Kajian Perencanaan "Formal Knowledge Management" Di BPJS Ketenagakerjaan
Kajian Perencanaan "Formal Knowledge Management" Di BPJS Ketenagakerjaan
Kajian Perencanaan "Formal Knowledge Management" Di BPJS Ketenagakerjaan
Formal Knowledge
Management
Dengan pendekatan Analisis Jabatan
Di BPJS Ketenagakerjaan
Ditulis oleh:
Satriyo Adi Sasongko
BAB 1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Knowledge Management menjadi isu strategis di BPJS Ketenagakerjaan sejak tahun 2014,
dimana transformasi dari PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan
memunculkan strategi baru dan keputusan manajemen untuk mengembangkan struktur
organisasi, salah satunya adalah dengan membentuk nama jabatan Urusan Knowledge
Management dan Kemitraan Strategis diunit kerja Divisi Perencanaan Strategis. Strategi
implementasi yang telah dilakukan adalah dengan membuat beberapa kegiatan, diantaranya
adalah inisiasi Community of Practice, Community of Interest, portal i-Know, dan internal
newsletter. Dalam kegiatan tersebut, penulis (yang saat ini menjabat di unit kerja Learning
Office) ikut terlibat aktif menginisiasi implementasi Knowledge Management di BPJS
Ketenagakerjaan. Sampai dengan sekarang ini implementasi Knowledge Management di
BPJS Ketenagakerjaan masih berfokus pada proses pemerataan knowledge dan informasi
yang bersifat informal bagi internal karyawan BPJS Ketenagakerjaan.
Saat ini Learning Office (LNO) merupakan unit kerja yang bertanggungjawab dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan corporate university di BPJS Ketenagakerjaan,
yang pada tanggal 28 Oktober 2015 telah diresmikan dengan nama Institut BPJS
Ketenagakerjaan. Dalam konsep corporate university yang diterapkan di Institut BPJS
Ketenagakerjaan, Knowledge Management menjadi salah satu backbone untuk mewujudkan
tujuan jangka panjangnya; membangun ekosistem yang kompeten, yaitu full competent
employee maupun stakeholder.
Knowledge Management sebagai salah satu pilar utama pada arsitektur corporate university di BPJS Ketenagakerjaan
2. RUANG LINGKUP
Tulisan ini akan berfokus pada paparan dan kajian singkat rencana project pembangunan
sebuah Formal Knowledge Management yang akan mengelola knowledge dari proses
formal pekerjaan pada semua nama jabatan dalam struktur organisasi di BPJS
Ketenagakerjaan. Proses formal pekerjaan tersebut akan diperoleh dengan pendekatan
metode Analisis Jabatan, dimana dengan metode ini akan didapatkan seluruh knowledge,
baik tacit maupun explicit dari semua jabatan. Sebagaimana sebuah sistem, terutama untuk
saat sekarang yang serba digital, penulis merekomendasikan dan akan menggunakan fitur
digital learning yang telah tersedia saat ini di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Learning
Management System (LMS) BPJS Ketenagakerjaan. Penulis membatasi tulisan ini pada
implementasi pilot project yaitu pada proses yang akan dilakukan di unit kerja Learning
Office dan Divisi Human Capital.
Belum ada indikator yang kuat yang dapat menunjukkan bahwa implementasi Knowledge
Management sejak 2013 sudah berjalan optimal di BPJS Ketenagakerjaan. Beberapa
bahkan masih menunjukkan bahwa knowledge yang dikuasai oleh seorang incumbent pada
suatu jabatan akan terus dibawanya baik karena faktor mutasi, promosi, memasuki masa
pensiun, dan yang paling menyedihkan (meski secara prosentase sangat rendah) adalah jika
karyawan tersebut resign dari BPJS Ketenagakerjaan.
Berikut ini adalah indikator kondisi dimaksud sesuai pengamatan penulis:
a. Knowledge pada jabatan melekat pada pemangku jabatan (incumbent), sehingga jika
pemangku jabatan mutasi/promosi/resign/meninggalkan jabatannya, maka
knowledge yang dimilikinya akan dibawa serta.
b. Pemangku jabatan penggantinya memerlukan waktu yang lama untuk mencapai
knowledge performance sebagaimana pemangku jabatan yang lama.
c. Hal yang sama terjadi bagi pada calon karyawan yang sedang dalam masa On Job
Training (OJT), sampai dengan saat ini belum dibuat direction yang jelas di masing-
masing unit kerja dan bidang dimana dia ditempatkan (kebanyakan di awal peiode
penempatan para calon karyawan hanya diminta untuk membaca buku Program
BPJS Ketenagakerjaan).
