Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Keinginan vs Kebutuhan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
sebagaimana telah diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1 menegaskan bahwa
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Kata kunci
utama adalah tentang kebutuhan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia untuk
memenuhi keinginan hidupnya. Ditarik lebih luas maka ekonomi mempelajari
cara masyarakat dalam memenuhi keinginan hidup layak dan
menyenangkan. Hal ini kemudian dipahami sebagai upaya untuk meraih
kesejahteraan.
Keinginan cenderung tak berbatas, sementara disisi lain sumber daya,
dana dan waktu sangat terbatas. Untuk itulah kemudian perlu ditetapkan
prioritas atas keinginan-keinginan yang ada.
Abraham Maslow menyebutkan bahwa manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Dari teori ini kemudian kebutuhan setidaknya dibagi atas 3 kategori yaitu
primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer kemudian dibagi atas
sandang, pangan dan papan.
Pengadaan barang/jasa didasarkan pada kebutuhan bukan keinginan.
Pengadaan bertujuan untuk memenuhi prioritas-prioritas kebutuhan melalui
barang/jasa yang diadakan. Dikaitkan dengan teori kebutuhan maka
pengadaan barang/jasa yang berorientasi pada pencapaian kesejahteraan
rakyat adalah pengadaan barang/jasa yang didasarkan pada kebutuhan
dasar masyarakat yaitu pemenuhan sandang, pangan dan papan
masyarakat.
Agar tujuan besar ini dapat terkendali maka maksimalisasi pencapaian
nilai manfaat uang (Value for Money) menjadi ukuran utama. Inilah yang
kemudian sebab munculnya istilah anggaran berbasis kinerja atau money
follow the function bukan kinerja berbasis ketersediaan anggaran atau
function follow the money.
IV. Barang/Jasa
Definisi barang/jasa dibentuk oleh dua hal yaitu benda dan tindakan.
Kompleksitas barang/jasa tentu saja ditentukan seberapa besar komponen
tindakan dalam memperolehnya.
1. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
2. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya.
3. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir (brainware).
4. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain
Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan
Barang
Dari 4 jenis barang/jasa yang didefinisikan dalam Perpres 54/2010
tersebut dapat diambil 3 kata kunci yaitu benda, pekerjaan dan jasa.
Benda dinilai dari wujud fisik, sehingga kompleksitasnya jauh lebih
sederhana.
Pekerjaan menempatkan tindakan relatif seimbang dengan komposisi
kebendaan. Untuk itulah kemudian Pekerjaan dilekatkan dengan
konstruksi. Konstruksi adalah pembuatan wujud fisik, apakah itu fisik
bangunan atau wujud fisik lainnya.
Sementara konsultan disebut sebagai jasa karena orientasi utama bukan
pada wujud fisik melainkan pada kualitas tindakan yang mengandalkan
keahlian atau brainware.
Jasa lainnya meski disebut sebagai jasa namun komposisi antara
tindakan dan benda berada dalam posisi yang sangat relatif, yang tidak
dapat dikelompokkan kedalam ketiga kelompok terdahulu.
VI. Kompleksitas
Kelengkapan detail spesifikasi harus disesuaikan dengan kompleksitas
barang/jasa. Semakin tinggi kompleksitas barang/jasa semakin detail kinerja,
fungsi dan/atau teknis yang digambarkan dalam dokumen spesifikasi.
Didalam spesifikasi terkandung resiko-resiko atas pemenuhan
barang/jasa yang dibutuhkan. Untuk itu penilaian kompleksitas didasarkan
atas besar kecilnya resiko terhadap barang/jasa. Resiko teknis menyangkut
pemenuhan kualitas, kuantitas, waktu dan sumber/lokasi. Disisi lain
pertimbangkan pula resiko harga.
Semakin tinggi resiko teknis, meski nilai pembeliannya rendah, maka
semakin kompleks barang/jasa disisi teknis. Sebaliknya meskipun dari sisi
teknis sederhana namun nilai pembelian besar maka resiko keuangan
semakin besar dan kompleksitas pun juga menjadi tinggi.
