Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No.

7, (2013) 1-6 1

Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis


Savonius dengan Variasi Jumlah Blade
Terintegrasi Circular Shield untuk Memperoleh
Daya Maksimum
M. Haydarul Haqqqi, Dr. Gunawan Nugroho, ST. MT. dan Dr. Ir. Ali Musyafa M.Sc
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Haydarul.Haqqi@gmail.com , gunawan@ep.its.ac.id dan musyafa@ep.its.ac.id

Abstrak Salah satu bagian dari turbin savonius adalah yang mampu membuat turbin angin berputar. Sehingga
jumlah sudu yang digunakan. Jumlah sudu ini memiliki diperlukan kajian mengenai mengenai pada kecepatan angin
pengaruh yang sangat besar dalam menentukan performa berapa turbin berputar dan torsi yang dihasilkan untuk setiap
turbin, karena semakin banyak jumlah sudu, massa turbin akan orientasi arah angin dengan turbin angin. Jumlah sudu dalam
meningkat sehingga momen inesia bertambah. Meningkatnya hal ini dapat meningkatkan rata-rata torsi untuk tiap orientasi
momen inersia juga menyebabkan kecepatan angin awal yang
arah angin. Sehingga diperlukan penelitian mengenai
dibutuhkan untuk membuat turbin berputar turut meningkat.
Selain itu banyak jumlah sudu membuat gaya drag dengan pengaruh jumlah sudu yang cocok untuk kecepatan angin
returning blade meningkat sehingga menyebabkan torsi dengan yang berbeda.
arah negatif. Untuk meminimalkan torsi berlawanan arah gerak, Pada penelitian yang telah lalu, Gary Le (2011) telah
salah satu cara adalah dengan memasang penghalang di depan melakukan penelitian bagaimana pengaruh jumlah sudu
returning blade sehingga meminimalkan torsi negatif yang untuk nilai performansi turbin angin Savonius .Overlap
dihasilkan. Dalam tugas akhir ini penghalang yang akan Ratio yang digunakan pada model turbin tersebut bernilai
dipasang berbentuk lengkung (circular). Dari percobaan dapat negatif. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
ditarik kesimpulan bahwa turbin konvensional 2 sudu dengan dilakukan UK. Saha(2008), yang dalam desainnya
adanya memperlihatkan performa yang lebih baik dibandingkan
dengan turbin angin lebih dari 2 sudu. Circular shiled mampu
menggunakan nilai Overlap Ratio 20% - 30%. Desain
menambah dan meningkatkan torsi awal untuk memulai putaran tersebut berdasar pada penelitian yang telah lalu oleh
awal turbin dan mampu menambah rpm turbin secara Ushiyama and Nagai (1988); Fujisawa(1992) . Tetapi desain
signifikan. Nilai Cp meningkat cukup tinggi rata-rata tersebut untuk Savonius konvensional. Masalah terbesar
peningkatan Cp sebesar 80%. pada penambahan sudu, menyebabkan hambatan torsional
pada returning blade. Returning blade mengalami
Kata KunciDaya, Jumlah Sudu, profil kurva blade, turbin tumbukan dengan aliran udara sehingga menghasilkan torsi
angin Savonius. berlawanan arah gerak. Tetapi bila dipandang gaya torsional
untuk tiap derajat posisi turbin, jumlah sudu yang semakin
I. PENDAHULUAN banyak dapat menangkap aliran udara lebih banyak.
Penambahan sudu juga menyebabkan peningkatan massa,
Angin merupakan salah satu energi terbarukan yang sehingga momen inersia juga meningkat. Peningkatan
banyak dimanfaatkan. Indonesia merupakan negara dengan momen inersia ini harus relatif kecil agar tidak menambah
potensi energi angin kecepatan rendah, yaitu dengan nilai momen negatif[2]. Untuk meminimalkan torsi
kecepatan sekitar 3-6 m/s[1]. Turbin angin tipe Savonius berlawanan arah gerak, salah satu cara adalah dengan
merupakan salah satu turbin angin yang cocok untuk daerah memasang penghalang di depan returning blade sehingga
dengan potensi energi angin kecepatan rendah. Turbin angin meminimalkan torsi negatif yang dihasilkan[3]. Dalam tugas
Savonius pertama kali ditemukan oleh S.J. Savonius pada akhir ini penghalang yang akan dipasang berbentuk
tahun 1920. Pada prinsipnya turbin angin tipe Savonius pada lengkung (circular). Oleh karena itu dalam tugas akhir ini
mulanya (konvensional) adalah plat tabung yang dibelah dua diambil judul Rancang Bangun Turbin Angin Sumbu
dan saling disatukan sehingga berbentuk huruf S. Sehingga Vertikal Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Sudu
pada turbin angin Savonius konvensional hanya terdiri atas Terintegrasi Circular Shield Untuk Menghasilkan Daya
dua buah sudu saja. Maksimum. Dalam penelitian ini dilakukan studi
Untuk daerah dengan kecepatan angin yang berbeda performansi secara eksperimental turbin angin tipe Savonius
diperlukan desain turbin angin yang berbeda. Selain itu untuk beberapa jumlah sudu yang berbeda dengan dan tanpa
posisi turbin angin dan arah datangnya angin pada saat circular shield. Sehingga didapatkan nilai performansi yang
berhembus menimbulkan permasalahan apakah torsi yang paling maksimum untuk diterapkan pada wilayah-wilayah
dihasilkan dapat melampaui nilai kecepatan minimal angin dengan kecepatan angin yang berbeda. Tujuan yang akan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6 2

