Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah
Pengolahan Sinyal mengenai DEFENISI SINYAL, MACAM-MACAM
SINYAL, PEMROSESAN SINYAL ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimah kasih kepada
bapak dosen yang telah memberikan tugas makalah .

Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna.


Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan
mahasiswa yang bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan
selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang ini.

Hormat kami,

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I DEFINISI SINYAL ............................................................................... 1
1.1 Pengertian Sinyal Menurut Para Ahli ................................................... 1
1.2 Pengertian Sinyal Secara Umum .......................................................... 2
BAB II MACAM-MACAM SINYAL ...............................................................
2.1 Sinyal Analog ............................................................................ 3
2..2 Sinyal Digital ............................................................................ 7
2.3 Sinyal Diskrit ............................................................................ 11
BAB III PEMROSESAN SINYAL ................................................................. 13
Pemroses sinyal Digital .................................................................... 14
Pemroses sinyal secara lengkap .......................................... 15
Proses A/D conveter .... 18
Proses D/A conveter ..................................................................... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20
4.2 Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA 23

2
BAB I
DEFINISI SINYAL

1.1 Definisi Sinyal Menurut Para Ahli :

1. Bores Sign. Prog


Menurut Bores Sign. Prog, sinyal adalah suatu parameter variabel dimana
informasi di sampaikan melalui suatu rangkaian elektronik.

2. NJUST
Menurut NJUST, sinyal adalah Suatu fungsi dari variable bebas, yang
menyampaikan informasi tentang keadaan dari aktivitas suatu sistem secara
fisik.

1.2 Definisi Sinyal Secara Umum :

Secara umum sinyal dapat diartikan suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan
suatu kegiatan. Biasanya isyarat ini berbentuk tanda-tanda, lampulampu, suara-suara, dll.
Dalam kereta api, misalnya, isyarat berarti suatu tanda ntuk melanjutkan atau meneruskan
perjalanan ke tempat/stasiun berikutnya, dan biasanya isyarat ini dikirimkan oleh stasiun
yang terkait.

Sinyal adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang, dan
membawa suatu informasi. Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari : arus atau
tegangan dalam rangkaian elektrik, suara, suhu. Representasi sinyal berdasarkan dimensinya
dibagi menjadi Dimensi-1 (contoh : sinyal audio), Dimensi-2 (contoh : citra), Dimensi-3
(contoh : video).
Suatu sinyal mempunyai beberapa informasi yang dapat diamati, misalnya amplitudo,
frekuensi, perbedaan fase, dan gangguan akbiat noise, untuk dapat mengamati informasi
tersebut, dapat digunakan secara langsung peralatan ukur elektronik seperti osciloskop,
spektrum analyser.

1
Pengolahan sinyal adalah suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu
sinyal sehingga diperoleh informasi yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu transformasi.
Pengolahan sinyal analog memamfaatkan komponen-komponen analog, misalnya dioda,
transistor,op-amp dan lainnya. Pengolahan sinyal secara digital menggunakan
komponenkomponen digital, register, counter, dekoder, summuninh, mikrokontroler, dan
lainya. Sistem didefinisikan sebagai pemroses sinyal. Sistem biasanya dilukiskan sebagai
sebuah kotak yang memiliki dua panah merepresentasikan sinyal. Panah masuk adalah sinyal
masukan yang akan diproses, sedangkan panah keluar merepresentasikan sinyal hasil
pemrosesan.

Pada dasarnya, sinyal di bagi menjadi dua bagian, diantaranya

1. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)


2. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)

Sinyal waktu kontinyu


(continous-time signal) adalah
suatu sinyal x(t) dikatakan
sebagai sinyal waktu-kontinyu
atau sinyal analog ketika
memiliki nilai pada setiap saat.
Sinyal waktu diskrit (discretetime
signal) merupakan suatu
sinyal x(kT) dikatakan sebagai
sinyal waktu-diskrit ketika
memiliki nilai pada
rentang waktu tertentu.