Seluruh resiko harus dapat dikelola dengan baik dalam spesifikasi.
Spesifikasi yang baik adalah spesifikasi yang mampu meminimalisir resiko
disisi pengguna dan mentransfer resiko lainnya, yang sulit atau tidak dapat
dikelola, kepada pihak lain. Semakin tinggi pengetahuan dan keahlian
pengguna terhadap barang/jasa maka akan semakin detail (conformance)
suatu spesifikasi.
Sebaliknya jika pengguna mempunyai pengetahuan dan keahlian yang
terbatas terhadap barang/jasa, sebaiknya spesifikasi lebih diarahkan pada
kinerja (performance) dan menyerahkan detail (conformance) kepada
penyedia. Sehingga penyedia terdorong mengerahkan segala
kemampuannya untuk memenuhi kinerja terbaik.
Ini salah satu sebab munculnya jasa konsultan. Jasa konsultan
diperlukan ketika pengguna mempunyai keterbatasan dalam menyusun
spesifikasi barang atau pekerjaan. Resiko terkait perencanaan spesifikasi
dialihkan pada penyedia jasa konsultan. Kemudian resiko pelaksanaan
pekerjaan dialihkan pada penyedia barang/pekerjaan/jasa lainnya.
X. Spesifikasi Jasa
Jasa adalah serangkaian layanan mengandalkan keahlian dan/atau
keterampilan personil. Jasa mengandalkan kemampuan dan/atau keahlian
personil. Jasa mengandalkan kualifikasi personil disisi keahlian/keterampilan.
Perencanaan adalah output dari layanan yang diberikan seorang tenaga ahli
perencanaan baik konstruksi maupun non konstruksi. Misal: Cleaning Service
adalah layanan yang diberikan oleh tenaga terampil dalam teknis
kebersihan.
2. Manajemen Resiko
Tingkat resiko/dampak dan peluang menentukan strategi manajemen
resiko yang diantisipasi dalam penyusunan spesifikasi.
Untuk barang/jasa laverage kemungkinan terjadinya resiko sangat
rendah, namun bila terjadi bisa saja berdampak besar terhadap
organisasi, maka sifat pengawasan atau manajemen resiko yang
diterapkan adalah manajemen dampak. Contoh spesifikasi
manajemen dampak adalah garansi, buku manual dan lainnya.
Untuk barang/jasa routine dari sisi kemungkinan terjadinya resiko
kecil, dampak rendah dan nilai pembelian kecil. Fokus kepada
minimalisasi biaya perolehan untuk itu manajemen resiko yang
diterapkan dalam penyusunan spesifikasi adalah taktis reaktif.
Contoh spesifikasi taktis reaktif adalah dapat digunakannya kartu
pembelian, layanan pembelian online dan lainnya.
Untuk barang/jasa bottleneck resiko terbesar adalah soal
ketersediaan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu
manajemen resiko yang paling tepat adalah penanganan darurat.
Contoh spesifikasi ini adalah tentang reorder quantity, liquidated
damage, manajemen stok, logistik, riset dan pengembangan dan
lain-lain.
Untuk barang/jasa Critical Strategic semua sisi mengandung resiko.
Untuk itu seluruh resiko biaya kepemilikan yaitu sejak pemilihan
penyedia, operasional, pemeliharaan hingga disposal perlu
diperhitungkan. Manajemen resiko yang paling tepat adalah
pengawasan strategis pada semua aspek.
Kualitas Layanan
Spesifikasi kualitas layanan adalah tingkat dukungan layanan
yang disediakan terkait dengan operasionalisasi barang/jasa. Tingkat
layanan ini harus bisa diukur secara obyektif. Ukuran tingkat layanan
ini adalah waktu tanggap (Response Time) dan waktu penanganan (Fix
Time). Kualitas layanan ini juga dikenal dengan service level
agreement (SLA).
Informasi Tambahan
Spesifikasi juga harus dijelaskan tentang informasi-informasi
tambahan yang mendukung pencapaian Value for Money atau hal-hal
yang dapat menjadi add value dalam pengadaan barang/jasa.
