Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker colon (ca colon) adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Ca Colon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru. Penyakit
ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai
tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah Ca
Colon. Salah satu tindakan pembedahan untuk menangani Ca Colon adalah laparatomi.
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati
perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat
didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain
untuk laparotomi adalah celiotomi.
Tujuan laparotomi adalah untuk menemukan dan mengetahui keadaan organ visceral
yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta untuk menegakkan diagnosa.
Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.
Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target
yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil
laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada
bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba.
Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital dan saluran
reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen. Semua organ tersebut
dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi.
Tindakan bedah biasa dilakukan untuk menangani kasus kasus yang terjadi pada
hewan kesayangan diantaranya dilakukan di daerah abdomen. Jenis-jenis tindakan bedah
yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi,
ovariohisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya.
Banyak kasus bedah yang ditangani dengan melakukan tindakan laparotomi, baik
medianus, paramedianus anterior maupun posterior, serta laparotomi flank. Masing-
masing posisi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Pemilihan posisi
penyayatan laparotomi ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal ini untuk
menegakkan diagnosa berbagai kasus yang terletak di rongga abdomen.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ca colon?
1.2.2 Apa etiologi dari ca colon?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari ca colon?
1.2.4 Bagaimana penatalaksanaan pada ca colon?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan laparatomy ca colon?
1.2.6 Bagaimana setting dan handling instrumen pada laparatomy ca colon?

1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami definisi dari ca colon.
1.3.2 Memahami etiologi dari ca colon.
1.3.3 Memahami bagaimana patofisiologi dari ca colon.
1.3.4 Bagaimana penatalaksanaan pada ca colon.
1.3.5 Memahami tindakan laparatomy ca colon.
1.3.6 Memahami bagaimana setting dan handling instrumen pada laparatomy ca colon.

BAB III
SETTING DAN HANDLING INSTRUMEN
LAPARATOMY CA COLON

3.1 Definisi
Laparatomy adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan pada bagian abdomen
untuk menguji suatu organ untuk mengetahui suatu gejala dari penyakit yang diderita
pasien.
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon.Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru. Penyakit ini
termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai
tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker
Colon.

3.2 Indikasi
Pasien dengan Ca Colon.

3.3 Kontraindikasi
Keadaan umum pasien jelek

3.4 Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor
atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
1. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2. Pembentukan abses
3. Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu
usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan
mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya (uterus, urinary bladder,dan
ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

3.5 Tujuan
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen.
2. Memperlancar handling instrument.
3. Mempertahankan kesterilan alat alat instrumen selama operasi.

3.6 Petugas
1. Operator
2. Asisten operator
3. Anestesi
4. Asisten anestesi
5. Perawat intrumentator

3.7 Persiapan Pasien


1. Pasien di siapkan dalam kondisi bersih dan memakai pakaian khusus untuk masuk
OK tanpa pakaian dalam, skiren jika diperlukan.
2. Pasien dan keluarga telah memberikan informed concent, menanggalkan gigi palsu
dan perhiasan.
3. Pasien telah puasa kurang lebih 6 8 jam sebelum dilakukan insisi.
4. Profilaksis antibiotik di berikan kurang lebih 1 jam sebelum dilakukan insisi.
5. Penandaan area yang akan dilakukan operasi.

3.8 Persiapan Alat


1. SET INSTRUMEN STERIL
a) Di Meja Instrumen / Meja Besar
1. Set linen, terdiri dari :
Duk besar (buntu) : 2 buah
Duk panjang / sedang : 2 buah
Duk kecil : 2 buah
2. Gown / jas operasi / scort : 5 buah
3. Handuk steril : 5 buah
4. Sarung meja mayo : 1 buah
5. Underped : 2 buah
6. Bengkok (kidney trays) : 2 buah
7. Round bowls (kom) besar / cucing : 1 / 1 buah
8. Selang suction : 1 buah
9. Kabel couter : 1 buah

b) Di Meja Mayo
1. Handvat mess / handle mess no. 3 dan 4 : 1/1 buah
2. Pinset chirugis : 2 buah
3. Pinset anatomis pendek/pajang : 1/2 buah
4. Surgical scissors / gunting prepare / mayo : 1 buah
5. Metzenboum scissors : 1 buah
6. Suture scissors / gunting benang : 1 buah
7. Towel forcep / duk klem : 5 buah
8. Sponge holding forcep / desinfeksi klem : 1 buah
9. Mosquito : 1 buah
10. Arteri klem vanpean bengkok : 10 buah
11. Arteri klem vankocher lurus : 2 buah
12. Nald voeder / needle holder : 2 buah
13. Langenbeck retraktor : 2 buah
14. Timan : 4 buah
15. Right angel (k/p) : 1 buah
16. Peritonium klem : 4 buah
17. Pean manis / sweet clamp : 1 buah
18. Babcok : 1 buah
19. Darm clamp (klem usus lurus/bengkok) : 2/2 buah

2. SET INSTRUMEN ON STERIL


1. Plester lebar : sesuai kebutuhan
2. Bandage scissors / gunting verban : 1 buah
3. Mesin suction : 1 buah
4. Lampu operasi : 1 set
5. Lampu foto rontgent : 1 buah
6. Meja operasi : 1 buah
7. Alas meja operasi : 1 buah
8. Meja mayo : 1 buah
9. Standar infus : 1 buah
10. Tempat sampah medis : 1 buah

