Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TETAP TEKNIK PENGOLHAN LIMBAH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN ION EXCHANGER

DISUSUN OLEH:

KELAS : 2 KIMIA B
DOSEN PENGAJAR : HILWATULISAN, S.T.,M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


(SUMATERA SELATAN)
TAHUN AJARAN 2015/2016
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER

A. Tujuan Percobaan
1. Menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor.
2. Membandingkan kualitas air sebelum dan setelah dikontakkan ke dalam kolom ion
exchanger.

B. Alat-alat yang Digunakan


Unit ion Exchanger
Spectrofotometer serapan atom
Tempat sampel

C. Bahan-bahan yang Digunakan


Sampel yang mengandung ion-ion pengotor
Aquadest

D. Dasar Teori
Penukar Ion (Ion Exchanger)
Ion adalah atom yang masing-masing terdiri dari spesies yang dibebankan positif
dan negative yang melibatkan pertukaran satu atau lebih komponen ionic. Dalam kolom
resin penukar kation terjadi reaksi pertukaran kation pengotor air dengan H +dari resin
penukar kation,dan dalam kolom resin penukar anion terjadi pertukaran anion pengotor
air dengan ion OH- dari resin penukar anion. Semua penukar ion-ion bernilai dalam
analisis, memiliki beberapa kesamaan sifat, yakni tidak dapat larut dalam air serta ion-
ion lawan atom tertukar secara reversible dengan ion-ion lain.
Resin Penukar Ion
Resin penukar ion adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (crosslinking) serta gangguan
gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan gugusan
fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua, yaitu resin penukar kation dan
resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan sedangkan resin penukar anion, mengandung anion yang dapat
dipertukarkan.
Sifat-sifat penting resin penukar ion adalah sebagai berikut (Hartono : 1995) :
a. Kapasitas Penukar ion
b. Selektivitas
c. Derajat ikat Silang
d. Porositas
e. Kestabilan resin
Syarat-syarat dasar bagi suatu resin yang berguna :

1. Resin itu harus cukup terangkai silang, sehingga kelarutannya dapat diabaikan.
2. Resin itu harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan berguna.
3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat dipakai dan
harus stabil kimiawi.
4. Resin yang sedang mengembang harus lebih besar dari rapatannya pada air.

Aplikasi Penukar ion


Dengan memahami prinsip dasar reaksi pertukaran ion dan sifat-sifat resin, maka
dapat dengan mudah dipahami berbagai resin penukar ion dalam industri. Diantaranya
adalah (Imam Khasani :2004) :
1. Pelunak air (Water Softening)
Banyak air tanah yang dipakai dalam industri, mengandung unsur-unsur
Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), terutama air tanah yang diambil didaerah-
daerah yang bergunung kapur. Unsure-unsur tersebut berada dalam senyawa
hidrokarbon yang larut dalam air, sehingga air terlihat tetap jernih. Air tersebut
yang disebut air sadah yang mempunyai banyak kerugian , diantaranya :
a. Sebagai air minum, mungkin akan menyebabkan kecenderungan terbentuknya
batu kandung kencing.
b. Sebagai pencuci, air tersebut akan mengurangi daya cuci sabun.
c. Sebagai air umpan boiler akan menyebabkan timbulnya kerak CaCO 3 atau
MgCO3 yang menghambat hantaran panas.

Oleh karena itu Ca2+ dan Mg2+ harus diambil dan salah satu caranya adalah
dengan resin penukar ion dalam bentuk R-Na :

2R-Na + Ca2+ R2Ca + 2Na+

2R-Na + Mg2+ R2Mg + 2Na+

Air Lunak

Resin
Kation

R-Na

Gambar 3. Pelunakan Air

Air Masuk

2. Demineralisasi air (Water Demineralizerer)


Air didalam banyak mengandung ion-ion baik kation maupun anion.dalam
industry atau laboratorium dan kesehatan banyak diperlukan air bebas dari ion-ion
tersebut atau ion bebas mineral. Air tersebut dapat diperoleh dari ion-ion tersebut
dapat diperoleh dengan menggunakan resin penukar ion, kation. Kation seperti
Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe3+ dan sebagainya, dapat diambil oleh resin dalam bentuk R-
H dengan reaksi :
R-H + K+ R-K + H+ (2)
Dimana K adalah kation sedangkan anion-anion seperti Cl-, NO3-, SO43- dan
+

sebagainya dapat diserap oleh resin penukar ion dalam bentuk R- OH dengan
reaksi :
R-OH + A- R-A + OH- (3)
Dimana A adalah anion. Produk H+ dari reaksi (2) dan OH- dari reaksi
-