Informasi-informasi tambahan ini misalkan tentang pengiriman
ada pembagian tanggungjawab transportasi, asuransi atau atribut
tambahan lain. Dalam pengadaan internasional hal ini diatur dalam
INCOTERM.
Demikian juga tentang informasi kontak, alamat, jalur
komunikasi, ruang lingkup organisasi dan hal-hal lain tentang detail
organisasi pengguna. Termasuk didalamnya terkait aturan hukum yang
mengikat dan berlaku di internal dan eksternal organisasi.
A. Merek
Merek (brand) merupakan spesifikasi paling singkat, sederhana dan paling
mudah untuk dikomunikasikan ke penyedia barang/jasa. Penggunaan merek
diperbolehkan bila barang yang diperlukan hanya dapat disediakan oleh satu
penyedia seperti barang yang merupakan paten, suku cadang atau barang
yang sudah diikat oleh kontrak yang lebih tinggi seperti barang-barang yang
sudah ada dalam eCatalog. Contohnya : Perbaikan Lift merek X, maka hanya
dapat menggunakan suku cadang dan ahli pemeliharaannya yang berasal
dari perusahaan merek X.
Contoh:
BARANG JASA JASA JASA
KONSTRUKSI LAINNYA KONSULTANSI
B. Standarisasi
Standarisasi termasuk spesifikasi yang singkat, disederhanakan dan
mudah dikomunikasikan. Perbedaan dengan merek adalah standarisasi
cenderung diarahkan pada kualitas teknis, sedangkan merk hanya diarahkan
pada produk dari penyedia tertentu. Organisasi pengguna dapat menyusun
standarisasi internal atau mengacu pada standarisasi eksternal seperti :
Beberapa standar eksternal adalah :
Standar Industri
Standar Nasional
Standar Regional
Standar Internasional
Standar meliputi :
Standar komposisi, misalnya : kandungan zat tertentu pada minuman.
Standar dimensi, misalnya : ukuran panjang.
Standar kinerja, mutu, dan keamanan produk.
Technical Requirement.
Standar inspeksi dan pengujian.
Peraturan atau pedoman yang terkait.
Standarisasi Internal
Mengembangkan standar internal layak bila menghadapi situasi berikut ini :
Barang/jasa yang dibeli sangat khusus dan tidak tersedia di pasar.
Tidak ada standar yang tersedia.
Nilai barang/jasa yang dibeli sangat tinggi sehingga layak untuk
mengalokasikan waktu, tenaga, dan biaya menyusun standar sendiri.
Ketiadaan standar internal biasanya berdampak pada peningkatan biaya
pengadaan barang/jasa.
C. Sampel
Sampel sering digunakan bila spesifikasi agak sulit dijelaskan secara lisan
atau tulisan, misalnya warna yang spesifik. Dalam hal ini penyedia
barang/jasa diminta memberikan sampel sebelum menyerahkan barang
yang hendak dipasok. Sampel juga sering dijadikan acuan untuk melakukan
pemeriksaan mutu atas barang yang datang dari penyedia barang/jasa.
Kelebihan Sampel :
Memudahkan penyedia barang/jasa untuk memahami kebutuhan
pengguna barang/jasa dalam hal spesifikasi yang sulit dijelaskan.
Mudah untuk memastikan ketersediaan barang/jasa oleh penyedia dalam
memenuhi kebutuhan pengguna barang/jasa.
Kekurangan Sampel :
Pengguna mampu memastikan bahwa barang yang dikirimkan oleh
Penyedia barang/jasa sama dengan sampel yang diberikan.
Perbedaan kecil antara barang yang dikirimkan penyedia barang/jasa
dengan sampel mungkin akan sulit diketahui untuk itu diperlukan alat
ukur yang tidak mudah.
D. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknik umumnya meliputi :
Karakteristik fisik (dimensi, kekuatan, dan sebagainya).
Detil desain.
Toleransi.
Material yang digunakan.
Metode produksi/pelaksanaan.
Persyaratan pemeliharaan.
Persyaratan operasi.
Untuk mengurangi penjelasan yang terlalu panjang, biasanya spesifikasi
teknis dilengkapi dengan gambar desain yang detil dan penjelasan
singkatnya.
