Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar. Hemoroid dapat timbul pasca
persalinan akibat ibu mengedan terlalu kuar saast proses persalinan.
Hal yang dapat diajarkan pada ibu dengan hemoroid :
a. perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung
serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap
selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain
itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses.
b. mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. menghindari makanan yang sulit
dicerna oleh usus. tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. perbanyak
minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
c. perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. jika terlalu
banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh
darah.
d. penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara
merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. selain itu penderita disarankan
untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
A. Konsep Dasar Hemoroid
1. Pengertian
Hemoroid dalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan
gejala gejala.
Varises atau perikosa : mekarnya pembuluh darah atau pena (pleksus hemoroidalis) sering
terjadi pada usia 25 tahun sekitar 15 %.
2. Etiologi
o Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor
rektal dan lain lain.
Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya hemoroid.
Faktor faktor yang mungkin berperan :
o Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
o Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya
grapitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang
ahli bedah.
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid yitu :
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan . Akan timbul
bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi
1. Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media
2. Hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior.
HEMOROID INTERNA
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya
serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong.
Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi
tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti
infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral
Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu,
padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus
yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi.
Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak demikiaan
halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.
HEMOROID EKSTERNA
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit.
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau 'Skin Tag' terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit
anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
4. Komplikasi
Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar.
Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman kumannya.
5. Penatalaksanaan Medis
Operasi herniadektomy
Non operatif
' RubberBand Ligation ' yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastis
kira kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis.
PENGKAJIAN
Identitas pasien
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
Riwayat penyakit
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.
Insfeksi
Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn
rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan
tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
TUJUAN :
Terpenuhinyan kebutuhan nutrisi ditandai dengan tidak terdapat anemis, perdarahan
terhenti dan BB tidak turun.
INTERVENSI
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus
TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal berkurang
massa mengecil.
INTERVENSI :
o Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan dengan singkat
Rasionalisasi : Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam keikut
sertaan pasien untuk mencegah / mengurangi rasa nyeri.
Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.
TUJUAN :
Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak terjadi gatal - gatal.
INTERVENSI :
o Berikan sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi dan sore hari.
Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya
penyembuhan prolaps.
POST OPERATIF
Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan
pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri, dan pasien dapat
melakukan aktivitasd ringan.
INTERVENSI :
Resikol terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
TUJUAN :
Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang luka mengering
INTERVENSI :
TUJUAN :
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
INTERVENSI :
o Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.
Rasionalisasi: Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang
berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.
o Berikan balutan
Rasionalisasi : Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.
Gejala dan tanda tanda hemoroid adalah pendarahan di bawah dubur setelah BAB biasanya
ada yang mengganjal dan nyeri di dubur.2.
Cara penanganan hemoroid adalah hindari konstipasi (susah buang air besar), banyak makan
yang berserat, minum, memasukkan anus setelah selesai BAB.Lampiran Materi1.
Penyebab HemoroidHemoroid biasanya terjadi pada ibu TM II dan TM III yang memiliki
faktor resiko hemoroidadalah ibu yang:1.
Kurang mobilisasi (ibu yang duduk berjam jam sehingga venanya melebar).2.
Konstipasi (ibu yang kesulitan BAB sehingga fesesnya meras, sehingga memerlukanwaktu
mengejan yang lebih lama, hal ini mengakibatkan pelebaran moskolos spinter aniterjadi
berulang kali dan semakin lama penderita mengejan maka peregangan tambah buruk.3.
Cara buang air besar yang tidak benar (BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama, halini
mengakibatkan meningkatkan tekanan vena sehingga erjadi pelebaran vena).4.
Memiliki riwayat hemoroid sebelumnya sehingga memburuk pada saat kehamilan.3. Tanda
dan gejala hemoroid.1.
Pendarahan di daerah dubur.2.
Hindari konstipasi.2.
Dengan perlahan masukkan kembali anus setelah selesai BAB.H. REFERENSISulistyani Ari,
2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medisa. JakartaMufdilah, 200.
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Muhammedika Press. Jogjakarta
Home > Askeb III (Nifas) > Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang terfokus pada klien (Varney, 1997). Menurut Helen Varney, proses manajemen
kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dari:
1. Pengkajian
2. Interpretasi data
3. Diagnosa/masalah potensial
6. Implementasi/pelaksanaan
7. Evaluasi
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapat
melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang
terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.
Data subjektif
Data objektif
Data subjektif
Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian
dalam rangka mendapatkan data pasien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik
secara langsung pada pasien ibu nifas maupun kepada keluarga pasien. Bagian penting dari
anamnesa adalah data subjektif pasien ibu nifas yang meliputi: biodata/identitas pasien dan
suami pasien; alasan masuk dan keluhan; riwayat haid/menstruasi; riwayat perkawinan;
riwayat obstetri (riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu); riwayat persalinan
sekarang; riwayat dan perencanan keluarga berencana; riwayat kesehatan (kesehatan
sekarang, kesehatan yang lalu, kesehatan keluarga); pola kebiasaan (pola makan dan minum,
pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat, personal hygiene); data pengetahuan, psikososial,
spiritual, budaya.
