Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MODEL ADDIE

UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 5


SDS MAWAR SHARON SURABAYA

Nancy Angko dan Mustaji


TP PPs, Universitas Negeri Surabaya
(ycnan.ang@gmail.com)
(mustaji_2005@yahoo.com)

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar powerpoint dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) mata pelajaran matematika kelas 5 SDS Mawar Sharon Surabaya dengan
menggunakan model ADDIE. Desain uji coba hasil pengembangan menggunakan Pretest
Posttest Group. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai uji thitung adalah 7.397, sementara
nilai uji ttabel adalah 2.069, berarti nilai uji thitung lebih besar dari nilai uji ttabel. Maknanya
ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dilihat dari
uji t nilai posttest kedua kelas. Nilai rata-rata kelas atau mean pada kelas eksperimen me-
ngalami peningkatan dan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 31.6667 diban-
dingkan dengan 20.1250. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahan
ajar pada siswa di kelas eksperimen sedangkan di kelas control hanya menggunakan me-
tode ceramah. Respon siswa terhadap penggunaan media powerpoint dan lembar kerja
menunjukkan rata-rata sebesar 95.83 % menyatakan bahwa materi mudah dimengerti
dan 87.5 % menyatakan bahwa pembelajaran menarik.

Kata Kunci: bahan ajar, Matematika, sekolah dasar, model ADDIE, hasil belajar

Abstract:
This study aims to develop a Power Point teaching materials and students worksheet
(LKS) Math Grade 5 Mawar Sharon Surabaya SD Susing the ADDIE Model. Design devel-
opment test result susing pretest posttest Group. T-test results showed that the test tvalue
is7,397, while the value of the test ttable is 2,069, meaning the tvalue ofthe test is greater
than the valueof test ttable. Meaning there are differences in learning outcomes between
the experimental class and the control class as seen from the second post test tvalues test
class. The average value of the class or classes mean the experiment has increased and
higher than the control class, is 31.6667 compared with 20.1250. The difference is due to
the use of teaching materials to students in the experimental class in class control while
only using the lecture method. Students response to the use of Power Point and Work-
sheets media showed an average of 95.83% stated that the material is easy to understand
and 87.5% stated that the learning interesting.

Keywords: teaching materials, mathematics, elementary school, ADDIE Model, learning


outcomes

1
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

PENDAHULUAN satu sekolah atau daerah, belum tentu


Dalam Peraturan Menteri Pendidi- dapat digunakan oleh sekolah lain.
kan Nasional no 41 tahun 2007 men- Namun, karena keterbatasan li-
genai Standar Proses, dikemukakan teratur mengenai pembahasan bahan
bahwa pembelajaran adalah proses in- ajar, maka para pengajar agak kesu-
teraksi siswa dengan guru dan sumber litan untuk mengembangkan bahan
belajar pada suatu lingkungan belajar. ajar yang sesuai (Sanjaya, 2011:6). Hal
Dimana, proses pembelajaran terse- tersebut juga terjadi pada pengajar-
but perlu direncanakan, dilaksanakan, pengajar di SDS Mawar Sharon. Pada
dinilai, dan diawasi agar terlaksana se- mata pelajaran Matematika kelas 5, ba-
cara efektif dan efisien. Miarso (2004) han ajar yang dimiliki masih terbatas
menyatakan bahwa pembelajaran da- pada apa yang telah dibeli oleh pihak
pat disebut sebagai usaha mengelola sekolah. Bahan ajar tersebut berupa
lingkungan dengan sengaja agar se- buku teks dan lembar kerja siswa, ser-
seorang membentuk diri secara positif ta alat-alat peraga. Berdasarkan pada
tertentu dalam kondisi tertentu. latar belakang di atas maka rumusan
Mengembangkan bahan ajar san- masalah yang diangkat adalah: (1) ba-
gat diperlukan oleh seorang pengajar gaimana pengembangan bahan ajar
agar siswa memiliki hasil belajar yang untuk mata pelajaran Matematika SDS
positif sesuai dengan kurikulum yang Mawar Sharon di Surabaya? Dan (2)
ada, perkembangan kebutuhan pebe- apakah penerapan bahan ajar yang te-
lajar maupun perkembangan teknolo- lah dikembangkan untuk mata pelaja-
gi informasi (Sanjaya, 2011:6). Dalam ran Matematika berpengaruh terhadap
Permendiknas nomor 41 tahun 2007 hasil belajar siswa?
tentang Standar Proses, seorang guru Association for Educational Commu-
diminta untuk mengembangkan ren- nications and Technology, dalam Miarso
cana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (1977:9) memberikan definisi sumber
dan salah satu elemen dalam RPP ada- belajar dalam perspektif teknologi
lah sumber belajar. pendidikan meliputi semua sumber
Untuk mengembangkan bahan (data, orang, dan barang) yang dapat
ajar, referensi atau sumber rujukan da- digunakan oleh pebelajar secara terpi-
pat diperoleh dari mana saja, contoh: sah maupun gabungan dengan tujuan
buku, internet, koran, majalah, pen- memberikan fasilitas belajar.
galaman pribadi, tokoh, dan lain seba- Sumber belajar dapat dibedakan
gainya. Namun, dengan berlimpahnya menjadi dua jenis, yaitu sumber bela-
sumber rujukan tersebut, maka pebela- jar yang direncanakan (by design) dan
jar seringkali menjadi bingung. Faktor sumber belajar karena dimanfaatkan
lainnya adalah perbedaan karakteris- (by utilization). Sumber belajar yang
tik siswa (Depdiknas, 2008:8). Karena direncanakan berarti bahwa sumber
perbedaan karakteristik siswa di se- belajar tersebut secara khusus dikem-
tiap sekolah berbeda, maka pengem- bangkan sebagai komponen sistem in-
bangan bahan ajar yang dilakukan di struksional untuk memberikan fasili-

