Anda di halaman 1dari 68

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA

(Studi kasus pada Badan Narkotika Nasional


Kota Tanjungpinang )

E-JURNAL

Oleh

JIMMY SIMANGUNSONG
NIM 080569201074

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
2015
ABSTRAK

Penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja merupakan tindakan yang tidak


sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan
terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan
dan nilai yang sudah berlaku di masyarakat.
Penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja disebabkan
karena beberapa faktor yakni : faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor
internal, yakni faktor yang berasal dari diri seseorang, dimana faktor internal itu
sendiri terdiri dari : Faktor Kepribadian, Faktor Keluarga serta Faktor Ekonomi.
Sedangkan Faktor Eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar seseorang / remaja
yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba. Faktor Eksternal itu sendiri
terdiri dari : Faktor Pergaulan Dan Faktor Sosial / Masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan
yang mempengaruhi sehingga terjadi Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja.
Jenis penelitian yaitu kualitatif sedangkan dasar penelitian yang akan digunakan
adalah studi kasus dan cara menganalisis data menggunakan deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilakukan di Badan Narkotika Nasioal Kota Tanjungpinang
beralamat di Jalan Daeng Kemboja Senggarang Kota Tanjungpinang. Informan
ditetapkan dengan cara purposive, dan hal ini peneliti menetapkan sebanyak
6 (enam) informan penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
dibedakan atas data primer dan data sekunder dan dianalisa secara kualitatif dengan
memberikan gambaran informasi.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan bahwa
faktor yang paling dominan yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba
di kalngan remaja adalah disebabkan karena faktor pergaulan, hal ini didasarkan pada
kesimpulan dari hasil wawancara langsung dari informan yang menyatakan bahwa
faktor pergaulan dengan teman sebaya yang terlalu bebas dan tidak terkontrol
menyebabkan remaja ikut terjerumus melakukan penyalahgunaan narkoba narkoba.
Agar remaja tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba peran serta
orang tua sangat dibutuhkan dengan lebih meningkatkan pengawasan terhadap
perilaku anggota keluarganya, para orang tua juga diharapkan untuk selalu
meluangkan waktunya untuk selalu berada disisi anak-anaknya dalam kondisi
apapun, sehingga remaja tidak terjerumus melakukan hal-hal yang menyimpang
terutama melakukan penyalahgunaan narkoba. Selain itu perlu adanya kerjasama
yang baik oleh semua elemen baik pemerintah maupun masyarakat sehingga
penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja dapat dicegah sedini mungkin.

Kata kunci : Penyalahgunaan narkoba, remaja.


ABSTRACT

Drug abuse among adolescents is an action that does not conform to the
social norms and values prevailing in society. Deviation occurs when a person or
group of people do not adhere to norms or standards and values that have been
prevailing in the society.
The cause of drug abuse among teenagers due to several factors namely:
internal factors and external factors. Internal factors, namely factor that comes from
oneself, where the internal factor itself consists of: Personality Factors, Family
Factors and Economic Factors. While External factors, namely factor that comes
from outside a person's / teens that affect the occurrence of drug abuse. External
factors itself consists of: Factor Intercourse And Social Factors / Public.
This study aims to determine what is the most dominant factor affecting causing
Drug Abuse Among Youth. This type of research is qualitative, while basic
research that will be used is a case study and how to analyze the data using
qualitative descriptive.
This research was conducted in Tanjungpinang City's National Narcotics
Agency is located at Jalan Daeng Kamboja Senggarang Tanjungpinang. Informants
determined by purposive, and it is researchers set as 6 (six) research informants. The
data obtained in this study can be divided into primary data and secondary data and
analyzed qualitatively by giving an overview of information.
From the research that has been carried out it is concluded that the most
dominant factor that causes drug abuse in teens are caused due kalngan social
factors, this is based on the conclusions from the results of direct interviews of
informants stated that the factor of association with peers who are too free and
Uncontrolled cause teens participate fallen perform drug abuse drugs.
So that teenagers do not fall into drug abuse and the role of parents is needed
to further improve the supervision of the behavior of family members, the parents are
also expected to always take the time to always stand beside her children under any
circumstances, so that teenagers do not fall doing things especially aberrant conduct
drug abuse. Besides the need for good cooperation by all elements of both
government and society that drug abuse among adolescents can be prevented as early
as possible.

Keywords: Drug Abuse, teens.


1

BAB I daerah perkotaan saja melainkan sudah

PENDAHULUAN menyentuh komunitas pedesaan.


A. Latar Belakang Narkoba (singkatan dari
Permasalahan Narkoba di
Narkotika, Psikotropika dan bahan
Indonesia masih merupakan sesuatu
adiktif lainnya) memang diperlukan
yang bersifat urgen dan kompleks.
oleh setiap manusia untuk pengobatan
Dalam kurun waktu satu dekade
sehingga untuk memenuhi kebutuhan
terakhir permasalahan ini menjadi
dalam bidang studi pengobatan dan
marak. Terbukti dengan bertambahnya
studi ilmiah diperlukan suatu produksi
jumlah penyalahguna atau pecandu
narkotika yang terus menerus untuk
narkoba secara signifikan, seiring
para penderita tersebut. Dalam dasar
meningkatnya pengungkapan kasus
menimbang Undang-undang Nomor 35
tindak kejahatan narkoba yang semakin
Tahun 2009 tentang Narkotika
beragam polanya dan semakin masif
disebutkan bahwa Narkotika disatu sisi
pula jaringan sindikatnya. Dampak dari
merupakan obat atau bahan yang
penyalahgunaan narkoba tidak hanya
bermanfaat dibidang pengobatan atau
mengancam kelangsungan hidup dan
pelayanan kesehatan dan
masa depan penyalahgunanya saja,
pengembangan ilmu pengetahuan dan
namun juga masa depan bangsa dan
sisi lain dapat pula menimbulkan
negara, tanpa membedakan strata
ketergantungan yang sangat merugikan
sosial, ekonomi, usia maupun tingkat
apabila disalahgunakan atau digunakan
pendidikan. Sampai saat ini tingkat
tanpa pengendalian dan pengawasan
peredaran narkoba sudah merambah
yang ketat dan seksama.
pada berbagai level, tidak hanya pada
2

Narkoba apabila dipergunakan dan pendekatan preventif maupun

secara tidak teratur menurut represif, sehingga upaya pencegahan

takaran/dosis akan dapat menimbulkan dan penanggulangan narkoba ini dapat

bahaya fisik dan mental bagi yang berjalan dengan efektif.

menggunakannya serta dapat Pendidikan merupakan salah

menimbulkan ketergantungan pada satu pihak yang berkewajiban dan

pengguna itu sendiri. Artinya keinginan bertanggung jawab dalam upaya

sangat kuat yang bersifat psikologis pencegahan penyalahgunaan narkoba

untuk mempergunakan obat tersebut dikalangan remaja. Karena remaja

secara terus menerus karena sebab- merupakan objek yang secara

sebab emosional. Masalah emosional masih labil, sehingga sangat

penyalahgunaan narkoba ini bukan saja rentan untuk menggunakan narkoba.

merupakan masalah yang perlu Mulai dari rasa ingin tahu, mau coba-

mendapat perhatian bagi negara coba, ikut-ikutan teman, rasa

Indonesia, melainkan juga bagi dunia solidaritas grup yang kuat dan memilih

Internasional. lingkungan yang salah sampai dengan

Dengan melihat kenyataan yang faktor keluarga yang kurang perhatian

terjadi dan dampak negatif nya yang dan lain sebagainya. Disamping dari

sangat besar dimasa yang akan datang, objek sasarannya yang labil, sekolah

maka semua elemen bangsa ini seperti dan kampus yang menjadi tempat yang

pemerintah, aparat penegak hukum, rentan untuk peredaran narkoba.

institusi pendidikan masyarakat dan Masalah penyalahgunaan

lainnya untuk itu mulai dari sekarang narkoba di Indonesia, sekarang ini

kita galakkan gerakan perangi narkoba, sudah sangat memprihatinkan. Hal ini
3

disebabkan beberapa hal antara lain Bertolak dari upaya badan

karena Indonesia yang terletak pada badan Internasional dalam mencegah

posisi di antara tiga benua dan dan upaya membrantas kejahatan

mengingat perkembangan ilmu narkoba yang bersifat Internasional

pengetahuan dan teknologi, maka tersebut, Indonesia juga telah

pengaruh globalisasi, arus transportasi mengupayakan seperangkat Instrumen

yang sangat maju dan penggeseran pengaturan guna mencegah dan

nilai matrialistis dengan dinamika menindaklanjuti kejahatan

sasaran opini peredaran gelap narkoba. penyalahgunaan narkoba. Sebagai

Masyarakat Indonesia bahkan bukti keseriusan pemerintah Indonesia

masyarakat dunia pada umumnya saat dalam menanggulangi penyalahgunaan

ini sedang dihadapkan pada keadaan narkotika tersebut telah diwujudkan

yang sangat mengkhawatirkan akibat dengan dikeluarkannya Undang

maraknya pemakaian secara illegal undang nomor 35 tahun 2009 tentang

bermacam macam jenis narkoba. Narkotika.

Kekhawatiran ini semakin di pertajam Penyalahgunaan narkoba telah

akibat maraknya peredaran gelap menjadi issu yang telah mengglobal di

narkotika yang telah merebak di segala mana hal ini telah tercatat dalam sidang

lapisan masyarakat, termasuk di umum ICPO (International Criminal

kalangan generasi muda. Hal ini akan Police Organization) yang ke 66 pada

sangat berpengaruh terhadap kehidupan Tahun 1997 di India yang diikuti

bangsa dan negara pada masa seluruh anggota yang berjumlah 177

mendatang. negara dari benua Amerika, Asia,

Eropa, Afrika, dan Australia, bahwa


4

peredaran ecstacy mencapai 400 milyar mengetahui faktor-faktor apa saja yang

dollar AS. Di samping itu peredaran mempengaruhi sehingga terjadinya

psikotropika jenis lain pun semakin penyalahgunaan narkoba di kalangan

besar dan dilengkapi teknologi canggih remaja. Berdasarkan kenyataan-

serta melibatkan orang-orang yang kenyataan tersebut maka penulis

justru harusnya menjadi aparat tertarik untuk mengkaji lebih dalam

pemberantas tindak pidana narkotika permasalahan Penyalahgunaan

ini selain itu dengan modus yang Narkoba di Kalangan Remaja?

beragam dan saat ini Indonesia telah

termasuk dalam daftar tertinggi sebagai

Negara yang menjadi sasaran peredaran

yang bisa di sejajarkan dengan negara-

negara seperti Jepang, Thailand,

Malaysia, Philiphina, dan Hongkong.

Perilaku sebagian remaja yang

secara nyata telah jauh mengabaikan B. Perumusan Masalah

nilai-nilai kaidah dan norma serta Berdasarkan uraian yang telah

hukum yang berlaku di tengah dikemukakan pada latar belakang

kehidupan masyarakat, dimana dalam masalah di atas, maka penulis

kehidupan di tengah-tengah masyarakat mengemukakan rumusan masalahnya

masih banyak dijumpai remaja yang adalah apakah yang menjadi faktor

masih melakukan penyalahgunaan penyebab remaja melakukan

narkoba, yang tentunya hal ini perlu penyalahgunaan narkoba?

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk


5

C. Tujuan dan Kegunaan rangka penanganan

Penelitian penyalahgunaan narkoba di

1. Tujuan Penelitian kalangan remaja di Kota

Mengacu pada rumusan Tanjungpinang.

masalah di atas, maka tujuan dalam 2. Memberi sumbangsih bagi

penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu sosial pada

mendeskripsikan faktor-faktor umumnya dan pengembangan

terjadinya penyalahgunaan narkoba sosiologi pada khususnya.

dikalangan remaja. Dalam hal ini 3. Dapat menjadi sumbangan

penulis menguraikan secara rinci pemikiran penelitian dalam bidang

tentang faktor-faktor apa saja yang yang sama pada masa yang akan

mempengaruhi terjadinya datang.

penyalahgunaan narkoba di kalangan

remaja berdasarkan analisa yang telah


D. KONSEP OPERASIONAL
dilakukan sesuai dengan fakta di

lapangan. Demi tidak terjadinya kesalahan

2. Kegunaan Penelitian dalam penafsiran pada pemakaian

Berdasarkan tujuan penelitian istilah dalam penelitian ini maka

di atas, maka kegunaan penelitian ini penulis membatasi istilah penelitian ini

adalah: kedalam operasionalisasi makna

1. Bagi institusi pemerintah, katanya, bahwa menurut (Libertus

khususnya BNN akan menjadi Jehani & Antoro dkk : 2006) bahwa

bahan masukan dalam rangka penyebab terjerumusnya remaja dalam

perumusan kebijakan dalam penyalahgunaan Narkoba disebabkan


6

karena banyak faktor, baik internal menjadi pengedar narkoba.

maupun eksternal. Seseorang yang ekonomi cukup

1. Faktor Internal : Adalah faktor mampu, tetapi kurang perhatian

yang berasal dari diri seseorang. yang cukup dari keluarga atau

Faktor internal itu sendiri terdiri masuk dalam lingkungan yang

dari : salah lebih mudah terjerumus

a. Kepribadian : Apabila jadi pengguna narkoba.

kepribadian seseorang labil,


2. Faktor Eksternal : Yakni faktor
kurang baik, dan mudah
penyebab yang berasal dari luar
dipengaruhi orang lain maka seseorang yang mempengaruhi

lebih mudah terjerumus dalam dalam melakukan suatu tindakan,

penyalahgunaan narkoba. dalam hal ini penyalahgunaan

narkoba, adapun faktor eksternal


b. Keluarga : Jika hubungan
itu sendiri antara lain :
dengan keluarga kurang

harmonis (Broken Home) maka


a. Pergaulan : Teman sebaya
seseorang akan mudah merasa mempunyai pengaruh cukup
putus asa dan Frustasi. Akibat kuat terjadinya

lebih jauh, orang akhirnya penyalahgunaan narkoba,

mencari kompensasi diluar biasanya berawal dari ikut-

ikutan teman. Terlebih bagi


rumah dengan menjadi
seseorang yang memiliki
pengguna narkoba.
mental dan keperibadian cukup
c. Ekonomi : Kesulitan mencari
lemah, akan mudah terjerumus.
pekerjaan menimbulkan b. Sosial /Masyarakat :
keinginan untuk bekerja Lingkungan masyarakat yang
7

narkoba, sedangkan hasil dari


baik terkontrol dan memiliki
wawancara tersebut nantinya akan
organisasi yang baik akan

mencegah terjadinya ditarik suatu kesimpulan faktor apa

penyalahgunaan narkoba, yang paling dominan sehingga remaja


begitu sebaliknya apabila melakukan penyalahgunaan narkoba.
lingkungan sosial yang

cenderung apatis dan tidak

mempedulikan keadaan
lingkungan sekitar dapat

menyebabkan maraknya

penyalahgunaan narkoba di

kalangan remaja. E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Merujuk dari pendapat ahli
Dasar penelitian yang akan
tersebut tentang penyebab
digunakan adalah studi kasus yaitu
terjerumusnya remaja dalam
penelitian yang digunakan dan
penyalahgunaan narkoba tersebut,
dilakukan secara intensif dan
maka penulis jadikan indikator pada
menjelaskan fakta secara terinci,
penelitian ini, dan untuk mengetahui
faktual, dan akurat. Jenis penelitian ini
lebih dalam tentunya penulis akan
termasuk penelitian deskriptif kualitatif
menggali lebih dalam mengenai faktor-
yang merupakan penelitian yang
faktor yang menyebabkan terjadinya
memberikan gambaran atau penjabaran
penyalahgunaan narkoba di kalangan
dari data-data yang diperoleh
remaja dengan melakukan wawancara
berdasarkan wawancara baik secara
lansung kepada korban/pecandu
tertulis maupun secara lisan dari
8

narasumber dan pengamatan perilaku pengguna narkoba dan telah mengikuti

seseorang. Menurut Umar (2002:38) program rehabilitasi yang

menyebutkan tujuan penelitian diselenggarakan oleh Badan Narkotika

kualitatif adalah memaparkan atau Nasional Kota Tanjungpinang, dan

mendeskrifsikan hal-hal yang untuk diketahui bahwa fokus utama

berhubungan dengan objek penelitian. BNN itu sendiri bukan hanya pada

Dalam penelitian ini peneliti hanya bidang pemberantasan narkoba namun

menguraikan dan menjelaskan masalah juga lebih pada penyelamatan para

penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang sudah terlanjur

remaja dengan kondisi sebernarnya mengkonsumsi narkoba.

tanpa menghubungkan atau mengaitkan


3. Jenis Data
terhadap unsur-unsur yang lain.
Data yang diperoleh dalam

2. Lokasi penelitian penelitian ini dapat dibedakan atas data

primer dan data sekunder.


