Anda di halaman 1dari 129

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu hal

fisiologis yang akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya

Kehamilan merupakan suatu proses yang perlu mendapat

perhatian agar dapat berlangsung dengan normal hingga masa

persalinan dan nifas.


Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

merupakan indikator yang paling penting untuk melakukan

penilaian kemampuan suatu negara untuk menyelenggarakan

pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang obstetri.


Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

dan data Biro Pusat Statistik (BPS) angka kematian ibu dalam

kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa

per tahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit

karena komplikasi kehamilan dan persalinannya. Sedangkan angka

kematian bayi di Indonesia pada tahun 2007, 2-5 kali lebih tinggi

yaitu mencapai 34 orang per 1000 kelahiran hidup atau 2 kali lebih

besar dari target WHO yaitu sebesar 15% per kelahiran hidup

(Suprayitno, 2007)
Faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingginya AKI

menurut SDKI tahun 1991-2012 dalam Kemenkes (2003), yaitu:


1. Kemiskinan
2. Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan
Page | 2

3. Empat terlalu dan tiga terlambat

Yang disebut empat terlalu adalah terlalu muda saat

melahirkan (<15 tahun), terlalu tua untuk melahirkan (>35 tahun),

terlalu banyak anak atau sudah punya anak 3 atau lebih, terlalu

dekat jarak kehamilan atau kurang dari 2 tahun.

Sedangakan tiga terlambat adalah terlambat mengambil

keputusan untuk dibawa ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan, terlambat mendapat pelayanan atau

pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas kesehatan, terlambat

dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Salah satu upaya penurunan AKI dalam adalah melakukan

pelayanan antenatal yaitu dengan mengikuti program ANC empat

kali kunjungan , yaitu minimal satu kali pada trmester pertama, satu

kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ke tiga. Jika

upaya penerapan progam kunjungan ANC ini dilakukan secara

teratur, secara otomatis AKI dapat diturunkan. Penyuluhan kepada

ibu hamil dapat dilakukan, karena kebanyakan ibu hamil tidak

mengerti arti pentingnya pemeriksaan kehamilan, terutama

penyuluhan komplikasi sebagai akibat langsung yang merupakan

hal patologis.
Page | 3

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (4o minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).

Asuhan persalinan kala I, II, III dan IV juga memegang

kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat

membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat

ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk

mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan

ketidaknormalan dalam persalinan.

Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua

penolong mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk

memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan

pelayanan nifas kepada ibu dan bayi. (Saifuddiin dkk, 2002)

Selain asuhan kehamilan dan persalinan, asuhan masa nifas

juga diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis

baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat

kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas

terjadi pada 24 jam pertama (Sarwono, 2002)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir/lanjut dengan


Page | 4

menerapkan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan

pendokumentasian menggunakan metode SOAP.


2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar

pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir/lanjut.


b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang

sudah dikaji pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir/lanjut.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa dan

masalah aktual pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir/lanjut.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasika masalah potensial

pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir/lanjut.


e. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan akan tindakan

segera pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir/lanjut.
f. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan menyeluruh

pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir/lanjut.


g. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan yang

telah dibuat pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan BBL/lanjut.


h. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan

bayi baru lahir/lanjut.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan

mahasiswa dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan.


2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam

melaksanakan tindakan asuhan kebidanan. Sebagai sumber


Page | 5

bahan bacaan, referensi dan pengajaran terutama yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir/lanjut.


3. Bagi Lahin Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi laha praktik dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan

asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nias, dan

BBL/lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam

kehidupan wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat diartikan

sebagai perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota

keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil, untuk pertama kalinya

mendapat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak

terima dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, berbagai

dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu

untuk kehamilannya (Prawirohardjo, 2009)


Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga

kelangsungan peradapan manusia. Kehamilan baru terjadi jika

seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan

terjadinya menstruasi (Mufdilah, 2010)


Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan


Page | 6

yang diberikan pun adalah asuhan yang maeminimalkan intervensi.

Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan

menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang terbukti

manfaatnya (Materi Asuhan Kebidanan, 2009)


Kehamilan adalah suatu proses terjadinya pertemuan antara

sperma dengan ovum. Setelah itu pertemuan tersebut akan

membentuk zigot yang dalam beberapa jam mampu membelah

dirinya menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya. (Depkes,

2000)

2. Fisiologi kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009)

yaitu memantapkan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri

dari :
a. Konsepsi
Konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma

dengan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini

merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan

gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),

penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus.


1) Ovum
Ovum merupakan sel terbesar pada tubuh manusia. Setiap

bulan satu ovum atau kadang-kadang lebih matur dengan

semua penjamu mengelilingi sel pendukung. Jumlah

oogonium pada wanita saat baru lahir bisa

mencapai780.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-

25 tahun 159.000, umur 26-35 tahun 59.000, umur 36-45


Page | 7

tahun 34.000, dan pada masa menopause akan menghilang

(Prawirohardjo, 2009)
2) Sperma
Pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks.
a) Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
b) Kemudian menjadi spermatosit pertama
c) Kemudian menjadi spermatosit kedua
d) Kemudian menjadi spermatid
e) Dan akhirnya spermatozoa

Pertumbuhan spermatozoa dioengaruhi mata rantai

hormonal yang kompleks dari panca indera, hipotalamus,

hopofisis, dan sel interstitial leyding sehingga

spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada

setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma

yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap

cc.

Spermatozoa terdiri dari 3 bagian yaitu ;

a) Kepala (lonjong, sedikit gepeng, mengandung inti sel)


b) Leher (penghubug antara kepala dan ekor
c) Ekor ( panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung

energi sehingga dapat bergerak)

Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan

hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.

Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita


Page | 8

dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk

mengadakan konsepsi.

b. Fertilisasi
Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan

persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi tejadi di

ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada :

spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi

hasil konsepsi. Dengan adanya fertilisasi inti ovum segera

berubah menjadi pronukleus betina, sementara spermatozoa

setelah melepaskan ekornya berubah menjadi pronukleus

jantan. Kedua pronukleus ini akhirnya melebur di tengah-

tengah sitoplasma sel telur dan terjadilah zigot, sebuah sel

tunggal, awal sebuah kehidupan baru makhluk hidup.


c. Implantasi / Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tenggelamnya/bersarangnya sel telur

yang sudah dibuahi ke dalam endometrium. Sel telur yang

sudah dibuahi (zigot) akan segera membelah diri membentuk

bola padat terdiri atas sel-sel anak yang lebih kecil yang disebut

blastpomer. Pada hari ke-3 bola tersebut terdiri dari 16 sel

blastomer dan disebut morula. Pada hari ke-14 di dalam bola

tersebut mulai terbentuk dua struktur rongga bangunan ini

disebut blasula.
Dua struktur blastula adalah :
1) Lapisan luar yang disebut trofoblas yang akan menjadi

plasenta
2) Embrioblas yang akan menjadi janin
Page | 9

3. Pertumbuhan Janin
Pada pertumbuhan janin terdapat beberapa fase yaitu :
a. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang

lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya

cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana,

dan tanda-tanda wajah akan terbentuk. (K


(Kurniawan, 2014)
b. Fase 4-8 minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai 6 minggu, jantung janin

mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk.

Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki dan tangan.

(Kurniawan, 2014)
c. Fase 8-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini,organ-organ tubuh utama janin

telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada

badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus

berkembang dengan pesat. Janin juga telah memiliki dagu, hidung

dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi

cairan keb=tuban dan dapat melakukan aktifitas seperti

menendang dengan lembut. (Kurniawan, 2014)


d. Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat

didengar melalui alat USG. Wajahnya mulai dapat membentuk

ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini janin

dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai

tumbuh kasar dan berwarna. (Kurniawan, 2014)


e. Fase 16-20 minggu
P a g e | 10

Janin mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi

telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut

halus yang disebut lanugo. Janin kini mulai lebih teratur dan

terkoordinasi. Ia bisa menghisap jempol. Ujung-ujung indera

pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis

dan pahit. (Kurniawan, 2014)


f. Fase 20-24 minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh janin sudah sebanding dengan

kepalanya. Alat kelaminnya sudah mulai terbentuk, cuping

hidungnya terbuka, ia mulai melakukan gerakan pernapasan.

Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai

memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur. (Kurniawan, 2014)


g. Fase 24-28 minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit

kepalanya rmbut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka,

dan otaknya mulai aktif.ia dapat mendengar, baik suara dari dalam

maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya

dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau

boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi

sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari

kelahirannya. (Kurniawan, 2014)


h. Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang

semakin bertamah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip,

bisa melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya

sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna,


P a g e | 11

namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar

telah dapat bertahan hidup. (Kurniawan, 2014)


i. Fase 32-36 minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah

mempersiapkan diri bagi kelahirannya di dunia. Ia kerap berlatih

bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di

sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja

pada bayi baru lahir). Saat ini persalinan sudah amat dekat dan

bisa terjadi kapan saja. (Kurniawan, 2014)


4. Perubahan Fisiologi Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta payudara

(mammae). Dalam hal ini hormon somatotropin, estrogen dan

progesteron mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat

pada ibu hamil ialah antara lain :


a. Sistem reproduksi
1) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami perubahan akibat hormon

progesteron. Vulva dan vagina tampak lebih merah, agak kebiru-

biruan (livide), tanda ini disebut chadwick. Warna portiopun

tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna

akan membesar. Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat

genitalia interna akan meningkat.


2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Serviks banyak mengandung jaringan ikat.

Jaringan ikat serviks ini banyak mengandung jaringan kolagen,

akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya


P a g e | 12

hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak

(Prawirohardjo, 2009)
3) Uterus
Uterus bertambah besar, dari awal yang beratnya 30 gram

menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar, 24

cm, ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan

oleh hypertrofi otot-otot rahim, tetapi dalam kehamilan muda

terbentuk juga sel-sel yag baru. (Prawirohardjo, 2009)


4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

gravidarum sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu. Corpus luteum gravidarum berdiameter

kira-kira- 3 cm, corpus luteum mengeluarkan hormon estrogen

dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh

plasenta. Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari

relaxin hormone dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai

pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi lebih

baik hingga aterm.


b. Sistem payudara
payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat

kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatotropin.


Fungsi hormon ini mempersiapkan payudara untuk memberikan

ASI, dapat dijabarkan sebagai berikut :


1) Estrogen berfungsi :
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
P a g e | 13

b) Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam

sehingga payudara tampak semakin membesar.


c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam

menyebabkan rasa sakit pada payudara.


2) Progesteron berfungsi :
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b) Menambah jumlah sel asinus
3) Somatotropin berfungsi:
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasien, laktalbimun

dan laktaglobulin
b) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

(Prawirohadjo, 2009)
c. Sirkulasi darah
Seirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu

dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya

pencairan darah yang disebut hemodilusi. Volume darah akan

bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32

minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-

kira 30%.
d. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan nafas pendek. Hal ini ditemukan

pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan

oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma

kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang


P a g e | 14

mengikat kira-kita 20%, seorang wanita hamil selalu bernapas lebih

dalam. (Prawirohardjo, 2009)


e. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi

pada jamil tua, tejadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing-

kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 70%. Pada

kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya

pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik

ureter terhambat akibat pengaruh progesteron. (Prawirohardjo,

2009)
f. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore

stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkaoleh lobus anterior

hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi

dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.


g. Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI.


1) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein
2) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
a) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk

pertumbuhan janin
b) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari
c) Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari
d) Air mineral, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan

dapat terjadi retensi air.

5. Diagnosos Kehamilan
P a g e | 15

Ditinjau dari tuanya kehamilan dalam minggu, kehamilan dibagi

dalam 3 triwulan yaitu : triwulan pertama antara 012 minggu, kehamilan

triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan

ketiga antara 28-40 minggu. (Prawirohardjo, 2009)


Untuk dapat menegakkan kehamilan, ditetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.

a. Tanda-tanda tidak pasti hamil


1) Amenorea (terlambat datang bulan/haid)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel degraf dan ovulasi


b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan naegle

dapat ditentukan perkiraan persalinan.


2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlabihan.


b) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebut

morning sickness. Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat

diatasi
c) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Mastodinia (rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan

payudara memrbesar. Faskularisasi bertambah, sinus dan duktus

berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron.


4) Quickening (persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari

wanita pada kehamilan 18-20 minggu)


5) Sering miksi
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi.


b) Pada triwulan kedua sudah menghilang karena uterus mulai

bertumbuh menuju abdomen


6) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu
P a g e | 16

7) Pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

sinkop atau pingsan.


b) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 18 minggu
8) Obstipasi atau konstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahmbat peristaltik usus

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.


9) Pigmentasi kulit
a) Sekitar pipi : kloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone dari hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.


b) Dinding perut
Striae livide, striae alba, linea nigra makin hitam
c) Sekitar payudara
Terjadi hiperpigmentasi areola mammae, putting susu makin

menonjol, kelenjar montgomery menonjol dan pembuluh darah

menifes sekitar payudara.


10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena, terdapat pada

daerah genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.

b. Tanda-tanda dugaan hamil


Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemuakn dengan jalan :
1) Perubahan ukuran pada uterus . uterus mengalami perrubahan

pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi

lunak bentuknya globular. Teraba balotemen, tanda ini muncul pada

minggu ke-16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan

cairan amnion yang cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada

benda terapung atau melayang dalam cairan.


2) Perubahan-perubahan pada serviks
a) Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda hegar

terdapat pada dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada


P a g e | 17

minggu keenam dan kesepuluh serta terlihat lebih awal pada

wanita yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit ditahui pada

pasien gemuk atau dinidng abdomen yang tegang. (Rukiah dkk,

2009)
b) Tanda Chadwick, biasanya mucul pada minggu kedelapan dan

terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang. Tanda ini

berupa perubahan warna. Warna pada vagina dan vulva menjadi

lebih merah dan agak kebiruan. Timbul karena adanya

vaskularisasi pada daerah tersebut. (Rukiyah dkk, 2009)


c) Tanda Piscasek, uterus membesar secara simetris menjauhi

garis tengah tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang

lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat

melekatnya (implantasi) buah kehamilan. Sejalan dengan

bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan menjadi

lebih simetris.
Tanda piscasek dimana uterus membesar ke salah satu jurusan

hingga menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Winkjosastro

dalam Prawirohardjo, 2009)


d) Tanda Braxton-Hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk

uterus dalam masa hamil. Pada kedaan uterus yang membesar

tetapi tidak ada kehamilan biasanya pada mioma uteri, maka

tanda ini tidak ditemukan. (Winkjosastro dalam Prawirohardjo,

2009)

3) Suhu basal
P a g e | 18

Suhu basal sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 37,8 o C

adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering

dipakai pada pemeriksaan kemandulan.

c. Tanda pasti hamil


Tanda pasti kehamilan dapat ditemukan dengan jalan :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat / teraba gerakan janin
c) Teraba bagian-bagian janin
d) Denyut jantung janin
e) Didengar dengan stetoskop laenec, alat canggih yaitu rontgen

untuk melihat kelengkapan janin, ultrasonografi (USG).

(Prawirohardjo, 2009)

6. Diagnosis Banding Kehamilan


Pembesaran perut wanita tidak selamanya diartikan sebagai suatu

kehamilan, sehingga perlu dilakukan diagnosis banding di antaranya :


a. Hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamilan spuria
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat

canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.


b. Tumor kandungan atau mioma uteri
1) Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil
2) Bentuk pembesaran tidak merata
3) Perdarahan banyak saat menstruasi
c. Kista ovarium
1) Ada pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil
2) Datang bulan terus berlangsung
3) Lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur

kehamilan
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif
d. Hematometra
1) Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
2) Perut terasa sakit setiap bulan
3) Terjadi tumpukan darah dalam rahim
4) Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang

positif
e. Kandung kemih yang penuh
P a g e | 19

Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan

menghilang.

7. Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki

suatau tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu

maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum

maupun sesudah persalinan. (Tiran, 2007)


Pada setiao kunjungan antenatal, bidan harus mengajarkan pada

ibu bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan

menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami

salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman

akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota

keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga ibu akan

didampingi untuk mendapat asuhan. Ada enam tanda bahaya selama

periode antenatal. (Rukiyah, 2009)


Macam tanda bahaya kehamilan menurut Tiran (2007) terdiri dari:
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal.

Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang

sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini

adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam

kehamilan adalah pertanda dari friabel cervik.


Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan

rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan

molar atau kehamilan ektopik. Pada akhir kehamilan, perdarahan


P a g e | 20

yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi

tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.


b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan seringkali

merupakan ketidaknyaman yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau

berbayangan. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari pre eklamsia.


Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya

disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon

kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa

lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit

kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya

menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3

sampai 4 bulan pertama kehamilan.


c. Masalah visual
Karena pengaruh hormonal, ketajaman visual ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal. Masalah

visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur

atau berbayangan/berbintik-bintik. Perubahan visual ini mungkin


P a g e | 21

disertai dengan sakit kepala yang hebat. Perubahan visual

mendadak mungkin merupakan tanda pre eklamsia.

d. Bengkak pada muka dan tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya

hilang setelah beristirahat atau meletakkan lebih tinggi. Bengkak

bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka

dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan

keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia,

gagal jantung atau pre eklamsia.


Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil

mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan

kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika

pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah.

Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan

tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya

diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu

bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk

dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu

memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat kulit di

kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan

sangat tidak nyaman.


e. Nyeri abdomen yang hebat
P a g e | 22

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal

adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan

masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,

menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti

apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,

persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi

uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.


f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika

bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah

terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi

seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi

kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu

yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan

sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.

8. Pengawasan Antenatal
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan

ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini,

sehingga dapat diperhtungkan dan dipersiapkan langkah-langkah

dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim


P a g e | 23

ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga

kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,

pertumbuhan dan perkembangan janin. Adapun tujuan dari

pengawasan antenatal antara lain :


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin


b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu maupun janin


c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.


d. Mempersiaokan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun janinnya dengan trauma seminimal mungkin.


e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.


f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara

normal.

9. Perhitungan Tafsiran Persalinan


a. Metode kalemder
Metode kalender adalah metode yang sering dgunakan oleh

tenaga kesehatan di lapangan. Perhitungannya sesuai dengan

rumus yang direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung dari

tanggal haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9

(sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1(satu)/tidak.