E. Spesifikasi Komposisi
Spesifikasi komposisi merupakan bentuk spesifikasi yang menyatakan
susunan bahan atau kandungan zat tertentu dengan karakteristik masing-
masing unsur pembentuknya.
Spesifikasi komposisi sering digunakan pada peralatan yang
memerlukan batasan peraturan lingkungan hidup. Misalnya kadar cat pada
mainan anak-anak.
Spesifikasi komposisi sangat dianjurkan disusun oleh ahli yang
kompeten di bidangnya. Spesifikasi komposisi juga harus dites atau di
verifikasi pada saat barang diterima. Tes atau verifikasi tersebut dilakukan
oleh pihak independen.
3) Contoh
Contoh biasanya digunakan jika produk tidak dapat dideskripsikan
dengan mudah, misalnya kain batik yang tidak dapat diuraikan
motifnya tanpa menunjukkan contoh barangnya.
Keuntungan menggunakan spesifikasi contoh
Memudahkan penyedia untuk memahami produk yang sulit
dideskripsikan.
Memudahkan pembeli dalam melakukan evaluasi atas
kesesuaian produk sebelum dilakukannya transaksi.
Kekurangan menggunakan spesifikasi contoh
Pembeli perlu memastikan bahwa barang yang dikirimkan sesuai
dengan contoh yang diajukan. Terdapat resiko penjual
mengirimkan contoh yang lebih baik dari produk yang
sebenarnya.
Dalam evalusi sulit membuktikan atau mengambil keputusan
jika terdapat-terdapat perbedaan kecil diantara contoh yang
diajukan.
4) Teknis (technical)
Merupakan penjelasan mengenai kebutuhan yang sebenarnya,
yang diuraikan dalam : karakteristik fisik (bentuk, ukuran dan
warna), bahan pembentuk atau bahan dasar, proses pembuatan
dan sebagainya. Spesifikasi ini dapat dinyatakan secara tertulis
atau disertai gambar design. Spesifikasi teknis (technical)
ditentukan oleh pembeli sebagai dasar bagi penjual untuk
menghasilkan produk yang sesuai dibutuhkan.
Spesifikasi teknis harus dinyatakan dengan jelas dan tepat
sehingga tidak menimbulkan penafsiran tambahan. Dalam
perumusannya harus dihindari penjelasan detail yang tidak perlu
karena akan mengakibatkan rumusan spesifikasi yang terlalu
panjang dan mengaburkan informasi lain yang lebih penting.
Keuntungan menggunakan spesifikasi teknis:
Mendefinisikan dengan jelas kebutuhan pembeli
Memudahkan pembeli dalam melakukan evaluasi terhadap
penawaran.
Kekurangan menggunakan spesifikasi teknis:
Perumusannya mungkin memerlukan keahlian khusus.
Rumusan spesifikasi teknis sering dibuat terlalu tinggi sehingga
memaksa penjual membuat produk yang dirancang khusus. Hal
ini bisa mengakibatkan tambahan biaya yang tidak seharusnya
karena produk yang standar sebenarnya sudah memenuhi
kebutuhan.
Bisa membatasi persaingan, karena hanya penjual tertentu
yang dapat memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Resiko atas kegagalan kinerja barang ada pada pembeli karena
penjual hanya membangun atau memproduksi atas permintaan
pembeli.
5) Komposisi
Spesifikasi komposisi digunakan untuk barang-barang yang harus
dibentuk (make up) dan biasanya dinyatakan dalam karakteristik
fisikal atau kimiawi dimana komposisi bahan yang berbeda akan
menghasilkan kinerja yang berbeda. Tipe spesifikasi ini biasanya
digunakan untuk bahan baku atau komoditi lainnya seperti
makanan dan bahan kimia.
Spesifikasi komposisi digunakan jika memerlukan pertimbangan
keamanan atau pelestarian lingkungan. Misalnya jika penggunaan
bahan yang salah bisa mengakibatkan bencana karena
menyangkut produk yang berbahaya.