Penelitian ini akan dilakukan
- Data Primer dalam penelitian ini
terhadap para remaja yang menjadi
merujuk pada data yang langsung
korban/pecandu narkoba yang pada
dari informan dalam hal ini para
saat ini sedang mengikuti proses
korban / pecandu narkoba yang saat
rehabilitasi berupa pendampingan /
ini dalam proses assesmen /
assesmen di Kantor Badan Narkoba
pendampingan di Kantor BNN Kota
Nasional Tanjungpinang. Adapun
Tanjungpinang.
alasan penelitian memilih lokasi ini,
- Data Sekunder, yaitu menurut
karena banyak dijumpainya para
Umar (2002:81) menyebutkan
remaja yang saat ini sudah menjadi
bahwa data sekunder adalah data
9

primer yang telah diolah lebih lanjut informan berdasarkan penilaian atau

menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, karakteristik yang diperoleh data

grafik, diagram, gambar dan sesuai dengan maksud penelitian

sebagainya sehingga menjadi lebih (silalahi, 2010:272).

informatif bagi pihak lain. Pada penelitian ini penulis

menetapkan sebanyak enam orang


4. Populasi dan Sampel
yang dijadikan sebagai informan
Sesuai dengan jenis penelitian
penelitian, yang mana informan
bahwa penelitian kualitatif tidak
tersebut merupakan remaja yang
menggunakan pendekatan populasi dan
pernah mengkonsumsi narkoba dan
sampel tetapi yang digunakan dengan
bahkan sudah menjadi pecandu
pendekatan secara intensif ke informan
narkoba dan saat ini sedang menjalani
yang akan dijadikan sebagai sumber
proses rehabilitasi di Badan Narkotika
data dalam penelitian ini. Dalam
Nasional Kota Tanjungpinang,
penelitian ini informan merupakan
sehingga penulis berkeyakinan bahwa
subjek yang menjadi sumber peneliti
informan tersebut sangat memahami
dalam mendapatkan informasi sebagai
tentang permasalahan yang penulis
data yang diperlukan sesuai dengan
teliti dan sangat tepat dijadikan sebagai
permasalahan dan kebutuhan peneliti.
subjek penelitian untuk digali lebih
Teknik penentuan informan yang
dalam terhadap penyalahgunaan
digunakan dalam penelitian ini
narkoba di kalangan remaja .
mengunakan purposive sampling yaitu
Adapun alasan penulis hanya
pemilihan informan yang ada dalam
menetapkan informan sebanyak enam
posisi terbaik dalam memberikan
orang, karena para korban / pecandu
informasi yang dibutuhkan. Pemilihan
10

narkoba lainnya pada saat penulis penyalahguna narkoba baik dari

melakukan penelitian saat itu masih tingkat usia dan jenis kelamin yang

menjalani rehabilitasi di Loka BNN di dijadikan sebagai studi

Batam dan di Pusat Rehabilitasi BNN pendahuluan.

di LIDO Bogor.
b. Wawancara / Interview, yang
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
digunakan untuk menemukan
Data
permasalahan yang harus diteliti,

a. Observasi, dimana metode ini dan juga apabila peneliti ingin

menuntut adanya pengamatan dari mengetahui hal-hal dari responden

si peneliti baik secara langsung yang lebih mendalam (Sugiyono,

maupun tidak langsung terhadap 2010 : 194), wawancara dilakukan

objek yang diteliti dengan dengan mengajukan beberapa

menggunakan instrumen berupa pertanyaan secara langsung kepada

pedoman penelitian dalam bentuk informan (remaja yang

lembar pengamatan atau lainnya menggunakan narkoba) agar

(Husain Umar : 2002). Teknik ini diperoleh informasi tentang faktor-

dilakukan guna pengumpulan data faktor yang menyebabkan

yang bersumber dari data sekunder terjadinya penyalahgunaan

berupa dokumentasi data laporan narkoba di kalangan remaja.

jumlah pecandu / pengguna Sedangkan alat yang dipergunakan

narkoba yang terdata oleh Badan berupa pedoman wawancara yang

Narkotika Nasional Kota berisikan butir-butir pertanyaan.

Tanjungpinang. Data yang c. Dokumentasi, yaitu mengambil

didapatkan berupa jumlah foto/gambar sebagi pendukung


11

data berkaitan dengan F. Teknik Analisa Data

permasalahan agar jelas terlihat Data yang diperoleh atau yang

hasil penelitian tersebut. dikumpulkan dalam penelitian ini, baik

d. Studi Literatur (Kepustakaan), data primer maupun data sekunder

merupakan teknik pengumpulan merupakan data yang sifatnya

data dengan mengumpulkan, kualitatif, maka teknik analisa data

membaca dan mengkaji dokumen, yang digunakan pun berupa analisis

jurnal-jurnal, internet, dan buku- kualitatif, dimana proses pengolahan

buku yang relevan baik yang dibeli datanya yakni setelah data tersebut

maupun yang ada diperpustakaan terkumpul dan dianggap telah cukup,

Kota Tanjungpinang. Instrumen kemudian data tersebut diolah dan

adalah alat atau fasilitas yang dianalisis secara deduktif yaitu dengan

digunakan oleh penulis dalam berlandaskan kepada dasar-dasar

mengumpulkan data agar pengetahuan umum meneliti persoalan

pekerjaannya lebih mudah dan yang bersifat khusus, dari adanya

hasilnya lebih baik, dalam arti analisis inilah kemudian ditarik suatu

lebih cermat, lengkap dan kesimpulan.

sistematis sehingga lebih mudah


BAB II
diolah ( Suharsimi Arikunto, 2006
LANDASAN TEORI
:160 ). A. Teori Perilaku Menyimpang

Dalam pergaulan sehari-hari,

manusia tidak bisa lepas dari nilai dan

norma yang berlaku di masyarakat,

baik masyarakat yang berada di


12

perkotaan maupun masyarakat yang dalam situasi tertentu. Norma budaya

berada di pedesaan. Apabila semua yang ideal dapat ditentukan dari

anggota masyarakat mentaati norma pembicaraan atau dari melihat sanksi

dan nilai tersebut, maka kehidupan dan reaksi yang diberikan (Siahaan,

masyarakat akan tenteram, aman, dan 2009 : 21). Sosiologi pada dasarnya

damai. Namun dalam kenyataannya, mempelajari tatanan masyarakat dari

sebagian dari anggota masyarakat ada sisi yang baik. Namun, apabila

yang melakukan pelanggaran- kemudian berbicara tentang

pelanggaran terhadap norma dan nilai penyimpangan, kita akan membahas

tersebut. Akibat penyimpangan sosial mengenai tatanan masyarakat dari sisi

ini, memunculkan berbagai yang buruk. Tidak hanya sosiologi,

permasalahan kehidupan masyarakat masalah sosial dan kriminologi juga

yang selanjutnya dikenal dengan turut andil dalam mengkaji

penyakit sosial. Setiap perilaku yang pelanggaran norma atau

tidak sesuai dengan nilai dan norma penyimpangan. Inilah yang kemudian

akan disebut sebagai perilaku diperkenalkan sebagai sosiologi

menyimpang dan setiap pelaku yang perilaku menyimpang (Siahaan, 2009 :

melakukan penyimpangan akan 6).

digambarkan sebagai penyimpang atau Penyimpangan adalah

deviant (Siahaan, 2009 : 5). kesakitan atau menyimpang dari norma

Norma sesungguhnya sangat sehat yang lebih ditetapkan oleh

penting dalam menjaga ketertiban. banyak orang. Orang atau situasi yang

Norma dianggap sebagai budaya ideal berbeda dengan harapan yang

atau sebagai harapan bagi individu ditetapkan ini dianggap sakit. Bagi
13

para ahli patologi, masalah sosial atau melakukan penyimpangan ini disebut

penyimpangan adalah pelanggaran dengan devian (deviant).

terhadap harapan moral (Siahaan, 2009 Dalam kehidupan keseharian

: 99-100). Penyimpangan sosial yang fenomena tersebut hadir bersamaan

dilakukan oleh para remaja atau dengan fenomena sosial yang lain, oleh

individu terhadap penyalahgunaan sebab itu untuk dapat memahaminya

narkoba akan mengakibatkan masalah sebagai masalah sosial, dan

sosial, kejadian tersebut terjadi karena membedakannya dengan fenomena

adanya interaksi sosial antar individu, yang lain dibutuhkan suatu identifikasi

individu dengan kelompok, dan antar (Soetomo, 2013 : 28). Masalah sosial

kelompok (Soekanto, 2009 : 312). timbul karena individu gagal dalam

Penyalahgunaan narkoba proses sosialisasi atau individu karena

dikalangan remaja merupakan tindakan adanya beberapa cacat yang

yang tidak sesuai dengan norma dan dimilikinya, dalam sikap dan

nilai sosial yang berlaku dalam berperilaku tidak berpedoman pada

masyarakat dinamakan perilaku nilainiali sosial dan nilai-nilai

menyimpang. Penyimpangan terjadi kepercayaan yang ada dalam

apabila seseorang atau sekelompok masyarakat (Soetomo, 2013 : 78).

orang tidak mematuhi norma atau Ketidaksesuaian antar unsur-unsur

patokan dan nilai yang sudah baku di kebudayaan masyarakat dapat

masyarakat. Penyimpangan terhadap membahayakan kelompok sosial,

norma-norma atau nilai-nilai kondisi ini berimplikasi pada

masyarakat disebut deviasi (deviation), disfungsional ikatan sosial. Apabila

sedangkan pelaku atau individu yang kejadian tersebut terus terjadi dalam
14

masyarakat, maka penyalahgunaan keingintahuan yang besar terhadap

narkoba yang dilakukan oleh remaja suatu hal. Menurut Dr. Graham

tersebut akan menjadi virus yang dapat Baliane (Kartini Kartono, 1992)

mengganggu kehidupan masyarakat. perilaku penyimpangan yang dilakukan

Sakitnya masyarakat ini bisa dalam oleh kaum muda atau remaja

bentuk keresahan atau disebabkan karena :

ketidaktenteraman kehidupanan
1. Ingin membuktikan keberaniannya
masyarakat. Oleh karena itulah,
dalam melakukan tindakan
penyalahgunaan narkoba itu
berbahaya.
dikategorikan sebagai penyakit
2. Ingin menunjukkan tindakan
masyarakat atau penyakit sosial. Dalam
menentang terhadap orang tua
teori penyimpangan sosial, kejahatan
yang otoriter.
narkoba termasuk dalam tipe
3. Ingin melepaskan diri dari
Kejahatan Tanpa Korban (Crime
kesepian dan memperoleh
Without Victim). Kejahatan tidak
pengalaman emosional.
menimbulkan penderitaan pada korban
4. Ingin mencari dan menemukan arti
secara langsung akibat tindak pidana
hidup.
yang dilakukan.
5. Ingin mengisi kekosongan dan
Penyimpangan sosial yang salah
kebosanan.
satunya yaitu penyalahgunaan narkoba
6. Ingin menghilangkan kegelisahan.
ini banyak terjadi pada kaum remaja
7. Solidaritas di antara kawan.
karena perkembangan emosi mereka
8. Ingin tahu.
yang belum stabil dan cenderung ingin

mencoba serta adanya rasa


15

Penggunaan narkoba secara remaja. Sedangkan dalam ilmu

berlebih dilarang oleh hukum karena psikologi, rentang usia remaja dibagi

dapat mendorong terjadinya tindak menjadi tiga yaitu : Remaja Awal (10-

kriminal yang lain. Selain dapat 13 tahun), remaja pertengahan (14-16

membahayakan diri sendiri dan orang tahun) dan remaja akhir (17-19 tahun).

lain. Bahaya terhadap diri sendiri, Lembaga Pengadilan Amerika

antara lain dapat merusak organ-organ merumuskan bahwa orang yang sering

tubuh, sehingga tidak berfungsi melakukan Juveline Delinguent

sempurna, bahkan susunan syaraf yang (kenakalan remaja) kira-kira berumur

berfungsi sebagai pengendali daya 15 sampai 18 tahun. Untuk

pikir turut pula dirusak. Akibatnya menggambarkan umur ini kita sering

tidak dapat berpikir secara rasional dan menggunakan istilah remaja (

cenderung untuk melakukan perbuatan- Simandjuntak, B : 1981 : 289). Maka

perbuatan yang menyimpang dari nilai dari itu pendapat - pendapat para ahli

dan norma yang berlaku dalam tersebut diatas dapat disimpulkan

masyarakat. bahwa batasan usia remaja adalah

mereka yang berusia antara 12 sampai


A. Pengertian Remaja
22 tahun (Made Sadhi Astuti, 2003 :
Menurut WHO remaja
11). Sehingga yang dikatakan remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan
adalah manusia pada usia tertentu yang
dari masa anak-anak ke masa dewasa.
sedang dinamik, sehingga dalam usia
Sedangkan batasan usia remaja
tersebut remaja banyak dihadapakan
menurut WHO adalah 12 sampai 24

tahun, namun jika pada usia remaja oleh masalah yang timbul baik berasal

dari dirinya sendiri maupun dari


telah menikah maka tergolong dalam
16

lingkungannya. Menghadapi masalah Masa remaja adalah usia

yang terjadi pada dirinya sangat dimana individu berintergrasi dengan

dipengaruhi oleh banyak faktor yang masyarakat dewasa, usia dimana anak

antara lain tingkat pendidikan dari tidak lagi merasa dibawah tingkat

remaja itu sendiri. orang-orang yang lebih tua melainkan

Bagi remaja yang berada dalam tingkatan yang sama,

berpendidikan dan berpola pikir luas sekurang-kurangmya dalam masalah

maka dia akan menghadapi masalah hak.Integrasi dalam masyarakat

dengan mengambil langkah-langkah mempunyai banyak aspek efektif,

yang kiranya perlu dilakukan untuk kurang lebih berhubungan dengan

mengatasi masalah yang dihadapinya masa puber termasuk juga perubahan

tapi bagi remaja yang tidak berpikir yang mencolok.

