Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan tugas ini dengan judul kelenjar tiroid. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Dalam tugas ini saya membahas tentang kelenjar tiroid
Semoga tugas ini bermanfaat bagi diri saya khususnya dan pembaca pada umumnya. Tak ada
gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran
dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
tugas yang lain pada waktu mendatang
Penulis, April-2012
( GUSTI YAWATI )
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 Latar Belakangi
BAB II
BAB III
ASUHAN KEPERWATAN
3.1 Tinjauan.....15
3.2 penatalaksanaan....20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan .x
4.2 Saranxi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan
perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anakanak
timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan
badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya , sekresi
hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang
tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini,
perubahanperubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
Dengan cara ini, perubahanperubahan.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait
dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat
agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
I.2. Tujuan
1. 1. Tujuan Umum
1. 2. Tujuan Khusus
BAB II
KELENJAR TIROID
PENDAHULUAN
Tubuh kita terdiri dari sistem-sistem yang memiliki peran penting bagi tubuh. Salah satunya
system endokrin. System ini meliputi system dalam tubuh manusia yang terdiri dari beberapa
kelenjar penghasil hormone, disebut dengan system atau kelenjar endokrin.
Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid,
kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-
kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.
Kelenjar tiroid merupakan pengendali utama metabolisme tubuh. Kelenjar ini bertugas
menghasilkan, menyimpan, dan melepaskan hormone tiroid ke dalam peredaran darah.
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-hormon inilah
yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu mempengaruhi fungsi
seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
Agar jumlah hormon yang dihasilkan tidak berlebih atau kurang, kelenjar tiroid bekerjasama
dengan hipotalamus dan kelenjar hipofise yang terletak di otak.
Hipotalamus merupakan organ penghasil thyrotropin releasing hormone (TRH) yang merangsang
kelenjar hipofise untuk memproduksi thyroid stimulating hormone (TSH). TSH ini yang
dialirkan lewat peredaran darah menuju kelenjar tiroid dan menstimulasinya untuk memproduksi
dan melepaskan T3 dan T4.
Gangguan dalam mekanisme pengaturan ini dapat menyebabkan terjadinya disfungsi tiroid.
Namun banyak orang yang masih belum mengetahui gejala maupun dampak dari disfungsi
tiroid. Akibatnya lebih dari separuh penderita disfungsi tiroid di dunia tidak menyadari kondisi
mereka.
II.1.PENGERTIAN
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai
huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila
membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.
II.2.ETIOLOGI
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab
pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
1. Defisiensi iodium
2. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
4. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang
kedelai).
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk menghasilkan
hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen yang terdapat di dalam makanan
dan air.
Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga
setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih.
Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein
besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino
tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian
menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki
efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 dan
empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah adalah
T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran
mereka oleh suatu protein plasma.
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel.
Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam
keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya
pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum
darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh
TSH.
1. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi terlebih
dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium.
Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang
telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini
dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel
maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel,
iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
1. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari
proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin
(T3) dan tiroksin (T4).
1. Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di dalam
koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan
apabila ada stimulasi TSH.
1. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan
mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini
dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
1. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di
dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid
dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT
dan DIT.
Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang
mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan
kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada
seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding
akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer
hormon tiroid adalah:
Kedua fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju
metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
4. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh
dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Terdapat dua macam disfungsi tiroid, yaitu hipotiroid dan hipertiroid. Hipotiroid merupakan
kejadian dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup banyak hormone tiroid. Sehingga
metabolisme tubuh menjadi lambat.
v Gejala Hipotiroid :
Mudah lelah
Mengantuk
Kedinginan
o Berat badan cenderung bertambah walaupun pola makan wajar dan olah raga
teratur
o Depresi
o Konstipasi
o Penurunan libido
o Gangguan menstruasi
Penyakit autoimun
Hipotiroid akibat autoimun ini dikenal dengan Tiroiditis Hashimoto. Pada kondisi ini tubuh
menyerang kelenjar tiroid karena menganggapnya sebagai sel asing. Hal ini menyebabkan sel-sel
dalam kelenjar tiroid mati dan tidak dapat menghasilkan hormone tiroid.
Biasa terjadi secara sekunder akibat penyinaran (radiasi) atau operasi kelenjar tiroid yang
dilakukan sebagai pengobatan hipertiroid.
