Makalah Agam
Makalah Agam
oleh:
Kelompok :5
Anggota (NIM) : Wachid Rizki Auliya (13514133)
Bhisma Aristo N (13715017)
Enggar Abimantrana (13715022)
Maradhana Agung (13715023)
Suryandaru Martawirya (13715057)
Aldi Sulthan Fauzi (13715061)
1.2. Tujuan
Menentukan Kelebihan sistem perekonomian islam di banding
sistem perekonomian lainnya dan membandingkan konsep syariah
dan konvenional.
Mengenal sistem perekonomian islam dan prinsip-prinsipnya.
Mengetahui konsep halal tourism pada restauran, fasion, dll.
BAB II
SEJARAH EKONOMI ISLAM
2.1. Sejarah perkembangan ekonomi islam
1. Ekonomi Islam Abad 7 M 12 M (1 H 6 H)
Membayar pajak
Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah cara atau metode islam dalam
menyeimbangkan ekonomi. Yang kaya atau berlebih harus membantu yang
lemah dan yang kurang mampu pun harus berjuang agar dirinya bisa
keluar dari garis ketidakberdayaan dengan mampu dan dapat produktif
menghasilkan rezeki dari modal yang diberikan padanya.
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah
swt kepada manusia.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di
akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
Disiplin Politik
Saham syariah yang resmi harus terdaftar dalam DES (Daftar Efek
Saham). DES merupakan daftar perusahaan yang memiliki saham syariah.
Daftar ini diterbitkan oleh OJK dan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
Walaupun saham menjadi salah satu bentuk investasi, namun
stablitas saham bergantung pada perekonomian dunia. Jika perekonomian
dunia terpuruk, maka harga saham juga akan ikut menurun. Sebaliknya,
emas sebagai salah satu bentuk investasi lain cukup stabil walaupun
mengalami peningkatan dan penurunan.
ALI bin Abdullah menceritakan pada kami, Sufyan menceritakan pada
kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan pada kami, ia berkata: saya
mendengar penduduk bercerita tentang Urwah, bahwa Nabi
Muhammad SAW memberikan uang 1 Dinar kepadanya agar dibelikan
seekor kambing untuk beliau (H.R Bukhari).
Dari hadist diatas, kita bisa mengetahui bahwa harga pasaran
kambing pada zaman Rasulullah SAW adalah 1 Dinar emas. Saat ini, 1
Dinar emas sama dengan Rp. 2.222.996 (2017) dimana jumlah uang ini
cukup untuk membeli seekor kambing dengan kualitas yang sangat baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejak zaman Rasulullah SAW sampai
saat ini, stabilitas Dinar emas tetap dan tidak dipengaruhi kenaikan barang
dan jasa. Masya Allah.
Akad (Perjanjian)
Gharar (Ketidakjelasan)
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu
suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan
mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat,
karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar.
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka
dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru
terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh
perusahaan. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan
akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya
akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.
Maisir (Judi)
Riba
Dana Hangus
Multi level marketing syariah hampir sama dengan multi level marketing
pada umumnya, hanya saja akan ada sertifikasi dari Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) tentang sistem yang diterapkan dalam
multilevel marketing tersebut. DSN-MUI telah mengeluarkan fatwa No 75 tahun
2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Isi fatwanya
adalah sebuah perusahaan MLM akan dianggap sesuai dengan syariah, jika
mampu memenuhi 12 syarat yang ditentukan oleh DSN-MUI, dengan bukti
adanya sertifikat yang diterbitkan.
Cara perdagangan dengan sistem multi level marketing tidak ada di jaman
Rasulullah SAW. Banyak perbedaan pendapat mengenai hukum berbisnis
menggunakan sistem multi level marketing. MUI sebagai suatu organisasi yang
bisa melakukan ijma dan ijtihad melalui DSN MUI, mengeluarkan fatwa tentang
multi level marketing dan menjelaskan persyaratan sistemnya jika dianggap
sebagai bisnis yang berbasis syariah.
Bisnis multi level marketing ada yang berpendapat halal, dan ada pula
yang berpendapat termasuk bisnis haram. Dengan adanya fatwa tentang Penjualan
Langsung Berjenjang Syariah meminimalkan kontroversi multi level marketing
tersebut, karena terdapat persyaratan yang harus bisa dipenuhi agar berkriteria
sebagai bisnis syariah, dan halal. Berikut ini adalah kriteria MLM syariah dari
MUI.