luas dan sering mengalami jalan buntu Masa remaja ditandai oleh

untuk jalan keluarnya dalam perubahan fisik, emosional, intelektual,

menghadapi masalah akan cenderung seksual dan sosial. Perubahan tersebut

mencari jalan tempat pelarian yang dapat mengakibatkan dampak sebagai

dianggap mereka dapat mengurangi berikut : pencarian jati diri,

masalah tersebut walau untuk pemberontakan, pendirian yang labil,

sementara, seperti memakai narkoba. minat yang berubah-ubah, mudah

Lingkungan pergaulan yang ditandai terpengaruh mode, konflik dengan

dengan perbedaan-perbedaan yang orang tua dan saudara, dorongan ingin

beragam sangat memegang peranan tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan

penting dalam diri seseorang. intens dengan teman sebaya dan


17

membentuk kelompok sebaya yang untuk terapi bagi para pecandu narkoba

menjadi acuannya. itu dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok

B. Pengertian Narkoba yaitu :

a. Kelompok Narkotika, pengaruhnya


Narkotika berasal dari bahasa
menimbulkan euphoria, rasa
Yunani, dari kata Narke, yang berarti
ngantuk berat, penciutan pupil mata,
beku, lumpuh, dan dungu. Menurut
dan sesak napas. Kelebihan dosis
Farmakologi medis, yaitu Narkotika

adalah obat yang dapat menghilangkan akan mengakibatkan kejang

kejang, koma, napas lambat dan


(terutama) rasa nyeri yang berasal dari
pendek pendek. Gejala bebas
daerah Visceral dan dapat
pengaruhnya adalah gambang
menimbulkan efek stupor (bengong
marah, gemetaran, panik serta
masih sadar namun masih harus di
berkeringat, obatnya seperti :
gertak) serta adiksi (Darman Flavianus,
metadon, kodein, dan hidrimorfon.
2006 : I).
b. Kelompok Depresent, adalah jenis
Peristilahan yang banyak
obat yang berfungsi mengurangi
digunakan untuk menyebut narkoba
aktivitas fungsional tubuh. Obat ini
adalah Napza, Naza dan Madat.
dapat membuat si pemakai merasa
Menurut pengaruh penggunaannya
tenang dan bahkan membuatnya
(effect), akibat kelebihan dosis
tertidur atau tidak sadarkan diri.
(overdosis) dan gejala bebas

pengaruhnya (Withdrawal Syndrome) C. Jenis-Jenis Narkoba

dan kalangan medis, obat obatan Sesuai dengan Undang-Undang

yang sering disalahgunakan. Zat / obat Narkoba Nomor 35 Tahun 2009

sintesis juga dipakai oleh para dokter tentang Narkotika, Narkoba dibagi
18

dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Golongan ini digunakan untuk

Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. penelitian dan ilmu pengetahuan.

1. Narkotika Contoh : ganja, heroin, kokain,

Menurut Soerdjono morfin, dan opium.

Dirjosisworo (1986) bahwa pengertian Narkotika golongan II, adalah

narkotika adalah Zat yang bisa narkotika yang memiliki daya

menimbulkan pengaruh tertentu bagi adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk

yang menggunakannya dengan pengobatan dan penelitian. Contoh :

memasukkan kedalam tubuh. petidin, benzetidin, dan

Pengaruh tersebut bisa berupa betametadol.

pembiusan, hilangnya rasa sakit, Narkotika golongan III, adalah

rangsangan semangat dan halusinasi narkotika yang memiliki daya

atau timbulnya khayalan-khayalan. adiktif ringan, tetapi bermanfaat

Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan untuk pengobatan dan penelitian.

ditemukan dalam dunia medis Contoh : kodein dan turunannya.

bertujuan dimanfaatkan 2. Psikotropika

bagi pengobatan dan kepentingan sedangkan pengertian

manusia di bidang pembedahan, Psikotopika (Soerdjono Dirjosisworo :

menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. 1986) adalah zat atau obat bukan

Narkotika digolongkan narkotika, baik alamiah maupun

menjadi 3 kelompok yaitu : sintesis, yang memiliki khasiat

Narkotika golongan I, adalah psikoaktif melalui pengaruh selektif

narkotika yang paling berbahaya. pada susunan saraf pusat yang

Daya adiktifnya sangat tinggi. menyebabkan perubahan khas pada


19

aktivitas normal dan perilaku. nitrazepam (BK, mogadon, dumolid

Psikotropika digolongkan lagi menjadi ) dan diazepam.

4 kelompok adalah : 3. Zat adiktif lainnya

Psikotropika golongan I, adalah Zat adiktif lainnya adalah zat

dengan daya adiktif yang sangat zat selain narkotika dan psikotropika

kuat, belum diketahui manfaatnya yang dapat menimbulkan

untuk pengobatan dan sedang diteliti ketergantungan pada pemakainya,

khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, diantaranya adalah :

STP, dan ekstasi. a. Rokok

Psikotropika golongan II, adalah b. Kelompok alkohol dan minuman

psikotropika dengan daya adiktif lain yang memabukkan dan

kuat serta berguna untuk pengobatan menimbulkan ketagihan.

dan penelitian. Contoh : amfetamin, c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem

metamfetamin, dan metakualon. kayu, penghapus cair dan aseton,

Psikotropika golongan III, adalah cat, bensin yang bila dihirup akan

psikotropika dengan daya adiksi dapat memabukkan (Alifia, 2008).

sedang serta berguna untuk D. Pengertian Penyalahgunaan


pengobatan dan penelitian. Contoh : Narkoba
lumibal, buprenorsina, dan Penyalahgunaan narkoba adalah
fleenitrazepam. kondisi yang dapat dikatakan sebagai
Psikotropika golongan IV, adalah suatu gangguan jiwa, sehingga
psikotropika yang memiliki daya pengguna/penderita tidak lagi mampu
adiktif ringan serta berguna untuk memfungsikan diri secara wajar dalam
pengobatan dan penelitian. Contoh : masyarakat bahkan akan mengarah
20

pada prilaku maladaptif yang sama dan apabila penggunaanya

(kecemasan/ketakutan berlebihan). dikurangi dan/atau dihentikan secara

Kondisi ini memerlukan perhatian tiba-tiba menimbulkan gejala fisik dan

secara serius yang tanggung jawabnya psikis yang khas.

tidak hanya pada pelaksanaan hukum Penyalahgunaan narkoba adalah

semata, tetapi juga menuntut tanggung salah satu prilaku menyimpang yang

jawab moral masyarakat sebagai cikal banyak terjadi dalam masyarakat saat

bakal pertumbuhan seseorang (mulai ini. Bentuk-bentuk penyalahgunaan

kanak-kanak hingga dewasa) agar nilai- narkoba, seperti mengkonsumsi dengan

nilai moral etika kehidupan sebagai dosis yang berlebihan, memperjual-

barometer terhadap apa yang layak atau belikan tanpa izin serta melanggar

apa yang wajar maupun tidak wajar aturan yang ditetapkan dalam Undang-

tetap terjaga. Undang Nomor 35 Tahun 2009,

Berdasarkan Undang-Undang tentang Narkotika.

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penyalahgunaan narkoba dapat

Narkotika Penyalahguna Narkoba dikategorikan sebagai kejahatan tanpa

diartikan sebagai orang yang korban (crime without victim).

menggunakan narkoba tanpa hak atau Pengertian kejahatan tanpa korban

melawan narkoba, sedangkan berarti kejahatan ini tidak

ketergantngan narkoba adalah kondisi menimbulkan korban sama sekali, akan

yang ditandai oleh dorongan untuk tetapi si pelaku sebagai korban.

menggunakan narkotika secara terus Kejahatan yang secara kriminologi

menerus dengan takaran yang diartikan sebagai crime without victim

meningkat agar menghasilkan efek ini sangat sulit diketahui


21

keberadaannya, karena mereka dapat Banyak narkoba beredar di pasaran,

melakukan aksinya dengan sangat misalnya ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan

tertutup dan hanya diketahui orang- pil koplo. Penyalahgunaan obat jenis

orang tertentu, oleh karena itu sangat narkoba sangat berbahaya karena dapat

sulit memberantas kejahatan itu. mempengaruhi susunan syaraf,

Penamaan ini sebenarnya mengakibatkan ketagihan, dan

merujuk kepada sifat kejahatan ketergantungan, karena mempengaruhi

tersebut, yaitu adanya dua pihak yang susunan syaraf.

melakukan transaksi atau hubungan Narkoba menimbulkan

(yang dilarang) namun pihak yang perubahan perilaku, perasaan,

melakukan transaksi merasa tidak persepsi,dan kesadaran. Pemakaian

menderita kerugian atas pihak lain narkoba secara umum dan juga

(Moh. Taufik Makaro, Suhasril, Moh. psikotropika yang tidak sesuai dengan

Zakky, 2005:5). Kejahatan tanpa aturan dapat menimbulkan efek yang

korban biasanya hubungan antara membahayakan tubuh.

pelaku dan korban tidak kelihatan Berdasar efek yang ditimbulkan

akibatnya. Dalam kejahatan ini tidak dari penyalahgunaan

ada sasaran korban sebab semua pihak narkoba dibedakan menjadi 3

terlibat dan termasuk dalam kejahatan (Budianto : 1989 ) , yaitu:

tersebut. 1. Depresan, yaitu menekan sistem

sistem syaraf pusat dan mengurangi


E. Dampak Penyalahgunaan
aktifitas fungsional tubuh sehingga
Narkoba

Akhir - akhir ini telah pemakai merasa tenang, bahkan bisa

membuat pemakai tidur dan tak


terjadi penyalahgunaan narkoba.
22

sadarkan diri. Bila kelebihan dosis problema yang sangat kompleks, oleh

bisa mengakibatkan kematian. Jenis karena itu diperlukan upaya dan

narkoba depresan antara lain opioda, dukungan dari semua pihak agar dapat

dan berbagai turunannya seperti mencapai tujuan yang diharapkan.

morphin dan heroin. Contoh yang

populer sekarang adalah Putaw. BAB III

2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN
dan meningkatkan kegairahan serta
A. Sejarah Terbentuknya BNN
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein,
Kota Tanjungpinang
Kokain, Amphetamin. Contoh yang
Badan Narkotika Nasional Kota
sekarang sering dipakai adalah
Tanjungpinang (BNNK) beralamat di
Shabu-shabu dan Ekstasi.
Jalan Daeng Kemboja Senggarang
3. Halusinogen, efek utamanya adalah
Kota Tanjungpinang bersebelahan
mengubah daya persepsi atau
dengan Kantor Lurah Senggarang,
mengakibatkan halusinasi.
berdiri pada Tahun 2007, pada saat itu
Halusinogen kebanyakan berasal
peredaran Narkoba sangat merajalela.
dari tanaman seperti mescaline dari
Oleh karena itu untuk membendung
kaktus dan psilocybin dari jamur-
dan mempersempit ruang gerak
jamuran. Selain itu ada jugayang
peredaran gelap Narkoba ke Wilayah
diramu di laboratorium seperti LSD.
lain maka Pemerintah Kota
Yang paling banyak dipakai adalah
Tanjungpinang melalui Walikota
marijuana atau ganja.
Tanjungpinang mengeluarkan Surat
Harus disadari bahwa masalah
Keputusan Walikota Nomor 63 tahun
penyalahgunaan narkoba adalah suatu
23

2007 tentang Pembentukan Susunan berada dibawah Presiden. Sebagai

Organisasi Badan Narkotika Kota institusi Vertikal maka pada tanggal 19

Tanjungpinang dan Peraturan Daerah April 2011 Kepala Badan Narkotika

Kota Tanjungpinang Nomor 13 tahun Nasional Republik Indonesia melantik

2009 maka dibentuklah Badan Kepala BNNK Tanjungpinang,

Narkotika Kota Tanjungpinang (BNK). KOMPOL AHMAD YANI. B, SH

dengan Nomor Surat Keputusan:


Badan ini berbentuk forum
KEP/51/IV/2011/BNN.
yang memiliki tanggungjawab untuk

melakukan Koordinasi dalam Badan Narkotika Nasional

menanggulangi penyalahgunaan dan memiliki kewenangan Operasional,

peredaran Narkoba di wilayah Kota sebagai mana diatur dalam Undang-

Tanjungpinang, yang pada saat undang nomor 35 tahun 2009 tentang

pendiriannya BNK Tanjungpinang Narkotika, yang merupakan pengganti

masih berada dibawah naungan dari Undang-undang nomor 22 tahun

Pemerintah Daerah Kota 1997 tentang Narkotika dan Undang-

Tanjungpinang. undang nomor 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika ini memuat beberapaka


Seiring dengan berjalannya
perubahan prinsipil, terkait dengan
waktu Pemerintah Pusat Kemudian
kelembagaan BNN seperti:
mengganti nama BNK menjadi Badan

Narkotika Nasional Kota 1. Memperkuat kelembagaan BNN

Tanjungpinang (BNN), yang menjadi suatu lembaga pemerintah

merupakan Lembaga Pemerintah Non non kementrian (LPNK) yang

Kementrian (LPKN) yang langsung berkedudukan dibawah Presiden dan


24

bertanggungjawab langsung kepada menjadi Perwakilan BNN di Kota

Presiden. Tanjungpinang yang profesional dan

2. BNN memiliki kewenangan untuk mampu menyatukan dan

melakukan Penyelidikan dan menggerakkan seluruh komponen

Penyidikan terhadap tindak Pidana masyarakat bangsa dan negara

Narkoba. Indonesia dalam melaksanakan P4GN.

3. Menjadikan BNN sebagai institusi


Untuk mewujudkan visi
yang bersifat Vertikal dengan Badan
tersebut Badan Narkotika Nasional
Narkotika Nasional Provinsi
menetapkan sebagai penjabaran atau
(BNNP) dan Badan Narkotika
penerepan dari pernyataan Visi BNN
Nasional Kabupaten / Kota
memiliki Misi sebagai berikut :
(BNNK), BNNP berkedudukan di
Badan Narkotika Nasional Kota
ibukota Provinsi, sedangkan BNNK
Tanjungpinang dalam upaya
Berkedudukan di ibukota Kabupaten
mewujudkan visi tersebut adalah
atau Kota.
Bersama Instansi Pemerintah dan

Komponen masyarakat diwilayah Kota

tanjungpinang melaksanakan :

- Pencegahan

A. Visi dan Misi BNN Kota - Pemberdayaan

Tanjungpinan - Penjangkauan dan Pendampingan

g - Pemberantasan

Visi dari Badan Narkotika - Didukung tata kelola Pemerintah

Nasional Kota Tanjungpinang adalah yang Akuntabel.