Kelainan congenital
Konsumsi obat-obatan, seperti lithium yang sering digunakan untuk terapi gangguan
mood.Hipertiroid adalah kebalikan dari hipotiroid. Kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif sehingga
menghasilkan hormone tiroid secara berlebihan. Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi lebih
cepat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
v Gejala Hipertiroid :
Denyut jantung sangat cepat (lebih dari 100 kali per menit)
Tangan gemetar
Rambut rontok
v Penyebab Hipertiroid :
Penyakit Grave
Merupakan salah satu penyakit autoimun. Tubuh menyerang sel-sel kelenjar tiroid tapi tidak
mematikan sel, justru membuat antibodi (thyrotropin receptor antibody) yang merangsang
kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid secara berlebih.
Sehingga terjadi pembengkakan pada pada salah satu organ tubuh. Salah satu ciri khasnya mata
yang menonjol keluar dari rongga mata da tatapan seperti ketakutan.
Sebagian kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid sendiri tanpa distimulasi oleh TSH. Biasa
dialami oleh penderita goiter (pembesaran kelenjar tiroid) jangka panjang, terutama lanjut usia.
Tiroiditis
Peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormone berlebihan. Sehingga
dapat berakibat terjadinya hipertiroidisme yang berlangsung selama berminggu-minggu sampai
beberapa bulan.
Adenoma hipofise
Tumor pada kelenjar hipofise yang menyebabkan produksi TSH berlebihan menyebabkan
kelenjar tiroid memproduksi hormon secara berlebihan.
Hipertiroidisme Hipotiroidisme
v Kekurangan tiroid
Salah satu penyebab goiter alias gondok yang paling sering di dunia ialah kekurangan yodium.
Kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon tiroid memadai tanpa yodium yang cukup.
Untuk mengatasi, di Indonesia, zat ini biasanya ditambahkan pada bahan yang digunakan sehari-
hari, seperti garam. Jika kekurangan yodium, kelenjar pituitary melepaskan TSH merangsang
kelenjar tiroid meningkatkan produksinya.
Rangsangan berlebihan dalam jangka waktu lama mengakibatkan kelenjar tiroid membesar.Imam
mengatakan, gejala hipotiroid (kekurangan tiroid), antara lain lemah, lesu, sulit berpikir, dan
mengantuk terus. Metabolisme tubuh melemah. Gejala ini kerap tidak disadari.
Kekurangan tiroid pada perempuan hamil dalam waktu panjang menyebabkan bayi yang
dilahirkan mengalami hipotiroid. Jika terlambat diintervensi, bayi akan terganggu pertumbuhan
otaknya.
Kepala Subdit Pengendalian Diabetes dan Penyakit Metabolik Kementerian Kesehatan Tjetjep
Ali Akbar mengatakan, untuk menghasilkan generasi muda yang cerdas, pemerintah berencana
melakukan penapisan kadar tiroid pada ibu hamil mulai tahun 2014. Hal itu dilakukan lewat
pemeriksaan darah untuk melihat kadar TSH.
Penyebab lain goiter ialah tiroiditis Hashimoto akibat otoimun. Terjadi perusakan kelenjar tiroid
oleh sistem kekebalan tubuh sendiri sehingga produksi hormon tiroid rendah.
Menurut Imam, jika hipotiroid disebabkan defisiensi yodium, akan diberikan suplemen yodium
oral. Penanganan hipotiroidisme bisa dengan terapi sulih hormon. Biasanya digunakan L-
tiroksin, bentuk sintetis dari T4.
v Kelebihan tiroid
Sebagian besar kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) disebabkan penyakit Graves yang
merupakan penyakit autoimun. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh menghasilkan protein
thyroid simulating immunoglobulin (TSI) yang menyerupai TSH. TSI juga merangsang kelenjar
tiroid memproduksi hormon tiroid dan menyebabkan goiter.
Pada penderita, metabolisme tubuh akan meningkat. Penderita kerap kepanasan, kelelahan di
malam hari, kesulitan tidur, tangan bergetar, dan detak jantung tidak beraturan.
Terapi dilakukan dengan yodium radioaktif sehingga goiter mengecil. Hipertiroid dapat pula
disebabkan gangguan sekresi TSH oleh kelenjar di otak.