(Rukiyah, 2009)
P a g e | 24

Misalnya HPHT tanggal 2 April 2014, maka untuk hari 2+7 = 9,

untuk bulan April 4-3=1 (Jaurari), untuk tahun 2011+1 = 2012


Jadi perkiraan tanggal persalinannya adalah 9 Januari 2012.
Contoh lain apabila HPHT jatuh pada bulan Januari-Maret,

misalnya 22 Februari 2014, maka untuk hari 22+7= 29, untuk

bulan Februari 2+9=11 (November) dan untuk tahun adalah tetap.

Jadi hari tafsiran persalinannya adalah pada 29 November 2014.


b. Quickening (goyang anak)
Kadang-kadang riwayat haid tidak pasti, terutama ketika ibu hamil

tidak mengingat tanggalnya, karena baru saja menghentikan

penggunaan kontrasepsi oral atau kehamilan terjadi sebelum

haidnya kembali stetelah kehamilan sebelumnya. Pada kasus-

kasus semacam ini kita dapat menanyakan kapan ia merasakan

quickening (gerak anak yang teras pertama kali) dan kemudian

ditambah 5 bulan kalender agar kita dapat memperoleh tanggal

perkiraan persalinan.
c. Tinggi fundus
Pertumbuhan uterus akan terus terjadi dan dapat diperkirakan

sehingga TFU merupakan pedoman yang baik untuk menentukan

usia kehamilan. (Farrer, 2001)


Mengukur tinggi fundus juga dapat dilakukan dengan metode lain

yaitu : menurut Spiegelberg, dengan jalan mengukur tinggi fundus

uteri dari simpisis: menurut Mac Donald adalah modifikasi dari

Spiegelberg, yotu jarak fundus dalam cm dibagi 3,5 merupakan

tuanya kehamilan dalam bulan.

10. Standar Pengawasan Antenatal


P a g e | 25

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal (Saifuddin, 2009)

a. Kebijakan program
Kunjungan antenaral sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan yaitu :


1) 1 kali pada trimester pertama
2) 1 kali pada trimester kedua
3) 2 kali pada trimester ketiga

b. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T


1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid
5) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Test terhadap penyakit menular seksual
7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
8) Test laboratorium
9) Tata laksana kasus
10)Nilai status gizi (lingkar lengan atas/LILA)

11. Pemeriksaan Kebidanan


a. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi
Dilihat dari pembesaran perutnya apakah membesar dengan

arah memanjang atau melebar, keadaan tali pusat, pigmentasi

di linea alba/nigra, adakah striae gravidarum atau luka bekas

operasi.
2) Palpasi
Dilakukan untuk menentukan : besarnya rahim, tuanya

kehamilan, letak janin dalam rahim. Cara melakukan palpasi

ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian :


a) Leoplod 1
P a g e | 26

Pemeriksaan leopold 1 adalah untuk menentukan tuanya

kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri serta

menentukan bagian apa yang terdapat di dalam fundus.


b) Leopold 2
Pemeriksaan leopold 2 adalah untuk menentukan tuanya

kehamilan dengan menentukan bagian apa yang terdapat

pada sisi kiri dan kanan perut ibu (ekstremitas dan

punggung)
c) Leopold 3
Leopold 3 adalah untuk menentukan bagian terendah janin

dan mengetahui apakah bagian tersebut sudah masuk atau

belum masuk ke dalam pintu atas panggul.


d) Leopold 4
Leopold 4 adalah untuk menentukan seberapa besar bagian

terendah janin yang sudah masuk ke dalam pintu atas

panggul dengan menggunakan penjarian.

b. Pemeriksaan genitalia
Peeriksaan ini dilakukan dengan diinspeksi / dilihat apakah ada flour

albus, varises, oedema, tumor atau kelainan lainnya yang dapat

mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan dari alat

genitalia.

c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine dilakukan antara lain untuk mengetahui kadar

protein dan kadar gula dalam urine ibu. Berikut klasifikasi proteinuria :
1) Negatif : urine jernih
2) Positif 1 : ada keruhan
3) Positif 2 : keruhan mudah dilihat dan terdapat endapan
4) Positif 3 : lebih keruh dan endapan lebih jelas
5) Positif 4 : sangat keruh dan disertai endapan yang
Menggumpal
P a g e | 27

Sedangkan untuk kadar glukosa dapat diklasifikasikan :

1) Negatif : biru
2) Positif 1 : hijau
3) Positif 2 : kuning kehijauan
4) Positif 3 : jingga
5) Positif 4 : merah bata

Pemeriksaan darah yang biasa dilakukan ibu hamil yaitu golongan

darah dan pemeriksaan hemoglobin untuk menapis adanya anemia

(Saifuddin, 2010). Disebut bahwa anemia apabila pada kehamilan 1

dan 3 kadar hemoglobinnya rendah yaitu < 11 gr % atau < 10,5 % pada

trimester kedua, hal ini dikarenkan pada minggu ke 22-28 terjadi

peningkatan kebutuhan zat besi pada janin untuk proses pertumbuhan

tulang janin, selain itu juga pada trimester kedua merupakan puncak

hemodilusi (Saifuddin, 2010). Klasifikasi Hb ibu hamil yaitu :

1) 11 gr % : normal
2) 9-10 gr % : anemia ringan
3) 7-8 gr % : anemia sedang
4) < 7 gr % : anemia berat

B. Konsep Dasar Asuhan Persalinan


1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin & uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998)


Persalinan adalah proses pengeluaram\n hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukuop bulan atau agar dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan

atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati, 2007)


P a g e | 28

Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,

yang ditandai dengan perubahan serviks secara progersif dan diakhiri

dengan kelahiran plasenta.


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak

uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

(membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008)


Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai

secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap

demikian pada proses persalinan, bayi dilahirkan secara spontan

dengan presentase belakang kepala pada usia kehamilan 37-42

minggu lengkap. Setelah persalinan, ibu dan bayi berada dalam

kondisi baik (Asuhan Persalinan Nornal, hal 1-3)

2. Sebab-sebab mulainya persalinan

Apa yang enyebabkan mulainya persalinan belum diketahui

dengan benar, yang ada hanyalah teori-teori yang kompleks antara lain

dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,

pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

a. Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi

penurunan hormone progesteron dan estrogen. Progesteron bekerja

sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pebuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron

menurun.
P a g e | 29

b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh

darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.


c. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang

menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu

sirkulasi utero-plasenter.
d. Teori iritasi mekanik : di belakang serviks letak ganglion servikale

(flexsus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya

oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi uterus.


e. Induksi partus (induction of labour), partus dapat pula ditimbulkan

dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan ke dalam

kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser


2) Amniotomi : pemecahan ketuban
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin melalui tetesan per infuse

3. Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadi persalinan beberapa minggu sebelumnya wanita

memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut dengan

kala pendahuluan ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki

pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara

tidak begitu kentara.


b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terendah janin.


d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi

lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains


P a g e | 30

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah bisa bercampur darah (bloody show)

4. Tanda-tanda masuk persalinan


a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks


c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam (VT), serviks mendatar dan pembukaan

telah lengkap

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


Menurut Manuaba (2010) menyatakan bahwa persalinan ditentuka

oleh 5 faktor P utama, yaitu :


a. Power (tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim),

kontraksi dinding otot perut atau kekuatan meneran, ketegangan

kontraksi ligamentum rotundum.


b. Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat

janin, ada/tidak kelainan) dan plasenta.


c. Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras

tulang panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot jaringan, dan

ligamen-ligamen.
d. Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalina dimana

psikis sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu dalam proses

persalinan.
e. Penolong, proses persalinan yang ditolong oleh dokter/bidan yang

profesional akan berbeda pengaruhnya pada proses persalinan ibu

jika dibandingkan dengan penolong yang tidak profesional.


P a g e | 31

6. Tahapan persalinan
a. Persalinan kala I
1) Definisi

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah, karena

serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement), kala I

dimulai dari pembukaan O cm sampai pembukaan lengkap (10 cm)

lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam,

sedangkan pada multigravida berlangsung 8 jam. Berdasarkan

kurva friedman pembukaan primigravida adalah 1cm/jam,

sedangkan pada multigravida 2 cm/jam.

a) Pembukaan laten : pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm,

berlangsung dalam 7-8 jam


b) Fase aktif : berlangsung 6 jam dibagi atas 3 sub fase yaitu :
- Periode akselerasi berlangsung 2a jam, pembukaan

menjadi 4 cm
- Periode dilatasi maksimal selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.


- Periode deselerasi berlangsung lambat, selama 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap)

2) Asuhan pada kala I


a) Menghadirkan orang-orang yang diangap penting oleh ibu

seperti suami, keluarga pasien atau teman dekat


Dukungan yang dapat diberikan :
- Mengusap keringat
- Menemani atau membimbing jalan-jalan (mobilisasi)
- Memberikan minum
- Merubah posisi dan sebagainya
- Memijat atau menggosok punggung
b) Mengatur aktivitas dan posisi ibu
P a g e | 32

- Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan

kesanggupannya.
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin di

tempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan untuk tidur dalam

posisi terlentang lurus.


c) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his (teknik relaksasi)
Ibu diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar,

kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his


d) Menjaga privasi ibu
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan,

antara lain tanpa sepengetahuan atau seizin pasien atau ibu


e) Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang

terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan

dan hasil-hasil pemeriksaan.


f) Menjaga kebersihan diri
Memperbolehkan ibu mandi, menganjurkan ibu membasuh

sekitar kemaluannya sesudah BAB atau BAK.


g) Mengatasi rasa panas
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat,

dapat diatasi dengan cara


- Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
- Menggunakan kipas biasa
- Menganjurkan ibu untuk mandi apabila kondisi ibu msih

memungkinkan
h) Massase
Jika ibu suka, lakukan pijatan atau masase pada punggung ibu

atau mengusap perut dengan lembut


i) Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
j) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
Sarankan ibu untuk berkemih apabila ada rangsangan untuk

BAK
k) Sentuhan
P a g e | 33

Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada

salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk mengurangi rasa

kesendirian ibu selama proses persalinan

b. Persalinan Kala II
1) Definisi
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala

pengeluaran bayi (APN, 2008)


Gejala dan tanda kala II persalinan :
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum/

pada vaginanya
c) Vulva, vagina dan sfingter ani membuka
d) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
(APN, 2008)

Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira-kira

2-3 menit sekali kepala janin telah masuk ke rongga panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang

menimbulkan rasa ingin mengedan, karena tekanan pada rectum,

ibu merasa seperti ingin buang air besar, dengan tanda anus

membuka. Pada saat his, kepala janin mulai terlihat, vulva

membuka, perineum meregang. Dengan kekuatan his dan

mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala

membuka pintu, dahi, hidung, mulut, muka dan seluruhnya, diikuti


P a g e | 34

oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala dengan

punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk

primigravida 60 menit dan multigravida 30 menit.

2) Asuhan pada kala II


a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.
Kehadiran seseorang untuk mendampingi ibu agar merasa

nyaman. Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu.


b) Menjaga kebersihan diri
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Bila ada darah, lendir atau cairan ketuban segera

dibersihkan
c) Mengipasi dan massase
Menambah kenyamanan pada ibu
d) Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu dengan cara
- Menjaga privasi ibu
- Penjelasan tentang prosedur yang aakan dilakukan dan

keterlibatan ibu
e) Mengatur posisi ibu
Dalam memimpin mengedan dapat dipilih posisi : Jongkok,

menungging, tidur miring, setengah duduk

Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri,

mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum

infeksi.

f) Mengajarkan ibu cara meneran yang efektif


Meneran yang efektif yaitu dengan jalan meletakkan kedua

tangan pada paha bagian bawah, kemudian mengedan saat

ada kontraksi dengan cara memusatkan kekuatan mengedan


P a g e | 35

pada perut bukan leher, anjurkan ibu untuk beristirahat di

antara kontraksi.
g) Memimpin meneran
Ibu dipimpin meneran selama his, anjurkan ibu untuk

mengambil napas. Mengedan tanpa diselingi bernapas,

kemungkinan dapat menurunkan pH pada arteri umbilicus yang

dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal


h) Bernafas selama persalinan
Minta ibu untuk bernapas selagi kontraksi ketika kepala akan

lahir. Hal ini menjaga agar perineum meregang pelan dan

mengontrol lahirnya kepala.


i) Pemantauan denyut jantung janin
Periksa DJJ setiap setelah kontraksi untuk memastikan janin

tidak mengalami bradikardi (<120). Mengedan yang lama, akan

terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin


j) Melahirkan bayi
- Penolong melahirkan kepala
Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi

tidak terlalu cepat


Menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila

diperlukan
Mengusap kepala bayi untuk membersihkan dari

kotoran/lender.
- Periksa tali pusat
Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, diklem pada kedua tempat

kemudian digunting di antara ke dua klem tersebut sambil

melindungi leher bayi.


- Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya :
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher

bayi
P a g e | 36

Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan

bahu depan
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan

bahu belakang
Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian

belakang bayi sambil menyanga kepala dan selipkan

satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk

mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya.


Pegang erat bayi agar jangan sampai terjatuh
k) Bayi dikeringkan dan dihangatkan
Setelah bayi lahir segera keringkan dan selimuti dengan

menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu

dan berikan bayi untuk disusui.


l) Merangsang bayi
- Biasanya dengan melakukan pengeringan sudah cukup

memberikan rangsangan pada bayi


- Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian

punggung atau menepuk telapak kaki bayi


c. Persalinan kala III (kala uri/plasenta)
1) Definisi
Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan dan

pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit (JKPK-KR 2008)


2) Tanda-tanda pelepasan plasenta
a) Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbatn

retroplasenter pecah saat plasenta lepas


b) Pemanjangan tali pusat
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segemen uterus

yang lebih bawah atau rongga vagina


c) Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular (bulat)
P a g e | 37

Perubahan bentuk ini disebabkan karena adanya kontraksi

uterus
d) Perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik ke dalam

abdomen
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah

plasenta lepas, TFU akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya

pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah.

3)Asuhan pada kala III


a) Pemberian suntik oksitosin
Letakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah

disiapkan di perut bawah ibu dan minta ibu atau

pendampingnya untuk membantu memegang bayi

tersebut
Pastikan tidak ada janin lain di dalam uterus
Beritahu ibu bahwa akan di suntik
Segera (dalam satu menit pertama setelah bayi lahir)

suntikkan oksitosin 10 unit per IM pada 1/3 bagian atas paha

kanan bagian luar


Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih

dahulu, maka akan memberi cukup waktu pada bayi untuk

memperoleh sejumlah darah yang kaya akan zat besi dan

seteleh itu (setelah dua menit) baru dilakukan tindakan

penjepitan dan pemotongan tali pusat.


Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk

inisasi menyusu dini (IMD) dan kontak dengan kulit ibu


Tutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih
Alasannya kain akan mencegah kontaminasi tangan penolong

persalinan yang sudah memakai sarung tangan dan

mencegah terkontaminasi oleh darah pada perut ibu.


P a g e | 38

b) Peregangan tali pusat terkendali


Penolong berdiri di sebelah kanan ibu
Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat pada saat

kala II) pada tali pusat sekitar 5-10 cm di depan vulva


Letakksn tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain)

tepat di atas simpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba

kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat melakukan

peregangan tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat,

regangkan tali pusat dengan terkendali menggunakan satu

tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan

uterus ke arah lumbal dan ke arah kepala ibu (dorso-kranial).

Lakukan secara hati-hati untuk mencegah inversio uteri.


Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi

kembali (sekitar 2-3 menit berselang) untuk mengulangi kembali

peregangan tali pusak terkendali.


Saaat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat

menjulur) regangkan tali pusat ke arah bawah, sambil

melakukan dorso kranial hingga tali pusat makin menjulur dan

korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah

lepas dan dapat dilahirkan.


Tetapi jika langkah 5 di atas tidak berjalan sebagaimana

mestinya dan plasenta tidak turun setelah 30-40 dekit

dimulainya peregangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda

yang menunjukan lepasnya plasenta, jangan lanjutkan

peregangan tali pusat (pegang klem dan tali pusat dengan

lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika perlu


P a g e | 39

dipindahkan klem lebih dekat dengan vulva pada saat tali pusat

memanjang. Pada sat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi

peregangan tali puat terkendali dan tekanan dorso-kranial pada

korpus uteri secara serentak, ikuti langkah-langkah tersebut

pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari

dinding uterus)
Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar

plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap

regangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros

jalan lahir)
Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan

plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan

menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk diletakkan

dalam wadah penampung. Karena selaput ketuban mudah

robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara

lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi

satu.
Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk

melahirkan selaput ketuban


Jika selaput robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan

plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan

seksama. Gunakan jari-jari tangan atau klem DDT atau forsep

untuk mengeluarkan selaput ketuban yang teraba.

c) Rangsangan taktil (masase) fundus uteri


Segera setelah plasenta lahir, lakukan massase fundus uterui :
Letakkan telapak tangan pada fundus uteri
P a g e | 40

Menjelaskan tindakan kepada ibu, bahwa ibu mungkin merasa

tidak nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu

untuk menarik nafas dalam dan perlahan keluargan agar tetap

rileks
Dengan lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan arah

memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi, jika

uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik lakukan

penatalaksanaan atonia uteri


Ajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase fundus
Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya

lengkap dan utuh (periksa plasenta sisi maternal yang melekat

pada dinding uterus untuk memastikan bahwa semuanya

lengkap dan utuh, tidak ada bagian yang hilang. Pasangkan

bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk

memastikan kelengkapannya.
Periksa kembali uterus setelah 1-2 menit untuk memastikan

uterus berkontraksi. Jika uterus masih belum berkontraksi

baik, ulangi massase fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarga

cara melakukan massase fundus uteri sehingga mampu untuk

segera mengetahui jika uterus tidak berkontraksi dengan baik.


Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam

pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam

kedua pasca persalinan.


d.Asuhan persalinan kala IV
1) Definisi
Kala Iv adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan

plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap


P a g e | 41

15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam

kedua.
2) Asuhan pada kala IV
Laukan rangsanga taktil (massase) uteus untuk merangsang

uterus berkontraksi baik dan kuat


Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara

melintang dengan pusat sebagai patokam. Umumnya, fundus

uterus setinggi pusat atau beberapa jari di bawah pusat.