25

Sebagai penjabaran atau penyalahgunaan dan

penerapan dari pernyataan visi dan misi peredaran gelap Narkoba.

tersebut diatas Badan Narkotika


T5 : Peningkatan Kualitas produk
Nasional menetapkan dalam periode
hukum dan kerjasama
2010 2015 sebagai berikut :
dibidang pencegahan dan

T1 : Peningkatan daya tingkat pemberantasan

(imunitas) masyarakat dalam penyalahgunaan dan

pencegahan terhadap peredaran gelap narkoba

bahaya Penyalahgunaan
T6 : Penguatan Tata kelola
Narkoba.
pemerintah dilingkungan

T2 : Peningkatan peran serta Badan Narkotika Nasional.

masyarakat dalam
B. Tugas Pokok dan Fungsi BNN
pencegahan dan
Kota
Pemberantasan
Tanjungpinan
penyalahgunaan dan
g
Peredaran gelap Narkoba.
Sesuai dengan Peraturan Kepala

T3 : Peningkatan angka Badan Narkotika Nasional Republik

pemulihan Penyalahgunaan Indonesia sebagaimana diatur dalam

dan /atau pecandu Narkoba Peraturan Kepala BNN Nomor : 3

dan Pengurangan angka Tahun 2015 tentang Organisasi dan

relapse. Tata Kerja Badan Narkotika Nasional

Provinsi dan Badan Narkotika Nasional


T4 : Peningkatan pemberantasan

sindikat jaringan
26

Kabupaten / Kota yang tertuang pada Bidang Pencegahan, Bidang

Pasal 22 yaitu : Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemberantasan.
1. Badan Narkotika Nasional

Kab/Kota yang selanjutnya dalam Bidang Pencegahan melakukan

peraturan Kepala Badan Narkotika kegiatan Informasi P4GN dan

Nasional ini disebut BNNK adalah Advokasi, Bidang Pemberdayaan

Instansi Vertikal Badan Narkotika Masyarakat melakukan Pemberdayaan

Nasional yang melaksanakan Peran serta masyarakat dan

tugas, fungsi dan Wewenang penyelenggaraan Pemberdayaan

Badan Narkotika Nasional dalam Alternatif dan bidang Pemeberantasan

wilayah Kab/Kota. melakukan Penyelidikan dan

2. BNNK/Kota berada dibawah dan Penyidikan Penyalahgunaan dan

bertanggung jawab kepada kepala Peredaran Gelap Narkoba.

Badan Narkotika Nasional melalui Permasalahan narkoba

Kepala BNNP. merupakan kejahatan yang terorganisir

3. BNNK/Kota dipimpin oleh dan memiliki jaringan yang luas

Kepala. melampaui batas Negara, maka upaya

Sesuai dengan amanat pasal 67 kerjasama dengan Negara-negara lain

Undang-undang Nomor 35 tahun 2009, termasuk dengan berbagai badan dunia,

BNN mempunyai tugas pokok yakni serta organisasi non pemerintah, juga

melakukan Pencegahan dan menjadi tugas baru yang diamanatkan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan dalam Undang-undang, yang mana

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) peredaran gelap narkoba sangat perlu

dengan berbagai kegiatan melalui mendapat perhatian oleh pemerintah


27

oleh karena itu didirikan badan khusus Sedangkan Dalam

yang menangani permasalahan ini yaitu melaksanakan tugasnya, BNN

Badan Narkotika Nasional (BNN). menyelenggarakan fungsi:

Sementara itu untuk


1. Pelaksanaan koordinasi
meningkatkan seluruh penyelenggaraan
penyusunan rencana strategis dan
Negara terhadap ancaman dan
rencana kerja tahunan di bidang
penyalahgunaan dan peredaran gelap
P4GN dalam wilayah
narkoba pemerintah telah
Kabupaten/Kota.
mengeluarkan Instruksi Preseiden
2. Pelaksanaan kebijakan teknis di
(Inpres) Nomor 12 tahun 2011 tentang
bidang pencegahan, pemberdayaan
Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi
masyarakat, rehabilitasi dan
Nasional di bidang P4GN tahun 2011-
pemberantasan dalam wilayah
2015. Melalui inpres ini menjadi dasar
Kabupaten/Kota.
hukum bagi seluruh instansi yang ada
3. Pelaksanaan layanan hukum dan
di pusat maupun daerah. Untuk hal
kerja sama dalam wilayah
tersebut BNN telah memfasilitasi
Kabupaten/Kota.
penyusunan Rencana Aksi baik untuk
4. Pelaksanaan koordinasi dan kerja
Instansi Pemerintah Pusat maupun
sama P4GN dengan instansi
Pemerintah Daerah.Filosofi penetapan
pemerintah terkait dan komponen
inpres tersebut adalah perlunya
masyarakat dalam wilayah
kebersamaan seluruh komponen
Kabupaten/Kota.
masyarakat, bangsa dan negara
5. Pelayanan administrasi
melakukan P4GN agar permasalahan
BNNK/Kota.
tersebut dapat segera dituntaskan.
28

6. Pelaksanaan evaluasi dan Pemberdayaan Masyarakat antara lain

pelaporan BNNK/Kota. sebagai berikut :

C. Upaya - upaya 1. Sosialisasi tentang program P4GN

Penanggulangan dilingkungan pelajar, mahasiswa,

Penyalahgunaan Narkoba yang instansi swasta dan pemerintah serta

dilakukan oleh BNN Kota organisasi masyarakat, didalamnya

Tanjungpinang termasuk sosialisasi tentang bahaya

Sesuai dengan amanat pasal 67 penyalahgunaan narkoba.

Undang-undang Nomor 35 tahun 2009, 2. Advokasi penyusunan kebijakan

BNN melakukan Pencegahan dan program P4GN dilingkungan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan pelajar, mahasiswa, instansi swasta

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan pemerintah serta organisasi

dengan berbagai kegiatan melalui Seksi masyarakat.

Pencegahan dan Pemberdayaan 3. Pembentukan Kader serta Satgas

Masyarakat, Seksi Rehabilitasi dan Anti narkoba dilingkungan pelajar,

Seksi Pemberantasan. mahasiswa, instansi swasta dan

Seksi Pencegahan dan pemerintah serta organisasi

pemberdayaan masyarakat melakukan masyarakat.

kegiatan Informasi P4GN dan 4. Penyampaian informasi tentang

Advokasi, melakukan Pemberdayaan bahaya penyalahgunaa narkoba

Peran serta masyarakat dan melalui media cetak maupun

penyelenggaraan Pemberdayaan elektronik kepada masyarakat.

Alternatif. Adapun kegiatan yang 5. Deteksi narkoba dilingkungan

dilakukan oleh Seksi Pencegahan & sekolah, kampus, instansi


29

swasta/pemerintah dan kawasan 1. Penjangkauan terhadap korban /

rawan narkoba. pecandu narkoba di wilayah Kota

Seksi Rehabilitasi melakukan Tanjungpinang.

penyiapan bahan pelaksanaan 2. Melaksanakan assesmen /

koordinasi penyusunan rencana pendampingan terhadap para

strategis dan rencana kerja tahunan, korban / pecandu narkoba,

kebijakan teknis P4GN, asesmen termasuk melakukan penghantaran

penyalah guna dan/atau pecandu para korban/pecandu narkoba ke

narkotika, peningkatan kemampuan Pusat Rehabilitasi yang telah

lembaga rehabilitasi medis dan ditujuk oleh BNN.

rehabilitasi sosial penyalah guna 3. Melaksanakan program kegiatan

dan/atau pecandu narkotika baik yang berkaitan dengan rehabilitasi

diselenggarakan pemerintah maupun korban/pecandu narkoba.

masyarakat, peningkatan kemampuan Seksi Pemberantasan

layanan pascarehabilitasi dan melakukan Penyelidikan dan

pendampingan, penyatuan kembali ke Penyidikan Penyalahgunaan dan

dalam masyarakat, dan evaluasi dan Peredaran Gelap Narkoba, pengawasan

pelaporan di bidang rehabilitasi dalam distribusi prekursor sampai pada

wilayah Kabupaten/Kota. pengguna akhir, dan evaluasi dan

Adapun kegiatan yang pelaporan di bidang pemberantasan

dilakukan oleh Seksi Rehabilitasi dalam wilayah Kabupaten/Kota.

antara lain sebagai berikut : Adapun kegiatan yang dilakukan oleh

Seksi Pemberantasan antara lain

sebagai berikut :
30

1. Melaksanakan Kegiatan Pemetaan dan daya tangkal terhadap bahaya-

jaringan narkoba di wilayah Kota bahaya dan memiliki kemampuan

Tanjungpinang. untuk menolak zat-zat berbahaya

2. Melaksanakan Operasi / razia tersebut, untuk selanjutnya dapat

terhadap penyalahgunaan narkoba menentukan rencana masa depannya

di wilayah Kota Tanjungpinang. dengan hidup sehat, produktif, kreatif

3. Melaksanakan Kegiatan Interdiksi dan bermanfaat bagi dirinya dan

terpadu di Pelabuhan dan bandara lingkungannya.

untuk pencegahan masuknya Selain dari upaya-upaya yang

narkoba dari luar daerah. dilakukan sebagaimana tersebut diatas,

Upaya pencegahan dilakukan BNN juga melakukan beberapa upaya-

secara integral dan dinamis antara upaya lain guna menanggulangi

unsur-unsur aparat kepolisian, penyalahgunaan dan peredaran gelap

merupakan upaya yang terus menerus narkoba adalah sebagai berikut:

dan berkesinambungan, untuk merubah 1) Upaya Preventif

sikap perilaku, cara berfikir dari Upaya penanggulangan secara

kelompok masyarakat yang sudah preventif dilakukan adalah dengan

mempunyai kecenderungan mengupayakan untuk mencegah

menyalahgunakan serta melakukan terjadinya penyalahgunan narkoba

tindak pidana perdagangan/peredara tersebut. Untuk itu, kegiatan yang

gelap narkotika, psikotropika, dan zat dilakukan adalah dengan

adiktif. Upaya pencegahan yang mengupayakan optimalisasi kegiatan

dimaksudkan adalah untuk intern pada institusi BNN khususnya

menciptakan kesadaran kewaspadaan personil dan sarananya.


31

a. Mengadakan pengawasan di bersifat operasi mendadak. Adapun

tempat-tempat yang dianggap operasi yang dilakukan oleh BNN

rawan terjadinya penyalahgunaan sering disebut Operasi P4GN

narkoba, misalnya: di tempat- (Sumber : BNN Kota

tempat hiburan malam (karaoke Tanjungpinang).

maupun diskotik yang ada di Kota


2) Upaya Pre-emtif
Tanjungpinang) dan tidak menutup
Upaya pre-emtif yang dilakukan
kemungkinan di pemukiman yang
oleh beberapa kegiatan-kegiatan
dianggap aman untuk melakukan
edukatif dengan sasaran
penyalahgunaan narkoba, bahkan
menghilangkan factor - faktor
sering kali BNN mengadakan razia
penyebab yang menjadi pendorong dan
di Lapas Narkotika Tanjungpinang
faktor peluang yang biasa disebut
karena banyak informasi dari
faktor korelatif kriminogen dari
masyarakat Lapas Narkotika justru
penyalahgunaan narkoba tersebut.
menjadi sarang peredaran narkoba
Sasaran yang hendak dicapai adalah
(Sumber : BNN Kota
terciptanya suatu kesadaran,
Tanjungpinang).
kewaspadaan dan daya tangkal serta
b. Melakukan operasi-operasi / razia
terbinanya dan terciptanya suatu
dengan cara berpatroli, razia di
kondisi perilaku dan norma hidup
tempat-tempat yang dianggap
bebas dari narkoba.
rawan terjadinya penyalahgunaan
Upaya yang dilakukan untuk
Narkoba. BNN Kota
mencegah terjadinya penyalahgunaan
Tanjungpinang sering mengadakan
narkoba melalui pengendalian dan
operasi-operasi / razia yang
pengawasan jalur resmi serta
32

pengawasan langsung terhadap jalur- Penanggulangan secara represif

jalur peredaran gelap dengan tujuan dilakukan adalah dengan memberikan

agar potensi peredaran narkoba itu tindakan kepada pelaku tindak pidana

tidak berkembang menjadi ancaman narkoba ini sesuai hukum yang

faktual. berlaku. Upaya ini terlihat sudah

Kegiatan ini pada dasarnya dilakukan dengan baik, sejak perkara

berupa pembinaan dan pengembangan ditangani pihak BNN sendiri,

lingkungan pola hidup masyarakat kemudian berkasnya dilimpahkan

dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat Pengadilan Negeri untuk proses lebih

produklif, konstruktif dan kreatif, lanjut.

sedangkan kegiatan yang bersifat Upaya pemberantasan jalur

preventif edukatif dengan metode gelap dan penyalahgunaan narkoba

komunikasi, informasi dan edukasi diperlukan upaya terpadu baik

yang dapat dilakukan melalui berbagai lingkungan nasional regional, maupun

jalur antara lain keluarga pendidikan internasional. Bagi Kota

dan lembaga keagamaan. Adapun cara- Tanjungpinang yang kondisi

cara yang dilakukan oleh institusi BNN geografisnya berbatasan langsung

adalah dengan memberikan penyuluhan dengan negara tetanga seperi Singapura

akan dampak yang ditimbulkan dalam dan malaysia disadari sebagai wilayah

penggunaan narkoba ini bagi dirinya yang amat rawan bagi lalu lintas gelap

sendiri maupun bagi keluarga dan narkoba. Pemberantasan jalur

lingkungannya. perdagangan gelap dan produksi

3) Upaya Represif narkotika di wilayah Provinsi

Kepulauan Riau khususnya Kota


33

Tanjungpinang sebagai ibu kota untuk mewujudkan ketertiban hukum

provinsi selama ini telah lebih intensif dalam suatu Negara.

dilakukan oleh aparat. Walaupun


D. Struktur Organisasi BNN Kota
demikian, diperlukan pemberantasan
Tanjungpinan
yang berkelanjutan.
g
Secara konseptional pola
Struktur Organisasi
penanggulangan penyalahgunaan
sebagaimana disebut dalam Peraturan
narkoba adalah dengan melibatkan
Kepala BNN Nomor : 3 tahun 2015
seluruh golongan dan lapisan
tentang Struktur organisasi dan Tata
masyarakat untuk turut serta berperan
Laksanan pada Badan Narkotika
aktif. Untuk itu dalam upaya
Nasional adalah sebagai berikut :
penanggulangan penyalahgunaan
1. Kepala BNN
narkoba dilakukan melalui pola pre-
2. Kasubbag Umum
emtif, preventif, refresif.
3. Kasi Pencegahan dan
Pemberian sanksi terhadap
Pemberdayaan Masyarakat
pelaku kejahatan narkoba hakekatnya
4. Kasi Rehabilitasi
merupakan pengenaan penderitaan atau
5. Kasi Pemberantasan
nestapa yang tidak menyenangkan

kepada seseorang yang telah

melakukan kejahatan menurut undang-


Gambar. 1 : Bagan Struktur
undang. Pemberian sanksi bukan hanya
Organisasi dan Tata Kerja pada
Badan Narkotika Nasional Kota
ditujukan untuk memberikan
Tanjungpinang
penderitaan bagi pelaku, tetapi juga
KEPALA
34

dengan sumber daya manusia yang

SUB dan
memadai BAGIAN UMM kemampuan
memiliki

yang tinggi, sehingga diharapkan apa

yang menjadi visi misi dari Badan


SEKSI SEKSI SEKSI
Narkotika Nasional Kota
PENCEGAHAN DAN
PEMBERDAYAAN REHABILITASI PEMBERANTASAN
Tanjungpinang dapat tercapai dengan
MASYARAKAT
lebih optimal, berikut penulis sajikan
Sumber : Sub bagian Umum BNN
Kota Tanjungpinang Tahun 2015 karekteristik keadaan sumber daya

Berdasarkan gambar 2 diatas, manusia yang ada di Badan Narkotika

terlihat jelas bahwa Struktur organisasi Nasional Kota Tanjungpinang, sebagai

dan Tata Kerja pada BNN Kota berikut :