Data objektif
Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tandatanda vital; dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan keadaan umum pasien; kesadaran pasien; tanda
vital; kepala dan wajah (kepala, muka, hidung dan telinga); gigi dan mulut (bibir, gigi dan
gusi); leher; dada dan payudara; abdomen; ekstremitas (ekstremitas atas dan bawah);
genetalia (vagina, kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam, perineum dan anus).
Interpretasi data
Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien
pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa dapat didefinisikan, masalah tidak.
4. Identifikasi kebutuhan.
1. Diagnosa kebidanan
2. Masalah
3. Kebutuhan
Diagnosis kebidanan
Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan, yaitu :
Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas.
kemudian ditegakkan dengan data dasar subjektif dan objektif.
Contoh:
Seorang P1A0 postpartum normal hari pertama
Dasar :
DO : Partus tanggal 21 Oktober 2011, pukul 11.00 WIB. KU baik, kesadaran composmentis.
TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37 ?C, R 24 x/menit. TFU 1 jari di bawah pusat, keras.
PPV: lochea rubra, warna merah, jumlah perdarahan 1 pembalut tidak penuh.
Masalah
Masalah dirumuskan bila bidan bila menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu
terhadap masa nifas. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusan diagnosis yang ada,
tetapi masalah tersebut membutuhan penanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelah
diagnosa. Permasalahan yang muncul merupakan pernyataan dari pasien, ditunjang dengan
data dasar baik subjektif maupun objektif.
Contoh:
Masalah : Nyeri jahitan
Dasar :
DO : luka jahitan perineum derajat dua, keadaan masih basah, jenis heating jelujur subcutis
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan,
bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada.
Contoh :
Seorang ibu postpartum P1A0 hari ke 3 dengan bendungan ASI
Diagnosa potensial: mastitis
Contoh:
Diagnosa potensial: mastitis
Tindakan segera: kompres air hangat, pemberian analgetik dan antibiotik, menyusui segera
Rencana asuhan kebidanan
Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika ada informasi/data
yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin.
Rencana asuhan dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori
yang up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan
sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan
kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent.
Contoh:
Implementasi
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersamasama dengan klien atau
anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan
tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Contoh:
Sesuai dengan pelaksanaan tetapi ada rasionalisasi tindakan
Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Evaluasi
didasarkan pada harapan pasien yang diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan.
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara lain:
tujuan asuhan kebidanan; efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah; dan hasil asuhan
kebidanan.
Contoh:
Kompres air hangat dan dingin telah dilakukan, ibu merasa lebih nyaman
Referensi
Ambarwati, Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Depkes RI. Subdit Kebidanan Dan Perinatal. Direktorat Keperawatan Dan Keteknisan Medik.
2005. Pedoman Manajemen Kebidanan.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.
Gambar, actionintl.org
Kata Kunci
manajemen varney, manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas, contoh askeb nifas normal,
contoh askeb ibu nifas, pemeriksaan fisik pada ibu nifas, evaluasi asuhan kebidanan masa
nifas, contoh askeb nifas fisiologis, contoh kasus pengkajian data subjektif dan objektif
kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi askeb nifas normal, contoh askeb ibu nifas normal,
contoh makalah menerapkan personal hygiene pada masa nifas, personal hygiene pada ibu
nifas, cotoh askeb 3, askeb kebidanan, contoh asuhan kebidanan 3, contoh manajemen asuhan
kebidana pada ibu nifas satu hari post partum, contoh varney ibu nifas, manajemen asuhan
kebidanan varney, contoh pengisian format pada post partum asuhan kebidanan, contoh
pengkajian objektif dalam asuhan kebidanan, Contoh pertanyaan diagnosa potensial pada
asuhan kebidanan, management Ibu Hamil menggunakan matriks varney, makalah
pengkajian data subjektif askeb 3, makalah asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, data
subjektif dan objektif pada ibu post partum 1 hari.
2. Keluhan utama
Ibu post partum 3 tiga hari yang lalu tanggal 25 Oktober 2007 mengeluh
badannya panas, payudara terasa sakit jika di sentuh, bengkak, mengeluarkan
ASI sedikit.
3. Riwayat persalinan
a. Status GPA : G1P0A0
b. Usia kehamilan saat bersalin : 38 minggu
c. ANC : 5 x di BPS
d. Tempat persalinan : BPS ERVINA METRO
e. Ditolong oleh : Bidan Erviana
f. Keadaan ibu dan bayi : Baik
g. cara persalinan : spontan, pervaginam
i. Anak lahir tanggal : 25 Oktober 2007
Jenis kelamin : Perempuan
BB/PB : 3200 gr/49cm
j. Plasenata
Lahir spontan pukul : 10.25 WIB
Keadaan plasenta : Lengkap
Jumlah perdarahan Kala I : 50 cc blood slym
Kala II : 150 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 150 cc
500 cc
Jumlah persalinan Kala I : 11 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50 menit
4. Pola istirahat dan nutrisi
a. Istirahat
1) Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan tidur 8-9 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam
2) Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan tidur + 6-8 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam
b. Nutrisi
1) Sebelum melahirkan : Ibu makan 3 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan
porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari
2) Sesudah melahirkan : Ibu makan 2 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan
porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari
c. Data psikologis
1) Sebelum melahirkan :
a) Ibu merasa takut akan mengahadapi persalinan; apakah persalinannya
berjalan lancar
b) Ibu merasa takut tidak bisa merawat anaknya
c) Ibu merasa takut apakah yang akan terjadi pada anaknya setelah keluar dari
perutnya
d) Bertanya-tanya dalam hati apakah jenis kelamin anaknya
2) Sesudah melahirkan
a) Ibu merasa lega karena persalinan berjalan dengan lancar
b) Ibu merasa cemas dengan keadaan saat ini
c) Ibu merasa kebutuhan ASI anaknya tidak terpenuhi
d) Ibu merasa kebutuhan gizi anaknya belum terpenuhi
5. Pemeriksaan
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 38,20C
b) Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut hitam, kotor, tidak rontok, ada ketombe
2) Muka : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
3) Gigi dan mulut: gigi basah, tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih,
simetris
4) Telinga : simetris, bersihm tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih
5) Hidung : tidak ada pembesaran dihidung atau polip
6) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
7) Payudara : mamae membesar, jika ditekan nyeri, kerasa memerah, putting
menonjol, pengeluaran ASI sedikit
8) Abdomen : tidak terdapat luka operasi, tidak ada pembesaran yang abdomal
TFU pertengahan antara simpisis dan pusat kontraksi uterus baik
9) Genetalia : tidak ada oedema dan varises, pengeluran pervaginam lochea
rubra, tidak ada luka bekas jahitan, pada anus tidak terdapat hemoroid.
10) Ekstremitas
Atas : fungsi penggerakan baik, simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan lengkap
Bawah : fungsi pergerakan baik, simetris kiri dan kanan tidak ada oedema, tidak
ada varises
2. Masalah
a. Gangguan pemenuhan ASI
Dasar :
1) ASI keluar sedikit
2) Payudara jika di susukan terasa nyeri
b. Cemas
Dasar :
1) Payudara ibu bengkak ibu takut terjadi kelainan
2) Ibu mengeluh payudaranya nyeri apalagi saat disusukan
3) Ibu khawatir dengan keadaannya saat ini
4) Ibu merasa kawatir jika anaknya kurang gizi karena ASI yang diberikan tidak
adekuat
c. Gangguan aktivitas
Dasar :
1) Ibu harus di bantu suami saat menyusukan anaknya
2) Ibu harus di bantu suami saat mandi
3) Ibu belum bisa menggendong bayinya sendiri karena merasa payudara nyeri
saat ibu mengangkat bayi
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang postnatal breastcare
Dasar :
1) ASI hanya keluar sedikit-sedikit
2) Payudara bengkak
3) Ibu postpartum hari ke-5
4) Ibu kurang mengerti tentang perawatan payudara
V. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan
nyeri serta merah meradang
b. Mengajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus
menyusui bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan
perawatan payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang
menyangga
2. Menjelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah
menyusui yaitu dengan cara :
a. Memessase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Membasahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan
pada payudara
e. Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan
3. Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c. Mengobservasi ibu saat melakukan perawatan payudara
4. Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Menjelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar
b. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Mengobservasi ibu cara menyusui
5. Memberikan obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
a. Memberikan obat klokasilin 500 mg 6 jam selama 10 hari
b. Memberi paracetamol 500 mg setiap 3 x sehari
VI. EVALUASI
1. Ibu mengerti keadaanya saat ini
2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
3. Ibu berjanji akan melakukan atau menjelaskan semua anjuran yang diberikan
oleh bidan
4. Ibu bisa melakukan perawatan payudara selama menyusui
5. Ibu bisa melakukan teknik menyusui yang benar
6. Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini
2. Menjelaskan pada ibu tentang menyusui yang benar
3. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 17 dengan keadaan payudara ibu membaik dan
mastitis sudah teratasi
Dasar :
a. Payudara lunak, payudara sudah tidak nyeri
d. ASI sudah keluar dengan lancar
e. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
serta makanan yang bergizi
4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara selama
menyusui
5. Menjelaskan pada ibu tentang KB