2
tas belajar yang terarah dan formal erensi lain yang terkait dengan materi
(AECT, 1977:9). Sumber belajar terse- tugasnya. Untuk mengembangkan
but meliputi pesan, orang, bahan, per- LKS, menurut Muslimin Ibrahim (da-
alatan, teknik dan tata tempat (AECT, lam Pedoman Pengembangan Bahan
1977:9). Ajar Tematik, 2011) perlu memperha-
Depdiknas (2008) menyebutkan tikan 3 persyaratan, yaitu persyaratan
bahwa teaching materials are the infor- pedagogik, persyaratan konstruksi
mation, equipment and text for instructors dan persyaratan teknis.
that are required for planning and review Microsoft Power Point adalah
upon training implementation. Text and sebuah program komputer untuk presen-
training equipment are included in the tasi yang dikembangkan oleh Microsoft
teaching materials (Anonim dalam Web- di dalam paket aplikasi kantoran me-
site, dikutip oleh Depdiknas, 2008). reka, Microsoft Office, selain Microsoft
Jadi, sebelum seorang memberikan Word, Excel, Access dan beberapa pro-
pengajaran atau pembelajaran, maka gram lainnya. Menurut Moira (2006),
dibutuhkan informasi, peralatan, dan powerpoint menawarkan kemudahan-
teks yang disusun sedemikian rupa kemudahan dalam membuat presen-
untuk diberikan dalam proses pem- tasi yang berbentuk elektronis. Pada
belajaran tersebut. Untuk menyusun setiap halaman presentasi atau slide
bahan ajar, Depdiknas (2006:6) menye- dapat disisipkan komponen-kom-
butkan bahwa ada beberapa prinsip ponen multimedia yang meliputi: teks,
pemilihan materi pembelajaran yang gambar, foto, suara, video, atau film.
perlu diperhatikan, yaitu prinsip re- Dalam menggunakan powerpoint,
levansi, prinsip konsistensi, dan prin- Moira (2006) menyatakan bahwa ada
sip kecukupan. beberapa keuntungan yang dapat kita
LKS atau lembar kerja siswa bisa peroleh, antara lain tidak perlu mem-
disebut juga sebagai student worksheet beli piranti lunak lagi karena power-
adalah lembaran-lembaran berisi tu- point sudah berada dalam Microsoft
gas yang harus dikerjakan oleh pebe- Office; dapat disisipi data dari piranti
lajar (Depdiknas, 2004 dikutip oleh lunak lain, seperti Microsoft Word
Prastowo, 2011). Lembar kegiat-an bi- atau Microsoft Excel; pemakai tidak
asanya berupa petunjuk atau langkah- harus mempelajari bahasa pemrogra-
langkah untuk menyelesaikan suatu man; dengan ikon yang dikenal dan
tugas. Menurut Depdiknas (2008), pengoperasian tanpa bahasa program
lembar kerja siswa dapat pula disebut maka hambatan lain dari pem-
student worksheet merupakan lemba- belajaran dengan komputer dapat di-
ran-lembaran berisi tugas yang harus kurang yaitu hambatan pengetahuan
dikerjakan oleh peserta didik atau teknis dan teori.
pebelajar. Tugas-tugas sebuah lembar Hudojo (1990) menyatakan bah-
kegiatan tidak akan dapat dikerjakan wa matematika merupakan ide-ide
oleh pebelajar secara baik apabila tidak abstrak yang diberi simbol-simbol,
dilengkapi dengan buku lain atau ref- tersusun secara hirarkis dan pena-

3
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

larannya deduksi, sehingga belajar lah proses ADDIE, yaitu analisis latar
matematika itu merupakan kegiatan dan kebutuhan peserta didik, desain
mental yang tinggi. Dalam Lampir- satu set spesifikasi untuk lingkungan
an 3 Permendiknas nomor 22 tahun pebelajar yang efektif, efisien, dan rel-
2006, hakikat matematika berkenaan evan, pengembangan semua materi
dengan ide-ide, struktur- struktur dan untuk pebelajar dan mengatur materi
hubungan-hubungannya yang diatur tersebut, pelaksanaan instruksi yang
menurut urutan yang logis. Dienes dihasilkan, dan evaluasi formatif dan
(dalam Suryadi, 2007) berpandangan sumatif baik hasil pengembangan.
bahwa belajar matematika mencakup Terdapat beberapa alasan mengapa
5 tahapan, yaitu bermain bebas, ge- ADDIE masih sangat relevan untuk di-
neralisasi, representasi, simbolisasi gunakan. Alasan pertama adalah mo-
dan formalisasi. del ADDIE adalah model yang dapat
beradaptasi dengan sangat baik dalam
MetodePenelitian berbagai kondisi, yang memungkinkan
Jenis penelitian ini adalah pe- model tersebut dapat digunakan hing-
nelitian pengembangan. Menurut ga saat ini. Tingkat fleksibilitas model
Sugiyono (2012), metode penelitian ini dalam menjawab permasalahan
pengembangan adalah metode pene- cukup tinggi. Meski memiliki tingkat
litian yang digunakan untuk meng- fleksibilitas yang tinggi, model ADDIE
hasilkan produk tertentu dan menguji merupakan model yang efektif untuk
keefektifan produk tersebut. Produk digunakan dan banyak orang yang fa-
yang dimaksud dalam penelitian miliar dengan singkatan ADDIE terse-
ini adalah perangkat pembelajaran but. Selain itu, model ADDIE juga me-
berupa silabus, rencana pelaksa- nyediakan kerangka kerja umum yang
naan pembelajaran, bahan ajar berupa terstruktur untuk pengembangan
media powerpoint dan lembar kerja intervensi instruksional dan adanya
siswa. Penelitian pengembangan da- evaluasi dan revisi dalam setiap taha-
pat dilakukan secara kuantitatif dan pannya. Tahapan ADDIE terkadang
kualitatif, bergantung pada tujuan pe- dimasukkan ke dalam bentuk diagram
nelitian dan variable penelitian serta alur yang menunjukkan hubungan
karakteristik jenis data penelitiannya timbal balik dari setiap tahapannya,
(Riyanto, 2008). seperti yang ditunjukkan pada gam-
Untuk metode pengembangan, bar pengembangan model ADDIE.
dipilih model ADDIE. Dalam bebe-
rapa diskusi group di internet yang
diikuti, hingga saat ini model ADDIE
masih sangat relevan untuk diguna-
kan. Gustafson dan Branch (2002:15)
menyatakan bahwa dalam pengem-
bangan pembelajaran atau instruc-
tional development, inti utamanya ada-