Tanjungpinang
Jenis
No Jumlah Persentase
terdiri dari Kepala, Kelamin Tabel 1 :
20 68,96% Karakteristik
Sub bagian Umum, 1 Laki-laki Pegawai BNN Kota
orang
9 31,04% Tanjungpinang
Seksi Pencegahan 2 Perempuan Berdasarkan Jenis
orang
Jumlah 29 100,00% Kelamin
dan Pemberdayaan
Keseluruhan orang
Sumber : Sub
Masyarakat, Seksi Rehabilitasi dan bagian Umum BNN Kota
Tanjungpinang Tahun 2015
Seksi Pemberantasan.
Berdasarkan data yang terlihat
E. Karakteristik Pegawai pada
di Tabel 1 terkait dengan karekteristik
BNN Kota Tanjungpinang.
pegawai yang ada di BNN Kota
Dalam melaksanakan tugas
Tanjungpinang berdasarkan jenis
pokok dan fungsi cukup berat Badan
kelamin berjumlah dua puluh sembilan
Narkotika Nasional Kota
orang yang terdiri dari dua puluh orang
Tanjungpinang tentu harus didukung
laki-laki (68,96%) dan sembilan orang
35

perempuan dan yang paling


Status
N Jumla Persentas
(31,04%). Hal ini Kepegawaia sedikit dari tamatan
o h e
n
menunjukan bahwa 2 6,90% S.2 yakni hanya
1. Polri
orang
pegawai pada 4 12,79% satu orang.
2. PNS Pusat
orang
Badan Narkotika PNS Daerah 7 24,14% Tabel 3 :
3. yang orang Karekteristik
Nasional Kota dipekerjakan Pegawai BNN Kota
Tanjungpinang
Tenaga 16 55,17%
Tanjungpinang 4. Berdasarkan Status
Kontrak orang
Kepegawaian
Jumlah 29 100,00%
didominasi oleh
Keseluruhan
Tingkat orang
No Jumlah Persentase Sumber : Sub
pegawai dengan Pendidikan bagian Umum BNN
1. SD - - Kota Tanjungpinang
jenis kelamin laki- SMP / 1 3,45%
2. Tahun 2015
sederajat orang
laki. SMA/ 13 44,83% Berdasarkan
3.
sederajat orang
Tabel 2 : data yang terlihat di
5 17,24%
Karekteristik 4. D.3
orang
Pegawai BNN Kota Tabel 3 terkait data
9 31,03%
Tanjungpinang 5. S.1
orang
Berdasarkan pegawai yang ada di
1 3,45%
Tingkat Pendidikan 6. S.2
orang
7. S.3 - BNN Kota
Sumber : Sub
Jumlah 29 100,00%
bagian Umum BNN Tanjungpinang
Keseluruhan orang
Kota Tanjungpinang
Tahun 2015 berdasarkan status kepegawaian

Berdasarkan data yang terlihat didominasi oleh tenaga kontrak yakni

di Tabel 2 terkait data pegawai yang berjumlah enam belas orang (55,17%),

ada di BNN Kota Tanjungpinang dan yang paling sedikit dari institusi

berdasarkan tingkat pendidikan formal polri yakni hanya dua orang (6,90%).

didominasi oleh tamatan SMA yakni Hal ini menunjukan bahwa masih

berjumlah tiga belas orang (44,83%), minimnya pegawai yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil dan dari Institusi


36

Polri, hal ini tentunya tidak sebanding pegawai yang masih terbilang muda

dengan tugas dan tanggungjawab tentunya pegawai tersebut masih

Badan Narkotika Nasional Kota mempunyai semangat yang tinggi

Tanjungpinang yang cukup berat. untuk mencurahkan segala tenaga dan

Tabel 4 : Karekteristik Pegawai BNN fikiran dalam melaksanakan tugas di


Kota Tanjungpinang
Berdasarkan Umur Badan Narkotika Nasional Kota

Sumber : Sub Tanjungpinang


bagian Umum BNN No Umur Jumlah Persentase
Kota Tanjungpinang karena seperti kita
Tahun 2015 21 s.d 30 13 44,83%
1. ketahui pegawai
tahun orang
Berdasarkan 31 s.d 40 11 37,93%
2. tersebut masih fres
tahun orang
data yang terlihat di 41 s.d 50 3 orang 10,34%
3. dan lagi semangat-
tahun
Tabel 4 terkait 51 s.d 60 2 orang 6,90%
4. semangatnya
tahun
karekteristik Jumlah 29 100,00%
bekerja.
Keseluruhan orang
pegawai yang ada di
F. Karakteristik Korban / Pecandu
BNN Kota Tanjungpinang berdasarkan
Narkoba yang terdata di BNN
status umur menunjukan bahwa
Kota Tanjungpinang.
pegawai di Badan Narkotika Nasional
Korban maupun pecandu
Kota Tanjungpinang didominasi oleh
narkoba merupakan orang yang karena
pegawai berusia antara 21 s.d 30 tahun
ketidaktauannya akan dampak dari
yakni sebanyak tiga belas orang
penyalahgunaan narkoba sehingga
(44,83%), dan yang paling sedikit
tergelincir menjadi budak narkoba. Hal
pegawai dengan usia 51 s.d 60 tahun
ini tentunya menjadi tugas pemerintah
yakni sebanyak dua orang (6,90%). Hal
melalui Badan Narkotika Nasional
ini menunjukan bahwa dengan diisinya
untuk melakukan rehabilitasi sehingga
37

diharapkan orang yang sudah menjadi sendiri dan melaporkan ke BNN untuk

pecandu dapat perlahan-lahan menjadi dilakukan proses rehabilitasi meningkat

pulih seperti sedia kala. Berikut penulis dari tahun ke tahun, data ini

gambarkan karekteristik dari menunjukan bahwa tingkat kesadaran

korban/pecandu yang terdata oleh masyarakat untuk berhenti

Badan Narkotika Nasional Kota mengkonsumsi narkoba cukup baik.

Tanjungpinang, sebagai berikut : Tabel 6 : Karakteristik jumlah korban /


pecandu narkoba
yang terdata di BNN Kota
Tanjungpinang yang melaporkan diri
dan mengikuti program rehabilitasi
selama 3 tahun terakhir berdasarkan
jenis kelamin
2013 2014 2015
Tabel 5 : N Jenis Sumber : Seksi
(s.d
Karakteristik jumlah o Kelamin Rehabilitasi BNN
bln
korban / pecandu Mei) Kota Tanjungpinang
narkoba yang 12 14 10 Tahun 2015
terdata 1. Laki-laki oran oran oran
di BNN Kota g g g Berdasarkan
Tanjungpinang yang 3 5 3
dengan kesadaran Perempua
2. oran oran oran data yang terlihat di
sendiri melaporkan n
g g g
diri 2013
15 2014
19 2015
13 Tabel 6 terlihat jelas
dan mengikuti No Jumlah
Uraian (s.d
oran oran oran
program rehabilitasi Keseluruhan bln bahwa data jumlah
g g g
selama 3 tahun Mei)
terakhir korban/pecandu
Jumlah
15 19 13
Sumber : Seksi 1. Pecandu
orang orang orang narkoba di
Rehabilitasi BNN Narkoba
Kota Tanjungpinang Tanjungpinang
Tahun 2015
berdasarkan jenis kelamin didominasi
Berdasarkan data yang terlihat
oleh laki-laki, dengan jumlah yang
di Tabel 5 terlihat jelas bahwa data
semakin meningkat dari tahun ke
jumlah korban/pecandu narkoba di
tahun. Ini menunjukkan perilaku
Tanjungpinang yang dengan kesadaran
38

menyimpang dalam bentuk penyalahgunaan narkoba, dibandingkan

penyalahgunaan narkoba kaum laki- kaum yang lebih tua.

laki mudah terpengaruh dibandingkan Tabel 8 : Karekteristik jumlah korban /


pecandu narkoba
kaum perempuan. yang terdata di BNN Kota
Tanjungpinang yang melaporkan diri
Tabel 7 : dan mengikuti
Karekteristik jumlah 2013 2014 2015 program rehabilitasi
korban / pecandu N selama 3 tahun
Pekerjaan (s.d
narkoba yang o terakhir berdasarkan
bln
terdata Mei) jenis pekerjaan
di BNN Kota 4 3 2
Tanjungpinang yang Pelajar /
1. oran oran oran Sumber : Seksi
melaporkan diri dan Mahasiswa Rehabilitasi BNN
g g g
mengikuti program Pegawai 2013 5 2014
10 2015
6 Kota Tanjungpinang
rehabilitasi selama 3 No Swasta
Umur/ oran oran (s.d oran Tahun 2015
tahun terakhir 2. bln
wirausahaw g g g
berdasarkan umur an Mei)
>10 - 3 -2 3
Sumber : Seksi 1. PNS / Berdasarkan
3. tahun oran oran oran
Rehabilitasi BNN TNI/Polri
11 s.d 5 g 6g 3g
Kota Tanjungpinang 2. data yang terlihat di
20 tahun orang3 orang 4 orang2
Tidak
Tahun 2015 4. 21 s.d 6oran oran
9 8
oran
3. bekerja Tabel 8 terlihat jelas
30 tahun orangg orang g orangg
Berdasarkan 31 s.d 4 15 319 1
13
4. Jumlah
40 tahun orangoran orang oran bahwa data jumlah
oran orang
data yang terlihat di Keseluruhan
diatas 41 - g 1g 1g
5. korban/pecandu
tahun orang orang
Tabel 7 terlihat jelas Jumlah 15 19 13
Keseluruhan orang orang orang narkoba di
bahwa data jumlah
Tanjungpinang berdasarkan pekerjaan
korban/pecandu narkoba di
dari si korban / pecandu didominasi
Tanjungpinang berdasarkan umur
oleh pegawai swasta / wirausawan
didominasi oleh usia yag masih muda
dengan jumlah yang semakin
yakni antara umur 21 s.d 30 tahun, hal
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
ini menunjukan bahwa kaum muda
menunjukkan seorang pekerja swasta
lebih mudah terjerumus kedalam
sangat rentan terhadap penyalahgunaan

narkoba karena beberapa faktor,


39

khususnya anggapan bahwa informan yang dilakukan secara

mengkonsumsi narkoba dapat sengaja oleh peneliti dengan kriteria

menjadikan badan lebih segar dan lebih tertentu yang ada pada informan.

semangat untuk bekerja. Adapun Jumlah informan yakni

berjumlah 6 (enam) orang, yang

BAB IV merupakan korban / pecandu narkoba


ANALISA DATA yang saat ini menjalani proses

A. Identitas Informan assesmen / pendampingan di Badan

Narkotika Nasional Kota


Bab ini menyajikan
Tanjungpinang.
temuan data di lapangan, dimana dalam
Penggambaran profil dari
bab ini diketengahkan dalam bentuk
kelima informan tersebut di atas dapat
penjelasan tentang profil masing-
dijelaskan sebagai berikut:
masing informan. Dengan
1. Informan AH
mendeskripsikan profil ini diharapkan
Informan pertama adalah
akan pemahaman secara mendalam
seorang pria berinisial AH lahir di Kota
terhadap faktor-faktor yang
Tanjungpinang. AH adalah seorang
mempengaruhi seseorang
mahasiswa di salah satu perguruan
menyalahgunakan Narkoba serta
tinggi di Tanjungpinang. Dia memiliki
upaya-upaya negara dan masyarakat
tinggi rata-rata, bertubuh agak kurus,
dalam memberantas penyalahgunaan
berkulit putih. Sehari-harinya ia adalah
narkoba tersebut.
orang yang disukai di lingkungan
Dalam penelitian ini peneliti
tempat tinggalnya maupun di tempat
menentukan informan dengan cara
kuliahnya. AH yang saat ini berumur
purposive sampling yaitu penarikan
40

20 tahun dan merupakan anak tunggal. sedangkan adiknya saat ini masih SMP.

AH Saat berumur 8 tahun dia ikut Keluarga AJ tergolong keluarga yang

pamannya untuk bersekolah di salah mampu dalam memenuhi kebutuhan

satu sekolah dasar di Kota Batam tapi ekonominya. AJ saat ini telah

tiga kemudian dia kembali ke Kota diberhentikan dari Sekolahnya di salah

Tanjungpinang untuk tinggal bersama satu SMA di Tanjungpinang akibat

orangtuanya dan melanjutkan sering didapati mengkonsumsi narkoba

sekolahnya hingga menjadi saat ini sehingga pihak sekolah memutuskan

menjadi mahasiswa. Keluarga AH untuk memberhentikan AJ dari

tergolong keluarga yang mampu dalam Sekolahnya tersebut, AJ hanya sampai

memenuhi kebutuhan ekonominya, hal pada kelas 2 SMA dan tidak dapat

ini terlihat dari properti yang dimiliki melanjutkan pendidikannya lagi.

orang tuanya, salah satunya mobil yang Sekarang ini AJ tinggal bersama

dikendarai AH tersebut pada saat keluarganya Di Daerah Kampung

mengikuti proses assesmen di BNN Bugis.

Kota Tanjungpinang.
3. Informan EK
2. Informan AJ Informan ketiga adalah seorang
Informan kedua adalah seorang laki- laki lajang berinisial EK kelahiran
pria lajang berinisial AJ kelahiran Tanjungpinang berumur 19 Tahun. EK
Tanjungpinang, saat ini berumur 16 memiliki tinggi rata-rata, bertubuh
tahun. AJ merupakan anak ketiga dari 4 agak kurus, berkulit sawo matang. Dia
bersaudara, dan kedua Kakaknya saat merupakan anak kedua dari tiga
ini masih kuliah di salah satu bersadara. EK menghabiskan masa
Perguruan Tinggi di Tanjungpinang, sekolahnya dari SD hingga SMA di
41

Kota Tanjungpinang dan Saat ini EK merupakan anak ke-3 dari 4

bekerja sebagai karyawan swasta di bersaudara.

