Anda di halaman 1dari 13

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi.

Studi korelasi ini merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua

variabel untuk melihat adanya hubungan antara gejala satu dengan gejala lain,

atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2012).


Penelitian yang dilakukan yaitu tentang hubungan pola asuh orang tua dengan

kenakalan remaja kelas 2 di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 172 remaja

kelas 2 di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016.


2. Sampel
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang nilai

karakteristiknya diukur dan kemudian dipakai untuk menduga karakteristik

populasi (Setiadi, 2007).


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan probability

sampling karena memberikan kesempatan yang sama bagi anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampling dilakukan

dangan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan

secara acak. Teknik penghitungan sampel menurut Setiadi (2007) dengan

menggunakan rumus :
N
45

n = ---------------
1 +N (d2)

Keterangan :

N = Besar Popoulasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan yang diinginkan (0.05)

Perhitungan :
172
n = ---------------
1 +172 (0.052)

n = 120.27 dibulatkan menjadi 120 remaja


Jadi besar sampel yang diambil adalah 120 remaja.

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja kelas 2 di SMP Pangudi Luhur

1 Klaten tahun 2016 yang berjumlah 120 orang. Cara pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi, sehingga sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 120 remaja dengan

kriteria :

a. Inklusi
1) Semua orang tua yang mempunyai anak usia remaja.
2) Semua remaja yang berusia 15-16 tahun.
3) Bersedia menjadi responden.
4) Bisa membaca dan menulis.
b. Ekslusi
1) Orang tua yang memiliki penyait kronis seperti TBC, HIV/AIDS.
2) Orang tua yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

D. Instrumen Penelitian
46

Dalam pengumpulan data, instrumen atau alat pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti dan dikembangkan

mengacu pada teori. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan kuesioner tertutup dengan jawaban yang telah disediakan oleh

penulis sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Penulis

membagikan 2 kuisoner, 1 kuisoner pertanyaan yang berhubungan dengan

pola asuh orang tua dan 1 kuisoner pertanyaan yang berhubungan dengan

kenakalan remaja.
Skala untuk mengukur pola asuh orang tua dibuat berdasarkan tipe-tipe pola

asuh orang tua dengan indikator pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan

pola asuh permisif. Hasil penelitian dianalisa dengan skala ordinal yang

dikategorikan : demokratis, otoriter dan permisif.


Instrumen ini berisi 20 pertanyaan, dimana terdapat 10 pernyataan positif dan

10 pernyataan negatif. Skala menggunakan skala likert, berisi pernyataan-

pernyataan sikap. Pernyataan sikap terdiri atas dua macam, yaitu pernyaaan

favorabel (mendukung atau memihak pada obyek sikap) dan pernyataan yang

unfavorabel (tidak mendukung objek sikap) dengan alternatif jawaban :

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Pemberian nilai bergerak 1 sampai 4 item, jawaban SS diberi nilai 4, S diberi

nilai 3, TS diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Pada item unfavorable,

jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3, dan STS diberi

nilai 4.
Dalam penelitian ini pola asuh orang tua diukur menggunakan kuisioner

tertutup yang berisi 20 pertanyaan. Menggunakan skala likert dengan empat

kemungkinan pilihan jawaban


47

a. Sangat setuju =4
b. Setuju =3
c. Tidak setuju =2
d. Sangat tidak setuju = 1
Hasil ukur pola asuh menggunakan rumus Sturges:
Nilai tertinggi nilai terendah
Kategori
= 80 20
3
= 20
Kategori :
a. Otoriter : 61-80
b. Demokratis : 41-60
c. Permisif : 20-40

Skala untuk mengukur kenakalan remaja yang dikembangkan dan mengacu

pada konsep yang berdasarkan teori. Teknik pengukuran menggunakan 20

poin pertanyaan dibuat alat untuk mengukur kenakalan remaja. Bentuk

jawaban menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban 3 untuk jawaban

Sering, 2 untuk jawaban Kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban Tidak

