Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
Ariwayati, Anik S, Emi Sara, Wahyudi
Penataksanaan Bedah
Pembedahan trombosis vena dalam (DVT) diperlukan bila : ada kontraindikasi terapi
antikoagulan atau trombolitik, ada bahaya emboli paru yang jelas dan aliran darah vena
sangat terganggu yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada ekstremitas.
Trombektomi (pengangkatan trombosis) merupakan penanganan pilihan bila diperlukan
pembedahan. Filter vena kava harus dipasang pada saat dilakukan trombektomi, untuk
menangkap emboli besar dan mencegah emboli paru.
Penatalaksanaan Keperawatan
Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastik dan analgesik untuk
mengurangi nyeri adalah tambahan terapi DVT. Biasanya diperlukan tirah baring 5 7 hari
setelah terjadi DVT. Waktu ini kurang lebih sama dengan waktu yang diperlukan thrombus
untuk melekat pada dinding vena, sehingga menghindari terjadinya emboli. Ketika pasien
mulai berjalan, harus dipakai stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri
atau duduk lama-lama. Latihan ditempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan papan kaki,
juga dianjurkan. Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat
mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT. Analgesik ringan untuk mengontrol
nyeri, sesuai resep akan menambah rasa nyaman.
G. Pengkajian Fokus
1) Demografi
DVT sebagai salah satu manifestasi dari Venous Thromboembolism (VTE) memiliki
beberapa faktor risiko antara lain faktor demografi/lingkungan (usia tua, imobilitas yang
lama), kelainan patologi (trauma, hiperkoagulabilitas kongenital, antiphospholipid
syndrome, vena varikosa ekstremitas bawah, obesitas, riwayat tromboemboli vena,
keganasan), kehamilan, tindakan bedah, obat-obatan (kontrasepsi hormonal,
kortikosteroid). Meskipun DVT umumnya timbul karena adanya faktor risiko tertentu,
DVT juga dapat timbul tanpa etiologi yang jelas ( idiopathic DVT).
2) Riwayat Kesehatan
Risiko terjadinya DVT akan meningkat dengan bertambahnya usia, riwayat keluarga
menderita DVT, perokok, dehidrasi, kanker, vena varikosa, operasi, penyakit jantung dan
pernafasan, obesitas dan kehamilan. Studi tentang riwayat keluarga dan anak kembar
menunjukkan faktor genetika berpengaruh sekitar 60% risiko DVT. Defisiensi anti
thrombin, protein C dan protein S merupakan faktor risiko yang kuat pada DVT.
3) Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang sangat penting dalam
pendekatanpasien dengan kecurigaan mengalami DVT. Keluhan utama DVT biasanya
adalah kakibengkak dan nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda klasik seperti edema
kakiunilateral, eritema, hangat, nyeri, pembuluh darah superfisial teraba, dan Homans
signpositif tidak selalu ditemukan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan D-
dimer dan penurunan Antithrombin (AT). Peningkatan D-dimer merupakan
indikatoradanya trombosis aktif. Pemeriksaan laboratorium lain umumnya tidak terlalu
bermaknauntuk mendiagnosis adanya DVT, tetapi membantu menentukan faktor resiko.
H. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah / statis vena (obstruksi
vena sebagian / penuh)
2) Nyeri berhubungan dengan gangguan aliran balik vena.
3) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungandengan immobilitas fisik.