Kota Tanjungpinang. Ayahnya adalah


5. Informan YN
seorang pensiunan PNS, dan ibunya
Informan kelima adalah seorang
sebagai ibu rumah tangga dan saat ini
pria lajang kelahiran Pekanbaru,
kedua orangtuanya tinggal di Kota
berinisial YN, berumur 20 tahun. Ia
Batam. Keluarga EK tergolong
bekerja sebagai karyawan di salah satu
keluarga yang mampu dalam
perusahaan yang ada di Tanjungpinang.
memenuhi kebutuhan ekonominya.
YN sejak kecil tinggal bersama kedua
Saat ini EK tinggal di Ganet KM 11
orang tuanya di Kota Tanjungpinang.
Tanjungpinang, ia tinggal bersama
Di kota inilah YN menamatkan
pamannya.
sekolahnya dari SD hingga SMA. YN
4. Informan DW
sendiri adalah anak ke-2 dari 3
Informan keempat adalah
bersaudara, ia memiliki seorang kakak
seorang wanita berinisial DW dan
perempuan yang kini telah bekerja
berusia 20 tahun. DW bekerja di
disebuah perusahaan Telekomunikasi
sebuah mini market di Tanjungpinang.
dan seorang adik laki-laki yang kini
Di Tanjungpinang DW tinggal di kos-
masih duduk di bangku SMA. Ayah
kosan yang beralamat di Jalan Pramuka
YN merupakan seorang usaha rumah
Tanjungpinang. DW lebih memilih
makan yang cukup laris di
tinggal sendiri dikarenakan kedua
Tanjungpinang, dan dari segi ekonomi
orang tuanya telah bercerai sekitar 2
termasuk keluarga yang mampu
tahun yang lalu, DW sendiri
bahkan bisa dikatakan kaya, itu terlihat
42

dari properti yang dimiliki orang termasuk keluarga yang pas-pasan

tuanya. dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

6. Informan HK

Informan kelima adalah

berinisial hk, berumur 20 tahun,

seorang pria lajang kelahiran Padang

namun sejak kecil tinggal di

Tanjungpinang bersama keluarganya,

sehari-hari Ia bekerja sebagai karyawan

di salah satu depot air isi ulang yang

ada di Tanjungpinang. HK sejak kecil


A. Faktor-Faktor Penyebab
tinggal bersama kedua orang tuanya di
Remaja melakukan
Kota Tanjungpinang. Di kota inilah
Penyalahgunaan Narkoba
HK menamatkan sekolahnya dari SD
Penyebab terjadinya
hingga SMA. HK sendiri adalah anak
penyalahgunaan narkoba disebabkan
ke-3 dari 3 bersaudara, ia memiliki
oleh beberapa faktor, baik faktor
seorang kakak perempuan yang kini
internal maupun faktor eksternal dari
telah menikah, dan seorang abang yang
remaja itu sendiri.
saat ini bekerja di salah satu surat kabar
1. Faktor Internal
terkenal di Tanjungpinang. Ayah HK
Faktor internal yakni faktor
bekerja sebagai sopir angkot dan
yang berasal dari diri seseorang,
ibunya seorang penjual sayur di pasar.
dimana faktor internal itu sendiri terdiri
dan dari segi ekonomi keluarga HK
43

dari : Faktor Kepribadian, Faktor Penulis menanyakan kepada

Keluarga serta Faktor Ekonomi. informan sejak kapan ia mengkonsumsi

a. Faktor Kepribadian narkoba serta bagaimana awal pertama

Faktor kepribadian merupakan kali mengenal narkoba? Penuturan AH

salah satu faktor penyebab sebagai berikut :

penyalahgunaan narkoba di kalangan Saya pakai begituan


(narkoba) sejak saya masih
remaja, dimana faktor kepribadian duduk di SMA kelas XII, sekitar
tahun 2012, awal saya
merupakan kondisi dimana seseorang mengenal dan memakai
narkoba pertama kali di ajak
mampu atau tidak mampu untuk sama teman satu kelas saya,
katanya gak gaul anak muda
memilah-milah baik buruknya suatu gak pakai narkoba. Karena tiap
hari ditawarin terus akhirnya
tindakan. Apabila kepribadian saya ikutan deh makai. Saat itu
saya makai cimeng (ganja),
seseorang labil, kurang baik, dan sekali-kali saya juga memakai
shabu-shabu tapi sejak
mudah dipengaruhi orang lain maka beberapa bulan belakangan ini
aja bang.(Wawancara 2 Juni
lebih mudah terjerumus untuk 2015)

melakukan tindakan yang menyimpang Lalu penulis menanyakan

yang salah satunya mengkonsumsi kepada informan tentang seberapa

narkoba. besar faktor kepribadian

Berikut petikan hasil wawancara mempengaruhi AH sehingga AH

terhadap informan berkaitan dengan terjerumus dalam penyalahgunaan

Faktor Kepribadian yang menjadi salah narkoba? Informan AH menuturkan

satu faktor penyebab penyalahgunaan sebagai berikut :

narkoba di kalangan remaja, sebagai


maklumlah bang saya kan
masih muda jadi masih labil
berikut :
sehingga saya mudah
terpengaruh ajakan teman-
teman saya, saya takut teman-
44

teman akan meninggalkan saya besar faktor kepribadian


kalo saya tidak mengikuti
ajakannya untuk mengkonsumsi mempengaruhi AJ sehingga AJ
cimeng (ganja), saya sering
dibilang gak setia kawan terjerumus dalam penyalahgunaan
makanya saya jadi ikut-ikutan
mengkonsumsi narkoba, narkoba? Informan AJ menuturkan
awalnya sih takut bang tapi
lama kelamaan saya jadi sebagai berikut :
ketagihan dan rasa takut hilang
dengan sendirinya, saya
merasa fly (tenang) aja kalo dilingkugan keluarga saya
udah pakai narkoba, udah gak termasuk anak yang baik pak,
mikir apa-apa lagi rasanya. buktinya orang tua saya sangat
(Wawancara 2 Juni 2015) sayang dengan saya, saya gak
pernah membuat ulah baik di
Selanjutnya informan AJ rumah maupun di sekolah,
cuma belakangan ini memang
menuturkan sebagai berikut : kedua orang tua saya sering
ribut makanya saya jadi gak
Saya pakai narkoba pertama betah dirumah, saya lebih
kali waktu saya masih duduk di banyak menghabiskan waktu
SMA kelas XI, sekitar akhir bersama teman-teman saya.
tahun 2014, awal saya kenal Disaat itulah saya terbujuk oleh
dan memakai narkoba di ajak teman-teman saya untuk
sama tetangga saya yang sudah mengkonsumsi narkoba,
kerja kapal umurnya kurang katanya sih kalo pakai narkoba
lebih dengan sayalah pak, dulu semua masalah bisa
kami pernah satu SMP tapi dilupakan. (Wawancara 2 Juni
kawan saya lebih memilih untuk 2015)
bekerja ikut orang tuanya kerja
kapal ikan dari pada Berikutnya informan EK
melanjutkan sekolah ke SMA,
waktu itu teman saya menyampaikan sebagai berikut :
menawarkan sesuatu bentuknya
berupa rokok lintingan tapi bau pertama kali saya tahu
asapnya aneh tidak seperti bau narkoba dari teman sekekolah
asap rokok yang selama ini saya, waktu saya SMA, kalau
saya hisap, belakangan saya tidak salah pertengahan tahun
tau itu cimeng (ganja), katanya 2013. Dulu pertama kali saya
kalo hisap cimeng (ganja) pakai ganja namun sekitar 1
fikiran jadi tenang dan happy. tahun belakangan ini baru saya
(Wawancara 2 Juni 2015) mengenal dan menggunakan
shabu-shabu. (sumber :
Lalu penulis menanyakan wawancara 3 Juni 2015)

kepada informan AJ tentang seberapa


45

Lalu penulis menanyakan Lalu penulis menanyakan

kepada informan EK tentang seberapa kepada informan DW tentang seberapa

besar faktor kepribadian besar faktor kepribadian

mempengaruhi EK sehingga EK mempengaruhi DW sehingga DW

terjerumus dalam penyalahgunaan terjerumus dalam penyalahgunaan

narkoba? Informan EK menuturkan narkoba? Informan DW menuturkan

sebagai berikut : sebagai berikut :

mungkin karena saya


sebagai anak muda saya tergolong masih muda jadi
penasaran dan ingin coba-coba belum bisa mengontrol emosi
saja, saya ingin tahu saya bang, cara berfikir saya
bagaimana rasanya narkoba, masih terlalu sempit sehingga
dan ternyata asik. Saya merasa saya maunya secara instans aja
lebih percaya diri, pikiran juga dalam menghadapi masalah
tenang saya juga merasa tanpa mempertimbangkan
bersemangat walaupun tidak dampak buruknya
makan sehari. Saat pertama mengkonsumsi narkoba, yang
mengkonsumsi perasaan masih ada dalam benak saya pada
biasa saja, lama-kelamaan saat itu hanya ingin melupakan
sudah terasa enak dan akhirnya masalah yang ada saja,.
sampai ketagihan. (Wawancara 4 Juni 2015)
(Wawancara 3 juni 2015)

Selanjutnya informan DW Selanjutnya informan YN


mengutarakan sebagai berikut :
menuturkan sebagai berikut :
awalnya waktu itu kondisi
keluarga saya yang broken pertama kali saya tahu
home membuat saya stres, saya narkoba dari teman sekitar
pingin cari hiburan untuk rumah saya, kalau tidak salah
melupakan masalah yang pertengahan tahun 2012. Dulu
sedang saya hadapi dan pertama kali saya pakai ganja
akhirnya saya memilih untuk namun sekitar 2 tahun
pergi ke diskotik untuk cari belakangan ini saya mengenal
hiburan dan ditempat itulah dan mengkonsumsi shabu-
saya pertama kali shabu. (wawancara 5 Juni
mengkonsumsi inek yang saya 2015)
beli di diskotik tersebut.
(Wawancara 4 Juni 2015)
46

Lalu penulis menanyakan Kemudian penulis kembali

kepada informan YN tentang seberapa menanyakan kepada informan HK

besar faktor kepribadian tentang seberapa besar faktor

mempengaruhi YN sehingga YN kepribadian mempengaruhi HK

terjerumus dalam penyalahgunaan sehingga HK terjerumus dalam

narkoba? Informan YN menuturkan penyalahgunaan narkoba? Informan

sebagai berikut : HK menuturkan sebagai berikut :

maklumlah bang saya kan sebetulnya saya takut


masih muda jadi masih labil menggunakan narkoba bang,
sehingga saya mudah saya takut ditangkap aparat
terpengaruh ajakan teman- seperti berita di TV, cuma ya
teman saya. pada dasarnya itu tadi karena tiap hari
saya memakai narkoba karena ditawari terus sama kawan
ajakan teman-teman saya lama kelamaan saya luluh juga,
karena hampir semua teman katanya kalo pake narkoba
saya pemakai narkoba, saya tak badan jadi ringan dan lebih
enak dengan mereka kalau saya bersemangat, maklumlah bang
enggak ikut mengkonsumsi saya masih muda dan masih
narkoba nanti saya dibilang labil makanya jadi mudah
enggak setia kawan. terpengaruh. (Wawancara 6
(Wawancara 5 juni 2015) juni 2015)

Selanjutnya informan HK
Dari hasil wawancara terhadap
menuturkan sebagai berikut :
informan dapat disimpulkan bahwa
saya mengkonsumsi narkoba
sejak saya tamat sekolah, faktor kepribadian merupakan salah
pertama kali saya mengenal
narkoba dari tetangga saya satu faktor penyebab remaja
yang kebetulan seorang
pengedar, saya ditawari terus menggunakan narkoba, hal ini
tiap hari, lama kelamaan saya
jadi tergiur dan penasaran sebagaimana diutarakan oleh beberapa
makanya saya coba
memakainya dan akhirnya jadi informan yang menyatakan bahwa rasa
ketagihan. (wawancara 6 Juni
2015) ingin tahu dan kepribadian yang masih

labil membuat seseorang penasaran


47

untuk mengkonsumsi narkoba. Namun antar anggota keluarga, atau

dari sebalik itu dari hasil wawancara peselisihan antar anggota keluarga bisa

yang dilakukan terhadap informan memicu perilaku negatif pada remaja

menyatakan bahwa karena faktor yang salah satunya adalah

ajakan temanlah yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba yang

para informan tergiur untuk dilakukan oleh remaja.

mengonsumsi narkoba tersebut, artinya Berikut petikan hasil wawancara

kalau sekiranya tidak karena pengaruh terhadap informan berkaitan dengan

ajakan teman mereka tidak menjadi Faktor Keluarga yang menjadi salah

penasaran dan tidak terpegaruh untuk satu faktor penyebab penyalahgunaan

mengkonsumsi narkoba.. narkoba di kalangan remaja, sebagai

b. Faktor Keluarga berikut :

Faktor internal yang kedua yang Penulis menanyakan kepada

mempengaruhi remaja melakukan informan tentang bagaimana hubungan

penyalahgunaan narkoba adalah faktor keseharian informan dengan

Keluarga. Seperti kita ketahui bersama keluarganya? dan apakah Faktor

bahwa keluarga merupakan unit sosial Keluarga menjadi penyebab terjadinya

yang paling kecil dalam masyarakat. penyalahgunaan narkoba?, berikut

Meskipun demikian, peranannya besar penuturan AH :

sekali terhadap perkembangan sosial, saya tidak ada masalah


dengan keluarga saya, dan
terlebih pada awal-awal perkembangan selama ini keluarga kami baik-
baik saja, bahkan jarang sekali
yang menjadi landasan bagi saya mendengar keributan di
keluarga kami dari sejak saya
perkembangan seluruh anggota kecil, keluarga kami akur-akur
aja bang. Kalau masalah
keluarga. Tidak adanya komunikasi kelurga bukan menjadi
penyebab saya mengkonsumsi
48

narkoba bang .(Wawancara 2 diperhatikan oleh kedua orang


Juni 2015) tua saya, bahkan saya harus
hidup mandiri untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saya.
Saya betul-betul frustasi dan
Selanjutnya informan AJ
stres melihat kondisi keluarga
saya saat ini, saya merasa tidak
menuturkan sebagai berikut :
punya tempat mengadu,
makanya saya menggunakan
saya dengan keluarga akur-
narkoba untuk menenangkan
akur aja bang, bahkan orang
fikiran saya. Jadi faktor
tua kami sangat menyayangi
keluargalah saya menjadi
anak-anaknyi, keluarga kami
seperti ini bang. (Wawancara
sangat bahagia dan jarang
4 Juni 2015)
sekali ada keributan dirumah,
jadi menurut saya faktor
Selanjutnya informan YN
keluaga sama sekali tidak
mempengaruhi saya untuk
menuturkan sebagai berikut :
mengkonsumsi narkoba.
(Wawancara 2 Juni 2015)
saya gak ada masalah sama
Berikutnya informan EK sekali dengan keluarga bang,
bahkan dilingkungan komplek
menyampaikan sebagai berikut : tempat kami tinggal keluarga
kami termasuk keluarga
hubungan saya dengan terpandang dan jarang sekali
keluarga gak ada masalah terlibat cek-cok baik didalam
sama sekali, meskipun saya keluarga kami maupun dengan
tidak serumah dengan orang tetangga sekitar. Jadi kalau
tua saya, kami sering masalah kelurga bukan menjadi
berkomunikasi via handphone, penyebab saya mengkonsumsi
bahkan orang tua saya sering narkoba bang. (wawancara 5
mengunjungi saya untuk Juni 2015)
melihat kondisi saya. Jadi kalau
Selanjutnya informan HK
masalah keluarga sama sekali
tidak menjadi penyebab saya
menuturkan sebagai berikut :
menggunakan narkoba.
(sumber : wawancara 3 Juni
hubungan saya dengan
2015)
keluarga baik-baik saja, dalam
keluarga justru saya ikut
Selanjutnya informan DW membantu orang tua dalam
mengutarakan sebagai berikut : mencari nafkah karena memang
kami dari keluarga yang pas-
hubungan saya dengan pasan dalam memenuhi
keluarga kurang baik bang kebutuhan sehari-hari. Jadi
semenjak orang tua saya bukan faktor keluarga yang
bercerai sekitar 2 tahun yang menyebabkan saya
lalu, saya merasa kurang
49

mengkonsumsi narkoba. c. Faktor Ekonomi


(wawancara 6 Juni 2015)
Selanjutnya salah satu faktor
Dari hasil wawancara dengan
internal yang menyebabkan terjadinya
seluruh informan dapat disimpulkan
penyalahgunaan narkoba dikalangan
bahwa faktor keluarga menjadi salah
remaja adalah karena faktor ekonomi.
satu faktor penyebab terjadinya
Kondisi keuangan seseorang yang
penyalahgunaan narkoba di kalangan
serba berkecukupan sering
remaja, hal ini sebagaimana hasil
disalahgunakan oleh remaja dengan
analisa wawancara terhadap informan
mengikuti gaya hidup yang tidak baik
DW. Kondisi keluarga yang kurang
yang salah satunya dengan mencari
harmonis menyebabkan DW
kesenangan dengan cara
melakukan penyalahgunaan narkoba,
mengkonsumsi narkoba, begitu
keluarga DW merupakan keluarga yang
sebaliknya kondisi keuangan yang
broken home, sehingga karena tidak
serba kekurangan serta ditambah
adanya rasa nyaman dikeluarganya
sulitnya mencari pekerjaan
membuat DW mengkonsumsi narkoba
menimbulkan keinginan seseorang
dengan tujuan ingin melupakan
untuk bekerja menjadi pengedar
masalah yang ada dengan
narkoba, dengan tujuan disamping
mengkonsumsi narkoba, sehingga
dapat ikut menikmati narkoba itu
penulis menyimpulkan bahwa kondisi
sendiri, dan juga mendapat imbalan
keluarga yang kurang harmonis
dari hasil menjadi pengedar narkoba.
menjadi salah satu penyebab terjadinya
Berikut petikan hasil wawancara
penyalahgunaan narkoba di kalangan
terhadap informan berkaitan dengan
remaja.
Faktor ekonomi yang menjadi salah
50