Perkirakan kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau

episiotomy) perineum
Evaluasi keadaan umum ibu
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan

darah yang keluar setiap 15 menit menurut selama satu jam

pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala IV,

sedangkan suhu diperiksa setiap 30 menit sekali.


Dokumentasi semua asuhan selama persalinan kala IV di

bagian belakang partograf, segera setelah asuhan persalinan

dilakukan (APN, 2008)

e. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif

persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :


1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam


2) Mendekteksi apakah proses persalinan berjalan secara

normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi

secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama

(Depkes RI, 2007)


P a g e | 42

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf

akan membantu penolong persalinan untuk :

1) Mencatat kemajuan persalinan


2) encatat kondisi ibu dan janinnya
3) Mencatat hasil asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran
4) Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini

mengidentifikasi adanya penyulit


5) Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan

klinik yang sesuai dan tepat waktu.

C. Konsep Dasar Masa Nifas


1. Pengertian masa nifas
Masa nifas atau puerperium di mulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu ( 42 hari) setelah itu

Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu

serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk yang pertama

kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat

bermakna selama hidupnya, keadaan ini di tandai dengan perubahan

emosional, perubahan fisik secara gramatis , hubungan keluarga dan

aturan serta penyesuaian terhadap aturan yang baru. Termasuk di

dalamnya perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu

di samping masa pasca persalinan mungkin menjadi masa

perubahan dan penyesuaian sosial ataupun perseorangan atau

perindividual. Masa nifas di mulai beberapa jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya.


Puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous

melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi


P a g e | 43

Masa nifas (puerperium) adalah masa puli kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti

prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 sampai 8 minggu.


Batasan waktu nifas yang paling singkat( minimum) tidak ada

batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah

sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

Jadi masa nifas atau puerperium adalah masa setelah keluarnya

plasenta sampai alat alat reproduksi pulih kembali seperti sebelum

kembali dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6

minggu atau 40 hari.(Saleha, 2009)

2. Tujuan Masa Nifas

Tujuan di berikannya asuhan pada ibu selama masa nifas

antara lain untuk:

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis

dimana dalam asuhan masa ini peranan keluarga sangat

penting,dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka

kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.


b. Melaksanakan scrinning yang komprehensif (menyeluruh) di mana

bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu

masa nifas secara sistematis yaitu di mulai dari pengkajian data

subjektif, objektif maupun penunjang.


c. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus

menganalisa data terseebut sehingga tujuanasuhan masa nifas ini

dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi


P a g e | 44

d. Mengobati atau merujuk bla terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya, yakni setelah masalah di temukan maka bidan dapat

langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan di

atasdapat di laksanakan
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perewatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya.

3. Peran dan Tanggung

Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah

memberikan perawatan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu

secara partnership dengan ibu. Selain itu juga dengan cara :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.


b. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

masa nifas.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

(setyo retno.w,2011:2)

4. Tahapan Masa Nifas

Nifas di bagi menjadi 3 periode:


P a g e | 45

a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan

berdiri dan berjalan jalan dalam agama islam di anggap telah

bersih an boleh bekerja setelah 40 hari.


b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat alat

genetal yang lamanya 6 sampai 8 minggu


c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama kehamilan atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu minggu, berbulan bulan, atau tahunan.(Nugroho,

Taufan, dkk.2014)

5. Kebijakan Program Nasional Nifas

Selama ibu berada padamasa nifas, paling sedikit 4 kali

bidan harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai

keadaan ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah,mendeteksi dan

menangani masalah masalah yang terjadi.


Tabel kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam untuk mencegah perdarahan masa nifas

post karena atonia uteri,


mendeteksi dan merawat penyebab lain
partum
perdarahan, rujuk bila perdarahan

berlanjut
memberikan konseling kepada ibu atau

salah satu anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan berlanjut masa


P a g e | 46

nifas karena atonia uteri


pemberian ASI awal
melakukan hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir,
mencegah bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi,
jika petugas kesehatan menolong

persalinan, dia harus tinggal dengan ibu

dan bayi barulahir untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran, atau sampai ibu dan

bayi dalam keadaan sehat.


s2 6 hari memastikan involusi uterus berjalan

post norma ,luterus berkontraksi, fundus di

partum bawa umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal,tidak ada bau


menilai adanya tanda tanda demam,
memastikan ibu mendapat cukup

makanan, cairan dan istirahat


memastikan ibu menyusui dengan baik

dan tak memperlihatkan tanda tanda

penyulit
memberikan konseling pada ibu

mengenai asuhan pada bayi, talipusat,

menjaga bayi tetap hngat dan merawat

bayi sehari hari.


3 2 sama seperti diatas 6 hari setelah

minggu persalinan

post
P a g e | 47

partum
4 6 menanyakan pada ibu tentang penyulit

minggu penyulit yang ia atau bayi alami,


memberikan konseling untuk KB secara
post
dini.
partum

Tujuan kebijakan tersebut adalah :

a. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir


b. Pencegahan terhadap kemungkinan kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya


c. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas
d. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu

kesehatan ibu dan bayinya pada masa nifas

6. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

1) Nutrisi dan Cairan

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan

sangat mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu

dengan status gizi baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc

yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu yang status ggizinya

kurang biasnya akn sedikit menghasilkan ASI. Pemberian ASI

sangatlah penting , karena bayi akan tumbuh sempurna sebagai

menusia yang sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA.


a. Energy
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post

partum mencapai 500 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 800

cc yang mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang


P a g e | 48

dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750

kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama

itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah

kalori tambahan harus ditingkatkan.


Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya sebesar

700 kkal, sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari

cadanagn indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil.

Mengingatkan efisiensi kofersi energy hanya 80-90 % maka

energy dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan

menjadi energy ASI sebesar 400-500 kkal. Untuk menghasilkan

850cc ASI dibutuhkan energy 680-807 kkal energy. Maka dapat

disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu

akan kembali normal dengan cepat.


b. Protein
Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein

di atas normal sebesar 20 gram/hari. Maka dari itu ibu

dianjurkan makan makanan mengandung asam lemak omega 3

yang banyak terdapat di ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam

ini akan diubah menjadi DHA yang akan keluar sebagai ASI.

Selain itu ibu dianjurkan makan makanan yang mengandung

kalsium , zat besi, vitamin C, B1, B2, B12, dan D


Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air

minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter

setiap 8 jam)
Beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi

ibu menyusui antara lain :


P a g e | 49

a. Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal


b. Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan

vitamin
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah

menyusui
d. Mengonsumsi tablet zat besi
e. Minum kapsul vitamin A agar dapaat meberikan vitamin A

kepada bayinya.

2) Ambulasi Dini

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi dini ini tidak dibenarkan

pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam

dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat. Keuntungannya

yaitu :
a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
b. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu

mengenai cara merawat bayinya.


d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia.

Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat

secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke

jam sampai hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya

sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien

dapat terpenuhi. (wulandari dan Handayani, 2011)


P a g e | 50

3) Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar

Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah

dapat buang air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat

mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat

meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasany ibu

malas buang air kecing karena takut akan merasa sakit. Segera

buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.


Dalam 24 jam pertama , pasien juga sudah harus dapat buang air

besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir,

maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk

memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi

makanan tinggi serat dan minum air putih.

4) Kebersihan Diri

Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk

melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari

keluarga. Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu post

partum, antara lain :


a. Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan

alergi kulit pada bayi.


b. Membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air, yaitu

dari daerah depan ke belakang, baru setelah itu anus.


c. Mengganti pembalut minimal 2 kali dalam sehari.
d. Mencuci tangan denag sabun dan air setiap kali selesai

membersihkan daerah kemaluan


P a g e | 51

e. Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh

daerah luka agar terhindar dari infeksi sekunder.

5) Istirahat

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup

untuk memulihkan kembali kekeadaan fisik. Kurang istirahat pada

ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian,

misalnya :
a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan
c. Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat

bayi dan diri sendiri.

Bidan harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar ibu

kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga secara

perlahan dan bertahap. Namun harus tetap melakukan istirahat

minimal 8 jam sehari siang dan malam.

6) Latihan / Senam Nifas

Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal,

hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang

menjalani persalinan normal). Berikut ini ada beberapa contoh

gerakan yang dapat dilakukan saat senam nifas :


a. Tidur telentang, tangan disamping badan. Tekuk salah satu

kaki, kemudian gerakkan ke atas mendekati perut. Lakukan

gerakan ini sebanyak 15 kali secara bergantian untuk kaki

kanan dan kkiri. Setelah itu, rileks selama 10 hitungan.


P a g e | 52

b. Berbaring telentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk.

Kerutkan otot bokong dan perut bersamaan dengan

mengangkat kepala, mata memandang ke perut selama 5 kali

hitungan. Lakukan gerakan ini senbanyak 15 kali. Roleks

selama 10 hitungan.
c. Tidur telentang, tangan di samping badan, angkat bokong

sambil mengerutkan otot anus selama 5 hitungan. Lakukan

gerakan ini sebanyak 15 kali. Rileks selama 10 hitungan.


d. Tidur telentang, tangan di samping badan. Angkat kaki kiir lurus

keatas sambil menahan otot perut. Lakukan gerakan sebanyak

15 kali hitungan, bergantian dengan kaki kanan. Rileks selama

10 hitungan.
e. Tidur telentang, letakan kedua tangan dibawah kepala,

kemudian bangun tanpa mengubah posisi kedua kaki (kaki

tetap lurus). Lakukan gerakan sebanyak 15 kali hitungan,

kemudian rileks selama 10 hitungan sambil menarik nafas

panjang lwat hidung, keluarkan lewat mulut.


f. Posisi badan nungging, perut dan paha membentuk sudu 90

derejat. Gerakan perut keatas sambil otot perut dan anus

dikerutkan sekuat mungkin, tahan selama 5 hitungan. Lakukan

gerakan in sebanyak 15 kali, kemudian rileks selama 10

hitugan.

7. Tanda Bahaya Masa Nifas

Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika

ditemukan tanda tanda bahaya masa nifas seperti berikut ini :


P a g e | 53

a. Perdarahan Pervaginam.
b. Sakit kepala yang hebat
c. Pembengkakan di wajah,tangan dan kaki
d. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit
e. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah

mengalami infeksi.
f. Infeksi Bakteri
g. Demam, muntah dan nyeri berkemih.
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i. Kram perut
j. Merasa sangat letih atau napas terengah engah
k. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung

(Winkjosastro, 2008)

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Normal


1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam

pertama kelahiran (Saifuddin, 2002). Bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,

2005).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.

Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Dona L.

Wong, 2003). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500

4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim,

2007).
Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal :
a. Berat badan : 2500 4000 gram
b. Panjang badan : 48 52 cm
c. Lingkar kepala : 33 35 cm
d. Lingkar dada : 30 38 cm
e. Masa kehamilan : 37 42 minggu
P a g e | 54

f. Denyut jantung : 180x/mnt, turun 120x/mnt


g. Respirasi : 80x/mnt, turun 40x/mnt
h. Kulit kemerahan licin
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genitalia
1) Wanita : Labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki-laki : Testis sudah turun
k. Refleks hisap dan menelan, refleks moro, graft refleks sudah

baik
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam

pertama
m. Suhu : 36,5 37 C (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

2. Penanganan Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi

segera sesudah lahir, adalah:


a. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,

apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :


1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras

dan hangat.
2) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi

dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.


4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok

kulit bayi dengan kain.


b. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir

tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,


P a g e | 55

kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari

dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan

pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat

ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan

alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.

Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah /

kotor.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat

telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya

perdarahan, membungkus ujung potongan tali pusat adalah

kerja tambahan.
c. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur

tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar

untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus

dibungkus hangat.
d. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru

lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1

mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi

vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M


e. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir

secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic

neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,

setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi

lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%


P a g e | 56

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia

(penyakit menular seksual).


f. Identifikasi Bayi
1) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di

tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang

rawat bayi.
2) Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang

halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak

mudah lepas.
3) Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi,

nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama

lengkap ibu.
4) Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan

mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.


g. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk

mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi

masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian

keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas

kesehatan.
2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan

bayinya. Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan

penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang

memerlukan tindak lanjut seperti :


1) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
2) Gangguan pernapasan
3) Hipotermia
P a g e | 57

4) Infeksi
5) Catat bawaan dan trauma lahir
3. Yang Perlu Dipantau Pada Bayi Baru Lahir
a. Suhu badan dan lingkungan
b. Tanda-tanda vital
c. Berat badan
d. Mandi dan perawatan kulit
e. Pakaian
f. Perawatan tali pusat
4. Yang Perlu Diperhatikan Pada Bayi Baru Lahir

a. Kesatuan dan reaksi Perlu dikenali kurangnya reaksi terhadap

terhadap sekeliling. rayuan, rangsangan atau suara keras yang

mengejutkan atau suara mainan.

b. Keaktifan Bayi normal melakukan gerakan-gerakan

tangan dan kaki yang simetri pada waktu

bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan

tangan pada waktu menangis adalah

normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu

tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan

yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut.

c. Simetri Apakah secara keseluruhan badan

seimbang.

d. Kepala Apakah tidak simetris, berupa tumor lunak di

belakang atas yang menyebabkan kepala

tampak lebih panjang akibat proses

kelahiran, ukur lingkar kepala.

e. Muka wajah Bayi tanpa ekspresi

f. Mata Diperhatikan adanya tanda-tanda

perdarahan berupa bercak merah yang akan


P a g e | 58

menghilang dalam waktu 6 minggu.

g. Mulut Salivasi tidak terdapat pada bayi normal, bila

terdapat sekret yang berlebihan

kemungkinan ada kelainan bawaan saluran

cerna.

h. Leher, dada, Melihat adanya cedera akibat persalinan,

abdomen ukur lingkar dada.

i. Punggung Adakah benjolan atau tumor atau tulang

punggung dengan lakukan yang kurang

sempurna.

j. Bahu, tangan, Perlu diperhatikan bentuk, geraknya, fraktur,

sendi, tungkai paresis.

k. Kulit dan kuku Dalam keadaan normal kulit berwarna

kemerahan.Kadang-kadang didapatkan kulit

yang mengelupas ringan, pengelupasan

yang berlebihan harus dipikirkan

kemungkinan adanya kelainan.

l. Kelancaran Harus diperhatikan.

menghisap dan

pencernaan
m. Tinja dan kemih Diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.

Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba

membesar, tanpa keluarnya tinja disertai

muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan

harap segera konsultasi untuk pemeriksaan

lebih lanjut.
P a g e | 59

n. Berat badan Sebaiknya tiap hari dipantau, penurunan

berat badan lebih dari 5% berat badan

waktu lahir, menunjukkan kekurangan

cairan.

5. Bayi Baru Lahir Normal Terbagi Menjadi 2 Masa


a. Reaktif I
Terjadi 15 30 menit pertama sesudah lahir
1) Bayi menggerakkan kepala
2) Takikardi terjadi dalam 3 menit pertama
3) Respirasi cepat, cuping hidung dan retraksi
4) Suhu tubuh turun diikuti aktivitas, tonus otot meningkat
5) Stimulasi para simpatis (bayi tidak menangis)
6) Reaksi khas dan respon
b. Reaktif II
1) Respirasi cepat, tonus cepat, warna kulit berubah
2) Mucus oral menetap
3) Bayi responsif terhadap sentuhan, denyut jantung stabil
4) Pengeluaran mekonium
5) Stabilitas vasomotor dan pernapasan ireguler (mulut,

hidung)
6. Reflek-reflek Untuk Menilai Keadaan Bayi
a. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap

rangsangan mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8

minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro

menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.


b. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi

mulut, bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan

membuka mulutnya siap untuk menghisap.


c. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan

dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang

aman dan gizi yang memadai.


d. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
P a g e | 60

Melindungi mata dari trauma.


e. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau

pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam

dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan

membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).


f. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan

yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.


g. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala

menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.


h. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai

ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya

tertunduk ke arah depan (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).


7. Tabel Penilaian Bayi Baru Lahir Normal
Sistem Penilaian APGAR

Tanda 0 1 2

Tubuh
A : Appearance colour Biru atau Seluruh tubuh
kemerahan,
(warna kulit) pucat kemerahan
ekstremitas biru

P : Pulse (Heart
Dibawah Diatas
Rate) frekuensi Tidak ada
100x/mnt 100x/mnt
jantung

Menangis,
G : Grimace (reaksi Sedikit gerakan
Tidak ada baik atau
terhadap rangsangan) mimik
bersin

Ekstremitas
A : Activit (Tonus otot) Lumpuh dalam fleksi Gerakan aktif
sedikit

R : Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat


P a g e | 61

(usaha nafas) teratur

8. Penilaian Bayi Untuk Tanda-tanda Kegawatan


a. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu

atau beberapa tanda-tanda berikut :


1) Sesak nafas
2) Frekuensi pernapasan 60x/mnt
3) Gerak retraksi di dada
4) Malas minum
5) Panas atau suhu bayi rendah
6) Kurang aktif
7) Berat lahir rendah (1500 2500 gr) dengan kesulitan minum
b. Tanda-tanda bayi sakit berat
1) Sulit minum
2) Sianosis sentral (lidah biru)
3) Perut kembung
4) Periode Apnea
5) Kejang / periode kejang-kejang kecil
6) Merintih
7) Perdarahan
8) Sangat kuning
9) Berat badan lahir < 1500 gr (Prawirohardjo, 2002).

BAB IV
P a g e | 62

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu hal

fisiologis yang akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya

selama masa reproduksi, di mana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuh di rahimnya hingga melahirkan dan melalui

masa nifas.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (4o minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).

Asuhan persalinan kala I, II, III dan IV juga memegang

kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu

ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih

yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi

komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan

ketidaknormalan dalam persalinan.


Masa nifas atau puerperium di mulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu ( 42 hari) setelah itu

Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu

serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk yang pertama

kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat

bermakna selama hidupnya, keadaan ini di tandai dengan perubahan


P a g e | 63

emosional, perubahan fisik secara gramatis , hubungan keluarga dan

aturan serta penyesuaian terhadap aturan yang baru.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanaan

pada ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir dan mahasiswa

mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil, bersalin, nifas serta

bayi baru lahir dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan

pelaksanaan asuhan kebidanan kehamila, persalinan, nifas serta

bayi baru lahir sesuai standar pelayanan.


