Oleh :
Dias Fitria Resmi (P27820310008)
Muhammad Fuad (P27820310017)
Rahmad Nur Bianto (P27820310027)
Widiyas Ulfia Rachma (P27820310038)
JURUSAN KEPERAWATAN
Segala puji bagi Allah SWT. , Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang berjudul Asuhan
Keperawatan Klien Pada Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah . Makalah ini ditulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
Penulis berharap setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami dan
mendapatkan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Beliau yang telah bersedia membimbing kami. Serta semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian tugas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan makalah ini.
penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
I.MASALAH UTAMA
A.Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya.
Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara
individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Keliat, 1999).Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan
orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik
diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
8.Merusak diri
D.Etiologi
Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap stressor
yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang
mengancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1.1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalamkehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
1.2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
1.3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
3.Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1.1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan
pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
1.2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
1. Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu
tidak adekuat menyebabkan individu malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak
berharga dan pesimis.
2. Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri. Mekanisme : Harga diri yang rendah
menyebabkan klien merasa malusehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang
lain, klienmengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak
realistik.
1. Gangguan isolasi sosial : menarik diri, tidak dapat mengatasi masalah dengan baik
DO :
-Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau ketidakmampuan memenuhi peran yang
diharapkan.
-Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri maupun orang lain.
-Sering sakit
DS :
DO :
-Produktifitas menurun
DS :
-Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik diri
sendiri.
DO :
-Apatis
-Ekspresi sedih
-Afek tumpul
DS :
IV.POHON MASALAH
(Keliat, 1998)
V.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2.Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan Gangguan Citra Tubuh
VI.INTERVENSI KEPERAWATAN
A.Tujuan Umum
Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari.
B.Tujuan Khusus
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
(a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
(b) Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
(c) Perkenalkan diri dengan sopan
(d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
(e) Jelaskan tujuan pertemuan
(f) Jujur dan menepati janji
(g) Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
(h) Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien
Kriteria Evaluasi :
-Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.
Intervensi :
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
(b) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
(c) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Kriteria evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit
(b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit
(c) Berikan pujian
4.Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi :
-Klien mencoba
Intervensi Keperawatan :
(a) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
(b) Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
(c) Beri pujian atas keberhasilan klien.
(d) Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan : ulangi untuk
kemampuan lain sampai semuanya selesai
(e) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan,
buat jadwal.
-Kegiatan mandiri
-Kegiatan dengan bantuan sebagian
-Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
(f) Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
(g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
Kriteria Evaluasi :
-Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung)
-Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri
Intervensi Keperawatan :
(a) Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
(b) Beri pujian atas keberhasilan klien
(c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Kriteria Evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
(a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
(b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
(c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
(d) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
(e) Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil
Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
gangguan citra tubuh
a). Tujuan umum: klien dapat menunjukan peningkatan harga diri
b). Tujuan Khusus :
(3). Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi : klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh klien dari luar perubahan
yang terjadi
(b) Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien
(4). Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
Kriteria Evaluasi : Menerima perubahan tubuh yang terjadi
Tindakan Keperawatan :
(a) Dorong klien untuk dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap
(b) Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh
(c) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan
(5) Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi.
Kriteria Evaluasi: klien dapat memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi
Tindakan keperawatan:
(a) Diskusikan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur
atau fungsi tubuh.
(b) Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
(c) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
VII. EVALUASI
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah
a. Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
ad. 7 hari sebelum masuk rumah sakit klien suka menyendiri, saat di ajak bicara
klien terlihat bingung dan selalu diam, klien merasa dirinya tidak berharga, sehingga
klien lebih banyak mengurung diri serta malu dengan teman-temannya.
1. Gangguan jiwa masa lalu : Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya
2. Pengobatan : Karena klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya, maka klien tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
3. Aniaya fisik : Klien tidak pernah melakukan aniaya fisik, aniaya sexual,
maupun tindak kriminal.
af. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Adakah anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa :Tidak
ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien merasa kecewa
dan berduka karena dulu kien ingin sekali menjdi seorang polisi, namun
keinginan itu tidak pernah tercapai
ag. Masalah keperawatan : berduka disfungsional.
IV. Fisik
1. Tanda vital
3. Keluhan fisik
V. Psikososial
1. Genogram
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar. Keterangan :
as. Laki-laki
at. Perempuan
au. Meninggal
av. Klien
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :Klien mengatakan tidak ada bentuk tubuh yang tidak disukainya, dia
menerima keadaan tubuhnya apa adanya.
b. Identitas : Klien mengetahui nama dan alamat rumahnya, Klien juga mengatakan
kurang menyukai pekerjaannya sekarang
c. Peran : Klien dirumah berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Klien ingin sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarganya
e. Harga diri : Klien mau berada dan dirawat di RS Ernaldi Bahar dan klien malu dengan
keadaannya sekarang.
az. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
ba.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :Klien mengatakan orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak pernah dan tidak mau
ikut serta dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan lebih baik
menyendiri dari pada harus bergaul dan berhubungan dengan orang lain.
bb. Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri.
bc.
VI. Spiritual
d. Nilai dan keyakinan : Klien mengakui bahwa agamanya islam dan yakin adanya tuhan
e. Kegiatan ibadah : Klien jarang beribadah dan khususnya mengerjakan sholat
bd. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
be.