satu faktor penyebab penyalahgunaan saya untuk minta uang sama


orang tua saya meskipun saya
narkoba di kalangan remaja, sebagai harus berbohong. Pokoknya
kalau kawan-kawan ngajak
berikut : pakai (narkoba maksudnya)
mulailah saya minta uang sama
Penulis menanyakan kepada orang tua dengan alasan untuk
keperluan sekolah pasti
informan tentang bagaimana kondisi langsung dikasih.
(Wawancara 2 Juni 2015)
ekonomi keluarga?, serta kaitannya
Berikutnya informan EK
dengan penyalahgunaan narkoba yang
menyampaikan sebagai berikut :
dilakukannya, berikut penuturan AH :
keluarga saya termasuk
kondisi ekonomi keluarga keluarga yang mampu bang,
saya tergolong mampu bang, tapi untuk membeli narkoba
orang tua saya selalu jarang saya meminta sama
memberikan uang kepada saya orang tua saya karena saya
jika saya memintanya, apalagi udah kerja bang dan gaji
saya merupakan anak tunggal sayapun hanya untuk keperluan
yang selalu disayang oleh saya sendiri, jadi kalau untuk
orang tua saya, sehingga untuk membeli narkoba saya gak
membeli narkoba saya tidak merasa kesulitan uang. Kalau
begitu kesulitan, makanya kawan-kawan ngajak baru saya
kalau teman-teman saya pakai bang, saya jarang pakai
mengajak untuk menggunakan sendirian,. (sumber :
narkoba saya selalu mau wawancara 3 Juni 2015)
karena saya punya uang untuk
membeli barang tersebut.
Selanjutnya informan DW
(Wawancara 2 Juni 2015) mengutarakan sebagai berikut :

kondisi ekonomi keluarga


Selanjutnya informan AJ saya termasuk cukuplah bang,
gak terlalu kaya gak juga
menuturkan sebagai berikut : miskin-miskin amat. Tapi saya
sudah terbiasa hidup mandiri
untuk masalah kondisi sejak saya tidak bersekolah
ekonomi, keluarga saya cukup lagi. Saat ini saya sudah
mampu bang, orang tua saya bekerja dan saya sudah punya
selalu memenuhi semua uang sendiri tanpa harus
kebutuhan saya, termasuk kalau meminta kepada orang tua
saya minta uang pasti langsung saya. Kalau masalah pakai
dikasih. Pokoknya setiap saya narkoba paling kalau diajak
ingin membeli narkoba saya sama kawan-kawan aja baru
tidak kesulitan, ada saja cara saya pakai (narkoba
51

maksudnya), kalau untuk untuk berhenti menggunakan


membeli barang tersebut gak narkoba. (wawancara 6 Juni
kesulitan saya bang, kalaupun 2015)
lagi gak ada uang paling saya
dan kawan-kawan belinya Dari hasil wawancara dengan
patungan . (Wawancara 4 Juni
2015) seluruh informan dapat disimpulkan

Selanjutnya informan YN bahwa faktor ekonomi juga menjadi

menuturkan sebagai berikut : salah satu faktor penyebab terjadinya

alhamdulillah keluarga saya penyalahgunaan narkoba di kalangan


tergolong mampu bang, kalau
untuk mendapatkan narkoba remaja. Kondisi ekonomi keluarga
gak sulitlah yang penting ada
uang saja, ya itulah bang kalau yang mampu membuat remaja mudah
sudah pegang uang pada saat
kawan-kawan ngajak untuk tergoda untuk mengkonsumsi narkoba,
pakai narkoba saya selalu gak
bisa menolaknya. (wawancara namun sebaliknya kondisi ekonomi
5 Juni 2015)
yang kurang mampu pun dapat menjadi
Selanjutnya informan HK
penyebab remaja menyalahgunakan
menuturkan sebagai berikut :
narkoba, hal ini sebagaimana hasil
kondisi ekonomi keluarga
saya tergolong pas-pasan bang, analisa wawancara terhadap informan
bayangin aja bang bapak saya
cuma sopir angkot dan ibu saya HK, yang mana HK disamping menjadi
jualan sayuran dipasar, paling
penghasilan orang tua hanya pecandu narkoba, ia juga ikut andil
cukup buat makan dan untuk
bayar sekolah adik-adik saya. dalam bisnis peredaran narkoba dengan
Awalnya saya hanya pemakai
saja tapi lama kelamaan sudah mencari kurir narkoba dengan tujuan
kecanduan, terkadang kalau
saya gak ada uang untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis
membeli barang tersebut saya
mau aja bantuin bandar dengan tersebut.
menjadi kurir, disamping saya
dapat upah uang dari situ, saya
juga sering dapat barang 2. Faktor Eksternal
(narkoba) gratis, tapi sekarang
saya gak berani bang karena Faktor Eksternal yakni faktor
sudah banyak yang ketangkap
makanya saya memutuskan yang berasal dari luar seseorang /
52

remaja yang mempengaruhi terjadinya narkoba di kalangan remaja, sebagai

penyalahgunaan narkoba. Adapun berikut :

Faktor Eksternal itu sendiri terdiri dari Penulis menanyakan kepada

: Faktor Pergaulan Dan Faktor informan tentang bagaimana pergaulan

Lingkungan. keseharian dengan teman sebaya?, serta

a. Faktor Pergaulan kaitannya dengan penyalahgunaan

narkoba yang dilakukannya, berikut


Faktor Eksternal yang
penuturan AH :
mempengaruhi remaja melakukan
kawan-kawan saya rata-rata
penyalahgunaan narkoba salah satunya pemakai narkoba bang,
awalnya saya diejek-ejek waktu
adalah karena faktor pergaulan, dimana saya menolak ajakan kawan
untuk menggunakan narkoba,
pergaulan dengan teman sebaya yang saya sering disebut gak gaul
lah, gak setia kawan lah, lama
tidak terkontrol dan menyimpang dari kelamaan saya jadi
terpengaruh juga menggunakan
norma-norma yang berlaku di narkoba. (Wawancara 2 Juni
2015)
masyarakat dapat mengakibatkan
Selanjutnya informan AJ
remaja melakukan penyalahgunaan
menuturkan sebagai berikut :
narkoba. Terlebih bagi remaja yang
pergaulan saya dengan teman
memiliki mental yang masih labil akan sebaya kurang baik, karena
banyak teman sebaya saya yang
mudah terpengaruh melakukan hal-hal menggunakan narkoba
contohnya pertama kali saya
negatif yang salah satunya adalah menggunakan narkoba dari
ajakan teman sebaya saya
dengan menyalahgunakan narkoba. dekat tempat tinggal saya, saya
tak enak untuk menolaknya
Berikut petikan hasil wawancara nanti dibilang gak setia kawan
bang, makanya saya jadi
terhadap informan berkaitan dengan terpengaruh untuk
menggunakan narkoba.
Faktor pergaulan yang menjadi salah (Wawancara 2 Juni 2015)

satu faktor penyebab penyalahgunaan


53

Berikutnya informan EK narkoba, karena kata teman


saya kalau tidak pernah coba
menyampaikan sebagai berikut : pakai narkoba katanya sih gak
gaul bang. (wawancara 5 Juni
teman sebaya saya hampir 2015)
rata rata semuanya
menggunakan narkoba, kata Selanjutnya informan HK
mereka sih bukan anak zaman
sekarang kalau belum tau menuturkan sebagai berikut :
rasanya narkoba, makanya tuh
bang saya pakai narkoba pergaulan saya dengan teman
awalnya sih cuma mau tau apa sebaya saya menurut saya
rasanya tapi lama kelamaan kurang baik, karena teman
saya keenakan dan menjadi sebaya saya banyak yang
ketagihan. (wawancara 3 Juni terjerumus ke dalam
2015) penyalagunaan narkoba,
makanya itu saya pun jadi ikut-
ikutan pakai narkoba. Awal
Selanjutnya informan DW saya pakai narkoba dikasih
mengutarakan sebagai berikut : sama teman saya, jujur aja
bang untuk beli narkoba saya
walau pun teman-teman saya gak mampu, tapi karena
banyak yang perempuan tapi keseringan dikasih narkoba
teman saya banyak juga yang lama-lama saya jadi kecanduan
mengkonsumsi narkoba, awal makanya itu saya jadi kurir
pertama saya menggunakan narkoba biar saya bisa dapat
narkoba dari ajakan teman barang gratis dan juga dapat
saya, waktu itu saya lagi ada uang dari situ. (wawancara 6
masalah di keluarga saya, Juni 2015)
fikiran saya lagi gak karuan
terus teman saya ngajak ke Dari hasil analisa wawancara
tempat hiburan malam dan
mengajak saya untuk pakai terhadap seluruh informan dapat
ekstasi katanya sih bisa
ngelupain masalah-masalah disimpulkan bahwa sebagian besar
yang saya hadapi.
(Wawancara 4 Juni 2015) terjadinya penyalahgunaan narkoba

Selanjutnya informan YN disebabkan oleh faktor pergaulan, yang

menuturkan sebagai berikut : mana remaja melakukan

pegaulan keseharian dengan penyalahgunaan narkoba dikarenakan


teman sebaya baik-baik aja
bang, ya walau pun teman- ajakan dari teman sebayanya.
teman saya hampir semua
pencandu narkoba makanya itu Kekhawatiran seseorang ditinggalkan
saya pun jadi ikut pakai
54

oleh teman sebayanya dan keseringan Faktor Sosial / Masyarakat yang

disebut tidak setia kawan membuat menjadi salah satu faktor penyebab

remaja mudah terpengaruh untuk penyalahgunaan narkoba di kalangan

menggunakan narkoba, hal ini remaja, sebagai berikut :

sebagaimana hasil analisa wawancara Penulis menanyakan kepada

terungkap bahwa seluruh informan informan tentang bagaimana kondisi

menyatakan bahwa karena masyarakat disekitar tempat tinggal

pergaulanlah yang menyebabkan Saudara? Apakah kondisi sosial /

mereka terjerumus dalam masyarakat menyebabkan anda

penyalahgunaan narkoba. melakukan penyalahgunaan narkoba,

b. Faktor Sosial /Masyarakat berikut penuturan AH :

Lingkungan masyarakat yang kondisi masyarakat


dilingkungan tempat tinggal
baik terkontrol dan memiliki organisasi saya baik-baik saja, dan dalam
keseharian saya juga jarang
yang baik akan mencegah terjadinya terlibat dalam kegiatan yang
diadakan oleh masyarakat
penyalahgunaan narkoba, dan dilingkungan tempat tinggal
saya, saya lebih suka
sebaliknya jika lingkungan sosial / berkumpul dengan kawan-
kawan saya yang tinggal diluar
masyarakat yang kurang baik dan tempat tinggal saya, jadi
menurut saya kondisi
kurangnya kepedulian dari masyarakat masyarakat dilingkungan
tempat saya tinggal tidak
dilingkungan sekitar membuat remaja mempengaruhi saya
menggunakan narkoba.
makin bebas melakukan hal-hal yang (Wawancara 2 Juni 2015)

negatif seperti penyalahgunaan Selanjutnya informan AJ

narkoba. menuturkan sebagai berikut :

Berikut petikan hasil wawancara kalau masalah kondisi


masyarakat dilingkungan
terhadap informan berkaitan dengan tempat tinggal saya gak ada
masalah bang, bahkan
55

dilingkungan tempat tinggal tempat saya tinggal tidak


kami sering mengadakan mempengaruhi saya
kegiatan yang positif seperti menggunakan narkoba, saya
gotong royong, masyarakat lebih suka pakai (narkoba) di
tidak begitu tahu kalau saya luar tempat tinggal saya.
menggunakan narkoba karena (Wawancara 4 Juni 2015)
dalam keseharian saya
tergolong remaja yang aktif Selanjutnya informan YN
bila ada kegiatan-kegiatan di
kampung, jadi menurut saya menuturkan sebagai berikut :
kondisi sosial/masyarakat tidak
menjadi faktor yang membuat kondisi masyarakat di tempat
saya mengkonsumsi narkoba. saya tinggal cuek-cuek aja
(Wawancara 2 Juni 2015) bang, yang penting jangan ada
keributan amanlah tuh,
Berikutnya informan EK menurut saya kondisi
masyarakat yang seperti ini
menyampaikan sebagai berikut : dapat mempengaruhi terjadinya
penyalahgunaan narkoba di
masyarakat di komplek tempat kalangan remaja, karena
saya tinggal cuek-cuek aja sebagai remaja kami merasa
bang, yang penting tidak ada bebas menggunakan narkoba di
keributan tidak ada masalah, lingkungan tempat tinggal saya,
dan sampai dengan saat ini yang penting asal jangan ribut-
kondisi lingkungan tempat saya ribu aja. (wawancara 5 Juni
tinggal aman-aman aja, hal 2015)
inilah yang mungkin juga
mempengaruhi penyalahgunaan Selanjutnya informan HK
narkoba kurang menjadi
perhatian dimasyarakat, menuturkan sebagai berikut :
sehingga selaku remaja kami
merasa bebas menggunakan kondisi masyarakat
narkoba di lingkungan tempat dilingkungan tempat tinggal
tinggal saya. (wawancara 3 saya baik-baik saja dan jarang
Juni 2015) sekali ada keributan dan tindak
kejahatan karena setiap malam
secara bergiliran masyarakat
Selanjutnya informan DW melakukan ronda malam untuk
mengutarakan sebagai berikut : menjaga keamanan lingkungan,
jadi menurut saya kondisi
kondisi masyarakat masyarakat dilingkungan
dilingkungan tempat tinggal tempat saya tinggal tidak
saya baik-baik saja, saya lebih mempengaruhi saya
suka berkumpul dengan kawan- menggunakan narkoba, karena
kawan saya yang tinggal diluar saya juga gak pernah
tempat tinggal saya, kalau menggunakan narkoba di
menurut saya kondisi lingkungan tempat saya
masyarakat dilingkungan
56

tinggal. (wawancara 6 Juni Indonesia sudah darurat narkoba. Kota


2015)
Tanjungpinang sudah merupakan
Dari analisa hasil wawancara
sasaran peredaran narkoba, dan seperti
terhadap informan di atas, dapat
kita ketahui bahwa Kota
disimpulkan bahwa penyalahgunaan
Tanjungpinang berbatasan langsung
narkoba di kalangan remaja juga
negara tetangga, sehingga Kota
dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Tanjungpinang merupakan salah satu
sosial / masyarakat, hal ini
daerah sasaran peredaran narkoba.
sebagaimana hasil analisa wawancara
Badan Narkotika Nasional (BNN)
yang dilakukan terhadap informan
merilis, Provinsi Kepulauan berada di
EK dan YN. Kondisi lingkungan
peringkat ke-3 pengguna narkoba
sosial masyarakat yang cenderung
terbanyak dan paling aktif di Indonesia,
kurang peduli dengan kondisi
dan untuk Kota Tanjungpinang sendiri
lingkungan sekitar menyebabkan
menempati urutan ke 2 pengguna
remaja merasa bebas dan lebih leluasa
narkoba terbanyak se-Provinsi
melakukan hal-hal yang negatif salah
Kepuluan Riau setelah Kota Batam.
satunya dengan melakukan
Kebanyakan pemakainya adalah di usia
penyalahgunaan narkoba.
yang relatif masih tergolog muda.
B. Pembahasan Faktor-Faktor
Rata-rata pengguna narkoba antara usia
Penyebab Remaja Melakukan
16-30 tahun. Keadaan ini sungguh
Penyalahgunaan Narkoba
sangat memprihatinkan dan
Penyalahgunaan narkoba
mengkhawatirkan, apalagi para
dikalangan beberapa tahun ini
pelakunya sebagian besar adalah
meningkat pesat, bahkan Pemerintah
generasi muda yang diharapkan
Pusat telah menyatakan bahwa saat ini
57

menjadi pewaris dan penerus tua, maupun muda bahkan sudah tidak

perjuangan bangsa di masa depan. mengenal profesi apapun itu semua

Tindakan penyalahgunaan sudah masuk pada sebuah lingkaran

narkoba merupakan suatu bentuk setan hal ini sangat meresahkan

penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat karena merupakan

seseorang atau kelompok terhadap nilai ancaman yang sangat berbahaya bukan

dan norma atau peraturan perundang- hanya untuk terhadap masyarakat akan

undangan yang berlaku di masyarakat. tetapi juga menjadi ancaman yang

Kita tahu bahwa perilaku menyimpang sangat serius bagi sebuah negara

merupakan tindakan yang tidak karena berpotensi merusak tatanan

dikehendaki oleh masyarakat karena bernegara selain itu juga bisa merusak

telah melanggar norma atau aturan- generasi bangsa.