d. Implementasi Knowledge Management di BPJS Ketenagakerjaan saat ini masih
berfokus pada proses yang bersifat informal (meskipun memang demikian
seharusnya), diantaranya dengan adanya Community of Practice, Community of
Interest, Sharing Session, portal KM i-know.
e. Banyak terjadi KPI individu karyawan yang kurang align dengan yang seharusnya
dikerjakan oleh karyawan, dan hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan
pengetahuan tentang Job Description masing-masing.
f. Kurang mudahnya akses terhadap Job Description karyawan.
BAB 3. ANALISIS DAN STRATEGI
1. Knowledge Management
Knowledge Management ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi
untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui dan dipelajari dalam sebuah organisasi.
Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu
hasil tertentu seperti pemerataan kompetensi, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif
atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Belakangan ini, persaingan bisnis semakin pesat
terjadi. Terlebih, dengan pasar bebas ASEAN mulai tahun 2015 perusahaan-perusahaan
yang tidak memiliki daya saing tinggi dan perencanaan yang matang akan tertinggal. Untuk
itulah peran Knowledge Management sangat penting.
Terdapat dua jenis knowledge yang nantinya perlu di-capture dari dalam organisasi yaitu:
a. Tacit Knowledge
Adalah pengetahuan yang terdapat dalam diri kita yang belum didokumentasikan. Dalam
hal ini Tacit Knowledge dapat menjadi aset yang berharga bagi organisasi karena Tacit
Knowledge berisi pengetahuan dari pengalaman sehari-hari, yang jika dibagikan akan
sangat membantu seluruh stakeholder untuk mengatasi masalah atau menambah
pengetahuan. Contoh dari Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang diperoleh
karyawan dari hasil sharing karyawan lain pada saat rapat atau pelatihan.
b. Explicit Knowledge
2. Analisis Permasalahan
Beberapa hal yang sudah disebutkan dalam bab sebelumnya menjadi bahan kajian dan
analisis awal oleh penulis. Perkembangan Human Capital di BPJS Ketenagakerjaan selama
5 (lima) tahun terakhir juga mempengaruhi strategi yang akan digunakan dalam rencana
pembangunan Formal Knowledge Management ini.
Berikut adalah analisis dan strategi menggunakan metode SWOT Analysis:
STRENGTHS WEAKNESS
1. Sistem IT di BPJS Ketenagakerjaan 1. Belum semua personil LNO
yang sudah tersedia. menguasai teknis pembuatan page
KM pada LMS.
2. LNO memiliki pengalaman dan
expertise dalam pengelolaan LMS. 2. Belum seluruh personil LNO
memahami konsep KM serta
3. Terdapat Urusan yang khusus
keterkaitannya dengan
menangani KM sebagai salah satu
pengembangan kompetensi di BPJS
pilar dalam konsep corporate
Ketenagakerjaan.
university pada Institut BPJS
Ketenagakerjaan. 3. Jumlah personil LNO terbatas untuk
menjadi pendamping SME dalam
4. LNO dapat memberikan stimulus
pembuatan page KM.
berupa poin tambahan pada KPI
Individu dalam Rencana 4. Terdapat jabatan yang benar-benar
Pengembangan Individu. baru pada Struktur Organisasi.
5. Banyak media/saluran yang dapat 5. Tidak ada anggaran khusus untuk
digunakan untuk mensosialisasikan program ini.
program ini.
OPPORTUNITIES THREATS
1. Buy-in yang tinggi dari karyawan 1. Masih kurangnya budaya Sharing,
kepada LMS BPJS Ketenagakerjaan. menganggap dengan membagi ilmu
posisinya terancam oleh orang lain.
2. Proses KM telah terlebih dahulu
diinisiasi oleh Divisi Perencanaan 2. Karena disusun berdasarkan unit
Strategis sehingga bisa dimanfaatkan kerja, memerlukan pengelolaan user
secara efektif oleh LNO untuk role yang intens.
mengisi puzzle yang masih kosong.
3. Belum ada kejelasan tentang
3. Penyusunan formal KM ini juga dapat komitmen Top Manajemen pada
dimanfaatkan untuk membuat Work program ini.
