Anda di halaman 1dari 44

Asuhan Keperawatan Klien dg

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Oleh :
Dias Fitria Resmi (P27820310008)
Muhammad Fuad (P27820310017)
Rahmad Nur Bianto (P27820310027)
Widiyas Ulfia Rachma (P27820310038)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO SURABAYA

TAHUN AJARAN 2011 -2012


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. , Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang berjudul Asuhan
Keperawatan Klien Pada Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah . Makalah ini ditulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Penulis berharap setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami dan
mendapatkan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Koordinator Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Intim Cahyono, S.Kep.Ns .


2. Dosen Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Dinarwiyata, S.Kep. Ns.

Beliau yang telah bersedia membimbing kami. Serta semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian tugas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan makalah ini.

Surabaya, 9 April 2012

penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
I.MASALAH UTAMA

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

II.PROSES TERJADINYA MASALAH

A.Pengertian

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).

B.Proses Terjadinya Masalah

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya.
Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara
individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:


a. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan
pengalaman baru.
b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan identitas diri, harga diri yang
tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting
dan berharga.
d. Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran
dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di terima adalah peran yang terpilih
atau dipilih oleh individu.
e. Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan
identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang hidupnya, tetapi
merupakan tugas utama pada masa remaja. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Keliat, 1999).Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan
orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik
diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

C.Tanda Dan Gejala

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah

(Stuart dan Sundeen, 1995)

1.Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2.Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3.Rasa bersalah atau khawatir

4.Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.


5.Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6.Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7.Menarik diri dari realitas

8.Merusak diri

9.Merusak atau melukai orang lain

10.Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

D.Etiologi

Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap stressor
yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.

E.Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang
mengancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1.1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalamkehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
1.2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
1.3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

3.Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:

1.1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan
pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
1.2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

F.Mekanisme Sebab Akibat

1. Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu
tidak adekuat menyebabkan individu malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak
berharga dan pesimis.
2. Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri. Mekanisme : Harga diri yang rendah
menyebabkan klien merasa malusehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang
lain, klienmengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak
realistik.

III.MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI

Data Masalah Etiologi

1. Gangguan isolasi sosial : menarik diri, tidak dapat mengatasi masalah dengan baik

DO :

-Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau ketidakmampuan memenuhi peran yang
diharapkan.

-Tidak mampu memecahkan masalah

-Perubahan dalam partisipasi sosial

-Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri maupun orang lain.

-Tinggi insiden kecelakaan

-Sering sakit

-Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar

-Penyalahguanaan obat terlarang

DS :

-Pengungkapan klien tentang ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.

-Klien melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan.

-Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas.


2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

DO :

-Klien tampak lebih suka sendiri

-Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan

-Ingin mencederai diri mengakhiri kehidupan

-Produktifitas menurun

-Cemas dan takut

DS :

-Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik diri
sendiri.

-Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

-Klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang

3. Gangguan Citra Tubuh

DO :

-Apatis

-Ekspresi sedih

-Afek tumpul

-Menyendiri/ menghindari orang lain

- Destruktif terhadap diri sendiri


-Komunikasi kurang/ tidak ada (banyak diam)

-Kontak mata kurang (menunduk)

-Menolak berhubungan dengan orang lain


-Posisi tidur seperti janin (menekur)

-Perawatan diri kurang

DS :

- Mudah tersinggung atau marahyang berlebihan


- Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
- Keluhan fisik

IV.POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri (akibat)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem)

Gangguan Citra Tubuh (penyebab)

(Keliat, 1998)

V.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2.Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan Gangguan Citra Tubuh

VI.INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan


konsep diri : harga diri rendah

A.Tujuan Umum

Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari.
B.Tujuan Khusus

1.Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.

Kriteria evaluasi :

-Ekspresi wajah bersahabat

-Menunjukkan rasa senang

-Ada kontak mata

-Mau berjabat tangan dan menyebut nama

-Mau menjawab salam

-Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

-Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Intervensi :

(a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
(b) Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
(c) Perkenalkan diri dengan sopan
(d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
(e) Jelaskan tujuan pertemuan
(f) Jujur dan menepati janji
(g) Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
(h) Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien

2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

-Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.

