Anda di halaman 1dari 26

Hemoroid

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar. Hemoroid dapat timbul pasca
persalinan akibat ibu mengedan terlalu kuar saast proses persalinan.
Hal yang dapat diajarkan pada ibu dengan hemoroid :

a. perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung
serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap
selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain
itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses.

b. mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. menghindari makanan yang sulit
dicerna oleh usus. tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. perbanyak
minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.

c. perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. jika terlalu
banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh
darah.

d. penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara
merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. selain itu penderita disarankan
untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
A. Konsep Dasar Hemoroid

1. Pengertian

Hemoroid dalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan
gejala gejala.
Varises atau perikosa : mekarnya pembuluh darah atau pena (pleksus hemoroidalis) sering
terjadi pada usia 25 tahun sekitar 15 %.

2. Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.


Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :

o Hepar sirosis hepatis


Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain
ke esopagus dan pleksus hemoroidalis .

o Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis

o Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor
rektal dan lain lain.

Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya hemoroid.
Faktor faktor yang mungkin berperan :

o Keturunan atau heriditer


Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan
bukan hemoroidnya.

o Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

o Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya
grapitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang
ahli bedah.

Gangguan devekasi miksi.

Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

o Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid yitu :

1. Adanya tomur intra abdpomen

2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal

3. Mengedan sewaktu partus.

Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan . Akan timbul
bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasipikasi, yaitu :

1. Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media

2. Hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior.

HEMOROID INTERNA

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya
serabut serabut rasa sakit di daerah ini.

Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :


Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya
daatdi temukan dengan proktoskopi.

Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong.

Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi
tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti
infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral
Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu,
padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus
yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi.
Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak demikiaan
halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

HEMOROID EKSTERNA

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

o Sering rasa sakit dan nyeri

o Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit.
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau 'Skin Tag' terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit
anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

4. Komplikasi

Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar.

Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.

Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman kumannya.

5. Penatalaksanaan Medis

Operasi herniadektomy

Non operatif

o Untuk derajat I dan II

Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.

Obat obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk


melunakan feces.

Anti biotik bila terjadi infeksi.

Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan


harapan timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).

' RubberBand Ligation ' yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastis
kira kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis.

o Untuk derajat III dan IV


Dapat dilakuakan
Pembedahan

Dapat dilakukan pengikatan atau ligation

Dapat dilakukan rendam duduk

Dengan jalan suntikan'Sklerotika' ujntuk mengontrol pendarahan dan


kolaps (keluar) hemoroid interna yang kecil sampai sedang.

B. Asuhan Keperawatan Hemoroid

PENGKAJIAN

Identitas pasien

Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.

Riwayat penyakit

o Riwayat penyakit sekarang


Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

o Riwayat penyakit dahulu


Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang
kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan
kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis
hepatis.

o Riwayat penyakit keluarga


Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
o Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

PEMERIKSAAN FISIK
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.

Insfeksi

o Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus

o Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.

o Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.

o Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).

Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn
rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan
tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRE OPERATIF

Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.

TUJUAN :
Terpenuhinyan kebutuhan nutrisi ditandai dengan tidak terdapat anemis, perdarahan
terhenti dan BB tidak turun.

INTERVENSI

o Observasi tanda-tanda anemis


Rasionalisasi : Tanda tanda anemis diduga adanya kekurangan zat besi (Hb
turun)
o Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
Rasionalisasi : Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga
tidak terjadi perdarahan.

o Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya.


Rasionalisasi : Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien dalam
meningkatkan keadaan penyakitnya.

o Beri kompers es pada daerah terjadinya perdarahan


Rasionalisasi : Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat
yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan
penilaian terhadap respon secara periodik.

o Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter


Rasionalisasi : Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat
yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang memerlukan
penilayan terhadap respon obat tersebut secara periodik.

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus

TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal berkurang
massa mengecil.