Spesifikasi komposisi harus disusun oleh ahli dan dilakukan
verifikasi testing (pengujian) oleh pihak independen sebelum
ditetapkan.
Keuntungan menggunakan spesifikasi komposisi
Sangat tepat dan spesifik.
Pembeli dapat menggunakan komposisi untuk meneliti apakah
barang yang disediakan memenuhi persyaratan.
Kerugian menggunakan spesifikasi komposisi
Perumusannya memerlukan keahlian khusus.
6) Fungsional dan Kinerja (performance)
Spesifikasi fungsional merupakan uraian fungsi dasar yang
diperlukan dari sebuah barang. Sedangkan spesifikasi kinerja
merupakan persyaratan tambahan bagaimana fungsi dasar dapat
dicapai. Sebagai contoh spesifikasi fungsional adalah sebuah truk
dipersyaratkan mampu mengangkut beban 10 ton. Sedangkan
contoh spesifikasi kinerja atas truk dimaksud adalah mempu
mengangkut degan kecepatan 80 km/jam.
Spesifikasi fungsional dan kinerja digunakan jika pencapaian output
lebih penting dibandingkan bagaimana cara mencapainya.
Pertimbangan lainnya adalah apabila terdapat perkembangan
teknologi yang cepat sehingga perlu diberikan kesempatan inovasi
oleh penjual.
Keuntungan menggunakan spesifikasi kinerja
Memberikan peluang bagi penjual untuk menawarkan solusi
yang inovatif.
Dibandingkan dengan spesifikasi teknik, spesifikasi kinerja lebih
mudah dirumuskan dan lebih memberikan kesempatan
persaingan pada lebih banyak penjual.
Resiko apabila terjadi kegagalan ada pada pihak penjual.
Kerugian menggunakan spesifikasi kinerja
Sulit melakukan evaluasi atas penawaran penjual jika penjual
menggunakan teknologi yang belum dipahami oleh pembeli.
Evaluasi penawaran bisa membutuhkan waktu yang panjang
karena masing-masing penawar mengajukan solusi yang
berbeda.
Sebagai tambahan dari penggunaan spesifikasi fungsional/kinerja,
pembeli bisa mensyaratkan adanya pengujian atau inspeksi untuk
memastikan bahwa barang dimaksud memenuhi kriteria yang
ditetapkan. Pengujian atau inspeksi diperlukan jika:
Apabila kegagalan beroperasinya barang membawa akibat yang
sangat signifikant bagi organisasi;
Apabila kualitas layanan penyedia rendah atau belum diketahui.
Pengujian atau inspeksi bisa dilaksankaan dengan cara:
Revieuw atau persetujuan pada tahap design;
Inspeksi pada saat proses produksi;
Pemeriksaan setelah produksi selesai, sebelum dilakukan
pengiriman barang;
Pengujian setelah diterima di lokasi, pada saat instalasi atau
commissioning setelah pemasangan selesai.
b. Kuantitas
Kuantitas barang dalam paket pengadaan harus sama dengan jumlah
output yang ditentukan dalam Rencana Umum Pengadaan (dan
perubahannya, jika ada). Yang perlu mendapat perhatian adalah
penggunaan satuan unit atau set harus dilengkapi dengan uraian
barang secara lengkap termasuk bagian-bagian yang tidak terpisahkan
dari barang dimaksud.
c. Waktu
Yang dimaksud dengan waktu dalam pengadaan barang adalah saat
barang harus tersedia atau waktu pelaksanaan yang tersedia setelah
pesanan atas barang tersebut disetujui kedua belas pihak. Jika
pengadaan terdiri dari berbagai jenis barang, ketentuan waktu bisa
mengatur untuk masing-masing jenis barang.
Pembeli bisa menentukan syarat-syarat yang akan mempengaruhi
jadwal pelaksanaan, misalnya syarat persetujuan design sebelum
dilakukan produksi atau syarat pengujian/pemeriksaan sebelum
pengiriman. Jika syarat-syarat itu akan diberlakukan, maka harus
dicantumkan sejak awal sebelum proses pelelangan.
Batas akhir tahun anggaran membatasi masa pelaksanaan pekerjaan,
sehingga masa pelaksanaan terpaksa diakhiri pada akhir tahun
anggaran yang bisa mengakibatkan kegagalan mencapai kualitas yang
sudah ditentukan.
d. Tempat
Yang dimaksud tempat adalah lokasi dimana serah terima barang
harus dilakukan. Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, lokasi
pengiriman biasanya di lokasi K/L/D/I atau di lokasi lain yang
ditentukan. Penyerahakan di lokasi Penyedia, meskipun
memungkinkan, tidak pernah digunakan sebagai syarat penyerahan.
e. Layanan Tambahan
Layanan tambahan yang dapat dipersyaratkan adalah:
Garansi
Barang harus dilengkapi dengan garansi dari pabrikan dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK.
Waktu respon penjual apabila ada keluhan
Pembeli bisa mensyaratkan tingkat layanan dalam bentuk waktu
respon yang harus diberikan oleh penjual apabila terjadi keluhan
atau pertanyaan dari pembeli.
Dukungan teknis dan pelatihan
Untuk pengadaan barang modal atau mesin yang bersifat kompleks,
pembeli dapat mensyaratkan adanya pelatihan dan dukungan
teknis pada saat mesin mulai beroperasi. Jumlah waktu untuk
pelatihan dan dukungan teknis harus dipersyaratkan sejak awal.
Perawatan dan perbaikan rutin
Pembeli dapat mensyaratkan adanya perawatan dan perbaikan
rutin sebagai bagian dari ruang lingkup penjualan.
f. Informasi lain yang dibutuhkan
Sebagai pelengkap dari spesifikasi, pembeli harus menyampaikan
informasi lain yang terkait misalnya : design, denah lokasi
pemasangan, gambar situasi ruangan dan sebagainya
2. Pekerjaan Konstruksi
a. Pekerjaan konstruksi adalah proses menghasilkan wujud fisik lain.
Penyusunan spesifikasi pekerjaan konstruksi biasanya dihasilkan oleh
tenaga ahli atau konsultan perencana yang membantu PPK. Spesifikasi
pekerjaan konstruksi disusun dengan urutan:
Output pekerjaan konstruksi (bisa) terdiri dari bagian-bagian
pekerjaan.
Output pekerjaan konstrksi/bagian pekerjaan terdiri dari beberapa
satuan pekerjaan.
Setiap satuan pekerjaan membutuhkan bahan, peralaan dan tenaga
kerja yang jenis dan jumlahnya dituangkan dalam Analisa Satuan
Pekerjaan.
b. Spesifikasi sebuah pekerjaan konstruksi terdiri dari:
1) Spesifikasi input
a) Bahan/material/peralatan, bisa disusun dengan menggunakan
pendekatan spesifikasi barang , misalnya : spesifikasi merk/nama
dagang, contoh, dan komposisi.
b) Tenaga kerja, ditentukan secara khusus apabila diperlukan
kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut atau
penyelesaian pekerjaan sangat tergantung pada keahlian dan
pengalaman tenaga kerja.
2) Spesifikasi proses, merupakan uraian proses yang harus diikuti oleh
Penyedia untuk menghasilkan setiap satuan pekerjaan. Spesifikasi
proses disusun berdasarkan kaidah teknis oleh konsultan
perencana. Ketentuan tentang waktu pelaksanaan, lokasi pekerjaan
dan layanan yang harus disediakan oleh Penyedia merupakan
bagian dari spesifikasi proses.
3) Spesifikasi output, disusun dengan menggunakan pendekatan
seperti halnya spesifikasi performance dalam pengadaan barang.
c. Keseluruhan uraian tentang spesifikasi dituangkan dalam sebuah
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang dilengkapi dengan gambar teknis
dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan oleh Penyedia.
3. Jasa Konsultansi
a. Spesifikasi sebuah jasa konsultansi terdiri dari:
1) Spesifikasi input
a) Tenaga Ahli/Tenaga Pendukung, kualifikasi tenaga ahli dalam jasa
konsultansi ditentukan oleh : tingkat pendidikan formal,
sertifikasi keahlian, dan pengalaman professional.
b) Bahan/material/peralatan, bisa disusun dengan menggunakan
pendekatan spesifikasi barang, misalnya : spesifikasi merk/nama
dagang, contoh atau komposisi.
2) Spesifikasi proses, merupakan tahapan yang harus dilakukan oleh
Konsultan untuk mencapai output yang ditetapkan, termasuk
kewajiban Konsultan untuk membuat laporan-laporan. Ketentuan
tentang waktu pelaksanaan, lokasi pekerjaan dan layanan yang
harus disediakan oleh Penyedia merupakan bagian dari spesifikasi
proses.
3) Spesifikasi output, merupakan hasil akhir pekerjaan jasa
konsultansi.
b. Spesifikasi jasa konsultansi dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) Jasa Konsultansi yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal
sebagai berikut:
1) Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang,
maksud dan tujuan, lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan
organisasi PPK.
2) Data penunjang yaitu berupa data yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan, antara lain data dasar, standar teknis,
studi-studi terdahulu yang pernah dilaksankan dan peraturan
perundang-undangan yang harus digunakan.
3) Tujuan dan ruang lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran
mengenai tujuan yang ingin dicapai, keluaran yang dihasilkan,
keterkaitan suatu keluaran dengan keluaran lain, peralatan dan
material yang harus disediakan oleh penyedia, perkiraan waktu
penyelesaian pekerjaan konsultansi, kualifikasi dan jumlah Tenaga
ahli yang harus disediakan oleh penyedia, perkiraan keseluruhan
tenaga ahli dan tenaga pendukung yang diperlukan (jumlah person-
month) dan jadwal setiap pelaksanaan pekerjaan. Khusus jasa
konsultansi dengan metode pagu anggaran, jumlah tenaga ahli
tidak dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
4) Jenis dan jumlah laporan yang dipersyaratkan, antara lain laporan
pendahuluan, laporan bulanan, laporan antara dan laporan akhir.
5) Ketentuan bahwa kegiatan jasa konsultansi harus dilaksanakan di
Indonesia, kecuali untuk kegiatan yang belum mampu dilaksanakan
di Indonesia.
6) Hal-hal lain, seperti fasilitas yang disediakan oleh PPK untuk
membantu kelancaran tugas penyedia, persyaratan kerjasama
dengan penyedia lain (apabila diperlukan), pendoman tentang
pengumpulan data lapangan.
4. Jasa Lainnya
a. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam Jasa Lainnya sangat beragam,
yang dapat dikelompokkan menjadi:
1) Jasa lainnya yang memiliki spesifikasi output;
2) Jasa lainnya yang memiliki spesifikasi proses dan output;
3) Jasa lainnya yang memiliki spesifikasi input, proses dan output.
b. Tergantung pada jenis spesifikasi yang digunakan, perumusan
spesifikasi jasa lainnya dilaksanakan dengan cara:
1) Spesifikasi input
a) Bahan/material/peralatan, bisa disusun dengan menggunakan
pendekatan spesifikasi barang , misalnya : spesifikasi merk/nama
dagang, contoh, dan komposisi.
b) Tenaga kerja, ditentukan secara khusus apabila diperlukan
kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut atau
penyelesaian pekerjaan sangat tergantung pada keahlian dan
pengalaman tenaga kerja.
2) Spesifikasi proses, merupakan uraian proses yang harus diikuti oleh
Penyedia untuk menghasilkan setiap satuan pekerjaan. Ketentuan
tentang waktu pelaksanaan, lokasi pekerjaan dan layanan yang
harus disediakan oleh Penyedia merupakan bagian dari spesifikasi
proses.
3) Spesifikasi output, pada prinsipnya disusun dengan pendekatan
performance, yang perumusannya harus:
Dinyatakan dengan jelas dan tepat;
Kriteria outputnya jelas dan dapat dilakukan pengukuran.
c. Keseluruhan uraian tentang spesifikasi dapat dituangkan dalam sebuah
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang dilengkapi dengan informasi-
informasi lain yang dibutuhkan oleh Penyedia.