-Daftar positif keluarga klien

-Daftar positif lingkungan klien

Intervensi :

(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
(b) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
(c) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Kriteria evaluasi :

-Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit

-Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah

Intervensi Keperawatan :

(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit
(b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit
(c) Berikan pujian

4.Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

-Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih

-Klien mencoba

-Susun jadwal harian

Intervensi Keperawatan :

(a) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
(b) Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
(c) Beri pujian atas keberhasilan klien.
(d) Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan : ulangi untuk
kemampuan lain sampai semuanya selesai
(e) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan,
buat jadwal.
-Kegiatan mandiri
-Kegiatan dengan bantuan sebagian
-Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
(f) Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
(g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

Kriteria Evaluasi :

-Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung)
-Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri

Intervensi Keperawatan :

(a) Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
(b) Beri pujian atas keberhasilan klien
(c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Kriteria Evaluasi :

-Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian

-Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

Intervensi Keperawatan :

(a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
(b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
(c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
(d) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
(e) Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil

Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
gangguan citra tubuh
a). Tujuan umum: klien dapat menunjukan peningkatan harga diri
b). Tujuan Khusus :

(1).Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya


Kriteria Evaluasi: klien dapat meningkatkan keterbukaan dan saling percaya dengan perawat
Tindakan keperawatan:
(a) Bina hubungan saling percaya
a. Salam Terapeutik
b. Komunikasi terbuka, jujur dan empati
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap perubahan
tersebut.
(2).Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh

Kriteria Evaluasi : Klien menerima perubahan tubuh yang terjadi


Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
(b) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi

(3). Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi : klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh klien dari luar perubahan
yang terjadi
(b) Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien

(4). Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
Kriteria Evaluasi : Menerima perubahan tubuh yang terjadi
Tindakan Keperawatan :
(a) Dorong klien untuk dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap
(b) Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh
(c) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan

(5) Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi.
Kriteria Evaluasi: klien dapat memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur
atau fungsi tubuh.
(b) Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
(c) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.

(6).Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh


Kriteria Evaluasi: Klien adaptasi dengan cara yang dipilih dan digunakan
Tindakan keperawatan:
(a) Bantu klien mengurangi perubahan citra tubuh, misalnya protes untuk bagian tubuh yang
tertentu
(b) Rehabilitasi bertahap bagi klien.

VII. EVALUASI
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah
a. Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan Gangguan


Citra Tubuh
a. Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
d. Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
e. Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi
f. Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh.
g. DAFTAR PUSTAKA
h.
i. Departemen Kesehatan RI, (1994), Pedoman Perawatan Psikiatri Intervensi
Keperawatan
j. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan
k. RI.
l.
m. Kelliat, Budi Anna, (1998), Proses Keperawatan Klien Gangguan Jiwa , Buku
Kedokteran
n. EGC, Jakarta.
o.
p. Maramis, W.F, (1998), Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya, Airlangga
Universitas
q. Press.
r.
s. Rusdi Muslim, Dr, (2001), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Tujuan
Ringkas, PPDGJ III,
t. Jakarta.
u.
v. Stuart, Gail Wiscart and Sundeen Sandra, (1998), Buku Saku Keperawatan
Jiwa , (edisi 3),
w. EGC, Jakarta.
x.
y. Towesend Mary, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Buku
Kedokteran EGC,
z. Jakarta.
aa. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn F'
ab. DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI ; HARGA DIRI RENDAH
ac.
I. IDENTITAS
1. Identitas Klien

- Nama / inisial : Tn F - Status perkawinan : Belum


- Umur : 23 thn
menikah
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Tanggal MRS : 20 Februari
- Agama : Islam
- Alamat : Jl. Ilir Kudukan, 2008
- Tanggal Pengkajian : 14 Maret
Bukut II Kel 35 Ilir, Kec.
2008
IlirRt 12 No. 612 Palembang
- Ruang rewat : Merak
- Pendidikan : SLTA
- No. Med Rec : 037753
- Pekerjaan : Honor Pemda

II. Alasan Masuk Rumah Sakit

ad. 7 hari sebelum masuk rumah sakit klien suka menyendiri, saat di ajak bicara
klien terlihat bingung dan selalu diam, klien merasa dirinya tidak berharga, sehingga
klien lebih banyak mengurung diri serta malu dengan teman-temannya.

ae. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.