VII. Status Mental
a. Penampilan :Penampilan klien rapi, kebersihan cukup, cara berpakaiannya seperti
biasa dan sesuai waktunya. Klien menggunakan alas kaki.
bf. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
bg.
b. Pembicaraan Cara bicara klien teratur dan lancar seperti biasa
bh. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bi.
c. Aktivitas motorik : Klien dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan
bj. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bk.
d. Alam Perasaan : Klien masih merasa sedih jika ingat dengan keluarga dan kejadian
masa lalu yang tidak menyenangkan.
bl. Masalah keperawatan : berduka disfungsional
bm.
e. Afek : Afek klien tumpul bereaksi sesuai dengan stimulasi yang ada
bn. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bo.
f. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara kontak mata klien kurang dan tidak
kooperatif. Klien terlihat banyak diam saat di ajak bicara.
bp. Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial : menarik diri
bq.
g. Persepsi :Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan atau suara-suara
yang aneh, Klien tidak mengalami kerusakan persepsi halusinasi. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
br.
h. Proses Fikir : Klien mampu memberikan keterangan cukup jelas, apa yang ditanyakan
klien mampu menjawabnya dengan benar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bs.
i. Isi Fikir ;Klien mengatakan ingin kembali bekerja seperti biasa, jika ia sudah sembuh
dan keluar dari RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bt.
j. Tingkat Kesadaran : Klien masih mamu mengingat waktu, tempat dan nama orang
lain yang dikenalnya. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bu.
k. Memori : Klien masih mampu mengingat-ingat kejadian masa lalu dan waktu kapan ia
masuk ke RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bv.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien mampu berhitung sederhana, misal :
menghitung angka 1 sampai 10 dan 4 + 2 = 6. Masalah keperawatan : tidak ada
masalah
bw.
m. Kemampuan penilaian : Klien mampu memutuskan dua pilihan walaupun sederhana,
misal : memilih makan dulu atau cuci tangan dulu dan klien memilih mencuci tangan
dulu baru makan. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
bx.
n. Daya tilik diri: Klien menyadari bahwa klien dalam keadaan sakit. Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
X. Pengetahuan
cr.Klien sedikit mengetahui tentang penyakit jiwa, dan klien menyadari bahwa dirinya
sakit
2. Haloperidal 5 mg 3 x 1
3. Tryhexipenidil 2 mg 3 x 1
3. Berduka disfungsional
3. Berduka disfungsional
cy. MASALA
cw. cx. DATA
H
em.
fm.
fn.
fo.
fp.
fq.
fr.
fs. POHON MASALAH
ft.
fv.
fx.
fz.
gb.
gc. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
gg. Diagnosa
gf. Keperawata
gl. Krite
n gk.
ria gm. Intervens
Tuj gn. Rasionalisasi
Eval i
uasi
Klien
bersedia
mengungka
pkan
msalahnya
ib.
ic.
lx.
ly.
lz.
ma.
mb.
mc.
md.
me.
mf.
mg.
TUK V
mh.
Klien
dap
at
ber
kol
a
bor
asi
den
gan
tim
me
dis
den
gan
me
ngg
una
kan
oba
t
den
gan
ben
ar
od. CATATAN PERAWATAN
or.
Memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
os. A : TUK I tercapai
Mendengarkan ungkapan klien dengan ot.
empati.
ou. P : Intervensi
ol. dilanjutkan ke TUK
II
ov.
ow.
ox.
oy. CATATAN PERAWATAN
ps.
pt.
pu. CATATAN PERAWATAN
qi.
ql. P : Intervensi
dilanjutkan ke TUK
IV
qm.
qn.
qo.
qp. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
qq.
qr. Hari/tanggal : 14 Maret 2008
qs. Nama klien : Tn. F
qt. No. MR : 037753
qu. Dx / SP ke / Pertemuan ke : I
qv. Nama perawat pelaksana : Perawat Cici
qw.Harga diri rendah
qx.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka
menyendiri, tampak sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara
lemah
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan umum : Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan khusus:
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
- Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
5. Tindakan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
qy.Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : Salam terapeutik, Perkenalan diri, Jelaskan
tujuan inteniksi, Ciptakan lingkungan yang tenang, Buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan).
Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
qz.
ra.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
rb. Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
rc. Tindakan :
Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
rd. Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
re. Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
rf.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi
ri. Pr : Bagaimana perasaan bapak pagi ini ? kenapa bapak bisa masuk rumah
sakit ?
rj. Ps : Baik.
3. Kontrak
rk. Topik : saya datang kesini hanya untuk berkenalan dengan bapak
rl. Tujuan : Tujuannya agar kita dapat lebih akrab dan saling mengenal satu sama
lain
2. Fase kerja
a. Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu, nama saya suster cici, saya dari
Mahasiswa akper Sutopo.
j.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
rp. O : Coba F sebutkan kembali nama saya, apakah F masih ingat dengan
nama saya ?
b. Tindak lanjut
rq. Selanjutnya besok pagi, saya akan tanya lagi sama F, apakah F masih
ingat dengan saya.
c. Kontrak
rr. Topik : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang, agar F
dapat mengenali dan mengekspresikan emosi F!
rs. Tempat : Bagaimana kalau besok kita berbincang bincang di ruang TV saja ?