INTERVENSI :

o Berikan randam duduk


Rasionalisasi : Menurunkan ketidak nyamanan lokal, menurunkan edema dan
meningkatkan penyembuhan.

o Berikan pelicin pada saat mau BAB


Rasionalisasi : Membantu dalam melancarkan defikasi sehingga tidak perlu
mengedan.

o Beri diet randah sisa


Rasionalisasi : Mengurangi rangsangan anus dan melemahkan feses.
o Anjurkan pasien agar jangan bannyak berdiri atau duduk ( harus dalam
keadaan seimbang).
Rasionalisasi : Gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid dan
duduk dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.

o Observasi keluhan pasien


Rasionalisasi : Membantu mengevaluasi derajat ketidak nyamanan dan ketidak
efektifan tindakan atau menyatakan terjadinya komplikasi.

o Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan dengan singkat
Rasionalisasi : Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam keikut
sertaan pasien untuk mencegah / mengurangi rasa nyeri.

o Beri pasien suppositoria


Rasionalisasi : Dapat melunakan feces dan dapat mengurangi pasien agar tidak
mengejan saat defikasi.

Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.

TUJUAN :
Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak terjadi gatal - gatal.

INTERVENSI :

o Berikan sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi dan sore hari.
Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya
penyembuhan prolaps.

o Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus


Rasionalisasi : Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada
anus
o Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu
keikutsertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.

POST OPERATIF

Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan
pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.

TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri, dan pasien dapat
melakukan aktivitasd ringan.

INTERVENSI :

o Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.


Rasionalisasi : Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa
kontrol.

o ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik


Rasionalisasi : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian
balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

o Latihan jalan sedini mungkin


Rasionalisasi : Dapat menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi.

o Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan


Rasionalisasi : Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya
infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.

o Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)


Rasionalisasi : Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa
nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan.

o Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong


anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa
keluar).
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat
pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.

Resikol terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.

TUJUAN :
Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang luka mengering

INTERVENSI :

o Observasi tanda vital tiap 4 jam


Rasionalisasi : Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang
berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital
perlu di observasi secara lanjut.

o Obserpasi balutan setiap 2 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.


Rasionalisasi : Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan
penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.

o Ganti balutan dengan teknik aseptik


Rasionalisasi : Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau
kontaminasi silang.

o Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi


Rasionalisasi : Untuk mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.

o Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup


Rasionalisasi : Dapat mengurangi ransangan pada anus dan mencegah
mengedan pada waktu defikasi.

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan


dirumah.

TUJUAN :
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
INTERVENSI :

o Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.


Rasionalisasi: Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien
dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh
ahli gizi.

o Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya


Rasionalisasi: Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam
program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap
penyakitnya.

o Berikan rendam duduk sesuai pesanan


Rasiopnalisasi: Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus
(luka atau polaps).

o Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.
Rasionalisasi: Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang
berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.

o Berikan balutan
Rasionalisasi : Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.

o Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.


Rasionalisasi : Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat
mencegah progresi situasi serius.

o Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak


feces dan makanan laksatif alami.
Rasionalisai : Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.

o Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.


Rasionalisasi : Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan
tegangan otot.
Soal :1.

Sebutkan gejala dan tanda tanda hemoroid.2.

Jelaskan cara penanganan atau mengatasi hemoroid.Jawaban :1.

Gejala dan tanda tanda hemoroid adalah pendarahan di bawah dubur setelah BAB biasanya
ada yang mengganjal dan nyeri di dubur.2.

Cara penanganan hemoroid adalah hindari konstipasi (susah buang air besar), banyak makan
yang berserat, minum, memasukkan anus setelah selesai BAB.Lampiran Materi1.

Pengertian HemoroidHemoroid adalah pembengkakan mokosa pada lubang anus yang


mengandung pleksus vena,arteri kecil, dan jaringan aerola yang melebar.Internal : Melibatkan
jaringan lubang anus bagian atas.Eksternal : Melibatkan jaringan lubang anus bagian bawah.
(Gerl Morgan, 2009 : 207)Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) di dalam flektus
hemorodialis yang bukan merupakankeadaan patologi.2.

Penyebab HemoroidHemoroid biasanya terjadi pada ibu TM II dan TM III yang memiliki
faktor resiko hemoroidadalah ibu yang:1.

Kurang mobilisasi (ibu yang duduk berjam jam sehingga venanya melebar).2.

Konstipasi (ibu yang kesulitan BAB sehingga fesesnya meras, sehingga memerlukanwaktu
mengejan yang lebih lama, hal ini mengakibatkan pelebaran moskolos spinter aniterjadi
berulang kali dan semakin lama penderita mengejan maka peregangan tambah buruk.3.

Cara buang air besar yang tidak benar (BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama, halini
mengakibatkan meningkatkan tekanan vena sehingga erjadi pelebaran vena).4.