III. Faktor Predisposisi

1. Gangguan jiwa masa lalu : Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya
2. Pengobatan : Karena klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya, maka klien tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
3. Aniaya fisik : Klien tidak pernah melakukan aniaya fisik, aniaya sexual,
maupun tindak kriminal.
af. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Adakah anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa :Tidak
ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien merasa kecewa
dan berduka karena dulu kien ingin sekali menjdi seorang polisi, namun
keinginan itu tidak pernah tercapai
ag. Masalah keperawatan : berduka disfungsional.

IV. Fisik

1. Tanda vital

ah. TD : 110/70 mmHg N : 96x/mnt S : 36,60C


2. Ukur : TB : 163 BB : 52 Kg

3. Keluhan fisik

ai. Klien tidak ada keluhan fisik

aj. Masalah keperawatan : tidak ada masalah

V. Psikososial

1. Genogram

ak.

al.

am.

an.

ao.

ap.

aq.

ar. Keterangan :

as. Laki-laki

at. Perempuan

au. Meninggal

av. Klien

aw. Tinggal serumah

ax. Klien anak ke 2 dari 5 bersaudara

ay. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri :Klien mengatakan tidak ada bentuk tubuh yang tidak disukainya, dia
menerima keadaan tubuhnya apa adanya.
b. Identitas : Klien mengetahui nama dan alamat rumahnya, Klien juga mengatakan
kurang menyukai pekerjaannya sekarang
c. Peran : Klien dirumah berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Klien ingin sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarganya
e. Harga diri : Klien mau berada dan dirawat di RS Ernaldi Bahar dan klien malu dengan
keadaannya sekarang.
az. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
ba.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :Klien mengatakan orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak pernah dan tidak mau
ikut serta dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan lebih baik
menyendiri dari pada harus bergaul dan berhubungan dengan orang lain.
bb. Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri.
bc.
VI. Spiritual
d. Nilai dan keyakinan : Klien mengakui bahwa agamanya islam dan yakin adanya tuhan
e. Kegiatan ibadah : Klien jarang beribadah dan khususnya mengerjakan sholat
bd. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
be.
VII. Status Mental
a. Penampilan :Penampilan klien rapi, kebersihan cukup, cara berpakaiannya seperti
biasa dan sesuai waktunya. Klien menggunakan alas kaki.
bf. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
bg.
b. Pembicaraan Cara bicara klien teratur dan lancar seperti biasa
bh. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bi.
c. Aktivitas motorik : Klien dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan
bj. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bk.
d. Alam Perasaan : Klien masih merasa sedih jika ingat dengan keluarga dan kejadian
masa lalu yang tidak menyenangkan.
bl. Masalah keperawatan : berduka disfungsional
bm.
e. Afek : Afek klien tumpul bereaksi sesuai dengan stimulasi yang ada
bn. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bo.
f. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara kontak mata klien kurang dan tidak
kooperatif. Klien terlihat banyak diam saat di ajak bicara.
bp. Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial : menarik diri
bq.
g. Persepsi :Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan atau suara-suara
yang aneh, Klien tidak mengalami kerusakan persepsi halusinasi. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
br.
h. Proses Fikir : Klien mampu memberikan keterangan cukup jelas, apa yang ditanyakan
klien mampu menjawabnya dengan benar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bs.
i. Isi Fikir ;Klien mengatakan ingin kembali bekerja seperti biasa, jika ia sudah sembuh
dan keluar dari RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bt.
j. Tingkat Kesadaran : Klien masih mamu mengingat waktu, tempat dan nama orang
lain yang dikenalnya. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bu.
k. Memori : Klien masih mampu mengingat-ingat kejadian masa lalu dan waktu kapan ia
masuk ke RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bv.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien mampu berhitung sederhana, misal :
menghitung angka 1 sampai 10 dan 4 + 2 = 6. Masalah keperawatan : tidak ada
masalah
bw.
m. Kemampuan penilaian : Klien mampu memutuskan dua pilihan walaupun sederhana,
misal : memilih makan dulu atau cuci tangan dulu dan klien memilih mencuci tangan
dulu baru makan. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bx.
n. Daya tilik diri: Klien menyadari bahwa klien dalam keadaan sakit. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah

VII. Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan : Klien makan dan menghabiskan porsi makanan yang


disajikan, setiap selesai makan klien merapikan dan membersihkan ruang makan.
Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Masalah keperawatan : tidak
ada masalah

2. BAB / BAK : Klien BAB / BAK di WC dan klien mampu


membersihkannya sendiri. Masalah keperawatan : tidak ada masalah.