3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber

referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran.

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. ANC (Antenatal Care)


P a g e | 64

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL FISIOLOGIS


PADA NY R GESTASI 30 MINGGU
DI PUSKESMAS MINASA UPA
TANGGAL 30 MEI 2016

No. Register : 89/IX/2016

Tanggal kunjungan : 30 Mei 2016 Pukul: 09.30 wita

Tanggal pengkajian : 30 Mei 2016 Pukul: 09.30 wita

Nama pengkaji : IZMI ALMIRA

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri/Suami
Nama : NyR / Tn.A
Umur : 27 tahun / 32 tahun
Nikah/lamanya : 1x/4 tahun (2012)
Suku : Makassar/Makassar
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SD/SMA
Pekerjaan : IRT/Wiraswasta
Alamat : Jl. Hertasning Raya

B. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. Ini merupakan kehamilan kedua dan pernah keguguran

sebanyak 1x
2. HPHT tanggal 02 November 2015
3. Ibu sudah merasakan pergerakan janin pada bulan April 2016

sampai sekarang, frekuensi gerakan janin 1-2x/jam


4. Kehamilan sekarang sudah berumur kurang lebih 7 bulan
5. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter

seperti jamu, vitamin dll.


6. Tidak ada keluhan/masalah serius yang ibu alami selama hamil
7. Ibu telah melakukan penyuntikan TT 2 kali di PKM Minasa Upa.
a) TT1 : Tanggal 02 Januari 2016
b) TT2 : Tanggal 01 Februari 2016
P a g e | 65

C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat Haid
a) Menarche : 12 tahun
b) Siklus haid : 28-30 hari
c) Lamanya : 3-5 hari
d) Dismenorhe : tidak ada
2. Riwayat ginekologi
a) Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan

kandungannya
b) Ibu pernah menjalani tindakan kuretase di RS. Bahagia

(2013) karena abortus kompletus


3. Riwayat KB
Ibu belum pernah menjadi akseptor KB

D. Riwayat Kesehatan Yang Lalu dan Sekarang


1. Tidak ada riwayat penyakit kronis seperti jantung, hipertensi,

paru-paru, asma, DM.


2. Tidak ada riwayat penyakit menular : hepatitis, HIV/AIDS, TBC
3. Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan
4. Tidak pernah menjalani operasi

E. Riwayat Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual


1. Status pernikahan sah dengan suami sekarang dan telah

menikah 4 tahun (2012)


2. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga harmonis.
3. Kehamilan saat ini direncanaan dengan suami. Ibu, suami dan

keluarga sangat senang dengan kehamilan sekarang


4. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami atau

anggota keluarga terdekat.


5. Penghasilan suami dapat mencukupi kebutuhan keluarga

sehari-hari.
6. Baya persalinan serta kebutuhan bersalin sudah siapakan.
7. Ibu selalu berdoa semoga kehamilan berlangsung normal dan

taat beribadah

F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Nutrisi dan cairan
P a g e | 66

Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring (nasi, sayur,

ikan, tempe, tahu, dan kadang-kadang buah), minum 7-8 gelas

sehari.
2. Eliminasi
a) Buang air besar teratur sekali sehari
b) Buang air kecil 4-5 kali sehari, warna kuning
3. Kebutuhan istirahat
Ibu tidur siang tidak teratur, tidur malam teratur biasa mulai

pukul 21:00 04:30.


4. Personal hygiene
a) Mandi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali seminggu
b) Sikat gigi 2 kali sehar

G. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
b. Tinggi badan : 158 cm
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 55 kg
2) Selama hamil : 67 kg
d. Lingkar lengan atas : 29 cm
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,3oC
4) Pernapasan : 22x/menit
2. Kepala dan wajah ; Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan

tidak ada nyeri tekan. Tidak ada cloasma gravidarum dan tidak

ada oedema pada wajah, conjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung tidak ada polip dan secret, gigi lengkap dan utuh, bibir

lembab, tidak ada caries


3. Leher : Tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar

limfe dan kelenjar tyroid, dan tidak ada nyeri tekan


P a g e | 67

4. Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk,

tampak adanya hyperpigmentasi pada areola mammae,

kolostrum belum ada.


5. Abdomen : terdapat linea nigra dan striae livide, tidak ada luka

bekas operasi, pembesaran perut lebih besar dari usia

kehamilan.
Palpasi menurut leopold :
a) Leopold 1 : TFU 30 cm, teraba
bokong dalam fundus
b) Leopold 2 : Punggung kanan
c) Leopold 3 : Kepala
d) Leopold 4 : BAP (konvergen)
e) Lingkar perut : 97 cm
f) Tafsiran berat janin : TFU x LP

TBJ : 30 x 97 = 2.910 gram

g) Denyut jantung janin: 137 x/menit terdengar jelas dan teratur


pada kuadran kanan bawah perut ibu
6. Extremitas : Tidak ada oedema dan varises pada
kedua kaki, reflex patella (+) kiri/kanan.

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnosa: G2P0A1, gestasi 30 minggu, situs memanjang, presentasi

kepala, BAP, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin

baik.

A. G2P0A1
1. Data subjektif : ibu hamil kedua dan pernah keguguran 1x
2. Data objektif :
a. Tonus otot tampak meregang
b. Tampak striae livide
3. Analisa dan interpretasi data
P a g e | 68

a. Tonus otot tampak meregang karena pembesaran perut dan


peregangan otot-otot pada kehamilan yang lalu.
b. Pada kehamilan lanjut tampak striae livid karena perut
menjadi meregang akibat adanya janin sehingga pembuluh
darah perifer timbul dengan guratan agak kecoklatan.

B. Gestasi 30 Minggu
1. Data subjektif : HPHT tanggal 02-11-2015
2. Data objektif :
a. HTP tanggal 09-08-2016
b. TFU : 2 jari bawah px (27,5 cm)
3. Analisa dan interpretasi data
a. Dari HPHT tanggal 02-11-2015 sampai dengan 30-05-2016,

maka gestasinya adalah 30 minggu.


b. Dari hasil perhitungan dengan rumus Mac Donald, didapati

TFU Ny.R sesuai dengan usia kehamilannya apabila

dihitung dari hari pertama haid terakhir.

C. Situs memanjang dan PUKA


1. Data subjektif : pergerakan janin dirasakan kuat di satu bagian

yaitu kiri perut ibu.


2. Data objektif :
a. Leopold 2 : PUKA
b. Denyut jantung janin terdengar jelas pada satu bagian yaitu

kanan perut ibu dengan frekuensi 137x/menit


3. Analisa dan interpretasi data
a. Pertumbuhan janin sebelum bulan ke empat sampai akhir

kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong inilah yang

menyebabkan berada pada letak memanjang dan letak janin

didalam rahim sesuai dengan panjang rahim ibu.


b. Pada palpasi leopold 2, apabila teraba punggung berarti situs

memanjang, sedangkan apabila teraba bokong atau kepala

berarti situs melintang.


P a g e | 69

c. Palapasi pada leopold 2 teraba tahanan keras, lebar seperti

papan pada sisi kanan perut ibu dan sebelah kiri perut ibu

teraba bagian-bagian kecil yaitu lengan dan tungkai, DJJ yang

terdengar jelas pada bagian kanan bawah pusat ibu

menandakan letak punggung janin adalah PUKA


D. Presentase kepala
1. Data subjektif :
a. Ibu merasakan ada tekanan pada bagian bawah perut
b. ibu sering merasakan ada gerakan menendang pada sebelah

kiri atas perut ibu.


1. Data objektif :
Palpasi leopold 3 teraba kepala bagian terendah.
2. Analisa dan interpretasi data :
Pada palapasi leopold 3 teraba bagian bulat, keras, mudah

digerakkan pada atas sympisis dan pada fundus teraba bagian

lunak, kurang bisa digerakkan, dan tidak bundar, hal tersebut

menandakan bahwa presentase janin dalam rahim adalah kepala.

E. BAP
1. Data subjektif : Gerakan janin terasa kuat
2. Data objektif :
a. Palpasi Leopold 3 : kepala masih bisa digerakkan

Leopold 4 : konvergen

3. Analisa dan interpretasi data :


a. Pada palpasi leopold 3 teraba bagian yang masih dapat

digerakkan, menandakan bagian terendah belum masuk

dalam rongga panggul.


b. Pada palpasi leopold 4, kedua jari-jari tangan pemeriksa

bertemu (konvergen) di atas simpisis menandakan bagian

terendah janin belum memasuki pintu atas panggul.


P a g e | 70

F. Intra Uterine
1. Data subjektif : ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat.
2. Data objektif : ibu tidak pernah merasa nyeri hebat saat dipalpasi.
3. Analisa dan interpretasi data
Nyeri hebat saat dilakukan palpasi merupakan salah satu gejala

kehamilan ektopik dan kehamilan yang tidak didahului dengan

nyeri perut yang hebat menandakan kehamilan intra uterine


G. Tunggal
1. Data subjektif : ibu merasa janinnya bergerak kuat hanya pada

bagian perut sebelah kiri.


2. Data objektif :
a. Leopold 1 : 3 jari di bawah px (26,5 cm)
b. Leopold 2 : PUKA
c. Leopold 3 : Kepala
d. Leopold 4 : BAP
e. DJJ terdengar 137x/i hanya pada satu sisi
3. Analisa dan interpretasi data :
Pada suatu kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran

perut sesuai dengan umur kehamilan,saat palpasi teraba satu

kepala,satu punggung, dan bagian-bagian terkecil janin, DJJ

terdengar jelas dominan hanya pada satu titik atau bagian serta

pergerakan janin yang dirasakan ibu hanya pada satu sisi saja.

Hal ini menandakan bahwa janin yang dikandung ibu tunggal.


H. Hidup
1. Data subjektif : ibu merasakan pergerakan janin terakhir pada

pukul 09 .30 (30 Mei 2016)


2. Data objektif
a. Saat dipalpasi, didapati janin bergerak menendang perut ibu
b. DJJ terdengar jelas dan teratur, dengan frekuensi 137x/i
3. Analisa dan interpretasi data
a. Adanya pergerakan janin yang ibu rasakan serta DJJ yang

masih terdengar jelas dan kuat saat diperiksa menandakan

janin hidup

I. Keadaan Ibu dan Janin Baik


P a g e | 71

1. Data subjektif : ibu tidak pernah mengalami keluhan yang serius

selama hamil, pergerakan janin dirasakan ibu minimal 1x setiap

jam
2. Data objektif : kesadaran komposmentis.
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,3oC
Pernapasan : 22x/menit
b. Leopold 1 : 30 cm
Leopold 2 : PUKA
Leopold 3 : Kepala
Leopold 4 : BAP
DJJ terdengar 137x/i hanya pada satu sisi
3. Analisa dan interpretasi data
a. TTV dalam batas normal, kesadaran komposmentis dan

tidak ada masalah yang serius selama hamil menandakan

keadaan umum ibu baik


b. Hasil pemeriksaan leopold didapati tidak ada kelainan letak

(situs memanjang), bagian terendah adalah kepala, ibu

merasakan gerakan janin minimal 1x/jam, maka keadaan

janin dapat dikatakan baik, DJJ terdengar kuat dengan

frekuensi 137x/i menandakan tidak ada gawat janin.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera / kolaborasi.


P a g e | 72

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

A. Tujuan
1. Kehamilan berlangsung secara fisiologis
2. Keadaan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin baik
3. Mempersiapkan ibu agar persalinan dan masa nifas berlangsung

normal
4. Mendeteksi lebih dini adanya komplikasi dalam kehamilan

B. Kriteria
1. KU baik, kesadaran:komposmentis
2. Keadaan ibu dan janin baik
3. TTV dalam batas normal
a) Tekanan darah : Systole : 100-130mmHg
Dyastole : 60-90mmHg
b) Nadi : 60-80x/i
c) Suhu : 36-37,5C
d) Pernapasan : 16-24x/i
4. Pergerakan janin dalam batas normal (12x dalam 12jam atau 1x

1jam) DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)


5. Tidak ada masalah pada kehamilan yang akan berpengaruh

pada persalinan dan masa nifas ibu.


6. Tidak ada tanda bahaya selama kehamilan

INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN

1. Pantau keadaan ibu dan janin setiap kunjungan


Rasional : kunjungan dilakukan minimal 1x pada trimester pertama,

1x pada trimester kedua dan 2x di trimester agar dapat dikenali

secara dini adanya komplikasi.


P a g e | 73

2. Pastikan adanya hamil kembar dan kelainan letak melalui palpasi

dan DJJ
Rasional : pada trimester III, perlu dideteksi adanya kehamilan

kembar dan kelainan letak agar ibu dan keluarga dapat segera

mengambil keputusan untuk rencana persalina ibu.


3. Persiapan menghadapi komplikasi : tanda-tanda bahaya pada

trimester III, pengambil keputusan, biaya, transportasi, pendonor,

tempat persalinan
Rasional : perlu dilakukan agar ibu dapat segera mendapat

pertolongan apabila mengalami tanda-tanda bahaya dalam

kehamilannya
4. Persiapan persalinan : tanda-tanda persalinan, ingin ditolong siapa,

tempat, pendamping/pengantar, transportasi, SURGA, biaya,

perlengkapan bersalin, berkas yang harus disiapkan


Rasional: ini akan membantu ibu untuk lebih dulu mempersiapkan

proses kelahiran dengan memilih tempat, penolong sesuai

keinginan ibu agar persalinan ibu bersangsung dengan baik dan

tanpa komplikasi
5. Ingatkan kepada ibu tentang :
a. Istirahat yang cukup
Rasional: istirahat yang cukup dapat mengurangi beban jantung

yang mengalami peningkatan selama hamil.otot-otot akan

relaksasi sehingga penggunaan energi dalam tubuh terpenuhi


b. Kebutuhan nutrisi
Rasional : nutrisi dan gizi yang seimbang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan ibu dan janin agar ibu dan janin sehat

serta dapat tumbuh dan berkembang secara normal


6. Diskusi dengan ibu tentang pelaksanaan IMD segera setelah

persalinan
P a g e | 74

Rasional: IMD dapat berhasil apabila dipersiapkan sejak hamil,

tujuannya adalah untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu

dan bayi, agar bayinya sehat, serta bayi dapat tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang cerdas


7. Komunikasikan tentang rencana untuk KB
Rasional: ibu dapat mengatur jarak kehamilannya serta

mengistirahatkan kandungannya
8. Berikan motivasi dan support kepada ibu dalam menjalani masa

akhir kehamilannya
Rasional : support dan motivasi sangat diperlukan untuk

mengurangi rasa cemas dan kekhawatiran ibu dalam menanti

kelahiran bayinya, keadaan stress tentunya dapat membawa

pengaruh negatif terhadap ibu dan janin.


9. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 06 Juni 2016
Rasional: pada kehamilan trimester III, ibu harus lebih rutin

memeriksakan kehamilannya untuk memantau keadaan ibu dan

janin, serta untuk memudahkan bidan melakukan skrining terhadap

komplikasi yang mungkin akan muncul sewaktu-waktu.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal: 30 Mei 2016 Pukul: 10.00 Wita

1. Mendeteksi adanya hamil kembar dan kelainan letak melalui

palpasi dan DJJ


Hasil : tidak ada kelainan letak dan janin tunggal
2. Menginformasikan kepada ibu tentang persiapan menghadapi

komplikasi : tanda-tanda bahaya pada trimester III, pengambil

keputusan, biaya, transportasi, pendonor, tempat persalinan


Hasil :
P a g e | 75

a. Ibu mengetahui dan bersedia untuk segera ke tepat pelayanan

kesehatan apabila merasakan sakit kepala yang menetap,

pandangan kabur, bengkak pada wajah dan tungkai.


b. Pengambilan keputusan adalah suami atau keluarga
c. Biaya untuk persiapan persalinan dan kebutuhan lainnya sudah

disiapkan
d. Ibu belum mengetahui siapa yang akan menjadi pendonor

namun akan segera mempersiapkannya


e. Ibu memiliki kendaraan pribadi yang siap digunakan 24 jam
3. Menginformasikan kepada ibu persiapan persalinan : tanda-tanda

persalinan, ingin ditolong siapa, tempat, pendamping/pengantar,

transportasi, SURGA, biaya, perlengkapan bersalin, berkas yang

harus disiapkan.
a. Ibu mengetahui tanda-tanda persalinan dan bersedia segera

datang ke puskesmas apabila merasakan sakit pada perut yang

dirasakan teratur dan makin lama makin sering, ada

pengeluaran lendir dan darah dari jalan lahir.


b. Ibu ingin didampingi oleh suami dan diantar oleh keluarga
c. Transportasi tersedia dan siap digunakan 24 jam
d. Ibu bersedia meminta keluarga untuk mengurus rumah tangga

selama ibu dalam proses persalinannya dan juga saat masa

pemulihan (nifas)
e. Ibu telah menyiapkan biaya persalinan dan kebutuhan bersalin
4. Mengingatkan kepada ibu tentang :
a. Istirahat yang cukup
Hasil : ibu mengerti dan akan mencukupi kebutuhan

istirahatnya yaitu 1-2 jam di siang hari, dan 7-8 jam pada

malam hari.

b. Kebutuhan nutrisi
P a g e | 76

Hasil : ibu tetap menjaga pola makannya yaitu dengan

mengkonsumsi menu gizi seimbang setiap harinya.