4
matif dilakukan saat keputusan yang
!
diambil dalam setiap tahapan dieva-
luasi, untuk melihat apakah tahapan
tersebut telah dicapai dengan sepe-
nuhnya dan berdasarkan pada strate-
gi yang telah ditetapkan (Molenda da-
lam AECT 2007: 109). Jika hasil dalam
satu tahapan tidak memuaskan, maka
tahapan yang sebelumnya harus diu-
langi, sebagai cara untuk mempertajam
arah yang akan dicapai. Proses pengu-
langan tahapan hingga mencapai ha-
sil yang memuaskan disebut sebagai
Gambar Pengembangan Model ADDIE pendekatan iterative.
(sumber: Survey of Instructional
Development Models, 2002 h. 23) Berdasarkan lima tahapan tersebut,
maka prosedur pengembangan bahan
Menurut Molenda (dalam AECT ajar Matematika kelas 5 adalah:
2007: 108), hasil dari tahapan analisis 1. Analisis
adalah berupa deskripsi pebelajar, tu- a. Analisa pebelajar, jumlah pebela-
gas yang akan dipelajari dan tujuan jar : 48 orang, laki-laki : 20 orang,
pembelajaran, dimana hal-hal terse- perempuan : 28 orang dengan usia
but akan menjadi bahan atau input : 10 11 tahun
untuk tahapan design. Dalam tahapan b. Analisa kemampuan yang dimi-
design, input akan ditranformasikan liki pebelajar, materi yang telah di-
dalam spesifikasi untuk pelajaran. kuasai:
Selanjutnya, spesifikasi design terse- 1) Melakukan operasi hitung bil-
but digunakan sebagai input untuk angan bulat dalam pemecahan
tahapan development atau pengemba- masalah
ngan, dimana input digunakan untuk 2) Menggunakan pengukuran
panduan memilih atau memproduksi waktu, sudut, jarak, dan ke-
materi dan aktivitas pelajaran. Dalam cepatan dalam pemecahan
tahapan implementasi, pengajar, ma- masalah
teri ajar, aktivitas pelajaran, dan pe- 3) Menghitung luas bangun datar
belajar menggunakan produk yang sederhana dan menggunakan-
dihasilkan dari tahapan pengemban- nya dalam pemecahan masalah
gan. Setelah penggunaannya, maka 4) Menggunakan pecahan dalam
akan dilakukan evaluasi untuk meli- pemecahan masalah
hat apakah tujuan pembelajaran telah 5) Mengidentifikasi sifat-sifat ban-
tercapai dan permasalahan telah terse- gun datar
lesaikan. 6) Mengidentifikasi sifat-sifat ban-
Evaluasi sumatif dilakukan pada gun ruang
tahap terakhir, sedangkan evaluasi for- c. Analisa kompetensi yang harus

5
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

dimiliki pebelajar, kompetensi Lalu dilanjutkan dengan kegiatan


yang harus dimiliki oleh pebela- inti, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
jar adalah dapat menentukan ja- konfirmasi. Untuk kegiatan eksplorasi,
ring-jaring berbagai bangun ruang pengajar akan menggunakan media
sederhana (balok dan kubus). powerpoint. Untuk kegiatan elaborasi,
d. Indikator ketuntasan minimal pe- pebelajar akan menggunakan bebera-
belajar, yaitu: pa alat bantu untuk lebih mengerti me-
1) Mampu membuat jaring-jaring ngenai jaring-jaring berbagai bangun
balok dan kubus. ruang sederhana (kubus dan balok).
2) Mendapatkan nilai minimal Untuk kegiatan konfirmasi, pebelajar
70% dari skor maksimal dalam akan mengerjakan lembar kerja siswa
tes. (LKS) yang telah disusun oleh peng-
ajar.
2. Design
Bahan ajar yang akan digunakan 5. Evaluation
adalah presentasi powerpoint, buku Tahap Evaluation dilakukan ter-
pelajaran Matematika untuk Seko- hadap pebelajar melalui tes tertulis
lah Dasar Kelas 5, Terampil Berhi- atau posttest mengenai materi yang di-
tung Matematika SD untuk Kelas V sampaikan, yaitu menentukan jaring-
Erlangga, LKS Matematikadan Macam- jaring berbagai bangun ruang sederha-
macam bentuk bangun ruang. na (kubus dan balok). Selain itu, juga
melalui kuesioner mengenai bahan
3. Development ajar yang digunakan, yaitu lembar ker-
Tahapan Development dilakukan ja siswa (LKS) dan media PowerPoint.
dengan pembuatan rencana pelaksa- Jumlah pebelajar di SDS Mawar
naan pembelajaran (RPP) dan bahan Sharon adalah 48 orang, dengan
ajar, yaitu lembar kerja siswa (LKS) jumlah laki-laki sebanyak 20 orang
dan media powerpoint. dan jumlah perempuan sebanyak 28
orang. Seluruh pebelajar kelas 5 di
4. Implementation SDS Mawar Sharon menjadi pebelajar
Untuk tahapan Implementation da- di sekolah tersebut mulai dari kelas
lam kelas, maka dilakukan pretest ter- 1, sehingga tidak ada pebelajar baru
lebih dahulu mengenai materi pokok yang masuk. Selama menjadi pebela-
atau materi pembelajaran, yaitu me- jar di SDS Mawar Sharon, para pebe-
nentukan jaring-jaring berbagai ba- lajar mendapatkan penekanan pada
ngun ruang sederhana (kubus dan ba- penguasaan IT yang terintegrasi da-
lok). Setelah dilakukan pretest, maka lam semua proses pembelajaran. Bah-
pebelajar akan masuk ke dalam kegiat- kan, untuk menguasai IT dengan baik,
an awal, yaitu apersepsi dan mengu- maka kurikulum pembelajaran IT atau
lang kembali sekilas mengenai bangun komputer dirancang agar pebelajar
ruang juga bentuk-bentuk macam- di kelas 5 telah mampu melakukan
macam bangun ruang. browsing di internet, menguasai Micro-

