net
2008 vol. 2 no. 4
Tapak dari kapel Ronchamp ini pada dasarnya telah mempunyai nilai-nilai religius
tersendiri karena tempat ini sebenarnya merupakan tempat untuk berziarah
sejak dahulu. Tempat ini merupakan tempat bersejarah karena di tempat inilah
pasukan Perancis dapat memukul mundur pasukan Jerman dengan meriamnya.
Le Corbusier pertama kali mendatangi tapak tempat didirikannya kapel ini pada
Juni 1950, di mana ia menyerukan akan sangat baik sekali jika kapel ini nantinya
seakan-akan sangat menerima kedatangan orang-orang yang berkunjung.
Apabila ditelaah lebih lanjut, sebenarnya kondisi dan keadaan tapak tempat
berdirinya bangunan ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembentukan
geometri bangunan tersebut. Keadaan dan kondisi tapak memberikan pengaruh-
pengaruh yang cukup kuat dalam geometrinya. Pada akhirnya timbul suatu
2
arsitektur.net
2008 vol. 2 no. 4
pernyataan bahwa bangunan ini sebenarnya adalah perwujudan dari reaksi
terhadap lingkungan sekitarnya. Lebih jauh lagi terlihat bahwa reaksi terhadap
lingkungan sekitar mengacu kepada keempat horisonnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa bangunan ini merupakan penyesuaian terhadap keempat
horisonnya (conformity with the horizons), yang dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut.
Saya akan mencoba menjelaskan mengenai apa yang terlihat oleh mata kita
jika kita berdiri di tapak tersebut. Jika kita menghadap utara maka akan tampak
pandangan kita dibatasi oleh pepohonan yang banyak tetapi masih ada jarak
lahan kosong sebelumnya. Jika kita menghadap barat pun akan demikian, tetapi
jaraknya sangat dekat. Jika kita menghadap timur maka yang tampak adalah
makam-makam dan pepohonan yang banyak pada batas pandangan kita. Dan
pada sisi selatan kita akan melihat tanah berkontur yang menurun dan luas
tanpa dibatasi oleh apapun. Dari keempat arah horison tersebut tampak adanya
perbedaan mengenai apa yang kita lihat di setiap sisinya. Di sini saya melihat
Le Corbusier mencoba untuk memberikan apa yang terlihat oleh kita sebagai
reaksi dari apa yang kita lihat di keempat horison tersebut, sehingga secara tidak
langsung merupakan penyesuaian terhadap keempat horison yang ada.
3
arsitektur.net
2008 vol. 2 no. 4
Selanjutnya, penyesuaian tersebut berupa bentuk dari fasad di keempat
sisi tersebut. Namun sebenarnya bentukan-bentukan itu sendiri merupakan
tanggapan atau respon dari yang terlihat. Misalnya seperti yang terjadi di sisi
barat, Le Corbusier memberikan bentuk cembung yang memberikan kesan
menutup karena memang pada sisi tersebut dibatasi oleh pepohonan yang
banyak. Sedangkan pada sisi selatan yang terlihat merupakan tanah berkontur
menurun yang luas dijadikan sebagai arah datangnya orang-orang datang
dengan memberikan bentuk cekung pada dindingnya. Begitu pula halnya pada
sisi utara yang terlihat berupa tanah kosong. Walaupun pada ujungnya terdapat
pepohonan yang banyak, namun pada sisi ini lebih cenderung terkesan seperti
menarik sesuatu dengan dua bentuk cembung yang kosong di bagian tengahnya.
Bagian timur lebih merupakan penghormatan kepada makam-makam yang ada
yaitu dengan memanfaatkan ruang terbuka yang terdapat di luar.
Dari uraian tersebut di atas, saya mencoba untuk menuangkan kembali apa yang
telah dilakukan oleh Le Corbusier dengan mengungkapkan kembali apa saja
sebenarnya yang tertangkap oleh horison yang ada di sekitar saya. Berkaca dari
Ronchamp terlihat bahwa geometrinya lahir dari apa yang terlihat dari keempat
horisonnya. Saya ingin mencoba mengungkapkan kembali rumus geometri
tersebut dalam bentuk dua dimensi.
4
arsitektur.net
2008 vol. 2 no. 4
Saya menyimpulkan bahwa rangkaian proses pembentukan geometri itu
merupakan sesuatu yang terlihat oleh mata kepala kita, yang sebenarnya adalah
suatu respons atau tanggapan atau jawaban dari apa yang kita lihat. Khususnya
pada Ronchamp, Le Corbusier telah memanfaatkan kesan menerima sesuatu,
menarik sesuatu ataupun bahwa menciptakan suatu kesan akan penolakan
terhadap sesuatu.
Daftar Pustaka
Curtis, William (1986). Le Corbusier Ideas and Forms. London: Phaidon Press.
Richards, Simon (1973). Le Corbusier and the Concept of Self. London: Yale
University Press.