5. Mendiskusikan dengan ibu tentang pelaksanaan IMD segera

setelah persalinan.
Hasil : ibu mengerti tentang manfaat IMD dan bersedia untuk

dilakukan IMD segera setelah bayi lahir


6. Menginformasikan tentang persiapan utuk KB
Hasil : ibu ingin berdiskusi dengan suaminya terlebih dahulu
7. Memberikan motivasi dan support kepada ibu dalam menjalani

masa akhir kehamilannya


8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 14 Juni 2016
Hasil : ibu bersedia untuk datang pada tanggal 14 Juni 2016 untuk

memeriksakan kehamilannya atau pada saat ada keluhan.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal: 30 Mei 2016 Pukul: 10.00 WITA

A. Kehamilan sementara berlangsung normal, keadaan umum ibu baik

ditandai dengan :
1. TTV dalam batas normal
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 80x/i
c. Pernapasan : 22x/i
d. Suhu : 36,30C.
2. DJJ dalam batas normal dengan frekuensi 137x/i.
3. Pergerakan janin terasa oleh ibu dengan frekuensi 1-2x/jam
4. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan semua anjuran yg

dijelaskan.
5. TFU sesuai dengan umur kehamilan apabila dihitung dari HPHT

yaitu 3 jari di bawah px


P a g e | 77

B. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan atau masalah yang

dapat mempengaruhi perlangsungan kehamilan, persalinan dan masa

nifas ibu.
C. Ibu tidak pernah mengalami masalah yang serius selama

kehamilannya.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL

FISIOLOGI PADA NY R DENGAN GESTASI 30 MINGGU

DI PUSKESMAS MINASA UPA

TANGGAL 30 MEI 2016

A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : NyR / Tn.A
P a g e | 78

Umur : 27 tahun / 32 tahun


Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SD/SMA
Pekerjaan : IRT/WIRASWASTA
Alamat : Jl. Hertasning

B. DATA SUBJEKTIF
1. ibu hamil kedua dan pernah keguguran 1x
2. HPHT tanggal 02-11-2015
3. Pergerakan janin dirasakan kuat di satu bagian yaitu kiri perut ibu.
4. Ibu merasakan ada tekanan pada bagian bawah perut
5. ibu merasakan pergerakan janin pada bulan April 2016 sampai hari

ini (30 Mei 2016), terakhir dirasakan pada pukul 09 .30


6. ibu tidak pernah mengalami keluhan yang serius selama hamil,

pergerakan janin dirasakan ibu minimal 1x setiap jam


2. Data Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
a. Tinggi badan : 157 cm
b. Berat badan
1) Sebelum hamil : 55 kg
2) Selama hamil : 67 kg
c. Lingkar lengan : 27 cm
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,3oC
4) Pernafasan : 22x/menit
2. Wajah : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih
3. Leher : Tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar

limfe dan kelenjar tyroid, dan tidak ada nyeri tekan


4. Payudara : kolostrum belum ada, tidak teraba adanya massa.
5. Abdomen : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot

terlihat merengang
Palpasi menurut leopold :
a. Leopold 1 : TFU 26,5 cm, teraba bokong dalam fundus
b. Leopold 2 : Punggung kanan
c. Leopold 3 : Kepala
d. Leopold 4 : BAP (konvergen)
e. Lingkar perut : 97 cm
TBJ : TFU x LP
26,5 x 88 = 2.332 gram
P a g e | 79

f. Denyut jantung janin 137x/menit terdengar jelas dan teratur

pada kuadran kanan bawah perut ibu


6. Extremitas : tidak ada varises dan oedema pada kedua kaki, tidak

ada nyeri tekan, reflex patella (+) kiri/kanan.

3. Assesment (A)
G2P0A1, gestasi 30 minggu, situs memanjang, PUKA, presentasi kepla,

BAP, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.
4. Planning (P)

Tanggal: 30 Mei 2016 Pukul: 10.00 WITA

Tanggal: 30 Mei 2016 Pukul: 10.00 Wita

1. Mendeteksi adanya hamil kembar dan kelainan letak melalui

palpasi dan DJJ


Hasil : tidak ada kelainan letak dan janin tunggal
2. Menginformasikan kepada ibu persiapan menghadapi komplikasi :

tanda-tanda bahaya pada trimester III, pengambil keputusan, biaya,

transportasi, pendonor, tempat persalinan


Hasil :
a. Ibu mengetahui dan bersedia untuk segera ke tepat

pelayanan kesehatan apabila merasakan sakit kepala

yang menetap, pandangan kabur, bengkak pada wajah

dan tungkai.
b. Pengambilan keputusan adalah suami atau keluarga
c. Biaya untuk persiapan persalinan dan kebutuhan lainnya sudah

disiapkan
d. Ibu belum mengetahui siapa yang akan menjadi pendonor

namun akan segera mempersiapkannya


e. Ibu memiliki kendaraan pribadi yang siap digunakan 24 jam
3. Menginformasikan tentang persiapan persalinan : tanda-tanda

persalinan, ingin ditolong siapa, tempat, pendamping/pengantar,


P a g e | 80

transportasi, SURGA, biaya, perlengkapan bersalin, berkas yang

harus disiapkan.
a. Ibu mengetahui tanda-tanda persalinan dan bersedia segera

datang ke puskesmas apabila merasakan sakit pada perut yang

dirasakan teratur dan makin lama makin sering, ada

pengeluaran lendir dan darah dari jalan lahir.


b. Ibu ingin didampingi oleh suami dan diantar oleh keluarga
c. Transportasi tersedia dan siap digunakan 24 jam
d. Ibu bersedia meminta keluarga untuk mengurus rumah tangga

selama ibu dalam proses persalinannya dan juga saat masa

pemulihan (nifas)
e. Ibu telah menyiapkan biaya persalinan dan kebutuhan bersalin
4. Mengingatkan kepada ibu tentang :
c. Istirahat yang cukup
Hasil : ibu mengerti dan akan mencukupi kebutuhan

istirahatnya yaitu 1-2 jam di siang hari, dan 7-8 jam pada

malam hari.
d. Kebutuhan nutrisi
Hasil : ibu tetap menjaga pola makannya yaitu dengan

mengkonsumsi menu gizi seimbang setiap harinya.


5. Mendiskusikan dengan ibu tentang pelaksanaan IMD segera

setelah persalinan.
Hasil : ibu mengerti tentang manfaat IMD dan bersedia untuk

dilakukan IMD segera setelah bayi lahir


6. Menginformasikan tentang persiapan utuk KB
Hasil : ibu ingin berdiskusi dengan suaminya terlebih dahulu
7. Memberikan motivasi dan support kepada ibu dalam menjalani

masa akhir kehamilannya


8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 14 Juni 2016
Hasil : ibu bersedia untuk datang pada tanggal 14 Juni 2016 untuk

memeriksakan kehamilannya atau pada saat ada keluhan.


5. INC (Intranatal Care)
P a g e | 81

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS

PADA NY H GESTASI 38 MINGGU 6 HARI

DI PUSKESMAS MINASA UPA

TANGGAL 16 JUNI 2016

NO.REGISTER : 141/1X/2016

Tanggal Masuk : 16 Juni 2016 Pukul : 05.55 WITA

Tanggal Partus : 16 Juni 2016 Pukul : 07.00 WITA

Tanggal pengkajian : 16 Juni 2016 Pukul : 06.00 WITA

Nama pengkaji : IZMI ALMIRA

LANGKAH 1 IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. H / Tn. S
Umur : 26 tahun / 30 tahun
Nikah : 1x/ 8 tahun (2008)
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Buruh Harian
Alamat : BTN Minasa Upa Blok.N7 No.16

B. Riwayat Persalinan Sekarang


Ibu mengeluh sakit perut tembus ke belakang sejak pukul 02.00

WITA pada tanggal 16 Juni 2016, sifat keluhan masih jarang

dirasakan namun kuat, usaha ibu untuk mengatasi keluhannya

dengan mengurut daerah punggung.


P a g e | 82

C. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. HPHT: 09-11-2015 HTP: 06-12-2015
2. Pemeriksan kehamilan sebanyak 7x di Puskesmas
a. Trimester pertama : 2x
b. Trimester kedua : 2x
c. Trimester ketiga : 3x
3. Ibu telah mendapat suntik TT 2x di puskesmas
a. TT1 tanggal 07 Desember 2015
b. TT2 tanggal 05 Januari 2016

D. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
Menarche : 11 tahun
Lamanya : 4-5 hari
Siklus haid : 28-30 hari
Dismenorrhea : tidak ada
2. Riwayat obstetric
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Tahun partus : 2009
2) Tempat partus : puskesmas
3) Umur kehamilan : aterm
4) Jenis persalinan : normal
5) Penolong : bidan
6) Penyulit : tidak ada
7) Jenis kelamin : perempuan
8) BBL : 3300 gram
9) PBL : 48 cm
10)Keadaan anak sekarang: hidup
3. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan, keluhan selama

menjadi apsektor adalah haid tidak teratur, berhenti pada tahun

2015 kerena alasan ingin memiliki anak.

E. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Dan Sekarang


1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus,

asma dan TB paru.


2. Tidak ada riwayat penyakit menular : hepatitis, HIV/AIDS
3. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter

dan alcohol
4. Obat-obatan dan vitamin yang pernah dikonsumsi selama hamil :

tablet Fe, B.com, dan Kalk (diberikan oleh bidan)


P a g e | 83

F. Riwayat Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual


1. Ibu, suami dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ibu

yang sekarang.
2. Pengambilan keputusan dalm keluarga adalah suami dan

anggota keluarga terdekat


3. Ibu dan keluarga selalu berdoa agar persalinannya berjalan

lancar dan normal


4. Ibu dan suami telah menyiapkan tabungan untuk biaya

persalinan serta kebutuhan setelah bersalin

G. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Kebutuhan nutrisi
a. Selama hamil : nafsu makan ibu baik frekuensi 3-4x/hari. Ibu

mengonsumsi nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang buah.

Frekuensi minum 6-8 gelas/hari.


b. Selama inpartu: nafsu makan dan minum berkurang
2. Kebutuhan eliminasi
BAK dan BAB teratur setiap hari
3. Kebutuhan istirahat dan tidur
Tidur siang teratur, tidur malam teratur biasa mulai pukul 21.30

05.30
4. Personal hygiene
Mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari, dan keramas 3x seminggu

H. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
b) Tanda-tanda vital:
1) Tekanan darah: 110/80 mmHg
2) Nadi: 80x/i
3) Suhu: 36 oC
4) Pernapasan: 24x/i
2. Kepala dan wajah
a. Kepala: tampak bersih, tidak berketombe, dan tidak mudah

rontok
P a g e | 84

b. Wajah: ekspresi wajah meringis, tidak ada oedema, mata

simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sclera

putih bersih, hidung : tidak ada polip


c. Mulut dan gigi: bibir merah muda dan lembab, tidak ada

caries pada gigi.


d. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe,

dan vena jungularis


e. Payudara: simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

terjadi hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada benjolan

dan nyeri tekan, keluar ASI bila putting susu di pencet


f. Abdomen: tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra, strie

alba dan tonus otot tegang


Leopold 1 : TFU 36 cm
Leopold 2 : PUKI
Leopold 3 : Kepala
Leopold 4 : BDP (divergen)
TBJ : LP x TFU (cm)
: 104 cm x 36 cm = 3774

DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah perut ibu

dengan frekuensi 136x/i

g. Genetalia: tampak pengeluaran lender dan darah

Pemeriksaan dalam tanggal 16-06-2016 pukul: 06.30 WITA


1) Vulva dan vagina : Normal
2) Portio : Lunak tipis
3) Pembukaan : 8 cm
4) Ketuban :+
5) Presentase : Kepala
6) Penurunan : H III
7) Moulage :-
8) Penumbungan :-
9) Kesan panggul : Normal
10)Pelepasan : Lendir dan darah
P a g e | 85

h. Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises pada kaki,

refleks patella + kiri dan kanan

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa: G2P1A0, gestasi 38 minggu 6 hari, situs memanjang, PUKI,

presentase kepala, BDP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan

janin baik, inpartu kala I fase aktif.

A. G2P0A1
1. DS :Ini kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran ,
2. DO :Tonus otot tampak meregang dan terdapat striae livid.
3. Analisa dan interpretasi data
a. Tonus otot tampak meregang karena pembesaran perut dan

peregangan otot-otot kehamilan yang lalu.


b. Pada kehamilan lanjut tampak striae livid karena perut menjadi

meregang akibat adanya janin sehingga pembuluh darah ferifer

timbul dengan guratan agak kecoklatan.

B. Gestasi 38 Minggu 6 Hari


1. Data subjektif : HPHT tanggal 02-11-2015
2. Data objektif :
a. HTP tanggal 09-08-2016
3. Analisa dan interpretasi data
c. Dari HPHT tanggal 09-08-2015 sampai dengan 16-06-2016,

maka gestasinya adalah 38 minggu 6 hari.

C. Situs memanjang dan PUKA


1. Data subjektif : pergerakan janin dirasakan kuat disebelah kiri

perut ibu.
2. Data objektif :
a. Leopold 2 : PUKI
P a g e | 86

b. Denyut jantung janin terdengar jelas pada bagian kanan perut

ibu dengan frekuensi 136x/menit


3. Analisa dan interpretasi data
d. Pertumbuhan janin sebelum bulan ke empat sampai akhir

kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong inilah yang

menyebabkan berada pada letak memanjang dan letak janin

didalam rahim sesuai dengan panjang rahim ibu.


e. Pada palpasi leopold 2, apabila teraba punggung berarti situs

memanjang, sedangkan apabila teraba bokong atau kepala

berarti situs melintang.


f. Palapasi pada leopold 2 teraba tahanan keras, lebar seperti

papan pada sisi kiri perut ibu, dan sebelah kanan perut ibu

teraba bagian-bagian kecil yaitu lengan dan tungkai.


g. DJJ yang terdengar jelas pada bagian kiri bawah pusat ibu

menandakan bahwa punggung janin berada disebelah kiri.

D. Presentase kepala
1. Data subjektif :
c. Ibu merasakan ada tekanan pada bagian bawah perut
d. ibu sering merasakan ada gerakan menendang pada sebelah

kanan atas perut ibu.


2. Data objektif :
Palpasi leopold 3 teraba kepala bagian terendah.
3. Analisa dan interpretasi data :
Pada palapasi leopold 3 teraba bagian bulat, keras, mudah

digerakkan pada atas sympisis dan pada fundus teraba bagian

lunak, kurang bisa digerakkan, dan tidak bundar, presentase janin

dalam rahim adalah presentase kepala karena berat kepala lebih

besar dari bokong.

E. BAP
1. Data subjektif : Gerakan janin terasa kuat
P a g e | 87

2. Data objektif :
b. Palpasi Leopold 3 : kepala sudah tidak bisa digerakkan

Leopold 4 : divergen

3. Analisa dan interpretasi data :


c. Pada palpasi leopold 3 teraba bagian terbawah sudah

digerakkan yang menandakan bagian terendah sudah masuk

dalam rongga panggul.


d. Pada palpasi leopold 4, kedua jari-jari tangan pemeriksa tidak

bertemu (divergen) berarti bagian terendah janin sudah

memasuki pintu atas panggul.

F. Intra Uterine
1. Data subjektif : ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat.
2. Data objektif : ibu tidak pernah merasa nyeri hebat saat dipalpasi.
3. Analisa dan interpretasi data
Nyeri hebat saat dilakukan palpasi merupakan salah satu gejala

kehamilan ektopik dan kehamilan yang tidak didahului dengan

nyeri perut yang hebat menandakan kehamilan intra uterine.

G. Tunggal dan Hidup


1. Data subjektif : ibu merasa janinnya bergerak kuat hanya pada

bagian perut sebelah kiri.


2. Data objektif :
a. Leopold 1 : 36 cm
b. Leopold 2 : PUKI
c. Leopold 3 : Kepala
d. Leopold 4 : BDP
e. DJJ terdengar 136x/i hanya pada satu sisi
3. Analisa dan interpretasi data :
Pada suatu kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran

perut sesuai dengan umur kehamilan, saat palpasi teraba satu

kepala, satu punggung, dan bagian-bagian terkecil janin, DJJ


P a g e | 88

terdengar jelas dominan hanya pada satu titik atau bagian serta

pergerakan janin yang dirasakan ibu hanya pada satu sisi saja.

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV : TINDAKAN EMERGENSI / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk perlunya tindakan kolaborasi

LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI

A. Tujuan :
1. Persalinan berlangsung normal
2. Keadaan ibu dan janin baik
3. Kontraksi uterus kuat dan teratur
4. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri
B. Kriteria
1. Kala I berlangsung antara 2-10 jam
2. TTV dalam batas normal
a. Tekanan darah: systole: 100-130 mmhg
diastole: 70-100 mmhg
b. S: 36 C - 37,5 oC
o

c. P: 16-24x/menit
d. N: 70-90x/menit
e. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi dalam

batas normal (120- 160x/menit).


3. Kontraksi uterus adekuat 4x10 menit dengan durasi >40 detik

INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan

janinnya baik-baik saja


P a g e | 89

Rasional: dengan memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan

keluarga akan merasa lebih tenang dengan mengetahui keadaannya

dan janinnya serta kemajuan persalinan


2. Anjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih serta

rektum (BAK/BAB)
Rasional: mencuci kaki merupakan tindakan antiseptik untuk

mencegah infeksi serta kandung kemih dan rectum yang kosong

dapat mempercepat turunnya kepala dan mempercepat turunnya

kepala dan memberikan rasa nyaman pada ibu


3. Anjurkan ibu teknik relaksasi yaitu nafas panjang melalui hidung dan

menghembuskan melalui mulut jika his timbul


Rasional: Dengan teknik relaksasi merupakan salah satu cara

mengurangi rasa nyeri dengan memberi suplai oksigen yang cukup.

Pada kontraksi terjadi ketegangan yang hebat, ketegangan ini akan

berkurang dengan adanya pengatur nafas


4. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan dengan tidur

miring ke salah satu sisi secara bergantian


Rasional: baring miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan

oksigen ke janin, karena mencegah penekanan pada vena cava

inferior oleh uterus yang membesar yang dapat mengurangi suplai

darah ibu kejantung sehingga mempengaruhi output ke jantung


5. Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi

yang adekuat
Rasional: dengan cairan dan nutrisi yang adekuat dapat memberi

energi bagi tubuh sehingga memudahkan dalam proses persalian


6. Observasi TTV tiap 4jam
Rasional: untuk mengetahui keadaan umum ibu
7. Observasi DJJ, nadi,His / 30menit
P a g e | 90

Rasional: untuk memantau keadaan janin dan observasi nadi untuk

memantau keadaan ibu


8. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) tiap 4 jam atau bila ada indikasi
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan
9. Siapkan diri dan alat partus
Rasional: persiapan diri penolong dapat mencegah terjadinya infeksi,

alat partus yang tersedia merupakan faktor yang membantu

melancarkan tindakan yang dilakukan.