6
softWord, Microsoft PowerPoint, Mi- Dalam desain ini, dua kelompok
crosoft Excell dan Microsoft Publisher diberikan pretest untuk mengetahui
secara sederhana. Dalam pembelajaran keadaan awal, untuk menjawab apa-
Matematika, pebelajar kelas 5 di SDS kah terdapat perbedaan antara kelom-
Mawar Sharon memiliki jumlah waktu pok eksperimen dan kelompok kontrol
pembelajaran yang lebih panjang dari tersebut. Hasil pretest yang menunjuk-
yang ditentukan oleh Depdiknas. Hal kan tidak adanya perbedaan yang sig-
tersebut dikarenakan pihak sekolah te- nifikan antara kedua kelompok terse-
lah menentukan bahwa pembelajaran but adalah baik.
Matematika sangat penting untuk di- Pengambilan data dilakukan de-
kuasai dan disenangi oleh pebelajar di ngan 2 cara, yaitu dengan mengguna-
SDS Mawar Sharon. kan nilai tes tertulis dan angket pada
Prosedur uji coba pengembangan pebelajar. Tes tertulis dilakukan pada
ini dimaksudkan untuk mengumpul- awal dan akhir pembahasan materi
kan data yang dapat digunakan seba- pembelajaran. Sedangkan angket yang
gai dasar untuk menetapkan tingkat akan digunakan memakai skala Likert,
keefektifan, efisiensi, dan atau daya dimana pebelajar akan menjawab be-
tarik dari produk yang dihasilkan. Uji berapa pertanyaan berkaitan dengan
coba pengembangan akan langsung penggunaan bahan ajar yang ada (LKS
pada uji coba di kelas, dengan desain dan media powerpoint) dengan memi-
adanya kelas eksperimen dan kelas lih satu dari 4 pilihan yang ada, yaitu
kontrol. Menurut Sugiyono (2012), de- sangat suka, suka, cukup dan tidak
sainnya adalah: suka.
Analisis untuk tes tertulis ada-
O1 x O2 lah dengan menggunakan distribusi
O3 O4 frekuensi tunggal dan pengukuran ten-
densi sentral. Menurut Sutrisno (2001),
Gambar Model Desain Pretest Posttest standard deviasi merupakan statistik
Group(Sumber: Sugiono, 2012: 112) yang digunakan untuk menggambar-
kan variabilitas dalam suatu distribusi
Keterangan: maupun variabilitas beberapa distri-
O1 : Pretest yang diberikan pada kelas busi. Standar deviasi juga merupakan
eksperimen satuan pengukuran deviasi dari mean.
X : treatment yang diberikan pada Deviasi ini ada di atas mean maupun di
kelas eksperimen bawah mean. Menurut Sutrisno (2001),
O2 : Posttest yang diberikan pada standar deviasi dapat dicari dengan
kelas eksperimen menggunakan rumus:
O3 : Pretest yang diberikan pada kelas
kontrol
: treatment yang diberikan pada SD =
kelas kontrol
O4 : Posttest yang diberikan pada Keterangan:
kelas kontrol SD = standar deviasi