3. Mandi :Klien mandi 2 x sehari memakai sabun, tanpa bantuan


orang lain. Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
by.
4. Berpakaian / berhias : Klien berganti pakaian setiap hari setelah
mandi, klien berhias menyisir rambut dan berpenampilan cukup rapi. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
bz.
5. Istirahat dan tidur : Tidur siang : klien terlihat jarang tidur siang;
Tidur malam : jam 20.00 Wib 05.00 Wib. Kebiasaan yang biasa dilakukan setelah
bangun tidur adalah merapikan tempat tidur. Masalah keperawatan : tidak ada
masalah.
ca.
6. Penggunaan obat :Selama di rawat di RS Ernaldi Bahar, klien mau
minum obat sesuai dosis yang telah ditentukan. Masalah keperawatan : tidak ada
masalah

7. Pemeliharaan kesehatan : Klien mengatakan jika pulang nanti akan


rajin kontrol ke poliklinik RS Ernaldi Bahar

8. Kegiatan di Rumah : Klien akan membantu membersihkan rumah,


mencuci pakaian dan merapikan kamar
VIII. Mekanisme Koping

cb. Klien menggunakan mekanisme maladaptif, klien banyak menghindar saat di


ajak bicara.

cc. Masalah keperawatan : koping individu in efektif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1. Masalah dengan dukungan kelompok spesifik


cd. Klien mendapat dukungan dari kelompok dan keluargan, klien sulit
untuk berbagi msalah dengan orang lain.
ce.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan spesifik
cf. Klien tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di lingkungan
cg.
3. Masalah dengan pendidikan spesifik
ch. Klien mengatakan cukup puas dengan pendidikannya
ci.
4. Masalah dengan pekerjaan spesifik
cj. Klien sangat menginginkan pekerjaan sebagai seorang polisi, namun
keinginannya tidak pernah tercapai. Ia merasa kurang senang dengan
pekerjaannya sekarang yang hanya sebagai honor Pemda.
ck.
5. Masalah dengan perumahan, spesifik
cl. Klien masih tinggal dengan kedua orang tuanya bersama saudara-
saudaranya
cm.
6. Masalah keperawatan, spesifik
cn. Klien merasa kurang puas dengan ekonomi yang di dapat dari gaji
hasil pekerjaannya.
co.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
cp. Klien mengatakan jika sakit langsung di bawa kepelayanan kesehatan
terdekat. Klien juga harus rajin kontrol.

cq. Masalah keperawatan : gangguan interaksi sosial : menarik diri.

X. Pengetahuan

cr.Klien sedikit mengetahui tentang penyakit jiwa, dan klien menyadari bahwa dirinya
sakit

cs. Masalah keperawatan : tidak ada masalah

XI. Aspek Medik

ct.Diagnosa medik : Skizofrenia

cu. Terapi medik ;


1. Chlorpromazine 100 mg 1 x 1

2. Haloperidal 5 mg 3 x 1

3. Tryhexipenidil 2 mg 3 x 1

XII. Daftar Masalah keperawatan

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Gangguan interaksi sosial : menarik diri