(3)bergabung membentuk air (H2O) :


H+ + OH- H2O ..(4)
Dengan demikian air yang keluar bebas ion-ion atau disebut bebas mineral.
Oleh karena itu prosesnya disebut demineralisasi atau Water Demineralizing atau
lebih popular dengan nama aqua DM. apabila resin telah jenuh, maka proses
regenerasi dapat dilakukan dengan mengalirkan asam 4N untuk resin kation atau
basa 4N untuk resin anion dengan reaksi :
R-K + H+(4N) R-H + K+
-
R-A + OH (4N) R-OH + A-
Dalam pembuatan alat demineralisasi air, dapat dipakai tiga model, yaitu :
a. Sistem dua kolom (double bed)
Aqua OH
Resin Resin

Kation Anion

Air Masuk

Gambar 4. Sistem Dua Kolom

b. Sistem satu kolom (Mixed bed)

Aqua OH

Resin Kation

Resin Anion

Gambar 5. Sistem Satu Kolom

Air Masuk

c. Sistem Kombinasi
Resin Resin Resin Kation

Kation Anion +

Resin Anion

Aqua OH

Gambar 6. Sistem Kombinasi


3. Detoksikasi Air Limbah dan Daur Ulang
Dengan kemampuan penukaran ion seperti diatas sudah dapat diduga bahwa
resin dapat berpotensi dalam pengolahan limbah. Kontaminan atau polutan racun
seperti logam-logam berat, seperti Pb2+, Cd2+, Ni2+ dan Cu2+ dengan mudah dapat
diserap oleh resin penukar kation R-H. Sedangkan polutan beracun seperti CrO 4-
dan CN- dapat diserap oleh resin penukar anion R-OH. Alat demineralisasi ini
biasanya digunakan untuk memproses air limbah berkadar polutan rendah. Dengan
demikian proses yang terjadi adalah pengambilan senyawa-senyawa berbahaya
yang dapat didaur ulang dan dihasilkan air yang bebas mineral yang dapat
digunakan kembali (reused water).
4. Regenerasi Anion
Regenerasi resin penukar anion sama dengan regenerasi kation, jika sudah
jenuh maka dapat dikembalikan kekeadaan semula dengan menggunakan alkali.
Jika suatu anion tidak mampu lagi menukar, anion tersebut harus dikembalikan
pada keadaan awal melalui regenerasi.
5. Back Wash
Backwash adalah membalik arah masuknya air ke dalam tabung filter air. Pada
kondisi kerja normal dimana air masuk dari atas filter kemudian menembus filter
media, kemudian keluar menuju proses berikutnya. Dengan berjalannya waktu dan
karena pemakaian dari filtrasi itu sendiri, media filter akan menjadi kotor oleh
polutan-polutan dalam air yang terperangkap didalamnya.
Untuk mengembalikan posisi filter media seperti semula maka diperlukan
pembersihan atau pencucian media filter secara berkala, proses ini dinamakan
Back Washing yaitu mencuci media filter tanpa harus mengeluarkan media filter
itu sendiri dari dalam tabung filter (vesell).

E. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat ion Excahanger.
2. Menyiapkan larutan yang akan dihilangkan kandungan-kandungan ion-nya atau
limbah cair buatan yang mengandung Ca2+ dan ion Cl-.
3. Mengatur bukaan valve sesuai dengan arah aliran.
4. Menghidupkan pompa yang digunakan.
5. Mengambil sampel hasil dari pengontakan dengan resin dengan cara membuka
valve produk kolom ion exchanger, untuk kemudian dilakukan analisa.
F. Data Pengamatan (untuk Kation dan Anion)
1. Penukar Kation (Ca2+)
Tabel 1. Sebelum dilakukan Penukaran ion

No. Volume Sampel Volume Larutan EDTA Perubahan Warna Pada saat
(ml) (ml) dititrasi
Larutan CaCO3 mula-mula
1. 25 4,3
memiliki warna bening,
kemudian ditambahkan
buffer + HCl + Eriocrome
Black-T maka CaCO3
2. 25 4,5
(larutan) berubah menjadi
warna ungu, setelah titrasi
dilakukan warna larutan
Volume Rata-rata 4,4 berubah dari ungu menjadi
biru

Tabel 2. Setelah dilakukan Penukaran ion

No. Volume Sampel Volume Larutan EDTA Perubahan Warna Pada saat
(ml) (ml) dititrasi
Larutan CaCO3 mula-mula
1. 25 1,5
memiliki warna bening,
kemudian ditambahkan
buffer + HCl + Eriocrome
Black-T maka CaCO3
2. 25 1,5
(larutan) berubah menjadi
warna ungu, setelah titrasi
dilakukan warna larutan
Volume Rata-rata 1,5 berubah dari ungu menjadi
biru

2. Penukaran Anion (Cl-)


Tabel 1. Sebelum dilakukan Penukaran ion

No. Volume Sampel Volume Larutan Perubahan Warna Pada saat


(ml) AgNO3 (ml) Titrasi
Larutan NaCl mula-mula
1. 25 22,8
memiliki warna bening,
kemudian ditetesi dengan
2. 25 20 kalium kromat sebanyak 3
tetes lalu warna akan berubah
menjadi kuning dan dititrasi
3. 25 18,5
dengan larutan AgNO3 warna

Volume Rata-rata 20,4 akn berubah menjadi merah


bata

Tabel 2. Sebelum dilakukan Penukaran ion

No. Volume Sampel Volume Larutan Perubahan Warna Pada saat


(ml) AgNO3 (ml) Titrasi
Larutan NaCl mula-mula
1. 25 1,3
memiliki warna bening,
kemudian ditetesi dengan
2. 25 1,8 kalium kromat sebanyak 3
tetes lalu warna akan berubah
menjadi kuning dan dititrasi
3. 25 1,8
dengan larutan AgNO3 warna

Volume Rata-rata 1,6 akn berubah menjadi merah


bata
Data Pengamatan Arah Aliran dan Laju Aliran Limbah (Artifisial)

Resin Kation Input

Motor

Penggerak Gambar 1.1 Arah Aliran Kation

Fluida

Output

Input

Resin Anion

Motor Penggerak Fluida

Output

Gambar 1.2 Arah Aliran Anion


Diketahui : Volume air = 100 ml

Waktu Kation = 6 detik

Waktu Anion = 3,25 detik

Ditanya : Vf (Kecepatan Alir Fluida) ?

Penyelesaian :

Vf Kation = Vol.air/Waktu Kation

= 100 ml/6 detik

= 16,67 ml/s

Vf Anion = Vol.air/Waktu Anion

= 100 ml/3,25 detik

= 30,76 ml/s
Langkah Kerja dan Gambar Titrasi Larutan CaCO3

Menyiapkan larutan EDTA, Eriocrome


Black-T, HCl 1:1, buffer dan sampel,
menggunakan statif untuk menyangga buret.
Memastikan bahwa semua bahan tersedia dan
menggunakan alat keamanan pada saat
membuat larutan.

Larutan EDTA sebagai titran

Memasukkan larutan EDTA ke dalam buret


sampai tanda batas.
Menyiapkan larutan yang akan dititrasi,
yaitu 25 ml sampel + 3 tetes larutan HCl 1:1,
3 tetes EBT dan 5 ml buffer dicampur
bersamaan

Setelah proses titrasi, warna larutan akan


berubah dari ungu menjadi warna biru.
Langkah Kerja dan Gambar Titrasi Larutan NaCl

Menyiapkan sampel NaCl setelah dilewatkan


pada alat ion exchanger maupun yang belum
dilewatkan dengan alat ion exchanger, di
pipet 25 ml dan dituangkan pada Erlenmeyer.