Pembesaran kelenjar tiroid bisa juga akibat tumor jinak maupun ganas (kanker). Untuk itu,
diperlukan tes fungsi tiroid guna memastikan keaktifan kelenjar tiroid. Jika kelenjar tiroid
membesar merata dan terjadi hipertiroid, dokter akan melanjutkan dengan tes penyakit Graves.
Jika terjadi hipotiroid, kemungkinan terjadi tiroiditis Hashimoto. Untuk memastikan, dapat
dilakukan tes darah. Cara lain lewat pemindaian, ultrasonografi tiroid, maupun biopsi aspirasi
jarum halus
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi,namun untungnya dapat di diagnosa
dengan cepat dan di obati dengan hasil yang sangat baik. Penyakit tiroid timbul sebagai
gangguan fungsi (hipofungsi atau hiperfungsi) atau sebagai lesi masa (perbesaran neoplasmaatau
nonneoplastik,yang di kenal sebagai goiter).
1. A. HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon
tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manivestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di
stimulasi oleh peningkatan hormon ini. Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat
di cegah.
v Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau kondisi yang kurang
umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multiple adenoma kanker tiroid. Juga
pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
hipertiroidisme.
Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus toksik yang
mempuyai tiga tanda penting yaitu :
Hipertiroidisme
Mencakup goiter nodular toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid,tiroiditis subakut dan
kronis, dan ingesti TH.Dampak hipertiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalah sebagai
beikut :
Sistem integument seperti diaphoresis, rambut halus, jarang dan kulit lembab.
Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, nafsu makan meningkat dan diare.
Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh,intoleran terhadap panas dan suhu
sub febris.
Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah, insomnia.
Sistem reproduksi seperti amenore, volume menstruasi berkurang dan libido meningkat.
1. B. HIPOTIROIDISME
Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi
kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.
v Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan pada pengobatan
tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi kelenjar
tiroid yang bersifat idiopatik. Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai
60 tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita di bandingkan pria. Hipotiroidisme
kongenital di jumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup. Jika produksi hormon tiroid
tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai
respons terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan
menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses
metabolik yang di pengaruhi antara lain :
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi
peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami
atherosklerosis Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga pleura,
cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid
memungkinkan klien mengalami anemi. Dampak hipotiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh
adalah sebagai berikut :
Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-
bata.
Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran sel/jaringan tanpa di sertai
peningkatan atau penurunan sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid. Disebut juga sebagai goiter
nontosik atau simple goiter atau struma Endemik.
Pada kondisi ini dimana pembesaran kelenjar tidak disertai penurunan atau peningkatan sekresi
hormon-hormonnya maka dampak yang di timbulkannya hanya bersifat lokal yaitu sejauh mana
pembesaran tersebut mempengaruhi organ di sekitarnya seperti pengaruhnya pada trakhea dan
esophagus.
v Patofisiologi
Berbagai faktor di identifikasi sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid termasuk di
dalamnya defisiensi jodium, goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat menekan
sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung, kubis bila di konsumsi secara
berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.
Sedangkan secara fisiologis, menurut Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai
akibat peningkatan aktifitas kelenjar tiroid sebagai upaya mengimbangi kebutuhan tubuh yang
meningkat pada masa pertumbuhan dan masa kehamilan Berdasarkan kejadiannya atau
penyebarannya ada yang di sebut Struma Endemis dan Sporadis. Secara sporadis dimana kasus-
kasus struma ini di jumpai menyebar diberbagai tempat atau daerah.
Bila di hubungkan dengan penyebab maka struma sporadis banyak disebabkan oleh faktor
goitrogenik, anomali dan penggunaan obat-obatan anti tiroid, peradangan dan neoplasma. Secara
endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang di suatu daerah
tertentu, dihubungkan dengan penyebab defisiensi jodium.