3. Berduka disfungsional

4. Koping individu in-efektif

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

2. Gangguan interaksi sosial : Menarik Diri

3. Berduka disfungsional

4. Koping individu in-efektif.


cv. ANALISA DATA

cy. MASALA
cw. cx. DATA
H

cz. ea. Data Subjektif en. Gangguan


konsep
da. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak diri : harga
percaya diri diri rendah
db.
Klien mengatakan dirinya tidak berguna, eo.
dc. dan tidak punya harga diri
ep.
dd. eb. Data Objektif
eq.
de. Klien tampak sering melamun
er.
df.
Saat wawancaraklien suka merendahkan
es.
diri
dg.
et.
ec.
dh.
eu.
ed. Data Subjektif
di.
ev. Gangguan
dj. Klien mengatakan malu bergaul dengan interaksi
orang lain sosial :
dk. menarik
Klien mengatakan lebih baik menyendiri diri
dl. dari pada berbincang-bincang dengan orang
lain. ew.
dm.
ee. Data Objektif ex.
dn.
Klien tampak malas di ajak berbicara ey.
do.
Klien tampak sering menyendiri di kamar ez.
dp.
ef. fa.
dq.
eg. fb.
dr.
eh. Data Subjektif fc.
ds.
fd.
dt. Klien mengatakan sedih dengan keadaan fe. Berduka
dirinya disfungsio
du. nal
Klien mengatakan dirinya tidak berguna
dv. ff.
ei. Data Objektif
dw. fg.
Klien tampak sedih dan murung
dx. fh.
Klien tampak suka melamun
dy. fi.
ej.
dz. fj.
ek. Data Subjektif
fk.
Klien mengatakan jika ada masalah sulit fl. Koping
untuk menceritakannya kepada orang lain. individu
in-efektif
el. Data Objektif

Klien menyalahkan keluarganya yang


memasukannya ke Rumah Sakit

Klien memilih diam jika ada masalah

em.

fm.

fn.

fo.

fp.

fq.

fr.
fs. POHON MASALAH

ft.

fu. Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri Akibat

fv.

fw. Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah Core Problem

fx.

fy. Berduka disfungsional etiologi

fz.

ga. Koping individu in efektif

gb.
gc. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

gd. Inisial Klien : Tn F

ge. Umur : 23 Th No. RM : 037753

gh. Rencana Tindakan Keperawatan

gg. Diagnosa
gf. Keperawata
gl. Krite
n gk.
ria gm. Intervens
Tuj gn. Rasionalisasi
Eval i
uasi

go. gp. Gangguan gs. gw. hh. hr.


Interaksi TU
sosial : gx. hi. hs.
Menarik
Diri gt. gy. hj. ht.
berhubunga Kli
n dengan gz. hk. hu.
Gangguan
konsep gu. ha. hl. hv.
diri : harga TU
diri rendah hb. hm. hw.
ditandai gv. hc. hn. hx.
dengan : Kli
hd. ho. hy.
gq. Data
subjektif he. hp. hz.

Klien mengatakan hf. hq. ia.


bahwa dirinya
tidak percaya diri hg. Setel Bina hubungan saling Hubungan saling
ah percaya percaya sebagai dasar
Klien mengatakan 1x interaksi yang
dirinya tidak inter Sapa klien dangan terapeutik antara
berguna, dan tidak aksi ramah perawat dan klien
punya harga diri klien Ungkapan perasaan
men Perkenalkan diri oleh klien sebagai bukti
gr. Data unju bahwa klien
Objektif kkan mempercayai perawat
tanyakan nama lengkap
tand Empati perawat akan
a- dan nama panggilan
Klien tampak yang disukai meningkatkan
sering melamun tand hubungan yang baik
a antara perawat klien.
perc Buat kontrak yang jelas
Saat
aya
wawancaraklien jelaskan tujuan
kepa
suka merendahkan intervensi
da
diri pera
wat Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
Kien mau adanya
berkenalan
Klien mau Kontak mata dengan
berjabat klien
tangan
dorong klien dan beri
Klien mau kesempatan untuk
menyebutka mengungkapkan
n namanya perasaannya.

Klien mau Dengarkan ungkapan


dan bersedia klien dengan empati
perawat
duduk
disampingn
ya

Klien
bersedia
mengungka
pkan
msalahnya

ib.

ic.

id. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


ie. Inisial Klien : Tn F

if. Umur : 23 Th No. RM : 037753

ii. Rencana Tindakan Keperawatan


ih. Diagnosa
ig. Keperawat
an
il. Tuj im. Kriteria in. Interven
io. Rasionalisasi
uan Evaluasi si

ip. kt. ku. TU mi. Setelah 2 x Identifikasi Melibatkan klien


K pertemuan kemampuan dalam menggali
iq. II diharapkan dan aspek kemampuan serta
: positif yang aspek yang
ir. kv. Kli dimiliki dimilikinya
en Klien dapat
is. dap menyebutkan Dorong klien Untuk mengetaui
at kemampuan yang untuk koping klien sebagai
it. me dimilikinya mengespresikan data untuk melakukan
ngi perasaannya intervensi selanjutnya
iu. den Klien dapat
tifik mengekspresikan Dorong klien Memotivasi respon
iv. asi perasaannya untuk klien sehingga klien
ke menyebutkan dapat mengetahui
iw. ma Klien dapat aspek positif kemampuan dirinya
mp menyebutkan yang ada pada dapat dapat bekerja
ix. uan aspek positif yang dirinya dengan rajin, harga
iy. dan ada pada dirinya ne. diri klien meningkat
asp sehingga klien
iz. ek tidak rendah diri nf. Menghargai
posi lagi respon/upaya klien
ja. tif Diskusikan dan membuat klien
yan mj. dengan klien merasa dihargai dan
jb. g kemampuan percaya diri
dim mk. yang digunakan
jc. iliki selama di Dengan mengetahui
ml. Setelah 1- rumah sakit. status koping yang ada
jd. kw. 2x pada klien, klien dapat
pertemuan ng. mengontrol diri dalam
je. kx. diharapkan bertindak
klien Diskusikan
jf. ky. mampu yang dapat Dapat mengetahui
dalam dilanjutkan sumber kekuatan yang
jg. kz. penggunaan ada pada klien baik
Mengendalikan dirumah sakit. dari diri klien ataupun
jh. la. emosi yang tidak nh. dari keluarga
terkontrol
ji. lb.
Dengan memberi
Menyebutkan Beri pujian tujuan dapat
jj. lc. kemampuan yang positif atas meningkatkan
dirinya tindakan klien. kreativitas diri klien
jk. ld. TU
dan klien merasa
K Klien dapat ni. dihargai sehingga
jl. III menyele saikan klien tidak rendah diri
masalah tanpa nj. lagi
jm. le. Kli emosi
en nk. no.
jn. dap Klien nl. np.
at menyebutkan
jo. me kemampuan / nm. nq.
nila sumber kekuatan
jp. i pada dirinya Kaji status nr.
ke koping yang
jq. ma mm. dimiliki oleh ns.
mp klien
jr. uan mn. nt.
diri Gali kekuatan
js. dala mo. dan sumber Dengan adanya
m kekuatan yang kegiatan selama di RS
jt. me mp. dimiliki klien klien dapat bekerja
nye dengan rajin,
ju. lesa mq. Beri semangat, mampu
i menggunakan
remforcement
jv. kan mr. Setelah 2 kemampuannya.
ang masih
mas 3x
jw. alah pertemuan, Dengan memberi
yang positif atas
klien keberhasilan semangat klien mau
jx. lf. dapat : diajak bekerja dan
kerja klien
merasa dirinya
jy. lg. Mengetahui dihargai
Bantu klien
kegiatan apa yang mengidentifikas
jz. lh. harus dilakukan Aktivitas yang
i kegiatan yang
selama ini melebihi kemampuan
ka. li. Klien mampu dilakukan di RS diri klien akan
menyusun rencana menyebabkan klien
kb. lj. malas dan merasa
kegiatan yang Motivasi klien
harus dilakukan tidak mampu
kc. lk. Klien mampu untuk dapat melakukannya
melakukan memutuskan
kd. ll. kegiatan sesuai rencana nu.
dengan tingkat kegiatan yang
ke. lm. kemampuan akan dilakukan nv.
dirinya setiap hari
kf. ln. nw.
ms. Bantu klien
kg. lo. untuk nx.
mt. melakukan
kh. lp. aktivitas dan ny.
mu. sesuai
ki. lq. TU kemampuan nz.
K mv. dirinya.
kj. IV oa.
: mw. nn.
kk. ob.
lr. Kli mx. Diskusikan dengan
kl. en klien tentang oc.
dap my. pentingnya obat
km. at Memberikan
me mz. Bantu klien untuk informasi dan
kn. nyu memastikan bahwa meningkatkan
sun na. klien minum sesuai kemampuan dan
ko. atau dengan program penge tahuan klien
mer nb. dokter tentang obat sehingga
kp. enc mempercepat
ana nc. kesembu han
Observasi tanda dan
kq. kan
gejala terkait efek
keg nd. Setelah 1 x Memastikan klien
samping obat
kr. iata pertemuan Diskusikan dengan minum obat secara
n klien dokter tentang efek teratur
ks. ses menyataka samping obat yang
uai n: diberikan Untuk mengetahui
den efek dari penggunaan
gan Klien minum obat Jelaskan kepada obat
ke dengan teratur klien dan keluarga
ma sesuai dengan tentang dosis, waktu Memastikan efek
mp dosisnya dan manfaat obat obat-obatan yang tidak
uan diinginkan
yan Manfaat minum
g obat Menambah
dim
pengetahuan klien dan
iliki Kerugian tidak keluarga
minum obatKlien
ls. dapat menjalani
terapi yang
lt. diberikan setiap
hari
lu.
Klien mau berobat
lv.
dan kontrol jika
pulang
lw.