Menyiapkan indicator kalium kromat dan


meneteskan kalium kromat tersebut sebanyak
3 tetes ke dalam larutan NaCl 25 ml.

Menyiapkan larutan AgNO3 0,01N sebanyak


volume buret yang digunakan . Larutan
AgNO3 digunakan sebagai titran,
memasukkan kedalam buret sampai tanda
batas.
Memipet larutan NaCl untuk kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Melakukan titrasi larutan NaCl dengan


larutan AgNO3. Dengan cara membuka jalan
katup pada buret, lihat perubahan warna.

Warna yang dihasilkan setelah larutan NaCl


dititrasi dengan larutan AgNO3 berubah
menjadi warna merah bata.

G. Perhitungan
Pertukaran Kation (Ca2+)
Standarisasi Larutan EDTA
Mg CaCO3/ BE CaCO3 = Volume EDTA x N.EDTA
25/200 x 0,15 x 1000 = 21,13 ml x N.EDTA

100,09/1

N.EDTA = 0,009 N

Menghitung jumlah CaCO3 yang dilarutkan dalam air jika ppm yang diinginkan 500
ppm.

Ppm = 1000 ml/l x mg CaCO3 /Volume Sampel

500 ppm = 1000 ml/l x mg CaCO3 /3000 ml

mg CaCO3 = 3000 ml x 500 ppm / 1000 ml/l

mg CaCO3 = 1500 mg

mg CacO3 =1,5 gram

**ppm sebelum menggunakan ion exchanger adalah 500 ppm (inlet)

Menghitung ppm larutan CaCO3 setelah menggunakan ion exchanger (outlet)

mg CaCO3 = V.EDTA x N.EDTA x BE.CaCO3

= 1,5 ml x 0,009 N x 100,09

= 1,3512 mg

ppm CaCO3 = 1000 ml/l x mg CaCO3 / Vol. Contoh

= 1000 ml/l x 1,3512 mg /25 ml

= 54,0486 ppm

% Efisiensi = (ppm inlet ppm outlet)/ppm inlet x100 %

= (500 ppm 54,0486 ppm)/500 ppm x 100 %

=89,1902 %

Pertukaran Anion (Cl-)


N. AgNO3 = 0,01 N

Menghitung jumlah NaCl yang dilarutkan dalam air jika ppm yang diinginkan 500
ppm.

Ppm = 1000 ml/l x mg CaCO3 /Volume Sampel

500 ppm = 1000 ml/l x mg CaCO3 /3000 ml

mg CaCO3 = 3000 ml x 500 ppm / 1000 ml/l

mg CaCO3 = 1500 mg

mg CacO3 =1,5 gram

**ppm sebelum menggunakan ion exchanger adalah 500 ppm (inlet)

Menghitung ppm larutan NaCl setelah menggunakan ion exchanger (outlet)

mg NaCl = V.AgNO3 x N.AgNO3 x BE.NaCl

= 1,6 ml x 0,01 N x 58,5

= 0,936 mg

ppm NaCl = 1000 ml/l x mg NaCl / Vol. Contoh

= 1000 ml/l x 0,936 mg /25 ml

= 37,44 ppm

% Efisiensi = (ppm inlet ppm outlet)/ppm inlet x100 %

= (500 ppm 37,44 ppm)/500 ppm x 100 %

= 92,512 %

H. Tugas 1
Liquid
Resin

Tank Kation

Liquid Bebas Kation

1. Gambarkan dan uraikan sistem buka katup valve unit ion exchanger ?

Liquid

Resin

Tank Anion

1 3
Uraian sistem buka katup valve unit ion exchanger :
Globe valve adalah jenis valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran fluida
dalam pipa. Prinsip dasar dari globe valve adalah gerakan tegak lurus disk dari
dudukannya , hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin
kursi bertahap sedekat valve ditutup.