aturan yang berlaku. Namun tetap saja Dalam kenyataannya, baik

perilaku menyimpang itu ada dalam dirasakan atau tidak tetapi sangat jelas

masyarakat. bahwa banyak permasalahan yang

Berdasarkan wawancara ditimbulkan dari penyalahgunaan

terhadap keenam informan terlihat narkoba yang tidak sesuai dengan

bahwa penyimpangan sosial yaitu aturan serta prosedur yang telah

penyalahgunaan narkoba yang sudah ditetapkan oleh pemerintah baik

menjadi sesuatu yang sangat melalui peraturan perundang -

memprihatinkan karena peredarannya undangan serta peraturan pemerintah

sudah merebak ke mana-mana tanpa sudah sangat

memandang bulu, baik kalangan atas parah, hal ini terjadi di karenakan

hingga kalangan bawah, anak-anak, karena beberapa faktor yang senantiasa


58

selalu menjadi penunjang dalam 1. Faktor Kepribadian

penyalahgunaan narkoba tersebut. Rasa ingin tahu adalah

Meskipun demikian kebutuhan setiap individu yang berasal

penyalahgunaannyapun masih terus dari kepribadian seseorang, terutama

dilakukan, bahkan terkesan adanya bagi generasi muda dimana salah satu

kecenderungan peningkatan sampai sifatnya adalah ingin mencoba hal-hal

dengan saat ini. yang baru. Demikian juga dengan

Kasus penyalahgunaan narkoba faktor penyebab penyalahgunaan

yang terjadi di lingkungan masyarakat narkoba sebagian besar diawali dengan

mengalami peningkatan dari tahun ke rasa ingin tahu terhadap narkoba yang

tahun. Adapun faktor-faktor yang oleh mereka dianggap sebagai sesuatu

menyebabkan terjadinya yang baru dan kemudian mencobanya,

penyalahgunaan narkoba di kalangan akibat ingin tahu itulah akhirnya

remaja disebabkan oleh beberapa faktor menjadi pemakai tetap yang kemudian

baik faktor internal seperti : faktor pemakai yang tergantung. Hal ini

kepribadian, faktor keluarga serta sebagaimana hasil analisa wawancara

faktor ekonomi, disamping itu faktor terhadap informan yang menyatakan

eksternal seperti : faktor pergaulan dan bahwa karena kondisi kepribadian yang

faktor sosial / masyarakat juga sangat masih labil dan mudah terpengaruh

berpengaruh terhadap terjadinya sehingga beberapa informan terjerumus

penyalahgunaan narkoba di kalangan menggunakan narkoba.

remaja. Berikut pembahasan hasil Perasaan ingin tahu biasanya

analisa wawancara terhadap informan dimiliki oleh generasi muda pada umur

yang penulis sajikan sebagai berikut : setara siswa SD, SLTP, dan SLTA.
59

Bila di hadapan sekelompok anak pemicu sang anak menjadi pemakai,

muda ada seseorang yang hal tersebut disebabkan karena

memperagakan nikmatnya keluarga tersebut kacau balau.

mengkonsumsi narkotika dan Hubungan antara anggota keluarga

psikotropika, maka didorong oleh dingin, bahkan tegang atau

naluri alami anak muda, yaitu bermusuhan.

keingintahuan, maka salah seorang dari Komunikasi antara ayah, ibu,

kelompok itu akan maju mencobanya. dan anak-anak sering sekali

Selain didorong oleh keingintahuan, menciptakan suasana konflik yang

keberaniannya juga karena didesak tidak berkesudahan, dimana bahwa

oleh gejolak dalam jiwanya yang ingin penyebab konflik tersebut sangat

dianggap hebat, pemberani, dan beragam. Solusi semua konflik adalah

pahlawan di antara teman-teman komunikasi yang baik, penuh

sebayanya. pengertian, saling menghargai dan

menyayangi, serta ingin selalu


2. Faktor Keluarga
membahagiakan.
Banyak pengguna narkoba yang
Interaksi antara orang tua
berasal dari keluarga yang tidak
dengan anak tidak cukup hanya
harmonis. Keluarga seharusnya
berdasarkan niat baik. Cara
menjadi wadah untuk menikmati
berkomunikasi juga harus baik.
kebahagiaan dan curahan kasih sayang,
Masing-masing pihak harus memiliki
wahana silih asih, silih asah, dan silih
kesabaran untuk menjelaskan isi
asuh. Namun pada kenyataannya,
hatinya dengan cara yang tepat. Banyak
keluarga sering sekali justru menjadi
sekali konflik di dalam rumah tangga
60

yang terjadi hanya karena salah paham disebabkan gaya hidup serta karena

atau kekeliruan berkomunikasi. tuntutan hidup yang semakin sulit.

Kekeliruan kecil itu, dapat berakibat Sebagian masyarakat pada umumnya

fatal, yaitu masuknya narkoba ke mempunyai kecenderungan untuk

dalam keluarga. hidup yang layak dan berkecukupan

Konflik didalam keluarga dapat padahal kesejahteraan yang dimiliki

mendorong anggota keluarga merasa cenderung dianggap tidak cukup untuk

frustasi, sehingga terjebak memilih memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

narkoba sebagai solusinya. Biasanya Salah satu contohnya adalah kasus HK,

yang paling rentan terhadap stres dimana HK tidak lagi sebagai

adalah anak, kemudian suami, dan istri pengkonsumsi saja tetapi juga sebagai

sebagai benteng terakhir. Beberapa pengedar, keinginan yang sangat kuat

faktor yang bersumber dari lingkungan untuk mengkonsumsi narkoba yang

keluarga yang dapat mempengaruhi dikarenakan sudah mengalami

seseorang atau individu tertentu terjun ketergantungan membuat seseorang

ke dalam lingkungan penyalahgunaan mudah terpedaya melakukan hal-hal

narkoba tersebut. Contoh pada kasus yang negatif.

yang dialami oleh DW.


Pada Kasus HK untuk
3. Faktor Ekonomi memenuhi hasrat mengkonsumsi
Dari hasil penelitian penulis narkoba HK mau menjadi kurir /
faktor ekonomi juga menjadi salah satu pengedar narkoba, dimana selain
faktor penyebab terjadinya kenikmatan yang HK peroleh HK juga
penyalahgunaan narkoba ini yang merasa kebutuhan ekonominya
dilakukan oleh remaja, hal ini terpenuhi dengan menjadi pengedar /
61

kurir narkoba, seperti kita ketahui dimusuhi masyarakat, maka pemakai

bahwa bisnis narkoba sangat membela dan ikut bersimpatik.

menggiurkan meskipun penjara adalah Sikap seperti itulah yang

taruhannya. menyebabkan remaja menjadi ikut-

ikutan. Contohnya awalnya hanya satu


4. Faktor Pergaulan
orang yang merokok, kemudian
Salah satu bentuk faktor
semuanya menjadi perokok. Setelah
pergaulan yang menyebabkan
semuanya merokok, satu orang mulai
terjadinya narkoba adalah karena
memakai ganja, lalu yang lainnya ikut
pergaulan yang dilakukan oleh
sehingga menjadi sekawanan pemakai
seseorang dengan teman-temannya
ganja. Setelah semua memakai ganja,
yang selalu memberikan kesempatan
satu orang memakai ecstacy, kemudian
pada mereka untuk mengenal narkoba
semuanya ikut, demikian seterusnya
ini sehingga motif coba-coba sampai
meningkat menjadi shabu-shabu dan
pada taraf ketagihan membuat mereka
pada akhirnya menjadi pemakai putaw.
senanatiasa untuk menyalahgunakan
Salah satu contoh kasus adalah kasus
narkoba.
AH, AJ, EK, DW dan YN
Perasaan setia kawan sangat
5. Faktor Sosial / Masyarakat
kuat dimiliki oleh remaja. Jika tidak
Lingkungan masyarakat yang
mendapatkan penyaluran yang positif,
terkontrol dan memiliki organisasi
sifat positif tersebut dapat berbahaya
yang baik akan mencegah terjadinya
dan menjadi negatif. Bila temannya
penyalahgunaan narkoba, dan
memakai narkoba, maka individu
sebaliknya jika lingkungan sosial /
tersebut ikut juga memakai. Bila
masyarakat yang kurang baik dan
temannya dimarahi orang tuanya atau
62

kurangnya kepedulian dari masyarakat mempunyai kesibukan yang positif

dilingkungan sekitar membuat remaja agar tidak mempunyai kesempatan

makin bebas melakukan hal-hal yang untuk melakukan hal-hal yang negatif

negatif seperti penyalahgunaan khususnya dalam hal penyalahgunaan

narkoba. Kepedulian masyarakat narkoba.

terhadap kondisi lingkungan sangat Selain dari pada masyarakat

dibutuhkan guna mencegah terjadinya diharapkan dapat melaporkan kepada

penyalahgunaan narkoba di kalangan Badan Narkotika Nasional Kota

remaja. Partisipasi dalam bentuk Tanjungpinang apabila ada anggota

kepedulian dari masyarakat sangat masyarakat yang menjadi

diharapkan guna menjaga korban/pecandu narkoba, agar Badan

lingkungannya agar terhindar Narkotika Nasional dapat membantu

terjadinya perilaku menyimpang yang penyembuhan melalui program

dilakukan oleh remaja khususnya rehabilitasi. Pembiaran terhadap

terkait penyalahgunaan narkoba. Salah korban/pecandu narkoba dapat

satu contoh pada kasus EK dan mengakibatkan kondisi si

YN. korban/pecandu lebih parah lagi seperti

gila dan bahkan menyebabkan


Masyarakat diharapkan dapat
kematian.
berperan aktif untuk mencegah
BAB V
penyalahgunaan narkoba
PENUTUP
dilingkungannya, dengan cara
A. Kesimpulan
melakukan kegiatan kegiatan yang

positif dan melibatkan para remaja,

sehingga diharapkan remaja


63

Berdasarkan uraian di atas, remaja adalah disebabkan karena faktor

maka penulis dapat menarik pergaulan, dimana karena pergaulan

kesimpulan sebagai berikut: yang terlalu bebas dan tidak terkontrol

menyebabkan remaja hilang kendali


Secara garis besar faktor yang
sehingga mudah terpengaruh dengan
menyebabkan terjadinya
mengkonsumsi narkoba. Selain itu
penyalahgunaan narkoba di kalangan
kondisi kepribadian remaja yang
remaja terdiri dari faktor internal
tergolong masih labil sehingga remaja
maupun faktor eksternal. Faktor
mudah terbujuk untuk
internal, yakni faktor yang berasal dari
menyalahgunakan narkoba tanpa
diri seseorang, dimana faktor internal
memikirkan dampak buruk dari
itu sendiri terdiri dari : Faktor
narkoba itu sendiri.
Kepribadian, Faktor Keluarga serta
B. Saran
Faktor Ekonomi. Selanjutnya Faktor
Dengan melihat kondisi
Eksternal, yakni faktor yang berasal
obyektif masyarakat itu sendiri yang
dari luar seseorang / remaja yang
ada hari ini, maka penulis
mempengaruhi terjadinya
menyarankan sebagai berikut:
penyalahgunaan narkoba. Adapun

Faktor Eksternal itu sendiri terdiri dari 1. Diharapkan peran orang tua untuk

: Faktor Pergaulan Dan Faktor Sosial / lebih mengawasi dan membimbing

Masyarakat. anggota keluarganya, serta lebih

Dari beberapa faktor tersebut meluangkan waktunya untuk selalu

yang terlihat paling dominan yang berada disisi anak-anaknya dalam

menyebabkan terjadinya kondisi apapun, sehingga remaja

penyalahgunaan narkoba di kalangan tidak terjerumus melakukan hal-


64

hal yang menyimpang terutama 3. Diharapkan pihak BNN lebih

melakukan penyalahgunaan meningkatkan pengawasan dan

narkoba. menindak tegas para pelaku

2. Masyarakat hendaknya melakukan kejahatan narkoba yang dapat

kegiatan yang positif dan berguna merusak generasi bangsa, serta

agar remaja tidak terlibat dalam lebih meningkatkan pemahaman-

kasus penyalahgunaan narkoba pemahaman kepada masyarakat

serta memperdalam iman dan akan bahaya penyalahgunaan

taqwa guna ketahanan diri dalam narkoba.

menghadapi dan memecahkan

permasalahan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta, Rineka Cipta.
Alifia, U, 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. PT Bengawan Ilmu, Semarang.
Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya. Ganeca Exact. Bandung
Darman, Flavianus. Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba. Visimedia, Jakarta.
2006.
Kartini Kartono. 1992. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Rajawali Press, Jakarta

Libertus Jehani & Antoro dkk. 2006. Mencegah Terjerumus Narkoba. Visimedia.
Jakarta

Moh. Taufik Makaro, Suhasril dan Moh. Zakky. 2005. Tindak Pidana Narkotika.
Ghalia Indonesia. Bogor.

Simanjuntak, B. 1981. Pengantar Kriminologi dan Pantologi sosial, Tarsino,


Bandung.
65

Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Soedjono Dirdjosisworo, 1986. Hukum Narkotika Indonesia. Bandung.
Siahaan, Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang Pendekatan Sosiologi. Jakarta. PT Indeks.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Refika Aditama.
Sadhi Astuti,Made. 2003. Hukum Pidana Anak dan Perlindungan Anak. Malang.
Universitas Negeri Malang
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Cetakan ke-17.
Bandung. Alfabeta.
Soetomo. 2013. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Umar, Husain. 2002. Metode Riset Komunikasi dan Organisasi. Jakarta. PT.Gramedia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 1995. Metodologi Penelitian Sosial.
Bandung, Bumi Aksara.

DOKUMEN
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, 1997,
Asa Mandiri. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009, Asa
Mandiri. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang Nomor 3 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi
dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai