) berupa Kuil #matahari (The Temple of The Sun)
26. Masa lalu monotheisme sunda sampai hari ini masih dalam tahap
pembuktian pusat peradabannya. Ada masa hilang dalam sejarah
dunia#matahari
27. Tuips, mythologi #matahari dan air, bukan semata milik India dan
china. Ribuan tahun yg lalu Garda atau Garuda jadi mytologi
nusantara.
28. Di Candi sukuh terpampang GARUDA dan NAGA sejak ribuan tahun lalu
sebagai lambang kekuasaan bangsa #matahari
29. GARUDA diadopsi bentuk AYAM JANTAN yg erat dg #matahari, sedang
NAGA melambangkan Laut dan dataran tinggi (gunung)
30. GARDA sosok GARUDA yang sedang mencengkram dua ekor NAGA
tampaknya tidak menjadi perhatian serius di candi itu #matahari
31. GARUDA PANCA SILA yang saat ini dijadikan penanda lambang
IDEOLOGI bangsa Indonesia sebetulnya bukanlah bentuk tanda baru
#matahari
32. Terjadi adaptasi sosok Garuda maupun lambang Naga-nya yang
diganti oleh PITA putih bertuliskan BHINNEKA TUNGGAL IKA #matahari
33. Ini GARUDA dan Naga di Candi Sukuh http://twitpic.com/7hcuyx
34. GARUDA pernah menjadi Koloni Dunia, sebuah
hipotesa http://t.co/TyfIwmEu
35. Tuips, setelah mytologi cina, india, jepang, dan candi sukuh tentang
#matahari, tampak bahwa sunda (#matahari ) berperan penting
36. Sunda adalah Nusantara dan bukan suku bangsa yang tinggal di
daerah Jawa-Barat saja, jazirah panjang sundaland #matahari
37. Istilah sunda diartikan salah, seolah suku sunda jabar saja. Sejarah
nusantara sebagai jazirah penting satu kesatuan, terputus #matahari
38. Bangsa #matahari sunda miliki wilayah besar yang meliputi hampir
setengah planet Bumi
39. Jaman itu dikenal wilayah yang disebut Kepulauan Sunda Besar dan
Sunda Kecil #matahari .
40. Kisah sunda #matahari bisa dilihat dlm Cosmos Global Doc :
SUNDAEhttp://twitpic.com/7hfztp
41. @sirdelapradana nanti akan dijelaskan fungsi #matahari sebagai
dasar waktu
42. Dalam Mytologi Yunani kuno dikenal Poseidon si Raja Lautan, apa
maknanya #matahari
43. Bangsa Poseidon adalah bangsa Maritim. Dipastilan bukan dari benua
Amerika, Afrika ataupun Eropa, apalagi Australia #matahari
44. Bangsa Maritim adalah sebutan bangsa yang saat itu masih dalam
sebuah benua bernama Benua Sunda #matahari
45. Kisah Poseidon, gambaran Bangsa besar benua sunda selain Santos,
Offenheimer #matahari twitpic.com/7hgebe
Seluruh lautan di muka Bumi dikuasai pasukan maritim kuat dlm kisah
Poseidon #matahari46. Poseidon Sang Raja Lautan dlm myttology Yunani
gunakan senjata Trisula dan mengendarai kereta yang ditarik oleh Naga
#matahari47. Inilah mythology Poseidon http://twitpic.com/7hglvf48. Sangat
menarik melihat fakta2 dalam Poseidon
#matahari http://twitpic.com/7hgmet49. Mythologi Poseidon, bangsa
#matahari tularkan pola tatanan kehidupan manusia dalam bermasyarakat
berbangsa dan bernegara yg kelak menyebar50. Beberapa fakta dalam
Mythologi Poseidon menyerupai bangsa Pasundan atau bangsa #matahari51.
Mythologi Poseindon, berpengaruh kuat dalam pikiran2 filosof terkemuka
yunani #matahari52. Ada continuity sejarah tata masyarakat dan
kenegaraan bangsa sunda yg terekam dan pengaruhi filosof era Yunani Kuno
#matahari53. Trisula dlm Mythology, oleh Lucky Hendrawan tentang 3 hal:
1). Benar menurut diri 2). Benar menurut negeri 3). Benar menurut
Bumi.#matahari54. Menurut Lucky, Trisula itu merupakan konsep hukum
universal atau tata hukum yang berlaku bagi seluruh penduduk Planet Bumi
#matahari55. Tuips, setelah Myth india, cina, jepang dan yunani yg
gambarkan continuity masa sebelum mereka, akan dilanjutkan dengan suku
Maya #matahari

Anda mungkin juga menyukai