diselesaikan dalam penelitian ini aadalah mampu merancang 2. Tinggi blade turbin angin adalah 36 cm
turbin angin sumbu vertikal dengan fariasi jumlah sudu dan 3. Lebar blade turbin angin adalah 10 cm
integrasi circular shield . selain itu, menentukan berapa 4. Lebar endplate turbin angin adalah 20,5 cm
jumlah sudu pada turbin angin Savonius yang memiliki nilai 5. Overlap ratio yang digunakan adalah 20% (2 cm)
daya maksimum untuk kecepatan angin yang berbeda 6. Aspect ratio yang digunakan adalah 4.0 (36 cm : 9
Mengetahui pengaruh circular shield pada daya turbin angin cm)
tipe Savonius. 7. End plate parameter yang digunakan adalah 1.1
(20,5cm)
8. Shaft menggunakan batang aluminium dengan
II. METODOLOGI PENELITIAN diameter 0,8 cm
A. Tahapan Penelitian Bahan sudu yang terbuat dari PVC, ditempelkan pada
Secara umum prosedur penelitian ini secara umum endplate menggunakan perekat berbahan dasar resin dengan
dituliskan dalam bentuk diagram alir seperti gambar 3.1 campuran pengeras. Perekat ini digunakan karena kuat dan
berikut: cocok untuk material PVC, plastik dan serat fiber.
Desain model prototipe turbin angin yang dibuat, dengan
variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Tiap model dari turbin yang
dibuat digambarkan dalam software AutoCAD seperti tampak
pada gambar 3.2 ; 3.3 dan 3.4. Model turbin angin savonius 2
blade seperti pada gambar 3.1 berikut:

a) b)
Gambar 2 Model Turbin Savonius 2 Blade a) Isometric View b) Top View

Model turbin angin savonius 3 blade berbeda dengan 2


blade dikarenakan overlap ratio tidak ada. Dalam hal ini,
desain trubin angin savonius 3 blade bagian tengah turbin
tetap diberi celah kosong seolah ada overlap ratio. Begitu juga
untuk 4 blade. Sketsa turbin angin untuk 3 dan 4 blade seperti
pada gambar 3.3 dan 3.4.

a) b)
Gambar 3 Model turbin Savonius 3 Sudu a) top view b) isometric view
Gambar 1 Flow Chart Penelitian
Gambar 1.Diagram Alir Penelitian

B. Spesifikasi Geometri Rotor Turbin Angin


Prototipe turbin angin yang akan dibuat
menggunakan material PVC karena memiliki ketahanan yang
baik dan memiliki massa jenis yang ringan yaitu 1,3 hingga
1,45 g/cm3. Selain itu bentuk PVC yang melingkar
memudahkan proses manufaktur turbin angin.
Pada penelitian ini, secara umum turbin angin Savonius
a) b)
yang dibuat memiliki spesifikasi sebagai berikut: Gambar 4 Model Turbin Angin Savonius 4 Blade a) Top View b) Isometric
1. Bahan untuk pembuatan end plate dan blade turbin View
angin Savonius menggunakan serat fiber glass
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6 3