Kurangnya memakan makanan berserat (sayuran dan buah).5.

Faktor pekerjaan orang harus berdiri.6.

Kehamilan varises rektum atau hemoroid.7.

Memiliki riwayat hemoroid sebelumnya sehingga memburuk pada saat kehamilan.3. Tanda
dan gejala hemoroid.1.
Pendarahan di daerah dubur.2.

Setelah BAB biasanya terasa ada yang mengganjal.3.

Nyeri di dubur sulit dibersihkan.

4. Cara penanganan hemoroid1.

Hindari konstipasi.2.

Makan makanan yang berserat.3.

Gunakan kompres es atau air hangat.4.

Dengan perlahan masukkan kembali anus setelah selesai BAB.H. REFERENSISulistyani Ari,
2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medisa. JakartaMufdilah, 200.
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Muhammedika Press. Jogjakarta

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANDari semua kehamilan yang diberikan selama 45 menit


kepda pasien Ny. Iya umur 21 tahunGiPoAo umur kehamilan 30 minggu 1 hari dengan
hemoroid. Pasien sudah mengerti caramengatsi / penanganan penyakitnya dengan
mengompres hangat setelah BAB dan mengolesisalep anti nyeri bila terasa nyeri.B. DAFTAR
PUSTAKASulistyani Ari, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medisa.
JakartaMufdilah, 200. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Muhammedika Press. Jogjakarta

Home > Askeb III (Nifas) > Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Oct 31, 2011 3 Comments by lusa

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang terfokus pada klien (Varney, 1997). Menurut Helen Varney, proses manajemen
kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dari:
1. Pengkajian

2. Interpretasi data

3. Diagnosa/masalah potensial

4. Kebutuhan tindakan segera

5. Rencana asuhan kebidanan

6. Implementasi/pelaksanaan

7. Evaluasi

Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapat
melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang
terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.

Pengkajian data dibagi menjadi:

Data subjektif

Data objektif

Data subjektif

Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian
dalam rangka mendapatkan data pasien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik
secara langsung pada pasien ibu nifas maupun kepada keluarga pasien. Bagian penting dari
anamnesa adalah data subjektif pasien ibu nifas yang meliputi: biodata/identitas pasien dan
suami pasien; alasan masuk dan keluhan; riwayat haid/menstruasi; riwayat perkawinan;
riwayat obstetri (riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu); riwayat persalinan
sekarang; riwayat dan perencanan keluarga berencana; riwayat kesehatan (kesehatan
sekarang, kesehatan yang lalu, kesehatan keluarga); pola kebiasaan (pola makan dan minum,
pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat, personal hygiene); data pengetahuan, psikososial,
spiritual, budaya.

Data objektif

Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tandatanda vital; dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan keadaan umum pasien; kesadaran pasien; tanda
vital; kepala dan wajah (kepala, muka, hidung dan telinga); gigi dan mulut (bibir, gigi dan
gusi); leher; dada dan payudara; abdomen; ekstremitas (ekstremitas atas dan bawah);
genetalia (vagina, kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam, perineum dan anus).

Sedangkan pemeriksaan penunjang dapat diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium (kadar


Hb, hematokrit, leukosit, golongan darah), USG, rontgen dan sebagainya.

Interpretasi data

Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien
pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa dapat didefinisikan, masalah tidak.

Pada langkah ini mencakup :

1. Menentukan keadaan normal.

2. Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan komplikasi.

3. Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.

4. Identifikasi kebutuhan.

Interpretasi data meliputi:

1. Diagnosa kebidanan

2. Masalah

3. Kebutuhan

Diagnosis kebidanan

Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan, yaitu :

1. Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.

2. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.

3. Memiliki ciri khas kebidanan.

4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.

5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas.
kemudian ditegakkan dengan data dasar subjektif dan objektif.
Contoh:
Seorang P1A0 postpartum normal hari pertama
Dasar :

DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya.

DO : Partus tanggal 21 Oktober 2011, pukul 11.00 WIB. KU baik, kesadaran composmentis.
TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37 ?C, R 24 x/menit. TFU 1 jari di bawah pusat, keras.
PPV: lochea rubra, warna merah, jumlah perdarahan 1 pembalut tidak penuh.

Masalah

Masalah dirumuskan bila bidan bila menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu
terhadap masa nifas. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusan diagnosis yang ada,
tetapi masalah tersebut membutuhan penanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelah
diagnosa. Permasalahan yang muncul merupakan pernyataan dari pasien, ditunjang dengan
data dasar baik subjektif maupun objektif.

Contoh:
Masalah : Nyeri jahitan
Dasar :

DS : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannya

DO : luka jahitan perineum derajat dua, keadaan masih basah, jenis heating jelujur subcutis

Diagnosa/ Masalah Potensial

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan,
bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada.

Contoh :
Seorang ibu postpartum P1A0 hari ke 3 dengan bendungan ASI
Diagnosa potensial: mastitis

Kebutuhan Tindakan Segera

Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah


potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang
harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri, kolaborasi atau
rujukan berdasarkan kondisi klien.

Contoh:
Diagnosa potensial: mastitis
Tindakan segera: kompres air hangat, pemberian analgetik dan antibiotik, menyusui segera
Rencana asuhan kebidanan

Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika ada informasi/data
yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin.
Rencana asuhan dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori
yang up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan
sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan
kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent.

Contoh:

Anjurkan ibu untuk mengeluarkan asi

Lakukan kompres air hangat dan dingin

Lakukan masase pada payudara secara bergantian

Berikan terapi antipiretik dan analgetik

Anjurkan ibu untuk tetap konsumsi makanan yang bergizi

Implementasi

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersamasama dengan klien atau
anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan
tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

Contoh:
Sesuai dengan pelaksanaan tetapi ada rasionalisasi tindakan

Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Evaluasi
didasarkan pada harapan pasien yang diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan.
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara lain:
tujuan asuhan kebidanan; efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah; dan hasil asuhan
kebidanan.

Contoh:

Asi telah dikeluarkan, jumlah asi cukup

Kompres air hangat dan dingin telah dilakukan, ibu merasa lebih nyaman

Telah dilakukan masase, ibu merasa lebih rileks


Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 31 peroral dan
antalgin 500 mg 31 peroral

Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi

Referensi
Ambarwati, Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Depkes RI. Subdit Kebidanan Dan Perinatal. Direktorat Keperawatan Dan Keteknisan Medik.
2005. Pedoman Manajemen Kebidanan.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.
Gambar, actionintl.org

Kata Kunci

manajemen varney, manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas, contoh askeb nifas normal,
contoh askeb ibu nifas, pemeriksaan fisik pada ibu nifas, evaluasi asuhan kebidanan masa
nifas, contoh askeb nifas fisiologis, contoh kasus pengkajian data subjektif dan objektif
kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi askeb nifas normal, contoh askeb ibu nifas normal,
contoh makalah menerapkan personal hygiene pada masa nifas, personal hygiene pada ibu
nifas, cotoh askeb 3, askeb kebidanan, contoh asuhan kebidanan 3, contoh manajemen asuhan
kebidana pada ibu nifas satu hari post partum, contoh varney ibu nifas, manajemen asuhan
kebidanan varney, contoh pengisian format pada post partum asuhan kebidanan, contoh
pengkajian objektif dalam asuhan kebidanan, Contoh pertanyaan diagnosa potensial pada
asuhan kebidanan, management Ibu Hamil menggunakan matriks varney, makalah
pengkajian data subjektif askeb 3, makalah asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, data
subjektif dan objektif pada ibu post partum 1 hari.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS


TERHADAP Ny. E DI RB ERVINA METRO TIMUR
TAHUN 2007

I. PENGUMPULAN DATA DASAR (tanggal 28 Oktober 2007)


A. Anamnesa
1. Biodata
Nama : Ny. Eli Nama suami : Tn. Chandra
Umur : 23 tahun umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Palapa No. 5 Alamat : Jl. Palapa No. 5
21 A Metro Timur 21 A Metro Timur

2. Keluhan utama
Ibu post partum 3 tiga hari yang lalu tanggal 25 Oktober 2007 mengeluh
badannya panas, payudara terasa sakit jika di sentuh, bengkak, mengeluarkan
ASI sedikit.