a. Menghasilkan liquid bebas kation


Liquid yang mengandung ion positif dan negative masuk dan disimpankan ke
solution tank (1) dan solution tank liquid (larutan) ditempatkan menuju ke resin
kation dan untuk menghasilkan liquid bebas dari ion positif (kation) maka katup
dibuka (katup 2 tetap dibuka) untuk hasil maksimal ulangi sebanyak tiga kali.
b. Menghasilkan liquid bebas kation dan anion
Liquid dipompakan dari solution tank untuk dipompakan menuju resin kation
untuk mengalirkan ke resin anion maka katup 1 ditutup sedangkan katup 2 dibuka,
berikutnya juga katup 3 dalam keadaan tertutup, setelah melewati resin kation dan
resin anion, didapatkan air bebas kation dan anion yaitu aqua DM.
c. Menghasilkan unit ion exchanger (liquid Anion)
Liquid yang mengandung ion kation dan anion dimasukkan ke tank 2 lalu
dipompakan menuju ke resin anion dengan membuka katup 2dan menuju ke katup 3
dengan begitu akan dihasilkan liquid bebas anion.

2. Gambarkan unit ion exchanger

Resin Resin

Anion Kation

NaOH

AirMentah

Air bebas Mineral HCl

Air buangan Regenerasi

Gambar Unit Ion Exchanger

3. Bagaimana menentukan kejenuhan unit ion exchanger ?


Cara untuk menentukan kejenuhan unit ion exchanger adalah dengan
melakukan kontak sampel dengan resin kation, hasilnya dititrasi dengan larutan
EDTA. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai kesalahan pada larutan yang
dialirkan, apabila kesadahan tinggi berarti resin pada unit ion exchanger telah
mengalami kejenuhan karena karena unit ion exchanger tidak dapat untuk mengikat
ion secara sempurna akibat kejenuhan tersebut.
4. Menghitung efisiensi penyisihan dari senyawa yang terkandung dalam limbah,
misalnya penyisihan senyawa besi :
Diketahui : ppm Fe2+ inlet = 100 mg/liter
ppm Fe2+ outlet = 20 mg/liter
Ditanya : %efisiensi ?
Penyelesaian :
% Efisiensi = (ppm inlet-ppm outlet)/ppm inlet x 100%
= (100 mg/liter 20 mg/liter)/100 mg/liter x 100%
= 80%
I. Tugas 2
1. Syarat-syarat dasar suatu resin ?
Adapun syarat-syarat dasar suatu resin adalah sebagai berikut :
a. Resin itu harsu cukup terangkai silang, sehingga kelarutannya dapat diabaikan.
b. Resin itu harus hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur.
c. Harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat dicapai dan
harus stabil.
d. Resin yang sedang mengembang, harus lebih besar rapatannya dari pada air.
nR-H + Mn+ = (R-)nMn+ + nH+
R = Matriks resin
2. Macam-macam resin penukar ion ?
Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya, resin penukar ion dapat
diklasifikasi dalam berbagai macam, yaitu :
a. Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugus HSO 3) contoh
paling baik dari resin penukar kation asam kuat adalah Principal Sulfonated
styrenedivinylbenzene copolymer produc seperti ambertole IRP-69 (Rhom dan
Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chemical).
Resin ini dapat digunakan untuk menutup rasa dan aroma zat aktif kationik.
(mengandung amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah. Resin ini
merupakan produk sferik yang dibuat dengan mensulfonasi pilihan berupa asam
sulfonat, asam klorosulfonat, atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang
yang non aktif umumnya diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan
seragam dengan kerusakkan minimum. Resin penukar kation asam kuat
berfungsi diseluruh kisaran pH.
b. Resin penukar kation asam lemah (COOH), resin penukar kation asam lemah
yang paling umum adalah yang dibuat dengan tautan silang atau asam
karboksilat tak jenuh seperti asam metaklikat dengan suatu zat tautan silang
seperti divinil benzene. Contohnya : mencakup Dowex CCR-2 (Dow Chemical)
dan Amberlit IRP-65(Rhom dan Haas). Resin pertukaran kation asam lemah
berfungsi pada pH diatas 6.
c. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugusan amina tersier atau
kuartener). Resin penukar anion basa kuat adalah resin amin kuartener sebagai
hasil dari reaksi trietilamin yang kopolimer dari stiren dan divinil benzene yang
diklorometilasi. Misalnya amberlite IRP-276 (Rhom dan Haas) dan Dowex
MSA-A (Dow Chemical). Resin penukar anion basa kuat ini berfungsi diseluruh
kisaran pH.
d. Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan
labil). Resin penukar ion basa lemah dibentuk dengan mereaksikan amin
sekunder dan ammonia kopolimer stirendan divinil benzene yang
diklorometilasi , biasanya digunakan dimetil amin.resin penukar anion basa
lemah ini berfungsi dengan baik di bawah pH.
3. Sifat-sifat resin pada ion exchanger?
Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai kapasitas ikatsn silang yang kuat yang dapat menghilangkan
sejumlah ion tertentu.
b. Resin dengan ukuran partikel kecil akan semakin baik, sebab dibutuhkan kontak
luas yang besar.
c. Resin mempunyai stabilitas yang dapat digunakan dalam waktu yang lama ,
tidak mudah aus/rusak dalam regenerasi.
4. Mekanisme yang terjadi dalam kolom resin penukar kation dan anion ?
a. Pada resin penukar kation, mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut :
Lewatit-2H+ + Ca(HCO3)2 Lewatit-Ca + 2H2CO3
+
Lewatit-2H + MgSO4 Lewatit-Mg + H2SO4
Lewatit-2H+ + CaCl2 Lewatit-Ca + 2HCl
b. Pada resin penukar anion, mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut :
Lewatit-2OH- + H2SO4 Lewatit-SO4 + 2H2O
-
Lewatit-OH + HCl Lewatit-Cl + H2O
5. Aplikasi ion Exchanger pada pengolahan air ?
Aplikasinya dalam dunia industry:
a. Water softener (menghilangkan hardness) dengan menggunakan resin kation.
b. Penghilang organic atau nitrat dengan menggunakan resin anion.
c. Deionisasi atau demineralisasi (menghilangkan unsure positif dan unsure
negative) dengan menggunakan gabungan resin kation dan anion.
6. Keunggulan ion Exchanger ?
Keunggulan dari ion exchanger adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi atau menghilangkan unsure inorganic dengan baik.
b. Bisa diregenerasi kembali.
c. Dapat digunakan untuk flowrate/debit yang berfluktuasi.
d. Jenis resin yang bervarisasi, setiap jenis dapat digunakan untuk menghilangkan
unsure atau kontaminan tertentu.
e. Untuk kualitas air baku dengan TDS<500 ppm merupakan pilihan dan operasi
yang murah.
7. Kekurangan ion Exchange ?
Kekurangan dari ion exchange adalah sebagai berikut :
a. Semakin tinggi TDS , maka semakin banyak biaya operasional.
b. Tidak dapat menghilangkan partikel bakteri atau phatogen.
c. Diperlukan pretreatment untuk hampir setiap bahan baku.
d. Sensitive terhadap keberadaan unsure lain denagn polaritas yang hamper sama.
e. Media resin berpotensi menjadi tempat berkembang biak bakteri.

J. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pengolahan limbah
cair dapat dilakukan dengan ion exchanger yaitu suatu metode penukaran ion-ion yang
terkandung dalam air yang pada umumnya tidak diperlukan karena dapat menyebabkan
kerugian bagi pengguna air tersebut, dengan cara melewatkan air yang mengandungion
positif (kation) pada resin positif dan melewatkan air yang mengandung ion negative
(anion) pada resin negative, didalam kolom resin keduanya akan mengelami kontak
sehingga terjadilah pertukaran ion.
Pada percobaan kali ini , sampel artificial yang digunakan adalah CaCO 3 untuk
kation, dengan jumlah ppm inlet sebesar 500 ppm dan setelah dialirkan pada alat ion
exchanger (ion exchanger) didapat jumlah ppm sebesar 54,0486 ppm, besar efisiensi
alat (resin kation) pada percobaan kali ini adalah sebesar 89,1902 %. Ca 2+ yang
terkandung didalam larutan CaCO3 akan tertahan didalam kolom resin, sehingga larutan
yang akan keluar nantinya adalah L-CO3 , dimana L adalah gugusan ion positif dari
matriks resin. Larutan yang dimasukkan ke dalam unit ion exchanger akan bebas
mineral (mengurangi) karena pada dasarnya air yang mengandung mineral 2+
merupakan tergollong kedalam air sadah, air sadah tersebutlah yang dapat merugikan
.oleh sebab itu dilakukanlah prroses pengolahan air untuk menghilangkan ion 2+ dalam
air, sehingga kerugian yang disebabkannya dapat diminimalisir. Proses titrasi dilakukan
dengan larutan EDTA dengan menggunakan indicator Eriocrome Black-T,
didapatvolume awalpada saat air memiliki kesadahan 500 ppm yaitu sebesar 4,4 ml.
sedangkan setelah dilakukan penukaran ion, ppm dalam air beruabah menjadi 54,0486
ppm. Dari hasil analisa dapat ditarik kesimpulan bahwa kolom resin kation pada unit
ion exchanger bekerja dengan sangat baik karena mineral Ca2+ yang tidak diinginkan
dapat ditukar dengan logam pengganti.
Sedangakan untuk pertukaran ion (-) atau yang biasa disebut dengan anion,
sampel yang digunakan adalah NaCl dengan jumlah ppm inlet sebesar 500 ppmdan
setelah dialirkan ada alat ion exchanger didapat jumlah ppm sebesar 37,44 ppm, besar
efisiensi alat (resin anion) pada percobaan kali ini adalah sebesar 92,512 %. Cl - yang
terkandung didalam larutan NaCl akan tertahan didalam kolom resin, sehingga larutan
yang akan keluar nantinya adalah Na-R, dimana R adalah gugus ion negative dari
matriks resin. Larutan yang dimasukkan akan terbebas dari ion negative. Pada saat
titrasi larutan, AgNO3 bertindak sebagai titran sedangkan kalium kromat bertindak
sebagai indicator. Sampel yang dilewatkan ke dalam alat ion exchanger akan dititrasi,
sehingga didapat ppm sebesar yang tersebut diatas. ppm awal adalah 500 ppm.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kolom resin
anion pada unit ion exchanger bekerja dengan sangat baik.