2
BAB II
MACAM-MACAM SINYAL

Dari berbagai banyak macam jenis sinyal yang telah di jelaskan diatas, yang akan
hanya di bahas dan di perdalam lagi adalah hanya 3 jenis sinyal pokok yang sangat sering
digunakan saat ini, yaitu diantaranya sinyal analog, sinyal digital, dan sinyal diskrit.

2.3.1 Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik
terpenting yang dimiliki oleh sinyal
analog adalah amplitude dan frekuensi. Sinyal analog biasanya di nyatakan dengan
gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk sinyal
analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog
dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.

Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai
jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal
analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus dan memiliki tiga variabel dasar, yaitu
amplitude, frekuensi dan phase.

- Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.


- Frekuensi adalh jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
- Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Bentuk Sinyal Analog

3
Modulasi sinyal Analog

Modulasi Amplitudo (AM)


Sinyal pemodulasi : Sinyal asal yang berisi informasi. Sinyal pembawa : Sinyal
frekuensi tinggi yang di tumpangi oleh sinyal informasi selama proses transmisi. Pada jenis
modulasi ini, amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplitude
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.

Bentuk Sinyal AM

4
Modulaasi frekuensi (FM)
Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa, sedangkan amplitudonya konstan selama proses modulasi. Proses modulasi
frekuensi digambarkan sebagai berikut:

Bentuk Sinyal FM

Besar perubahan frekuensi (deviasi), dari sinyal pembawa sebanding dengan


amplitude sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan
frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dihasilkan sebagai berikut:

5
Modulasi Phase (PM)

Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa gelombang pembawa. Besar
perubahan fasa sebanding dengan amplitude sesaat sinyal pemodulasi. Modulasi fasa sama
seperti modulasi frekuensi, menghasilkan penyimpangan frekuensi pada sinyal pembawa,
sehingga kedua modulasi ini dikelompokkan dalam jenis modulasi sudut. Perbedaanya
terletak pada posisi perubahan frekuensi, jika pada modulasi frekuensi deviasi tertinggi
dicapai pada amplutudo puncak dari sinyal pemodulasi, pada modulasi fasa deviasi
maksimum terjadi pada saat sinyal modulasi berubah pada laju yang paling tinggi (slope
terbesar) yakni perubahan dari nilai positif ke negative dan sebaliknya.

Bentuk Sinyal PM

Suatu pengoperasian yang menggunakan sinyal atau isyarat-isyarat secara terpisah


yang hasilnya ditunjukan dengan angka angka.

6
Sinyal Digital

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-yiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua
keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan
sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relative dekat.

Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua
keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah
bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah dua buah
(21). Kemungkinan nilai untuk dua bit adalah sebanyak 4 (2 2), berupa 00, 01, 10, dan 11.
Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar
2n buah

.
Bentuk Sinyal Digital

7
Modulasi Digital
Amplitude-Shift Keying (ASK)
Pada sistem ASK, symbol biner 1 dipresentasikan dengan mentransmisikan sinyal
pembawa sinusoidal dengan amplitude maksimum AC dan frekuensi fc, dimana kedua
besaran tersebut konstan, selama durasi bit Tb detik. Amplitudo frekuensi pembawa akan
berubah sesuai dengan logic sinyal informasi. Sedangkan symbol biner 0 dipresentasikan
dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi bit Tb detik. Secara
matematis dapat

Bentuk Modulasi ASK

Frequency-Shift Keying (FSK)

Pada system FSK, 2 buah sinyal sinusoidal dengan amplituda maksimum sama, Ac, tapi
frekuensi berbeda, f1 dan f2, digunakan untuk merepresentasikan symbol biner 1 dan 0.
Secara matematis dapat dituliskan:

8
Bentuk Modulasi FSK

9
Phase shift Keying (PSK)

Dalam sistem PSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan frekuensi fc
digunakan untuk merepresentasikan kedua symbol 1 dan 0, hanya saja fasa sinyal
pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat berbeda 1800. Secara matematis dapat
dituliskan:

Bentuk Modulasi PSK

10
Sinyal Diskrit

Sinyal diskrit didefinisikan sebagai deretan bilangan real atau kompleks yang diberi
tanda (indeks) yang menyatakan deretan waktu. Selanjutnya sinyal diskrit dinyatakan sebagai
fungsi variabel integer yang dinotasikan dengan (). Secara umum sinyal diskrit ()
merupakan fungsi waktu . Sinyal diskrit () tidak didefinisikan untuk nilai non integer.

Sebagai ilustrasi sinyal diskrit x(n) dapat dilihat pada gambar di bawah

Representasi Sinyal Diskrit x(n)

Sinyal diskrit () diperoleh dari sinyal analog/kontinyu yang disampling dengan


analog - to digital converter (ADC) dengan laju sampling 1/, dimana merupakan
periode sampling. Sebagai contoh sinyal suara yang mempunyai spektrum 0 3400 Hz
disampling dengan laju sampling 8 kHz. Sinyal analog () yang disampling dengan periode
sampling menghasilkan sinyal diskrit () dari sinyal analog sebagai berikut :

() = ()

Sinyal diskrit kompleks


Secara umum sinyal diskrit bisa bernilai kompleks. Dalam kenyataanya, pada
beberapa aplikasi, seperti pada sistem komunikasi digital, sinyal diskrit kompleks muncul
secara natural. Sinyal diskrit kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk lain yaitu bagian real
dan bagian imajiner,

11
= + = () + ()
Atau dalam bentuk kompleks polar, yaitu dalam magnitude dan fasanya.

= () exp[ () ]
Magnitudo sinyal diskrit dapat diturunkan dari bagian real dan imajinernya sebagai
berikut:

x(n) = 2 + 2{()}
Sedangkan fasa sinyal diskrit dapat diperoleh dengan menggunakan,

arg {x(n)} =
Jika x(n) merupakan urutan kompleks, maka kompleks konjuget dinyatakan dengan
notasi (), yang diperoleh dengan cara mengubah tanda pada bagian imajiner dari ()
atau tanda argumennya apabila dalam bentuk kompleks polar,

= {()} = () exp[ () ]

Beberapa sinyal diskrit dasar

Ada empat sinyal diskrit dasar yang biasa digunakan pada pengolahan sinyal
digital, diantaranya :

- Sinyal impuls ( unit sample )


- Sinyal unit step
- Sinyal eksponensial
- Sinyal sinusoida

12
BAB I I I
PEMROSES SINYAL
Pemroses sinyal
Pemroses sinyal. Sistem biasanya dilukiskan sebagai sebuah kotak yang memiliki dua
panah merepresentasikan sinyal. Panah masuk adalah sinyal masukan yang akan diproses,
sedangkan panah keluar merepresentasikan sinyal hasil pemrosesan.
Suatu sinyal analog masukkan yang diproses oleh pemroses sinyal (prosessor) analog akan
menghasilkan suatu sinyal yang mengikutkan noise (derau)

Hal ini secara matematis dapat dituliskan sbb :

xa (t) = s (t) + dengan n (t) = noise (derau )


n(t) )

Pemrosesan Sinyal secara umum dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Pemrosesan sinyal secara umum

13
Bentuk diatas dapat digambarkan sbb :

Pemrosesan Sinyal Digital

Secara lenggkap proses pengolahan sinyal dapat digambarkan sbb :

14
Sinyal masukan dan keluarannya adalah sbb :

-X(t) : Sinyal masukan ( Sinyal Analog )

-Xa(t) : Sinyal Analog setelah difilter oleh Hpf(s)

-X(n) : Sinyal Diskrit ( Digital ) masukan

-Y(n) : Sinyal Diskrit ( Digital ) keluaran setelah ditulis oleh H(z)

-Ya(t) : Sinyal keluaran Analog setelah melalui D/A

-Y(t) : Sinyal keluaran Analog

15
Hpf(s) dilakukan pentapisan untuk menghilangkan interferensi dari luar dan mencegah
terjadinya Aliassing sehingga Hpf(s) biasa disebut : Anti Aliassing. Biasanya digunakan LPF
atau BPF sebagai anti aliassing
Tanggapan frekwensi pada masing-masing filter dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Tapis Lolos Rendah ( Low Pass Filter / LPF )


Berfungsi meloloskan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi

dB

pass band transition band stop band f

Tapis Lolos Tinggi ( High Pass Filter / HPF )

Berfungsi meloloskan frekwensi tinggi dan menahan frekwensi rendah

Stop band transition band pass band f

16
BPF ( Band Pass Filter )

Berfungsi meloloskan frekuensi dalam frekuensi jangkauan tertentu

stop band tr.band pass band tr.band stop band f

BSF ( Band Stop Filter )

pass band tr.band stop band tr.band pass band f

17
Proses pada A/D Converter

A/D Converter ( Analog to Digital Converter ) digunakan untuk merubah Sinyal Analog ke
Sinyal Digital.

Proses dapat digambarkan sebagai berikut :

Sinyal hasil kuantisasi dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Sinyal diskrit yang terjadi dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Secara lengkap proses dapat diperlihatkan sebagai berikut

Proses pada D/A Conveter

18
Hasil pentapisan ( pemfilteran ) dari macam-macam filter

i LPF dg fc=80 kHz i HPF dg fc=150 kHz

t t

i BPF dg 80<fc<150 i BSF dg 80<fc<150

t t

19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimupulan

Dari yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya bahwasanya sinyal menurut Bores
Sign. Prog adalah suatu parameter variabel dimana informasi di sampaikan melalui suatu
rangkaian elektronik. Namun secara umum sinyal juga dapat diartikan denagn suatu isyarat
untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan. Sinyal juga terbagi menjadi beberapa
macam dalam berbagai aspek dan jenis sinyal yang paling sering diperbincangkan sampai
saat ini adalah ada tiga macam, diantaranya adalah sinyal analog, sinyal digital, dan sinyal
diskrit.
Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik
terpenting yang dimiliki oleh sinyal analog adalah amplitude dan frekuensi. Sinyal analog
biasanya di nyatakan dengan gelombang sinus. Berbeda dengan sinyal analog, sinyal digital
adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-yiba dan
mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1,
sehingga tidak
mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai
jarak jangkau pengiriman data yang relative dekat. Lalu satu lagi jenis sinyal yang sering kita
dengar adalah sinyal diskrit. Sinyal diskrit secara umum bisa diartikan sebagai dasarnya
sinyal analog atau sinyal digital, karena sinyal diskrit () itu sendiri diperoleh dari sinyal
analog/kontinyu yang disampling dengan analog - to digital converter (ADC) dengan laju
sampling 1/, dimana merupakan periode sampling. Sinyal Diskrit terbentuk sebagai
deretan bilangan real atau kompleks yang diberi tanda (indeks) yang menyatakan deretan
waktu yang selanjutnya sinyal diskrit dinyatakan sebagai fungsi variabel integer yang
dinotasikan dengan (). Secara umum sinyal diskrit () merupakan fungsi waktu .

20
Untuk menghasilkan suatu sinyal analog maupun sinyal dgital, suatu sinyal harus di
atur, di bentuk ataupun diolah dengan sedemikian rupa sesuai aturan-aturan atau rumus-
rumus yang telah di tentukan dengan suatu pengolahan sinyal. Pengolahan sinyal adalah
suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu sinyal sehingga diperoleh informasi
yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu transformasi baik itu ADC (Analog-to-digital
Converter) maupun DAC (Digitalto- analog Converter). Pada dasarnya Proses Pengolahan
Sinyal dikelompokkan

menjadi dua, yakni ASP (Analog Signal Processing) dan DSP (Digital Signal
Processing). Pengolahan sinyal analog/ASP (Analog Signal Processing) adalah suatu
pengolahan sinyal yang rata-rata menggunakan komponen dasar untuk menghasilkan suatu
fungsi seperti penguatan, pemfilteran, dan sebagainya yang pada era modern ini sudah di buat
dalam suatu chip terintegritas/Integrated Circuit (IC) berupa Op-Amp, sehingga lebih mudah
dalam menghasilkan suatu sinyal analog. Sedangkan pada pengolahan sinyal digital/DSP
(Digital Signal Processing), pengolahan ini sebenarnya menggunakan sinyal analog sebagai
dasarnya yang kemudian di digitalisai untuk mempermudah dalam pembentukan suaatu
sinyal digital, jadi pada proses ini masih sangat memerlukan sinyal analog sebagai dasar atau
sumbernya, dan kemudian setelah berubah ke sinyal digital menggunakan proses ADC, sinyal
digital tersebut ada juga yang di kembalikan ke sinyal analog kembali. Jadi intinya adalah
DSP di ciptakan untuk mempermudah dalam pengolahan suatu sinyal. Jadi dapat di
simpulkan perbedaan antara DSP dan ASP adalah terletak pada waktu dan proses
perancangannya. Pada ASP, pemrosesan hanya dilakukan sekali sehingga tidak memerlukan
waktu yang lama, sedangkan DSP masih melakukan beberapa kali pemrosesan baik dalam
perhitungan, program dan sebagainya. Pada ASP, jika terjadi kesalahan akan sulit untuk
memodifikasinya, sehingga jika terjadi kesalahan harus melakukan proses ulang dari awal,
sedangkan DSP, bisa kita modifikasi dengan menginstall ulang program tanpa banyak
mengubah banyak komponen. Pada ASP, jumlah kemungkinan tidak dapat di prediksi
sehingga akan sulit menghasilkan suatu produk dengan tingkat keberhasilan yang kecil
sedangkan dengan kita menggunakan ASP, kemungkinan dapat di hitung, sehingga sangat
mudah untuk di jadikan suatu produk yang baik dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

21
Saran

Dalam melakukan pembuatan sesuatu baik secara analog maupun digital, sebaiknya
gunakanlah komponen atau alat yang memang sesuai dengan anturan yang ada. Dalam
membuat suatu rangkaian analog yang menggunakan komponen seperti transistor, gunakan
lah transistor yang pas atau boleh menggunakan transistor tipe lain berspesifikasi yang lebih
tinggi dengan catatan mengetahui karakteristik komponen tersebut, karena jika asal-asalan
karena bukan hanya merusak komponen itu sendiri namun juga bisa merusak komponen yang
lainnya yang bisa juga mengakibatkan terjadinya suatu kecelakaan. Pada penggunaan Op-
Amp,
kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsi-fungsi dari masing-masing pin dan
mengetahui fungsi apa yang kita gunakan pada Op-Amp tersebut sehingga tidak
menimbulkan suatu kesalahan yang fatal. Begitupun pada pembuatan suatu rangkaian digital,
baik dengan suatu komponen IC yang sudah memiliki fungsi yang diinginkan atau IC yang
berjenis mikrokontroler yang harus di program terlebih dahulu, kita harus memahami fungsi
dari setiap pin dan mengetahui karakteristik tegangan dan arus yang dapat diterima oleh IC
tersebut, karena jika kita menggunakan IC-IC tersebut tanpa melihat terlebih dahulu hal
tersebut dapat merusak IC yang notabene berharga mahal. Untuk pemrograman uC dalam
produksi rumahan, ada baiknya menggunakan sistem berbasis USB karena sudah jarang port
interface pada PC or laptop yang menggunakan port parallel maupun seri. Yang terkahir,
selalu berhati-hati dan selalu dalam ketelitian dalam melakukan segala hal demi mencapai
hasil yang lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.adfbipotter.files.wordpress.com/2010/04/bab-iv-sinyal-danmodulasi. pdf
- http://www.dosen.tf.itb.ac.id
- http://www.elektro.undip.ac.id/
-http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/jenis-jenis-sinyal-padasistem-kendali
digital/
- http://www.elisa1.ugm.ac.id
- http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/sinyal-diskrit/
- h ttp://www.gatsan.dosen.akprind.ac.id/files/2008/09/3-siskom-transmisianalog. Pdf
- http://helpmeups.files.wordpress.com/2012/08/modul-dewa89sps2_ adc.pdf
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyal
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyal_Digital
- http://www.ikabuh.files.wordpress.com/2012/06/paper-komdig.pdf
- http://www.www.insw.go.id/intrsource/lib/07/peraturan/komunikasi_data. pdf
-

23

Anda mungkin juga menyukai