lx.

ly.

lz.
ma.

mb.

mc.

md.

me.

mf.

mg.
TUK V

mh.
Klien
dap
at
ber
kol
a
bor
asi
den
gan
tim
me
dis
den
gan
me
ngg
una
kan
oba
t
den
gan
ben
ar
od. CATATAN PERAWATAN

oe. Inisial Klien : Tn F

of. Umur : 23 Thn NO. RM : 037753

og. Implementasi oh. Evaluasi

oi. Tanggal : 14 Maret 08 om. Tanggal : 15


Maret 08
oj. Jam : 10.00 Wib
on. Jam : 10.20 WIB
ok. Membina hubungan saling
percaya : oo. S : Klien
mengatakan mau
Menyapa klien dan memperkenalkan berkenalan, klien
diri Selamat pagi Pak ! kenalkan mengatakan mau
nama saya suster Cici, saya berasal menceritakan
dari akper Sutopo Surabaya. Saya di masalahnya kepada
sini selama 2 minggu suster

Menanyakan nama klien dan nama op.


panggilan yang disukai klien Nama
bapak siapa?, bapak lebih suka oq. O : Klien mau
dipanggil dengan nama apa? berjabat tangan,
klien menyebutkan
Membuat kontrak interaksi yang jelas namanya dan
F hari ini kita boleh berkenalan dan panggilannya, klien
F boleh menceritakan masalah F mulai menceritakan
dengan suster masalahnya

or.
Memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
os. A : TUK I tercapai
Mendengarkan ungkapan klien dengan ot.
empati.
ou. P : Intervensi
ol. dilanjutkan ke TUK
II

ov.
ow.

ox.
oy. CATATAN PERAWATAN

oz. Inisial Klien : Tn F

pa. Umur : 23 Thn NO. RM : 037753

pb. Implementasi pc. Evaluasi

pd. Tanggal : 15 Maret 08 pi. Tanggal : 16 Maret


08
pe. Jam : 10.20 Wib
pj. Jam : 10.30 WIB
pf. Tuk II
pk. S : Klien
pg. Klien dapat mengidentifikasi mengatakan setelah
kemampuan dan aspek positif bangun tidur klien
yang dimiliki membereskan
tempat tidur
Mengidentifikasi kemampuan dan kemudian mandi dan
aspek positif yang dimiliki, F selanjutnya
pekerjaan apa yang sudah dilakukan menyiapkan untuk
pagi ini ? rencana F pagi ini mau sarapan.
melakukan apa?
pl.
Mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya, F pm. O : klien
bisa cerita dengan suster apa yang tampak sibuk
sebenarnya F lakukan atau yang menyapu dan
ingin dikerjakan mengepel lantai,
klien bercerita dan
Mendorong klien untuk menyebutkan mengemukakan
aspek positif yang ada pada dirinya semua yang ingin
F sebenarnya menurut F mampu klien lakukan.
melakukan hal apa saja ?
pn.
Memberikan pujian yang positif atas
po. A : TUK II tercapai
tindakan klien. F terima kasih,
bagus F sudah dapat melakukan
pp.
kegiatan itu
pq. P : Intervensi
ph.
dilanjutkan ke TUK
III
pr.

ps.