2. Barang atau jasa yang diperdagangkan tidak haram, dan tidak digunakan
untuk sesuatu yang haram
4. Tidak ada kenaikan harga atau biaya yang berlebihan yang berpeluang
merugikan konsumen dan tidak setara dengan kualitas produk
5. Komisi yang diberikan baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan
prestasi kerja
6. Bonus yang diberikan harus jelas jumlahnya sesuai akad target penjualan
yang ditetapkan perusahaan
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus pasif yang diperoleh secara reguler
tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan produk
11. Setiap mitra usaha wajib membina dan mengawasi anggota yang
direkrutnya
"Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, barli dengan barli,
sya'ir dengan sya'ir(jenis gandum), kurma dengan kurma dan garam dengan
garam dalam hal sejenis dan sama haruslah secara kontan(yadan
biyadin/naqdan). Maka apabila berbeda jenisnya, jual lah sekehendak kalian
dengan syarat secara kontan." (HR.Muslim).
Dengan berdasar pada hadits di atas, dalam kitab al-ijma' hal. 58-59, Ibnu
Mundhir membuat sebuah analagi tentang Hukum Trading Forex menurut Islam.
Menurutnya bisnis online trading forex sama dengan pertukaran emas atau perak
yang dalam terminologi fiqih dikenal dengan istilah "Sharf" yang keabsahannya
telah disepakati para ulama. Dengan demikian emas atau perak sebagai mata uang
dilarang ditukarkan dengan sejenisnya, misal rupiah dengan rupiah atau dollar
dengan dollar, kecuali nilainya setara atau sama. Jika hal ini dilakukan
dikhawatirkan akan muncul potensi "riba fadhl".
1. Rukun
Sebagai unsur utama yang harus ada dalam sebuah transaksi yaitu:
Pihak-pihak pelaku transaksi " 'aqid " yang disebut dengan istilah
Muslim/Muslim ilaih
2. Syarat-syarat
Sebagai pelengkapnya sebuah transaksi yaitu diantaranya:
Akan menjadi sebuah generator besar bisnis langsung dan jangka panjang
dengan pendapatan maksimum.
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Sistem ekonomi Islam bukan dibuat oleh segelintir orang atau kelompok
melainkan daru wahyu Allah SWT dan tidak sama dengan sistem-sistem ekonomi
yang lain. Sistem yang dianut tidak sama seperti sistem yang manusia buat yaitu
sistem kapitalis dan komunis.
Sistem ciptaan manusia ini dibuat untuk mengatur manusia agar dapat
hidup aman dan nyaman tanpa menitikberatkan soal hati, roh dan jiwa manusia.
Hasilnya,sistem yang digunakan hanya untuk manusia secara general sehingga
ada manusia yang menerapkan sistem yang dibuat manusia dengan terpaksa,
sehingga terkesan ada unsur penindasan, tekanan dan ketidakadilan. Yang kaya
bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. Ekonomi Islam pula.sangat
berbeda.
7.2. Saran
Seperti yang sudah di jelaskan, ada banyak kelebihan dari Sistem Ekonomi
Islam, karena pengembangan sistem ekonomi Islam bukan untuk menyaingi
sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan
untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Sebaiknya
sistem perekonomian islam diterapkan dalam negara-negara didunia ini karena
banyak keuntungan yang didapat mencakup masyarakat luas, tidak hanya milik
petinggi atau yang memiliki banyak uang.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://kinanzahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-
ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/
2. http://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-prinsip-
ekonomi-islam
3. https://baskorouttantoblog.wordpress.com/2013/10/30/sejarah-
perkembangan-ekonomi-islam/ -
4. http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-bank-syariah-
dan-bank-konvensional.html
5. http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-bank-syariah-
dan-bank-konvensional.html
6. https://www.finansialku.com/apa-saja-perbedaan-saham-syariah-dan-
saham-konvensional-yang-harus-diketahui-para-investor
7. https://www.carajadikaya.com/pilih-investasi-emas-atau-saham/
8. https://votreesprit.wordpress.com/2013/10/28/dinar-dirham-harganya-
sama-sejak-zaman-rasul-sampai-sekarang
9. https://asuransiprudent.wordpress.com/syariah-vs-konvensional/
10. http://www.pojokbisnis.com/multi-level-marketing/ciri-ciri-
perusahaan-multi-level-marketing-syariah-dan-pilihannya
11. http://be-bisnis-lah.blogspot.co.id/2014/01/hukum-trading-forex-
menurut-islam.html