Load Analysis dan penyempurnaan
4. Potensi terjadi validasi yang asal-
proses HR lainnya.
asalan dari para atasan, baik
4. Generasi Y yang terus bertumbuh di dikarenakan oleh kurangnya literasi
BPJS ketenagakerjaan (hingga 60% teknologi maupun hanya mengejar
dari seluruh karyawan) dimana poin KPI Individu.
generasi ini melek teknologi
Dengan adanya dua jenis pengetahuan yang tersebar diseluruh bagian organisasi yaitu tacit
dan explicit tersebut di atas, maka diperlukan Knowledge Management untuk mengatur,
mengelola, dan memudahkan pendokumentasian serta distribusi pengetahuan tersebut,
sehingga dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi organisasi. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk menginisiasi perlunya BPJS Ketenagakerjaan membangun Formal Knowledge
Management, sebuah sistem informasi online berbasis pengetahuan yang mendukung
penciptaan, pengaturan, dan penyebaran dari pengetahuan formal bisnis (pekerjaan) pada
semua jabatan.
Sederhananya, Formal Knowledge Management yang akan dibangun adalah sebuah sistem
online berupa repository aktif yang disusun berdasarkan unit kerja, yang bertujuan untuk
memudahkan dan memastikan seluruh karyawan mengetahui detail pekerjaan yang meliputi
job description, alur kerja, fungsi, kewenangan, berkas-berkas kerja, step-by step masing-
masing task, dan semua pekerjaan yang termasuk didalam jabatannya.
Dalam proses collect pengetahuan dari pemangku jabatan, penulis merencanakan akan
menggunakan pendekatan Analisis. Metode yang umum digunakan dalam mengumpulkan
informasi pada proses Analisis Jabatan adalah dengan wawancara, kuesioner/angket,
observasi, log-book, atau kombinasi dari beberapa metode tersebut.
a. Metode Wawancara
b. Metode Observasi
c. Metode Kuesioner/Angket
e. Metode Kombinasi
Biasanya analisis tidak menggunakan satu metode analisis pekerjaan secara eksklusif.
Kombinasi dari berbagai metode seringkali lebih tepat. Dalam menganalisis pekerjaan-
pekerjaan klerikal dan administratif, analisis mungkin menggunakan kuesioner didukung
dengan wawancara dan observasi terbatas. Dalam mempelajari pekerjaan-pekerjaan
produksi, wawancara dilengkapi observasi kerja yang ekstensif, bisa memberikan data
yang di perlukan. Pada dasarnya, analisis perlu menggunakan kombinasi beberapa
teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan deskripsi atau spesifikasi pekerjaan yang
akurat.
Berikut ini adalah struktur page Formal Knowledge Management yang akan dibuat dalam
LMS BPJS Ketenagakerjaan:
Pada proses ini Tim pelaksana implementasi melakukan pendampingan kepada pemangku
jabatan dalam pembuatan page. Pada page jabatan tersebut, informasi yang ditampilkan
bukan hanya berupa tulisan yang menjelaskan detail pekerjaannya saja, berkas dalam
bentuk soft-copy juga didokumentasikan dan di-attach didalamnya. Hal ini akan sangat
memudahkan bukan hanya penggantinya, namun incumbent sendiri jika sewaktu-waktu
perlu membuka kembali berkas untuk mendapatkan referensi pada proses pekerjaan yang
sama. Singkatnya, semua yang berkepentingan dengan knowledge pada jabatan itu akan
memilik akses dengan mudah, cepat, detail, dan mendalam terkait semua pekerjaan dalam
jabatan yang diembannya.
Berikut ini adalah rencana bentuk page Formal Knowledge Management:
Meskipun tingkat turnover di BPJS Ketenagakerjaan sangat rendah, namun dalam proses
mutasi internal, penulis melihat pengelolaan knowledge management (bahkan knowledge
yang sangat mendasar berupa pekerjaan rutin sesuai Job Description) belum optimal
dijalankan. Hal ini memunculkan potential lost berupa lama waktu yang dibutuhkan bagi
seseorang yang menempati jabatan baru untuk memperoleh knowledge performance
sebagaimana pemangku jabatan sebelumnya.
Pengembangan, improvement, dan lesson learned dari tahap awal/piloting project ini
diharapkan akan banyak memunculkan ide baru, inovasi, penyempurnaan, dan yang lebih
penting mendatangkan impact bagi kemajuan pengembangan kompetensi baik di BPJS
Ketenagakerjaan, maupun bagi semua pihak yang mendapatkan manfaat dari tulisan ini.