Dari ketiga model terssubut, dihubungkan dengan shaft C. Pemasangan dan Pengujian
yang terkoneksi dengan generator DC. Generator DC Ketiga model tersebut diletakkan di luar terowongan
berfungsi untuk mengetahui berapakah besarnya daya yang angin buatan. Kecepatan angin yang dihasilkan oleh
dihasilkan. Sumber energi angin yang digunakan dalam terowongan angin divariasikan nilainya. Tiap variasi nilai
penelitian ini besarnya dapat divariasikan antara 3,8-4,6 m/s kecepatan akan diujikan untuk masing-masing model.
dengan resolusi 0,2m/s. Kemudian diukur kecepatan putar yang dihasilkan oleh
Pengujian yang dilakukan pada turbin savonius yang dibuat, masing-masing model dengan beban berupa generator DC
secara keseluruhan dilakukan dengan dua variasi. Yaitu tanpa yang dikoneksikan dengan beban 56 ohm dan tanpa beban
circular shield dan dengan circular shield. Untuk bentuk (generator DC). Untuk pengambilan data rpm, alat ukur yang
circular sield yang digunakan pada tugas akhir ini adalah digunakan adalah stroboscob tachometer. Untuk
seperti gambar 5 berikut. mempermudah pengambilan data, bagian bawah dari turbin
yang akan dikenai cahaya stroboscob diberikan spot kecil dari
alumunium foil.

Gambar 5 Bentuk Circular Shield


Gambar 6 Penambahan spot alumunium foil pada turbin
Pengukuran dan Pengkondisian Kecepatan Angin
Kecepatan angin didapatkan dari sumber fan 80W dengan
3.4 Pengujian Daya
pemandu terowongan angin buatan. Angin yang dihasilkan
Sebagaimana telah disebutkan, bahwa shaft dari
oleh fan dialirkan masuk kedalam terowongan angin buatan
turbin angin akan dikoneksikan dengan generator DC untuk
menuju ke prototipe turbin. Keluaran dari terowongan angin
dapat diukur tegangan yang dihasilkan dan menghitung daya
buatan diukur kecepatannya menggunakan anemometer
yang dihasilkan dengan persamaan P = V x I. Pada
digital. Pengukuran kecepatan ini dilakukan di tiga titik yaitu
pengukuran ini digunakan dua multimeter yang berfungsi
pada bagian bawah, tengah dan atas untuk kemudian diambil
sebagai voltmeter dan amperemeter.
nilai rata-ratanya.

a) b)
Gambar 7 Pengukuran Daya dengan Multimeter
Gambar 5 a) Pengukuran Kecepatan Angin b) Sumber angin berupa fan dan
kontroler kecepatan fan

Dari pengukuran kecepatan angin yang telah dilakukan,


diputuskan untuk menggunakan variasi kecepatan angin 3,8
m/s hingga 4,6 m/s dengan resolusi 0,2 m/s. Nilai ini diambil
karena, rata-rata protoripe turbin Savonius berputar pada
kecepatan 3,6 m/s.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6 4

Gambar 8. Pengujian Turbin Angin

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik 2. Grafik Hubungan Daya Input (Kinetik Angin) dengan Daya Rotor
Pada bagian ini disajikan dan dilakukan analisa data hasil (Mekanik Turbin)
eksperimen yang telah dilakukan. Eksperimen yang telah
Dari grafik 2 diatas, dapat diamati, bahwa turbin angin
dilakukan meliputi pengujian model Savonius yang telah di
savonius konvensional (2 sudu) mampu mengekstraksi daya
buat. Analisa akan dibuat untuk mengamati perubahan rpm
input yang dikenakan padanya menjadi daya mekanik rotor
(rotation per minutte) dan daya yang dihasilkan untuk masing-
(output) lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Hasil daya
masing model savonius yang telah dibuat.
ini menunjukkan hal yang sama dengan Grafik 1 A dan 1 B,
yaitu pada daya lebih dari 3,2, grafik semakin horisontal. Hal
Tanpa Circular Shield
ini memberikan arti bahwa nilai koefisien daya (Cp) akan
menurun. Untuk lebih jelasnya, berikut pada grafik 3
memperlihatkan bagaimana bentuk hubungan TSR dan Cp.