K. Kesimpulan
Dari percobaan pengolahan limbah cair dengan menggunakan ion exchanger (penukar
ion) dapat disimpulkan bahwa :
1. Ion exchanger merupakan alat penukar ion yang digunakan untuk menghasilkan air
yang bebas dari ion-ion pengganggu dengan cara kontak antara larutan dan resin
didalam kolom.
2. Ada 2 jenis resin yaitu resin kation dan resin anion.
3. Pada percobaan kali ini, ion exchanger digunakan untuk menghilangkan kation
(Ca2+) dan anion (Cl-) sehingga didapat air yang bebas mineral dan ion negative.
4. Laju alir air dalam ion exchanger didapat sebesar 30,76 ml/s, 16,67 ml/s , didapat
dari setiap 100 ml air yang mengalirdi catat waktu yang dibutuhkan sebesar 3,25
detik dan 6 detik.
5. Dari percobaan didapat nilai ppm (kation) :
Ppm sebelum : 500 ppm
Ppm sesudah : 54,0486 ppm
Esisiensi alat : 89,1902 %
Dari percobaan didapat nilai ppm (anion) :
Ppm sebelum : 500 ppm
Ppm sesudah : 37,44 ppm
Efisiensi alat : 92,512 %
6. Aplikasi pada industry :
a. Banyak digunakan pada industry air bersih.
b. Industry yang membutuhkan air bebas mineral.
c. Pencegah terjadinya penyumbatan pada laju alir pipa.
d. Menghilangkan ion penggangu pad laju alir pipa.

DAFTAR PUSTAKA
http://Scribd,com/
Jobsheet.Penuntun Teknik Pengolahan Limbah. Politeknik Negeri
Sriwijaya.2016:Palembang
http://blogspot.com
Modul Teknik Pengolahan Limbah.2016.Politeknik Negeri Sriwijaya :Palembang
http://Penentuan_kejenuhan_ion_exchanger.com
www.resin_penukar_ion.com

GAMBAR ALAT UNIT ION EXCHANGER


GAMBAR ALAT
Erlenmeyer Kaca Arloji Batang Pengaduk

Spatula Bola Karet Gelas Kimia

Buret, Statif, Labu ukur, pipet ukur dan corong

Anda mungkin juga menyukai