10. Beri support dan motivasi pada ibu dari keluarga dan petugas

kesehatan
Rasional: diharapkan ibu tetap optimis dan bersemangat dalam

menghadapi persalinan dan kelahiran bayinya


11. Libatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
Rasional: keluarga adalah orang yang paling dekat dengan ibu yang

menjadi tempat berbagi rasa sehingga ibu merasa aman dan optimis

menghadapi persalinan
12. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
Rasional: merupakan standarisasi pelayanan kebidanan dan menilai

kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin serta memudahkan

dalam pengambilan keputusan klinik serta asuahan selanjutnya.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

1. Menganjurkan ibu untuk mencuci kaki, mengosongkan kandung

serta rectum sebelum dilakukan pemeriksaan. Hasil : ibu BAK

sebelum dilakukan pemeriksaan


2. Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik pada ibu
P a g e | 91

Hasil : KU ibu dan janin baik, TTV dalam batas normal, tidak ada

tanda-tanda gawat janin


3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam

proses persalinan. Hasil : ibu mengerti dan telah mengetahui

keadaannya sekarang
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu nafas panjang melalui

hidung dan menghembuskan melalui mulut pada saat timbul his.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang

dianjurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan

dengan tidur miring kesalah satu sisi. Hasil : ibu mengerti dan

memilih untuk tidur miring ke sisi kanan


6. Menganjurkan keluarga untuk memberi intake cairan dan nutrisi

yang adekuat. Hasil : ibu telah menghabiskan porsi makanan

dan 1 gelas air yang diberikan oleh keluarga


7. Mengobservasi TTV tiap 4 jam
TD : 110/80 mmHg suhu : 36,5 o C
Nadi : 80x/I pernapasan : 24x/i
8. Observasi Nadi, His, dan DJJ tiap 30 menit:

Jam (wita) Nadi His / durasi DJJ(x/i)


06.30 82x/menit 4x10 / 40-45 136x/i
07.00 80x/menit 5x10 / 45-50 135x/i

9. Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam


a. Pukul 07.30 wita , dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil :
a. Vulva dan vagina : normal
b. Porsio : lunak
c. Pembukaan : lengkap
d. Ketuban : (-)
e. Presentase : kepala UUK di bawah simpisis
f. Penurunan : Hodge IV
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
P a g e | 92

i. Kesan panggul : normal


j. Pelepasan : lendir dan darah serta air ketuban
10. Menyampaikan hasil pemeriksaan dalam kepada ibu dan

mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif


Hasil : ibu mengerti dan dapat kooperatif
11. Memberi support dan motivasi pada ibu
Hasil : ibu yang semangat dan optimims menghadapi persalinannya
12. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
Hasil : ibu mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga
13. Menganjarkan ibu cara meneran yang efektif dan meminta ibu

untuk meneran saat timbul his


Hasil : ibu mengerti dan dapat kooperatif

LANGKAH VII : EVALUASI

16 Juni 2016

1. Kala I berlangsung normal ditandai dengan Kala I berlangsung 5 jam


2. Kondisi ibu dalam batas normal ditandai dengan :
TTV:
TD : 120/70mmhg
N : 88x/i
S : 36 o C
P : 20x/i
3. His yang adekuat ditandai dengan frekuensi his 4x10 menit dengan

durasi 40-45
4. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri ditandai dengan mengelus-elus

perut dan meringis serta menarik napas panjang jika ada his.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL


PADA NY H DENGAN GESTASI 30 MINGGU
DI PUSKESMAS MINASA UPA
P a g e | 93

16 JUNI 2016

A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. H / Tn. S
Umur : 26 tahun / 30 tahun
Nikah : 1x/ 9 tahun (2008)
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : BTN Minasa Upa Blok N7 No. 16

KALA I

1. Data Subjektif (S)


1. Ibu mengatkan kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran
2. HPHT: 17-09-2015
3. Ibu merasakan pergerakan janinnya aktif sejak umur kehamilan 4

bulan di bagian kiri perut ibu


4. Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat

selama hamil
5. Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang sejak pukul 02.00 Wita

pada tanggal 16 Juni 2016 disusul oleh pelepasan lendir dan darah

B. Data Objektif (O)


1. GII PI A0
2. HTP 24-06-2016
3. Keadaan umum ibu baik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/i
Suhu : 36 oC
Pernapasan : 24x/i
4. Palpasi :
Leopold I : 36 cm
Leopold II : Punggung Kin
Leopold III : kepala
Leopold IV : BDP
P a g e | 94

5. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut

ibu dengan frekuensi 136x/i


6. VT pukul: 06.30 wita
a. Vulva dan vagina : normal
b. Porsio : lunak
c. Pembukaan : 8 cm
d. Ketuban : (+)
e. Presentase : kepala uuk kiri depan
f. Penurunan : Hodge III
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : normal
j. pelepasan : lendir dan darah

C. Assesment (A)
GII PI A0, Umur kehamilan 38 minggu 6 hari, situs memanjang,

puggung kanan, presentase kepala, tunggal, hidup, keadaan ibu dan

janin baik, inpartu kala I fase aktif

D. Planning (P)
1. Menganjurkan ibu untuk mencuci kaki, mengosongkan kandung

serta rectum sebelum dilakukan pemeriksaan. Hasil : ibu BAK

sebelum dilakukan pemeriksaan


2. Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik pada ibu
Hasil : KU ibu dan janin baik, TTV dalam batas normal, tidak ada

tanda-tanda gawat janin


3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam

proses persalinan. Hasil : ibu mengerti dan telah mengetahui

keadaannya sekarang
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu nafas panjang melalui

hidung dan menghembuskan melalui mulut pada saat timbul his.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang

dianjurkan.
P a g e | 95

5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan

dengan tidur miring kesalah satu sisi. Hasil : ibu mengerti dan

memilih untuk tidur miring ke sisi kanan


6. Menganjurkan keluarga untuk memberi intake cairan dan nutrisi

yang adekuat. Hasil : ibu telah menghabiskan porsi makanan

dan 1 gelas air yang diberikan oleh keluarga


7. Mengobservasi TTV tiap 4 jam
TD : 110/80 mmHg suhu : 36,5 o C
Nadi : 80x/I pernapasan : 24x/i
8. Observasi Nadi, His, dan DJJ tiap 30 menit:

Jam (wita) Nadi His / durasi DJJ(x/i)


06.30 82x/menit 4x10 / 40-45 136x/i
07.00 80x/menit 5x10 / 45-50 135x/i

9. Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau apabila ada indikasi


Pukul 07.30 wita , dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil :
a. Vulva dan vagina : normal
b. Porsio : lunak
c. Pembukaan : lengkap
d. Ketuban : (-)
e. Presentase : kepala UUK di bawah simpisis
f. Penurunan : Hodge IV
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah serta air ketuban
10. Menyampaikan hasil pemeriksaan dalam kepada ibu dan

mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif


Hasil : ibu mengerti dan dapat kooperatif
11. Memberi support dan motivasi pada ibu
Hasil : ibu yang semangat dan optimims menghadapi persalinannya
12. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
Hasil : ibu mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga
13. Menganjarkan ibu cara meneran yang efektif dan meminta ibu

untuk meneran saat timbul his


Hasil : ibu mengerti dan dapat kooperatif
P a g e | 96

KALA II

A. Data Subjektif (S)


1. Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
2. Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran
3. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus ke belakang

B. Data Objektif (O)


1. Kesadaran komposmentis
2. Kontraksi uterus 5x10 menit durasinya 45-50 detik
3. Adanya tanda dan gejala kala II
Dorongan untuk meneran
Tekanan pada anus
Perineum menonjol
Vulva vagina dan spingter anal terbuka
4. VT pukul 07.30 wita
- Vulva dan vagina : normal
- Porsio : tidak teraba
- Pembukaan : lengkap
- Ketuban : (-)
- Presentase : kepala uuk di bawah sympisis
- Penurunan : Hodge IV
- Molase :-
- Penumbungan :-
- Pelepasan : lendir dan darah serta air ketuban

C. Assesment (A)
Perlangsungan Kala II, kondisi ibu gelisah

D. Planning (P)
1. Melihat tanda dan gejala kala II (Doran, teknus, perjol, vulka)
Hasil : sudah ada tanda dan gejala kala II
2. Menyiapkan diri dan memeriksa kembali kelengkapan alat
Hasil : penolong mencuci tangan, menggunakan APD, alat partus

telah disiapkan
3. Mengisi spoit 3cc dengan oksitosin 10 unit dan beri lebel
Hasil : oksitosin telah disiapkan
4. Membersihkan vulva, vagina dan perineum dengan kapas yang

telah dibasahi air savlon/DTT


Hasil : vulva dan vagina telah dibersihkan
5. Mencelup tangan ke dalam larutan klorin kemudian melepaskan

sarung tangan dan membuang ke tempat sampah


P a g e | 97

6. Membantu ibu menyiapkan posisi


Hasil : ibu dibantu untuk mengambil posisi semi fowler
7. Melakukan pimpinan untuk meneran
Hasil : ibu mengerti dan bersedia mengikuti perintah penolong
8. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
Hasil : ibu nyaman dengan posisi semi fowler
9. Memasang handuk bersih di atas perut ibu
10. Memasang underpad di bawah bokong ibu dengan melipat 1/3

bagian
11. Membuka partus set dan memastikan kelengkapan alat dan bahan
Hasil : alat lengkap
12. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
13. Menyokong perineum saat kepala membuka vulva dan satu tangan

menahan puncak kepala saat sub oksiput berada di atas syimpisis


Hasil : berturut-turut lahir
14. Memeriksa adanya lilitan tali pusat
Hasil : tidak ada lilitan tali pusat
15. Menunggu putaran paksi luar sempurna
Hasil : putaran paksi luar terjadi secara spontan
16. Melahirkan bahu depan dan bahu belakang secara biparietal
Hasil : berturut-turut lahir bahu depan dan bahu belakang
17. Melahirkan tungkai bawah dengan sanggah susur
Hasil : bayi lahir pukul 07.10 WITA dengan jenis kelamin laki-laki
18. Menilai bayi dan meletakannya di atas perut ibu
Hasil : Bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan dan tonus

otot aktif. Hasil : bayi segera menangis, kulit kemerahan, tonus otot

aktif. A/S 8/10


19. Mengeringkan bayi
Hasil : bayi diletakkan di atas perut ibu dan dikeringkan dengan

handuk
20. Membungkus bayi
Hasil : handuk basah diganti dengan kain bersih untuk

membungkus bayi.

KALA III

A. DATA SUBJEKTIF (S)


1. Nyeri perut bagian bawah masih terasa
P a g e | 98

2. Ibu senang dengan kelahiran bayinya


3. Ibu merasa kelelahan

B. Data Objektif (O)


1. Bayi lahir tanggal 16-06 2016 pukul 07.10 wita
2. Tali pusat bertambah panjang
3. Tampak ada semburan darah tiba-tiba, kurang lebih 150 cc
4. TFU 1 jari bawah pusat
5. Kontraksi uterus baik

C. Assesment (A)
Perlangsungan Kala III

D. Planning (P)
1. Memeriksa kembali fundus untuk menentukan janin tunggal
Hasil : TFU 1 jari bawah pusat
2. Memberitahu bahwa ibu akan di suntik oksitosin
Hasil : ibu bersedia disuntik oksitosin
3. Menyuntikan oksitosin secara IM pada 1/3 paha atas bagian kanan
Hasil : oksitosin disuntikkan secara IM di bagian lateral paha kanan
4. Menjepit tali pusat dengan klem pertama 3 cm dari umbilikus bayi

dan klem kedua 2 cm dari klem pertama pertama


5. Memotong tali pusat
6. Menelungkupkan bayi di atas dada ibu untuk dilakukan teknik IMD
Hasil : ibu dapat kooperatif
7. Memindahkan klem tali pusat hingga 5-10 cm ke depan vulva
8. Melakukan PTT (peregangan tali pusat terkendali)
Hasi : tali pusat bertambah panjang
9. Meregangkan tali pusat ke arah bawah sambil satu tangan yang

lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso cranial) secara

hati-hati.
Hasil : tali pusat bertambah panjang, klem dipindahkan 5-10 cm ke

depan vulva
10. Meminta ibu meneran sedikit sementara tangan kanan menarik

sedikit tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai jalan lahir

Hasil : plasenta tampak di depan vulva


11. Melahirkan pasenta dan memutarnya searah jarum jam
Hasil : ada semburan darah tiba-tiba
12. Segera setelah plasenta lahir lakukan masase pada fundus uteri
Hasil : kontraksi uterus baik
P a g e | 99

13. Memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan

tangan kanan dan kemudian memasukkan ke dalam kantong

plastik yang tersedia.


Hasil : plasenta lahir dengan kesan lengkap, selaput utuh

KALA IV

A. Data Subjektif (S)


1. Ibu merasa lelah dan ingin istirahat
2. Nyeri perut bagian bawah masih terasa

B. Data Objektif (0)


1. Plasenta lahir lengkap pukul 07.15 wita
2. TFU 1 Jrbpst
3. Perdarahan kurang lebih 150cc
4. Kandung kemih kosong
5. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
6. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
7. Tanda-tanda vital:
TD: 120/70 mmHg S: 36,5 C
N: 88x/i P: 20x/i
C. Assesment (A)
Perlangsungan Kala IV, 2 jam post partum
D. Planning (P)
1. Memeriksa adanya robekan jalan lahir
Hasil : terdapat ruptur tingkat II yaitu pada daerah mukosa

vagina,kulit dan otot perineum


2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Hasil : kontraksi uterus keras dan budar
3. Mencelup tangan ke dalam larutan klorin kemudian melepaskan

sarung tangan dan membuang ke tempat sampah


4. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara massase uterus dan

menilai kontraksi
Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan bersedia melakukan teknik

massase uterus apabila fundus terasa lembek


5. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
P a g e | 100

Hasil : jumlah perdarahan kurang lebih 150 cc


6. Memeriksa keadaan ibu dan memastikan keadaan ibu baik

Jam

ke Waktu TD N S TFU KU KK D
1 07.30 120/70 87 36,5 1 jrbpst Baik Kosong 7cc
07.45 120/70 90 1 jrbpst Baik Kosong 5cc
08.00 120/70 88 1 jrbpst Baik Kosong 5cc
08.15 120/70 88 1 jrbpst Baik Kosong 3cc
2 08.45 120/70 82 37 1 jrbpst Baik 50cc 3cc
9.15 130/70 84 1 jrbpst Baik Kosong 3cc

7. Memantau pernapasan bayi dan keadaan umum bayi


Hasil : 07.20 pernapasan : 48x/menit , suhu : 36,9 oC , nadi :

138x/menit
8. Merendam alat bekas pakai dalam larutan chlorin 0,5% selama 10

menit
9. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi (benda tajam)
Hasil : peralatan tajam telah tertangani dengan aman
10. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, pastikan

ibu nyaman
Hasil : ibu bersih dari sisa air ketuban, lendir dan darah
11. Membantu ibu memberikan ASI dan berikan makanan dan

minuman yang di inginkannya


Hasil : ibu dapat menyusui bayinya dengan dibantu oleh bidan, ibu

menghabiskan porsi makanan dari puskesmas.


12. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
Hasil : tempat bersalin didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5%

selama 10 menit
13. Mencelup tangan ke dalam larutan klorin kemudian melepaskan

sarung tangan dan membuang ke tempat sampah


14. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
15. Memakai sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada

bayi. Hasil :
BBL : 3300 gram
PBL : 48 cm
P a g e | 101

LD : 34 cm
LK : 33 cm
Tidak ada kelainan kongenital / cacat bawaan pada bayi.
16. Memberikan Vitamin K dan salep mata dan 1 jam berikutnya

berikan HB0
Hasil : Vit K dan salep mata diberikan (1mg) pada pukul 07.30
HB 0 diberikan pada pukul 12.00
17. Mecelup dan melepaskan sarung tangan kemudian membuang ke

tempat sampah
18. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
19. Melengkapi partograf
Hasil : pemantauan telah ditulis dalam partograf

3.Postnatal Care (PNC)

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA NY H POST PARTUM

HARI PERTAMA DENGAN NYERI LUKA PERINEUM

DI PUSKESMAS MINASA UPA

TANGGAL 16 JUNI 2016

NO.REGISTER : 05.60.VI.2016
P a g e | 102

Tanggal Masuk : 16 juni 2016 Pukul : 05.55 Wita

Tanggal Partus : 16 juni 2016 Pukul : 07.10 Wita

Tanggal pengkajian : 16 juni 2016 Pukul : 12.00 Wita

Tempat pengkajian : Puskesmas Minasa Upa

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri/Suami
1. Nama : Ny. H / Tn. I
2. Umur : 21 tahun / 27 tahun
3. Nikah : 1x/ 4 tahun
4. Suku : Makassar / Makassar
5. Agama : Islam / Islam
6. Pendidikan : SMA / SMA
7. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
8. Alamat : Jl. Jipang Raya No.585

B. Data Biologis
1. Keluhan utama
Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan perineum.
2. Riwayat keluhan utama
Mulai dirasakan setelah melahirkan 5 jam yang lalu, Sifat

keluhannya hilang timbul terutama pada saaat bergerak, Factor

predisposisi karena adanya rupture pada perineum, sehingga ibu

berupaya mengatasi keluhan dengan berbaring miring ditempat

tidur, sambil menyusui.


3. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
a. Tidak ada riwayat penyakit DM, jantung, hipertensi, hepatitis B,

TBC dan PMS seperti HIV/AIDS


b. Tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan makanan dan

obat-obatan
4. Riwayat Reproduksi
a. Menarche : 11 tahun
P a g e | 103

b. Siklus : 28-30 hari


c. Lamanya : 6-7 hari
d. Dismenorhoe : tidak ada
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu
a. Riwayat kehamilan lalu, Ibu mengatakan hamil kedua

dan tidak pernah keguguran


b. Riwayat persalinan lalu,
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
11) Tahun partus : 2013
12)Tempat partus : BPS
13)Umur kehamilan : Aterm
14)Jenis persalinan : Normal
15)Penolong : Bidan
16)Penyulit : Tidak ada
17)Jenis kelamin : Laki-laki
18)BBL : 3200 gram
19)PBL : 47 cm
20)Keadaan anak sekarang: hidup
c. Riwayat nifas lalu, tidak ada perdarahan postpartum
6. Riwayat kehamilan sekarang
a. G2 P1 A0
b. HPHT : 17-09-2015
c. HTP : 24-06-2016
d. Pemeriksaan ANC 7x
a) Trimester pertama : 1x
b) Trimester kedua : 1x
c) Trimester ketiga : 3x
e. TT 2X di Puskesmas
7. Riwayat persalinan sekarang
1) Riwayat persalinan sekarang
a. Persalinan di tolong oleh bidan :
- Lamanya kala I 7 jam, pemeriksaan dalam dilakukan

sebanyak 2x
- Lamanya kala II 10 menit, bayi lahir spontan, PBK,

segera menangis, tonus otot baik, warna kulit kemerahan

pada pukul 22.03 WITA, BBL 3800 gram, PBL 48 cm


- Lamanya kala III 10 menit plasenta lahir lengkap, TFU

setinggi pusat, kontraksi uterus baik, jumlah : 150 cc


- Kala IV
P a g e | 104

Kontraks
Waktu TD Kandung perdara
Jam N (x/i) S TFU i
(wita) mmHg kemih han
Uterus
1 22.l45 120/80 80 36 Stpst baik kosong 50 cc
23.00 110/70 92 Stpst baik kosong 50 cc
23.15 110/70 92 Stpst baik kosong 20 cc
23.30 110/70 92 Stpst baik kosong 10 cc
2 00.00 110/80 90 36,5 Stpst Baik kosong 10 cc
00.30 110/70 92 Stpst Baik kosong 10 cc

8. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB suntikan 3 bulan, haid tidak teratur

selama menggunakan KB suntik, berhenti sejak tahun 2015 karena

ingin memiliki anak

9. Riwayat Psikososial,Ekonomi, dan Spiritual


a. Ibu, suami dan keluarga menyambut dengan senang hati atas

kelahiran bayinya.
b. Harapan ibu dan keluarga agar bayi sehat dan cepat pulang ke

rumah
c. Ibu bersedia menyusui bayinya selama 2 tahun.
d. Ibu bersedia merawat bayinya bersama suami dan di bantu oleh

keluarga.
e. Ibu menganggap kelahiran bayinya merupakan anugrah dari

Tuhan yang maha esa


f. Pengambil keputusan adalah keluarga.
g. Semua biaya persalinan di tanggung oleh BPJS
h. Hubungan keluarga dengan keluarga yang lain rukun dan baik.

10. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari hari


a. Nutrisi, Nafsu makan ibu baik frekuensi 3-4x/ hari, jenis makanan

yang dikonsumsi bubur, sayur, lauk (telur, ayam goreng dan

sayuran), air putih 6-8 gelas..


b. Istirahat
P a g e | 105

Istirahat cukup ( 7 jam). Selama post partum ibu kurang istirahat

karena gangguan nyeri perut luka jahitan.


c. Personal hygiene
Ibu belum pernah keramas selama post partum, dan baru

menggunakan pembalut 1x.


d. Eliminasi
BAK terakhir pukul 05.30 wita dan BAB belum.
e. Mobilisasi dini
Masih berbaring ditempat tidur dan bergerak miring untuk menyusui

bayinya dan masih di bantu.

11. Riwayat Pengetahuan


Belum mengetahui teknik menyusui akibat pengalaman anak pertama

tidak disusui. Ibu tidak mengetahui bagaimana perawatan payudara

yaitu tehnik masase.

12. Pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, TTV : TD ;

120/70 mmHg, nadi ; 92 x/m, suhu ; 37 c dan pernapasan ; 22x/m


b. Kulit kepala dan rambut bersih, dan tidak mudah rontok, tidak ada

benjolan dan nyeri tekan.


c. Wajah; tidak ada oedema dan tidak pucat, terkadang ibu tampak

meringis saat merasa nyeri


d. Konjungtiva merah mudah,sclera putih.
e. Hidung ; tidak ada polip dan tidak ada pernapasan cuping.
f. Bibir lembab tidak pecah-pecah,gigi tidak ada karies, dan gigi

lengkap
g. Leher ;tidak ada pembesaran kelenjar limfe kelenjar tiroid dan

vena jagularis.
h. Puting susu menonjol, , kolostrum sudah ada,tidak ada nyeri

tekan.konsistensi masih lembek.


P a g e | 106

i. Abdomen ;tidak ada bekas operasi,TFU 2 jari bawah pusat,teraba

keras dan bulat, tidak ada nyeri tekan pada abdomen dan kandung

kemih kosong.
j. Ekstremitas; tidak ada oedema dan varices.
k. Vulva dan vagina ; lochea berwarna merah (rubra) terdapat luka

jahitan masih basah. Tidak ada oedema dan varices.


l. Anus ; tidak ada haemoroid
m. Data tambahan ; Ibu telah mendapatkan terapi Amoxicilin dosis 500

mg diberikan 3x1, paracetamol dosis 500 mg diberikan 3x1 ,B12

dosisi 3x1, vit A 1x1 untuk 2 kali pemberian, Vit.C 3x1.

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnosa : Post partum hari pertama dengan nyeri luka perineum

A. Post partum hari pertama


1. Data Subjektif :
a. Ibu melahirkan tanggal 16 juni 2016 pukul 07.15 wita
b. ASI sudah keluar namun masih sedikit
2. Data Objektif :
a. Tanggal pengkajian 16 juni 2016 pukul 12.00 wita
Keadaan umum ibu baik, ditandai dengan TTV :
TD : 120/70 mmgg
N : 92 x/m
S : 36,9 c
P : 22 x/m
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
d. Pengeluaran lochia rubra
e. Asi kolostrum ada (+)
3. Analisis dan Interpretasi data
a. Ibu melahirkan pada tanggal 16 Juni 2016 pukul 07:15 wita,

maka ibu berada pada post partum hari pertama. Post partum

hari pertama adalah 24 jam pertama setelah kelahiran bayi dan

plasenta.
P a g e | 107

b. Rentan normal penurunan TFU adalah 1cm (1 jari) setiap hari

yang merupakan rangkaian proses involusio uteri ( Varney.H,

2008 : 959 )
c. Lochia rubra adalah secret dari uterus yang keluar selama

masa nifas. Lochia rubra merupakan lochia pertama yang

keluar segera setelah persalinan dan terus berlanjut selama

dua sampai tiga hari pertama pasca partum ( Varney.H, 2008 :

959 )
d. ASI kolostrum mengandung zat anti jasad renik pathogen yang

amat bagus, kolostrum mengandung sel-sel leokosit

imunoglobulir yang hebat, pada saat bayi lahir belum memiliki

zat pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada saat itulah masuk

kolostrum imunisasi pertama yang diterima atau dialami bayi

( Perawatan Masa Nifas, Fitramaya : 32 )

2. Nyeri Luka Perineum


1. Data Subjektif :
a. Ibu mendapatkan jahitan pada daerah perineum
b. Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan perineum terutama

pada saat bergerak


2. Data Objektif :
a. Ibu tampak meringis saat bergerak
b. Tampak jahitan pada perineum yaitu catgut jelujur yang

masih basah
3. Analisis data dan intreprestasi
Adanya rupture menimbulkan rasa nyeri karena terputusnya

kontinuitas jaringan, sehingga tubuh mengeluarkan zat kimia

yang merangsang reseptor nyeri untuk memberi respon ke


P a g e | 108

medulla spinalis dilanjutkan ke hipotalamus dan akhirnya ke

korteks selebri yang kemudian menimbulkan nyeri.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL

Diagnosa ; Potensial terjadi infeksi pada luka jahitan

1. Data Subjektif :
Ibu merasa nyeri pada luka perineum
2. Data Objektif :
Tampak jahitan yang masih basah, dan terdapat pengeluaran lochia

rubra

Analisa dan Interpretasi data

1. Terputusnya kontiyuitas jaringan akan membuka pintu masuknya

kuman sehingga memungkinkan terjadinya infeksi


2. Daerah bersifat alkalis ( basah ) merupakan medium yang paling baik

bagi perkembangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan

terjadinya infeksi ( sarwono, ilmu kandungan, hal 140 )


3.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera/

kolaborasi

LANGKAH V RENCANA ASUHAN KEBIDANAN

Tujuan :
P a g e | 109

1. Post partum berlangsung normal


2. Proses Involusio uteri berlangsung normal
3. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri luka perineum
4. Tidak terjadi infeksi pada luka perineum

Kritrea :

1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan tanda- tanda vital dalam

batas normal
TD : systol : 90-130 mmHg
diastole 70-90 mmHg

Nadi : 60-90 X/i

Pernafasan : 18-24 x/i

Suhu : 36,5 C 37,5C

2. Proses involusio berlangsung normal, TFU turun minimal 1 jari dalam

satu hari.
3. kontraksi uterus baik,teraba keras dan bundar
4. lochea berubah sesaui hari masa nifas.
5. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri ditandai dengan :
a. Keluhan nyeri berkurang
b. Ibu tidak takut bergerak
c. Ekspresi wajah ibu ceria
6. Tidak terjadi infeksi pada luka jahitan perineum ditandai dengan :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, panas, bengkak dan

nyeri

Rencana tindakan :

1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan minta persetujuan

pada ibu atau keluarga


P a g e | 110

Rasional: dengan memberitahukan terlebih dahulu tindakan yang

akan dilakukan maka ibu dapat kooperatif terhadap asuhan yang

diberikan
2. Observasi tanda-tanda vital setiap delapan jam
Rasional: dengan melakukan observasi tanda-tanda vital

merupakan indicator untuk mengetahui keadaan umum ibu.


3. Observasi lochia, setiap delapan jam.
Rasional: warna, bau, banyaknya lochia yang abnormal

merupakan indikasi terjadinya infeksi yang disebabkan involusio

yang kurang baik


4. Observasi TFU setiap pagi sore
Rasional: merupakan indicator proses involusio sehingga TFU

yang tidak sesuai menyusut 1 cm tiap hari menandakan adanya

kemungkinan perdarahan dan adanya sisa plasenta


5. Ajarkan ibu tekhnik masase fundus uteri
Rasional : dengan melakukan masase fundus, dapat mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


6. Ajarkan kepada ibu cara merawat luka perineum, dan penyebab

nyeri perineum yang dirasakan.


Rasional: Dengan mengajarkan ibu cara merawat luka perineum,

ibu dapat mengetahui perkembangan keadaan luka perineum dan

mencegah terjadinya infeksi.


7. Ajarkan ibu teknik relaksasi
Rasional: dengan mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu menarik

napas lewat hidung lalu dihembuskan lewat mulut dapat

mengurangi nyeri luka perineum yang dirasakan ibu.


8. Kerja sama dengan keluarga ibu untuk memberikan gizi seimbang

kepada ibu.
Rasional: makanan yang bergizi seimbang dalam masa nifas

memengaruhi proses produksi ASI dan pemulihan kesehatan ibu.


P a g e | 111

9. Fasilitasi ibu dalam menjalin hubungan dengan bayinya, dengan

menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan ( rooming in )


Rasional : dengan melakukan metode rooming in dapat terjalin

hubungan kasih saying antara ibu dan bayinya, bayi terhindar dari

hipotermi, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi,


10. Bantu ibu untuk memposisikan bayinya saat menyusui, dan

anjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin.


Rasional: pada masa nifas hari pertama, ibu masih dalam

tahapan taking in, sehingga ibu masih perlu bantuan dari

petugas maupun keluarga. isapan bayi dapat merangsang

produksi ASI.
11. Bimbing ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
Rasional: dengan mobilisasi dini secara bertahap dapat

membantu mengurangi nyeri perineum yang dirasakan ibu dan

mempercepat pemulihan alat-alat reproduksi.


12. berikan obat analgetik, antibiotic dan vitamin ( paracetamol 500

mg 3x1, amoxilin 500 mg 3x1, vit. A 200.000 IU 1X1 ( 2 x

pemberian) dan Vit.C


Rasional : pemberian analgetik untuk mengurangi rasa sakit,

antibiotik untuk penyembuhan luka pada perineum sedangkan

vitamin sebagai nutrisi jaringan dan daya tahan tubuh serta

pemeliharaan kesehatan dan reproduksi.


13. Bantu ibu untuk mengganti pakaian dalam (pembalut) setiap kali

basah atau lembab. Rasional: pakaian dalam merupakan tempat

berkembangnya kuman,

Langkah VI Implementasi
P a g e | 112

1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan

pada ibu atau keluarga


Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan setuju

dengan tindakan yang akan diberikan


2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap delapan jam
Hasil : 20.00 wita Tekanan Darah : 120/70 mmhg, Nadi :92 x/m, Suhu :

36,9C, Pernafasan : 22 x/i


3. Mengobservasi lochia, setiap delapan jam.
Hasil : Lochea berwarna merah ( lochea rubra ), tidak berbau busuk,

volume 50 cc
4. Mengobservasi TFU setiap pagi sore
Hasil : TFU 2 Jari di bawah pusat, teraba keras dan bulat
5. Mengajarkan ibu tekhnik masase fundus uteri
Hasil : ibu mengerti dan mampu melakukan masase
6. Mengajarkan kepada ibu cara merawat luka perineum, dan

menyampaikan penyebab nyeri perineum yang dirasakan.


Hasil : ibu mengerti dan memahami penyebab nyeri yang dirasakannya
7. mengajarkan ibu teknik relaksasi
Hasil : ibu mengerti dan mamu melakukan tekhnik relaksasi
8. Bekerja sama dengan keluarga ibu untuk memberikan gizi seimbang

kepada ibu.
Hasil : ibu telah mendapat makanan dari puskesmas dan keluarga
9. Memfasilitasi ibu dalam menjalin hubungan dengan bayinya, dengan

menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan ( rooming in )


Hasil : Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan dan terjalin hubungan

kasih saying antara ibu dan bayinya, bayi terhindar dari hipotermi, dan

ibu merasa tenang berada didekat bayinya.


10. Membantu ibu untuk memposisikan bayinya saat menyusui, dan

menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin.


Hasil : Ibu merasa terbantu atas bantuan yang diberikan, namun masih

belum mampu untuk memposisikan bayinya sendiri pada saat meyusu.

Ibu mau menyusui bayinya sesering mungkin.


11. Membimbing ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
P a g e | 113

Hasil :Ibu sudah mampu melakukakan mobilisasi dini seperti miring

kanan dan kiri, namun masih takut untuk bergerak.


12. Memberikan obat analgetik, antibiotic dan vitamin (paracetamol 500

mg 3x1, amoxilin 500 mg 3x1, vit. A 200.000 IU 1X1 (2 x pemberian)

dan Vit.C 3x1 dan B12 3x1


Hasil : Ibu sudah meminum obat yang telah diberikan sesuai dosis

yang telah ditentukan pada jam 09.15


13. Bantu ibu untuk mengganti pakaian dalam (pembalut) setiap kali basah

atau lembab
Hasil :

Langkah VII Evaluasi

1. Masa nifas hari pertama berlangsung normal di tandai dengan:


a. Kontraksi uterus teraba keras dan bundar
b. TFU 2 jrbpst
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : 120/70 mmHg ( Normal sistol 100-130

mmHg, diastole 60-90 mmHg)


Suhu : 36,9 C (Normal 36,5 C - 37, 5C)
Nadi : 92x/I ( Normal 60-90x/i)
Pernapasan : 22x/I (Normal 14-24x/i)
2. Ibu merasa nyeri pada perineum dan dapat beradaptasi dengan nyeri

yang dirasakan
3. Ibu menarik napas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut

saat merasakan nyeri pada luka perineum


4. Mobilisasi dini berjalan baik dan bertahap. Ibu mobilisasi dini di tempat

tidur dengan memiringkan badan kiri atau kanan dan memberikan ASI

kepada bayinya dengan cara berbaring.


5. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum seperti panas,

bengkak, merah, nyeri.


P a g e | 114

6. Ibu dapat memahami tanda-tanda subinvolusio seperti konsistensi

uterus teraba lembek.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUAHAN KEBIDANAN POSPARTUM

PADA NY H HARI PERTAMA DENGAN NYERI LUKA PERINEUM

DI PUSKESMAS MINASAUPA MAKASSAR

TANGGAL 16 JUNI 2016

NO.REGISTER : 05.60.VI.2016

Tanggal Masuk : 16 juni 2016 Pukul : 05.55 Wita

Tanggal Partus : 16 juni 2016 Pukul : 07.10 Wita

Tanggal pengkajian : 16 juni 2016 Pukul : 12.00 Wita

A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. H / Tn. S
Umur : 26 Tahun / 33 Tahun
Nikah : 1x/ 8 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Buruh Harian
Alamat : BTN Minasaupa Blok N7/16

B. Data Subjektif (S)


P a g e | 115

Ibu melahirkan Anak ke-2 pada tanggal 16 juni 2016 pada pukul

07.10 wita. Mulai dirasakan setelah melahirkan 5 jam yang lalu, Sifat

keluhannya hilang timbul terutama pada saaat bergerak, Factor

predisposisi karena adanya rupture pada perineum, sehingga ibu

berupaya mengatasi keluhan dengan berbaring miring ditempat tidur,

sambil menyusui.

C. Data Objektif (O)


1. TFU 2 jrbpst
2. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
3. Pengeluaran lochia rubra dan jumlah perdarahan 50 cc
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
a) Tekanan darah : 120/70 mmHg ( Normal sistol 100-130 mmHg,

diastole 60-90 mmHg)


b) Suhu : 36,9 C (Normal 36,5 C - 37, 5C)
c) Nadi : 92x/I ( Normal 60-90x/i)
d) Pernapasan : 22x/I (Normal 14-24x/i)
5. Tampak luka jahitan pada perineum

D. Assesment (A)
Post partum hari pertama berlangsung normal keluhan nyeri luka

perineum dengan KU baik.

E. Planning (P)
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan meminta

persetujuan pada ibu atau keluarga


Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan setuju

dengan tindakan yang akan diberikan


2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap delapan jam
Hasil : Delapan jam pertama :
Tekanan Darah : 120/70 mmhg, Nadi :92 x/m, Suhu : 36,9C,

Pernafasan : 22 x/m
3. Mengobservasi lochia, setiap delapan jam.
P a g e | 116

Hasil : Lochea berwarna merah ( lochea rubra ), tidak berbau

busuk, volume 50 cc
4. Mengobservasi TFU setiap pagi sore
Hasil : TFU 2 Jari di bawah pusat, teraba keras dan bulat
5. Mengajarkan ibu tekhnik masase fundus uteri
Hasil : ibu mengerti dan mampu melakukan masase
6. Mengajarkan kepada ibu cara merawat luka perineum, dan

menyampaikan penyebab nyeri perineum yang dirasakan.


Hasil : ibu mengerti dan memahami penyebab nyeri yang

dirasakannya
7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
Hasil : ibu mengerti dan mamu melakukan tekhnik relaksasi
8. Bekerja sama dengan keluarga ibu untuk memberikan gizi

seimbang kepada ibu.


Hasil :
9. Memfasilitasi ibu dalam menjalin hubungan dengan bayinya,

dengan menempatkan ibu dan bayi dalam satu Hasil : Ibu dan bayi

berada dalam satu ruangan dan terjalin hubungan kasih saying

antara ibu dan bayinya, bayi terhindar dari hipotermi, dan ibu

merasa tenang berada didekat bayinya.


10. Membantu ibu untuk memposisikan bayinya saat menyusui, dan

menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin.


Hasil : Ibu merasa terbantu atas bantuan yang diberikan, namun

masih belum mampu untuk memposisikan bayinya sendiri pada

saat meyusu. Ibu mau menyusui bayinya sesering mungkin.


11. Membimbing ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
Hasil :Ibu sudah mampu melakukakan mobilisasi dini seperti miring

kanan dan kiri, namun masih takut untuk bergerak.


12. Memberikan obat analgetik, antibiotic dan vitamin ( paracetamol

500 mg 3x1, amoxilin 500 mg 3x1, vit. A 200.000 IU 1X1 ( 2 x

pemberian) dan Vit.C


P a g e | 117

Hasil : Ibu sudah meminum obat yang telah diberikan sesuai dosis

yang telah ditentukan pada jam 09.15


13. Bantu ibu untuk mengganti pakaian dalam (pembalut) setiap kali

basah atau lembab


Hasil :ibu menegrti dan mau melaksakanannya.

PENDOKUMENTASIANPADA NY HHARI KEDUA POST PARTUM

DI PUSKESMAS MINASAUPA MAKASSAR

TANGGAL 17 JUNI 2016

NO.REGISTER : 05.60.VI.2016

A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. H / Tn. S
Umur : 26 tahun / 33 tahun
Alamat : BTN Minasa Upa Blok N7 No.17

B. Data Subjektif (S)


1. Nyeri sudah berkurang
2. Ibu sudah bisa menyusui dengan posisi duduk dan bayi dapat

menghisap dengan perlekatan yang baik, menyusui dilakukan

secara on demand.
3. Ibusudah merasa lebih baik dari kemarin
4. Ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan tanpa keluhan

Data Objektif (O)


1. Keadaan umum baik
2. Tanda-tanda vital :
P a g e | 118

TD : 100/70 nnHg
Nadi : 80x/ mnt
Suhu : 36,4C
Pernapasan : 22x/mnt

3. Wajah : tidak oedema, tidak pucat, konjungtiva merah muda


4. Payudara : konsistensi sudah keras karena produksi ASI
5. Vulva dan vagina : bersih,luka jahitan pada perineum masih basah,

tidak bengkak, tidak merah, dan tidak panas.


6. Ekstremitas : tidak ada oedema dan tdak nyeri

C. Assesment (A)

Post partum hari kedua dengan nyeri luka perineum dan umum ibu baik

D. Planning (P)
17 Juni 2016 Pukul: 08.30 WITA
1. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil:keadaan umum ibu baik, TD : 100/70 mmHg,
Suhu: 36,4 C, Nadi : 80x/i , Pernapasan : 22x/i
2. Mengobservasi lochia
Hasil : lochia rubra, berbau amis, jumlah perdarahan 30 cc,
3. Mengobservasi TFU setiap pagi dan sore
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan memenuhi

kebutuhan cairan.
Hasil : ibu telah menghabiskan makanan dari puskesmas dengan

porsi 1 piring nasi, sayur, dan ikan. Ibu minum air 8-10 gelas sehari.
5. Ajarkan ibu teknik perawatan payudara
Hasil ;ibu mengerti dan dapat mengulang kembali cara melakukan

perawatan payudara dan bersedia melakukannya sendiri di rumah


6. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil :ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan
7. Mengajarkan ibu teknik mobilisasi
Hasil :ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan di

sekitar kamar nifas


8. Memberikan ibu HE tentang manfaat ASI dan pemberian ASI

esklusif
P a g e | 119

Hasil :ibu mengerti dan dapat mengulang kembali tentang manfaat

ASI serta bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya secara

on demand.
9. Memberikan obat analgetik, antibiotic dan vitamin:paracetamol 500

mg 3x1, Amoxcylin 500 mg 3x1, Vitamin B12 dosis 50 mcg 3x1,

Vitamin A dosis 200.000 IU (pemberian kedua), Vitamin C 50 mg

3x1
Hasil : ibu telah meminum obat seusai dosis yang diberikan
10. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam setiap kali

basah atau lembab


Hasil :ibu mengerti saran yang telah diberikan dan ibu bersedia

melakukannya.
11. Mengajarkan ibu tentang cara merawat tali pusat
Hasil : ibu mengerti dan bersedia mempraktekkannya sendiri di

rumah dengan cara tidak membubuhi apapun pada tali pusat bayi

dan mengganti kasa yang dibalutkan pada tali pusat setiap selesai

memandikan bayi.
12. Melakukan konseling KB pascasalin dan memotivasi ibu untuk

berKB
Hasil :ibu masih mendiskusikannya dengan suami.
P a g e | 120

4. Asuhan Pada Neonatus dan Bayi Baru lahir

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


NYH NEONATUS HARI KEDUA
DI PUSKESMAS MINASA UPA
28 JUNI 2015

NO.REGISTER : 178/IX/2016

Tanggal lahir : 27 Juni 2016 Pukul : 22.03 Wita

Tanggal pengkajian : 29 Juni 2016 Pukul : 07.30 Wita

Nama pengkaji : Izmi Almira

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas
1. Identitas Bayi
1) Nama : Bayi Ny.H
2) Tanggal Lahir : 27 Juni 2016
3) Anak ke :2
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Identitas Orang Tua
1) Nama : Ny.H/ Tn.I
2) Umur : 21 tahun/ 27 tahun
3) Nikah / lamanya : 1x / 4 tahun
4) Suku : Makassar/ Makassar
5) Agama : Islam /Islam
6) Pendidikan : SMA/ SMA
7) Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta
8) Alamat : Jl. Jipang Raya No.585

B. Data Biologis
1. Riwayat kehamilan
P a g e | 121

a. GII PI A0
b. HPHT 20-09-2015 dan HTP 27-06-2016
c. Masa gestasi 40 minggu 3 hari
d. Ibu memeriksakan kehamilanya sebanyak 5x di

Puskesmas
e. Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x selama hamil
f. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama

hamil.
2. Riwayat persalinan
a. Bayi lahir tanggal 27 Juni 2016 jam 22.03 WITA di

puskesmas Minasa Upa, persalinan spontan presentase

belakang kepala dan segera menangis.


b. Perlangsungan persalinan, kala I berlangsung 8 jam,

kala II berlangsung 10 menit, kala III berlangsung 10

menit, dan kala IV berlangsung selama 2 jam.

3. Riwayat kelahiran bayi


Jenis BBL: 3800 gram, PBL: 48 cm, LK: 33 cm, LD: 34cm,

Apgar score 8/10


4. Pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi/cairan
Bayi disusui selama 20 menit sekali menyusu
Bayi hanya mendapat ASI saja
Kemampuan menghisap bayi baik, reflex sucking,

rooting dan swallowing (+)


5. Personal hygiene
Bayi belum dimandikan
6. Eliminasi
BAK 5x sehari lahir
BAB 1x sehari berwarna coklat gelap

C. PEMERIKSAAN FISIK
1) KU bayi baik
2) Pengukuran antropomentri:
a) BBL : 3800 gram
b) PBL : 48 cm
c) LK : 33 cm
P a g e | 122

d) LD : 34 cm

3) Observasi TTV
a. Pernapasan : 50x/i
b. Nadi : 137x/menit
c. Suhu : 36,7oC
4) Kepala : Tidak ada caput succedenium dan cephal hematoma
5) Mata : tidak ada perdarahan dan secret, konjungtiva merah muda,

sclera putih, reflex corneal (berkedip) baik


6) Hidung : tidak ada secret, polip, dan lender, terdapat sekat antar

hidung dan tidak ada pernapasan cuping


7) Telinga : sejajar dengan mata, daun telinga terbentuk, lunak dan

mudah kembali apabila dilipa


8) Mulut : reflex rooting, sucking dan swallowing baik, bibir nampak

merah mudah dan lembab, tidak ada kelainan

(labioschizis/labiopalatoschizis)
9) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan vena

jugularis, tidak ada fraktur klafikula


10)Dada : bentuk dada normal, pergerakan dada seimbang dengan

pernafasan
11) Abdomen : tidak ada perdarahan dan infeksi tali pusat, tidak ada

bising usus, perut tidak kembung


12)Genitalia : jenis kelamin laki-laki, testis telah turun ke dalam

scrotum, terdapat introitus uretra dan letaknya normal.


13)Ekstermitas atas dan bawah : simetris kiri dan kanan, jumlah jari

lengkap, tidak ada fraktur, ujung jari kemerahan, reflex grasping

(menggenggam), babinski (jari-jari mencengkram), dan morro baik,

tidak ada kelainan bawaan,

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL


Diagnosa : Neonatus dini hari kedua, keadaan umum bayi baik
A. Neonatus Dini Hari Kedua
1. Data subjektif : bayi lahir pada 27 Juni 2016 pukul 22:03
P a g e | 123

2. Data objektif : dilakukan pengkajian pada 29 Juni 2016 pukul

07.30 wita
a. BBL : 3800 gram
b. PBL : 48 cm
c. LK : 33 cm
d. LD : 34 cm
3. Analisa dan interpretasi data
1. Neonatus dini hari kedua
Neonatus dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 0-7 hari

sejak dilahirkan. (WHO, 2001)


2. Terhitung sejak tanggal 27 Juni 2016 sampai saat dilakukan

pengkajian, maka usia bayi pada 29 Juni 2016 adalah 2 hari.


B. Keadaan umum bayi baik
1. Data subjektif :
a. Bayi bayi menetek kuat dan tanpa kesulitan
b. BAB dan BAK bayi lancar
c. Tidak ada masalah yang serius pada bayi
2. Data objektif
a. TTV: Pernapasan : 50x/i ; Nadi :137x/menit ;Suhu : 36,7oC
b. BB : 3850 gram
3. Analisa dan interpretasi data
a. Keadaan umum bayi dapat dikatakan baik apabila tanda-

tanda vital bayi dalam batas normal yaitu : pernapasan 40-

60x/menit, nadi 120-160x/menit, suhu 36,5-37,5 oC, tidak

ada masalah/keluhan yang serius pada bayi, kebutuhan

bayi terpenuhi dilihat dari adanya peningkatan BB

maksimal 50 gram/hari

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : antisipasi terjadi Infeksi tali pusat dan hipotermi
1. Data Subjektif: bayi lahir tanggal 27 Juni 2016 pukul 22.03 WITA
2. Data Objektif : tanggal pengkajian 28 Juni 2016 pukul 07.30 WITA
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,7 C
Pernapasan : 50x/i
Nadi : 137x/i
3. Analisa dan interpretasi data :
P a g e | 124

1. Ada pembuluh darah dan jaringan yang terbuka pada tali pusat,

dan tali pusat yang masih basah memungkinkan mikroorganisme

tumbuh sehingga terjadi infeksi tali pusat.


2. Perubahan suhu dari intra uterine ke ekstra uterine memerlukan

adaptasi, sehingga apabila bayi tidak dalam pengawasan

memungkinkan terjadinya hipotermi. Suhu 36,5 0C 37,50C

menandakan bahwa bayi dalam keadaan baik.

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY/ KOLABORASI


Tidak ada indikasi untuk dilakukan tindakan kolaborasi

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN


Tujuan : - Bayi sehat
- Berat badan normal
- Personal hygiene bayi tetap terjaga
Kritrea :
a) TTV dalam batas normal
Nadi : 120-160x/ i
Suhu : 36,5-37,50C
Pernapasan : 40-60x/ i
b) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti merah,

bengkak, panas dan bernanah


c) Tali pusat pupus pada waktunya 5-7 hari
d) BB meningkat maksimal 50gr/hari

RENCANA TINDAKAN

Tanggal 28-06-2016

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi


Rasional: mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi

merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi


2. Mandikan bayi
P a g e | 125

Rasional : Personal hygiene bayi harus tetap terjaga untuk

menghindari terjadi infeksi, bayi akan merasa nyaman setelah

dimandikan.
3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan menjalin ikatan

batin antara ibu dengan bayinya


4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif pada bayinya
Rasional : Dengan mendapatkan ASI Eksklusif dapat meningkatkan

system kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari infeksi, dan

dapat menjadi alat kontrasepsi bagi ibu.


5. Jelaskan cara melakukan perawatan tali pusat
Rasional : Dengan melakukan perawatan tali pusat, tali pusat cepat

kering dan terhindar dari infeksi


6. Anjurkan ibu untuk imunisasi bayinya
Rasional : Agar bayi terhindar dari penyakit infeksi dan penyakit

menular
7. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat
Rasional : perawatan tali pusat yang benar dapat perlu dilakukan

untuk mencegah terjadinya infeki pada tali pusat bayi


8. Anjurkan ibu bagaimana cara melakukan perawatan payudara
Rasional: agar aliran darah pada payudara lancer dan produksi ASI

ibu juga lancar

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 28-06-2016 pukul : 07.35
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan TTV bayi pada ibu
Hasil : ibu senang mengetahui bayinya normal dan tanpa masalah
3. Memandikan bayi dengan air hangat
Hasil : bayi terlihat lebih segar dan bersih
4. Membungkus bayi dengan kain yang hangat dan bersih
Hasil : bayi dibedong dengan tidak terlalu erat, bayi tetap terjaga

kehangatannya
5. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI Eksklusif
P a g e | 126

Hasil : ibu mengerti tentang manfaat ASI eksklusif serta

keunggulannya dibanding susu formula, ibu bersedia memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan yaitu hanya

memberikan ASI tanpa makanan/minuman tambahan lain


6. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat
Hari : ibu mengerti dan dapat melakukan sendiri perawatan tali

pusat
7. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat
Hari : ibu mengerti dan dapat melakukan sendiri perawatan tali

pusat
8. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dan menganjurkan ibu

membawa bayinya ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi


Hasil : ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang jenis-

jenis imunisasi, manfaat imunisasi untuk bayinya dan jadwal

imunisasi. Ibu bersedia membawa bayinya ke puskesmas terdekat

untuk diimunisasi sesuai jadwalnya.


9. Timbang bayi tiap hari
Hasil : terjadi peningkatan BB, BB: 3850 gram

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 28-06-2016
1. Keadaan umum bayi baik : Suhu : 36,8 0C ; Pernapasan: 50x/i ;

Nadi: 137x/i
2. Bayi dapat menyusu dengan baik tanpa kesulitan Bayi dapat

terpenuhi kebutuhan nutrisinya ditandai dengan BB bayi ditandai

dengan adanya penigkatan berat badan bayi. BB : 3850 gram


3. Bayi dirawat gabung dengan ibunya
P a g e | 127

4. Tali pusat masih terlihat basah, tidak ada tanda-tanda infeksi

seperti bengkak, merah, panas.


5. BAB dan BAK bayi lancar
6. Personal hygiene bayi baik, kulit bayi bersih dan sehat

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA

BAYI NYB NEONATUS HARI KEDUA

DI PUSKESMAS MINASA UPA

28 JUNI 2016

A. Identitas
1. Identitas Bayi
a) Nama : Bayi Ny.H
b) Tanggal Lahir : 27 Juni 2016
c) Anak ke :2
d) Jenis Kelamin : laki-laki
2. Identitas Orang Tua
P a g e | 128

a) Nama : Ny.H/ Tn.I


b) Umur : 21 tahun/ 27 tahun
c) Agama : Islam/Islam
d) Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta
e) Alamat : BTN Minasa Upa Blok AB18 No.8

B. Data Subjektif (S)


1. Bayi lahir pada tanggal 27-06-2016
2. Ibu menyusui bayinya setiap kali menangis
3. Tidak ada masalah serius pada bayi

C. Data Objektif (O)


1. Bayi dapat menyusu dengan baik dan tanpa kesulitan
2. BBL : 3800 gr PBL 48 cm Jenis kelamin laki-laki
3. TTV : 5
Suhu : 36,7C 5
(36,5-37,5C)

Nadi : 1375/menit (120-160/i)

Pernafasan: 505/menit (40-60/i)

D. Assasment (A)
Neonatus dini hari kedua, keadaan umum bayi baik

E. Planning (P)
Tanggal 29-06-2016 Pukul 07.30 WITA
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan TTV bayi pada ibu yaitu Suhu :

36,8oC ; Nadi : 140x/menit ; Pernapasan : 46x/menit


Hasil : ibu senang mengetahui bayinya normal dan tanpa masalah
3. Memandikan bayi dengan air hangat
Hasil : bayi terlihat lebih segar dan bersih
4. Membungkus bayi dengan kain yang hangat dan bersih
Hasil : bayi dibedong dengan tidak terlalu erat, bayi tetap terjaga

kehangatannya
5. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI Eksklusif
Hasil : ibu mengerti tentang manfaat ASI eksklusif serta

keunggulannya dibanding susu formula, ibu bersedia memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan yaitu hanya

memberikan ASI tanpa makanan/minuman tambahan lain


10. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat
P a g e | 129

Hari : ibu mengerti dan dapat melakukan sendiri perawatan tali

pusat.
6. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dan menganjurkan ibu

membawa bayinya ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi


Hasil : ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang jenis-

jenis imunisasi, manfaat imunisasi untuk bayinya dan jadwal

imunisasi. Ibu bersedia membawa bayinya ke puskesmas terdekat

untuk diimunisasi sesuai jadwalnya.


7. Timbang bayi tiap hari
Hasil : ada peningkatan berat badan pada bayi, BB: 3850 gram

Anda mungkin juga menyukai