A B
Grafik 1 A. Grafik hubungan kecepatan angin dan RPM turbin B. Grafik
hubungan kecepatan Angin dan TSR
Grafik 3. Grafik hubungan tip speed ratio dengan Cp
Dari data di atas, tampak pada turbin savonius dengan
jumlah sudu konvensional, memiliki nilai Rpm yang lebih Dari grafik 3, nilai Cp pada 3 data terahir menurun. Hal itu
baik, bila dibandingkan dengan jumlah sudu 3 dan 4. Hal ini saat nilai Daya Rotor mulai melandai pada grafik 2 (3 data
disebabkan, penambahan sudu juga akan menambah massa terakhir). Pada kondisi tersebut, penambahan kecepatan angin
turbin. Penambahan massa turbin ini akan meningkatkan tidak sebanding dengan penambahan kecepatan putar rotor
momen inersia. Oleh sebab itu, dari grafik 1A, dapat iamati terjadi. Sehingga berhubungan langsung dengan Cp,
pada turbin dengan jumlah sudu 4, tidak berputar saat penambahan energi input hanya menambah sedikit energi
diberikan kecepatan angin 3,8. Penambahan nilai momen output.
inersia, akan mengkatkan nilai torsi awal untuk membuat
turbin berputar. Sementara adanya torsi merupakan tidak lain
adalah gaya drag yang berasal dari tumbukan angin dengan
sudu. Nilai rpm maksimum yang mampu dihasilkan oleh
turbin 2 sudu adalah 175,5Rpm, oleh turbin angin 3 sudu
150,3 Rpm dan oleh turbin angin 4 sudu 141,3 Rpm.
Pada grafik 1B, nilai TSR memiliki trend yang sama
dengan Rpm. Karena, TSR dalam hal ini memberikan arti
perbandingan kecepatan output (rotor) dengan kecepatan input
(angin) atau dengan kata lain TSR sebanding dengan Rpm.
Semakin mendatarnya grafik nilai TSR pada kecepatan angin
besar, disebabkan karena karakteristik savonius yang kurang
mampu mengkonversi angin dengan kecepatan angin tinggi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6 5

Dengan Circular Shield arti bahwa nilai koefisien daya (Cp) akan menurun. Untuk
lebih jelasnya, berikut pada grafik 6 memperlihatkan
. bagaimana bentuk hubungan TSR dan Cp.

A B
Grafik 4 A. Grafik hubungan kecepatan angin dan RPM turbin B. Grafik
hubungan kecepatan Angin dan TSR
Grafik 6. Grafik hubungan tip speed ratio dengan Cp
Dari data di atas, sama seperti hasil yang tanpa DA,
tampak pada turbin savonius dengan jumlah sudu Dari grafik 3, nilai Cp pada 3 data terahir menurun. Hal itu
konvensional, memiliki nilai Rpm yang lebih baik, bila saat nilai Daya Rotor mulai melandai pada grafik 2 (3 data
dibandingkan dengan jumlah sudu 3 dan 4. Nilai rpm terakhir). Pada kondisi tersebut, penambahan kecepatan angin
maksimum yang mampu dihasilkan oleh turbin 2 sudu adalah tidak sebanding dengan penambahan kecepatan putar rotor
225 Rpm, oleh turbin angin 3 sudu 210 Rpm dan oleh turbin terjadi. Sehingga berhubungan langsung dengan Cp,
angin 4 sudu 205 Rpm. Nilai Rpm ini meningkat bila penambahan energi input hanya menambah sedikit energi
dibandingkan dengan tanpa menggunakan circular shield. Hal output. Dengan penggunaan circular shield, secara rata-rata
ini disebabkan pada saat sebelum diapasang circular shield, Cp dari savonius konvensional tetap terbaik. Namun dalam hal
torsi negatif yang disebabkan karena tumnbukan udara dengan ini yang menjadikan hasil 4 sudu lebih baik daripada 3 sudu.
returning blade telah dihilangkan (ditutupi). Dan untuk posisi- Secara rpm, 3 sudu lebih tinggi daripada 4 sudu. Namun,
posisi seperti pada orientasi arah 0o dan 180o. secara energi mekanik 4 sudu lebih besar daripada 3 sudu.
Pada grafik 1B, nilai TSR memiliki trend yang sama
dengan Rpm. Karena, TSR dalam hal ini memberikan arti
perbandingan kecepatan output (rotor) dengan kecepatan input IV. KESIMPULAN
(angin) atau dengan kata lain TSR sebanding dengan Rpm. Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
Semakin mendatarnya grafik nilai TSR pada kecepatan angin kesimpulan sebagai berikut:
besar, disebabkan karena karakteristik savonius yang kurang Telah dirancang turbin angin savonius dengan variasi
mampu mengkonversi angin dengan kecepatan angin tinggi. jumlah sudu 2, 3 dan 4 dengan ketinggian turbin 36 cm
dan diameter 21 cm. Overlap ratio pada turbin 2 sudu
20% dan pada turbin 3 sudu dan 4 sudu dirancang
tanpa adanya lengan (arm)
Turbin konvensional 2 sudu dengan adanya circular
shield memperlihatkan performa yang lebih baik
dibandingkan dengan turbin angin lebih dari 2 sudu.
Circular shiled mampu menambah dan meningkatkan
torsi awal untuk memulai putaran awal turbin dan
mampu menambah rpm turbin secara signifikan. Nilai
Cp meningkat cukup tinggi rata-rata peningkatan Cp
sebesar 87%