3. Riwayat persalinan
a. Status GPA : G1P0A0
b. Usia kehamilan saat bersalin : 38 minggu
c. ANC : 5 x di BPS
d. Tempat persalinan : BPS ERVINA METRO
e. Ditolong oleh : Bidan Erviana
f. Keadaan ibu dan bayi : Baik
g. cara persalinan : spontan, pervaginam
i. Anak lahir tanggal : 25 Oktober 2007
Jenis kelamin : Perempuan
BB/PB : 3200 gr/49cm
j. Plasenata
Lahir spontan pukul : 10.25 WIB
Keadaan plasenta : Lengkap
Jumlah perdarahan Kala I : 50 cc blood slym
Kala II : 150 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 150 cc
500 cc
Jumlah persalinan Kala I : 11 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50 menit
4. Pola istirahat dan nutrisi
a. Istirahat
1) Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan tidur 8-9 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam
2) Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan tidur + 6-8 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam
b. Nutrisi
1) Sebelum melahirkan : Ibu makan 3 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan
porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari
2) Sesudah melahirkan : Ibu makan 2 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan
porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari

c. Data psikologis
1) Sebelum melahirkan :
a) Ibu merasa takut akan mengahadapi persalinan; apakah persalinannya
berjalan lancar
b) Ibu merasa takut tidak bisa merawat anaknya
c) Ibu merasa takut apakah yang akan terjadi pada anaknya setelah keluar dari
perutnya
d) Bertanya-tanya dalam hati apakah jenis kelamin anaknya
2) Sesudah melahirkan
a) Ibu merasa lega karena persalinan berjalan dengan lancar
b) Ibu merasa cemas dengan keadaan saat ini
c) Ibu merasa kebutuhan ASI anaknya tidak terpenuhi
d) Ibu merasa kebutuhan gizi anaknya belum terpenuhi
5. Pemeriksaan
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 38,20C
b) Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut hitam, kotor, tidak rontok, ada ketombe
2) Muka : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
3) Gigi dan mulut: gigi basah, tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih,
simetris
4) Telinga : simetris, bersihm tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih
5) Hidung : tidak ada pembesaran dihidung atau polip
6) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
7) Payudara : mamae membesar, jika ditekan nyeri, kerasa memerah, putting
menonjol, pengeluaran ASI sedikit
8) Abdomen : tidak terdapat luka operasi, tidak ada pembesaran yang abdomal
TFU pertengahan antara simpisis dan pusat kontraksi uterus baik
9) Genetalia : tidak ada oedema dan varises, pengeluran pervaginam lochea
rubra, tidak ada luka bekas jahitan, pada anus tidak terdapat hemoroid.
10) Ekstremitas
Atas : fungsi penggerakan baik, simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan lengkap
Bawah : fungsi pergerakan baik, simetris kiri dan kanan tidak ada oedema, tidak
ada varises

I. INTERPRESTASI DATA DASAR


1. Diagnosa
Ibu postpartum hari ke 3 dengan mastitis
Dasar :
a. Payudara membengkak nyeri teraba ada bejol-bejol
b. Suhu tubuh meningkat 38,2oC
c. ASI keluar sedikit

2. Masalah
a. Gangguan pemenuhan ASI
Dasar :
1) ASI keluar sedikit
2) Payudara jika di susukan terasa nyeri

b. Cemas
Dasar :
1) Payudara ibu bengkak ibu takut terjadi kelainan
2) Ibu mengeluh payudaranya nyeri apalagi saat disusukan
3) Ibu khawatir dengan keadaannya saat ini
4) Ibu merasa kawatir jika anaknya kurang gizi karena ASI yang diberikan tidak
adekuat

c. Gangguan aktivitas
Dasar :
1) Ibu harus di bantu suami saat menyusukan anaknya
2) Ibu harus di bantu suami saat mandi
3) Ibu belum bisa menggendong bayinya sendiri karena merasa payudara nyeri
saat ibu mengangkat bayi

3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang postnatal breastcare
Dasar :
1) ASI hanya keluar sedikit-sedikit
2) Payudara bengkak
3) Ibu postpartum hari ke-5
4) Ibu kurang mengerti tentang perawatan payudara

b. Konseling tentang teknik


1) Ibu belum tahu cara menyusui yang benar
2) Ibu baru pertama kali menyusui

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Jika mastitis tidak ditangani akan terjadi abses pada payudara

III. KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA


Untuk sementara ini belum memungkinkan tanda-tanda bahaya jika ditemukan
tanda-tanda bahaya lakukan rujukan

IV. PERENCANAAN MANAJEMENT


1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Jelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan
nyeri serta merah meradang
b. Ajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus menyusui
bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan perawatan
payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang menyangga
2. Jelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui
yaitu dengan cara :
a. Messase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Basahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan
pada payudara
e. Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan

3. Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui


a. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Ajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c. Observasi ibu saat melakukan perawatan payudara
4. Jelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Jelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar
b. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Observasi ibu cara menyusui
5. Beri antipiretik dan vitamin untuk mengurangi nyeri
Beri kloklasilin 500 mg dan beri paracetamol 500 mg

V. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan
nyeri serta merah meradang
b. Mengajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus
menyusui bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan
perawatan payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang
menyangga
2. Menjelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah
menyusui yaitu dengan cara :
a. Memessase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Membasahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan
pada payudara
e. Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan
3. Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c. Mengobservasi ibu saat melakukan perawatan payudara
4. Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Menjelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar
b. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Mengobservasi ibu cara menyusui
5. Memberikan obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
a. Memberikan obat klokasilin 500 mg 6 jam selama 10 hari
b. Memberi paracetamol 500 mg setiap 3 x sehari

VI. EVALUASI
1. Ibu mengerti keadaanya saat ini
2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
3. Ibu berjanji akan melakukan atau menjelaskan semua anjuran yang diberikan
oleh bidan
4. Ibu bisa melakukan perawatan payudara selama menyusui
5. Ibu bisa melakukan teknik menyusui yang benar
6. Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan

CATATAN PERKEMBANGAN 7 hari postpartum


Tanggal 1 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara masih sedikit sakit tapi masih teraba keras
2. Ibu mangatakan ASI nya belum lancar
3. Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas lagi

O : 1. Pada perabaan payudara masih agak sedikit keras


2. Keadanaan umum ibu membaik
3. ASI sudah mulai keluar tapi belum lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU 3 jari di atas simpisis
6. Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea rubra

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 7 dengan mastitis


Dasar :
a. Payudara masih sedikit nyeri, keras, teraba benjol-benjol
b. ASI belum lacar
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Minta ibu tetap menyusui bayinya
3. Anjurkan ibu untuk melakukan postnatal breastcare
4. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar
5. Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
seperti : katu, bayam, pisang dan anjurkan ibu banyak minum
6. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan terapi yang diberikan

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini
2. Menjelaskan pada ibu tentang menyusui yang benar
3. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

4. Menganjurkan ibu untuk meneruskan terapi


5. Menganjurkan dan mengajarkan ibu cara postnatal breast care

CATATAN PERKEMBANGAN 11 hari postpartum


Tanggal 4 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara sudah tidak nyeri lagi
2. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tapi belum lancar
3. Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas

O : 1. Pada perabaan payudara sudah lunak, karena ibu habis menyusui


2. Keadanaan umum ibu membaik
3. ASI sudah keluar tapi belum lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU sudah tidak teraba lagi
6. Ibu sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang lain
Ibu sudah bisa mandi sendiri
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea serosa

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 11 dengan mastitis


Dasar :
a. Payudara teraba keras, nyeri, benjol-benjol, bengkak
b. ASI belum lacar
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit

P : 1. Jelaskan pada ibu tentang keadaanya saat ini


2. Minta ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

CATATAN PERKEMBANGAN 17 hari postpartum


Tanggal 10 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara sudah tidak nyeri lagi
2. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tapi belum lancar
3. Ibu mengatakan sekarang dia merasa sehat
O : 1. Pada perabahan payudara teraba lunak, karena ibu habis menyusui
bayinya
2. Keadanaan umum ibu baik
3. ASI keluar lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU sudah tidak teraba lagi
6. Ibu sudah bisa melakukan kegiatan sehari-hari walaupun tidak semua kegiatan
rumah tangga dikerjakan ibu
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1-2 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea alba

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 17 dengan keadaan payudara ibu membaik dan
mastitis sudah teratasi
Dasar :
a. Payudara lunak, payudara sudah tidak nyeri
d. ASI sudah keluar dengan lancar
e. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit

P : 1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini


2. Minta ibu tetap menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak
makan sayur dan buah
4. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara selama menyusui

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
serta makanan yang bergizi
4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara selama
menyusui
5. Menjelaskan pada ibu tentang KB

Anda mungkin juga menyukai