1. A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan biodata seperti umur, jenis kelamindan tempat tinggal.
4. Keluhan klien seperti berat badan turun meskipun napsu makan meningkat, diare,
tidak tahan terhadap panas, berkeringat banyak
5. B. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra superior sukar atau sama
sekali tidak dapat mengikuti bola mata
v Edema palpebra dikarenakan akumulasi cairan di periorbita dan penumpukan lemak di retro
orbita
v Juga akan di jumpai penurunan visus akibat penekanan saraf optikus dan adanya tanda-tanda
radang atau infeksi pada konjunktiva dan atau kornea
v Fotopobia dan pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan tanda yang lazim
1. Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pada berbagai sistem tubuh seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya
2. Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bagaimana konsistensinya, apakah dapat
digerakkan serta apakah nodul soliter atau multipel
Diagnosa keperawatan yang utama dijumpai pada klien dengan hipertiroidisme adalah :
1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan waktu pengisian diastolik
sebagai akibat peningkatan frekwensi jantung
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan efek
hiperkatabolisme
Koping individu tak efektif yang berhubungan dengan emosi yang labil
Gangguan pola tidur sehubungan dengan suhu tubuh yang meningkat akibat peningkatan
metablisme
Gangguan proses berpikir yang berhubungan dengan emosi yang labil dan perhatian yang
menyempit
Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh
Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila mengalami nyeri dada,
palpitasi, dispnea dan vertigo.
v Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan efek hiperkatabolisme Tujuan : Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan
mempertahankan status nutrisi yang optimal Intervensi Keperawatan :
Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi
v PENGKAJIAN
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah
pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara
lain
v PATOFISIOLOGI
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan pada pengobatan
tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi kelenjar
tiroid yang bersifat idiopatik.
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, empat kali lipat
angka kejadiannya pada wanita di bandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital di jumpai satu
orang pada empat ribu kelahiran hidup. Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar
tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan
hormon TSH.
Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan
mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi antara lain :
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi
peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami
atherosklerosis Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga pleura,
cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal
sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata.
Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran sel/jaringan tanpa di sertai
peningkatan atau penurunan sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid. Disebut juga sebagai goiter
nontosik atau simple goiter atau struma Endemik.
Pada kondisi ini dimana pembesaran kelenjar tidak disertai penurunan atau peningkatan sekresi
hormon-hormonnya maka dampak yang di timbulkannya hanya bersifat lokal yaitu sejauh mana
pembesaran tersebut mempengaruhi organ di sekitarnya seperti pengaruhnya pada trakhea dan
esophagus.
1. A. PATOFISIOLOGI
Berbagai faktor di identifikasi sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid termasuk di
dalamnya defisiensi jodium, goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat menekan
sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung lobak, kangkung, kubis bila di konsumsi secara
berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma. Sedangkan secara
fisiologis, menurut Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai akibat peningkatan
aktifitas kelenjar tiroid sebagai upaya mengimbangi kebutuhan tubuh yang meningkat pada masa
pertumbuhan dan masa kehamilan.
Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang di sebut Struma Endemis dan Sporadis.
Secara sporadis dimana kasus-kasus struma ini di jumpai menyebar diberbagai tempat ada
daerah. Bila di hubungkan dengan penyebab maka struma sporadis banyak disebabkan oleh
faktor goitrogenik, anomali dan penggunaan obat-obatan anti tiroid, peradangan dan neoplasma.
Secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang di suatu daerah
tertentu, dihubungkan dengan penyebab defisiensi jodium.
v Pengkajian
1. Pengumpulan biodata seperti umur, jenis kelamin dan tempat tinggal.
3. Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas dan mobilitas, pola makan, penggunaan obat-
obat tertentu, istirahat dan tidur.
4. Keluhan klien seperti berat badan turun meskipun napsu makan meningkat, diare, tidak tahan
terhadap panas, berkeringat banyak
5. Pemeriksaan fisik :
a. Amati penampilan umum klien, amati wajah klien khususnya kelainan pada mata.
1. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang utama dijumpai pada klien dengan hipertiroidisme adalah :
1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan waktu pengisian diastolik
sebagai akibat peningkatan frekwensi jantung
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan efek
hiperkatabolisme
Diagnosa Keperawatan: Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan menurunnya waktu
pengisian diastolik sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung Tujuan: Fungsi
kardiovaskular kembali normal Intervensi Keperawatan :
a) Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh
b) Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila mengalami nyeri dada,
palpitasi, dispnea dan vertigo.
v Intoleransiaktivitas
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
v Konstipasi
6. Meminimalkan kehilangan
panas
9. Memungkinkan deteksi
konstipasi dan pemulihan
kepada pola defekasi yang
normal.
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola nafas yang normal
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai
huruf H atau dasi kupu-kupu.
Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid,
kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-
kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-hormon inilah
yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu mempengaruhi fungsi
seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
3.2 SARAN.
Dengan adanya tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang kelenjar Tiroid dan dapat
melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan keperawatan yang baik dengan
adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari
ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran , Media Aesculapius, Jakarta