3. BAHAN HABIS PAKAI


1. Handscoen 7/7,5/8 : sesuai kebutuhan
2. Paragon mess no. 22/10 : 1/1 buah
3. NS 0.9 % / watches : 500cc / secukupnya
4. NS 0.9 % hangat : 500cc
5. Povidone iodine 10 % : 100cc
6. Hibiscrub : 50cc
7. Vicryl no. 3-0 : 2 buah
8. Mersilk no. 2-0 / 3-0 : 7 / 1 buah
9. Pds II no. 1 : 1 buah
10. Deppers steril : 5 buah
11. Gaas steril / kassa kecil : 20 lembar
12. Big gaas / kassa besar : 10 lembar
13. Wound dressing (Sofratule) : 1 buah
14. Hipavix 15 x 20 cm : 1 buah
15. U-pad on/steril : 2/1 buah
16. Spuit 10cc : 2 buah

3.9 Teknik Instrumentasi


1. Tim bedah melakukan Sign in (nama klien, umur, ruangan / bangsal, diagnosa,
riwayat alergi, riwayat penyakit dahulu).
2. Setelah klien dilakukan general anestesi (GA) oleh dr. anestesi, Circulating memasang
cateter, yg sebelumnya alat kelamin pasien sudah didisinfektan terlebih dahulu.
Kemudian circulating nurse (onloop) mengatur posisi klien litotomi, dan mencuci
lapangan operasi dengan hibiscrub dan dikeringkan dengan doek kecil steril.
3. Instrumen nurse melakukan surgical scrub, gowning and gloving.
4. Operator dan asisten melakukan surgical scrub.
5. Lakukan Time out
6. Instrumen nurse membantu operator dan asisten gowning and gloving.
7. Berikan desinfeksi klem + povidone iodine 10%+ deppers (dalam cucing) dengan
menggunakan bengkok kepada asisten untuk dilakukan disinfeksi pada lapangan
operasi.
8. Lakukan draping area operasi (untuk mempersempit area pembedahan) beri alas
underpad steril terlebih dahulu,1 doek besar pada ekstremitas bawah dan genetalia, 1
doek besar pada dada s/d kepala, 2 doek panjang kanan dan kiri dan 1 doek kecil di
tengah (antara doek panjang), fiksasi dengan towel forceps (4 buah).
9. Pasang selang suction electro couter, fiksasi dengan kassa, kaitkan pada doek dengan
menggunakan towel forceps (1 buah). Cek suction dan couter.
10. Berikan kassa basah dan kassa kering untuk membersihkan bekas povidone iodine
10%.
11. Berikan pinset chirugis pada operator untuk marking.
12. Berikan handvat mess (handle mess no. 4 paragon mess no. 22) pada operator untuk
insisi kulit sampai lemak (fat). Berikan kassa kering dan mosquito pada asisten
untuk rawat perdarahan.
13. Tampak fasia, berikan handvat mess (handle mess no. 4 paragon mess no. 22) untuk
insisi fasia, berikan double kocker untuk memegang atau menjepit fasia, kemudian
berikan gunting mayo untuk memperlebar fasia.
14. Berikan double langenback untuk menahan jaringan (memperluas lapang pandang
operasi),dan untuk menyisihkan musculus.
15. Berikan double pinset anatomis untuk memegang peritoneum. Berikan gunting
metzemboum untuk membuka peritoneum.
16. Inventaris kassa kecil dan instrument (jauhkan semua kassa kecil dan instrument
yang pendek).
17. Berikan double timan untuk memperluas lapang pandang operasi. Berikan big gaas
untuk mengcover usus.
18. Operator mengidentifikasi tumor.
19. Setelah tumor didapat ditransversum operator melakukan omentectomy, berikan
double klem vanpean dan gunting untuk menggunting omentum berikan hecting
set (nald voeder + pinset anatomis) dengan benang mersilk no. 2-0 untuk menjahit
omentum.
20. Operator kemudian memisahkan colon yang akan dipotong dari messo colon dengan
menggunakan dobel klem,dan digunting dengan metzembaum lalu ligasi dengan
benang mersik 2-0.
21. Berikan double darm clamp untuk menjepit usus yang akan dibuang (usus yang akan
dibuang diklem dengan darm klem kasar sedangkan bagian usus yang tidak dibuang
diklem dengan darm clamp halus. Berikan mess, potong diantara 2 klem.
22. Berikan bengkok untuk tempat colon yang akan dibuang.
23. Berikan watches untuk membersihkan lumen colon.
24. Berikan hecting set (nald voeder + pinset anatomis) dengan benang vikril 3-0 untuk
menyambung usus. merslik no. 3-0 untuk jahitan over heating (agar mukosa usus
tidak ada yang keluar) rawat dan evaluasi perdarahan.
25. Cuci hangat keluarkan semua big gaas suction. Inventaris kassa dan
instrument.
26. Berikan pean manis untuk membuat jalan drain,berikan rectal tube sebagai drain
kemudian fiksasi dengan benang silk 2-0, Menutup peritoneum berikan 4 buah
peritoneum klem (mikulicz) untuk menjepit peritoneum sampai facia. Berikan hecting
set (nald voeder + jarum round) dengan benang Pds II no. 1 + pinset anatomis.
27. Menutup fat, berikan hecting set (nald voeder + jarum cutting) dengan benang plain 2-
0 + pinset chirugis.
28. Menutup kulit, berikan klip (kurang lebih 20x klip)
29. Bersihkan luka dengan kassa basah + NS 0.9 % kemudian keringkan dengan kassa
kering, beri sufratule sesuai panjang luka dan tutup dengan kassa kering kemudian
dihipavix.
30. Sign out. Operasi selesai, rapikan pasien, alat alat dibereskan. Instrumen nurse
menginventaris alat alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi kemudian
mencuci dan menata kembali alat alat pada instrumen set.

Anda mungkin juga menyukai