Pernah.
Dalam penelitian ini kenakalan remaja diukur menggunakan kuisioner

tertutup yang berisi 20 pertanyaan. Menggunakan skala likert dengan tiga

kemungkinan pilihan jawaban


a. Sering =3
b. Kadang-kadang =2
c. Tidak Pernah =1
Hasil ukur pola asuh menggunakan rumus Sturges:
Nilai tertinggi nilai terendah
Kategori
= 60 20
3
= 13

Kategori :
a. Kenakalan berat : 41-60
b. Kenakalan sedang : 21-40
c. Kenakalan ringan : 1-20
48

Sebelum menyusun kuisioner ini terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi

untuk angket/kuisioner.
1. Kisi-kisi Umum
Adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang

akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua

metode dan instrumen yang mungkin dapat dipakai (Arikunto, 2010).


Tabel 1
Kisi-kisi Umum

Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen


Pola asuh orang SMP Pangudi Penyebaran Kuisoner

tua Luhur 1 Klaten kuisoner

Kenakalan remaja SMP Pangudi Penyebaran Kuesioner

Luhur 1 Klaten kuesioner

2. Kisi-kisi Khusus
Adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir

yang akan disusun untuk suatu instrumen (Arikunto, 2010).


Tabel 2
Kisi-kisi khusus pola asuh orang tua

Variabel Indikator No Pertanyaan Jumlah


Penelitian
(+) (-)
49

Pola asuh 1. Otoriter


a. Kontrol terhadap
orang tua 4 9 2
anak bersifat kaku
b. Komunikasi
1 7 2
bersifat
c. Penekanan pada

hukuman 11 17 2
d. Disiplin orang tua

bersifat kaku 14 19 2
2. Demokratis
a. Kontrol terhadap

anak relatif
b. Komunikasi 2 20 18 2

arah
c. Hukuman 5
2 2
diberikan sesuai
10
dengan tingkat 12 2

kesalahan

d. Disiplin terbentuk

atas komitmen 8
15 2
bersama

3. Permisif
a. Kontrol terhadap

anak lemah
b. Hukuman tidak 3
6 2
diberlakukan
13
dengan baik 16 2
50

Tabel 3
Kisi-kisi khusus kenakalan remaja

Variabel Indikator No Pertanyaan

penelitian
Kenakalan 1. Kenakalan remaja ringan
a. Seberapa besar individu 2, 18, 20
remaja
melakukan aktivitas
3,4, 17
seksual
b. Seberapa besar individu

melakukan

pemberontakan
2. Kenakalan remaja sedang
a. Tingkat individu dalam 5, 18

berkendara tanpa
6, 16
memiliki SIM.
b. Seberapa besar
51

individu melalaikan 1, 7, 19

tugas sebagai murid.


c. Seberapa besar

individu melakukan

pelanggran terhadap

aturan sekolah.
3. Kenakalan remaja berat
a. Seberapa besar 8

individu melakukan

tindakan yang
9
menyakiti fisik sendiri

maupun orang lain.


b. Seberapa besar
10,15, 20
individu melakukan

tindakan yang
11,14
menimbulkan korban

materi. 12,13
c. Seberapa besar

individu melakukan

transaksi yang

melanggar hukum.
d. Seberapa besar

individu melakukan

tindakan pemaksaan.
e. Seberapa besar

individu melakukan

kegiatan yang
52

membahayakan diri.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Untuk mendapatkan data yang reliabel dari kuisoner yang telah dibuat akan

dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk tiap butir soal. Pengujian

validitas alat ukur menggunakan metode korelasi product moment dan

reabilitas menggunakan metode korelasi Hoyt dengan bantuan komputer.


1 Validitas
Adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu

instrumen (Arikunto,2006). Penelitian ini menggunakan uji validitas

dengan butir adalah skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud

dikorelasikan dengan skor total, selanjutnya dihitung dengan rumus

product moment :

Keterangan :
xy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y
N : Jumlah Responden
X : Jumlah skor variabel X
Y : Jumlah skor variabel Y
X2 :
Jumlah skor kuadrat variabel X
Y2 :
Jumlah skor kuadrat variabel Y
XY : Jumlah perkalian variabel antara skor variabel X dengan skor

variabel Y
2 Reliabilitas
Adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik

(Arikunto,2006).
Rumus koefisiensi reliabilitas Hoyt adalah sebagai berikut :

R11 = Vr - VS

Vr
53

Keterangan :
11 : Reliabilitas instrumen
Vr : Varians responden

VS : Varians sisa

F. Metode Pengumpulan Data


Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

menggunakan skala ukuran skala ordinal.


Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner berupa angket

tertutup (angket berstruktur). Setelah mendapatkan ijin dari kepala

Sekolah dan guru Bimbingan Konseling (BK) kemudian peneliti

mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan

persetujuan sebagai responden. Peneliti memberikan penjelasan langkah-

langkah pengisian dan mulai mengumpulkan data dengan menyebar

angket (lembar kuisioner) kepada responden yang telah ditentukan,

responden diberi waktu selama 15 menit dan di minta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara

memberikan tanda (). Setelah kuisioner diisi dengan lengkap, kuisioner

diserahkan kembali kepada peneliti.

G. Analisis Data
1. Pengolahan Data
54

Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah pengolahan data secara

manual pada umumnya melalui langkah-langkah sebagai berikut :


a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioer perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau

ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak

mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut

dikeluarkan (drop out).


b. Coding (Membuat Lembaran Kode)
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom kolom

untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi

nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.


c. Data Entry (Memasukkan Data)
Yakni berisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu

kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.


d. Tabulasi
Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

yang diinginkan oleh peneliti.


2. Rancangan Analisa Data
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pola asuh orang tua dengan

kenakalan remaja kelas 2 di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016

maka dilakukan uji statistik korelasi tata jenjang spearman (rs). Menurut

Arikunto (2013), uji statistik korelasi tata jenjang spearman (rs)

digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya

merupakan gejala ordinal.


Langkah langkah uji statistik korelasi tata jenang spearman (rs) sebagai

berikut :
a. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alfa (H)
H0 : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan

kenakalan remaja di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016


55

H : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan

remaja di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016


b. Menentukan derajat keamanan () : 0,05
c. Menentukan degree of freedom (Df/Db =N), N adalah jumlah sampel.
d. Membuat peringkat nilai X untuk variabel bebas dan nilai Y untuk

variabel terikat
e. Mencari selisih peringkat X dan peringkat Y untuk mencari jawaban

d1
f. Mengkuadratkan selisih peringkat X dan peringkat Y untuk mencari

jawaban d12
g. Menjumlahkan hasil dari kuadrat selisih peringkat X dan peringkat y

(d12)
h. Menghitung dengan rumus uji korelasi tata jenjang spearman (rs)

sebagai berikut :

6 d 12
rs=1 3
N N

keterangan :
rs = koefisien korelasi tata jenjang spearman
2
d1 = selisih peringkat x dan peringkat y
N = jumlah sampel
i. Mencari rs tabel, sesuai dengan jumlah N; tingkat kemaknaan ()
j. Membandingkan rs hitung dengan rs tabel
1) Apabila rs hitung rs tabel maka Ho ditolak atau H diterima

yang berarti ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan

kenakalan remaja di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun 2016.


2) Apabila rs hitung < rs tabel maka Ho diterima atau H ditolak

yang berarti tidak ada hubungan antara antara pola asuh orang tua
56

dengan kenakalan remaja di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun

2016.
k. Apabila hasilnya ada hubungan, maka dilanjutkan dengan mencari

keeratan, maka dilanjutkan dengan menghitung menggunakan rumus

koefisien (C), yaitu :

C=
X2 h
2
X h+ n

Keterangan :
C : Coeffisien continensi (keeratan)
X 2 h : X 2 hitung
n : jumlah sampel
Dengan interpretasi hasil sebagai berikut :
1) Jika nanti C diantara 0,800 1,00 berarti kolerasi tinggi.
2) Jika nanti C diantara 0,600 0,799 berarti korelasi cukup.
3) Jika nanti C diantara 0,400 0,599 berarti korelasi agak rendah.
4) Jika nanti C diantara 0,200 0,399 berarti korelasi rendah.
5) Jika nanti C diantara 0,000 0,199 berarti korelasi sangat rendah

(tidak ada korelasi )

H. Jadwal Kegiatan Penelitian


Terlampir pada lampiran

Anda mungkin juga menyukai