130501064248buku Petujuk Teknis PROPER 2013 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 132

Petunjuk Teknis Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam


Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER)
2013

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi
BAB I Pendahuluan .................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................. 5
C. Ruang Lingkup ................................................................... 5
BAB II Mekanisme Pelaksanaan Proper Dekonsentrasi 2013 6
BAB III Tahap Persiapan ............................................................. 10
A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER ............................. 10
B. Penguatan Kapasitas ......................................................... 10
C. Sosialisasi ............................................................................ 11
BAB IV Inspeksi Lapangan dan Supervisi ............................... 13
A. Pengumpulan Data Awal ................................................. 13
B. Pelaksanaan Inspeksi ........................................................ 13
C. Penyusunan Laporan Inspeksi ......................................... 16
D. Supervisi .............................................................................. 17
BAB V Pemeringkatan ................................................................ 18
A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER 18
(Rapor) Sementara .............................................................
B. Pemberitahuan Hasil Peringkat Sementara ................... 19
C. Sanggahan/Klarifikasi ...................................................... 20
D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER .............. 20
BAB VI Peningkatan Kapasitas Kabupaten/Kota .................. 21
BAB VII Jadual Kegiatan Proper 2013 ....................................... 22
BAB VIII Evaluasi dan Pelaporan ............................................... 23

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT, Petunjuk Teknis
Kegiatan Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3,
Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, Tahun
2013 dapat kami susun tepat pada waktunya.

Dalam rangka menjawab pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Deputi


Pengendalian Pencemaran Lingkungan mengupayakan perencanaan program dan
kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air
dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, dapat dilaksanakan secara
terarah dan terukur oleh Pemerintah Provinsi sesuai sasaran kinerja Kementerian
Lingkungan Hidup.

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi dalam
melaksanakan kegiatan dekonsentrasi di daerah dalam upaya meningkatkan ketaatan
perusahaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga agar pencemaran lingkungan
hidup dapat dicegah sejak dini.

Akhir kata kami berharap Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi para pihak dalam
mengupayakan perbaikan kualitas lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan. Saran dan masukan terhadap Petunjuk Teknis ini akan sangat
bermanfaat dalam meningkatkan kinerja PROPER.

Jakarta, Januari 2013


Deputi MENLH Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan

M.R. Karliansyah

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan


Pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dimaknai sebagai bentuk kepedulian
Pemerintah Pusat terhadap Daerah melalui pendelegasian kewenangan yang dimiliki
dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah agar
terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan utama penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas perbantuan adalah untuk


mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah, sebagaimana dimaksud dalam
konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan


Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, telah menetapkan urusan bidang lingkungan hidup yang menjadi
Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
berdasarkan kriteria eksternal, akuntabilitas dan efisiensi.

Dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, Menteri


memandang perlu untuk menyelenggarakan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup
kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.

Dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat meningkatkan


kapasitas daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menjunjung pencapaian
sasaran prioritas nasional yang termuat dalam Program Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup yang diukur berdasarkan indikator kinerja utama
meningkatnya pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi;
menurunnya pencemaran lingkungan pada air, udara, sampah, dan limbah B3;
memastikan penghentian kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS);
tersedianya kebijakan di bidang perlindungan atmosfir dan pengendalian dampak
perubahan iklim; dan meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.

Pengawasan pengendalian pencemaran air dan udara serta limbah B3 melalui


mekanisme PROPER merupakan satu dari Program Nasional yang dilaksanakan
secara dekonsentrasi. Untuk menstandarkan pelaksanaan dekonsentrasi tersebut perlu
disusun petunjuk teknis yang akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah

4
(SKPD) Provinsi dalam melaksanakan lingkup penyelenggaraan dekonsentrasi bidang
lingkungan hidup.

B. Tujuan

Tujuan petunjuk teknis ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi institusi
pengelola lingkungan hidup tingkat Provinsi dalam melaksanakan tugas
dekonsentrasi PROPER.

C. Ruang Lingkup

Petunjuk teknis dekonsentrasi ini memuat langkah-langkah dan standar teknis


pelaksanaan PROPER di Provinsi. Petunjuk teknis terdiri dari BAB I Pendahuluan
yang menjelaskan mekanisme umum Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan
Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui
PROPER. BAB II Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Proper 2013, BAB III
menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk persiapan pelaksanaan
PROPER. BAB IV menjelaskan tentang mekanisme dan prosedur pelaksanaan inspeksi
lapangan dan supervisi. Langkah setelah inspeksi lapangan dan supervisi dijelaskan
dalam BAB V tentang Pemeringkatan. Salah satu tugas dekonsentrasi adalah
peningkatan kapasitas Kabupaten/Kota. Langkah-langkah peningkatan kapasitas di
jelaskan pada Bab VI. Sedangkan Bab VII menjelaskan tentang Jadual Pelaksanaan dan
selanjutnya pada Bab VIII dijelaskan tentang Evaluasi & Pelaporan. Untuk kepraktisan
buku ini, maka Lampiran-lampiran dipisahkan dari Buku Petunjuk Teknis.

5
BAB II
MEKANISME PELAKSANAAN DEKONSENTRASI PROPER 2013

Pada periode penilaian PROPER tahun 2012-2013, Kementerian Lingkungan Hidup


menargetkan akan melakukan evaluasi kinerja lingkungan terhadap 2168 perusahaan
dengan ketentuan:
a. 1238 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh 32 provinsi;
b. 476 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup;
c. 454 perusahaan yang memperoleh peringkat taat dalam 3 periode PROPER
terakhir, pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
melalui mekanisme self assesment;
d. Pengawasan dan usulan peringkat Biru, Merah dan Hitam dilakukan oleh 32
Provinsi dan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup;
e. Penilaian Hijau dan Emas dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian
Lingkungan Hidup;
f. Penetapan peringkat dilakukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Penetapan provinsi yang berperan serta pada pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER


2013 telah ditentukan melalui Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengendalian Pencemaran
yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2012. Pada Rakernis tersebut telah disetujui
jumlah dan nama perusahaan yang akan dilakukan pengawasan penaatan oleh 32
Provinsi. Untuk memperbaharui data perusahaan yang mutakhir, Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan telah mengirimkan surat No. B-296
/Dep.II/LH/PDAL/01/2013 Perihal Permohonan Rapor PROPER 2012-2013 dan
Kandidat Industri PROPER 2012-2013 untuk meminta masing-masing Provinsi
mengajukan daftar nama perusahaan yang akan di PROPER pada periode 2012-2013.
Seluruh provinsi telah memberikan respon dengan rekapitulasi jumlah industri yang
diusulkan sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi perusahaan peserta PROPER melalui mekanisme dekonsentrasi.

KESEPAKATAN RAKERNIS USULAN PROVINSI


No. PROVINSI
2012 2013
1 Aceh 20 10
2 Bali 37 36
3 Banten 100 78
4 Bengkulu 15 20
5 D.I. Yogyakarta 25 21
6 DKI Jakarta - 85
7 Gorontalo 10 10
8 Jambi 49 49
9 Jawa Barat 120 115
10 Jawa Tengah 62 76

6
KESEPAKATAN RAKERNIS USULAN PROVINSI
No. PROVINSI
2012 2013
11 Jawa Timur 95 75
12 Kalimantan Barat 30 32
13 Kalimantan Selatan 55 55
14 Kalimantan Tengah 19 19
15 Kalimantan Timur - 25
16 Kep. Bangka Belitung 25 26
17 Kepulauan Riau 21 20
18 Lampung 75 75
19 Maluku 22 26
20 NTB 40 31
21 Papua Barat - 10
22 Riau 75 100
23 Sulawesi Barat 6 7
24 Sulawesi Selatan 35 35
25 Sulawesi Tengah 16 12
26 Sulawesi Tenggara 10 10
27 Sulawesi Utara 31 31
28 Sumatera Barat 30 35
29 Sumatera Selatan 51 50
30 Sumatera Utara 80 40
TOTAL 1178 1238
Keterangan : MPJ = Sektor Manufaktur Prasarana Jasa; PEM = Sektor Pertambangan Energi Migas; AGRO = Sektor Agroindustri

Adapun daftar lengkap perusahaan peserta PROPER yang didekonsentrasikan kepada


Provinsi terdapat pada Lampiran 1.

Dekonsentrasi PROPER dilaksanakan dengan melaksanakan 4 tahapan pelaksanaan


PROPER sebagai berikut :
1. Persiapan;
2. Inspeksi Lapangan dan Supervisi;
3. Pemeringkatan Penaatan;
4. Peningkatan Kapasitas.

7
PERSIAPAN

PENETAPAN TIM
PENGUATAN PENGUMPULAN
TEKNIS & TIM SOSIALISASI
KAPASITAS DATA
PELAKSANA

INSPEKSI LAPANGAN & SUPERVISI

INSPEKSI SUPERVISI INSPEKSI SUPERVISI INSPEKSI SUPERVISI


TAHAP I TAHAP I TAHAP II TAHAP II TAHAP III TAHAP III

PEMERINGKATAN PENAATAN
PENYUSUNAN REVIEW PENENTUAN PEMBERITAHUAN
RAPORT PERINGKAT PERINGKAT PERINGKAT
SEMENTARA TAHAP I SEMENTARA SEMENTARA

REVIEW
MASA REVIEW USULAN
PERINGKAT
SANGGAHAN SANGGAHAN PERINGKAT
TAHAP II

PENINGKATAN KAPASITAS
PENINGKATAN
KAPASITAS
KABUPATEN / KOTA

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER 2013

Dalam melaksanakan dekonsentrasi PROPER terdapat beberapa prinsip dasar yang


digunakan sebagai pedoman pelaksanaannya. Salah satu prinsip dasar adalah
pelaksanaan PROPER yang didekonsentrasikan kepada 30 Provinsi tersebut di atas,
Kriteria Penilaian PROPER dan Mekanisme Pelaksanaan PROPER wajib mengikuti
ketentuan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

Untuk menjamin kredibilitas dan akuntabilitas pelaksanaan PROPER, semua aparat


yang terlibat dalam pelaksanaan PROPER wajib melaksanakan etika Pejabat
Pengawas Lingkungan Hidup, yakni:
1. Menaati semua ketentuan disiplin dan sumpah pegawai negeri;
2. Menghindari setiap pertentangan kepentingan karena faktor finansial atau
kepentingan lainnya yang berkaitan dengan hasil pengawasan;
3. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dengan petugas dari penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan;

8
4. Menguasai dan menerapkan konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) selama
melaksanakan pengawasan;
5. Melaporkan fakta-fakta hasil pengawasan secara lengkap, akurat, dan obyektif;
6. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan profesional dan keterampilan teknis;
7. Berpenampilan pantas termasuk mengenakan pakaian dan peralatan pelindung
untuk keselamatan kerja;
8. Melengkapi diri dengan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pengawasan yang mudah dibawa untuk menghindari hutang budi terhadap usaha
dan atau kegiatan.

9
BAB III
TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan pada dasarnya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan


PROPER selanjutnya. Perangkat lunak seperti Kriteria Penilaian, perusahaan yang
akan di PROPER, Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan PROPER perlu
disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan jadual yang ditetapkan.
Adapun langkah-langkah tahap persiapan antara lain adalah:

A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER

Tahap pertama dalam persiapan pelaksanaan dekonsentrasi PROPER 2013 adalah


melakukan penyusunan Tim Pelaksana PROPER Provinsi. Langkah-langkah
penyusunan tim adalah sebagai berikut :

1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menetapkan susunan Tim Pelaksana


PROPER Provinsi dalam suatu surat keputusan dengan susunan sebagai berikut:
a. Ketua Tim Pelaksana PROPER, adalah Kepala Bidang yang menangani
pengawasan.
b. Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi:
1) Staf administrasi yang bertugas menyelesaikan urusan administrasi dan
keuangan.
2) Tim Pengolah Data yang bertugas mengelola data hasil pengawasan
lapangan dan menyiapkan Rapor, Tim Pengolah Data harus menguasai
komputer terutama aplikasi Ms Word dan Ms Excel.
c. Tim Inspeksi PROPER Provinsi, adalah pejabat pengawas lingkungan hidup
daerah atau staf teknis yang memperoleh pelatihan pengawasan PROPER.
d. Khusus untuk penilaian aspek kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan
dapat dilakukan bekerjasama dengan inspektur tambang pada instansi
pertambangan Provinsi.

2. Kepala Intitusi Lingkungan Hidup Provinsi menyampaikan Surat Keputusan Tim


Pelaksana PROPER Provinsi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui
Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

B. Penguatan Kapasitas

Dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan PROPER, maka sumberdaya manusia


pelaksana harus memenuhi persyaratan kompetensi yang standar. Pelaksanaan
penguatan kapasitas PROPER dilakukan kepada 8 provinsi baru (Sulawesi Barat,
Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara,
Kepulauan Riau dan Papua Barat), sedangkan provinsi (Bali, Banten, Bengkulu, D.I.

10
Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Maluku, NTB, Riau,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
dan Sumatera Utara) yang telah melaksanakan PROPER tahun 2011-2012 akan
dilakukan penyegaran (refreshment) di Jakarta.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penguatan kapasitas dan


penyegaran dengan ketentuan:

I. Penguatan Kapasitas Petugas Inspeksi PROPER Provinsi (10 Provinsi Baru)


1. Tim teknis PROPER KLH melakukan penguatan kapasitas sumberdaya manusia
kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.
2. Sekretariat PROPER KLH mengkoordinasikan pelaksanaan penguatan kapasitas
dan sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.
3. Sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER didasarkan atas uji kompetensi dan tingkat
kehadiran peserta dalam kegiatan peningkatan kapasitas.
4. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah memperoleh sertifikasi dapat
melakukan peningkatan kapasitas kepada Petugas Inspeksi PROPER
Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Tim
Teknis PROPER KLH.

II. Penyegaran Petugas Inspeksi PROPER Provinsi (22 Provinsi Lama)


1. Sekretariat PROPER KLH mengkoordinasikan pelaksanaan penyegaran
(refreshment) PROPER kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.
2. Kepala Badan Lingkungan Hidup menugaskan maksimal 5 orang Petugas
Inspeksi PROPER Provinsi yang telah bersertifikat penguatan kapasitas tahun
2012, untuk mengikuti penyegaran (refreshment) PROPER di Jakarta.
3. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah mengikuti penyegaran
(refreshment) PROPER melakukan sosialisasi PROPER kepada Petugas Inspeksi
PROPER Provinsi yang tidak mengikuti penyegaran yang dilakukan oleh
Sekretariat PROPER KLH.

Output kegiatan:
1. Jumlah orang yang mengikuti penyegaran PROPER dan penguatan kapasitas;
2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat penguatan kapasitas PROPER;
3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas dan penyegaran PROPER.

C. Sosialisasi

Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengadakan sosialisasi PROPER kepada


perusahaan dalam rangka menginformasikan keikutsertaan dan kriteria serta
mekanisme PROPER dengan ketentuan:

11
1. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengundang perusahaan peserta PROPER
tahun 2012-2013 di wilayahnya.
2. Pelaksanaan Sosialisasi menggunakan narasumber dari Petugas Inspeksi PROPER
Provinsi yang telah memiliki sertifikat penguatan kapasitas/PPLHD.
3. Tidak diperkenankan memungut anggaran dari perusahaan atau peserta untuk
pelaksanaan sosialisasi.
4. Sekretariat PROPER Provinsi mendokumentasikan jumlah dan kehadiran/absensi
perusahaan yang memperoleh sosialisasi, peserta sosialisasi dan menyelesaikan
laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

Petugas Inspeksi PROPER Provinsi dapat melaksanakan sosialisasi kepada pemangku


kepentingan lain dalam rangka mendukung pelaksanaan PROPER melalui berbagai
metode seperti pencetakan dan penyebaran leaflet dan booklet, seminar dan workshop,
dan kegiatan dengan media massa.

Output:
1. Jumlah perusahaan yang memperoleh sosialisasi;
2. Jumlah peserta sosialisasi;
3. Laporan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

12
BAB IV
INSPEKSI LAPANGAN DAN SUPERVISI

A. Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal bertujuan mengumpulkan informasi awal, yang digunakan


untuk menyusun strategi inspeksi lapangan. Persiapan yang baik dengan informasi
awal yang lengkap merupakan faktor penentu utama pelaksanaan inspeksi yang
efektif dan efisien.

Pengumpulan data awal dilaksanakan dengan ketentuan :


1. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengumpulkan data awal berupa :
a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan
PROPER bagi perusahaan yang telah diperingkat periode penilaian
sebelumnya.
b. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL.
c. Laporan Pelaksanaan Izin.
d. Profil Perusahaan yang memuat informasi dasar seperti nama dan alamat
perusahaan, kapasitas produksi atau jasa, proses produksi atau jasa, upaya
pengendalian penemaran yang dilakukan dan upaya penanganan limbah B3.

2. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner


untuk perusahaan baru dan menyampaikan hasil kuesioner kepada Sekretariat
PROPER.

Output:
Data kuesioner yang telah diisi oleh perusahaan.

B. Pelaksanaan inspeksi

Dalam rangka pengambilan data sekunder dan primer Petugas Inspeksi PROPER
Provinsi melakukan inspeksi lapangan dengan ketentuan:
1. Setiap Tim Inspeksi terdiri atas:
a. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi: 2 (dua) orang yang telah memperoleh
sertifikat pelatihan PROPER dan/atau PPLHD;
b. Petugas Inspeksi PROPER Kabupaten/Kota : 1 (satu) orang yang telah
memperoleh sertifikat pelatihan PROPER dan/atau PPLHD.
Untuk melakukan pengawasan Aspek Pengendalian Pencemaran Air,
Pengendalian Pencemaran Udara dan Pengelolaan Limbah B3 serta pengendalian
kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan);

13
2. Ketua tim inspeksi Provinsi harus Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi atau petugas inspeksi
PROPER provinsi yang telah lulus penguatan kapasitas.
3. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan:
a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum
dalam SK Tim Inspeksi PROPER Provinsi.
b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER
harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas.
4. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus mengacu pada panduan inspeksi
PROPER.
5. Pelaksanaan inspeksi dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:
a. Tahap I : 15 April s/d 15 Mei 2013;
b. Tahap II : 1 Juni s/d 1 Juli 2013;
c. Tahap III : 17 Juli s/d 24 Agustus 2013.
6. Pada setiap akhir tahap inspeksi, Petugas Inspeksi PROPER Provinsi sudah harus
menyelesaikan inspeksi dengan target sebagai berikut :
Tabel 2. Tahapan Inspeksi
TAHAP TARGET KETERANGAN
INSPEKSI INSPEKSI
I 25 %
II 70 %
III 100 %
7. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan inspeksi
kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan.
8. Pengujian sampel air limbah wajib dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi
atau laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur.
9. Lokasi pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan pada titik penaatan.
10. Seluruh biaya pelaksanaan inspeksi ditanggung oleh biaya APBN Kementerian
Lingkungan Hidup melalui dana dekonsentrasi.

C. Penyusunan Berita Acara


1. Pada akhir pengawasan harus disusun Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER,
yang didalamnya paling tidak memuat informasi :
a. Halaman Berita Acara Pengawasan;
b. Informasi umum usaha dan atau kegiatan yang dinilai;
c. Bagian 1 memuat:
1) Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran air dan data perhitungan
beban pencemaran air;
14
2) Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran udara dan data
perhitungan beban pencemaran udara;
3) Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung
berdasarkan matriks penaatan;
4) Kinerja penaatan pengelolaan limbah B3;
5) Dokumen/Izin Lingkungan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan;
6) Kinerja penaatan dalam pengendalian kerusakan lingkungan (khusus untuk
kegiatan pertambangan);
d. Bagian 2 memuat:
1) Foto-foto hasil pengawasan lapangan;
2) Lampiran data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang
dinilai;
3) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3;
4) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan
Lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan).
2. Format Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER sesuai lampiran I dan II.
3. Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung berdasarkan
matriks penaatan sesuai lampiran III;
4. Jika perusahaan menolak untuk dilakukan pengawasan, Tim Inspeksi Lapangan
wajib membuat Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER sesuai lampiran IV.
5. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis Berita
Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan
PROPER. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan Berita Acara
Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER
dalam bentuk data elektronik (discan) selain tetap mendokumentasikan berkas
dalam bentuk manual (hard copy).
6. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER wajib disampaikan kepada Sekretariat
PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dapat berupa data elektronik (soft copy)
maupun manual (hard copy).
7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai hak penuh
untuk mengakses dokumentasi Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita
Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan
PROPER.

Output kegiatan:
1. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER atau Berita Acara Penolakan Pengawasan
PROPER;
2. Foto-foto hasil pengawasan lapangan;
3. Data Swa Pantau (dalam form berita acara) yang dilaporkan usaha dan atau
kegiatan yang dinilai;

15
4. Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup daerah;
5. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3 (dalam form berita
acara);
6. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan;
7. Data Perhitungan Beban Pencemaran.

D. Penyusunan Laporan Inspeksi

Laporan inspeksi adalah laporan Tim Inspeksi lapangan kepada atasan masing-masing
untuk melaporkan hasil pengawasannya sehingga atasan dapat segera mengambil
tindakan jika ditemukan hasil pengawasan yang berpotensi atau telah melanggar
peraturan lingkungan hidup dan berpotensi atau telah menyebabkan terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Pada setiap akhir kunjungan inspeksi lapangan, petugas inspeksi wajib menyelesaikan
laporan inspeksi berupa ringkasan ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan
pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) serta hal-hal
yang perlu mendapat perhatian kepada atasan masing-masing dengan dilampiri oleh:
a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER.
b. Foto-foto hasil pengawasan lapangan.
c. Data Swapantau (dalam form berita acara) yang dilaporkan usaha dan atau
kegiatan yang dinilai.
d. Data hasil pengambilan sampel oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi1.
e. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3 (dalam form berita
acara).
f. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan.
g. Data Perhitungan Beban Pencemaran.

Laporan inspeksi wajib didokumentasikan oleh Sekretariat Tim Pelaksana PROPER


Provinsi secara sistematis sehingga mudah ditelusuri. Tim Teknis PROPER
Kementerian Lingkungan Hidup memiliki hak penuh untuk mengakses laporan
inspeksi ini.

Output Kegiatan:
Dokumentasi laporan inspeksi lapangan

1
Karena proses analisis laboratorium biasanya memerlukan waktu 1 bulan, maka hasil analisis ini dapat disusulkan.

16
E. Supervisi
Kegiatan Supervisi dilakukan untuk merekapitulasi hasil inspeksi dan menyusun
Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Supervisi dilaksanakan
secara bertahap pada setiap akhir tahapan inspeksi lapangan dengan jadual
pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 3. Tahapan Supervisi
SUPERVISI TANGGAL
Tahap I 16 Mei ------- 31 Mei 2013
Tahap II 2 Juli ------- 16 Juli 2013
Tahap III 26 Agustus ---- 9 September 2013

Pelaksanaan Supervisi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menyiapkan materi supervisi sebagai berikut :
a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan
Pengawasan PROPER beserta lampirannya.
b. Laporan hasil inspeksi.
c. Data-data kualitas air limbah, emisi dan pengelolaan limbah B3.
d. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Format dan
ketentuan tentang Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara
mengacu kepada Sub Bab Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan
PROPER (Rapor) Sementara pada bagian selanjutnya petunjuk teknis ini.

2. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi


terhadap proses penyusunan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER
Sementara.

3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER


Kementerian Lingkungan Hidup menyusun Rekapitulasi Status Penaatan Awal
Perusahaan (Lampiran V) dan Berita Acara Supervisi.

4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melaporkan hasil supervisi kepada Kepala


Instansi Lingkungan Hidup Provinsi, sedangkan Tim Teknis PROPER Kementerian
Lingkungan Hidup melaporkan hasil supervisi kepada Ketua Tim Teknis PROPER
melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

5. Sekretariat PROPER Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup wajib


mendokumentasikan Laporan Hasil Supervisi.
Output kegiatan:
1. Kumpulan Hasil Inspeksi.
2. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara.
3. Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan
4. Berita Acara Supervisi.

17
BAB V
PEMERINGKATAN

A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara

Langkah pertama untuk pemeringkatan adalah penyusunan Rapor sementara. Pada


tahapan ini sebenarnya adalah tahapan untuk memutakhirkan Draft Hasil Evaluasi
Kinerja Penaatan PROPER Sementara yang telah disusun pada saat supervisi dengan
memasukkan data-data pemantauan dan neraca limbah B3 yang terbaru. Adapun
pelaksanaan penyusunan Rapor Sementara dilakukan dengan ketentuan :

1. Petugas inspeksi PROPER wajib menyelesaikan Rapor Sementara berdasarkan


Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, foto-foto hasil pengawasan lapangan,
Data Swa Pantau yang dilaporkan perusahaan, Data hasil pengambilan sampel
oleh instansi lingkungan hidup, Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan
Limbah B3, Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan
Lahan dan perbaikan yang telah dilakukan perusahaan dalam bentuk form Isian
umum, Pengendalian Pencemaran Air, udara, dokumen/izin lingkungan dan
Pengelolaan Limbah B3.

2. Rapor Sementara adalah penilaian sementara kinerja pengelolaan lingkungan


aspek Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara,
Dokumen/izin lingkungan, Pengelolaan limbah B3 dan pengendalian kerusakan
lahan (khusus kegiatan pertambangan) sesuai dengan kriteria penilaian PROPER.

3. Format Rapor Sementara yang memuat kinerja perusahaan dalam pengendalian


pencemaran air, udara dan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan
(khusus kegiatan pertambangan) mengacu pada :
a. Format Rapor Sementara yang ditetapkan oleh Tim Teknis;
b. Dihitung dengan menggunakan matrik pengendalian pencemaran air dan
udara sesuai lampiran III.

4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi kemudian menyusun status penaatan/peringkat


awal perusahaan sesuai lampiran V, yang merupakan hasil rekapitulasi dari Rapor
Sementara.

5. Tim Pelaksana PROPER Provinsi selanjutnya melaporkan secara tertulis hasil status
penaatan / peringkat awal perusahaan kepada Kepala instansi lingkungan hidup
Provinsi, untuk kemudian disampaikan kepada Sekretariat PROPER.

6. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan penyusunan Rapor Sementara sesuai


Lampiran VI .

18
7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi kepada
Tim Pelaksana PROPER Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapor Sementera
dengan kriteria penilaian PROPER, validitas data dan menjamin kredibilitas
pelaksanaan PROPER serta kesesuaian dengan jadual pelaksanaan PROPER yang
telah ditetapkan.

8. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER


Kementerian Lingkungan Hidup menyusun status penaatan/peringkat awal
perusahaan, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapor sementara dan Berita
Acara Penyusunan Peringkat Sementara.

Output kegiatan:
1. Rapor Sementara hasil evaluasi pengawasan kinerja penaatan PROPER;
2. Rekapitulasi status penaatan;
3. Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara;
4. Surat penyampaian status penaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan
peringkat awal usaha dan atau kegiatan.

B. Pemberitahuan hasil peringkat sementara

Setelah Rapor Sementara diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan


Rapor tersebut kepada perusahaan untuk memperoleh tanggapan. Langkah langkah
untuk memberitahukan hasil peringkat sementara adalah sebagai berikut :

1. Kepala institusi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan secara tertulis hasil


status sementara penaatan Perusahaan beserta Rapor Sementara kepada Ketua
Tim Teknis melalui Sekretariat PROPER tanggal 16 September 2013.
2. Rapor Sementara disampaikan kepada Perusahaan pada tanggal 20 Agustus - 22
Agustus 2013.
3. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke Perusahaan dilakukan
melalui surat Ketua Tim Teknis PROPER.
4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib memiliki sistem untuk memastikan
Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara dapat diterima oleh
Perusahaan yang dinilai.

Output kegiatan:
1. Berita acara penerimaan Rapor Sementara;
2. Tanda terima pengiriman dokumen.

19
C. Sanggahan/Klarifikasi
Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan PROPER, Perusahaan yang dinilai
diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap hasil penilaian
peringkat kinerja sementara. Langkah-langkah untuk menampung dan menanggapi
sanggahan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menerima sanggahan tertulis dari Perusahaan
pada tanggal 23 Agustus - 29 Agustus 2013.
2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim
melalui fax dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen
sanggah. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu 23 Agustus - 29
Agustus 2013, maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja
Sementara dan Rapor Kinerja Sementara.
3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen
sanggahan pada tanggal 23 Agustus - 29 Agustus 2013. Hasil evaluasi dokumen
sanggahan didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER untuk menyepakati usulan
peringkat akhir pada tanggal 30 Agustus - 5 September 2013.
4. Sanggahan tertulis dapat dilakukan setelah dilakukan kesepakatan dengan Tim
Teknis PROPER KLH.
5. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika :
a. Terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor sementara oleh Tim
Pelaksana PROPER Provinsi,
b. Melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER
Provinsi.
6. Jika terdapat sanggahan yang tidak berkaitan dengan ketentuan angka 5, maka
wajib didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup
untuk menentukan perlu atau tidaknya perubahan peringkat perusahaan.

Output kegiatan:
1. Tanda terima dokumen sanggahan;
2. Jawaban atas sanggahan.

D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER


Berdasarkan hasil verifikasi sanggahan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana PROPER
Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER. Adapun langkah-langkah review hasil
sanggahan adalah sebagai berikut :
1. Dewan pertimbangan akan melakukan review terhadap usulan peringkat akhir
Perusahaan.
2. Dalam melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan, Dewan
Pertimbangan dapat melakukan verifikasi langsung ke Perusahaan yang
bersangkutan.
3. Ketua Tim Teknis menetapkan daftar usulan peringkat akhir PROPER dan daftar
kandidat Hijau dan Emas PROPER dari hasil review Dewan Pertimbangan
PROPER.

20
BAB VI
PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA

Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peningkatan kapasitas kepada Tim


Pelaksana PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang
ditetapkan oleh Ketua Tim Teknis PROPER.

Lingkup peningkatan kapasitas mencakup :


a. Kriteria dan mekanisme pelaksanaan PROPER;
b. Tata cara pengawasan penaatan lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air,
pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, serta pengendalian
kerusakan lingkungan, khusus kegiatan pertambangan);
c. Cara penyusunan Berita Acara Hasil Pengawasan;
d. Cara pengolahan data hasil pengawasan;
e. Cara penyusunan Rapor Sementara dan,
f. Cara penyusunan Rapor final.

Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi memberikan sertifikat kepada para peserta
penguatan kapasitas yang lulus.

Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan


penguatan kapasitas kepada Ketua Tim Teknis PROPER.

Output kegiatan:
1. Jumlah orang yang dilatih;
2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat;
3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas.

21
BAB VII
JADUAL KEGIATAN PROPER 2013

Pelaksanaan kegiatan PROPER periode 2012 2013 dilaksanakan dengan jadual


sebagai berikut :
Kegiatan Waktu
Provinsi Baru*
Peningkatan Kapasitas dan Sosialisasi Mekanisme
dan Kriteria PROPER kepada Perusahaan 1 April - 12 April 2013
Kunjungan Lapangan I Provinsi Baru 15 April - 15 Mei 2013
Supervisi I Provinsi Baru 16 Mei - 31 Mei 2013
Kunjungan Lapangan II Provinsi Baru 3 Juni - 1 Juli 2013
Supervisi II Provinsi Baru 2 Juli - 16 Juli 2013
Sanggahan
Provinsi Lama**
Refreshment 20 Maret - 22 Maret 2013
Kunjungan Lapangan I Provinsi Lama 8 April - 22 April 2013
Supervisi I Provinsi Lama 29 April - 3 Mei 2013
Kunjungan Lapangan II Provinsi Lama 6 Mei - 5 Juni 2013
Supervisi II Provinsi Lama 11 Juni - 14 Juni 2013
Kunjungan Lapangan III Provinsi Lama 17 Juni - 26 Juli 2013
Supervisi III Provinsi Lama 13 Agustus - 16 Agustus 2013
Provinsi Baru dan Lama
Pengiriman Raport Sementara Provinsi dan KLH 20 Agustus - 22 Agustus 2013
Masa Sanggah 23 Agustus - 29 Agustus 2013
Evaluasi Sanggahan 30 Agustus - 5 September

Keterangan:
*Sulawesi Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Tenggara, Kepulauan Riau dan Papua Barat

**Bali, Banten, Bengkulu, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kep. Bangka
Belitung, Lampung, Maluku, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara

22
BAB VIII
EVALUASI DAN PELAPORAN

Laporan dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3,


Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER mengacu
kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2013.

Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis


semua output tahapan kegiatan dan Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup
berhak secara penuh untuk mengakses dokumentasi pelaksanaan PROPER.

23
Sekretariat PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan


Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui
PROPER, dapat menghubungi:

Sekretariat PROPER
Telp./Fax. : (021) 8520-886
Email: dekonproper@gmail.com
Alamat: Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Gd. B Lt. 4 Kebon Nanas Jakarta 13410.

24
LAMPIRAN

26
LAMPIRAN I
FORMAT BERITA ACARA HASIL PENGAWASAN PROPER

BERITA ACARA
PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada hari ini, .......... tanggal .... Bulan ..... tahun ......., pukul ......, di Kab/Kota..... Provinsi ......., kami yang
bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ............................................................................................................................................
Instansi : ............................................................................................................................................
NIP./No. PPLH : .................................. /........................................................................................................
Pangkat/Gol. : .........................../................................................................................................................
Jabatan : ............................................................................................................................................

Beserta anggota pengawas:


Nama NIP/PPLH Jabatan
............................ .................................. ..........................................
secara bersama-sama telah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap:
Perusahaan : ............................................................................................................................................

Alamat : ............................................................................................................................................
Telp./Fax./HP : ............................................................................................................................................
e-mail : ............................................................................................................................................

Pihak Perusahaan
Nama : ............................................................................................................................................
Jabatan : ............................................................................................................................................
No. Hp : ............................................................................................................................................
Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER), yang terdiri dari pemantauan,
pemeriksaan dan verifikasi teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian
Pencemaran Udara dan Pengelolaan Padat/Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Catatan temuan-
temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.

Pejabat Pengawas Lingkungan Pejabat Pengawas Lingkungan Pihak


Hidup Provinsi Hidup Kab/Kota Perusahaan
Nama : ........... Nama : ........... Nama : ...........

Ttd: . Ttd: . Ttd: .


Nama : ................ Nama : ........... Nama : ...........

Ttd: . Ttd: . Ttd: .

27
Lampiran1. Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup

PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan :
Alamat lokasi kegiatan :
Telp./Fax. :
Alamat Kantor Pusat/Perwakilan :
Telp./Fax. :
Nama Holding Company :
Alamat Kantor Holding Company
Telp./Fax. :
Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi Perusahaan :
Jenis Industri :
Status Permodalan
Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan :
Jumlah Karyawan :
Kapasitas Produksi :
Terpasang :
Senyatanya :
Bahan Baku Utama :
Bahan Penolong :
Prosentase Pemasaran Eksport :
Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal :
Dokumen Lingkungan yang dimiliki :
Nama Personal Kontak :
Nomor HP dan e-mail Personal Kontak :

28
HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN
Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

Nama Perusahaan : PT . ABC123


Jenis Industri : Minyak Goreng
Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

No. Kewajiban penanggungjawab usaha Penaatan Temuan


sesuai PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-
Lingkungan. UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas
Lingkunga Hidup, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lombok Timur
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan
lingkungan/izin lingkungan: secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
A. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
B. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pelaksanaan UKL-UPL
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air

No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Temuan


1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010
namun sudah habis masa berlakunya pada
tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang
2. Ketaatan terhadap titik 100% Perusahaan mempunyai 10 (sepulu) titik outlet
penaatan pemantauan IPAL dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai
Baku Mutu dengan Permen LH No 04 Tahun 2010
4. Ketaatan terhadap pelaporan 83% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua
bulan tidak dilaporkan
5. a. Ketaatan terhadap 80%
pemenuhan Baku Mutu
b. Pemenuhan Baku Mutu ------ - Dilakukan/Tidak dilakukan pengambilan sampel
berdasarkan Pemantauan air limbah.
Tim PROPER - Parameter yang diuji ...
- Menunggu hasil laboratorium.
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke
Teknis kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

29
B. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Lombok Timur
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi
BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
industri minyak goreng
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang
dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Kementerian Lingkungan Hidup.

C. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/periode)


No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Temuan


1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
pemantauan heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi
gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua
Mutu Emisi sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
Mutu Emisi emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi
Taat
yang dipersyaratkan dengan sarana dan prasarana sampling

B. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter dan
frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007.
2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter
dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.

30
3. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan
pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok
Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

C. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)


No Parameter Beban Outlet

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pengelolaan Status Masa
No. SK/ No. Surat Keterangan
Limbah B3 Perizinan Berlaku
Penyimpanan Surat Keputusan Kepala BLH 2 (dua) Izin tempat penyimpanan sementara
Sementara Kabupaten XXX nomor: tahun limbah B3 untuk sludge hasil kegiatan
XXX//SK/TPS-LB3/2011 pada sendiri
tanggal 27 Desember 2011
--- --- --- Belum memiliki TPS Limbah B3 untuk
penyimpanan abu batubara
--- --- --- Belum memiliki izin penyimpanan
sementara untuk limbah B3 lainnya (oli
bekas, bekas kemasan bahan kimia, aki
bekas, majun terkontaminasi limbah B3,
drum bekas oli bekas, limbah elektronik

B. Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Estimasi Konversi
No. Sumber Jenis Limbah Kemasan
Timbulan ke ton
1. Boiler Abu batubara 0.20 ton/ hari Karung plastik
2. IPAL Sludge IPAL 0.02 ton/ hari Karung plastik
3. Proses produksi Bekas kemasan bahan kimia 0.09 ton/ 8 bulan ---
(30 pieces)
4. Genset, forklift Oli bekas 0.45 ton/ 10 bulan Drum
5. Workshop Drum bekas oli bekas --- ---
6. Workshop Kain majun terkontaminasi Belum dihasilkan ---
limbah B3
7. Genset, forklift Aki bekas Belum dihasilkan ---
8. Kantor Limbah elektronik Belum dihasilkan ---
Catatan:
- Sejak bulan September 2012 perusahaan menggunakan batubara sebagai bahan bakar boiler
dikarenakan kesulitan untuk mendapatkan cangkang.
- Perusahaan tidak menggunakan lampu yang mengandung merkuri.

31
C. Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013
Limbah
Limbah Limbah
Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan
Dihasilkan Dikelola
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
--- --- --- --- --- ---
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Abu batubara Ton 30.00 0 30.00 Ditempatkan dalam karung plastik di
lokasi terbuka di lingkungan pabrik
Sludge IPAL Ton 7.54 2.00 0 - Disimpan di TPS
5.54 - Diserahkan ke CV. Gema Putra
Buana (pengangkut/ AAT), PT. Bata
Kuo Shin
Oli bekas Ton 0.45 0 0.45 Disimpan di gudang workshop
Drum bekas oli bekas Ton 0.03 0 0.03 Disimpan di gudang workshop
Bekas kemasan bahan Ton 0.09 0 0.09 Disimpan di gudang workshop
kimia
Majun terkontaminasi Ton 0 0 0 Belum dihasilkan
limbah B3
Aki bekas Ton 0 0 0 Belum dihasilkan
Limbah elektronik Ton 0 0 0 Belum dihasilkan
TOTAL Ton 38.11 7.54 30.57
Persentase % 19.79 80.21
Ket : 14.54% limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, 5.25% limbah B3 masih
tersimpan di TPS dan 80,21% limbah B3 belum dikelola sesuai ketentuan. Secara umum 80.21%
limbah B3 belum dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.

D. Temuan dan Rekomendasi


No Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut
1 a. Pendataan Jenis dan Volume
Limbah yang dihasilkan
Identifikasi jenis limbah B3 - Telah melakukan identifikasi Wajib melakukan identifikasi terhadap
terhadap limbah B3 sludge, oli seluruh limbah B3 yang dihasilkan
bekas, kemasan bekas bahan
kimia, drum bekas oli bekas, aki
bekas, abu batubara
- Belum melakukan identifikasi
terhadap limbah elektronik dan
majun terkontaminasi limbah B3
Pencatatan Jenis dan Volume Belum melakukan pencatatan Wajib melakukan pencatatan terhadap
limbah B3 yang dihasilkan terhadap seluruh jenis dan volume seluruh jenis dan volume limbah B3
limbah B3 yang dihasilkan. yang dihasilkan.
Pendataan pengelolaan lanjutan Belum melakukan pengelolaan Wajib melakukan pengelolaan lanjutan
limbah B3 lanjutan terhadap seluruh limbah B3 terhadap seluruh limbah B3 yang
selain limbah B3 sludge. dihasilkan sesuai ketentuan.
b. Pelaporan Belum melakukan pelaporan Wajib melaporkan realisasi pengelolaan
realisasi pengelolaan limbah B3 semua limbah B3 yang dihasilkan
yang dihasilkannya, termasuk untuk dengan menyampaikan neraca limbah
sludge IPAL yang sudah memiliki B3, logbook, dan manifest salinan #2
izin TPS LB3. per triwulan kepada BLH XXX
tembusan kepada Kementerian
Lingkungan Hidup dan BLH

32
XXX.

2. Perizinan Pengelolaan
Limbah B3
Kepemilikan izin PLB3 yang - Sudah memiliki Izin Penyimpanan - Wajib membangun TPS Limbah B3
dipersyaratkan Sementara Limbah B3 untuk untuk limbah B3 abu batubara, oli
sludge IPAL sesuai Surat bekas, aki bekas, majun
Keputusan Kepala BLH terkontaminasi, bekas kemasan
Kabupaten XXX nomor: bahan kimia, drum bekas oli bekas
XXX//SK/TPS-LB3/2011 pada dan limbah elektronik sesuai KEP-
tanggal 27 Desember 2011 01/BAPEDAL/09/1995 dan
- Belum memiliki Izin Penyimpanan mengajukan permohonan Izin
Sementara untuk limbah abu Penyimpanan Sementara Limbah B3
batubara kepada BLH Kabupaten XXX.
- Belum memiliki Izin Penyimpanan - Tidak menyimpan limbah B3 melebihi
Sementara untuk limbah B3 oli jangka waktu 90 hari kecuali jika
bekas, aki bekas, majun limbah B3 yang dihasilkan kurang
terkontaminasi, bekas kemasan dari 50 kg per hari maka dapat
bahan kimia, drum bekas oli disimpan selama 180 hari
bekas dan limbah elektronik
Masa berlaku izin 2 (dua) tahun untuk Izin
Penyimpanan Sementara Limbah
B3 untuk sludge IPAL

3. Pelaksanaan ketentuan izin :


a. Pemenuhan terhadap ketentuan - TPS Sludge memenuhi 57.70% Wajib membangun TPS Limbah B3
teknis dalam izin selain Baku ketentuan teknis yang memenuhi ketentuan teknis di
Mutu Emisi, Effluent dan - Belum memiliki TPS Limbah B3 TPS Limbah B3 sesuai KEP-
Standard Mutu (check list) untuk penyimpanan abu 01/BAPEDAL/09/1995.
batubara, oli bekas, aki bekas,
majun terkontaminasi, bekas
kemasan bahan kimia, drum
bekas oli bekas dan limbah
elektronik
b. Emisi dari kegiatan pengolahan --- Apabila perusahaan ingin melakukan
dan/atau pemanfaatan limbah kegiatan pengolahan dan/ atau
B3: pemanfaatan limbah B3, maka wajib
mengajukan permohonan izin kepada
Kementerian Lingkungan Hidup
- Pemenuhan terhadap BME --- ---
- Jumlah parameter yang diukur --- ---
dan dianalisa
- Frekuensi pengukuran --- ---

c. Effluent dari kegiatan --- ---


pengolahan dan/atau
penimbunan dan/atau
pengelolaan limbah B3
lainnya :

d. Standar Mutu Produk --- ---


dan/atau kualitas limbah B3
untuk pemanfaatan

33
4. Open dumping, pengelolaan Menyimpan limbah B3 abu batubara - Menghentikan kegiatan menyimpan
tumpahan, dan penanganan dalam kemasan karung plastik di limbah abu batubara di tempat
media/tanah terkontaminasi lokasi terbuka di lingkungan pabrik terbuka
limbah B3 : - Segera memindahkan limbah abu
Jenis limbah dan jumlah limbah Limbah abu batubara sebanyak 30 batubara yang disimpan di lokasi
yang di open dumping ton terbuka ke dalam TPS yang berizin
Rencana pengelolaan lahan --- - Menyampaikan progress pemindahan
terkontaminasi limbah B3 abu batubara ke dalam
TPS berizin kepada Kementerian
Lingkungan Hidup dengan tembusan
ke BLH Kabupaten XXX
- Menyampaikan rencana penyelesaian
pemindahan limbah B3 abu batubara
ke dalam TPS berizin kepada
Kementerian Lingkungan Hidup
dengan tembusan ke BLH Kabupaten
XXX
Kesesuaian rencana dengan --- ---
pelaksanaa pengelolaan lahan
terkontaminasi
Jumlah total limbah dan tanah --- ---
terkontaminasi yang dilakukan
pengelolaan
Perlakuan pengelolaan limbah --- ---
dan tanah terkontaminasi yang
diangkat sesuai perencanaan
SSPLT (surat status pemulihan --- ---
lahan terkontaminasi)
Ketentuan dalam SSPLT --- ---

5. Jumlah limbah B3 yang 19.79% limbah B3 dikelola sesuai Perusahaan wajib melakukan
dikelola (Neraca Limbah B3) dengan ketentuan yang berlaku. pengelolaan terhadap limbah B3 yang
dihasilkan sesuai dengan ketentuan.

6. Pengelolaan limbah B3 oleh


pihak ke-3
a. Pengelolaan melalui --- ---
pengumpul limbah B3
Masa berlaku izin --- ---
Kesesuaian jenis limbah B3 --- ---
yang dikumpul dengan izin yang
berlaku
Kontrak kerjasama penghasil --- ---
limbah dan pengumpul limbah
Kontrak kerjasama antara --- ---
pengumpul dengan pihak
pemanfaat, pengolah atau
penimbun
Ada/tidak masalah pencemaran --- ---
lingkungan

b. Pihak ke-3 pengelola lanjut PT. Bata Kuo Shin ---


limbah B3 (pemanfaat/
pengolah/ penimbun)

34
Masa berlaku izin Perusahaan tidak memiliki salinan Wajib memiliki salinan izin pihak ketiga
izin pihak ketiga pengelola lanjut pengelola lanjut dan menyampaikan
salinan izin tersebut ke Kementerian
Lingkungan Hidup
Kesesuaian jenis limbah B3 --- ---
yang dikelola
Kontrak kerjasama penghasil --- ---
dan pengolah/ pemanfaat/
penimbun
Ada/tidak masalah pencemaran --- ---
lingkungan yang dilakukan oleh
pengelola limbah B3

Pihak ke-3 Jasa CV. Gema Putra Buana ---


Pengangkutan
Ada/tidak izin dari Kementerian Memiliki izin pengangkutan dari ---
Perhubungan Kementerian Perhubungan
Ada/tidak rekomendasi dari KLH Memiliki rekomendasi dari ---
Kementerian Lingkungan Hidup
Kesesuaian jenis limbah yang Sesuai dengan izin dan ---
diangkut dengan izin rekomendasi
Kesesuaian alat angkut dengan Sesuai dengan izin dan ---
yang tercantum dalam izin (No rekomendasi
polisi, no rangka, no mesin)
Rute pengangkutan sesuai Sesuai dengan izin dan ---
dengan izin rekomendasi
Penggunaan dokumen/manifest Penggunaan dokumen manifest Wajib memenuhi ketentuan sesuai Kep-
yang sah tidak sesuai dengan Kep- 02/BAPEDAL/09/1995 dalam
02/BAPEDAL/09/1995 dimana penggunaan dokumen manifest.
dokumen manifest #2 dan #3 sudah
terisi penuh dan dicap oleh
perusahaan pengelola akhir limbah
B3

7. Dumping, injeksi dan --- ---


pengelolaan limbah B3 dengan
cara tertentu:
Izin dumping/izin pengelolaan --- ---
limbah B3 dengan cara tertentu
Jumlah/volume limbah B3 yang --- ---
di dumping

8. Pengelolaan Limbah B3 --- ---


lainnya

E. Penaatan
Belum
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Keterangan
Taat
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan - Belum melakukan identifikasi
limbah elektronik dan majun
terkontaminasi limbah B3
---
- Belum melakukan pencatatan
seluruh limbah B3 yang
dihasilkan

35
b. Pelaporan Belum melakukan pelaporan
--- realisasi pengelolaan limbah B3
sludge IPAL sesuai dengan izin
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 Untuk TPS Limbah B3 Sludge
---
IPAL
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin
a. Pemenuhan Ketentuan Teknis - TPS Sludge memenuhi
57.70% ketentuan teknis
--- - Belum memiliki TPS Limbah B3
untuk penyimpanan abu
batubara dan limbah B3 lainnya
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi --- ---
c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah --- ---
d. Pemenuhan Pemanfaatan --- ---
4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan, dan Menyimpan limbah B3 abu
penanganan media terkontaminasi LB3 batubara dalam kemasan karung
---
plastik di lokasi terbuka di
lingkungan pabrik
a. Rencana pengelolaan --- ---
b. Pelaksanaan pengelolaan --- ---
c. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola --- ---
d. Pelaksanaan ketentuan SSPLT --- ---
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan peraturan 19.79% limbah B3 dikelola sesuai
---
dengan ketentuan yang berlaku.
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan pengangkutan
---
limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara lain :
--- ---
Dumping, Re-injeksi, dll)

F. Kesimpulan
Segera melakukan perbaikan sesuai dengan rencana tindak lanjut pada tabel D. dan menyampaikan hasil
perbaikan Tindak lanjut dari berita acara beserta data-data pendukung dan foto perbaikan tersebut kepada
Deputi IV MENLH c.q. Asdep Pengelolaan Limbah B3 dan Pemulihan Kontaminasi Limbah B3 (alamat
: Gd.C, Lt. 2, JL. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410; Telp./Fax. 021-
85904932) dengan tembusan kepada BLH Provinsi XXX dan BLH Kabupaten XXX.

LAMPIRAN
1. Check list pengelolaan limbah B3 (TPS Limbah B3) yang telah ditandatangani oleh pengawas dan
perusahaan.
2. Foto temuan lapangan.

FOTO TEMUAN LAPANGAN

Kondisi TPS Limbah B3 Keterangan Tindak Lanjut

36
- Membuang air limbah hasil - Tidak melakukan
pengolahan IPAL (drying pembuangan air limbah dari
bed) ke lingkungan tanpa proses IPAL secara langsung
ada izin pembuangan ke lingkungan tanpa ada izin
limbah cair pembuangan limbah cair
- Dilakukan analisa pH pada - Menutup saluran air limbah
air limbah yang dibuang ke dari proses drying bed ke
lingkungan menggunakan lingkungan selama izin
kertas lakmus dengan hasil pembuangan limbah cair
pH 7 belum ada dan mengalirkan
kembali ke IPAL.

TPS Sludge tidak sesuai Wajib memenuhi ketentuan


dengan ketentuan teknis dalam teknis di TPS sesuai Kep-
Kep-01/BAPEDAL/09/1995 01/BAPEDAL/09/1995

Terdapat tumpahan/ ceceran Melakukan pembersihan sludge


sludge IPAL di sekitar TPS IPAL yang tercecer di lokasi
Sludge. TPS Sludge.

House keeping di sekitar TPS Menjaga kebersihan di TPS


Sludge tidak terawat. Sludge dan sekitarnya.

Menyimpan limbah oli bekas, Wajib membangun TPS Limbah


drum bekas oli bekas, kemasan B3 untuk menyimpan oli bekas,
bekas bahan kimia di gudang drum bekas oli bekas, kemasan
workshop dan bercampur bekas bahan kimia, majun
dengan limbah non B3. terkontaminasi limbah B3, aki
bekas, dan limbah elektronik.

37
- House keeping di lokasi - Menjaga house keeping di
boiler kurang terawat lokasi boiler agar terawat,
- Banyak batubara yang rapi dan bersih sehingga
disimpan di luar lokasi boiler tidak ada ceceran batubara
- Menyimpan limbah abu dan limbah abu batubara ke
batubara di lokasi boiler lingkungan
- Banyak limbah abu - Membangun TPS limbah B3
batubara yang tercecer di khusus untuk abu batubara
sekitar lokasi boiler sesuai ketentuan Kep-
01/BAPEDAL/09.1995

38
- Menyimpan limbah B3 abu - Menghentikan kegiatan
batubara dalam kemasan menyinpan limbah abu
karung plastik di lokasi batubara di lokasi terbuka.
terbuka di lingkungan pabrik, - Segera memindahkan limbah
di antaranya dekat lokasi abu batubara ke dalam TPS
boiler dan di samping yang berizin.
bangunan pabrik - Menyampaikan progress
- Menyimpan limbah B3 abu pemindahan limbah B3 abu
batubara dalam kemasan batubara ke dalam TPS
karung plastik di lokasi berizin kepada Kementerian
terbuka di lingkungan pabrik Lingkungan Hidup dengan
- Menyimpan limbah B3 abu tembusan ke BLH Kabupaten
batubara dalam kemasan XXX
karung plastik di lokasi - Menyampaikan rencana
terbuka di lingkungan pabrik penyelesaian pemindahan
- Menyimpan limbah B3 abu limbah B3 abu batubara ke
batubara dalam kemasan dalam TPS berizin kepada
karung plastik di lokasi Kementerian Lingkungan
terbuka di lingkungan pabrik Hidup dengan tembusan ke
BLH Kabupaten XXX

PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (KHUSUS KEGIATAN PERTAMBANGAN)


A. Rekapitulasi Penilaian

No. Tahapan Lokasi Nilai X 80 55 < x < 80 X 55 Keterangan


Total
1. Pembersihan Lokasi 1 98 1 Taat
Lahan
2. Penggalian Lokasi 1 81 1 Taat
Tanah Penutup
3. Penambangan Lokasi 1 88 1 Taat

4. Penimbunan Lokasi 1 78 1 Tidak Taat

5. Pengupasan Lokasi 1 98 1 Taat


Tanah Pucuk
6. Reklamasi Lokasi 1 88 1 Taat

39
7. Pembersihan Lokasi 2 100 1 Taat
Lahan
8. Pengupasan Lokasi 2 100 1 Taat
Tanah Pucuk
9. Penggalian Lokasi 2 81 1 Taat
Tanah Penutup
10. Penambangan Lokasi 2 90 1 Taat

11. Penimbunan Lokasi 2 53 1 Taat

12. Reklamasi Lokasi 2 86 1 Taat

13. Pembersihan Lokasi 3 100 1 Taat


Lahan
14. Pengupasan Lokasi 3 100 1 Taat
Tanah Pucuk
15. Penggalian Lokasi 3 81 1 Taat
Tanah Penutup
16. Penambangan Lokasi 3 73 1 Taat

17. Penimbunan Lokasi 3 83 1 Taat

18. Reklamasi Lokasi 3 86 1 Taat

19. Pembersihan Lokasi 4 98 1 Taat


Lahan
20. Penimbunan Lokasi 4 91 1 Taat

21. Reklamasi Lokasi 4 100 1 Taat

22. Pengupasan Lokasi 5 98 1 Taat


Tanah Pucuk
23. Penggalian Lokasi 5 91 1 Taat
Tanah Penutup
24. Penambangan Lokasi 5 98 1 Taat

25. Pembersihan Lokasi 6 100 1 Taat


Lahan
26. Pengupasan Lokasi 6 100 1 Taat
Tanah Pucuk
27. Penggalian Lokasi 6 83 1 Taat
Tanah Penutup
28. Penambangan Lokasi 6 88 1 Taat
29. Penimbunan Lokasi 6 83 1 Taat
30. Reklamasi Lokasi 6 88 1 Taat
JUMLAH DATA 30 27 2 1 Tidak Taat
Persentase 90% 6,67% 3,3% Tidak Taat

40
B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lahan
1. Pada aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan
lingkungan
2. Untuk aspek Teknis:

a) Kriteria K3 (Potensi Longsor) terlihat longsoran batuan pada dinding yang ditinggal
b) Kriteria K4 (Potensi Pencemaran AAT) tidak mendapatkan nilai karena belum dilakukan
upaya penanganan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang.
c) Kriteria K5 (Erosi): terdapat indikasi adanya erosi didinding lereng penggalian tanah
penutup
d) Kriteria K6 (Kebencanan); jauh dari pemukiman penduduk dan sarana vital lain/memiliki
sistem tanggap darurat (sarana, personil, SOP, dll)

c. Tindaklanjut yang harus dilakukan


1. Mempertahankan kinerja terkait aspek manajemen
2. Melakukan pembenahan pada lereng-lereng yang tinggi atau sudutnya melebihi rekomendasi
FS dan terlihat adanya longsoran batuan didaerah tersebut.
3. Melakukan upaya penanganan batuan yang berpotensi pencemar dengan mengikuti langkah
langkah sebagai berikut ;

Identifikasi semua batuan limbah yang dihasilkan dari penambangan


Melakukan karakteristik batuan penutup tersebut, batuan potensi pembentuk AAT dan
batuan tidak berpotensi membentuk AAT
Memilih teknologi penanganan batuan potensi pembentuk AAT tersebut, untuk
menghindari terbentuknya AAT

4. Upaya Pengolahan AAT :

Melakukan pengumpulan AAT yang ada


Melakukan pengolahan air leachet (AAT) yang sudah terbentuk hingga memenuhi BMAL
sebelum dibuang ke lingkungan.

41
LAMPIRAN II
BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

A. AIR
1. Titik Penaatan dan Izin
No Sumber Nama Koordinat Status Izin Nomor Sertifikat Hasil Uji
Air Titik Instansi Tanggal Tanggal
Limbah Penatan Nomor Penerbit Izin Berakhir Agust- Sep- Okt- Nop- Des- Jan- Feb- Mar- Apr- Mei- Jun-
Izin Izin Terbit Jul-12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13

2. Parameter
No Titik Parameter Parameter Konsentrasi Konsentrasi Baku Satuan Peraturan Baku
Penaatan yang yang Karakteristik Air Limbah/INLET Titik Penaatan/OUTLET Mutu Baku Mutu yang
(outlet) diwajibka dipantau (sebelum diolah di IPAL) Mutu diacu
n dalam
izin

Jul- Agust- Sep- Okt- Nop- Des Jan- Feb Mar Apr Mei- Jun- Jul- Agust- Sep Okt Nop- Des- Jan- Feb- Mar- Apr- Mei Jun-
12 12 12 12 12 -12 13 -13 -13 -13 13 13 12 12 -12 -12 12 12 13 13 13 13 -13 13

COD

Debit
(m3/bulan)
Produksi
(Ton/bulan)
/
(MW/bulan)
/ (m3/bulan)

111
Lanjutan tabel Parameter
No Titik Penaatan Parameter yang Parameter yang dipantau Hasil Perhitungan Beban Pencemaran
(outlet) diwajibkan (Debit x Konsentrasi)
dalam izin

Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13
COD

3
Debit (m /bulan

Produksi (Ton/bulan) /
3
(MW/bulan) / (m /bulan)

3. Bukti Pelaporan
Bukti Pelaporan Hasil Pemantauan
Triwulan III- Triwulan IV- Triwulan I- Triwulan II-
Instansi 2012 2012 2013 2013 Keterangan
Kabupaten
Provinsi
Kementerian Lingkungan Hidup
Keterangan: *Triwulanan : berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

112
4. Ketentuan Teknis
Tabel 1.
NO KETENTUAN TEKNIS Laboratorium 1 Laboratorium 2 Laboratorium 3

1 Laboratorium penguji
Nama Laboratorium penguji
Nomor akreditasi
laboratorium
penguji/laboratorium
rujukan Gubernur
Tanggal Berakhir Akreditasi
laboratorium
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Bulan pengujian

Tabel 2.
NO KETENTUAN TEKNIS STATUS Dokumen Pendukung
(Ya/Tidak)
2 Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan Layout saluran air limbah dan
drainase dan Foto
3 Membuat saluran air limbah yang kedap air Layout saluran air limbah dan
drainase dan Foto
4 Memasang alat pengukur debit (flowmeter) Foto flowmeterpada seluruh
saluran outlet
5 Memantau pH dan debit harian
6 Tidak melakukan pengenceran
7 Tidak melakukan by pass air limbah

113
Tabel 3. Khusus untuk Industri Sawit melakukan Land Aplikasi ditambahkan
NO KETENTUAN TEKNIS STATUS Dokumen
(Ya/Tidak) Pendukung

8 Dilakukan pada lahan selain lahan gambut


9 Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih
besar 15 cm/jam
10 Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang
1,5 cm/jam
11 Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah
kurang dari 2 meter
12 Pembuatan sumur pantau di 3 lokasi yang diwajibkan
13 Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke sungai
14 Tidak melakukan pengenceran air limbah yang dimanfaatkan
15 Tidak membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang
ditetapkan dalam Keputusan
16 Tidak membuang air limbah ke sungai bila melebihi ketentuan
yang berlaku
17 Tidak melakukan pengaplikasian air limbah pada lahan diluar lahan
dalam izin

Tabel 4. Khusus untuk Industri Petrokimia ditambahkan


NO KETENTUAN TEKNIS STATUS Dokumen
(Ya/Tidak) Pendukung
18 Pemantauan harian pH dan COD

114
5. Penurunan Beban Pencemaran
No. KEGIATAN PENURUNAN TAHUN SATUAN BUKTI PERHITUNGAN
BEBAN PENCEMARAN AIR 2009 2010 2011 2012

B. UDARA
1. Titik Penaatan
No Nama Kode Kapasitas Bahan Waktu Lokasi Koordinat Bentuk Cerobong Tinggi/Panjang Diameter Posisi Data Keterangan
Sumber Cerobong Sumber bakar Operasi (kotak/silinder/Kerucut) Cerobong Cerobong (ketinggian/kepanjangan) Pemantauan
Emisi Emisi (Jam/Tahun) (m) (m) Lubang Sampling (dipantau/tid
(m) ak dipantau)

2. a. Parameter dan Baku Mutu


No Nama Kode Parameter Konsentrasi Hasil Pengujian Baku Satuan Peraturan
3
Sumber Cerobong yang (mg/Nm ) Mutu Baku Baku Mutu
Emisi dipantau Mutu yang diacu

Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13
Genset
201 SOx

115
Nox

b. Perhitungan Beban Emisi


No Nama Sumber Kode Cerobong Parameter Hasil Perhitungan Beban Emisi
Emisi yang (lampirkan bukti perhitungan)
dipantau
Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13

Laju Alir

c. Perhitungan Beban Emisi GRK

Rangkuman Hasil Perhitungan Beban Emisi


No Nama Sumber Emisi Parameter BEBAN EMISI TAHUN 2011 BEBAN EMISI TAHUN 2012
BEBAN EMISI BEBAN EMISI BEBAN EMISI BEBAN EMISI
(Ton) (Ton eq. CO2) (Ton) (Ton eq. CO2)

Keterangan: Metodologi perhitungan mengacu pada Peraturan Menteri LH No. 12 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri LH No. 21 Tahun 2008.
Parameter: CO2, CH4, N2O.
Periode: Januari - Desember 2011; Januari - Desember 2012

116
3. a.Pelaporan Hasil Pemantauan dan BM CEMS
Tabel 1.
Ketaatan Pelaporan Semester 2-2012 Semester 1- Keterangan
(Ya/Tidak) 2013
(Ya/Tidak)
Melaporkan (6 bulanan) data pemantauan Emisi
(manual/Non CEMS)
KLH
Provinsi
Kabupaten/Kota
Keterangan: Bukti pelaporan berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

Tabel 2.
Ketaatan Pelaporan Triwulan III-2012 Triwulan IV- Triwulan I- Triwulan II-
(Ya/Tidak) 2012 2013 2013
(Ya/Tidak) (Ya/Tidak) (Ya/Tidak)
Melaporkan secara periodik (3 bulanan) data
pemantauan harian CEMS
KLH
Provinsi
Kabupaten/Kota
Keterangan: Bukti pelaporan berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

117
Lanjutan no.3a

Tabel 3.
Ketaatan Pemantauan CEMS Triwulan III-2012 Triwulan IV- Triwulan I- Triwulan II- Keterangan
(Ya/Tidak) 2012 2013 2013
(Ya/Tidak) (Ya/Tidak) (Ya/Tidak)
Jumlah data parameter pemantauan harian
CEMS selama 3 bulanan
SOx
NOx
Partikulat
Jumlah data pemantauan yang memenuhi Baku
Mutu CEMS
SOx
NOx
Partikulat

b.Pelaporan CEMS Parameter: Partikulat, SOx, NOx, CS2, H2S, CL2

Konsentrasi Hasil Pengukuran : Partikulat / SOx / NOx / CS2 / H2S / CL2


Sumber Emisi 1
Nama Sumber Emisi : Bahan Bakar :
Jenis Sumber Emisi : Kapasitas :
Nama/Kode Cerobong : Kandungan Sulfur dalam bahan bakar :
Dimensi Cerobong Waktu Operasional (jam) :
(diameter) :
Dimensi Cerobong (Panjang x
Lebar) :
Dimensi Cerobong (Tinggi) :

118
Lanjutan tabel Konsentrasi Hasil Pengukuran : Partikulat / SOx / NOx / CS2 / H2S / CL2
No Triwulan Waktu Konsentrasi Laju Alir Rata-rata Persentase Data Persentase CEMS Waktu Operasi Baku Mutu Satuan Baku Peraturan
Pengukuran Rata-rata Harian (m/detik) Melebihi Baku Tidak Beroperasi dalam Satu Hari Mutu Baku
Harian Mutu dalam Satu dalam Satu Hari (jam) Mutu
3
(mg/Nm ) Hari yang
diacu
1 Triwulan III 2012 01 Juli 2012
2 Triwulan III 2012 02 Juli 2012
3 Triwulan III 2012 03 Juli 2012
4 Triwulan III 2012 04 Juli 2012
5 Triwulan III 2012 05 Juli 2012
6 Triwulan III 2012 06 Juli 2012
7 Triwulan III 2012 07 Juli 2012
8 Triwulan III 2012 08 Juli 2012
9 Triwulan III 2012 09 Juli 2012
10 Triwulan III 2012 10 Juli 2012
11 Triwulan III 2012 11 Juli 2012
12 Triwulan III 2012 12 Juli 2012
13 Triwulan III 2012 13 Juli 2012
14 Triwulan III 2012 14 Juli 2012
15 Triwulan III 2012 15 Juli 2012
16 Triwulan III 2012 16 Juli 2012
17 Triwulan III 2012 17 Juli 2012
18 Triwulan III 2012 18 Juli 2012
19 Triwulan III 2012 19 Juli 2012
20 Triwulan III 2012 20 Juli 2012
21 Triwulan III 2012 21 Juli 2012
22 Triwulan III 2012 22 Juli 2012
...... ......
Keterangan: Data Harian meliputi Triwulan III 2012, Triwulan IV 2012, Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 per sumber emisi.

119
4. Ketentuan Teknis

NO KETENTUAN TEKNIS STATUS Keterangan


(Ya/Tidak)
1 Memasang dan mengoperasikan CEMS*
2 Peralatan CEMS* beroperasi normal
3 Membuang seluruh emisi melalui cerobong
4 Persyaratan teknis cerobong Melampirkan bukti berupa foto dan
spesifikasi teknis
Memiliki lubang sampling
Memiliki tangga sampling
Memiliki platform
Memiliki sumber listrik untuk pengambilan sampel
5 Semua sumber emisi non fugitive emisi harus dibuang melalui
cerobong
6 Menggunakan jasa laboratorium terakreditasi/laboratorium yang
ditunjuk oleh Gubernur
Catatan: *Khusus bagi industri:
1. Unit regenerator katalis (unit perengkahan katalitik air);
2. Unit pentawaran sulfur;
3. Proses pembakaran dengan kapasitas 25 MW atau kapasitas < 25 MW dengan kandungan sulfur dalam bahan bakar > 2%;
4. Peleburan baja;
5. Pulp dan kertas;
6. Pupuk;
7. Semen;
8. Carbon black;
9. Rayon.

120
C. LIMBAH B3
I. Umum
Jelaskan gambaran secara umum pengelolaan untuk masing-masing jenis limbah B3 yang dilakukan perusahaan Saudara, dan lengkapi dengan diagram
proses produksi (maksimal 1 lembar A4):

II. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /
LAMPIRAN
1 a. Pendataan dan identifikasi jenis dan volume limbah B3 YA/TIDAK

- Telah melakukan identifikasi jenis limbah B3 Logbook Limbah B3


selama periode
penilaian (Lampiran
Format Neraca)
- Telah melakukan pencatatan jenis dan volume limbah B3 Neraca Limbah B3
selama periode
penilaian
- Telah melakukan pendataan pengelolaan lanjut limbah B3 Neraca Limbah B3
selama periode
penilaian
b. Pelaporan kegiatan pengelolaan limbah B3 TW 3 TH 2012 TW 4 TH 2012 TW 1 TH 2013 TW 2 TH 2013
- KLH Copy surat
penyampaian laporan
triwulan (bukti tanda
terima/pengiriman)
- Provinsi Copy surat
penyampaian laporan
triwulan (bukti tanda
terima/pengiriman)
- Kabupaten/Kota Copy surat
penyampaian laporan
triwulan (bukti tanda
terima/pengiriman)
2 Perizinan Pengelolaan Limbah B3
- Memiliki izin pengelolaan limbah B3 Jika "YA" diisi: Copy SK Perizinan
- Jenis pengelolaan LB3 : Pengelolaan Limbah B3
- Izin Nomor : Jenis Pengelolaan
- Instansi yang mengeluarkan izin : Limbah B3
(jika izin lebih dari satu, silahkan :(Penyimpanan
menambahkan baris) Sementara/
Pemanfaatan/
Insinerator/
Bioremediasi/Penimbu
nan)
Jika "TIDAK" diisi:
Alasan :
Jika "IZIN SEDANG DALAM PROSES" - Surat Pengajuan Izin
diisi: (jika baru mengajukan
- Jenis Pengelolaan LB3 : izin)
(Penyimpanan/Pemanfaatan/Pengol - Status permohonan
ahan/ Penimbunan) izin (BA
- Surat Pengajuan izin Nomor : verifikasi/rapat/ surat
- Surat tanggapan proses perizinan balasan dari BLH/KLH)
Nomor :
- BA Verifikasi Perizinan Nomor :
3 Pemenuhan ketentuan izin
No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /
LAMPIRAN
a. Mengisi cheklist sesuai pengelolaan limbah B3 yang Foto-foto yang
dilakukan (Form terlampir) berhubungan dengan
persyaratan teknis
yang tertuang dalam
- Persentase pemenuhan ketentuan teknis pengelolaan % izin (Penyimpanan
limbah B3sesuai checklist yang telah diisi sementara/
(jika izin lebih dari satu, silahkan menambahkan baris) insinerator/
bioremediasi/
pemanfaatan/
penimbunan)

b. Emisi/Effluent Pengelohan Limbah B3 Lampirkan copy hasil


uji laboratorium yang
Jumlah Parameter yang diuji sesuai dengan izin diwajibkan dalam
Seluruh parameter memenuhi Baku Mutu Emisi/Effluent pengelolaan limbah B3
(mis : TCLP/uji kuat
tekan untuk
pemanfaatan sebagai
batako/paving block,
Frekuensi pengukuran sesuai dengan izin/peraturan uji emisi insinerator, uji
air lindi
Penimbunan/Bioremed
iasi, sumur pantau
penimbunan, dll)
4 Open Dumping, Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah
B3
- Melakukan open dumping limbah B3 jika YA, Foto-foto limbah yang
- apa jenis di open dumping
limbah B3 yang
di open dumping
:
- Perkiraan
jumlah/volume
limbah B3 yang
di open dumping
:
- Apakan akan melakukan pembersihan pada lahan open - Menyampaikan
dumping rencana pembersihan
lahan dan pemulihan
lahan terkontaminasi
(termasuk volume dan
jumlah limbah B3 yang
sudah dikelola/belum
dikelola)
- Menyampaikan
progress pembersihan
lahan dan pemulihan
lahan terkontaminasi
(termasuk volume dan
jumlah limbah B3 yang
sudah dikelola/belum
dikelola)
- Menyampaikan hasil
analisa sumur pantau,
kualitas tanah di area
bekas open dumping
(jika ada)
- Bukti pengelolaan
lanjut limbah B3 yang
di angkat
- Jika limbah B3 hasil
pengangkatan dikirim
ke pihak ketiga agar
menyampaikan
dokumen manifest
salinan 2, dan
menunjukkan copy
manifest salinan 3 dan
No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /
LAMPIRAN
7

- Apakah pernah melakukan pemulihan lahan jika ya, sebutkan Menyampaikan copy
terkontaminasi dan diterbitkan SSPLT (Surat Status nomor surat dan SSPLT
Penyelesaian Lahan Terkontaminasi) tanggal SSPLT :
- Apakah sudah melakukan pelaporan terkait SSPLT yang Menyampaikan copy
telah diterbitkan surat penyampaian
laporan

5 Jumlah limbah B3 yang dikelola

- Apakah memiliki pencatatan jumlah limbah B3 yang telah Menyampaikan neraca


dikelola selama periode penilaian pengelolaan limbah B3
periode penilaian Juli
2012 - Juni 2013

-Prosentase Limbah B3 yang dikelola sesuai dengan %


ketentuan
6 Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3
a. Pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun
- Apakah limbah B3 dikelola oleh pihak ketiga Jika "YA" diisi: Menyampaikan copy
(pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun) yang berizin - Nama pihak ketiga : perizinan pihak ketiga
- Izin/SK Nomor : dari KLH/BLH
- Jenis Limbah B3 yang diizinkan
dikelola oleh pihak ketiga :
- Instansi yang mengeluarkan izin :
Jika "TIDAK" diisi:
Alasan :
- Apakah memiliki kontrak kerja sama antara penghasil Jika "YA" diisi:- Nomor surat kontrak Copy Surat Kontrak
dengan pihak ketiga yang mengelola limbah B3 kerja sama :- Tanggal pembuatan Kerja sama antara
(pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun) kontrak kerja sama :- Masa berlaku penghasil dan pihak
kontrak kerja sama :- Jenis Limbah ketiga (pengumpul/
B3 yang dikelola sesuai kontrak kerja pengolah/ pemanfaat/
sama : penimbun
Jika "TIDAK" diisi:
Alasan :

- Apakah pihak ketiga (pengumpul/pengolah/pemanfaat/ Surat pernyataan dari


penimbun) sedang memiliki permasalahan pencemaran pihak ketiga
lingkungan (pengumpul/pengolah/
pemanfaat/penimbun)
yang menyatakan tidak
sedang dalam masalah
pencemaran
lingkungan
b. Pengangkut

- Apakah pihak pengangkut memiliki rekomendasi Jika "YA" diisi: Menyampaikan copy
pengangkutan limbah B3 dari KLH - Nomor Surat Rekomendasi : surat rekomendasi
- Tanggal terbit surat : pengangkutan dari KLH
- Masa berlaku surat :
Jika "TIDAK" diisi:
Alasan :

- Apakah pihak pengangkut memiliki izin pengangkutan Jika "YA" diisi: Menyampaikan izin
limbah B3 dari kementerian perhubungan - Tanggal terbit izin : pengangkutan limbah
- Masa berlaku izin : B3 dari Kementerian
No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /
LAMPIRAN
Perhubungan

Jika "TIDAK" diisi:


Alasan :

- Apakah jenis limbah B3 yang diangkut telah sesuai dengan Jika "YA" diisi:
rekomendasi dan izin yang dimiliki oleh pihak pengangkut Sebutkan jenis limbah B3 apa saja
yang diizinkan untuk diangkut :

Jika "TIDAK" diisi:


Alasan :

- Apakah pihak pengangkut memiliki dokumen manifest Jika "YA" diisi:


yang syah sesuai dengan ketentuan kep.Ka. Bapedal Nomor: Sebutkan kode manifest pengangkut
Kep-02/Bapedal/09/1995 yang dimiliki :

Jika "TIDAK" diisi:


Alasan :

- Apakah pihak pengangkut sedang memiliki permasalahan Surat pernyataan dari


pencemaran lingkungan pihak pengangkut yang
menyatakan tidak
sedang dalam masalah
pencemaran
lingkungan
7 Dumping, Open burning dan Pengelolaan Limbah B3 cara
tertentu

- Apakah melakukan dumping jika YA, apa jenis - Menyampaikan copy


limbah B3 yang izin pengelolaan limbah
di dumping : B3 cara
tertentu/dumping ke
laut
- Menyampaikan status
progress perizinan (jika
masih dalam proses
pengajuan izin seperti
surat pengajuan izin,
BA verifikasi, surat
tanggapan dari KLH
- Menyampaikan status
pengelolaan limbah B3
yang diminta untuk
dihentikan kegiatannya
sesuai dengan BA
Pengawasan atau
raport PROPER
- Apakah melakukan open burning jika YA, apa jenis - Foto-foto kegiatan
limbah B3 yang open burning
di open burning : - Neraca limbah B3
periode penilaian Juli
2012 - Juni 2013

- Apakah memiliki rencana menghentikan kegiatan open jika YA, kapan : - Foto-foto
burning penyimpanan limbah
B3 yang tidak di open
burning lagi
- Neraca limbah B3
periode penilaian Juli
2012 - Juni 2013 (yang
menunjukkan limbah
B3 sudah tidak di open
burning)
No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /
LAMPIRAN
- Apakah melakukan pengelolaan limbah B3 cara tertentu jika YA, kegiatan - Foto-foto kegiatan
apa yang pengelolaan limbah B3
dilakukan : dengan cara tertentu
- Dokumen perizinan
yang dimiliki sesuai
dengan kegiatan
tersebut
- Neraca limbah B3
periode penilaian Juli
2012- Juni 2013

Catatan : Data Pendukung/Lampiran disampaikan dalam bentuk softcopy (untuk foto dan dokumen izin
berbentuk *pdf, untuk logbook dan neraca limbah B3 berbentuk *xls)
LEMBAR ISIAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

a. Tempat Penyimpanan Sementara

CHECKLIST P.01
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT. TIM PENILAI
:
TGL
PENILAIAN:
NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN

PENGEMASAN
1 apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan bentuk limbah B3?
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik
2
limbah B3?
3 apakah pengemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol label limbah B3?
apakah penempatan limbah B3 disesuaikan dengan jenis dan karakteristik
4
limbah B3?
5 apakah kondisi kemasan limbah B3 bebas karat?
6 apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak bocor?
7 apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak meluber?

BANGUNAN DAN PENYIMPANAN


8 apakah bagian luar bangunan diberi papan nama?
apakah bagian luar diberi simbol limbah B3 sesuai dengan karakteristik
9
limbah B3 yang disimpan?
10 apakah limbah B3 terlindung dari hujan dan sinar matahari?
11 apakah bangunan mempunyai sistem ventilasi?
apakah bangunan memiliki saluran dan bak penampung tumpahan (jika
12
menyimpan limbah B3 cair)?
13 apakah penyimpanan menggunakan sistem blok / sel
14 apakah masing-masing blok/sel dipisahkan gang/tanggul?
15 apakah kemasan/limbah limbah B3 diberi alas / pallet?
16 apakah tumpukan limbah B3 maksimal 3 lapis?
17 apakah limbah B3 disimpan sesuai dengan masa penyimpanan dalam izin?
(jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi)

PEMANTAUAN
18 adakah logbook/catatan untuk mencatat keluar masuk limbah limbah B3?
apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan yang tercatat di
19
logbook/catatan?

PENGELOLAAN LANJUTAN
apakah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap limbah B3 yang disimpan?
20
(diserahkan ke pihak ketiga/dimanfaatkan internal)

LAIN-LAIN
21 tersediakah alat tanggap darurat yang mudah dijangkau?
22 tersediakah fasilitas P3K yang mudah dijangkau?
23 apakah memiliki SOP penyimpanan?
24 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
tersediakah pagar, pintu darurat dan rute evakuasi? (sesuai dengan SOP

25 penyimpanan dan tanggap darurat)
26 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


b. Kolam Sludge Minyak (Sludge Pond)

CHECKLIST P.02
KOLAM SLUDGE MINYAK (SLUDGE POND)

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
NO. KETERANGAN YA TIDAK KETERANGAN

PENYIMPANAN
1 apakah rancang bangunan pond sesuai dg jumlah limbah?
2 apakah rancang bangun dapat mencegah luapan sludge?
3 apakah lantai bangunan kedap air (10-7 cm/dtk)?
4 apakah dilengkapi dengan sistem penerangan?
5 apakah memiliki sumur pantau di upstream & downstream?
6 adakah logbook/pencatatan keluar masuk sludge ke pond?

PEMANTAUAN
7 adakah pencatatan sludge yg disimpan/bulan?
8 adakah pencatatan sludge yg dikelola/bulan?
9 apakah melakukan analisa kualitas air sumur pantau sesuai izin?

PENGELOLAAN LANJUTAN
10 apakah dilakukan lanjutan (SOR, kirim ke pihak pengumpul, dll)?
LAIN-LAIN
11 tersediakah alat tanggap darurat yang mudah dijangkau?
12 tersediakah fasilitas P3K yang mudah dijangkau?
13 apakah memiliki SOP penyimpanan sludge di pond?
14 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
tersediakah pagar, pintu darurat dan rute evakuasi? (sesuai dengan SOP
15
penyimpanan dan tanggap darurat)
16 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?
TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100% 0%


c. Pengolahan Limbah B3 Secara Thermal (Insinerator)

CHECKLIST P.03
PENGOLAHAN LIMBAH B3 SECARA THERMAL (INSINERATOR)

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:

NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN

PENAATAN UMUM
1 apakah selama pengakutan tidak terjadi ceceran?
2 apakah Jenis limbah yang dibakar sesuai dengan yang tercantum dalam

izin?
3 apakah pengoperasian insinerator sesuai izin?

PENAATAN KHUSUS
4 apakah dilakukan pengukuran suhu gas bakar di burning chamber?
5 apakah dilakukan pencatatan jumlah dan komposisi limbah yang dibakar?

(cek log book)
6 apakah komposisi limbah yang dibakar sesuai izin?
7 apakah suhu ruang bakar I saat insinerator beroperasi 600-800 C (atau
sesuai izin)?
8 apakah suhu ruang bakar II saat insinerator beroperasi 900-1100 C (atau

sesuai izin)?
9 apakah efisiensi pembakaran terpenuhi? (Cek sertifikat hasil uji)
10 apakah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap abu sisa pembakaran?

(diserahkan ke pihak ke-3/landfill)

PEMANTAUAN
11 apakah memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah yang dibakar dan

abu insinerator?

LAIN-LAIN
12 tersediakah alat tanggap darurat yang mudah dijangkau?
13 tersediakah fasilitas P3K yang mudah dijangkau?
14 apakah memiliki SOP pengoperasian insinerator ?
15 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
16 tersediakah pagar, pintu darurat dan rute evakuasi? (sesuai dengan SOP

penyimpanan dan tanggap darurat)
17 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


d. Bioremediasi

CHECKLIST P.04
PENGOLAHAN LIMBAH B3 SECARA BIOLOGI (BIOREMEDIASI)

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:

NO. KETERANGAN YA TIDAK KETERANGAN

PERSYARATAN LIMBAH DIOLAH


1 apakah dilakukan pengujian TPH awal dan memenuhi persyaratan (15%)?
2 apakah dilakukan pengujian awal total logam berat?
3 apakah dilakukan pengujian awal TCLP logam berat dan hasilnya dibawah

bakumutu sesuai Kepdal 04/1995?

PERSYARATAN LOKASI
4 apakah lokasi tempat pengolahan sesuai dengan persyaratan izin?
5 apakah dilakukan pengkajian kondisi awal lahan?

PERSYARATAN FASILITAS
6 apakah desain untuk lahan pengolahan sesuai persyaratan?
7 apakah permeabilitas lapisan dasar lahan pengolahan sesuai persyaratan?
8 apakah drainase dan pond mampu menampung air luapan/leachete?
9 apakah jumlah sel sesuai dengan timbulan limbah yang akan diolah?
10 apakah terdapat sumur pantau upstream & downstream sesuai izin?

PENAATAN KHUSUS
11 apakah jenis microrganism yang digunakan bukan merupakan hasil

rekayasa genetic?
12 apakah material pencampur dan penggembur (bulking agent) bukan

merupakan material yang terkontaminasi LB3
13 apakah dilakukan analisa sampel limbah yang diolah secara berkala sesuai

persyaratan/izin?
14 apakah dilakukan analisa sampel air tanah dan air sumur pantau sesuai

izin?
15 apakah dilakukan analisa sample air luapan/lindi (jika terbuang ke

lingkungan)?

PENANGANAN HASIL OLAHAN (jika ada yang sudah selesai diolah)


16 apakah dilakukan uji analisis kimia, TCLP dan toksikologi material hasil

olahan sesuai izin?
17 apakah material hasil olahan dikelola sesuai dengan rencana kelola?
18 apakah lokasi penempatan material hasil olahan sesuai persyaratan dan

teridentifikasi dgn baik?

PEMANTAUAN
19 adakah logbook/pencatatan keluar masuk limbah kegiatan bioremediasi?

LAIN-LAIN
20 apakah terdapat tanda peringatan keselamatan dan keamanan?
21 apakah memiliki SOP kegiatan Bioremediasi
22 apakah terdapat sistem tanggap darurat?
23 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?
TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%

e. Penimbunan Limbah B3

CHECKLIST P.05
PENIMBUNAN LIMBAH B3

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:

NO. KETERANGAN YA TIDAK KETERANGAN

DATA PENAATAN
1 apakah Jenis limbah B3 yang ditimbun sesuai dengan izin ?
2 apakah jenis limbah yang ditimbun memenuhi bakumutu TCLP?
3 terdapat sumur pantau minimal 3 buah (1 upstream dan 2 downstream)?

RANCANG BANGUN FASILITAS PENIMBUNAN


4 apakah lapisan dasar (sub base) adalah tanah lempung yang dipadatkan
dengan permeabilitas 1 x 10-9 m/det?
5 apakah permeabilitas dari sistem pendeteksi kebocoran (k) = 1 x 10-4 m/det?
6 apakah ketebalan minimum lapisan geomembran HDPE 1,5 mm
7 apakah permeabilitas lapisan tanah penghalang k = 1 x 10-9 m/det
8 apakah lapisan pelindung adalah tanah setempat dg tebal 20 cm dan dilapisi

geotextile?

BAK PENGUMPUL LINDI


9 apakah berada di area lokasi landfill dan memiliki 1 unit pompa?
10 apakah konstruksi pondasi, lantai dan dinding dari beton?
11 apakah air lindi diolah di IPAL ?
12 apakah melakukan uji kualitas lindi dalam bak pengumpul lindi sebelum

dipindah ke fasilitas IPAL?
13 apakah melakukan uji kualitas air tanah pada sumur pantau rona awal?
14 apakah Baku Mutu air tanah ditetapka sesuai dengan rona awal?
15 apakah pengujian dilakukan oleh laboratorium pihak ketiga yang independen

dan terakreditasi? (cek sertifikat hasil uji)
16 apakah melakukan uji kualitas air lindi setiap 3 bulan/sesuai izin?
17 apakah melakukan pencatatan arus jumlah limbah B3 yang keluar dan

masuk tempat penimbunan? (cek log book)

LAIN-LAIN
18 terdiakah tersedia alat tanggap darurat yang sesuai dan mudah dijangkau?
19 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
20 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


f. Pemanfaatan Minyak Pelumas Bekas Untuk Bahan Bakar Pembantu Peledakan (Anfo)

CHECKLIST P.06
PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS UNTUK BAHAN BAKAR PEMBANTU PELEDAKAN
(ANFO)

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT. TIM PENILAI
:
TGL
PENILAIAN:

NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN


PENAATAN UMUM
1 apakah Dilakukan uji karakteristik minyak pelumas bekas minimal 1 bulan

sekali atau sesuai izin? (cek sertifikat hasil uji)
2 apakah Hasil uji karakteristik minyak pelumas bekas dan atau proses
pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam izin? (cek sertifikat hasil uji)
3 apakah dilakukan uji dampak terhadap proses energi yang dihasilkan

sebagai akibat perubahan karakteristik?

apakah Penyimpanan minyak pelumas bekas dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
4 a. Bentuk dan kualitas kontainer sesuai izin
5 b. Resistensi terhadap air dan bahan kimia lain sesuai izin
6 c. Kesesuaian bahan kontainer dengan isi kontainer
7 d. Dilengkapi simbol dan label
8 e. Waktu penyimpanan (<90 hari)
9 apakah fasilitas pemanfaatan dilengkapi dengan prosedur tanggap darurat

dan penanganan tumpahan?
10 apakah fasilitas pemanfaatan memiliki batas-batas fisik yang jelas dan

dilengkapi dengan pintu darurat?

PENAATAN KHUSUS
11 apakah persentase kualitatif pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai

dengan izin?
adakah Informasi kriteria pemanfaatan sesuai dengan izin?, seperti:
12 a. Jumlah oli bekas yang dihasilkan(ton/bulan)
13 b. Jumlah oli bekas yang dimanfaatkan (ton/bulan)
14 c. Disebutkan sumber oli bekas
15 d. Jumlah yang digunakan sebagai pencampur (ton/bulan)
apakah Spesifikasi teknis pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai dengan izin?, seperti :
16 a. penyaringan dengan filter <220 micron
17 b. tidak ada penambahan bahan kimia lain
18 c. dilakukan pengadukan sempurna terhadap bahan sehingga homogen
19 d. melakukan pencatatan setiap formula pencampuran (cek log book)
20 e. formulasi pencampuran sesuai izin

LAIN-LAIN (berkaitan dengan penunjang dan tanggap darurat di fasilitas)


21 tersedia alat tanggap darurat yang sesuai dan mudah dijangkau
22 tersedia SOP tanggap darurat
23 Housekeeping dan kebersihan dalam keadaan baik

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


g. Pemanfaatan Fly Ash & Bottom Ash Batubara

CHECKLIST P.07
PEMANFAATAN FLY ASH & BOTTOM ASH BATUBARA

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:

NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN

PENAATAN UMUM
1 apakah dilakukan pengujian karakteristik kimia fisik fly ash dan bottom ash

sekurang-kurangnya 1 bulan sekali atau sesuai izin?
2 apakah hasil pengujian karakteristik kimia fisik fly ash dan bottom ash

memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam izin?
3 apakah dilakukan analisa kandungan logam berat total fly ash dan bottom

ash?
4 apakah hasil analisa kandungan logam berat total fly ash dan bottom ash

memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam izin (cek sertifikat hasil uji)
apakah penyimpanan fly ash dan bottom ash dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
5 a. Bentuk dan kualitas tempat penyimpanan
6 b. Kesesuaian tempat penyimpanan dgn limbah yang disimpan
7 c. Dilengkapi simbol dan label
8 d. Waktu penyimpanan (<90 hari)
9 apakah fasilitas pemanfaatan dilengkapi dengan prosedur tanggap darurat?
10 Fasilitas pemanfaatan batas-batas fisik yang jelas dan dilengkapi dengan

pintu darurat

PENAATAN KHUSUS
11 apakah persentase kualitatif pemanfaatan sesuai dengan izin?
12 apakah spesifikasi teknis pemanfaatan sesuai dengan izin?

LAIN-LAIN (berkaitan dengan penunjang dan tanggap darurat di fasilitas)


13 terdiakah tersedia alat tanggap darurat yang sesuai dan mudah dijangkau?
14 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


h. Pemanfaatan Sludge Minyak / Spent Catalyst/Drill Cutting Untuk Bahan Campuran Kontruksi

CHECKLIST P.08
PEMANFAATAN SLUDGE MINYAK / SPENT CATALYST/DRILL CUTTING UNTUK BAHAN
CAMPURAN KONTRUKSI

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota ................
PT. ........
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN

PENAATAN UMUM
1 apakah dilakukan pengujian TPH dan logam berat awal limbah sebelum

dilakukan pemanfaatan?
2 apakah Konsentrasi TPH awal sebelum dimanfaatkan sesuai dengan izin?

(cek sertifikat hasil uji)
3 apakah konsentrasi logam berat awal sesuai dengan parameter logam berat

Kepdal 04 tahun 1995? (cek sertifikat hasil uji)
4 apakah rencana pemanfaatan sesuai dengan izin?
6 apakah terdapat fasilitas pengendali pencemar yang mungkin dihasilkan oleh

aktifitas penempatan bahan pencampuran?
7 apakah kapasitas pemanfaatan sesuai dengan jumlah limbah B3 yang akan

diolah, termasuk sesuai dengan prediksi timbulan limbah B3?
8 apakah terdapat sumur pantau dibagian hulu dan hilir di lokasi

pemanfaatan?
PENAATAN KHUSUS
9 apakah pencampuran bahan-bahan sesuai dengan izin?
10 apakah hasil analisis campuran sesuai dengan parameter yang tertera dalam

izin? (cek sertifikat hasil uji)
12 apakah melakukan analisis sampel air tanah dan hasilnya memenuhi

parameter yang tertera dalam izin?

PENANGANAN HASIL PEMANFAATAN (jika ada yang sudah terdapat produk pemanfaatan)
13 apakah produk pemanfaatan dikelola sesuai dengan rencana kelola?
14 apakah lokasi penempatan produk teridentifikasi dengan baik?
15 apakah lokasi penempatan produk merupakan tempat yang aman, bebas

banjir dan memenuhi persyaratan keamanan?
16 apakah air buangan dan atau air lindi dianalisis secara rutin sesuai izin?
17 apakah lokasi penempatan produk diberi tanda dengan jelas dan benar

sesuai dengan izin?
18 apakah produk dianalisis secara teratur dan periodik sesuai dengan

parameter yang ditetapkan dalam izin?

LAIN-LAIN (berkaitan dengan penunjang dan tanggap darurat di fasilitas)


20 terdiakah tersedia alat tanggap darurat yang sesuai dan mudah dijangkau?
21 memiliki SOP tanggap darurat?
22 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100%


i. Pemanfaatan Minyak Minyak Pelumas Bekas Untuk Substitusi Bahan Bakar
CHECKLIST P.09
PEMANFAATAN MINYAK MINYAK PELUMAS BEKAS UNTUK SUBSTITUSI BAHAN BAKAR

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota ................
PT. ........
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
NO. KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN

PENAATAN UMUM
1 apakah dilakukan uji karakteristik minyak pelumas bekas minimal 1 bulan

sekali atau sesuai izin?
2 apakah Hasil uji karakteristik minyak pelumas bekas dan atau proses
pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam izin? (cek sertifikat hasil uji)
3 apakah dilakukan uji dampak terhadap proses energi yang dihasilkan

sebagai akibat perubahan karakteristik?
apakah penyimpanan minyak pelumas bekas dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
4 a. Bentuk dan kualitas kontainer sesuai izin
5 b. Resistensi terhadap air dan bahan kimia lain sesuai izin
6 c. Kesesuaian bahan kontainer dengan isi kontainer
7 d. Dilengkapi simbol dan label
8 e. Waktu penyimpanan (<90 hari)
9 apakah fasilitas pemanfaatan dilengkapi dengan prosedur tanggap darurat

dan penanganan tumpahan?
10 apakah fasilitas pemanfaatan memiliki batas-batas fisik yang jelas dan
dilengkapi dengan pintu darurat?

PENAATAN KHUSUS
11 apakah persentase kualitatif pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai

dengan izin?
apakah Informasi kriteria pemanfaatan sesuai dengan izin?, seperti:
12 a. Pelaporan kualitas udara emisi (Frekuensi sesuai izin)
13 b. Pelaporan udara ambien (frekuensi setahun sekali)
14 c. Jumlah oli bekas yang dihasilkan (ton/bulan)
15 d. Jumlah oli bekas yang dimanfaatkan (ton/bulan)
16 e. Menyebutkan semua sumbernya
apakah spesifikasi teknis pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai izin?, seperti:
17 a. Terdapat spray No.zzle
18 b. Flow rate pelumas bekas ke combustion chamber sesuai izin
19 c. Aliran pelumas bekas (temperatur combustion chamber >950C)
20 d. Flow rate dan volume total pelumas bekas tercatat harian
21 e. Wajib diemisikan tunggal pada cerobong pembakaran
22 f. pelumas bekas tidak digunakan selama start up dan shut down
23 g. tidak memasukkan pelumas bekas diluar ketentuan dalam izin
24 h. tidak mencampur dengan limbah B3 lain selama proses recovery energy

LAIN-LAIN (berkaitan dengan penunjang dan tanggap darurat di fasilitas)


25 tersediakah alat tanggap darurat yang sesuai dan mudah dijangkau?
26 memiliki SOP tanggap darurat?
27 apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?

TOTAL YA 1
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 100% 0%


j. Pengelolaan Limbah B3 Oleh Pihak Ketiga

CHECKLIST P.10
PENGELOLAAN LIMBAH B3 OLEH PIHAK KETIGA

SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota ................
PT. ........
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:

NO. KETERANGAN YA TIDAK KETERANGAN

A PIHAK KETIGA PENERIMA LIMBAH B3 MEMILIKI IZIN YANG SESUAI KETENTUAN


1 Pihak ke-3 memiliki izin sebagai Pengelola limbah B3

(pengangkut/pengumpul/pengolah/pemanfaat)
2 Izin pengelolaan Limbah B3 pihak ke-3 belum habis masa berlaku
3 Pihak ke-3 memenuhi ketentuan izin yang berlaku / sesuai dengan izin yang

dimiliki
4 Limbah B3 yang dikelola oleh pihak ke-3 sesuai dengan yang tertera dalam

izin yang dimiliki
5 Pihak ke-3 (pengangkut atau pengumpul) memiliki kontrak kerjasama

dengan pengolah atau penimbun akhir

B PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MEMENUHI KETENTUAN YANG BERLAKU


1 Perpindahan / pergerakan limbah B3 yang dilakukan oleh pihak ke-3

dilengkapi dengan dokumen manifest limbah B3
2 Penghasil memperoleh dokumen manifest limbah B3 sesuai dengan yang

dipersyaratkan yaitu :
3 Untuk pengangkut limbah B3, kendaraan yang digunakan sesuai dengan

rekomendasi dari KLH
4 Pihak ke-3 (pengangkut atau pengumpul) memiliki kontrak kerjasama

dengan pengolah atau penimbun akhir

C MANIFEST DAN PENGELOLAAN MANIFEST SESUAI DENGAN KETENTUAN


1 Salinan #2 : (diberikan ke penghasil untuk disampaikan ke KLH)
2 Salinan #3 : (saat limbah B3 diambil oleh pihak ke-3)
3 Salinan #7 : (disampaikan saat LB3 telah sampai di lokasi pihak ke-3)
2. NERACA LIMBAH B3

PT.

PERIODE

LIMBAH DIKELOLA

Periode KETE-
TAHUN 2011 TAHUN 2012 LIMBA LIMBAH KODE
JENIS sebelu RANG
SUMB SATUA H TIDAK MANIFEST
NO LIMBAH PERLAKUAN m nya DISERAHK AN
ER N DIHASI DISIMPA DIMANF DI- DI- DIKELO
B3 (SALDO AN PIHAK
LKAN N DI TPS AATKAN OLAH TIMBUN LA
) Jan ... Des Jan ..... Des KETIGA

DIHASILKAN - -

DISIMPAN DI
-
TPS

DIMANFAATKA
-
N

DIOLAH -

DITIMBUN -

DISERAHKAN
KEPIHAK
KETIGA

TIDAK
-
DIKELOLA

Koreksi per
bulan per jenis - -
DIHASILKAN
D. KERUSAKAN LAHAN
Peta berisikan kegiatan Pertriwulan
1 Peta rencana Ada/Tidak Ada Skala
/perlokasi yang dinilai
2 Persetujuan Peta rencana Siapa Nama dan jabatan yang paraf
Rencana dan realisasi
3 Disebutkan jenis kegiatan dan lokasinya
kegiatan sesuai RKTTL
Realisasi
Rencana TW III Realisasi TW III Rencana TW IV Realisasi TW IV Rencana TW I Realisasi TW Rencana
TW II
2012 2012 2012 2012 2013 I 2013 TW II 2013
2013

Matrik kemajuan luasan


4 masing-masing kegiatan Ada/Tidak ada
pada TW saat dikunjungi

Memiliki peta tata air dari


5 drainase hingga ke Ada/Tidak ada
IPAL/Settling Pond

Memiliki lay out tata air


6 dari drainase hingga ke Ada/Tidak ada
IPAL/Settling Pond

Data Hasil monitoring


7 Ada/Tidak ada
pergerakan tanah

8 Kajian Geoteknik Ada/Tidak ada

Foto lereng dan drainase di


9 Ada/Tidak ada
setiap kegiatan

Menyampaikan Rencana
10 Ada/Tidak ada
RKTTL 2012 dan 2013

Menyampaikan Realisasi
RKTTL 2012, laporan
11 Ada/Tidak ada
triwulan I 2013 dan
triwulan II 2013
Rekomendasi
12 Mengisi data lereng: Realisasi
Geotek
a. Kemiringan
Penambangan 1 Penimbunan 1 Reklamasi 1
jenjang tunggal
Perbandingan
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Rekomendasi Realisasi Realisasi Realisasi
Geotek Geotek Geotek
dengan Realisasi
Geotek

30 derajat 28 derajat

b. Kemiringan
Penambangan Penimbunan Reklamasi
jenjang overall
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Realisasi Realisasi Realisasi
Geotek Geotek Geotek
25 derajat 25 derajat
c. Tinggi jenjang
Penambangan Penimbunan Reklamasi
tunggal
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Realisasi Realisasi Realisasi
Geotek Geotek Geotek
10 m 8m

c. Jumlah Jenjang
Penambangan Penimbunan Reklamasi
over all
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Realisasi Realisasi Realisasi
Geotek Geotek Geotek
8 jenjang 8 jenjang
Dokumen Kajian Batuan
13
Asam
Analisis geokimia
(pengkarakteristik
an batuan limbah)
untuk memastikan
Perlakuan
ada tidaknya Perencanaan dan Pengukuran pH
terhadap batuan Sistem pengumpul
batuan yang pengelolaan air pada
potensi asam leachate/seepage/re Upaya
berpotensi terhadap batuan genangan-
(SOP mbesan dari pengelolaan
menimbulkan yang berpotensi genangan yang
pemberlakuan timbunan (AAT) terhadap AAT dan
pencemaran menimbulkan dijumpai
batuan potensi dan melakukan upaya pengolahan
(potensi asam atau pencemaran (AAT dilapangan, nilai
asam dan tidak pengolahan AAT di AAT. Lampiran:
PAF atau yang atau lainnya); pH 6
potensi asam) IPAL Lampiran: penjelasan
lainnya). Lampiran: Lampiran:
Lampiran: penjelasan
Lampiran : penjelasan penjelasan
penjelasan
dokumen studi
pengkajian batuan
potensi dan tidak
potensi asam
Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Ada
(penjelasan)/Tidak (penjelasan)/Tidak (penjelasan)/Tidak (penjelasan)/Tidak (penjelasan)/Tidak
(kajian)/Tidak ada
ada ada ada ada ada
SOP penanganan batuan
14 Ada/Tidak ada
asam
15 Indikasi Erosi
Pengupasan tanah Penggalian
Penambangan Penimbunan Reklamasi
pucuk Tanah
Penutup

Sebutkan sarana Sebutkan sarana Sebutkan sarana Sebutkan sarana


pengendali erosi pengendali erosi Sebutkan sarana pengendali erosi pengendali erosi
yang dimiliki: yang dimiliki: pengendali erosi yang dimiliki: yang dimiliki:
berupa drainase, berupa drainase, yang dimiliki: berupa drainase, berupa drainase,
terasering, terasering, berupa drainase, terasering, terasering,
guludan, rip rap, guludan, rip rap, terasering, guludan, guludan, rip rap, guludan, rip rap,
drop structure, drop structure, rip rap, drop drop structure, drop structure,
mulsa, jut net, mulsa, jut net, structure, mulsa, jut mulsa, jut net, mulsa, jut net,
cover croping, cover croping, net, cover croping, cover croping, cover croping,
gabion, kolam gabion, kolam gabion, kolam gabion, kolam gabion, kolam
sedimen (settling sedimen (settling sedimen (settling sedimen (settling sedimen (settling
pond, sedimen pond, sedimen pond, sedimen trap), pond, sedimen pond, sedimen
trap), atau yang trap), atau yang atau yang lainnya; trap), atau yang trap), atau yang
lainnya; lainnya; lainnya; lainnya;
Kondisi sarana pengendali
16
erosi
Penggalian
Pengupasan tanah pucuk Penambangan Penimbunan Reklamasi
Tanah Penutup
Sedimen
Sedimen trap/sediemen
trap/sediemen pond efektif
pond efektif menangkap
Peta sistem Ada peta
menangkap Peta sistem Ada perhitungan sedimen
Peta sistem pengelolaan air Peta sistem pengelola
sedimen pengelolaan air volume air larian (melampirkan %
pengelolaan air limbah pengelolaan air an air
(melampirkan limbah permukaan desain fisik Peta sistem tutupan
limbah (drainase, (drainase, limbah (drainase, larian
desain fisik (drainase, berdasarkan lapangan dan pengelolaan area
saluran saluran saluran permukaa
lapangan dan data saluran daerah tangkapan data air limbah Cover
pengendali pengendali pengendali n (peta
perawatan pengendali hujan (catchment perawatan (drainase, Cropping
lainnya) sampai lainnya) lainnya) sampai water
sedimen lainnya) sampai area) dan luasan sedimen :
ke settling pond sampai ke ke settling pond managem
trap/sedimen pond ke settling pond settling pond trap/sedimen
dan jumlah settling pond pond dan
ent);
sedimen yang jumlah
dipindahkan. sedimen yang
dipindahkan.
Jarak kegiatan dari sarana umum vital (SUTT/SUTET, sekolah, Rumah sakit, pasar),
17 Indikasi Potensi Bencana
permukiman (jelaskan lokasinya)
Penggalian
Pengupasan tanah
Sulit dibuktikan Tanah Penambangan Penimbunan Reklamasi
pucuk
Penutup
2000 m
Memiliki sarana
tanggap darurat
Penggalian
Pengupasan tanah
Tanah Penambangan Penimbunan Reklamasi
pucuk
Penutup
Memiliki Saluran
penampung
limpasan air
limbah apabila
tanggul jebol di
lokasi Pit A1
E. IZIN LINGKUNGAN
1. Daftar Dokumen Lingkungan
NO Nama Dokumen Lingkungan Institusi Pengesahan Dokumen Lingkungan Tanggal Pengesahan Dokumen Lingkungan

2. Kewajiban Dalam Dokumen Lingkungan Aspek Pengendalian Pencemaran Air, Udara dan PLB3
No Kewajiban Realisasi
BERITA ACARA
PENGAMBILAN FOTO/VIDEO

Pada hari ini, ......... pukul ......... Waktu Indonesia Bagian ..............., tanggal .............. bulan ........... tahun
..............., kami Tim Pengawas Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan
Hidup telah mengambil gambar/foto/video di lokasi :

Perusahaan : .....................................................

Alamat : .....................................................

Telp. : .........................
Fax : .........................

Petugas yang mengambil foto/Video :

Nama : ...................................................
Instansi : ...................................................

Tanda Tangan :

Pengambilan Foto/Video disaksikan dan diketahui oleh pihak perusahaan:

Nama : .................................................

Jabatan : ................................................

Tanda Tangan : ................................................

Demikian Berita Acara Pengambilan Foto/Video dibuat dengan sebenar-benarnya.

Pejabat Pengawas LH - KLH BLH Provinsi .......... BLH Kab./Kota ......... Perusahaan

Nama : Nama : Nama : Nama : .......................

Ttd: ... Ttd: ... Ttd: ... Ttd:


BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL
_______________________________________________________________________________________________________________________

Pada hari ini, ., tanggal ........ bulan... tahun ..............................,


di Kabupaten/Kota............................Provinsi........................., kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Pangkat/Gol. Jabatan NIP/PPLH


1.......................................... ............................... ................................ ......................./........
2.......................................... ............................... ................................ ......................./........
3.......................................... ............................... ................................ ......................./........

Telah melakukan pengambilan sampel di lokasi :


Nama perusahaan : .
Alamat perusahaan : .
Jenis Industri : .
Pengambilan contoh limbah ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Pencemaran
Lingkungan yang dilakukan oleh Tim Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Petugas Pengambil Sampel :
Nama :
.
Instansi : .
NIP : .
Pangkat/Golongan : .
Jabatan : .

Tanda tangan : ......................


Dengan hasil sebagai berikut :

Kode Jenis
No. Lokasi pH Debit Waktu Keterangan
Sampel Limbah

Demikian Berita Acara Pengambilan Sampel dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah
jabatan.
Saksi-Saksi :
Pejabat Pengawas LH - KLH BLH Provinsi .......... BLH Kab./Kota ......... Perusahaan

Nama : Nama : Nama : Nama : .......................

Ttd: ... Ttd: ... Ttd: ... Ttd:

Cap Perusahaan
Denah Lokasi Pengambilan Sampel Air Limbah
LAMPIRAN III
FORMAT MATRIKS PENAATAN
A. MATRIKS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Nama Perusahaan :
PT. AAA
Jenis Industri :

Lokasi kegiatan :
Kab./Kota .. ,Provinsi .
Periode Evaluasi :
1 Juli 2010 - 30 Juni 2011

I. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan


a. Jumlah Outlet Air Limbah : .
b. Jumlah Outlet yang dipantau : .
Tingkat Ketaatan : .%

Keterangan:
1. Row Jumlah Outlet Air Limbah berisi jumlah seluruh outlet pembuangan air limbah yang dimiliki perusahaan.
2. Row Jumlah Outlet yang dipantau berisi jumlah outlet pembuangan air limbah yang dipantau oleh perusahaan.
3. Row Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah outlet yang dipantau dibagi dengan jumlah outlet air limbah yang dimiliki perusahaan.

II. Ketaatan Terhadap Parameter Pemantauan / Pelaporan / Pemenuhan Baku Mutu


PARAMETER PELAPORAN PEMENUHAN BAKU MUTU

Jumlah
Jumlah
data yang
Parameter Jumlah data Jumlah data
tidak
No. yang Jumlah pemantauan Jumlah yang tidak
Nama Outlet (titik Tingkat Tingkat memenuhi Tingkat
dipantau Paramater sesuai data yang Parameter memenuhi Ket.
penaatan) Ketaatan Ketaatan baku Ketaatan
sesuai Pemantauan peraturan / dilaporkan baku mutu (
mutu (100
peraturan izin x > 500%)
%<x<=
/ izin
500%)

Outlet Oil Catcher A


1 2 2 100% 12 12 100% COD 6 0 50%
Outlet Oil Catcher B
2 2 2 100% 12 12 100% TDS 0 0 100%
Outlet Oil Catcher C
3 2 2 100% 12 12 100% H2S 0 0 100%
Tingkat Ketaatan 100% 100% 50%
KETERANGAN:

A. KOLOM PARAMETER
1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah.
2. Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin berisi jumlah parameter yang sesuai dengan peraturan / izin.
3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan dibagi dengan jumlah
parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin.
5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.

B. KOLOM PELAPORAN
1. Kolom Jumlah data pemantauan sesuai peraturan / izin berisi jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai
dengan periode penilaian PROPER.
2. Kolom Jumlah data yang dilaporkan berisi tentang jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER.
3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode
penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan periode penilaian
PROPER.
4. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.

C. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU


1. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi baku mutu paling
tinggi untuk tiap outlet).
2. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku
mutu antara 100 % < x < 500%.
3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih
dari 500%.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu dengan jumlah data yang
dilaporkan.
5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.

130
TINGKAT KETAATAN
Ketaatan Terhadap Pemantauan 100%
Ketaatan Terhadap Pelaporan 100%
Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu 50%

KETERANGAN:
1. Row Ketaatan Terhadap Pemantauan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemantauan terendah.
2. Row Ketaatan Terhadap Pelaporan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pelaporan terendah.
3. Row Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemenuhan baku mutu terendah.

III. Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis


Sudah Belum
No. Pengelolaan Limbah Cair Keterangan
Taat Taat
1. Perusahaan mempunyai ijin pembuangan air
limbah
2. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair
dengan saluran limpahan air hujan
3. Saluran pembuangan limbah cair kedap air
4. Tidak melakukan pengenceran termasuk
mencampurkan buangan air bekas pendingin ke
dalam aliran pembuangan limbah cair
5. Perusahaan mempunyai alat ukur debit dan - Tidak diwajibkan
berfungsi dengan baik
6. Mengukur debit harian - Tidak diwajibkan
- Tidak diwajibkan
7. Mengukur pH harian

KETERANGAN:
Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.

131
IV. Hasil Pemantauan KLH/BLH
PEMANTAUAN I PEMANTAUAN II

Nama Outlet (titik Jumlah data yang tidak Jumlah data yang Jumlah data yang tidak Jumlah data yang
No. Parameter
penaatan) memenuhi baku mutu tidak memenuhi baku memenuhi baku mutu tidak memenuhi baku
(100 % < x < = 500%) mutu ( x > 500%) (100 % < x < = 500%) mutu ( x > 500%)

Jumlah

KETERANGAN:
Matriks ini digunakan apabila pihak KLH/BLH melakukan pengambilan sampel air limbah:
1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi baku mutu
paling tinggi untuk tiap outlet).
2. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu.
3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu
antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan I.
4. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih dari
500% untuk pemantauan I.
5. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu
antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan II.
6. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih dari
500% untuk pemantauan II.

132
B. MATRIKS PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Nama Perusahaan :
PT. AAA
Jenis Industri :
.
Lokasi kegiatan :
Kab./Kota ..., Provinsi ..
Periode Evaluasi :

I. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan

A. Sumber Emisi Proses Produksi


No. Sumber Emisi Tingkat Ketaatan Keterangan
a. Jumlah Cerobong %
b. Jumlah Cerobong yang dipertimbangkan dalam PROPER
c. Jumlah Cerobong yang dipantau
d. Jumlah tipe sumber emisi

B. Sumber Emisi Pembakaran Dalam (Genset)


No. Sumber Emisi Tingkat Ketaatan Keterangan
a. Jumlah Genset %
b. Jumlah Genset dengan Kapasitas @ >=1 MW
c. Total Kapasitas Genset (MW)
Jumlah Genset yang dipertimbangkan dalam PROPER
d. Jumlah Genset yang dipantau
e. Pemantauan mewakili semua tipe emisi

133
II. Tingkat Ketaatan Terhadap Parameter, Pelaporan dan Pemenuhan Baku Mutu

PARAMETER
PELAPORAN PEMEHUHAN BAKU MUTU
NAMA
No. TIPE EMISI
CEROBONG
JUMLAH PARAMETER PERATURAN PELAPORAN
TINGKAT TINGKAT TINGKAT TINGKAT
TINGKAT Opa Opa TINGKAT KETAATAN KETAATAN KETAATAN KETAATAN
PERATURAN PELAPORAN KETAATAN SOx NOx sitas SOx NOx sitas KETAATAN SOx NOx CO
1 Genset 2 2 100% 2 2 2 2 100% 100% 100% 100%

2 2 100% 2 2 2 2 100% 100% 100% 100%

2 Proses 4 4 100% 1 1 1 1 100% 100% 100% 100%

4 4 100% 1 1 1 1 100% 100% 100% 100%

Engine/Genset 8 8 100% %

Proses 2 2 100%

KETERANGAN:

A. KOLOM PARAMETER
1. Kolom Tipe Emisi berisi tentang Tipe Emisi (mesin pembakaran dalam/proses produksi).
2. Kolom Nama Cerobong yang dipantau berisi nama/kode cerobong yang dipantau.
3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan berdasarkan peraturan dan data yang
dilaporkan.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh
perusahaan dibagi dengan Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin.

B. KOLOM PELAPORAN
1. Kolom peraturan berisi jumlah data parameter pemantauan yang dilaporkan berdasarkan peraturan dan sesuai dengan periode penilaian
PROPER.
2. Kolom pelaporan berisi tentang jumlah data parameter yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER.

134
3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode
penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan periode penilaian
PROPER.
4. Row Tingkat Ketaatan menampilkan prosentase tingkat ketaatan.

D. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU


1. Kolom Parameter berisi jumlah parameter emisi yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter emisi udara yang melebihi baku mutu
paling tinggi untuk tiap cerobong dalam prosentase).
2. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase data yang tidak memenuhi baku mutu.

III. Tingkat Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu


DATA TIDAK MEMENUHI BAKU MUTU
No. TIPE EMISI NAMA CEROBONG 100 % < = X < 500 % > 500 % TINGKAT
KETAATAN
SOx NOx CO Partikulat Opasitas NOx CO Partikulat Opasitas
E-1 (compressor SP PBM Barat)
1 Engine
0 0 0 0
E-1 (genset SP1 Gunung Kemala)
0 0 0 0
E-2 (genset SP1 Gunung Kemala)
0 0 0 0

2 Proses Boiler 0 0 0 0 0 0 0

Glycol Dehydrator 0 0 0 0 0 0 0

Engine 0 0 100%

Proses 0 0 0 0 0 0 100%

KETERANGAN:
Isi kolom data parameter yang tidak memenuhi baku mutu apakah melebihi 100 % < x < 500% atau lebih dari 500%.

135
IV. Tingkat Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
No. Pengelolaan Emisi Udara Sudah Taat Belum Taat Keterangan
1.
Mempunyai cerobong emisi
2. Cerobong dilengkapi dengan lubang sampel sesuai
Kepdal No. 205/1996
3.
Cerobong dilengkapi dengan pagar pengaman
4.
Cerobong dilengkapi dengan lantai kerja
5.
Cerobong dilengkapi dengan tangga
6. -
Cerobong emisi dilengkapi dengan peralatan CEMS Tidak diwajibkan
-
7. Peralatan CEM berfungsi dengan baik Tidak diwajibkan

KETERANGAN:
Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.

136
LAMPIRAN IV.
BA PENOLAKAN PENGAWASAN PROPER

BERITA ACARA
PENOLAKAN PELAKSANAAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada hari ini, .......... tanggal .... Bulan ..... tahun ......., pukul ......, di Kab/kota..... Provinsi ......., kami yang
bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...........................................................................................................................................
Jabatan : ...........................................................................................................................................
Alamat : ...........................................................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama,
Nama perusahaan : ...........................................................................................................................................
Alamat perusahaan : ...........................................................................................................................................
Jenis industri : ...........................................................................................................................................
Menyatakan bahwa kami menolak kedatangan Tim Pengawas Lingkungan Hidup dan/atau menentang
pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup oleh Tim Pengawas Lingkungan Hidup dalam rangka
Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER), yang terdiri dari :

Nama Pangkat/Gol. Jabatan NIP/PPLH

1........................................ .......................................... .......................................... ........................../..........


2........................................ .......................................... .......................................... .........................../.........
3........................................ .......................................... .......................................... ............................/........

Penolakan dilakukan dengan alasan:


1. ..............................................................................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................................................................
Demikian Berita Acara Penolakan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah jabatan.

Pejabat Pengawas Pihak Pemerintah Pejabat Pemerintah Pihak


Lingkungan Hidup KLH Provinsi Kab/Kota Perusahaan

Nama : .................................... Nama : ............................... Nama : ........................... Nama : ..........................

Ttd : ................................... Instansi: ............................. Instansi: ........................... Ttd : ...........................

Ttd : .............................. Ttd : ..........................

Nama : .................................... Nama : ............................... Nama : ........................... Nama : ..........................

Ttd : ................................... Instansi: ............................. Instansi: ........................... Ttd : ...........................

Ttd : .............................. Ttd : ..........................

130
Cap perusahaan
Contoh Lampiran Hasil Analisis Laboratorium yang Terakreditasi:

1. Analisis Air Limbah:

131
2. Analisis Kualitas Udara Emisi.

132
LAMPIRAN V
FORMAT RINGKASAN KETAATAN PERUSAHAAN

Data Primer PROPER 2012

Sub Kandidat
No Perusahaan Sektor Kab./Kota Provinsi Peringkat
Sektor Dok HASIL AMDAL Ket PPA Ket PPU Ket PLB3 Ket PKL Ket Hijau
Sementara

133
LAMPIRAN VI
FORMAT RAPOR SEMENTARA

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


PROPER 2012 2013

Nama Perusahaan : PT ABC123

Jenis Industri : Minyak Goreng

Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA


BARAT

Peringkat :
Sementara

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP


2013

134
A. Lampiran V a. Format Raport Industri NON TAMBANG

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

Nama Perusahaan : PT ABC123


Jenis Industri : Minyak Goreng
Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai Penaatan Keterangan


PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan. Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-
UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas
Lingkunga Hidup, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lombok Timur
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan
lingkungan/izin lingkungan: secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
C. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
D. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pelaksanaan UKL-UPL
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


D. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air
No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Keterangan
1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010
namun sudah habis masa berlakunya pada
tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang
2. Ketaatan terhadap titik 100% Perusahaan mempunyai satu titik outlet IPAL
penaatan pemantauan sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai
Baku Mutu dengan Permen LH No 04 Tahun 2010
4. Ketaatan terhadap pelaporan 87% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua
bulan tidak dilaporkan
5. a. Ketaatan terhadap 87% Hasil swapantau yang dilaporkan memenuhi baku
pemenuhan Baku Mutu mutu namun hasil pemantauan KLH melebihi baku
mutu > 500%BMAL untuk parameter minyak lemak
b. Pemenuhan Baku Mutu Taat Hasil Pemantauan Tim PROPER (KLH/Provinsi)
berdasarkan Pemantauan
memenuhi Baku Mutu Air Limbah sesuai izin.
Tim PROPER
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke
Teknis kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

135
B. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/bulan)
No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

C. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Air


Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan tidak taat terhadap izin,
pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah dan ketentuan teknis, namun perusahaan taat terhadap titik
penaatan dan parameter baku mutu sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku.

D. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengajukan izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Lombok Timur
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi
BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
industri minyak goreng
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang
dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Kementerian Lingkungan Hidup.

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

C. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Keterangan


1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
pemantauan heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi
gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua
Mutu Emisi sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
Mutu Emisi emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi
Taat
yang dipersyaratkan dengan sarana dan prasarana sampling

136
B. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)
No Parameter Beban Outlet

C. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara


Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan
titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter dan
frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007.
2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter
dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.
3. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan
pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok
Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pengelolaan Status Masa
No. SK/ No. Surat Keterangan
Limbah B3 Perizinan Berlaku
Penyimpanan SK Bupati XXX No. 03 5 (lima) Limbah B3 Campuran
Sementara tahun 2010, tanggal 9 tahun
Februari 2010
SK Bupati XXX No. 186 Sludge IPAL dan Fly Ash
Tahun 2011, tanggal 27
Januari 2011
Pemanfaatan Surat Persetujuan Dep IV 1 (satu) Uji Coba Pemanfaatan Sludge
Bidang Pengelolaan B3 tahun IPAL Industri Pulp dan Kertas Non
dan LB3, No or: B- Drinking Sebagai Kompos,untuk
6658/Dep.IV/LH/09/2010 mendapatkan Standar Nasional
Indonesia (tidak melakukan
pemanfaatan sludge IPAL lagi
untuk kompos)
SK MENLH No. 230 tahun 5 (lima) Pemanfaatan LB3 sludge IPAL
2010, tanggal 27 tahun sebagai subtitusi bahan bakar di
September 2010. multifuel boiler
SK MENLH No. 301 tahun 5 (lima) Pemanfaatan limbah B3; fly ash,
2011, tanggal 30 tahun bottom ash (slag batu bara), dreg
Desember 2011 dan grit sebagai campuran bahan
baku pembuatan paving block,
coblock dan stabilisasi slab
Penimbunan/ SK MENLH No. 88 tahun 5 (lima) Penimbunan limbah dreg, grit dan
landfill 2012 tahun slag pada landfill kelas II

137
B. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)
Limbah
Limbah Limbah
Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan
Dihasilkan Dikelola
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
Sludge IPAL Ton 7,790.78 7,530.34 0 Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Multi Fuel Boiler
179.00 Dimanfaatkan untuk composting
sampai bulan September 2011
81.44 Disimpan di TPS LB3
Grits & dregs Ton 26,994.76 4,023.41 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
22,971.35 Ditimbun di landfill
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Oli bekas + solar Ton 19.40 19.00 0 - Pengangkut : PT. Shali Riau Lestari
bekas Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat :
PT. Andhika Makmur Persada
0.40 Disimpan di TPS LB3
Slag batubara Ton 1,574.80 267.82 0 Dimanfaatkan sesuai izin
1,306.98 Ditimbun di landfill
Fly ash boiler Ton 1,497.37 1,093.00 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
404.37 Disimpan di TPS LB3
Aki bekas/ Ton 1.4995 1.4995 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
baterai bekas Kode manifest: OL
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbah lab (vial Ton 0.084 0.076 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
COD) Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
0.008 Disimpan di TPS LB3
Lampu merkuri Ton 0.0124 0.0124 0 Disimpan di TPS LB3
bekas
Filter oli bekas Ton 1.80 1.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbak klinis Ton 0 0 0 Tidak dihasilkan dalam periode
penilaian
Majun Ton 0.95 0.90 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
terkontaminasi Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
0.05 Disimpan di TPS LB3
Toner bekas Ton 0.028 0.017 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
Kode manifest: OL
- Pengolah: PT. Wastec International
0.011 Disimpan di TPS LB3
Selang hidrolik Ton 0.15 0.15 0 - Pengangkut: PT. Indostar Cargo
terkontaminasi Kode manifest: OL
oli - Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada

138
Serbuk gergaji Ton 2.80 2.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
(saw dust) Kode manifest: AAO
terkontaminasi - Pengolah: PT. Wastec International
minyak kotor
Grease bekas Ton 0.20 0.20 0 Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
Bekas kemasan Ton 0.20 0.20 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
bahan kimia Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
TOTAL Ton 37,898.33 37,898.33 0
Persentase % 100 0
Ket : 34.29% limbah B3 telah dimanfaatkan sesuai izin, 64.06% limbah B3 ditimbun di landfill yang
berizin, 0.11% limbah B3 telah diserahkan ke pihak ketiga, dan 1.54% limbah masih tersimpan di
TPS. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
persyaratan dalam izin.

C. Penanganan Lahan / Tanah Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan Penanganan Lahan/ Tanah Keterangan
Terkontaminasi Limbah B3
Jenis dan jumlah limbah B3 yang diopen dumping - Sebutkan jenis limbah B3 yang diopen dumping
- Jelaskan perkiraan jumlah limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diopen dumping (panajang x
lebar x tinggi)
Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 - Jelaskan waktu pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi
- Jelaskan pengelolaan lanjut limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diangkat
Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan - Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 terkontaminasi yang sesuai dengan perencanaan
- Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
terkontaminasi (apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan perencanaan)
Jumlah total limbah B3 dan tanah terkontaminasi yang Sebutkan jumlah limbah B3 yang telah diangkat
telah dilakukan pengelolaan (dalam ton)
Perlakuan pengelolaan terhadap limbah B3 dan tanah Jelaskan perlakuan pengelolaan limbah B3 dan
terkontaminasi yang telah diangkat sesuai tanah terkontaminasi yang telah diangkat
perencanaan
SSPLT (Surat Status Penyelesaian Lahan Cantumkan nomor SSPLT dan tanggal diterbitkan
Terkontaminasi)
Ketentuan dalam SSPLT Memeriksa pelaksanaan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam SSPLT

D. Penaatan terhadap Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan ketentuan % Sudah Belum
Keterangan
pengelolaan limbah B3 penaatan taat taat
Penyimpanan Sementara 100 - - Kondisi fisik bangunan TPS sesuai dengan
ketentuan;
- Dilengkapi dengan sarana dan prasana yang
sesuai dengan ketentuan;
- Tata cara penyimpanan sesuai dengan
ketentuan;
- Semua limbah B3 teridentifikasi dan memiliki
tujuan akhir pengelolaan;

139
- Pelaporan dilakukan rutin 3 bulan sekali.
Pemanfaatan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penimbunan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penaatan terhadap izin
100
pengelolaan limbah B3
Ket: Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan
terendah pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.

E. Penyerahan Pengelolaan Limbah B3 kepada Pihak Ketiga


Kriteria Taat Tidak taat Keterangan
Pihak ketiga penerima limbah B3 - Memiliki izin yang sesuai dan masih
memiliki izin yang sesuai ketentuan berlaku, memenuhi persyaratan izin dan
mengelola limbah B3 sesuai izin.
Pengumpul memiliki kontrak kerjasama
dengan pengelola akhir limbah B3
Pengangkutan limbah B3 memenuhi - Menggunakan manifest yang sesuai,
ketentuan yang berlaku pengangkutan sesuai dengan rekomendasi
pengangkutan dari KLH, memiliki kontrak
kerjasama dengan pengolah atau
penimbun limbah B3
Manifest dan pengelolaan manifest - Menyampaikan manifest salinan #2 ke
sesuai dengan ketentuan KLH, menyimpan salinan manife t #3 dan
#7

F. Resume Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat Keterangan
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan -
b. Pelaporan -
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 -
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin 100% taat
e. Pemenuhan Ketentuan Teknis -
f. Pemenuhan Baku Mutu Emisi -
g. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -
h. Pemenuhan Pemanfaatan -
4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan,
- -
dan penanganan media terkontaminasi LB3
e. Rencana pengelolaan - -
f. Pelaksanaan pengelolaan - -
g. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola - -
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
- 100% taat
peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
-
pengangkutan limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara
- -
lain : Dumping, Re-injeksi, dll)
Kesimpulan Penaatan Pengelolaan Limbah Bahan
-
Berbahaya dan Beracun

G. Kesimpulan
Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan persyaratan dalam izin.

140
H. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan
1. Tetap menjaga pemenuhan teknis TPS Limbah B3 sesuai dengan Kep-01/BAPEDAL/09/1995.
2. Tetap memastikan pengelolaan limbah B3 ke pihak ketiga yang memiliki izin dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Memprioritaskan upaya 3R (reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
4. Tetap melakukan pencatatan (log book dan neraca) terhadap seluruh limbah B3 yang
dihasilkan.
5. Tetap melakukan pengelolaan lanjut limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan
peraturan dalam pengelolaan limbah B3 dan persyaratan dalam izin.
6. Tetap melaporkan/menembuskan kegiatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan
pengelolaan limbah B3 atau izin-izin yang dimiliki. Pelaporan atau tembusan laporan meliputi
data log book, neraca limbah B3, dan manifest salinan #2 yang disampaikan secara periodik
kepada Deputi IV MENLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun dan Sampah; d/a. : Gd. C Lt. 2, Jln. D.I. Panjaitan Kav. 24,
Kebon Nanas, Jakarta Timur- 13410, dengan tembusan ke BLH Provinsi XXX dan BLH
Kabupaten XXX.

141
B. LAMPIRAN V b. Format Raport Industri TAMBANG

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

Nama Perusahaan : PT TAMBANG XYZ


Jenis Industri : Pertambangan Batubara
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai Penaatan Keterangan


PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan. Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-
UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas
Lingkunga Hidup, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lombok Timur
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan
lingkungan/izin lingkungan: secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
E. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
F. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pelaksanaan UKL-UPL
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

E. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air


No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Keterangan
1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010
namun sudah habis masa berlakunya pada
tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang
2. Ketaatan terhadap titik 100% Perusahaan mempunyai 10 (sepulu) titik outlet
penaatan pemantauan IPAL dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai
Baku Mutu dengan Kepmen LH No 113 Tahun 2003
4. Ketaatan terhadap pelaporan 83% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua
bulan tidak dilaporkan
5. a. Ketaatan terhadap 80% Parameter TSS 2x melebihi Baku Mutu Air Limbah
pemenuhan Baku Mutu Kepmen LH No 113 Tahun 2003
b. Pemenuhan Baku Mutu ------ - Tidak dilakukan pengambilan sampel air limbah.
berdasarkan Pemantauan
Tim PROPER
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke
Teknis kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

142
D. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/bulan)
No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

E. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Air


Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan tidak taat terhadap izin,
pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah dan ketentuan teknis, namun perusahaan taat terhadap titik
penaatan dan parameter baku mutu sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku.

F. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Kutai Kartanegara
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi
BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Keputusan
Menteri LH No 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
Pertambangan Batubara
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang
dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah kegiatan pertambangan batubara ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada BLH Kabupaten Kutai Kartanegara, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan
Kementerian Lingkungan Hidup.

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

D. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Keterangan


1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
pemantauan heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi
gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua
Mutu Emisi sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
Mutu Emisi emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi
Taat
yang dipersyaratkan dengan sarana dan prasarana sampling

143
C. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)
No Parameter Beban Outlet

E. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara


Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan
titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter
dan frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007.
2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter
dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.
3. Perusahaan wajib tetap menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan
pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Kutai
Kartanegara, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup.

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

I. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pengelolaan Status Masa
No. SK/ No. Surat Keterangan
Limbah B3 Perizinan Berlaku
Penyimpanan SK Bupati XXX No. 03 5 (lima) Limbah B3 Campuran
Sementara tahun 2010, tanggal 9 tahun
Februari 2010
SK Bupati XXX No. 186 Sludge IPAL dan Fly Ash
Tahun 2011, tanggal 27
Januari 2011
Pemanfaatan Surat Persetujuan Dep IV 1 (satu) Uji Coba Pemanfaatan Sludge
Bidang Pengelolaan B3 tahun IPAL Industri Pulp dan Kertas Non
dan LB3, No or: B- Drinking Sebagai Kompos,untuk
6658/Dep.IV/LH/09/2010 mendapatkan Standar Nasional
Indonesia (tidak melakukan
pemanfaatan sludge IPAL lagi
untuk kompos)
SK MENLH No. 230 tahun 5 (lima) Pemanfaatan LB3 sludge IPAL
2010, tanggal 27 tahun sebagai subtitusi bahan bakar di
September 2010. multifuel boiler
SK MENLH No. 301 tahun 5 (lima) Pemanfaatan limbah B3; fly ash,
2011, tanggal 30 tahun bottom ash (slag batu bara), dreg
Desember 2011 dan grit sebagai campuran bahan
baku pembuatan paving block,

144
coblock dan stabilisasi slab
Penimbunan/ SK MENLH No. 88 tahun 5 (lima) Penimbunan limbah dreg, grit dan
landfill 2012 tahun slag pada landfill kelas II

J. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


(Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)
Limbah
Limbah Limbah
Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan
Dihasilkan Dikelola
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
Sludge IPAL Ton 7,790.78 7,530.34 0 Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Multi Fuel Boiler
179.00 Dimanfaatkan untuk composting
sampai bulan September 2011
81.44 Disimpan di TPS LB3
Grits & dregs Ton 26,994.76 4,023.41 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
22,971.35 Ditimbun di landfill
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Oli bekas + solar Ton 19.40 19.00 0 - Pengangkut : PT. Shali Riau Lestari
bekas Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat :
PT. Andhika Makmur Persada
0.40 Disimpan di TPS LB3
Slag batubara Ton 1,574.80 267.82 0 Dimanfaatkan sesuai izin
1,306.98 Ditimbun di landfill
Fly ash boiler Ton 1,497.37 1,093.00 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
404.37 Disimpan di TPS LB3
Aki bekas/ Ton 1.4995 1.4995 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
baterai bekas Kode manifest: OL
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbah lab (vial Ton 0.084 0.076 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
COD) Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
0.008 Disimpan di TPS LB3
Lampu merkuri Ton 0.0124 0.0124 0 Disimpan di TPS LB3
bekas
Filter oli bekas Ton 1.80 1.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbak klinis Ton 0 0 0 Tidak dihasilkan dalam periode
penilaian
Majun Ton 0.95 0.90 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
terkontaminasi Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
0.05 Disimpan di TPS LB3
Toner bekas Ton 0.028 0.017 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
Kode manifest: OL
- Pengolah: PT. Wastec International
0.011 Disimpan di TPS LB3
Selang hidrolik Ton 0.15 0.15 0 - Pengangkut: PT. Indostar Cargo

145
terkontaminasi Kode manifest: OL
oli - Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Serbuk gergaji Ton 2.80 2.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
(saw dust) Kode manifest: AAO
terkontaminasi - Pengolah: PT. Wastec International
minyak kotor
Grease bekas Ton 0.20 0.20 0 Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
Bekas kemasan Ton 0.20 0.20 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
bahan kimia Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
TOTAL Ton 37,898.33 37,898.33 0
Persentase % 100 0
Ket : 34.29% limbah B3 telah dimanfaatkan sesuai izin, 64.06% limbah B3 ditimbun di landfill yang
berizin, 0.11% limbah B3 telah diserahkan ke pihak ketiga, dan 1.54% limbah masih tersimpan di
TPS. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
persyaratan dalam izin.

K. Penanganan Lahan / Tanah Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan Penanganan Lahan/ Tanah Keterangan
Terkontaminasi Limbah B3
Jenis dan jumlah limbah B3 yang diopen dumping - Sebutkan jenis limbah B3 yang diopen dumping
- Jelaskan perkiraan jumlah limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diopen dumping (panajang x
lebar x tinggi)
Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 - Jelaskan waktu pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi
- Jelaskan pengelolaan lanjut limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diangkat
Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan - Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 terkontaminasi yang sesuai dengan perencanaan
- Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
terkontaminasi (apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan perencanaan)
Jumlah total limbah B3 dan tanah terkontaminasi yang Sebutkan jumlah limbah B3 yang telah diangkat
telah dilakukan pengelolaan (dalam ton)
Perlakuan pengelolaan terhadap limbah B3 dan tanah Jelaskan perlakuan pengelolaan limbah B3 dan
terkontaminasi yang telah diangkat sesuai tanah terkontaminasi yang telah diangkat
perencanaan
SSPLT (Surat Status Penyelesaian Lahan Cantumkan nomor SSPLT dan tanggal diterbitkan
Terkontaminasi)
Ketentuan dalam SSPLT Memeriksa pelaksanaan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam SSPLT

L. Penaatan terhadap Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan ketentuan % Sudah Belum
Keterangan
pengelolaan limbah B3 penaatan taat taat
Penyimpanan Sementara 100 - - Kondisi fisik bangunan TPS sesuai dengan
ketentuan;
- Dilengkapi dengan sarana dan prasana yang
sesuai dengan ketentuan;
- Tata cara penyimpanan sesuai dengan

146
ketentuan;
- Semua limbah B3 teridentifikasi dan memiliki
tujuan akhir pengelolaan;
- Pelaporan dilakukan rutin 3 bulan sekali.
Pemanfaatan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
P nimbunan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penaatan terhadap izin
100
pengelolaan limbah B3
Ket: Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan
terendah pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.

M. Penyerahan Pengelolaan Limbah B3 kepada Pihak Ketiga


Kriteria Taat Tidak taat Keterangan
Pihak ketiga penerima limbah B3 - Memiliki izin yang sesuai dan masih
memiliki izin yang sesuai ketentuan berlaku, meme uhi persyaratan izin dan
mengelola limbah B3 sesuai izin.
Pengumpul memiliki kontrak kerjasama
dengan pengelola akhir limbah B3
Pengangkutan limbah B3 memenuhi - Menggunakan manifest yang sesuai,
ketentuan yang berlaku pengangkutan sesuai dengan rekome dasi
pengangkutan dari KLH, memiliki kontrak
kerjasama dengan pengolah atau
penimbun limbah B3
Manifest dan pengelolaan manifest - Menyampaikan manifest salinan #2 ke
sesuai dengan ketentuan KLH, menyimpan salinan manife t #3 dan
#7

N. Resume Penaatan
N. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat Keterangan
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan -
b. Pelaporan -
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 -
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin 100% taat
i. Pemenuhan Ketentuan Teknis -
j. Pemenuhan Baku Mutu Emisi -
k. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -
l. Pemenuhan Pemanfaatan -
4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan,
- -
dan penanganan media terkontaminasi LB3
h. Rencana pengelolaan - -
i. Pelaksanaan pengelolaan - -
j. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola - -
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
- 100% taat
peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
-
pengangkutan limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara
- -
lain : Dumping, Re-injeksi, dll)
Kesimpulan Penaatan Pengelolaan Limbah Bahan
-
Berbahaya dan Beracun

147
O. Kesimpulan
Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan persyaratan dalam izin.

P. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan


1. Tetap menjaga pemenuhan teknis TPS Limbah B3 sesuai dengan Kep-01/BAPEDAL/09/1995.
2. Tetap memastikan pengelolaan limbah B3 ke pihak ketiga yang memiliki izin dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Memprioritaskan upaya 3R (reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
4. Tetap melakukan pencatatan (log book dan neraca) terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan.
5. Tetap melakukan pengelolaan lanjut limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan
dalam pengelolaan limbah B3 dan persyaratan dalam izin.
6. Tetap melaporkan/menembuskan kegiatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan
pengelolaan limbah B3 atau izin-izin yang dimiliki. Pelaporan atau tembusan laporan meliputi data
log book, neraca limbah B3, dan manifest salinan #2 yang disampaikan secara periodik kepada
Deputi IV MENLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Sampah; d/a. : Gd. C Lt. 2, Jln. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon
Nanas, Jakarta Timur- 13410, dengan tembusan ke BLH Provinsi XXX dan BLH Kabupaten XXX.

V. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


C. Rekapitulasi Penilaian

No. Tahapan Lokasi Nilai X 80 55 < x < 80 X 55 Keterangan


Total
1. Pembersihan Lokasi 1 98 1 Taat
Lahan
2. Penggalian Lokasi 1 81 1 Taat
Tanah Penutup
3. Penambangan Lokasi 1 88 1 Taat

4. Penimbunan Lokasi 1 78 1 Tidak Taat

5. Pengupasan Lokasi 1 98 1 Taat


Tanah Pucuk
6. Reklamasi Lokasi 1 88 1 Taat

7. Pembersihan Lokasi 2 100 1 Taat


Lahan
8. Pengupasan Lokasi 2 100 1 Taat
Tanah Pucuk
9. Penggalian Lokasi 2 81 1 Taat
Tanah Penutup
10. Penambangan Lokasi 2 90 1 Taat

11. Penimbunan Lokasi 2 53 1 Taat

12. Reklamasi Lokasi 2 86 1 Taat

148
13. Pembersihan Lokasi 3 100 1 Taat
Lahan
14. Pengupasan Lokasi 3 100 1 Taat
Tanah Pucuk
15. Penggalian Lokasi 3 81 1 Taat
Tanah Penutup
16. Penambangan Lokasi 3 73 1 Taat

17. Penimbunan Lokasi 3 83 1 Taat

18. Reklamasi Lokasi 3 86 1 Taat

19. Pembersihan Lokasi 4 98 1 Taat


Lahan
20. Penimbunan Lokasi 4 91 1 Taat

21. Reklamasi Lokasi 4 100 1 Taat

22. Pengupasan Lokasi 5 98 1 Taat


Tanah Pucuk
23. Penggalian Lokasi 5 91 1 Taat
Tanah Penutup
24. Penambangan Lokasi 5 98 1 Taat

25. Pembersihan Lokasi 6 100 1 Taat


Lahan
26. Pengupasan Lokasi 6 100 1 Taat
Tanah Pucuk
27. Penggalian Lokasi 6 83 1 Taat
Tanah Penutup
28. Penambangan Lokasi 6 88 1 Taat
29. Penimbunan Lokasi 6 83 1 Taat
30. Reklamasi Lokasi 6 88 1 Taat
JUMLAH DATA 30 27 2 1 Tidak Taat
Persentase 90% 6,67% 3,3% Tidak Taat

D. Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lahan


1. Pada aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
2. Untuk aspek Teknis:

a) Kriteria K3 (Potensi Longsor) terlihat longsoran batuan pada dinding yang ditinggal
b) Kriteria K4 (Potensi Pencemaran AAT) tidak mendapatkan nilai karena belum dilakukan upaya penanganan
batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang.
c) Kriteria K5 (Erosi): terdapat indikasi adanya erosi didinding lereng penggalian tanah penutup
d) Kriteria K6 (Kebencanan); jauh dari pemukiman penduduk dan sarana vital lain/memiliki sistem tanggap
darurat (sarana, personil, SOP, dll

149
c. Tindaklanjut yang harus dilakukan

1. Mempertahankan kinerja terkait aspek manajemen


2. Melakukan pembenahan pada lereng-lereng yang tinggi atau sudutnya melebihi rekomendasi FS dan terlihat
adanya longsoran batuan didaerah tersebut.
3. Melakukan upaya penanganan batuan yang berpotensi pencemar dengan mengikuti langkah langkah sebagai
berikut ;
a) Identifikasi semua batuan limbah yang dihasilkan dari penambangan
b) Melakukan karakteristik batuan penutup tersebut, batuan potensi pembentuk AAT dan batuan tidak berpotensi
membentuk AAT
c) Memilih teknologi penanganan batuan potensi pembentuk AAT tersebut, untuk menghindari terbentuknya AAT

4. Upaya Pengolahan AAT :


a) Melakukan pengumpulan AAT yang ada
b) Melakukan pengolahan air leachet (AAT) yang sudah terbentuk hingga memenuhi BMAL sebelum dibuang ke
lingkungan.

150
LAMPIRAN 7
FORMAT RAPORT FINAL

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


PROPER 2012 2013

Nama Perusahaan : PT....................

Jenis Industri : .........................

Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA


BARAT

Peringkat :

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP


2013

151
A. Lampiran V a. Format Raport Industri NON TAMBANG

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

Nama Perusahaan : PT ABC123


Jenis Industri : Minyak Goreng
Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai Penaatan Keterangan


PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan. Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-
UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas
Lingkunga Hidup, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lombok Timur
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan
lingkungan/izin lingkungan: secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
G. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
H. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pelaksanaan UKL-UPL
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air
No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Keterangan
1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010
namun sudah habis masa berlakunya pada
tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang
2. Ketaatan terhadap titik 100% Perusahaan mempunyai satu titik outlet IPAL
penaatan pemantauan sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai
Baku Mutu dengan Permen LH No 04 Tahun 2010
4. Ketaatan terhadap pelaporan 87% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua
bulan tidak dilaporkan
5. a. Ketaatan terhadap 87% Hasil swapantau yang dilaporkan memenuhi baku
pemenuhan Baku Mutu mutu namun hasil pemantauan KLH melebihi baku
mutu > 500%BMAL untuk parameter minyak lemak
b. Pemenuhan Baku Mutu Taat Hasil Pemantauan Tim PROPER (KLH/Provinsi)
berdasarkan Pemantauan
memenuhi Baku Mutu Air Limbah sesuai izin.
Tim PROPER
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke
Teknis kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

152
G. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/bulan)
No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

H. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Air

Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan tidak taat terhadap izin,
pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah dan ketentuan teknis, namun perusahaan taat terhadap titik
penaatan dan parameter baku mutu sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku.

I. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengajukan izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Lombok Timur
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi
BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
industri minyak goreng
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang
dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Kementerian Lingkungan Hidup.

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Keterangan


1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
pemantauan heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi
gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua
Mutu Emisi sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
Mutu Emisi emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi
Taat
yang dipersyaratkan dengan sarana dan prasarana sampling

153
B. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)
No Parameter Beban Outlet

C. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara


Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan
titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter
dan frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007.
2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter
dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.
3. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan
pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten
Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pengelolaan Status Masa
No. SK/ No. Surat Keterangan
Limbah B3 Perizinan Berlaku
Penyimpanan SK Bupati XXX No. 03 5 (lima) Limbah 3 Campuran
Sementara tahun 2010, tanggal 9 tahun
Februari 2010
SK Bupati XXX No. 186 Sludge IPAL dan Fly Ash
Tahun 2011, tanggal 27
Januari 2011
Pemanfaatan Surat Persetujuan Dep IV 1 (satu) Uji Coba Pemanfaatan Sludge
Bidang Pengelolaan B3 tahun IPAL Industri Pulp dan Kertas Non
dan LB3, No or: B- Drinking Sebagai Kompos,untuk
6658/Dep.IV/LH/09/2010 mendapatkan Standar Nasional
Indonesia (tidak melakukan
pemanfaatan sludge IPAL lagi
untuk kompos)
SK MENLH No. 230 tahun 5 (lima) Pemanfaatan LB3 sludge IPAL
2010, tanggal 27 tahun sebagai subtitusi bahan bakar di
September 2010. multifuel boiler
SK MENLH No. 301 tahun 5 (lima) Pemanfaatan limbah B3; fly ash,
2011, tanggal 30 tahun bottom ash (slag batu bara), dreg
Desember 2011 dan grit sebagai campuran bahan
baku pembuatan paving block,
coblock dan stabilisasi slab
Penimbunan/ SK MENLH No. 88 tahun 5 (lima) Penimbunan limbah dreg, grit dan
landfill 2012 tahun slag pada landfill kelas II

154
B. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)
Limbah
Limbah Limbah
Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan
Dihasilkan Dikelola
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
Sludge IPAL Ton 7,790.78 7,530.34 0 Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Multi Fuel Boiler
179.00 Dimanfaatkan untuk composting
sampai bulan September 2011
81.44 Disimpan di TPS LB3
Grits & dregs Ton 26,994.76 4,023.41 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
22,971.35 Ditimbun di landfill
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Oli bekas + solar Ton 19.40 19.00 0 - Pengangkut : PT. Shali Riau Lestari
bekas Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat :
PT. Andhika Makmur Persada
0.40 Disimpan di TPS LB3
Slag batubara Ton 1,574.80 267.82 0 Dimanfaatkan sesuai izin
1,306.98 Ditimbun di landfill
Fly ash boiler Ton 1,497.37 1,093.00 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
404.37 Disimpan di TPS LB3
Aki bekas/ Ton 1.4995 1.4995 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
baterai bekas Kode manifest: OL
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbah lab (vial Ton 0.084 0.076 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
COD) Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
0.008 Disimpan di TPS LB3
Lampu merkuri Ton 0.0124 0.0124 0 Disimpan di TPS LB3
bekas
Filter oli bekas Ton 1.80 1.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbak klinis Ton 0 0 0 Tidak dihasilkan dalam periode
penilaian
Majun Ton 0.95 0.90 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
terkontaminasi Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
0.05 Disimpan di TPS LB3
Toner bekas Ton 0.028 0.017 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
Kode manifest: OL
- Pengolah: PT. Wastec International
0.011 Disimpan di TPS LB3
Selang hidrolik Ton 0.15 0.15 0 - Pengangkut: PT. Indostar Cargo
terkontaminasi Kode manifest: OL
oli - Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada

155
Serbuk gergaji Ton 2.80 2.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
(saw dust) Kode manifest: AAO
terkontaminasi - Pengolah: PT. Wastec International
minyak kotor
Grease bekas Ton 0.20 0.20 0 Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
Bekas kemasan Ton 0.20 0.20 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
bahan kimia Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
TOTAL Ton 37,898.33 37,898.33 0
Persentase % 100 0
Ket : 34.29% limbah B3 telah dimanfaatkan sesuai izin, 64.06% limbah B3 ditimbun di landfill yang
berizin, 0.11% limbah B3 telah diserahkan ke pihak ketiga, dan 1.54% limbah masih tersimpan di
TPS. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
persyaratan dalam izin.

C. Penanganan Lahan / Tanah Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan Penanganan Lahan/ Tanah Keterangan
Terkontaminasi Limbah B3
Jenis dan jumlah limbah B3 yang diopen dumping - Sebutkan jenis limbah B3 yang diopen dumping
- Jelaskan perkiraan jumlah limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diopen dumping (panajang x
lebar x tinggi)
Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 - Jelaskan waktu pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi
- Jelaskan pengelolaan lanjut limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diangkat
Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan - Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 terkontaminasi yang sesuai dengan perencanaan
- Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
terkontaminasi (apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan perencanaan)
Jumlah total limbah B3 dan tanah terkontaminasi yang Sebutkan jumlah limbah B3 yang telah diangkat
telah dilakukan pengelolaan (dalam ton)
Perlakuan pengelolaan terhadap limbah B3 dan tanah Jelaskan perlakuan pengelolaan limbah B3 dan
terkontaminasi yang telah diangkat sesuai tanah terkontaminasi yang telah diangkat
perencanaan
SSPLT (Surat Status Penyelesaian Lahan Cantumkan nomor SSPLT dan tanggal diterbitkan
Terkontaminasi)
Ketentuan dalam SSPLT Memeriksa pelaksanaan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam SSPLT

D. Penaatan terhadap Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan ketentuan % Sudah Belum
Keterangan
pengelolaan limbah B3 penaatan taat taat
Penyimpanan Sementara 100 - - Kondisi fisik bangunan TPS sesuai dengan
ketentuan;
- Dilengkapi dengan sarana dan prasana yang
sesuai dengan ketentuan;
- Tata cara penyimpanan sesuai dengan
ketentuan;
- Semua limbah B3 teridentifikasi dan memiliki
tujuan akhir pengelolaan;

156
- Pelaporan dilakukan rutin 3 bulan sekali.
Pemanfaatan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penimbunan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penaatan terhadap izin
100
pengelolaan limbah B3
Ket: Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan
terendah pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.

E. Penyerahan Pengelolaan Limbah B3 kepada Pihak Ketiga


Kriteria Taat Tidak taat Keterangan
Pihak ketiga penerima limbah B3 - Memiliki izin yang sesuai dan masih
memiliki izin yang sesuai ketentuan berlaku, memenuhi persyaratan izin dan
mengelola limbah B3 sesuai izin.
Pengumpul memiliki kontrak kerjasama
dengan pengelola akhir limbah B3
Pengangkutan limbah B3 memenuhi - Menggunakan manifest yang sesuai,
ketentuan yang berlaku pengangkutan sesuai dengan rekomendasi
pengangkutan dari KLH, memiliki kontrak
kerjasama dengan pengolah atau
penimbun limbah B3
Manifest dan pengelolaan manifest - Menyampaikan manifest salinan #2 ke
sesuai dengan ketentuan KLH, menyimpan salinan manife t #3 dan
#7

F. Resume Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat Keterangan
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan -
b. Pelaporan -
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 -
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin 100% taat
m. Pemenuhan Ketentuan Teknis -
n. Pemenuhan Baku Mutu Emisi -
o. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -
p. Pemenuhan Pemanfaatan -
4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan,
- -
dan penanganan media terkontaminasi LB3
k. Rencana pengelolaan - -
l. Pelaksanaan pengelolaan - -
m. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola - -
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
- 100% taat
peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
-
pengangkutan limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara
- -
lain : Dumping, Re-injeksi, dll)
Kesimpulan Penaatan Pengelolaan Limbah Bahan
-
Berbahaya dan Beracun

G. Kesimpulan
Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan persyaratan dalam izin.

157
H. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan
1. Tetap menjaga pemenuhan teknis TPS Limbah B3 sesuai dengan Kep-01/BAPEDAL/09/1995.
2. Tetap memastikan pengelolaan limbah B3 ke pihak ketiga yang memiliki izin dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Memprioritaskan upaya 3R (reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
4. Tetap melakukan pencatatan (log book dan neraca) terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan.
5. Tetap melakukan pengelolaan lanjut limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan
peraturan dalam pengelolaan limbah B3 dan persyaratan dalam izin.
6. Tetap melaporkan/menembuskan kegiatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan
pengelolaan limbah B3 atau izin-izin yang dimiliki. Pelaporan atau tembusan laporan meliputi data
log book, neraca limbah B3, dan manifest salinan #2 yang disampaikan secara periodik kepada
Deputi IV MENLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Sampah; d/a. : Gd. C Lt. 2, Jln. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon
Nanas, Jakarta Timur- 13410, dengan tembusan ke BLH Provinsi XXX dan BLH Kabupaten
XXX.

158
B. LAMPIRAN V b. Format Raport Industri TAMBANG

HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN


Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

Nama Perusahaan : PT TAMBANG XYZ


Jenis Industri : Pertambangan Batubara
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai Penaatan Keterangan


PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan. Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-
UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas
Lingkunga Hidup, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lombok Timur
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan
lingkungan/izin lingkungan: secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
I. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
J. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pelaksanaan UKL-UPL
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air


No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Keterangan
1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010
namun sudah habis masa berlakunya pada
tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang
2. Ketaatan terhadap titik 100% Perusahaan mempunyai 10 (sepulu) titik outlet
penaatan pemantauan IPAL dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan
3. Ketaatan terhadap parameter 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai
Baku Mutu dengan Kepmen LH No 113 Tahun 2003
4. Ketaatan terhadap pelaporan 83% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua
bulan tidak dilaporkan
5. a. Ketaatan terhadap 80% Parameter TSS 2x melebihi Baku Mutu Air Limbah
pemenuhan Baku Mutu Kepmen LH No 113 Tahun 2003
b. Pemenuhan Baku Mutu ------ - Tidak dilakukan pengambilan sampel air limbah.
berdasarkan Pemantauan
Tim PROPER
6. Ketaatan terhadap Ketentuan Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke
Teknis kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

159
B. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/bulan)
No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

C. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Air


Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan tidak taat terhadap izin,
pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah dan ketentuan teknis, namun perusahaan taat terhadap titik
penaatan dan parameter baku mutu sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku.

D. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Kutai Kartanegara
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi
BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Keputusan
Menteri LH No 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
Pertambangan Batubara
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang
dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah kegiatan pertambangan batubara ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada BLH Kabupaten Kutai Kartanegara, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan
Kementerian Lingkungan Hidup.

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Keterangan


1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
pemantauan heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi
gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua
Mutu Emisi sumber emisi sudah sesuai peraturan
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
Mutu Emisi emisi telah memenuhi baku mutu emisi
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi
Taat
yang dipersyaratkan dengan sarana dan prasarana sampling

160
B. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)
No Parameter Beban Outlet

C. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara


Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan
titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan

1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter dan
frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007.
2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter
dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.
3. Perusahaan wajib tetap menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan
pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Kutai
Kartanegara, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup.

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pengelolaan Status Masa
No. SK/ No. Surat Keterangan
Limbah B3 Perizinan Berlaku
Penyimpanan SK Bupati XXX No. 03 5 (lima) Limbah B3 Campuran
Sementara tahun 2010, tanggal 9 tahun
Februari 2010
SK Bupati XXX No. 186 Sludge IPAL dan Fly Ash
Tahun 2011, tanggal 27
Januari 2011
Pemanfaatan Surat Persetujuan Dep IV 1 (satu) Uji Coba Pemanfaatan Sludge
Bidang Pengelolaan B3 tahun IPAL Industri Pulp dan Kertas Non
dan LB3, No or: B- Drinking Sebagai Kompos,untuk
66 8/Dep.IV/LH/09/2010 mendapatkan Standar Nasional
Indonesia (tidak melakukan
pemanfaatan sludge IPAL lagi
untuk kompos)
SK MENLH No. 230 tahun 5 (lima) Pemanfaatan LB3 sludge IPAL
2010, tanggal 27 tahun sebagai subtitusi bahan bakar di
September 2010. multifuel boiler
SK MENLH No. 301 tahun 5 (lima) Pemanfaatan limbah B3; fly ash,
2011, tanggal 30 tahun bottom ash (slag batu bara), dreg
Desember 2011 dan grit sebagai campuran bahan
baku pembuatan paving block,

161
coblock dan stabilisasi slab
Penimbunan/ SK MENLH No. 88 tahun 5 (lima) Penimbunan limbah dreg, grit dan
landfill 2012 tahun slag pada landfill kelas II

B. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


(Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)
Limbah
Limbah Limbah
Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan
Dihasilkan Dikelola
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
Sludge IPAL Ton 7,790.78 7,530.34 0 Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Multi Fuel Boiler
179.00 Dimanfaatkan untuk composting
sampai bulan September 2011
81.44 Disimpan di TPS LB3
Grits & dregs Ton 26,994.76 4,023.41 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
22,971.35 Ditimbun di landfill
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Oli bekas + solar Ton 19.40 19.00 0 - Pengangkut : PT. Shali Riau Lestari
bekas Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat :
PT. Andhika Makmur Persada
0.40 Disimpan di TPS LB3
Slag batubara Ton 1,574.80 267.82 0 Dimanfaatkan sesuai izin
1,306.98 Ditimbun di landfill
Fly ash boiler Ton 1,497.37 1,093.00 0 Dimanfaatkan untuk stabilized bed
404.37 Disimpan di TPS LB3
Aki bekas/ Ton 1.4995 1.4995 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
baterai bekas Kode manifest: OL
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbah lab (vial Ton 0.084 0.076 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
COD) Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
0.008 Disimpan di TPS LB3
Lampu merkuri Ton 0.0124 0.0124 0 Disimpan di TPS LB3
bekas
Filter oli bekas Ton 1.80 1.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Limbak klinis Ton 0 0 0 Tidak dihasilkan dalam periode
penilaian
Majun Ton 0.95 0.90 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
terkontaminasi Kode manifest: AAO
- Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
0.05 Disimpan di TPS LB3
Toner bekas Ton 0.028 0.017 0 - Pengangkut : PT. Indostar Cargo
Kode manifest: OL
- Pengolah: PT. Wastec International
0.011 Disimpan di TPS LB3
Selang hidrolik Ton 0.15 0.15 0 - Pengangkut: PT. Indostar Cargo

162
terkontaminasi Kode manifest: OL
oli - Pengumpul & Pemanfaat:
PT. Andhika Makmur Persada
Serbuk gergaji Ton 2.80 2.80 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
(saw dust) Kode manifest: AAO
terkontaminasi - Pengolah: PT. Wastec International
minyak kotor
Grease bekas Ton 0.20 0.20 0 Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
Kode manifest: AAO
Bekas kemasan Ton 0.20 0.20 0 - Pengangkut: PT. Shali Riau Lestari
bahan kimia Kode manifest: AAO
- Pengolah: PT. Wastec International
TOTAL Ton 37,898.33 37,898.33 0
Persentase % 100 0
Ket : 34.29% limbah B3 telah dimanfaatkan sesuai izin, 64.06% limbah B3 ditimbun di landfill yang
berizin, 0.11% limbah B3 telah diserahkan ke pihak ketiga, dan 1.54% limbah masih tersimpan di
TPS. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
persyaratan dalam izin.

C. Penanganan Lahan / Tanah Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan Penanganan Lahan/ Tanah Keterangan
Terkontaminasi Limbah B3
Jenis dan jumlah limbah B3 yang diopen dumping - Sebutkan jenis limbah B3 yang diopen dumping
- Jelaskan perkiraan jumlah limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diopen dumping (panajang x
lebar x tinggi)
Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 - Jelaskan waktu pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi
- Jelaskan pengelolaan lanjut limbah B3 dan tanah
terkontaminasi yang diangkat
Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan - Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3 terkontaminasi yang sesuai dengan perencanaan
- Jelaskan pelaksanaan pengelolaan lahan
terkontaminasi (apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan perencanaan)
Jumlah total limbah B3 dan tanah terkontaminasi yang Sebutkan jumlah limbah B3 yang telah diangkat
telah dilakukan pengelolaan (dalam ton)
Perlakuan pengelolaan terhadap limbah B3 dan tanah Jelaskan perlakuan pengelolaan limbah B3 dan
terkontaminasi yang telah diangkat sesuai tanah terkontaminasi yang telah diangkat
perencanaan
SSPLT (Surat Status Penyelesaian Lahan Cantumkan nomor SSPLT dan tanggal diterbitkan
Terkontaminasi)
Ketentuan dalam SSPLT Memeriksa pelaksanaan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam SSPLT

D. Penaatan terhadap Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pelaksanaan ketentuan % Sudah Belum
Keterangan
pengelolaan limbah B3 penaatan taat taat
Penyimpanan Sementara 100 - - Kondisi fisik bangunan TPS sesuai dengan
ketentuan;
- Dilengkapi dengan sarana dan prasana yang
sesuai dengan ketentuan;
- Tata cara penyimpanan sesuai dengan

163
ketentuan;
- Semua limbah B3 teridentifikasi dan memiliki
tujuan akhir pengelolaan;
- Pelaporan dilakukan rutin 3 bulan sekali.
Pemanfaatan 100 Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penimbunan 100 - Telah memenuhi seluruh ketentuan dalam izin
dan peraturan pengelolaan limbah B3
Penaatan terhadap izin
100
pengelolaan limbah B3
Ket: Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan
terendah pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.

E. Penyerahan Pengelolaan Limbah B3 kepada Pihak Ketiga


Kriteria Taat Tidak taat Keterangan
Pihak ketiga penerima limbah B3 - Memiliki izin yang sesuai an masih
memiliki izin yang sesuai ketentuan berlaku, memenuhi persyaratan izin dan
mengelola limbah B3 sesuai izin.
Pengumpul memiliki kontrak kerjasama
dengan pengelola akhir limbah B3
Pengangkutan limbah B3 memenuhi - Menggunakan manifest yang sesuai,
ketentuan yang berlaku pengangkut n sesuai dengan rekomendasi
pengangkutan dari KLH, memiliki kontrak
kerjasama dengan pengolah atau
penimbun limbah B3
Manifest dan pengelolaan manifest - Menyampaikan manifest salinan #2 ke
sesuai dengan ketentuan KLH, menyimpan salinan manife t #3
dan #7

F. Resume Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat Keterangan
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan -
b. Pelaporan -
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 -
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin 100% taat
q. Pemenuhan Ketentuan Teknis -
r. Pemenuhan Baku Mutu Emisi -
s. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -
t. Pemenuhan Pemanfaatan -
4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan,
- -
dan penanganan media terkontaminasi LB3
n. Rencana pengelolaan - -
o. Pelaksanaan pengelolaan - -
p. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola - -
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
- 100% taat
peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
-
pengangkutan limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara
- -
lain : Dumping, Re-injeksi, dll)
Kesimpulan Penaatan Pengelolaan Limbah Bahan
-
Berbahaya dan Beracun

164
G. Kesimpulan
Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan persyaratan dalam izin.

H. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan

1. Tetap menjaga pemenuhan teknis TPS Limbah B3 sesuai dengan Kep-01/BAPEDAL/09/1995.


2. Tetap memastikan pengelolaan limbah B3 ke pihak ketiga yang memiliki izin dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Memprioritaskan upaya 3R (reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
4. Tetap melakukan pencatatan (log book dan neraca) terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan.
5. Tetap melakukan pengelolaan lanjut limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan
peraturan dalam pengelolaan limbah B3 dan persyaratan dalam izin.
6. Tetap melaporkan/menembuskan kegiatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan
pengelolaan limbah B3 atau izin-izin yang dimiliki. Pelaporan atau tembusan laporan meliputi data
log book, neraca limbah B3, dan manifest salinan #2 yang disampaikan secara periodik kepada
Deputi IV MENLH Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Sampah; d/a. : Gd. C Lt. 2, Jln. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon
Nanas, Jakarta Timur- 13410, dengan tembusan ke BLH Provinsi XXX dan BLH Kabupaten
XXX.

V. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


A. Rekapitulasi Penilaian

No. Tahapan Lokasi Nilai X 80 55 < x < 80 X 55 eterangan


Total
1. Pembersiha Lokasi 1 98 1 Taat
Lahan
2. Penggalian Lokasi 1 81 1 Taat
Tanah Penutup
3. Penambangan Lokasi 1 88 1 Taat

4. Penimbunan Lokasi 1 78 1 Tidak Taat

5. Pengupasan Lokasi 1 98 1 Taat


Tanah Pucuk
6. Reklamasi Lokasi 1 88 1 Taat

7. Pembersihan Lokasi 2 100 1 Taat


Lahan
8. Pengupasan Lokasi 2 100 1 Taat
Tanah Pucuk
9. Penggalian Lokasi 2 81 1 Taat
Tanah Penutup
10. Penambangan Lokasi 2 90 1 Taat

11. Penimbunan Lokasi 2 53 1 Taat

12. Reklamasi Lokasi 2 86 1 Taat

165
13. Pembersihan Lokasi 3 100 1 Taat
Lahan
14. Pengupasan Lokasi 3 100 1 Taat
Tanah Pucuk
15. Penggalian Lokasi 3 81 1 Taat
Tanah Penutup
16. Penambangan Lokasi 3 73 1 Taat

17. Penimbunan Lokasi 3 83 1 Taat

18. Reklamasi Lokasi 3 86 1 Taat

19. Pembersihan Lokasi 4 98 1 Taat


Lahan
20. Penimbunan Lokasi 4 91 1 Taat

21. Reklamasi Lokasi 4 100 1 Taat

22. Pengupasan Lokasi 5 98 1 Taat


Tanah Pucuk
23. Penggalian Lokasi 5 91 1 Taat
Tanah Penutup
24. Penambangan Lokasi 5 98 1 Taat

25. Pembersihan Lokasi 6 100 1 Taat


Lahan
26. Pengupasan Lokasi 6 100 1 Taat
Tanah Pucuk
27. Penggalian Lokasi 6 83 1 Taat
Tanah Penutup
28. Penambangan Lokasi 6 88 1 Taat
29. Penimbunan Lokasi 6 83 1 Taat
30. Reklamasi Lokasi 6 88 1 Taat
JUMLAH DATA 30 27 2 1 Tidak Taat
Persentase 90% 6,67% 3,3% Tidak Taat

B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lahan


1. Pada aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
2. Untuk aspek Teknis:

a) Kriteria K3 (Potensi Longsor) terlihat longsoran batuan pada dinding yang ditinggal
b) Kriteria K4 (Potensi Pencemaran AAT) tidak mendapatkan nilai karena belum dilakukan upaya penanganan
batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang.
c) Kriteria K5 (Erosi): terdapat indikasi adanya erosi didinding lereng penggalian tanah penutup
d) Kriteria K6 (Kebencanan); jauh dari pemukiman penduduk dan sarana vital lain/memiliki sistem tanggap
darurat (sarana, personil, SOP, dll

166
c. Tindaklanjut yang harus dilakukan

1. Mempertahankan kinerja terkait aspek manajemen


2. Melakukan pembenahan pada lereng-lereng yang tinggi atau sudutnya melebihi rekomendasi FS dan terlihat
adanya longsoran batuan didaerah tersebut.
3. Melakukan upaya penanganan batuan yang berpotensi pencemar dengan mengikuti langkah langkah sebagai
berikut ;
a) Identifikasi semua batuan limbah yang dihasilkan dari penambangan
b) Melakukan karakteristik batuan penutup tersebut, batuan potensi pembentuk AAT dan batuan tidak berpotensi
membentuk AAT
c) Memilih teknologi penanganan batuan potensi pembentuk AAT tersebut, untuk menghindari terbentuknya AAT

4. Upaya Pengolahan AAT :


a) Melakukan pengumpulan AAT yang ada
b) Melakukan pengolahan air leachet (AAT) yang sudah terbentuk hingga memenuhi BMAL sebelum dibuang ke
lingkungan.

167

Anda mungkin juga menyukai