pt.
pu. CATATAN PERAWATAN

pv. Inisial Klien : Tn F

pw.Umur : 23 Thn NO. RM : 037753

px. Implementasi py. Evaluasi

pz. Tanggal : 16 Maret 08 qd. Tanggal : 17 Maret


08
qa. Jam : 10.30 Wib
qe. Jam : 10.30 WIB
qb. Klien dapat menilai
kemampuan diri dalam qf. S : klien mengatakan
menyelesaikan masalah : jika ada masalah
selalu di pendam
Mengkaji status koping yang dimiliki. dan tidak pernah
apa yang sering F lakukan jika ada mau menceritakan
masalah, apa yang menyebabkan F masalahnya kepada
merasa tidak dihargai dan merasa orang lain. Klien
rendah diri. mengatakan
keluarganya jarang
Menggali kekuatan yang dimiliki mengunjunginya.
klien. Apakah di rumah F selalu
dilibatkan dalam aktifitas keluarga, qg.
apakah keluarga F suka
mengunjungi F qh. O : Klien tidak
bingung lagi, klien
Memberi remforcement yang positif mampu menjawab
atas keberhasilan kerja klien. F ketika ditanya
bagus ternyata selama ini F sudah mengapa dia merasa
rajin untuk bekerja dirinya tidak
dihargai. Klien mau
qc. menceritakan
masalahnya kepada
orang lain. Klien
mampu menjawab
semua pertanyaan
yang diajukan.

qi.

qj. A : TUK III tercapai


qk.

ql. P : Intervensi
dilanjutkan ke TUK
IV

qm.

qn.
qo.
qp. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
qq.
qr. Hari/tanggal : 14 Maret 2008
qs. Nama klien : Tn. F
qt. No. MR : 037753
qu. Dx / SP ke / Pertemuan ke : I
qv. Nama perawat pelaksana : Perawat Cici
qw.Harga diri rendah
qx.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka
menyendiri, tampak sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara
lemah
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan umum : Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan khusus:
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
- Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
5. Tindakan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
qy.Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : Salam terapeutik, Perkenalan diri, Jelaskan
tujuan inteniksi, Ciptakan lingkungan yang tenang, Buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan).
Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
qz.
ra.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
rb. Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
rc. Tindakan :
Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
rd. Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
re. Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
rf.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi
1. Salam terapeutik

rg. Pr : Selamat pagi pak !

rh. Ps : . . . (diam dan tersenyum)

2. Evaluasi / validasi

ri. Pr : Bagaimana perasaan bapak pagi ini ? kenapa bapak bisa masuk rumah
sakit ?

rj. Ps : Baik.
3. Kontrak

rk. Topik : saya datang kesini hanya untuk berkenalan dengan bapak

rl. Tujuan : Tujuannya agar kita dapat lebih akrab dan saling mengenal satu sama
lain

rm. Tempat : Bagaimana kalau kita berbincang bincang di ruang tamu ?

rn. Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang bincang selama 15 menit ?

2. Fase kerja

a. Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu, nama saya suster cici, saya dari
Mahasiswa akper Sutopo.

b. Nama bapak siapa ?

c. Bapak suka dipanggil apa ?

d. F tinggal dimana, alamat rumahnya ?

e. senang sekali bisa berkenalan dengan F

f. Saya ingin F mau menderitakan pengalaman pengalaman F / masalah-


masalah yang F alami sekarang ini.

g. F tidak perlu ragu/ takut anggap saja saya adalah teman F

h. Dan percayalah saya pasti akan menjaga kerahasiaannya

i. Saya mengerti sekali perasaan F dan saya senang telah berbincang-bincang


dengan F

j.

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

ro. S : Bagaimana perasaan F setelah berbincang bincang dengan saya tadi ?

rp. O : Coba F sebutkan kembali nama saya, apakah F masih ingat dengan
nama saya ?

b. Tindak lanjut

rq. Selanjutnya besok pagi, saya akan tanya lagi sama F, apakah F masih
ingat dengan saya.
c. Kontrak

rr. Topik : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang, agar F
dapat mengenali dan mengekspresikan emosi F!

rs. Tempat : Bagaimana kalau besok kita berbincang bincang di ruang TV saja ?

rt. Waktu : Kita berbincang bincang selama 20 menit ya pak... ?


ru.

Anda mungkin juga menyukai