7
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

nakan media powerpoint, lembar kerja


= jumlah deviasi kuadrat
siswa (LKS), buku teks, dan alat peraga.
N = jumlah individu
Lembar kerja siswa (LKS) digunakan
sebagai penunjang media powerpoint.
Statistik berikutnya adalah z-score,
Sedangkan untuk kelas kontrol, pem-
menurut Sutrisno (2001) z-score dida-
belajaran hanya menggunakan buku
pat ketika kita membagi x atau deviasi
teks dan alat peraga. RPP, Media
dengan standar deviasi, sehingga da-
powerpoint dan lembar kerja siswa
pat diketahui seberapa jauh suatu nilai
(LKS) yang telah dikembangkan selan-
menyimpang dari mean dalam satuan
jutnya akan diuji validasi media dan
standar deviasi. Menurut Sutrisno
validasi isi.
(2001), z-score dapat dicari dengan
Dalam tahapan evaluasi ini, hasil
menggunakan rumus:
pretest dan posttest yang telah diperoleh
z= diolah dengan menggunakan program
SPSS 20.00. Dari hasil pretest siswa,
Keterangan: maka diperoleh data nilai rata-rata atau
x = deviasi dimana X Mean mean untuk kelas kontrol adalah 16 dan
SD = standar deviasi nilai rata-rata atau mean untuk kelas
t-score pada dasarnya juga z-score, eksperimen adalah 15,8333. Sedangkan
hanya saja pada t-score yang dihadapi dari hasil standar deviasi, kelas kontrol
adalah distribusi perbedaan mean. Ru- memiliki nilai standar deviasi 7,92355
mus t-score menurut Sutrisno (2001) dan untuk kelas eksperimen adalah
adalah: 7,86664.
Untuk hasil pretest, terlebih da-
t= hulu diberikan uji normalitas dan uji
homogenitas. Dalam hasil uji normali-
Keterangan: tas untuk pretest, yang dijadikan acuan
MX = mean dari sampel X adalah perhitungan Shapiro - Wilk.
MY = mean dari sampel Y Karena jumlah sample dalam pene-
SD bM = standar kesalahan perbedaan litian ini kecil, yakni kurang dari 50,
mean diketahui bahwa nilai signifikansi pada
Hasil kelas kontrol dan kelas eksperimen ber-
Ada 3 produk yang dihasilkan da- dasarkan perhitungan Shapiro - Wilk
lam tahapan Pengembangan ini, yakni adalah 0.2 dengan dk adalah 24 untuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran masing-masing kelas kontrol dan kelas
(RPP) dan bahan ajar, yaitu lembar ker- eksperimen. Karena nilai signifikansi
ja siswa (LKS) dan media powerpoint. yang lebih dari 0.05, maka dapat dita-
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran rik kesimpulan bahwa data untuk pre-
(RPP) dibuat untuk 2 kelas, yaitu kelas test tersebut adalah normal.
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk Sedangkan hasil dari data uji ho-
kelas eksperimen, treatment yang di- mogenitas diketahui bahwa nilai sig-
berikan adalah pembelajaran menggu- nifikansi pretest berdasar pada rata-rata

8
(based on Mean) menunjukkan angka perbedaan nilai rata-rata atau mean
0.851, dimana nilai tersebut lebih tinggi yang sangat besar diantara kedua
dari 0.05. Dengan demikian, maka da- kelas, yaitu sebesar 11.5417. Sedang-
pat ditarik kesimpulan bahwa data pre- kan dari hasil standar deviasi, kelas
test tersebut adalah homogen. kontrol memiliki nilai standar deviasi
Setelah data tersebut mengalami 6.04557 dan untuk kelas eksperimen
uji normalitas dan uji homogenitas, adalah 4.67804. Kedua kelas memiliki
serta telah diambil kesimpulan bahwa perbedaan simpangan baku yang cu-
data pretest penelitian ini adalah normal kup besar. Untuk kelas kontrol, sim-
dan homogen, maka langkah berikut- pangan baku yang dimiliki lebih besar
nya adalah melakukan uji t untuk data dari kelas eksperimen. Dari hal terse-
pretest ini. but dapat ditarik kesimpulan bahwa
Sedangkan hasil t-test untuk pretest simpangan nilai di kelas kontrol le-bih
ini diketahui bahwa nilai signifikansi besar daripada simpangan nilai di kelas
pada tes Levene adalah 0,851 dan 0,942 eksperimen.
pada bagian uji t. Dengan nilai signifi- Selanjutnya, dilakukan uji normal-
kansi lebih besar dari 0,05, maka da- itas dan uji hogenitas terlebih dahulu
pat disimpulkan bahwa tidak ada per- sebelum melakukan uji t untuk nilai
bedaan yang signifikan antara kedua posttest tersebut. Adapun hasil uji nor-
kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas ek- malitas untuk data posttest bahwa nilai
sperimen. signifikansi pada kelas kontrol ber-
Diketahui juga bahwa nilai uji dasarkan perhitungan Shapiro - Wilk
thitung adalah sebesar 0,073. Jika diban- adalah 0.196 dengan dk adalah 24. Dan
dingkan dengan nilai uji ttabel untuk dk nilai signifikansi pada kelas eksperimen
= 23 dan signifikansi 0.05, maka diper- berdasarkan perhitungan Shapiro
oleh nilai 2,069. Karena nilai uji thitung Wilk adalah 0.067 dengan dk 24. Karena
lebih kecil dari nilai uji ttabel, maka bisa nilai signifikansi kelas kontrol dan kelas
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada eksperimen lebih dari 0.05, maka dapat
perbedaan dalam pemaham-an menge- diambil kesimpulan bahwa data un-
nai materi jaring-jaring bangun seder- tuk kelas kontrol dan kelas eksperimen
hana antara kelas kontrol dan kelas adalah normal.Sedangkan hasil dari
eksperimen yang dilihat dari uji t nilai data uji homo- genitas adalah bahwa
pretest kedua kelas. nilai signifikansi posttest berdasar pada
Sedangkan untuk hasil posttest rata-rata (based on Mean) menunjukkan
siswa, diperoleh data deskriptif bahwa angka 0.041, dimana nilai tersebut le-
jumlah siswa yang mengikuti posttest bih rendah dari 0.05. Dengan demikian,
adalah sebanyak 24 siswa dari kelas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kontrol dan 24 siswa dari kelas eksperi- data posttest tersebut adalah tidak ho-
men, dengan nilai rata-rata atau mean mogen.
untuk kelas kontrol adalah 20.1250 dan Setelah data tersebut mengalami
nilai rata-rata atau mean untuk kelas uji normalitas dan uji homogenitas,
eksperimen adalah 31,6667. Terdapat serta telah diambil kesimpulan bahwa