UCAPAN TERIMA KASIH


Grafik 5. Grafik Hubungan Daya Input (Kinetik Angin) dengan Daya Rotor Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff pengajar
(Mekanik Turbin)
jurusan Teknik Fisika yang telah memberikan ilmunya,
Dari grafik 5 diatas, sama seperti hasil tanpa circular shield, Utamanya kepada Bapak Gunawan dan Bapak Ali selaku
dapat diamati, bahwa turbin angin savonius konvensional (2 dosen pembimbing. Serta kepada seluruh Mahasiswa Teknik
sudu) mampu mengekstraksi daya input yang dikenakan Fisika atas bantuan kerjasamanya selama kuliah di jurusan
padanya menjadi daya mekanik rotor (output) lebih baik Teknik Fisika.
dibandingkan dengan yang lain. Hasil daya ini menunjukkan
hal yang sama dengan Grafik 1 A dan 1 B, yaitu pada daya
lebih dari 3,2, grafik semakin horisontal. Hal ini memberikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6 6

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ir. Sahat Pakpahan, MM, IPM, APU, Pemetaan Energi


Angin untuk Pemanfaatan dan Melengkapi Peta Potensi
SDA Indonesia, Teks Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti
Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
[2] M.Sc. Mohamed Hassan Ahmed Mohamed, Design
Optimization of Savonius and Wells Turbines,
Desertation University of Magdeburg (2011)
[3] Burcin Deda Altan, An experimental study on
improvement of a Savonius rotor performance with
curtaining , Experimental Thermal and Fluid Science
32 (2008) 16731678
[4] Kemendikbud Indonesia (Online) (http://belajar.
kemdiknas.go.id/index7.php?display=view&mod=script
&cmd=Bahan%20Belajar/Pengetahuan%20Populer/view
&id=66&uniq=424, diakses tanggal 31-05-2013)
[5] (http://konversi.files.wordpress.com/2008/11/potensiangi
n.jpg, diakses tanggal 31-05-2013)
[6] (http://www.free-online-private-pilot-groundschool.
com/images/forces_airfoil.gif, diakses tanggal 31-05-
2013)
[7] Hariyo Priambudi Setyo Pratomo, Perancangan
prototype turbin angin poros vertikal sebagai pembangkit
listrik, Tugas Akhir Teknik Mesin Universitas Petra
Surabaya
[8] SahaUK,RajkumarMJ.On the performance analysis of
Savonius rotor with twisted blades. Renewable Energy
2006;31(11):1776e88.
[9] IrabuK,RoyJNCharacteristicsofwindpoweronSavoniusr
otorusing guide boxtunnel. Experimental Thermal and
Fluid Science2007;32 (2):580e6.
[10] Andrew Tendai Zhuga, Benson Munyaradzi, Design of
Alternative Energy Systems: A Self-Starting Vertical Axis
Wind Turbine for Stand-Alone Applications School of
Engineering Sciences and Technology; Chinhoyi
University of Technology

Anda mungkin juga menyukai