9
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

data posttest penelitian ini adalah nor- setuju bahwa pembelajaran matematika
mal dan homogen, maka langkah beri- mudah dimengerti dengan mengguna-
kutnya adalah melakukan uji t untuk kan media powerpoint bersama-sama
data posttest ini. dengan lembar kerja siswa.
Sedangkan hasil t-test untuk post- Pembahasan
test ini bahwa nilai signifikansi pada Input yang berasal dari tahapan
tes Levene adalah 0,041dan 0,000 pada Evaluation (Evaluasi) akan sangat ber-
bagian uji t. Dengan nilai signifikansi guna untuk tahapan analysis (analisis)
lebih kecil dari 0,05, maka dapat di-sim- pada pengembangan yang berikutnya.
pulkan bahwa ada perbedaan yang sig- Dalam penelitian ini, tahapan analysis
nifikan antara kedua kelas, yaitu kelas (analisis) dilakukan tidak berdasar-
kontrol dan kelas eksperimen. kan tahapan evaluation (evaluasi) dari
Diketahui bahwa nilai uji thitung pengembangan yang sebelumnya. Pada
adalah sebesar 7.397. Jika dibanding- tahapan analysis ditemukan bahwa jum-
kan dengan nilai uji ttabel untuk dk = lah pebelajar adalah 48 orang, dengan
23 dan signifikansi 0.05, akan diper- jumlah pebelajar laki-laki 20 orang dan
oleh nilai 2,069. Karena nilai uji thitung jumlah pebelajar perempuan 28 orang.
lebih besar dari nilai uji ttabel, maka bisa Rentang usia pebelajar adalah 10 11
ditarik kesimpulan bahwa ada perbe- tahun.
daan dalam pemahaman mengenai Kemampuan matematika yang
materi jaring-jaring bangun sederhana dimiliki siswa adalah penguasaan ma-
antara kelas kontrol dan kelas eksperi- teri melakukan operasi hitung bilang-
men yang dilihat dari uji t nilai posttest an bulat dalam pemecahan masalah,
kedua kelas.Sehingga, dapat dikatakan menggunakan pengukuran waktu,
bahwa adanya perbedaan dari analisis sudut, jarak, dan kecepatan dalam pe-
nilai posttest dikarenakan adanya peng- mecahan masalah, menghitung luas
gunaan bahan ajar media powerpoint bangun datar sederhana dan menggu-
dan lembar kerja siswa di kelas eksperi- nakannya dalam pemecahan masalah,
men dan tidak adanya penggunaan ba- menggunakan pecahan dalam pemeca-
han ajar media power point dan lembar han masalah, dapat mengidentifikasi
kerja siswa di kelas kontrol. sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat
Hasil data respon siswa terhadap bangun ruang. Sedangkan kompetensi
media powerpoint terdapat 12 hal yang yang harus dimiliki pebelajar adalah
diketahui dari pendapat siswa menge- dapat menentukan jaring-jaring ber-
nai media powerpoint yang digunakan bagai bangun ruang sederhana (balok
bersama-sama dengan lembar kerja dan kubus), dengan indikator ketun-
siswa dalam pembelajaran Matematika. tasan minimal pebelajar mampu mem-
Sebanyak 87.5 % siswa menjawab setu- buat jaring-jaring balok dan kubus
ju bahwa pembelajar-an matematika serta mendapatkan nilai minimal 70%
menggunakan media powerpoint ber- dari skor maksimal dalam tes. Selain
sama-sama deng-an lembar kerja siswa analisis tersebut, pebelajar kelas 5 di
menarik. Dan 95.83 % siswa menjawab SDS Mawar Sharon telah menguasai

10
melakukan browsing di internet, men- kelas. Saat pembelajaran, kelas kontrol
guasai MicrosoftWord, Microsoft Pow- hanya menggunakan buku teks dan alat
erPoint, Microsoft Excell dan Microsoft peraga sebagai bahan ajar. Seda-ngkan
Publisher secara sederhana. kelas eksperimen menggunakan buku
Berdasarkan analisis tersebut, maka teks, alat peraga, media powerpoint
dilakukan tahapan desain, dimana di- dan lembar kerja siswa sebagai bahan
lakukan desain pembelajar-an yang ajar. Di akhir pembahasan materi terse-
disesuaikan dengan silabus KTSP dan but, kedua kelas mendapatkan posttest
materi pembelajaran yang akan dialami yang akan digunakan untuk memban-
oleh siswa kelas 5 di SDS Mawar Sha- dingkan proses pembelajaran yang te-
ron Surabaya. Di tahapan Development, lah dialami oleh kedua kelas tersebut.
produk yang telah dirancang menga- Setelah tahapan Implementa-
lami validasi media dan isi dengan tu- tion, maka tahapan berikutnya adalah
juan agar produk yang dihasilkan valid tahapan Evaluation. Dalam tahapan ini,
untuk diberikan kepada siswa kelas 5 hasil pretest dan posttest siswa dianalisis.
SDS Mawar Sharon Surabaya. Pada hasil pretest diketahui bahwa nilai
Dalam tahapan Development ini, ada signifikansi pada tes Le-vene adalah
beberapa revisi yang harus dilakukan 0,851 dan 0,942 pada bagian uji t. De-
di media powerpoint dan lembar kerja ngan nilai signifikansi lebih besar dari
siswa yang telah dirancang. Adapun 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
revisi tersebut meliputi revisi di fonts tidak ada perbedaan yang signifikan
media powerpoint, penambahan back- antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol
ground music, pembahasaan ulang dan kelas eksperimen. Diketahui juga
untuk frame 16 di media power-point bahwa nilai uji thitung adalah sebesar
serta revisi tambahan penjelasan dalam 0,073. Jika diban-dingkan dengan nilai
materi jaring-jaring balok agar lebih uji ttabel untuk dk = 23 dan signifikansi
proporsional dengan materi jaring-ja- 0.05, maka diperoleh nilai 2,069. Karena
ring kubus. Sedangkan rancangan lem- nilai uji thitung lebih kecil dari nilai uji
bar kerja siswa (LKS) perlu mengalami ttabel, maka bisa ditarik kesimpulan bah-
revisi untuk penambahan tugas bagi wa tidak ada perbedaan dalam pema-
siswa untuk membuat jaring-jaring haman mengenai materi jaring-jaring
bangun sederhana dan pemberian detil bangun sederhana antara kelas kontrol
lebih lanjut dalam petunjuk pengerjaan dan kelas eksperimen yang dilihat dari
lembar kerja siswa tersebut. uji t nilai pretest kedua kelas.
Di tahapan Implementation, terda- Sedangkan pada hasil posttest, nilai
pat pembagian antara 2 kelas, yaitu signifikansi pada tes Levene adalah
satu kelas sebagai kelas kontrol dan 0,041dan 0,000 pada bagian uji t. Deng-
satu kelas lagi sebagai kelas eksperi- an nilai signifikansi lebih kecil dari
men. Jumlah siswa di kedua kelas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tersebut adalah sama, yaitu 24 siswa di ada perbedaan yang signifikan antara
masing-masing kelas. Di awal pembe- kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan
lajaran, diberikan pretest untuk kedua kelas eksperimen. Diketahui bahwa

11
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

nilai uji thitung adalah sebesar 7.397. Jika prakarsa, kreativitas dan kemandirian
dibandingkan dengan nilai uji ttabel un- sesuai dengan bakat, minat dan perkem-
tuk dk = 23 dan signifikansi 0.05, akan bangan fisik serta psikologis pebelajar.
diperoleh nilai 2,069. Karena nilai uji thi- Dengan hasil analisis data di
tung lebih besar dari nilai uji ttabel, maka tahapan evaluasi, nampak bahwa
bisa ditarik kesimpulan bahwa ada per- penggunaan media powerpoint dan
bedaan dalam pemahaman mengenai lembar kerja siswa sebagai bahan ajar
materi jaring-jaring bangun sederhana yang dibuat dan disampaikan kepada
antara kelas kontrol dan kelas eksperi- siswa dalam kelas eksperimen mem-
men yang dilihat dari uji t nilai posttest berikan perbedaan yang besar diban-
kedua kelas. Sehingga, dapat dikatakan dingkan dengan metode ceramah saja
bahwa adanya perbedaan dari analisis yang diberikan kepada kelas kontrol.
nilai posttest dikarenakan adanya peng- Pada kelas eksperimen terdapat 12
gunaan bahan ajar media powerpoint hal yang dapat diketahui dari penda-
dan lembar kerja siswa di kelas eksperi- pat siswa mengenai media powerpoint
men dan tidak adanya penggunaan ba- yang digunakan bersama-sama de-
han ajar media powerpoint dan lembar ngan lembar kerja siswa dalam pem-
kerja siswa di kelas kontrol. belajaran matematika. Sebanyak 87.5
Tujuan dilakukannya pengem- % siswa menjawab setuju bahwa pem-
bangan bahan ajar ini adalah karena belajaran matematika menggunakan
adanya kesenjangan antara jumlah mul- media poweppoint bersama-sama
timedia matematika yang dimiliki oleh deng-an lembar kerja siswa menarik.
SDS Mawar Sharon dengan bahan ajar Dan 95.83 % siswa menjawab setuju
Matematika yang lain serta kemam- bahwa pembelajaran matematika mu-
puan pebelajar yang memiliki penge- dah dimengerti dengan menggunakan
tahuan IT cukup bagus. Oleh karena media powerpoint bersama-sama de-
kesenjangan tersebut, maka dalam ngan lembar kerja siswa.
pengembangan bahan ajar untuk mata Pengembangan bahan ajar media
pelajaran matematika, dirancang ba- powerpoint dan lembar kerja siswa
han ajar yang menggunakan IT namun yang bermanfaat bagi siswa karena se-
tidak meninggalkan bahan ajar cetak. suai dengan kebutuhan belajar siswa,
Bahan ajar yang dirancang meng- dapat memperkaya wawasan siswa
gunakan media powerpoint, sedang- serta membangun komunikasi pem-
kan bahan ajar cetak menggunakan belajaran yang efektif antara guru dan
lembar kerja siswa atau LKS. Penggu- siswa.
naan kedua bahan ajar tersebut bertu- Selain itu, nampak bahwa respon
juan agar pembelajaran matematika da- yang diberikan siswa terhadap bahan
pat menghasilkan pembelajaran yang ajar media powerpoint dan lembar kerja
interaktif, inspiratif, menyenangkan, siswa sangat baik dan positif. Sehingga,
menantang, dan memotivasi pebelajar performasi siswa dalam pembelajaran
untuk berpartisipasi secara aktif, serta meningkat dan siswa mampu mampu
memberikan ruang yang cukup untuk mengaitkan informasi yang baru diteri-

12
ma dengan pengetahuan yang sebelum- ttabel. Dapat disimpulkan bahwa pada
nya dan akhirnya mampu mengatasi nilai pretest pada kelas eksperimen dan
permasalahan yang berkaitan dengan kelas kontrol tidak ada perbedaan da-
pembelajaran tersebut. Hal tersebut lam pemahaman mengenai materi ja-
nampak pada hasil belajar siswa di ring-jaring bangun sederhana.
kelas eksperimen yang lebih tinggi se- Sedangkan hasil posttest menunjuk-
cara nilai dibandingkan siswa di kelas kan bahwa ada perbedaan antara kelas
kontrol. Oleh karena itu, guru atau kontrol dan kelas eksperimen karena
pengajar perlu mengembangkan bahan nilai uji homogenitasnya yang dibawah
ajar agar proses pembelajaran yang di- 0.05, yaitu 0.041. Dan nilai signifikansi-
alami siswa atau pebelajar dapat lebih nya berada di bawah 0.05, yaitu 0.041
efektif dan memiliki hasil belajar yang dan 0.000 untuk uji t. Hal tersebut
positif serta ada per-ubahan yang me- membuktikan bahwa ada perbedaan
netap pada diri pebelajar tersebut. pada data posttest. Hasil uji t posttest
Sebagai salah satu kawasan dalam menunjukkan nilai uji thitung adalah
teknologi pendidikan, pengembangan 7.397, sementara nilai uji ttabel adalah
merupakan kawasan yang memberi- 2.069, yang berarti nilai uji thitung lebih
kan tantangan untuk mampu mende- besar dari nilai uji ttabel. Maka dapat
sain dengan basis teknologi, terutama diambil kesimpulan bahwa ada per-
untuk saat ini diperlukan teknologi bedaan dalam pemahaman mengenai
yang interaktif, dimana pengembangan materi jaring-jaring bangun sederhana
teknologi tersebut perlu memasukkan antara kelas kontrol dan kelas eksperi-
penerapan konstruktivisme dan teori men yang dilihat dari uji t nilai posttest
belajar serta perkembangan teknologi kedua kelas. Nilai rata-rata kelas atau
yang terus berkembang dengan pesat. mean pada kelas eksperimen menga-
lami peningkatan yang drastis dan le-
Simpulan dan Saran bih tinggi dibandingkan kelas kontrol,
Simpulan dari pengembangan yaitu 31.6667 dibandingkan dengan
pengembangan bahan ajar dengan 20.1250. Yang berarti bahwa nilai siswa
menggunakan model ADDIE untuk di kelas eksperimen lebih tinggi diban-
mata pelajaran matematika kelas 5 SDS dingkan nilai siswa di kelas kontrol.
Mawar Sharon di Surabaya adalah ha- Perbedaan tersebut terjadi karena
sil pretest menunjukkan bahwa tidak adanya penggunaan media power-
ada perbedaan signifikan antara kelas point dan lembar kerja siswa di kelas
kontrol dan kelas eksperimen dalam uji eksperimen sedangkan di kelas kontrol
normalitas dan uji homogenitas. Dan hanya menggunakan metode ceramah.
nilai signifikansi pretest berada di atas Respon siswa terhadap penggunaan
0.05, yaitu 0.851 dan 0.942 untuk uji t. media powerpoint bersama dengan
Hasil uji t pretest menunjukkan bahwa lembar kerja siswa menunjukkan ra-
nilai uji thitung adalah 0.073, sementa- ta-rata respon sebesar 95.83 % yang
ra nilai uji ttabel adalah 2.069 sehingga setuju bahwa pembelajaran mudah di-
nilai uji thitung lebih kecil dari nilai uji mengerti dengan penggunaan media

13
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013

powerpoint bersama dengan lembar PUSTAKA ACUAN


kerja siswa. Dan respon siswa seban-
yak 87.5 % yang setuju bahwa pembe- AECT. (1977). Definisi Teknologi Pendidikan.
lajaran matematika menggunakan me- Jakarta: CV. Rajawali.
dia powerpoint bersama-sama dengan
lembar kerja siswa menarik. Depdiknas. (2006). Pedoman Memilih dan
Saran untuk pengem- Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.
bangan bahan ajar ini adalah:
1. Saran pemanfaatan produk bagi guru Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan
atau pengajar agar dapat digu- Bahan Ajar. Jakarta.
nakan untuk memperkaya ba-
han ajar yang akan digunakan di Gustafson, Kent L. dan Branch, Robert
kelas, terutama untuk mata pela- Maribe. (2002). Survey of Instructional
jaran matematika kelas 5 SD. Development Models. Fourth Edition.
2. Saran pengembangan produk bagi New York: ERIC Clearinghouse on
guru atau pengajar yang telah me- Information and Technology.
mahami program powerpoint agar
guru atau pengajar terbiasa untuk Hadi, Sutrisno. (2001)Statistik 1. Yogya-
menggunakan media presentasi karta: Andi.
yang lebih bervariasi untuk men-
gajar. Namun, perlu diingat bahwa Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik 2. Yogya-
pengembangan produk ini harus di- karta: Andi.
sertai dengan penyediaan alat-alat
teknologi pendukung seperti LCD Miarso, Yusufhadi. (2004) Menyemai Benih
dan speaker yang bersifat mobile. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
3. Saran desiminasi produk bagi guru Prenada Media Group.
atau pengajar yang telah mema-
hami untuk membuat lembar kerja Januszewski, & M. Molenda (2008), Edu-
siswa yang bersifat by design seh- cational Technology: A Definition with
ingga penggunaan lembar kerja Commentary New York & London: Law-
siswa tersebut dapat dirasakan oleh rence Erlbaum Associates.
masyarakat luas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 Tahun 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


No. 41 Tahun 2007.

Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.


(2012). Program Pasca Sarjana Unesa.

14
Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Stephen, Moira. (2006). Presentations with
Membuat Bahan Ajar Innovatif. Jogja- PowerPoint Learning Made Simple. UK:
karta: DIVA Press. Elsevier Linacre House.

Riyanto, Yatim. (2008). Metodologi Pene- Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pen-
litian Pendidikan Kualitatif dan Kuan- didikan, Pendekatan Kuantitatif, Kuali-
titatif. Surabaya: Unesa University tatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Press. Suryadi, Didi dkk. (2007). Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan Volume 3. Band-
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan De- ung: Imtima.
sain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Ken-
cana Prenada Media Group. _______. ADDIE Model. http://www.in-
structionaldesignexpert.com/. Diakses
Seels B.B and Richev R.C. (1994).Instruc- tanggal 27 September 2012.
tional Technology: The Definition and
Domains of the Field. Washington DC:
Association for Educational.
***************************************
.

15

Anda mungkin juga menyukai